Pillar of Physics Education, Vol. 10. Oktober 2017, 01-08
Pillar of Physics Education, Vol. 10. Oktober 2017, 01-08
Ahmaddr180212@gmail.com
ABSTRACT
Learning resources used by educators in schools in the process of physics learning is still not capable of making
learners become more active and independent in the learning process. Learning resources used were still in the
form of regular print books and not interactive so that learning will be monotonous, learners less motivated and
lazy to do the task given. The solution to this problem was to use an interactive module that has been designed.
This research aimed to produce integrated interactive module guided inquiry using course lab application for
business material, energy, momentum and impulse at Class X high school physics learning which is valid and
practical. This research was a research development using R & D model Sugiyono. This model consiststed of 10
stages, but the research is only up to seven stages: knowing potentials and problems, gathering information,
designing products, validating designs, revising designs, testing products, and revising products. Research
subjects in this research are 3 validators to know the value of product validity, 2 educators, and learners in a
class X SMA 6 Kerinci to know the practical value of the product. Data were analyzed by descriptive analysis
technique. Based on the research which had been done, the product was produced in the form of interactive
module. The research product was at very valid criterion with mean value 88,44% covering content validation
aspect, presentation, graphical, and linguistic. The research product was at very practical criteria by educators
with an average score of 90.77% which includes aspects of ease of use, efficiency of learning time, and benefits.
The research product was also in very practical criteria by learners with an average value of 90.33% which
includes aspects of ease of use of the menu, ease of use guidance, the use of multimedia, and motivation
learners.
Keywords : Research and Development, Interactive module, Guided Inquiry, Courselab, Physics SMA class x
1
selalu mengalami perkembangan dari waktu-ke Proses pembelajaran fisika disekolah tidak
waktu. Seperti pada masa sekarang, kurikulum yang berbeda dengan proses pembelajaran mata pelajaran
sebelumnya adalah KTSP dirubah menjadi kurikulum yang lain, seperti dalam kegiatan belajar,
2013 menunjukkan bahwa proses pendidikan di pembelajaran yang diterapkan dituntut agar
indonesia telah mengalami perkembangan dari keberhasilan dalam pembelajaran dapat tercapai
waktu-waktu, perubahan tersebut dilakukan dengan seperti pada tujuan pendidikan nasional. Untuk
tujuan untuk menyesuaikan dengan tuntutan zaman. mewujudkan agar tercapainya keberhasilan dalam
Kurikulum 2013 merupakan serentetan proses pembelajaran sesuai dengan tujuan pendidikan
rangkaian penyempurnaan terhadap kurikulum yang nasional, maka harus ada penunjang pembelajaran
telah dirintis tahun 2004 yang berbasis kompetensi yang mampu menunjang proses pembelajaran
lalu diteruskan dengan kurikulum 2006 (KTSP) [1]. disekolah. Salah satu penunjang pembelajaran
Jadi perubahan kurikulum pendidikan merupakan tersebut adalah sumber belajar. Sumber belajar
suatu tuntutan yang mau tidak mau harus dilakukan. merupakan segala sesuatu yang mengandung
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang informasi yang disajikan dalam bentuk media yang
menuntut peserta didik untuk lebih aktif, kreatif dan dapat membantu siswa dalam belajar[3]. Sumber
inovatif dalam setiap pemecahan masalah yang belajar yang tersedia disekolah harus memadai dan
mereka hadapi disekolah. Selain peserta didik, relevan serta mampu mengatasi kesulitan atau
pendidik juga dituntut untuk lebih kreaktif dan permasalahan dalam proses pembelajaran.
