Makalah 1
Makalah 1
Disusun oleh:
Fatmawati (8176181006)
Nanda Ayu Setiawati (8176181009)
Rizal Nuari (8176181017)
Yusrizal (8176181019)
Dosen Pengampu:
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-
Nya saya dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Teori dan Permasalahan Belajar dengan
judul “Teori Belajar Konstruktivisme, Humanistik, dan Sibernetik”. Shalawat berangkaikan
salam tak lupa pula kita haturkan kepangkuan alam nabi besar Muhammad SAW yang telah
bersusah payah merubah pola pikir umat manusia dari alam kebodohan ke alam yang
berilmu pengetahuan.
Kami menyampaikan terimakasih kepada Ibu Drs. Aman Simare mare, M.S, yang
telah membimbing dalam proses pembelajaran sampai penyelesaian tugas ini. Kami
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, dan kami telah mengerjakan
makalah ini dengan sebaik-baiknya, tetapi sebagaimana hakikat manusia sebagai makhluk
ciptaan Tuhan yang tidak sempurna, maka kami meminta maaf yang sebesar-besarnya
apabila dalam makalah ini masih terdapat kesalahan dalam penulisannya.
Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi perbaikan makalah
ini. Terimakasih.
Kelompok 4
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah................................................................................ ............ 1
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Teori Belajar Konstruktivistik.............................. ........................................... 3
B. Teori Belajar Humanistik................................................................................. 6
C. Teori Belajar Sibernetik ................................................................................... 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di dalam proses belajar dan mengajar ada berbagai kendala. Kendala tersebut bisa
berupa kondisi pembelajaran yang membosankan, siswa yang kurang memperhatikan dan
tidak mau mendengarkan penjelasan gurunya,serta anak didik yang bandel. Bagi guru
semua peristiwa tersebut adalah peistiwa yang sangat menjengkelkan,sehingga guru
menganggap kelas tersebut menjadi kelas yang bandel, sulit di diurus dan lain sebagainya.
Guru yang demikian tidak bisa dikatakan sebagai guru yang bijak karena hal-hal yang
membosankan pada proses pembelajaran dikelas dipicu oleh guru tersebut yang tidak
mampu mengkondisikan kelas senyaman mungkin bagi siswanya disaat proses belajar
dilaksanakan.
Ketika mengajar guru tidak berusaha mencari informasi, apakah materi yang telah
diajarkannya telah dipahami siswa atau belum. Ketika proses belajar dan pembelajaran guru
tidak berusaha mengajak siswa untuk berpikir. Komunikasi terjadi hanya pada satu arah,
yaitu dari guru kesiswa. Guru berpikir bahwa materi pelajaran lebih penting daripada
mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik.Lalu guru menganggap peserta didik
sebagai tong kosong yang harus diisi dengan sesuatu yang dianggap penting. Hal-hal
demikian adalah kekeliruan guru dalam mengajar. Oleh karena itu makalah yang membahas
mengenai teori belajar ini disusun agar para pendidik mampu mengetahui dan memahami
secara teoritis perubahan perilaku peserta didik dalam proses belajar dan pembelajaran
sehingga proses belajar tersebut bisa berjaalan secara maksimal berdasarkan tujuan awal
pembelajaran itu sendiri.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan teori Konstruksivistik ?
2. Apa yang dimaksud dengan teori Humanistik ?
3. Apa yang dimaksud dengan teori Sibernetik?
1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang teori Konstruksivistik ?
2. Untuk mengetahui tentang teori Humanistik ?
3. Untuk mengetahui tentang teori Sibernetik?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Pengetahuan hasil dari "pemberian" tidak akan bermakna. Adapun pengetahuan
yang diperoleh melalui proses mengkonstruksi pengetahuan itu oleh setiap individu akan
memberikan makna mendalam atau lebih lama tersimpan/diingat dalam setiap individu.
