Anda di halaman 1dari 21

STUDI LITERATUR

Kelurahan
Kelurahan adalah daerah pemerintahan yang paling bawah yang dipimpin oleh seorang lurah
atau kantor (rumah) lurah atau sebagai wilayah kerja lurah sebagai perangkat daerah
Kabupaten/Kota dalam wilayah kerja Kecamatan. Sebuah kelurahan biasanya ditandai oleh sebuah
bangunan kantor kelurahan yang dibangun diantara kerja pemerintahan desa.
Kelurahan mempunyai tugas pokok menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan
dan kemasyarakatan serta urusan yang dilimpahkan oleh Walikota sesuai dengan kebutuhan
kelurahan dengan memperhatikan prinsip efisiensi dan peningkatan akuntabilitas.
Kelurahan berfungsi untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud,
kelurahan menyelenggarakan fungsi kewenangan pemerintah daerah yang dilimpahkan;
pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat, penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban
umum; pengkoordinasian pemeliharaan prasarana dan fasilitas umum; pembinaan lembaga
kemasyarakatan; pembinaan dan pengendalian administrasi Rukun Warga dan Rukun Tetangg;
pelaksanaan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya serta pelaksanaan tugas
lain yang diberikan oleh Walikota dan/atau Camat sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Struktur Organisasi kelurahan

https://kelrampalcelaket.malangkota.go.id/tupoksi/struktur-organisasi/

Tugas dan Fungsi Kelurahan


Dalam pelaksanaan tugasnya, Kelurahan menyelenggarakan fungsi :
1. Pelaksanaan kegiatan pemerintahan kelurahan;
2. Pelaksanaan program dan kegiatan pemberdayaan masyarakat;
3. Penyelenggaraan pelayanan masyarakat di wilayah kelurahan;
4. Penyelenggaraan dan pembinaan ketentraman dan ketertiban wilayah;
5. Pelaksanaan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum di wilayah kelurhan;
6. Pelaksanaan pembinaan dan fasilitasi peningkatan pertumbuhan ekonomi masyarakat
diwilayah kelurahan;
7. Penyusunan dan sinkronisasi usulan program dan kegiatan pembangunan dan
kemasyarakatan;
8. Pembinaan lembaga sosial kemasyarakatan dan swadaya gotong royong masyarakat;
9. Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan/pimpinan sesuai dengan peraturan
yang berlaku.

Sekretariat Kelurahan dipimpin oleh seorang sekretaris yang berada di bawah dan
bertanggungjawab langsung kepada Lurah. Sekretariat mempunyai tugas :
1. Mengkoordinasikan penyusunan rencana kegiatan tahunan kelurahan;
2. Melaksanakan pelayanan administrasi umum dan ketatausahaan;
3. Melaksanakan pengelolaan keuangan kantor;
4. Menyelenggarakan administarasi kepegawaian;
5. Menyiapkan dan memproses usulan diklat aparatur kelurahan;
6. Melaksanakan urusan perlengkapan, rumah tangga dan keamanan kantor;
7. Melaksanakan tertib administrasi, dokumentasi dan kearsipan;
8. Melaksanakan pengadaan, pemeliharaan sarana, prasarana kantor dan pengelolaan
inventarisasi barang;
9. Melaksanakan tugas kehumasan dan keprotokolan;
10. Menyusun bahan pembinaan kedisiplinan pegawai;
11. Menyusun laporan pelaksanaan program dan kegiatan kelurahan;
12. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan/pimpinan sesuai dengan peraturan
yang berlaku.