inovatif dalam mengelola kelas pada kegiatan Ketika diamati di lapangan didapatkan ternyata
pembelajaran. Selain itu mata pelajaran yang proses pembelajaran fisika disekolah masih belum
diajarkan disekolah dituntut tidak hanya diajarkan optimal. Sumber belajar yang digunakan disekolah
sebagai bentuk penyelesaian tugas semata sebagai ternyata masih belum mampu mengatasi kesulitan
guru oleh pendidik, tetapi harus mampu membuat atau permasalahan dalam proses pembelajaran, hal
peserta didik menjadi lebih aktif dalam memahami ini dibuktikan dengan survei yang telah dilakukan di
materi yang diajarkan dan dapat menerapkan apa SMA Negeri 3 Pariaman, SMA Negeri 2 Pariaman,
yang telah dipelajari disekolah. Salah satu mata dan SMA Negeri 6 Kerinci. Survei dilakukan dengan
pelajaran disekolah yang sangat erat hubungan nya cara menyebarkan angket kepada peserta didik di
dengan membentuk peserta didik lebih aktif dalam kelas X MIA dan mewawancarai salah seorang guru
proses pembelajaran adalah adalah mata pelajaran fisika di masing-masing sekolah tersebut. Dari hasil
fisika. survei yang dilakukan, ditemukan beberapa
Fisika merupakan mata pelajaran yang permasalahan yaitu ;(1) Pelajaran fisika masih
merupakan dasar dari terciptanya teknologi seperti dianggap sulit oleh peserta didik dan masih banyak
yang kita dapati sekarang. Banyak penemuan yang peserta didik yang menghafal rumus daripada
sifatnya aplikatif yang dasarnya adalah dari memahami konsep fisika; (2)Sekolah sudah
pemahaman konsep fisika. Mata pelajaran fisika dilengkapi dengan fasilitas ICT, namun penggunaan
banyak sekali melahirkan teknologi yang dapat bahan ajar masih terbatas pada buku cetak dan belum
membantu dalam mempermudahkan setiap urusan interaktif; (3)Media pembelajaran yang digunakan
dalam kehidupan manusia, oleh sebab itu pendidik dalam proses pembelajaran fisika belum
pembelajaran fisika merupakan pembelajaran yang optimal dalam memotivasi peserta didik untuk aktif
sangat penting dipelajari dan dipahami oleh peserta dalam belajar.
didik pada kelas menengah. Melihat dari permasalahan tersebut maka
Mata pelajaran fisika yang diajarkan disekolah pembelajaran akan menjadi monoton, peserta didik
menengah diarahkan agar siswa dapat memahami kurang termotivasi dan akan cepat bosan dalam
konsep-konsep yang terdapat dalam mata pelajaran menerima pembelajaran, yang pada akhirnya peserta
fisika, karena fisika merupakan mata pelajaran yang didik kurang tertarik untuk memahami materi, bosan
bersifat pemahaman dan aplikatif bukan bersifat dan malas mengerjakan tugas yang diberikan. Untuk
hafalan. Tujuan pembelajaran fisika yang tertuang di mengatasi permasalahan tersebut maka salah satu
dalam kerangka Kurikulum 2013 ialah menguasai upaya yang dapat dilakukan adalah dengan
konsep dan prinsip serta mempunyai keterampilan menggunakan sumber belajar yang bersifat interaktif,
mengembangkan pengetahuan dan sikap percaya diri sumber belajar yang dimaksud disini adalah bahan
sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikan pada ajar dalam bentuk modul interaktif. Modul
jenjang yang lebih tinggi serta mengembangkan ilmu merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi
pengetahuan dan teknologi[8]. Berdasarkan tujuan materi, motode, dan cara mengevaluasi yang
pembelajaran tersebut maka penyelenggaraan mata dirancang secara sistematis dan menarik untuk
pelajaran fisika di tingkat SMA/MA harus menjadi mencapai kompetensi yang diharapkan sesuai dengan
wahana atau sarana untuk melatihkan para peserta tingkat kompleksitasnya. Kemudian, dengan
didik agar dapat menguasai pengetahuan, konsep, kemampuan multimedia yang meliputi unsur teks,
dan prinsip fisika. gambar, audio, animasi, dan video menjadikan proses
pembelajaran menjadi interaktif. Oleh sebab itu,
2
dengan menggunakan modul interaktif diharapkan bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak
dapat: (1) membuat peserta didik lebih aktif dalam tertulis. Modul adalah seperangkat bahan ajar yang
proses pembelajaran. (2) membuat pembelajaran disajikan secara sistematis sehingga penggunanya
tidak monoton.(3) membuat pegangan peserta didik dapat belajar dengan atau tanpa seseorang
agar dapat belajar secara mandiri.(4) membuat fasilitator/guru[3]. Dengan demikian maka sebuah
pemahaman konsep fisika peserta didik menjadi luas modul harus dapat disajikan sebuah bahan ajar
dengan melibatkan visual, auditori dan kinestetik sebagai pengganti fungsi guru
yang dimiliki peserta didik. Multimedia adalah penggunaan beberapa media
Selain itu untuk meningkatkan kemampuan yang berbeda dalam penyampaian informasi
berpikir dan pemecahan masalah fisika oleh peserta berbentuk teks, audio, grafik, animasi, dan video [13].)
