Anda di halaman 1dari 24

Teknologi Produksi Benih Tanaman

Membiak Generatif Secara Konvensional

Ir. Karno, M.Appl.Sc., Ph.D.

Prodi S1 Agroekoteknologi
FPP Undip
Kegiatan Produksi Benih

(1) penyediaan varietas unggul,


(2) teknologi produksi benih,
(3) penanganan benih pasca panen, dan
(4) pemasaran.

Produksi benih bermutu dengan jumlah yang cukup


Untuk mencukupi kebutuhan petani
Faktor Penunjang Perkembangan Industri Benih

(1) meningkatnya jumlah varietas baru yang


tersedia,
(2) perkembangan sertifikasi benih dan
program perundangan perbenihan,
(3) perkembangan teknologi penanganan
benih pasca panen,
(4) pengetahuan yang lebih baik tentang
mutu benih,
(5) adanya seed grower (produsen benih).
Produksi Benih

Produksi benih dilaksanakan mengikuti peraturan


yang telah ditetapkan oleh pemerintah, diawasi
oleh badan resmi yaitu Badan Pengawasan dan
Sertifikasi Benih (BPSB) atau Badan
Pengawasan dan pengujian Mutu Benih
Perkebunan (BP2MB) atau UPTD Perbenihan.

Benih yang dihasilkan harus :


1. Genetis murni
2. Memiliki asal usul kualitas yang baik
Benih Yang Baik

Teknik Produksi Benih

Initial Seed
Variety Maintenance Commercial Seed
Production Production

Teknik produksi benih umumnya dalam konteks


Commercial Seed Production

Produksi benih bermutu dengan jumlah yang cukup


Prinsip Umum Teknik Produksi Benih

Genetik Agronomi

kegiatan-kegiatan untuk kegiatan-kegiatan untuk


mendapatkan mutu sesuai mendapatkan hasil sesuai
standar, terutama mutu potensi yang dimiliki
genetik
1.Sumber bahan tanam
1. Menjaga Kemunduran 2.Pemeliharaan tanaman
Varietas 3.Pemungutan hasil
2. Memelihara dilakukan saat masak
fisiologis.
Kemurnian Varietas.
Prinsip Genetik

Menjaga Kemunduran Varietas

Faktor yang mempengaruhi deteriorasi


kemurnian genetik adalah:
(1) variasi perkembangan,
(2) pencampuran secara mekanis,
(3) mutasi,
(4) persilangan alami,
(5) variasi minor dalam genetik,
(6)pengaruh penyakit, dan
(7)teknik pemulia tanaman.
Menjaga Kemurnian Varietas

Untuk mempertahankan kemurnian genetik


varietas dalam produksi benih, tahapan
berikut perlu dilakukan:

Sumber benih untuk multiplikasi harus berasal dari


kelas benih di atasnya. Kelas benih terdiri atas:
(a) Breeder Seed (Benih Penjenis)
(b) Foundation Seed (Benih Dasar)
(c) Stock Seed (Benih Pokok)
(d) Extension Seed (Benih Sebar)
Menjaga Kemurnian Varietas
Inspeksi lahan sebelum penanaman untuk
menghindari kontaminasi karena tanaman volunteer.

Isolasi tanaman dari berbagai sumber kontaminasi


melalui persilangan alami dengan varietas lain dan
off-type dengan bantuan angin dan serangga.

Sertifikasi benih untuk mempertahankan kemurnian


genetik dan mutu benih. Inspeksi lapangan (oleh
Balai Pengawasan & Sertifikasi Benih) pada
fase-fase kritikal pertumbuhan tanaman dilakukan
untuk verifikasi kemurnian genetik, deteksi
pencampuran, gulma terutama yang berbahaya, dan
penyakit seedborne.
Menjaga Kemurnian Varietas

Roguing off-type yang berbeda dalam karakteristik


dari varietas yang ditanam. Off-type dapat berasal
dari keberadaan gen resesif dalam heterozigot,
timbul karena mutasi. Tanaman heterozigot
bersegregasi untuk karakter yang dipengaruhi oleh
gen tertentu dalam siklus produksi berikutnya
sehingga dihasilkan off-type. Tanaman volunteer
berasal dari benih yang tidak sengaja ditanam atau
dari benih yang diproduksi sebelumnya sehingga
menimbulkan off-type.

Menguji secara periodik kemurnian genetik benih


dengan cara menumbuhkan tanaman untuk
mempertahankan mutu.
Menjaga Kemurnian Varietas

Menanam hanya di daerah adaptasinya untuk


menghindari perubahan genetik.

Menghindari kontaminasi yang disebabkan


oleh pencampuran mekanis pada saat tanam,
panen, perontokan, prosesing, dan
penanganan benih, serta penyakit seedborne.
Prinsip Agronomi

Penentuan Bahan tanam

Penentuan jenis tanaman/varietas yang jelas


> deskripsi karakteristik
> potensi hasil

Varietas yang digunakan sebagai bahan tanam harus


sesuai/ dapat beradaptasi dengan daerahnya.

Benih sumber jelas (BS, FS, SS, ES, atau materi induk yang
bersertifikat)
Faktor Lahan
Dipilih lahan yang cocok, tekstur dan
kesuburannya sesuai, bebas dari tanaman yang
sebelumnya diusahakan, bebas dari penyakit dan
insekta tanah serta mudah diawasi/dipelihara.