Seksi Pemerintahan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan
bertanggungjawab langsung kepada Lurah. Seksi Pemerintahan mempunyai tugas :
1. Menyusun program dan kegiatan di bidang pemerintahan;
2. Melaksanakan kegiatan pelayanan di bidang pemerintahan;
3. Melaksanakan pelayanan administrasi kependudukan dan administrasi pertanahan di
wilayah kelurahan;
4. Melaksanakan pemberian layanan rekomendasi/surat keterangan dilingkup seksi
pemerintahan sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
5. Melaksanakan pembinaan lembaga-lembaga kemasyarakatan di kelurahan;
6. Melaksanakan tertib administrasi dan pendataan kependudukan;
7. Melaksanakan pembinaan Rukun Tetangga (RT) di wilayah kelurahan;
8. Menyusun profil dan monografi kelurahan;
9. Memfasilitasi pelaksanaan keg iatan pemilihan umum (PEMILU) di wilayah kelurahan;
10. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan seksi;
11. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan/pimpinan sesuai dengan peraturan
yang berlaku.
Seksi Ketentraman, Ketertiban dan Lingkungan Hidup dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang
berada dan bertanggungjawab langsung kepada Lurah. Seksi Ketentraman, Ketertiban dan
Lingkungan Hidup mempunyai tugas :
1. Menyusun program dan kegiatan ketentraman dan ketertiban dan lingkungan hidup;
2. Melaksanakan pemberian layanan di bidang ketentraman dan ketertiban serta pemberian
layanan rekomendasi izin pertunjukan dan keramaian di wilayah kelurahan;
3. Mengkoordinasikan pelaksanaan pembinaan ketentraman dan ketertiban wilayah kelurahan;
4. Melaksanakan pengadministrasian dan pelaporan data eks. G.30.S.PKI;
5. Melaksanakan pengawasan umum terhadap kegiatan mendirikan bangunan, membuka
lahan, galian C dan Kegiatan lainnya yang tidak memiliki perizinan di wilayah kelurahan;
6. Melaksanakan monitoring dan pengendalian kebersihan lingkungan di wilayah kelurahan;
7. Melaksanakan pembinaan kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam memelihara
ketentraman, ketertiban dan kelestarian lingkungan hidup;
8. Memfasilitasi rapat penyelesaian permasalahan di bidang trantib, lingkungan hidup dan
perizinan lainnya di wilayah kelurahan;
9. Melaksanakan pemberian layanan administrasi perijinan yang berhubungan dengan
keamanan dan ketertiban wilayah;
10. Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait, lembaga masyarakat, tokoh agama, LSM,
RT;
11. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan seksi;
12. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan / pimpinan sesuai dengan peraturan
yang berlaku.

Seksi Pembangunan Masyarakat dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada dan
bertanggungjawab langsung kepada Lurah. Seksi Pembangunan Masyarakat mempunyai tugas :
1. Menyusun program dan kegiatan di bidang pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan
ekonomi kerakyatan dan pembangunan di wilayah kelurahan;
2. Menyelenggarakan musyawarah pembangunan kelurahan bersama dengan LPM;
3. Melaksanakan pelayanan kepada masyarakat di bidang usaha ekonomi kemasyarakatan dan
pembangunan;
4. Melaksanakan pembinaan dan peningkatan, swadaya masyarakat, budaya gotong royong
serta pendayagunaan teknologi tepat guna (TTG) di wilayah kelurahan;
5. Melaksanakan pembinaan dan fasilitasi peningkatan usaha ekonomi kemasyarakatan dan
pembangunan;
6. Melaksanakan pembinaan penataan pembangunan permukiman penduduk di wilayah
kelurahan;
7. Melakukan monitoring dan pengawasan pelaksanaan pembangunan di wilayah kelurahan;
8. Melaksanakan pemberian layanan rekomendasi persyaratan perizinan tertentu yang
berhubungan dengan perekonomian dan pembangunan sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku;
9. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan seksi;
10. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan / pimpinan sesuai dengan peraturan
yang berlaku.
Seksi Kesejahteraan Sosial dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada dan bertanggungjawab
langsung kepada Lurah. Seksi Kesejahteraan Sosial mempunyai tugas :
1. Menyusun program dan kegiatan di bidang kesejahteraan social;
2. Melaksanakan pemberian layanan rekomendasi / surat keterangan yang berhubungan
dengan kesejahteraan social sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
3. Memfasilitasi pembinaan kerukunan hidup antar warga dan antar umat beragama di wilayah
kelurahan;
4. Melaksanakan pendataan terhadap masyarakat yang rentan masalah sosial dan keluarga
miskin di wilayah kelurahan;
5. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan bantuan, program dan kegiatan
kesejahteraan social di wilayah kelurahan;
6. Memfasilitasi rapat sosialisasi program pemerintah di bidang kesejahteraan sosial
kemasyarakatan di wilayah kelurahan;
7. Melaksanakan pembinaan dan fasilitasi program kegiatan usaha kesehatan sekolah dan
organisasi sosial kemasyarakatan di wilayah kelurahan;
8. Melaksanakan pembinaan dan fasilitasi kegiatan / program kesehatan masyarakat,
kesehatan ibu dan anak serta keluarga berenana di wilayah kelurahan;
9. Melaksanakan fasilitasi terhadap usaha-usaha kesejahteraan rakyat dan penanggulangan
korban bencana alam;
10. Melaksanakan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program dan kegiatan usaha
kesejahteraan rakyat;
11. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan seksi;
12. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan / pimpinan sesuai dengan peraturan
yang berlaku.