didik sehingga dapat merumuskan sendiri Multimedia adalah sembarang kombinasi yang terdiri
penemuannya, maka bahan ajar dalam bentuk modul dari atas teks, seni grafik, bunyi, animasi, dan vidio
interaktif yang diterapkan sangat cocok apabila yang diterima oleh pengguna melalui komputer [2].
diintegrasikan dengan pendekatan guided inquiry. Pembelajaran inquiri adalah rangkaian kegiatan pem
Dengan menerapkan strategi inkuiri maka kegiatan belajaran yang menekankan pada proses berpikir
belajar akan dapat melibatkan secara maksimal secara kritis dan analitis untuk mencari dan
seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menemuan sendiri jawaban dari suatu masalah yang
menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, dipertanyakan[10].
sehingga mereka dapat merumuskan sendiri Dalam menentukan kualitas hasil
penemuannya dengan penuh percaya diri[5]. pengembangan model dan perangkat pembelajaran
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, diperlukan tiga kriteria : validitas, praktikalitas, dan
maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu“Apakah efektivitas[9]. Namun, pada penelitian ini hanya
Modul interaktif terintegrasi guided inquiry sampai pada dua kriteria, yaitu validitas dan
menggunakan aplikasi course lab untuk materi usaha, praktikalitas., Suatu hasil pengembangan (produk)
energi, momentum dan impuls valid dan praktis di dikatakan valid jika produk berdasarkan teori yang
gunakan pada pembelajaran Fisika SMA kelas X ?” memadai (validitas isi) dan semua komponen produk
Dari rumusan masalah ini maka diangkatlah judul pembelajaran satu sama lain berhubungan secara
dalam penelitian ini yaitu “Pembuatan Modul konsisten (validitas konstruk)[9]. Uji kepraktisan
Interaktif Terintegrasi Guided Inquiry merupakan pengujian lanjutan model bahan ajar
Menggunakan Aplikasi Course Lab Untuk Materi setelah direvisi. Uji kepraktisan dapat dilakukan
Usaha, Energi, Momentum Dan Impuls Pada dengan cara meminta tanggapan responden, analisis
Pembelajaran Fisika SMA Kelas X”. Tujuan kesesuaian bahan ajar dengan kurikulum terbaru, dan
penelitian ini adalah menghasilkan “modul interaktif analisis perbedaan model yang ada dengan model
terintegrasi guided inquiry menggunakan aplikasi yang dikembangkan[4].
course lab untuk materi usaha, energi, momentum
dan impuls pada pembelajaran Fisika SMA kelas X “
METODE PENELITIAN
yang valid dan praktis.