Salah satu teori atau pandangan yang sangat terkenal berkaitan dengan teori belajar
konstruktivisme adalah teori perkembangan mental Piaget. Teori ini biasa juga disebut teori
perkembangan intelektual atau teori perkembangan kognitif. Teori belajar tersebut
berkenaan dengan kesiapan anak untuk belajar, yang dikemas dalam tahap perkembangan
intelektual dari lahir hingga dewasa. Setiap tahap perkembangan intelektual yang dimaksud
dilengkapi dengan ciri-ciri tertentu dalam mengkonstruksi ilmu pengetahuan. Misalnya,
pada tahap sensori motor anak berfikir melalui gerakan atau perbuatan (Ruseffendi, 1988:
132).
c. Prinsip-prinsip Konstruktivisme
Prinsip-prinsip konstruktivisme diantaranya sebagai berikut.
1) pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri
2) pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru kemurid, kecuali dengan keaktifan
murid sendiri untuk menalar
3) murid aktif mengkonstruksi secara terus menerus, sehingga slalu terjadi perubahan
konsep ilmiah
4
4) guru sekedar membantu manyediakan saran dan situasi agar proses konstruksi
berjalan lancar
5) mengahadapi masalah yyang relevan dengan siswa
6) struktur pembelajaran seputar konsep utama pentingnya sebuah pertanyaan
7) mencari dan menilai pendapat siswa
8) menyesuaikan kurikulum untuk menanggapi anggapan siswa
Dari semua itu hanya satu prinsip yang paling penting adalah guru tidak boleh
hanya semata-mata memberikan pengetahuan kepada siswa, siswa harus membangun
pengetahuan di dalam benaknya sendiri. Seorang guru dapat membantu proses ini dengan
cara-cara mengajar yang membantu informasi menjadi sangat bermakna dan sangat relevan
dengan siswa, dengan memberikan kesempatan kepada siswaa untuk menemukan atau
menerapkan ide-ide dan dengan mengajak siswa agar menyadari dan menggunakan
strategi-strteagi mereka sendiri untuk belajar. Guru dapat memberikan tangga itu nantinya
dimaksudkan dapat membantu mereka mencapai tingkat penemuan .
1) Kelebihan
Berfikir: Dalam proses membina pengetahuan baru, murid berfikir untuk
menyelesaikan masalah, menjadi idea dan membuat keputusan.
Faham: Oleh karena murid terlibat secara langsung dalam membina pengetahuan
baru, mereka akan lebih faham dan boleh mengaplikasikannya dalam situasi.
Ingat: Oleh karena murid terlibat secara langsung dengan aktif, mereka akan ingat
lebih lama semua konsep. Yakni murid melalui pendekatan ini membina sendiri
kefahaman mereka. Justru mereka lebih yakni menghadapi dan menyelesaikan
masalah dalam situasi baru.
Kemahiran sosial: Kemahiran sosial diperoleh apabila berinteraksi dengan rakan
dan guru dalam membina pengetahuan baru.
5
2) Kelemahan
Dalam bahasan kekurangan atau kelemahan ini mungkin bisa kita lihat dalam proses
belajarnya dimana peran guru sebaagai pendidik sepertinya kurang begitu
mendukung.
6
pendapat bahwa tiap orang itu menentukan prilaku mereka sendiri, mereka bebas memilih
kualitas hidup mereka dan tak terikat pada lingkungannya.
7
c. Perorganisasian bahan pengajaran berarti mengorganisasikan bahan dan ide baru
sebagi bagian yang bermakna bagi siswa.
d. Belajar yang bermakna dalam masayarakat modern berarrti belajar tanpa proses.
