Anda di halaman 1dari 13

2.

1 fatty alcohol
Fatty alkohol (lemak alkohol) adalah alkohol alifatis yang merupakan turunan
dari lemak alam ataupun minyak alam. Fatty alkohol merupakan bagian dari asam
lemak dan fatty aldehid. Fatty alkohol biasanya mempunyai atom karbon dalam
jumlah genap. Molekul yang kecil digunakan dalam dunia kosmetik, makanan dan
pelarut dalam industri. Molekul yang lebih besar penting sebagai bahan bakar. Karena
sifat amphiphatic mereka, fatty alkohol berkelakuan seperti nonionic surfaktan. Fatty
alkohol dapat digunakan sebagai emulsifier, emollients, dan thickeners dalam industri
kosmetik dan makanan.

Fatty alcohol memiliki beberapa contoh diantaranya adalah :


1. Capryl alkohol (1-octanol) -- 8 carbon atoms
2. Pelargonic alkohol (1-nonanol) -- 9 carbon atoms
3. Capric alkohol (1-decanol, decyl alkohol) -- 10 carbon atoms
4. 1-dodecanol (lauryl alkohol) -- 12 carbon atoms
5. Myristyl alkohol (1-tetradecanol) -- 14 carbon atoms
6. Cetyl alkohol (1-hexadecanol) -- 16 carbon atoms
7. Palmitoleyl alkohol (cis-9-hexadecan-1-ol) -- 16 carbon atoms, unsaturated,
CH3(CH2)5CH=CH(CH2)8OH
8. Stearyl alkohol (1-octadecanol) -- 18 carbon atoms
9. Isostearyl alkohol (16-methylheptadecan-1-ol) -- 18 carbon atoms, branched,
(CH3)2CH-(CH2)15OH
10.Elaidyl alkohol (9E-octadecen-1-ol) -- 18 carbon atoms, unsaturated,
CH3(CH2)7CH=CH(CH2)8OH
11. Oleyl alkohol (cis-9-octadecen-1-ol) -- 18 carbon atoms, unsaturated
12. Linoleyl alkohol (9Z, 12Z-octadecadien-1-ol) -- 18 carbon atoms, polyunsaturated
13.Elaidolinoleyl alkohol (9E, 12E-octadecadien-1-ol) -- 18 carbon atoms,
polyunsaturated
14.Linolenyl alkohol (9Z, 12Z, 15Z-octadecatrien-1-ol) -- 18 carbon atoms
polyunsaturated.
Berikut adalah karakteristik dari fatty alcohol :

Berikut adalah tabel Komposisi Asam Lemak dari Minyak Kelapa (CO) dan Minyak
Inti Sawit (PKO)