Kurikulum merupakan bagian dari sistem Sesuai dengan permasalahan dan tujuan yang
pembelajaran dalam bentuk sebuah perencanaan ingin dicapai, jenis penelitian ini menggunakan
pembelajaran demi tercapainya tujuan yang penelitian Research and Development (R&D). Pada
diharapkan. Kurikulum adalah sebuah dokumen penelitian ini yang menjadi objek penelitian Modul
perencanaan yang berisi tentang tujuan yang harus Interaktif Terintegrasi Guided Inquiry Menggunakan
dicapai[14]. Kurikulum merupakan kumpulan mata Aplikasi Course Lab Untuk Materi Usaha, Energi,
pelajaran-mata pelajaran yang harus disampaikan Momentum Dan Impuls Pada Pembelajaran Fisika
guru atau dipelajari siswa[7]. Lebih khususnya SMA Kelas X, sedangkan yang menjadi subjek
kurikulum sering diartikan sebagai isi pelajaran penelitian adalah peserta didik SMA. Prosedur
Fisika merupakan salah satu cabang dari ilmu penelitian mengacu pada langkah-langkah R&D.
pengetahuan alam (IPA) yang mempelajari tentang Namun, dalam penelitian ini tidak dilakukan
gejala-gejala alam secara .“Hakikat fisika adalah langkah-langkah R&D secara utuh. Langkah-langkah
ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala yang dilakukan yaitu mengenal potensi dan masalah,
melalui serangkaian proses yang dikenal dengan mengumpulkan informasi, mendesain produk,
proses ilmiah yang dibangun atas dasar sikap ilmiah validasi desain, revisi desain, uji coba produk, dan
dan hasilnya terwujud sebagai produk ilmiah yang revisi produk.
tersusun atas tiga komponen penting berupa konsep,
prinsip, dan teori yang berlaku secara universal”[12]. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan
data terdiri dari dua bagian yaitu, lembar penilaian
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan,
validitas dari tenaga ahli untuk uji validitas, lembar
informasi, alat dan teks yang digunakan untuk
membantu guru atau instruktor dalam melaksanakan observasi digunakan untuk uji kepraktisan. Lembar uji
kegiatan belajar mengajar[6]. Bahan yang dimaksud kepraktisan digunakan untuk menguji kepraktisan
3
terhadap pendidik dan terhadap peserta didik. Lembar aktif dalam belajar. Hal ini menyebabkan kompetensi
penilaian validasi dari tenaga ahli digunakan untuk yang diharapkan belum tercapai secara optimal..
mengetahui ketepatan komponen penyusun modul
interaktif terintegrasi guided inquiry. Lembar angket b. Hasil Mengumpulkan Informasi
praktikalitas pendidik dan peserta didik terhadap Pengumpulan data yang dilakukan pada
modul interaktif digunakan untuk mengumpulkan penelitian ini adalah dengan observasi. Observasi
data uji kepraktisan proses pembelajaran. yang dilakukan yaitu dengan mewawancarai pendidik
dan penyebaran angket kepada peserta didik. Pada
Teknik analisis data berkenaan dengan
penelitian ini peneliti melakukan wawancara
perhitungan untuk menjawab perumusan masalah.
terhadap pendidik yaitu guru fisika pada masing-
Pada penelitian ini, digunakan teknik analisis data,
masing sekolah. Dari hasil wawancara, diperoleh
yaitu analisis validasi dan analisis kepraktisan,.
informasi bahwa untuk SMA Negeri 2 pariaman
Teknik pengumpulan data angket uji validitas
didalam pembelajaran pendidik menggunakan
diberikan pada dosen jurusan Fisika UNP sebagai
sumber belajar dalam bentuk buku cetak biasa yang
validator. Angket kepraktisan modul interaktif
didapatkan dari penerbit buku biasanya yang belum
terintegrasi guided inquiry diberikan pada peserta
bersifat interaktif. Sedangkan, SMA Negeri 6 Kerinci
didik dan dua orang guru fisika SMA.Nilai bobot
juga tidak jauh berbeda dengan SMAN 2 Pariaman,
dihitung dengan cara mengalikan jumlah poin yang
yaitu sumber belajar yang digunakan masih dalam
diberikan responden dengan nilai untuk respon.