Standar Teknis Pembangunan Kantor Kelurahan


1 Kriteria Umum
Perencanaan Pembangunan Kantor Kelurahan harus sesuai dengan ketentuan - ketentuan dan
persyaratan perencanaan bangunan gedung yang berlaku, baik segi arsitektural, konstruksi,
mekanikal / elektrikal maupun persyaratan-persyaratan yang berfungsi sebagai sarana pelayanan
umum dengan sarana pendukung bangunan lain, sebagai kelengkapannya antara lain :

1. Persyaratan Peruntukan dan Intensitas :


 Menjamin bangunan gedung didirikan berdasarkan ketentuan tata letak. Menjamin
pembangunan Kantor Kelurahan nantinya berfungsi sebagai pelayanan masyarakat
 Menjamin kenyamanan serta keselamatan penggunamasyarakat dan lingkungan.
2. Persyaratan Arsitektur dan Lingkungan
 Menjamin terwujudnya pembangunan Kantor Kelurahan serta kawasannya berdasarkan
karakteristik lingkungan, ketentuan wujud bangunan, dan budaya lokal dengan sentuhan
modern, sehingga dihasilkan rancangan yang harmonis-menyatu dan adaptif dengan
lingkungan sekitarnya.
 Menjamin terwujudnya tata ruang hijau yang dapat memberikan keseimbangan dan
keserasian bangunan terhadap lingkungannya.
 Menjamin bangunan kantor dan bangunan gedungpendukungnya, dibangun dan
dimanfaatkan dengan tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan yang disertai
dengan dokumen mengenai pengelolaan lingkungan.
 Disain arsitektur gedung, bangunan pendukung, serta lansekapnya memberi kesan kesatuan
serasi dan harmonis dengan kawasan sekitarnya.
3. Persyaratan Struktur Bangunan
 Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dapat mendukung beban yang timbul akibat
perilaku alam dan manusia.
 Menjamin keselamatan manusia dari kemungkinan kecelakaan atau luka yang disebabkan
oleh kegagalan struktur bangunan.
 Menjamin kepentingan manusia dari kehilangan atau kerusakan benda yang disebabkan
oleh perilaku struktur.
 Menjamin perlindungan properti lainnya dari kerusakan fisik yang disebabkan oleh
kegagalan struktur.
4. Persyaratan Ketahanan terhadap Kebakaran
 Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dibangu sedemikian rupa, sehingga mampu
memberi peringatan dini pada penghuni saat awal terjadinya kebakaran.
 Menjamin terwujudnya bangunan Kantor Kelurahan yang dibangun sedemikian rupa
sehingga mampu secara struktural stabil selama kebakaran
5. Persyaratan Sarana Jalan Masuk dan Keluar :
 Menjamin terwujudnya bangunan gedung kantor yang mempunyai akses yang layak, aman
dan nyaman ke dalam bangunan dan fasilitas serta layanan di dalamnya.
 Menjamin terwujudnya upaya melindungi pengguna bangunan saat evakuasi pada keadaan
darurat.
 Menjamin tersedianya aksessibilitas bagi penyandang cacat, khususnya untuk bangunan
fasilitas umum dan sosial.
6. Persyaratan Pencahayaan Darurat, Tanda Arah Keluar, dan Sistem Peringatan Bahaya (Alarm)
 Menjamin tersedianya pertandaan dini yang informatif di dalam bangunan gedung apabila
terjadi keadaan darurat.
 Menjamin penghuni melakukan evakuasi secara mudah dan aman, apabila terjadi keadaan
darurat.
7. Persyaratan Instalasi Listrik, Penangkal Petir dan Komunikasi
 Menjamin terpasangnya instalasi listrik secara cukup dan aman dalam menunjang
terselenggaranya kegiatan di dalam bangunan sesuai dengan fungsinya terutama
penerangan di lapangan bila terjadi kegiatan malam hari.
 Menjamin terwujudnya keamanan bangunan gedung dari bahaya akibat petir.
8. Persyaratan Sanitasi dalam Bangunan
 Menjamin tersedianya sarana sanitasi yang memadai dalam menunjang terselenggaranya
kegiatan pelayanan dalam bangunan kantor dan bangunan penunjang sesuai dengan
fungsinya.
 Menjamin terwujudnya kebersihan, kesehatan dan memberikan kenyamanan bagi pengguna
bangunan dan lingkungan.
 Menjamin tidak ada genangan air di dalam bangunan dan lansekap pendukungnya pada saat
musim hujan.
 Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapansanitasi secara baik.
9. Persyaratan Ventilasi dan Pengkondisian Udara
 Menjamin terpenuhinya kebutuhan udara yang cukup, baik alami maupun buatan dalam
menunjang terselenggaranya kegiatan di dalam bangunan gedung sesuai dengan fungsinya.
 Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan tata udara secara baik.
 Dalam hal penggunaan sistem penghawaan buatan (AC), diusahakan agar beban
pendinginan ruangan tidak terlalu besar sehingga dapat menghemat energi.