2.2 Proses pembuatan fatty alcohol


Untuk menmproduksi Alkohol Lemak dapat menggunakan beberapa metode
berikut :
1. Hidrolisis lilin ester menggunakan lemak hewani
2. Proses reduksi sodium mennggunakan lemak dan minyak
3. Proses Ziegler menggunakan etilen
4. Proses oxo menggunakan hydrogenation olefin
5. Katalitik hidrogenasi asam lemak dan metil ester dari lemak dan minyak
6. Hidrogenasi lansung lemak dan minyak
7. Hidrogenasi pada Tekanan Tinggi.
Deskripsi tentang metoda pertama dijelaskan sebagai acuan historis awal mula
proses produksi alkohol lemak di dunia. Deskripsi tentang metoda kedua dan metoda
keenam dijelaskan sebagai metode perkembangan dari metode yang pertama. Metoda
ketiga dan keempat menggunakan bahan baku yang berasal dari petrokimia dan akan
dijelaskan sekilas sebagai bahan perbandingan saja dalam makalah ini.
Bagaimanapun, harus diketahui bahwa kira-kira 50% persediaan alkohol lemak dunia
di produksi melalui dua cara ini.
2.2.1 Hidrolisis dari lilin ester
Lilin spermaceti dipisahkan dengan cara pemanasan menggunakan
NaOH pekat diatas 3000C, lalu alkohol didistilasi dari sabun dan air yang
terbentuk. Hasil Sulingan (distilat) mengandung alcohol tak jenuh C16-C20.
Untuk mencegah terjadinya autooksidasi, distilat ini dikeraskan dengan
hidrogenasi katalitik.. Alkohol yang diperoleh mencapai yield 35 %. Produk
utama terdiri dari : cetyl, oceyl, dan alcohol arachidyl.
2.2.2 Proses reduksi sodium
Larutan sodium didispersikan dalam pelarut inert lalu ditambahkan
ester kering dan alcohol dengan hati-hati. Saat reaksinya komplit, oksida nya
dipecahdengan pengadukan dalam air, kemudian alkoholnya dicuci dan
didistilasi. Penambahan Alkohol R’ (sebaiknya alcohol sekunder), bertindak
sebagai donor hydrogen. Karena adanya reaksi samping , pemakaian sodium
bias jadi di atas 20 % dari kebutuhan stoikiometri. Reduksi berjalan selektif
tanpa pembuatan hidrokarbon dari isomerisasi atau hidrogenasi ikatan
rangkap.
2.2.3 Proses zieglar menggunakan etilen
Alkohol lemak dari proses ini mempunyai struktur yang sama dengan
alcohol lemak alami. Proses ini dibagi dalam dua proses yaitu proses Alfol
dan proses Epal.
a. Proses alfol
Hidrokarbon digunakan sebagai pelarut, proses ini melalui lima
tahap yaitu :
1). Hidrogenasi
Al (CH2CH3)3 + Al + 1.5 H2 3Hal (CH2CH3)3
2). Etilasi
3HAl (CH2CH3)3 + 3CH2 = CH2 3Al (CH2CH3)
2/3 dari hasil proses ini di recycle lagi ke proses hidrogenasi
dan sisanya lansung masuk ke reaksi perkembangan
3). Reaksi perkembangan (growth Reaction)
4). Oksidasi
5). Hidrolisa
b. Proses Epal
Proses ini mempunyai langkah-langkah yang hampir sama dengan
proses alfol. Fleksibilitas Proses ini lebih besar dibandingkan
dengan prose alfol. Alkohol dan α- olefin yang terbentuk bisa
dipasarkan. Namun modal dan biaya yang dibutuhkan juga lebih
besar, karena membutuhkan proses control yang lebih kompleks dan
penambahan olefin dan alcohol rantai bercabang.
2.2.4 Proses oxo menggunakan olefin
Proses oxo (hidroformilasi) terdiri dari reaksi antara olefin dengan
campuran gas H2-CO dan katalis yang cocok.. Reaksi ini ditemukan
oleh O.Roelen pada tahun 1938. CH3

2R – CH=CH2 + 2CO + 2H2 → R-CH2CH2-CHO + R-CH2OH


Yield α- olefin diperkirakan sama dengan jumlah aldehid rantai lurus
dan
bercabangnya. Proses oxo dapat dilakukan dengan tiga cara berikut :
o Proses klasik dengan menggunakan katalis HCO(CO)4
o Proses Shell berdasarkan kompleks kobalt karbonil – phosphine
o Proses menggunakan Katalis Rhodium
Langkah- langkah pada proses klasik yaitu reaksi oxo , pemisahan
katalis dan regenerasi , hidrogenasi aldehid dan distilasi alcohol. Proses
antara ketiga proses tersebut dapat dilihat pada table berikut ini :

Pada proses shell, alcohol diperoleh lansung karena bagusnya


aktifitas katalis sehingga tahap hidrogenasi aldehid tidak di perlukan
lagi, kelemahan proses ini adalah, adanya olefin yang hilang dari proses.
Sedangkan proses yang menggunakan katalis Rhodium dapat dilakukan
pada P dan T yang rendah, karena tingginya aktifitas katalis.
Kelemahannya adalah memerlukan biaya yang tinggi karena mahalnya
harga Rhodium.
2.2.5 Hidrogenasi Langsung dari Minyak dan Lemak
Proses pembuatan alkohol lemak dari minyak alami dapat
diperoleh dari metil ester atau asam lemak. Kedua metode ini memiliki
persamaan dan sangat kompetitif dibandingkan dengan metode lainnya.
Secara umum proses pembutan alkohol lemak secara langsung dari
minyak dan lemak dapat dilihat pada gambar.
Gambar 2.2 Rute pembentukan Alkohol Lemak dari minyak dan lemak
Proses hidrogenasi langsung mempunyai beberapa kekurangan, diantaranya :
1. Menghasilkan produk samping bernilai tinggi gliserin yang justru mengalami
proses hidrogenasi lanjut menghasilkan propilen glikol yang bernilai rendah.
2. Komsumsi gas hidrogen yang cukup tinggi
3. Penggunaan katalis dalam jumlah besar