bentuk buku cetak, belum interaktif dan belum
Secara matematis nilai setiap indikator dapat
mampu memotivasi peserta didik secara menyeluruh.
ditentukan melalui persamaan berikut :
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
Nilai = x 100 ……………...(1) c. Hasil Mendesain Produk
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
Skor penilaian yang didapat untuk hasil validitas dan Produk pengembangan yang dihasilkan dari
praktikalitas, kemudian disesuaikan dengan kriteria penelitian ini berupa modul interaktif yang memuat
pada skala Likert. Skor penilaian yang telah materi Usaha dan energi serta momentum dan impuls
disesuaikan dengan kriteria pada skala Likert akan pada pembelajaran fisika SMA Kelas X. modul
menunjukkan tingkat kevalidan dan kepraktisan dari interaktif ini merupakan bahan ajar yang dilengkapi
modul interaktif terintegrasi guided inquiry yang dengan teks, gambar, audio, animasi, dan video yang
dibuat. berkaitan dengan materi pembelajaran, serta
memiliki desain tampilan yang menarik di setiap
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN slidenya, komposisi warna yang menarik, musik,
narasi mengenai isi slide, dan bersifat interaktif.
1. Hasil Penelitian Interaktif berarti terjadinya umpan balik antara dua
Secara umum ada tujuh hasil utama pada pihak, yakni peserta didik dengan program yang
penelitian ini. Ketujuh hasil penelitian ini adalah digunakannya.
sebagai berikut: Modul interaktif dibuat dengan menggunakan
aplikasi course lab 2.4. Aplikasi course lab 2.4
a. Hasil Mengenal Potensi dan Masalah merupakan salah satu aplikasi yang dapat digunakan
Penelitian berangkat dari adanya potensi atau dalam kegiatan pembelajaran dan aplikasi ini mudah
masalah. Potensi adalah segala sesuatu yang bila peng-install-annya pada komputer dan laptop.
didayagunakan akan memiliki nilai tambah, Struktur penyusunan modul interaktif ini, mengacu
sedangkan masalah adalah penyimpangan antara pada struktur penyusunan modul menurut juknis
yang diharapkan dengan yang terjadi. Berdasarkan pengembangan bahan ajar yang meliputi : Petunjuk
observasi yang telah dilakukan di SMA Negeri 2 Belajar, Kompetensi yang akan dicapai, content atau
Pariaman, SMA Negeri 3 Padang, dan SMA Negeri 6 isi materi, informasi pendukung, latihan-latihan,
kerinci. Potensi ketiga sekolah, umumnya sudah petunjuk kerja dapat berupa lembar kerja, evaluasi,
memiliki sarana dan prasarana yang mendukung balikan terhadap hasil evaluasi[3].
dalam proses pembelajaran fisika.
Di samping potensi yang dimiliki, ada beberapa Modul interaktif terintegrasi guided inquiry
masalah yang ditemukan pada ketiga sekolah, yaitu merupakan bahan ajar yang melibatkan auditori,
sekolah masih menggunakan sumber belajar dalam kinestitetik dan visual peserta didik yang
bentuk buku cetak biasa dan belum ada diintegrasikan dengan langkah-langkah pendekatan
mengembankan bahan ajar sendiri, kurang interaktif guided inquiry, dengan tujuan agar dapat
dan sumber belajar yang digunakan belum ada meningkatkan kemampuan berpikir dan pemecahan
melibatkan kemampuan berpikir peserta didik yang masalah oleh peserta didik untuk dapat menemukan
mendalam. Selain itu, media pembelajaran yang sendiri jawaban dari pemermasalahan yang ada. Pada
digunakan pendidik dalam proses pembelajaran modul interaktif terintegrasi guided inquiry ini
belum optimal dalam memotivasi peserta didik untuk langkah-langkah pendekatan guided inquiry
diintegrasikan pada lembar LKPD (lembar kerja
4
peserta didik) Di mana, peserta didik dituntut aktif
pada setiap langkah percobaan dapat menemukan dan 90,00 % 93,75 % 90,00 %
100.00% 80,00%
menyimpulkan sendiri jawaban dari permasalahan
pada materi yang dipelajari. 80.00%
5
interaktif oleh pendidk diantaranya adalah motivasi belajar peserta didik. grafik hasil uji
kemudahan penggunaan, efesiensi waktu praktikalitas oleh peserta didik diperlihatkan pada
pembelajaran dan manfaat. gambar 3 berikut.