8
a. Pilihan dan kendali diri
Dalam hidupnya siswa dihadapkan dalam proses menetapkan tujuan dan membuat
keputusan. Pendidikan humanistik menfasilitasi kemampuan tersebut dengana memberikan
latihan memberikan keputusan, terkait dengan tujuan sekolah maupun dengan aktifitas
harian. Siswa dapat dilatih melalui aktifitas kegiatan siswa dengan memungkinannya
memilki pilihan dan kendali dalam merancang, menetapkan tujuan, memutuskan, dan
mempertanggungjawabkan semua keputusan yang telah dibuatnya.
c. Manusia seutuhnya
Perlu perubahan orientasi pembelajaran dan penilaian dari orientasi aspek kognitif
menuju ke arah perhatian, penghormatan dan penghargaan terhadap siswa sebagai manusia
seutuhnya. Integrasi keterampilan berpikir dengan kecakapan hidup yang lain sangat
penting agar lebih efektif menjadi individu.
d. Evaluasi diri
Pendidikan humanistik bergerak dari evaluasi yang dikontrol guru menuju evaluasi
yang dilakukan oleh siswa. Siswa perlu difasilitasi untuk memantau kemajuan belajarnya
sendiri baik melalui tes atau umpan balik dari orang lain.
9
5. Kelebihan dan Kekurangan Teori Humanistik
1) Kelebihan Teori Humanistik
Selalu mengedepankan akan hal-hal yang bernuansa demokratis, partisipatif-
dialogis dan humanis.
Suasana pembelajaran yang saling menghargai, adanya kebebasan berpendapat,
kebebasan mengungkapkan gagasan.
Keterlibatan peserta didik dalam berbagai aktivitas di sekolah, dan lebih-lebih
adalah kemampuan hidup bersama (komunal-bermasyarakat) diantara peserta didik
yang tentunya mempunyai pandangan yang berbeda-beda.
10
mendefinisikan sibernetika sebagai sebuah studi tentang aturan diri dan kontrol dalam
sebuah sistem.
2) Kekurangan
Teori siberentik sebagai teori belajar sering kali dikritik karena lebih menekankan
pada sistem informasi yang akan dipelajari, sementara itu bagaimana proses belajar
berlangsung dalam diri individu sangat ditentukan oleh system informasi yang dipelajari.
Teori ini memandang manusia sebagai pengolah informasi, pemikir, dan pencipta (Pask dan
Scoot, dalam budiningsih, 2005).
Teori aliran ini dikritik karena tidak secara langsung membahas tentang proses
belajar sehingga menyulitkan dalam penerapan. Ulasan teori ini cenderung kedunia
psikologi dan informasi dengan mencoba melihat mekanisme kerja otak. Karena
pengetahuan dan pemahaman akan mekanisme ini sangat terbatas maka terbatas pula
kemampuan untuk menerapkan teori ini.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa, yang dimaksud
dengan teori konstruktivisme adalah suatu teori dengan pembelajaran yang bersifat
generatif, yaitu tindakan menciptakan sesuatu makna dari apa yang kita pelajari. Selain itu
ada lag tieori belajar humanistik yang memandang bahwa prilaku manusia ditentukan oleh
faktor internal dirinya dan bukan oleh kondisi lingkungan atau pun pengetahuan. Menurut
teori belajar humanistik, aktualisasi diri merupakan puncak perkembangan individu.
Kebermaknaan perwujudan dirinya itu bahkan bukan saja dirasakan oleh dirinya sendiri,
tetapi juga oleh lingkungan sekitarnya. Selanjutnya menurut teori sibernetik, belajar adalah
pengelolahan informasi. Proses belajar memang penting dalam teori sibernetik, namun
yang lebih penting adalah sistem informasi yang diproses yang akan dipelajari siswa.
Informasi inilah yang akan menentukan proses. Bagaimana proses belajar akan berlangsung
sangat ditentukan oleh sistem informasi yang dipelajari
B. Saran
Demikian makalah yang telah diselesaikan oleh penulis. Semoga makalah ini bisa
bermanfaat bagi semua kalangan khususnya para pendidik serta calon pendidik. Untuk
memperbaiki kualitas,maka penulis mengharapkan kritik dan saran agar makalah ini
menjadi lebih baik.
12
DAFTAR PUSTAKA
13