2.2.6 Hidrogenasi Katalitik dari Asam Lemak dan Metil Ester


Fatty alcohol diperoleh dengan cara hidrogenasi metil ester atau asam
lemak.
R-COOCH3 + 2H2 Katalis, CuCr R-CH2OH + CH3OH
Metil ester hidrogen alkohol lemak methanol

RCOOH + 2H2 Katalis, CuCr RCH2OH + H2O


Asam lemak hidrogen alkohol lemak air

Hidrogenasi langsung asam lemak tidak digunakan dalam skala industri


besar karena kebutuhan temperature reaksi yang lebih tinggi menghasilkan yield
yang lebih rendah dan karena dapat merusak katalis. Secara konvensional, asam
lemak dikonversi terlebih dahulu menjadi ester sebelum dihidrogenasi.
Dalam proses pembuatan fatty alcohol banyak dilakukan dengan bahan
dasar metil ester, karena dengan proses ini diperoleh persentase fatty alcohol lebih
tinggi. Dalam reaksi hidrogenasi dapat terbentuk.
RCH2COCOH + 2H2 ----------------> RCH2CH2OH + CH3OH
RCH2COOH + RCH2CH2OH ------> RCH2COOCH2CH2R + CH3OH
RCH2COOCH2CH2R + H2 --------> 2 RCH2OH
Suhu tinggi menyebabkan reaksi sekunder yaitu dehydratasi

RCH2CH2OH ----------> RHC=CH2`


RCH=CH2 + H2 ---------> RCH2CH3 (parafin)

Fatty alcohol dengan bahan baku metil ester atau fatty acids
- proses ini menghendaki kelebihan H2 400 kali dari teoritis
- kelebihan hidrogen untuk mempertahankan lapisan tipis katalis sebagai jaminan
reaksi esterifikasi dengan fatty acids
- suhu reaksi 230 – 280oC
- tekanan reaktor 200 – 300 bar
- katalis copper-cromite dengan sirkulasi gas hidrogen panas
- konversi dapat mencapai 91%.
Gambar 2.2 Skema Pembuatan Fatty alcohol Dari Metil Ester
2.2.7 Proses Hidrogenasi pada Tekanan Tinggi
Proses hidrogenasi dengan tekanan tinggi ini terbagi 2 metode yaitu
suspension process dan fixed bed process:
A. Suspension Process

Gambar 2.3 Hidrogenasi Tekanan Tinggi Asam Lemak Metil Ester – Proses Suspensi
Proses:
 Bahan baku yang digunakan adalah asam lemak dengan hidrogen
 Katalis yang digunakan berbentuk slurry
 Kondisi operasi proses ini dalah pada tekanan 25.000-30.000 kPa dan
temperatur 250-300 0C.
 Reaksi yang terjadi:
RCOOH + 2 H2 RCH2OH + + H2O ( dengan katalis CuCr )
Asam lemak Hidrogen Alkohol Lemak Air

 Reaksinya merupakan reaksi eksotermis, sehingga pada proses ini diperlukan


kontrol temperatur sehingga mencegah terjadinya pembentukan hidrokarbon yang
tidak diinginkan.
 Hidrogenasi terjadi di dalam reaktor suhu tinggi di mana bahan dipanaskan
terlebih dahulu.
 Panas dari sisa campuran produk reaktor diperoleh dengan resikulasi gas hidrogen
pada alat penukar panas setelah satu produk dipisahkan dengan dua tingkat
pendinginan ekspansi.
 Pada fase gas ( yang mengandung gas hidrogen, uap alkohol dalam jumlah kecil
dan reaksi air) dipisahkan dari alkohol cair pada hot separator ( pemisah panas)
 Campuran didinginkan lebih lanjut di separator pendingin, dimana uap alkohol
dan air hasil reaksi dikondensi dan dipisahkan. Kelebihan gas hidrogen direcycle.
 Alkohol cair yang berasal dari separator panas dipompakan ke flashdrum dimana
hidrogen dilarutkan direcycle dengan meningkatkan gas hidrogen.
 Katalis dipisahkan dari alkohol lemak kasar dengan menggunakan pemisah
aktivitas dan resikulasi dengan alkohol lemak.
 Ukuran fase clear dari pemisah sentrifugal adalah “passed through” yaitu
penyaring halus untuk memindahkan semua sisa suspensi padat hasil dari produk
(alkohol lemak kasar).
 Untuk memurnikan alkohol lemak kasar dapat dilakukan dengan distilasi lebih
lanjut untuk menghilangkan hidrokarbon dan dapat mengalami fraksinasi jika
diinginkan.
B. Fixed Bed Process