grafik hasil uji praktikalitas oleh pendidik
diperlihatkan pada gambar 2 berikut. 93,75 %
94.00%
92.00% 91,07 %
94.00% Nilai
86.00%
92.00%
89,37%
84.00%
90.00% 88,12% 88,43% Aspek
Penilaian
Waktu…
Manfaat
Kemuda
Efesien
88.00%
han…
86.00% Nilai
84.00%
Aspek Gambar 3. Grafik hasil Uji Praktikalitas oleh
Penilaian
Peserta didik.
6
interaktif ini dapat digunakan oleh pendidik maupun Hasil revisi yang telah dilakukan dapat dikatakan
peserta didik karena bisa dioperasikan melalui bahwa modul interaktif memiliki deskripsi yang
komputer/laptop. benar sebagai salah satu bahan ajar dan sesuai
Modul interaktif terintegrasi guided inquiry dengan konsep rancangan suatu bahan ajar
yang dibuat menggunakan aplikasi courselab 2.4. berdasarkan teori yang digunakan.
CourseLab merupakan salah satu software yang Berdasarkan hasil dari uji praktikalitas yang
dapat digunakan untuk membuat bahan ajar dilakukan oleh pendidik SMA Negeri 6 Kerinci dapat
interaktif. Course lab memiliki kelebihan diantaranya disimpulkan bahwa produk yang dihasilkan berada
adalah Free ware, Menu dan navigasi yang mudah, pada kriteria sangat praktis dengan nilai rata-rata
Layout aplikasi sama dengan powerpoint, Dapat di 90,77%. Hal ini menunjukkan bahwa modul
export kedalam bentuk Scoorm 1.2 LMS, Banyak interaktif sangat praktis dari aspek kemudahan
object yang dapat ditambahkan dan lain sebagainya. penggunaan, efisiensi waktu pembelajaran, dan
Dengan kelebihan-kelebihan seperti inilah course lab manfaat. Oleh sebab itu maka, modul interaktif yang
dapat dimanfaatkan dalam membuat sumber belajar dikembangkan sangat praktis untuk digunakan oleh
interaktif. Selain memiliki kelebihan, courselab juga pendidik pada pembelajaran fisika SMA disekolah.
memiliki kelemahan-kelemahan dalam Setelah melakukan uji praktikalitas maka
penggunaannya sebagai software dalam pembuatan didapatkanlah saran-saran dari pendidik (praktisi)
bahan ajar interaktif,kelemahan-kelemahan tersebut pada lembaran praktikalitas, Berdasarkan saran-saran
diantaranya adalah; (1) Pada tahap proses publikasi yang diberikan oleh pendidik(praktisi) tersebut dapat
produk dan ekstraksi ke dalam bentuk berekstensi diketahui bahwa perlu dilakukan revisi terhadap
.html seringkali masih ditemukan bug atau system produk yang dihasilkan. Revisi yang dilakukan
error untuk beberapa file pendukung seperti file adalah pada contoh soal, yaitu perlu ditambahkan
video, file suara, maupun file animasi,(2) pada tahap contoh soal dan berkaitan dengan contoh dalam
evaluasi yaitu skor hasil akhir dari penyelesaian soal- kehidupan sehari-hari. Setelah direvisi dihasilkan
soal masih tidak bisa ditampilkan. modul interaktif yang lebih baik dari sebelumnya.