10. Persyaratan Pencahayaan


 Menjamin terpenuhinya kebutuhan pencahayaan yang cukup baik alami maupun buatan
dalam menunjang terselenggaranya kegiatan di dalam bangunan gedung sesuai dengan
fungsinya.
 Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapanpencahayaan secara baik.
 Pencahayaan buatan untuk ruang-ruang yang diperlukan harus perlu dibuatkan cadangan.
11. Persyaratan Kebisingan dan Getaran
 Menjamin terwujudnya kehidupan yang nyaman dari gangguan suara dan getaran yang tidak
diinginkan.
 Menjamin adanya kepastian bahwa setiap usaha atau kegiatan yang menimbulkan dampak
negatif suara dan getaran perlu melakukan upaya pengendalian pencemaran dan atau
mencegah perusakan lingkungan.

Referensi Hukum

1. Undang-Undang RI No. 18 Tahun 1999 Tentang JasaKonstruksi.


2. Undang – undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung;
3. Undang-undang RI Nomor 23 Tahun 1997 tentang Lingkungan Hidup;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup;
5. Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah sebagaimana telah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 54
Tahun 2010.
6. Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 Bangunan Gedung
8. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor 441 / KPTS / 1998 Tentang
Persyaratan Teknis Aksebilitas Pada Bangunan Umum dan Lingkungan;
9. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Republik IndonesiaNomor 468 / KPTS /1998 Tentang
Persyaratan Teknis Bangunan Gedung
10. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor 10 / KPTS / 2000 Tentang
Ketentuan Teknis Pengamanan terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung dan
Lingkungan;
11. Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor 11 / KPTS / 2000
Tentang Ketentuan Teknis Manajemen Penanggulangan Kebakaran di Perkotaan;
12. Keputusan Mentari Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor 332 / KPTS / M / 2002
Tentang pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara;
STUDI BANDING
Kelurahan Margorejo - Surabaya

