1. Belajar
Belajar atau “learning, adalah perubahan yang secara relatif ber- langsung
Menurut ketiga pengertian di atas maka dapat dikatakan bahwa be- lajar
merupakan suatu proses kegiatan dan suatu hasil yang diperkuat me- lalui latihan
atau pengalaman. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu,
yakni mengalami.
Belajar adalah proses perubahan dari belum mampu menjadi sudah
mampu, terjadi dalam jangka waktu tertentu. Perubahan yang terjadi harus secara
relatif menetap (permanen) dan tidak hanya terjadi pada perilaku yang saat ini
nampak, tetapi perilaku yang mungkin terjadi di masa men- datang. Oleh karena
menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses di mana suatu organisma berubah
relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu usaha dari hasil
latihan dan pengalaman. Oleh sebab itu, belajar merupakan proses perubahan dari
tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti dan dari tidak
2. Hasil Belajar
Menurut Dimyati dan Mudjiono yang dikutip oleh indra dalam ar- tikelnya
hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa
dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan
mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar.
Menurut Oemar Hamalik yang dikutip oleh Indra dalam artikelnya yang
berjudul hasil belajar mengatakan bahwa hasil belajar adalah produk dari suatu
proses belajar yang dapat dilihat dari perubahan kondisi pribadi pelaku pembelajar
rupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam
hal apa, dan bagian mana tujuan pendidikan sudah tercapai. Jika belum,
bagaimana yang belum dan apa sebabnya. Definisi yang lebih luas dikemukakan
oleh dua orang ahli lain, yakni Cronbach dan Stufflebeam. Tambahan definisi
tersebut adalah bahwa “proses bukan sekedar mengu- kur sejauh mana tujuan
Hasil pengalaman yang didapat dari usaha seseorang dalam belajar dapat
Menurut Benyamin Bloom, hasil belajar meliputi 3 ranah, yakni “ranah kognitf
Ketiga ranah tersebut merupakan suatu objek penilaian hasil belajar dan
diantara ketiga ranah tersebut, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai karena
kompetensi dasar dan standar kompetensi. Ada 3 aspek kompetensi yang harus
penilaian terhadap:
kembali konsep atau prinsip yang telah dipelajari, dan kemam- puan-kemampuan
oleh Bloom dkk, menjadi enam jen- jang kemampuan. Enam jenjang tersebut
adalah:
1. Hafalan (C1)
2. Pemahaman (C2)
3. Penerapan (C3)
metode yang dipelajari pada situasi baru atau pada situasi konkrit.
4. Analisis (C4)
5. Sintesis (C5)
ditetapkan.
Hasil belajar proses berkaitan dengan sikap dan nilai, berorientasi pada
penguasaan dan pemilikan kecakapan proses atau metode. Ciri- ciri hasil belajar
ini akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku, seperti: perhatian
terhadap pelajaran, kedisiplinan, motivasi belajar, rasa hormat kepada guru, dan
sebagainya. Hasil belajar afektif juga termasuk watak perilaku seperti perasaan,
minat, sikap, emosi, atau nilai. Ranah afektif ini dirinci oleh Krathwohl dkk.
1) Perhatian/penerimaan (receiving)
2) Tanggapan (responding)
3) Penilaian/penghargaan (valuing)
4) Pengorganisasian (organizing)
or vale complex).
tertentu. Hasil belajar psikomotor merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif
dan afektif, hasil belajar ini akan tampak setelah siswa menunjukkan perilaku atau
perbuatan tertentu sesuai dengan makna yang terkandung pada kedua ranah
erat kaitannya dengan ilmu sains (kimia) dalam kegiatan laboratorium ialah
1. Moving (bergerak), kategori ini merujuk pada sejumlah gerakan tubuh yang
atau menyimpan.
mengaduk, mencampurkan.
aktivitas yang menyajikan gagasan dan perasaan untuk diketahui oleh orang
lain.
4. Creating (menciptakan), kategori ini merujuk pada proses dan kinerja yang
Dapat dikatakan bahwa hasil belajar adalah setiap macam kegiatan belajar
yang menghasilkan suatu perubahan yang khas. Hasil belajar tampak dalam suatu
prestasi yang diberikan oleh siswa yang dapat menentukan berhasil tidaknya suatu
proses pembelajaran. Hasil belajar dapat diketahui dari proses penilaian baik
Meningkatkan Kualitas Belajar IPA Siswa SLTP. Jurnal, Dosen FKIP Universitas
kooperatif tipe STAD dengan baik, dan mampu melatihkan dan mengoperasikan
ditentukan.
dan Hasil Belajar Konsep Volume Tabung dan Volume Balok pada Siswa Kelas V
SDN Landasan Ulin Barat 1 dengan Menggunakan Pendekatan Kooperatif tipe
STAD. Jurnal, Kepala SDN Landasan Ulin Barat 1 Kota Banjarbaru 2007. Dalam
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep
belajar siswa yang diajarkan dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam
kelas eksperimen memiliki rata-rata hasil belajar yang lebih tinggi dibanding
pembelajaran konvensional dalam kelas kontrol, hal ini dapat di lihat dari rata-rata
kelas eksperimen 77,68 dan kelas kontrol 61,66.
saling melengkapi agar interaksi belajar mengajar dapat berlangsung efektif dan
efisien. Bila salah satu dari komponen itu terganggu maka hasil dari proses belajar
yang menempatkan siswa dan guru dalam posisi yang lebih tepat. Siswa
dapat lebih bertanggung jawab terhadap kegiatan belajar mengajar dan hasilnya,
serta daya retensi terhadap informasi (pengetahuan) yang di bangun dapat lebih
baik untuk itu diperlukan suatu model pembelajaran yang lebih efektif dan tepat
sasaran.
kooperatif. Model pembelajaran ini menekankan adanya kerja sama antar siswa
dalam kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Kerjasama antar siswa dalam
peluang kepada siswa yang berbeda latar belakang dan kondisi untuk bekerja
saling bergantung satu sama lain atau tugas-tugas bersama, dan melalui
oleh kelompok akan mempengaruhi hasil belajar anggota kelompok, jika anggota
kelompok dapat bekerja sama dan belajar dengan baik, maka skor tes individu
Dan sebaliknya jika anggota kelompok tidak dapat bekerja sama dan belajar
dengan baik, maka skor tes individu akan menurun. Selanjutnya skor
pengetahuannya sendiri seperti interaksi antar siswa melalui diskusi, siswa secara
dibiasakan akan meningkatkan kemampuan bekerja sama pada siswa. Hal ini
diharapkan agar pengetahuan yang diperoleh akan terus ada dan tersimpan dalam
pikiran, sehingga proses ini akan lebih bermakna dan tidak hanya bersifat hapalan.