Gambar 2.4 Hidrogenasi Tekanan Tinggi Asam Lemak Metil Ester Proses Fixed Bed

Pada metode fixed bed process, hal yang membedakannya dengan suspension
process adalah katalisnya fixed (tetap) dalam reaktor.
 Bahan baku yang digunakan pada proses ini adalah ester dan hidrogen
 Reaksi yang terjadi :
RCOOCH3 + 2 H2 RCH2OH + CH3OH
Ester Hidrogen Alkohol lemak Metanol
 Reaksi ini dilakukan pada fase uap dimana sebagian umpan organik diuapkan
dengan gas hidrogen ( 20 – 25 mol ) melalui suatu alat peak heater sebelum
dialirkan ke fixed katalis bed.
 Proses hidrogenasi dengan metode ini dilakukan pada kondisi 20.000-30.000 Kpa
dan temperatur 200-250 0C.
 Kemudian campuran didinginkan dan dipisahkan menjadi fasa gas dan fasa cair.
Pada fasa gas sebagian besar merupakan gas hidrogen dan di recycle.
 Fasa cairan diekspansi pada flash tank untuk menghilangkan metanol dari alkohol
lemak.
2.2.8 Metoda Lurgi Hidrogenasi Asam Lemak
Metoda lurgi dengan proses suspensi, menimbulkan kemungkinan hidrogenasi
secara langsung asam lemak menjadi alkohol lemak yang mengatasi efek kerugian
dari fatty acid on the copper-bearing analysist. Ini dicapai dengan dua tahap reaksi.
Reaksi pertama adalah esterifikasi dari asam lemak dengan alkohol lemak
menghasilkan ester dan air. Reaksi kedua adalah hidrogenasi ester untuk
menghasilkan dua mol alkohol. Kedua reaksi memiliki persamaan di reaktor yang
sama. Volume yang besar dari alkohol lemak di proses kembali lebih dari 250 kali
umpan asam lemak, dengan efektif mengurangi umpan, asal saja untuk kondisi yang
optimum untuk laju dan esterifikasi yang kompleks.
Hidrogenasi diletakkan dalam reactor bertekanan tinggi dimana material
dipanaskan terlebih dahulu- umpan asam lemak, di sirkulasi menjadi alkohol lemak
dengan menggunakan katalis, dan gas hidrogen adalah fed continuously. Reaksi ini
berlansung kira-kira 30.000 kPa dan 2800C. Panas dari campuran produk yang
meninggalkan reactor didapatkan lagi dengan recirculating gas hydrogen melalui heat
exchanger, setelah produk dipisahkan melalui sebuah two-stage coolingexpansion
system.
Fasa gas (pada dasarnya kelebihan gas hydrogen, sedikit alkohol mendidih
dan reaksi air) dipisahkan dari larutan alkohol didalam separator panas. Pencampuran
ini didinginkan selanjutnya di cold separator, dimana the low boiling alkohol dan
reaksi air dikondensasi dan diseparasi. Gas hidrogen yang berlebih di recycle ke
sistem.
Larutan alkohol dari hot separator dipompakan ke flash drum dimana penguraian
hydrogen dimulai dan recycled dengan pemisahan hydrogen. Katalis dipisahkan dan
alkohol lemak mentah menggunakan sebuah sentrifugal separator.
Bagian dari katalis diganti dengan katalis baru yang segar untuk
mempertahankan aktivitas dan di recirculasi dengan alkohol lemak. Fase
penyelesaian dan sentrifugal separator adalah melalui polishing filter untuk
menghilangkan semua sisa dari solid yang didapat. Penghasilan alkohol mentah
undergoes distilasi selanjutnya untuk menghilangkan hidrokarbon dan mungkin
mengalami fraksinasi bila diinginkan.
Gambar 2.5 Sintesis Hidrogenasi Alkohol Lemak dari Asam Lemak –Lurgi

Anda mungkin juga menyukai