Lokasi kantor kelurahan Margorejo


Gambar (Google.co.id/maps/kantor+kelurahan+margorejo/)

KEADAAN GEOGRAFIS

1. LETAK WILAYAH

Jl. Margorejo II G No.32, Margorejo, Wonocolo, Kota SBY, Jawa Timur 60238

2. BATAS WILAYAH
a. Sebelah Utara : Kelurahan Bendul Merisi
b. Sebelah Selatan : Kelurahan Jemur Wonosari
c. Sebelah Barat : Kelurahan Ketintang
d. Sebelah Timur : Kelurahan Sidosermo

3. KONDISI GEOGRAFIS
a. Ketinggian tanah dari permukaan : 6 M
b. Banyaknya curah hujan : 279 mm/th
c. Topografi (dataran rendah, tinggi, pantai) : rendah
d. Suhu udara rata-rata : 230C – 340C
SARANA DAN KEGIATAN DALAM KANTOR KELURAHAN

1. Ruangan pendopo
2. Ruangan pelayanan, sambil menikmati nonton tv dan pelayanan sidik jari.
3. Ruangan tunggu, sambil baca Koran
4. Ruangan PAUD
5. Kegiatan di ruang PKK
6. Ruangan koperasi dan perpustakaan
7. Kotak saran, kotak P3K
8. Ruangan posyandu lansia
9. Sarana toilet/WC 3 buah semuanya berfungsi dan bersih
10. Sarana dapur
11. Ruangan khusus bendahara, terpisah dengan pelayanan demi keamanan kerja
12. Ruangan khusus Sekretaris Kelurahan
13. Ruangan khusus Satgas Linmas agar mudah berkoordinasi dengan Bimaspol, Kasitrantib
kelurahan dan FKPM
14. Gudang beras, Ruang kesenian gamelan.
LAMPIRAN FOTO

Bagian depan kantor kelurahan Margorejo


https://plus.google.com/115648099481497565371

Terdapat beberapa taman pada kantor kelurahan Margorejo


https://plus.google.com/115648099481497565371
Halaman dan Tempat parkir pada kantor kelurahan Margorejo
https://plus.google.com/115648099481497565371

PAUD dan Halaman bermain pada kantor kelurahan Margorejo


https://plus.google.com/115648099481497565371

Pendopo sebagai pada kantor kelurahan Margorejo


https://plus.google.com/115648099481497565371
Terdapat Posyandu untuk lansia dan koperasi PKK yang di buka setiap hari rabu dan jum`at
(bersamaan dengan waktu PAUD) agar anak-anak tidak berbelanja/jajan sembarangan di jalan.
Karena koperasi menyediakan makanan-makanan sehat dan bergizi tinggi untuk meningkatkan gizi
anak.

Adanya posyandu khusus bagi anank-anak dibawah garis merah. Mereka diundang di kelurahan
untuk dibina beserta orang tuanya
ARSITEKTUR TRADISIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT

Rumah Boyang, Rumah Adat Suku Mandar Sulawesi Barat


Provinsi Sulawesi Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang baru dan terbentuk dimasa
lampau setelah memisahkan diri dari provinsi induknya, yaitu Provinsi Sulawesi Selatan. Meskipun
masih terbilang provinsi baru, namun bukan berarti kebudayaan dari Provinsi Sulawesi Barat masih
primitif. Kebudayaan Provinsi Sulawesi Barat justru sudah berkembang jauh sebelum provinsi ini
diakui secara administrasi.

Kebudayaan Provinsi Sulawesi Barat tersebut tentunya masih berkaitan dengan pola kehidupan dari
masyarakat Suku Mandar yang menjadi suku mayoritas para penduduknya. Salah satu ikon
kebudayaan yang bisa menjadi bukti akan kemajuan peradaban masyarakat Provinsi Sulawesi Barat
di masa lampau adalah dengan adanya rumah adat bernama Rumah Boyang. Nah seperti apakah
struktur, fungsi, dan ciri khas dari rumah adat provinsi Sulawesi Barat? Berikut ini penjelasannya.