Areal produksi jelas batas-batasnya


Satu areal produksi benih dalam satu hamparan, dan
boleh terdiri beberapa unit tetapi jarak antar unit < 10
m dan tidak dipisahkan oleh varietas/tanaman lain
Satu areal produksi hanya ditanam satu varietas dan
satu kelas.
Penentuan Daerah Tanam

Dipilih daerah yang sesuai agroklimatnya


( suhu, lama penyinaran, curah hujan, kelembaban).

Untuk memproduksi benih, tanaman memerlukan


curah hujan merata selama perkembangan,
kemudian diikuti kondisi kering selama pemasakan
benih (seed maturation), hal ini untuk
meminimalkan infestasi patogen.

Kondisi cuaca kering dan sangat panas berpengaruh


buruk terhadap pembungaan. Suhu ekstrim dapat
menyebabkan desikasi polen dan gagalnya pembuahan.
Penanaman
> metode tanam (direct and indirect planting)
> pesesemaian atau pembibitan
> Jarak tanam (populasi tanaman)
> pelaksanaan tanam

Indirect planting :
> ukuran benih kecil
> bibit peka deraan cuaca
> intensif proteksi
> musim tanam di lapang lebih lama
> roguing akan dilakukan sejak fase bibit
Pemeliharaan tanaman

Pemeliharaan tanaman :
> pemupukan (sesuai pedoman)
> pengairan
> pemberantasan hama dan penyakit
> pemangkasan
> pemberian lanjaran
> pembumbunan
> penyiangan
Pemeliharaan Tanam

Untuk meningkatkan produksi, menjamin


kemurnian fisik maupun genetis perlu dilakukan:
a. Roguing:
Menghilangkan tumbuhan yang bukan tanaman
pokok dengan cara dicabut/dipotong batangnya,
sebelum tanaman memasuki fase generatif.
b. Tanaman yang dihilangkan:
off type, tanaman volunteer, gulma, tanaman
sakit/terserang hama.
Pencegahan Kontaminasi Genetis
Dilakukan dengan isolasi/pemisahan.
1. Isolasi Larikan Tanaman Tepi:
Dilakukan bila lahannya sempit dengan
mengorbankan tanaman tepi.
2. Isolasi Jarak:
Dilakukan pada lahan yang luas, antar varietas
satu dengan lainnya dipisah jauh/lebih lebar dari
daya terbang tepung sari varietasnya.
3. Isolasi Hasil Panen
Panen/pemungutan hasil tidak dilakukan
bersamaan agar tidak terjadi percampuran benih.
Pelaksanaan Roguing

> Roguing – Seleksi – Penyiangan


> membuang : voluntir – off type – CVL
> tipe simpang : - resesif heterozigot
- mutasi
- keragaman morfologis yang luas
- hasil persilangan
> Pelaksanaan Roguing :
- setiap harus dapat dilihat dengan jelas
- berjalan sistematik
- rogue dicabut dan dibuang
Pemanenan

Pemanenan dilakukan pada saat masak


fisiologis dengan kadar air 20 – 30%

Kriteria morfologis

Waktu panen yang tepat ditandai dari kondisi pertanaman


90-95 % bulir sudah memasuki fase masak fisiologis (kuning
jerami) dan bulir padi pada pangkal malai sudah mengeras.
Untuk pertanaman padi tanam pindah, vigor optimal dicapai
pada umur 30-42 hari setelah bunga merata bagi pertanaman
padi musim hujan (MH), dan 28-36 hari setelah berbunga
merata bagi pertanaman musim kemarau (MK)
Pengeringan
Pengeringan dilakukan dengan 2 cara, yaitu :

Pengeringan dengan sinar matahari


Dengan cara ini dianjurkan menggunakan lantai jemur yang
dilapisi terpal agar tidak terlalu panas dan gabah tidak
tercecer, serta dibolak-balik setiap 3 jam sekali. Calon benih
dikeringkan sampai mencapai kadar air maksimal 13 %, dan
sebaiknya 10-12 % agar tahan disimpan lama.

Pengeringan buatan dengan dryer


Atur laju penurunan kadar air 0,5 % per jam. Suhu
disesuaikan setiap 3 jam, bahan dibolak-balik agar panas
merata, dan lanjutkan pengeringan sampai diperoleh kadar
air minimal 13 % namun sebaiknya 10-12 %.
Pembersihan

Pembersihan dilakukan untuk memisahkan dan


mengeluarkan kotoran dan biji hampa sehingga
diperoleh ukuran dan berat biji yang seragam.

Dilakukan secara manual jika jumlah bahan sedikit


Apabila bahan dalam jumlah yang besar dilakukan
dengan menggunakan mesin pembersih seperti :
blower, separator, dan gravity table separator
Pengemasan/Penyimpanan

Benih yang layak disimpan adalah benih dengan


daya tumbuh awal sekitar 90 % dan KA 10-12 %
Gunakan gudang yang memenuhi syarat
Bebas dari hama gudang seperti tikus, hama
bubuk, dan lainnya
Gunakan kantong yang kedap udara
Kemasan ditata teratur, tidak bersentuhan
langsung dengan lantai dan dinding gudang

Anda mungkin juga menyukai