Pada penelitian ini Prosedur penelitian yang Berdasarkan uji praktikalitas oleh peserta didik di
dilakukan mengacu kepada penelitian Research and SMA kelas X SMA Negeri 6 Kerinci dapat
Development terdiri dari sepuluh tahapan[11]. Namun, disimpulkan bahwa, modul interaktif berada pada
pada penelitian ini hanya sampai tahap ketujuh, yang kriteria sangat praktis dengan nilai rata-rata 90,33%.
terdiri dari : potensi dan masalah, pengumpulan data, Hal ini menunjukkan bahwa modul interaktif sangat
desain produk, validasi desain, revisi desain, uji coba praktis dari segi kemudahan dalam penggunaan
produk, dan revisi produk. Setelah melakukan menu, kemudahan panduan pengguna, penggunaan
penelitian maka didapatkanlah Hasil penelitian yang multimedia, dan motivasi belajar peserta didik. Hal
meliputi deskripsi produk, hasil validasi yang telah ini berarti bahwa, modul interaktif yang
dilakukan oleh dosen Fisika sebagai tenaga ahli, hasil dikembangkan sangat praktis digunakan oleh peserta
uji praktikalitas oleh pendidik dan peserta didik SMA didik sebagai uapaya dalam meningkatkan keaktifan,
sebagai pengguna dari modul interaktif didalam kemandirian, motivasi dan pemahaman peserta didik
pembelajaran, dan hasil akhir dari penelitian ini pada pembelajaran fisika.
dalam bentuk produk yang valid dan praktis .
digunakan pada pembelajaran adalah hasil dari revisi
KESIMPULAN
produk yang telah diperbaiki berdasarkan saran-saran
dari validator dan praktisi.
Berdasarkan validasi oleh tenaga ahli tentang Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan,
modul interaktif ini dapat disimpulkan bahwa produk dapat disimpulkan bahwa: Pada penelitian tentang
“Pembuatan Modul Interaktif Terintegrasi Guided
yang dihasilkan berada pada kriteria sangat valid
Inquiry Menggunakan Aplikasi Course lab Untuk
untuk digunakan dalam proses pembelajaran Fisika.
Materi Usaha, Energi, Momentum dan Impuls Pada
Komponen penilaian validitas meliputi aspek
Pembelajaran Fisika SMA Kelas X” telah
validitas isi, penyajian, kegrafikan, dan kebahasaan
dengan nilai rata-rata 88,44%. Berdasarkan hasil menghasilkan produk berupa modul interaktif
validasi dan saran-saran yang diberikan oleh terintegrasi guided inquiry dengan hasil yang sangat
valid dengan nilai rata-rata 88,44% yang meliputi
validator pada lembaran validasi, dapat diketahui
aspek validasi isi, penyajian, kegrafikan, dan
bahwa modul interaktif ini perlu direvisi terlebih
kebahasaan.
dahulu sebelum digunakan.
Sedikit revisi yang perlu dilakukan pada modul Pada tingkat kepraktisan didapatkan hasil
interaktif ini diantaranya adalah pada indikator, yang sangat praktis pada uji praktikalitas oleh
pendidik(praktisi) dengan nilai rata-rata 90,77%,
contoh soal, informasi pendukung yang terdapat pada
yang meliputi aspek kemudahan penggunaan,
modul interaktif, istilah yang digunakan ,dan pada
efisiensi waktu, serta manfaat, sedangkan untuk
bagian evaluasi. Setelah direvisi maka dihasilkanlah
tingkat kepraktisan yang dilakukan pada uji
modul interaktif yang lebih baik dari sebelumnya.
praktikalitas oleh peserta didik juga didapatkan hasil
7
yang sangat praktis dengan nilai rata-rata 90,33%. [6] Majid, Abdul. 2007, Perencanaan
dari aspek kemudahan dalam penggunaan menu, Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja
kemudahan panduan penggunaan, penggunaan Rosdakarya.
multimedia, dan motivasi belajar peserta didik .
[7] Majid, Abdul. 2014. Implementasi kurikulum
DAFTAR PUSTAKA 2013.Bandung:Interes Media