1. Struktur dan Arsitektur Rumah Boyang

Seperti halnya kebanyakan rumah adat di provinsi lainnya di Indonesia, rumah Boyang ini juga
merupakan rumah adat berstrukturkan rumah panggung yang tersusun dari material kayu-kayuan.
Rumah adat Provinsi Sulawesi Barat ini ditopang oleh beberap tiang-tiang yang terbuat dari kayu
balok berukuran besar setinggi 2 (dua) meter. Tiang-tiang tersebut akan menopang lantai sekaligus
juga atapnya. Pada tiang rumah adat ini tidak ditancapkan ke tanah, melainkan hanya ditumpangkan
disebuah batu datar guna mencegah kayu cepat melapuk.

Mengingat struktur dari rumah adat ini berupa rumah panggung, maka rumah adat dari suku
Mandar ini juga dilengkapi dengan 2 (dua) buah tangga, satu di bagian depan dan satunya lagi
berada di bagian belakang rumah. Tangga-tangga tersebut mempunyai anak tangga yang berjumlah
ganjil, umumnya antara 7 sampai 13 buah serta dilengkapi dengan sebuah pegangan dibagian sisi
kanan dan kirinya.

Untuk dinding dan juga lantainya, rumah Boyang ini memakai material papan. Khusus di bagian
dinding, papan yang dipasang biasanya merupakan papan yang sudah diukir sedemikian rupa sesuai
dengan motif khas dari suku Mandar. Pada dinding juga dilengkapi dengan beberapa jendela yang
berfungsi sebagai pengatur sirkulasi udara.

Atap rumah Boyang memiliki bentuk prisma dan memanjang dari bagian depan ke bagian belakang
menutupi keseluruhan bagian rumah. Atap ini terbuat dari daun rumbia serta dihiasi dengan
berbagai ornamen-ornamen khusus, seperti halnya ukiran bunga melati ujung bubungan, tumbaq
layar, ukiran burung atau ayam jantan di bagian ujung atap, serta ornamen teppang di bagian atas
bubungan.

2. Fungsi Rumah Boyang

Dimasa lampau, rumah adat Boyang kerap digunakan sebagai tempat tinggal oleh masyarakat suku
Mandar. Untuk dapat menunjang kegunaan dan juga fungsinya tersebut, maka rumah adat Provinsi
Sulawesi Barat ini dibagi menjadi beberapa bagian ruangan yang disebut dengan lotang. Lotang
utama berjumlah 3 (tiga), yakni Tangnga boyang, Samboyang, dan Bui Boyang, sementara pada
lotang tambahan berjumlah 4 (empat), yakni Tapang, Lego-lego, Paceko, dan Naong Boyang. Berikut
ini penjelasan masing lotang :

1. Samboyang

Samboyang merupakan ruangan yang berada di bagian paling depan. Ukurannya pun cukup lebar
dan kerap digunakan sebagai ruang tamu. Bila sedang ada acara adat, maka ruangan ini juga kerap
menjadi ruang utama dalam berkumpul bagi para pria.

2. Tangnga Boyang

Tangnga Boyang merupakan ruangan yang berada di tengah rumah sesudah ruang Samboyang.
Ukurannya pun lebih luas dan digunakan sebagai tempat berkumpul dan juga melakukan aktivitas
ketika di malam hari bersama dengan keluarga.

3. Bui Boyang

Bui Boyang merupakan ruangan yang berada di bagian paling belakang. Ada beberapa kamar (songi)
khusus yang digunakan untuk tidur bagi penghuni rumah. Ada kamar bagi anak bujang, anak gadis,
kakek, nenek, dan juga kamar bagi kepala rumah tangga. Masing-masing kamar tersebut mempunyai
ukuran yang beraneka ragam.

4. Tapang

Tapang merupakan ruangan yang berada di bagian loteng rumah dan umumnya dipakai sebagai
tempat menyimpan barang atau gudang. Di masa lampau, tapang juga sering digunakan sebagai
kamar calon para pengantin. Letaknya yang tersembunyi menyimbolkan jika calon pengantin
diharuskan benar-benar menjaga kesuciannya.

5. Paceko

Paceko merupakan ruangan yang berada menyilang dengan bangunan induknya dan mempunyai
lebar yang sama. Paceko sendiri dalam bahasa Indonesia artinya adalah dapur. Oleh sebab itu,
ruangan ini juga dipakai untuk tempat memasak dan juga menyimpan berbagai macam persediaan
makanan. Dalam Paceko juga ada ruangan yang bernama pattetemeangang atau kamar mandi.

6. Lego-lego

Lego-lego merupakan ruangan yang berada di bagian depan rumah dan beratap namun tak
berdinding. Fungsinya dari ruangan ini adalah sebagai teras rumah dan dipakai sebagai tempat
bersantai ketika dipagi atau sore hari.
7. Naong Boyang

Naong Boyang atau yang disebut juga dengan kolong rumah ini merupakan ruangan yang berada
dibagian bawah lantai rumah dan beralaskan tanah. Biasanya ruangan ini digunakan sebagai
kandang ternak sekaligus juga sebagai tempat beraktivitas bagi para wanita untuk mengisi waktu
luang, seperti untuk tempat manette atau menenun kain sarung bagi kaum wanita.

3. Ciri Khas dan Nilai Filosofis Rumah Boyang

Terdapat beberapa keunikan yang ada pada desain arsitektur rumah adat Provinsi Sulawesi ini.
Keunikan-keunikan tersebut tentunya bisa menjadi ciri khas tersendiri yang membedakan antara
rumah adat suku Mandar ini dengan rumah adat lainnya yang ada di Indonesia. Ciri khas dan
keunikan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut :

Berupa rumah panggung dan mempunyai tiang balok berukuran besar. Rumah adat ini juga
dilengkapi dengan 2 buah tangga, yaitu di bagian depan dan bagian belakang rumah.

Mempunyai atap berbentuk pelana dan memanjang dari bagian depan ke bagian belakang menutupi
rumah.

Dibangun menghadap ke arah timur atau ke arah matahari terbit sebagai simbol akan keselarasan
kehidupan.

Rumah adat ini dihiasi oleh beberapa ornamen, baik itu pada bagian atap, dinding, tangga, plafon,
sampai ke bagian-bagian lainnya. Ornamen tersebut selain berfungsi sebagai hiasan juga mempunyai
nilai filosofis yang menjadi identitas dari sosial kemasyarakatan bagi suku Mandar.

http://www.kamerabudaya.com/2017/05/rumah-boyang-rumah-adat-suku-mandar-sulawesi-
barat.html

Potret Arsitektur Rumah Adat Mandar Kab. Polewali Mandar Di Kompleks Benteng
Somba Opu
Dalam kompleks benteng Somba Opu ini dapat anda temukan 3 rumah adat Mandar yang
berhubungan dengan daerah Sulawesi Barat. Rumah adat kabupaten Polewali Mandar, rumah adat
kabupaten Majene, dan rumah adat kabupaten Mamuju. Satu dari rumah adat yang akan kita lihat
lebih dalam disini yaitu rumah adat Mandar kabupaten Polewali Mandar.

Rumah adat Mandar kab.Polman ini meskipun tidak memiliki papan nama pengenal namun dari
keterangan keluarga yang menghuni rumah ini mengemukakan bahwa rumah ini adalah rumah adat
Mandar, secara umum kami berkesimpulan bahwa ini adalah rumah adat kab.Polman. Bangunan
paling megah diantara ketiga rumah adat Mandar yang ada dan masih cukup baik dari segi
perawatan dan bangunan fisik.

Rumah adat Polman ini memiliki pekarangan yang cukup luas, dengan lebar sekitar 15 meter dan
panjang 20 meter dengan tanaman pelindung dan bunga yang ditanam disisi pekarangan, cukup
terawat dengan baik.
Tampak bagian pekarangan di sisi depan rumah adat Mandar kab. Polewali Mandar
Foto : Tommuane Mandar

Dibangun dengan struktur kayu yang cukup kokoh, dengan detail pekerjaan ornamen di tiap sisinya yang
penuh dengan ukiran. Struktur tangga yang berada disisi lateral rumah dengan cungkup yang agak menjorok
kedepan menjadi salah satu ciri khasnya sendiri.

Bagian depan rumah adat Mandar kab. Polewali Mandar


Photo Credit : Tommuane Mandar

Rumah adat memang kadang dibuat dengan ornamen yang rumit dan kompleks seperti arsitektur diatas
beranda atau sering disebut dalam bahasa daerah Mandar (Bolloq-Bolloq)
Bagian tangga rumah adat Mandar
Foto : Tommuane Mandar

Secara umum rumah adat Mandar memiliki struktur tangga dua susun, ini yang membedakan rumah
adat (boyang adaq) dan rumah biasa (boyang biasa)

Struktur tangga rumah adat Mandar


Foto : Tommuane Mandar
Struktur dinding terluar dan jendela rumah adat ini juga dibuat dengan sangat rumit, penuh dengan
nilai keindahan yang cukup tinggi. Dengan ukiran yang dibuat dibagian samping jendela

Struktur jendela rumah adat Mandar kab. Polman


Foto : Tommuane Mandar

Bagian dalam rumah adat ini juga terdiri atas dua bagian, satu bagian dengan posisi agak dibawah,
satunya lagi dengan posisi agak tinggi, mirip dengan posisi panggung, atau lesehan. Memiliki ruang
tengah yang cukup luas tanpa pembatas.

Interior rumah adat Mandar kab. Polman


Foto : Tommuane Mandar
Bagian bawah atau kolong rumah adat sangat luas, dengan gambaran tiang dan lantai yang sangat
kokoh, ditopang oleh puluhan tiang rumah berukuran tidak biasa berukuran cukup tinggi, berbeda
dengan rumah-rumah panggung yang biasa kita temukan di tanah Mandar

Bagian kolong rumah adat Mandar kab. Polman


Foto : Tommuane Mandar
Ornamen di dinding terluar rumah adat ini dibuat cukup rumit, namun tak serumit ukiran khas dari
Jepara, yang jelas bahannya terbuat dari kayu yang terlihat cukup kuat dan keras.

Ornamen di dinding rumah adat Mandar kab. Polman


Foto : Tommuane Mandar

http://tommuanemandaronline.blogspot.co.id/2013/06/potret-arsitektur-rumah-adat-mandar-
kab.html
Sejarah Perkembangan Arsitektur Mandar pada Bangunan di Kelurahan Banggae tahun
1960 sampai tahun 1990

Perkembangan arsitektur Mandar sebelum tahun 1960 sampai tahun 1990 ketas, menurut
hasil penelitian dilokasi kelurahan Banggae Kabupaten Majene dapat dilihat pada table identifikasi
berikut:
Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Arsitektur Mandar Pada Bangunan di
Kelurahan Banggae

Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat perubahan identitas arsitektur Mandar


yang signifikan pada bangunan etnis Mandar, setelah tahun 1960 sampai tahun 2010 terutama pada
bangunan arsitektur Mandar kontemporer yang disebabkan karena pengaruh antara lain:

1. 1). Aspek sosial yaitu: status sosial (bentuk teppang atap, susunan tumbaqlayar dan simbolik
tangga
2. 2) Aspek budaya yaitu: kondisi iklim (kemiringan atap dan penggunaan bahan bangunan)
3. 3) Aspek ekonomi yaitu: mata pencaharian dan tingkat pendapatan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ornamen bentuk atap khas Mandar dari segi fisik
berupa penggunaan teppang atap (butung-butung) sebagian besar masih digunakan dengan nilai (±
52%). Ornamen yang bermakna simbolik ini sangat signifikan mengapa identitas arsitektur Mandar
masih digunakan pada bangunan etnis Mandar tahun 1960-2010, terutama pada bangunan
arsitektur Mandar kontemporer, dan dari segi non fisik dipengaruhi oleh faktor status sosial dan
faktor lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai