Anda di halaman 1dari 8

Pillar of Physics Education, Vol 12.

No 2, 2019, 113-120

Pengaruh Buku Ajar IPA Terpadu Tema Gerak Dalam Kehidupan Sehari-hari
Mengintegrasikan Strategi REACT pada Hasil Belajar Siswa pada
Aspek Pengetahuan dan Keterampilan Kelas VIII SMPN 7 Padang

Rahmi Laila1) Asrizal2) Renol Afrizon3) Festiyed4)


1)
Lulusan Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Universitas Negeri Padang
2)
Staf Pengajar Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Negeri Padang
3)
Staf Pengajar Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Negeri Padang
4)
Staf Pengajar Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Negeri Padang

rahmilaila07@gmail.com
asrizal_unp@yahoo.com
renol.afrizon@yahoo.com
festiyed@ymail.com

ABSTRACT
Based on the 2013 curriculum, the process of science in junior high school was carried out in an
integrated form and has context. Integrated science learning means the science learning is packaged in the form
of themes and sub themes based on several combinations of Physics, Chemistry and Biology. The contextual
learning means learning is brought closer to the daily life. Teaching material that is discussed by integrated
form and has context will make meaningful learning. The problem that occurs in the schools was that science
learning in junior high schools is not in an integrated and contextual thematic form yet. The solution to these
problems is the application of integrated science hand book the theme of motion in daily life integrating the
REACT strategy. The purpose of this research was to investigate the effect of applying integrated science hand
book on the theme of motion in daily life by integrating REACT strategy to the learning outcomes of grade VIII
students of SMP 7 Padang. This type of research is Quasi Experiment Research with the design of Randomized
Control-Group Only Design. The sampling technique used purposive sampling and cluster random sampling.
The data collection instruments used were posttest and observation sheet. Data analysis used descriptive statis-
tics and comparison test of two means. The result of data analysis showed that there was a significant difference
in learning outcomes of students in aspects of knowledge and skills. This result reveals that the application of the
integrated science hand book on the theme of motion in daily lives by integrating the REACT strategy has a
significant effect on the aspects of the knowledge and skills of students at the 95 % level of confidence in grade
VIII of SMPN 7 Padang. Based on this study, it can be recommended that science teachers and students can use
this integrated science hand book as a learning resource in science subjects.

Keywords : Hand book, Integrated science, REACT strategy, Learning outcomes


his is an open access article distributed under the Creative Commons 4.0 Attribution License, which permits unrestricted use, distribution, and reproduction
in any medium, provided the original work is properly cited. ©2018 by author and Universitas Negeri Padang.

PENDAHULUAN didekatkan dengan kehidupan nyata siswa. Dengan


cara ini pembelajaran dapat bermakna bagi siswa.
Abad ke-21 merupakan abad yang maju dalam Pemerintah sudah melakukan berbagai upaya
ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Kemajuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, seperti
IPTEK menandakan abad 21 memiliki tuntutan yang pengembangan kurikulum, peningkatan mutu guru
membuat manusia lebih maju. Abad 21 menuntut dalam bentuk kegiatan pelatihan, workshop, maupun
kualitas dari usaha dan hasil kerja manusia. Melalui seminar, dan juga peningkatan sarana dan prasarana
pendidikan setiap manusia dapat menggali bakat belajar. Tujuan pemerintah melakukan berbagai
yang dimilikinya. Pendidikan menjadi wadah untuk upaya tersebut adalah untuk memajukan pendidikan
mengukir prestasi dan meningkatkan keterampilan di Indonesia dan juga untuk mencapai tujuan dari
bagi masyarakat. Pendidikan juga penting untuk pendidikan itu sendiri.
membangun karakter bangsa. Di samping usaha yang telah dilakukan oleh
Memasuki abad 21 pendidikan di Indonesia pemerintah, guru mata pelajaran juga melakukan
mengalami pergeseran paradigma pendidikan. Salah pembenahan pada proses pembelajaran. Guru mata
satu bentuk prinsip dalam manajemen pendidikan pelajaran menyesuaikan kegiatan mengajar di kelas
pada abad 21 adalah pembelajaran memiliki konteks. dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat
Prinsip tersebut menekankan bahwa pembelajaran dan sesuai dengan materi yang akan diajarkan, serta
menggunakan media pembelajaran yang menarik

113
minat belajar siswa. Upaya guru tersebut bertujuan tematik dan terpadu. Pembelajaran tematik terpadu,
untuk membuat siswa lebih aktif dalam mengikuti artinya proses pembelajaran dikemas dalam bentuk
proses pembelajaran di kelas. tema-tema berdasarkan beberapa mata pelajaran yang
Selain dari usaha yang telah dilakukan oleh dipadukan. Pembelajaran terpadu terdiri dari 12 tipe,
pemerintah dan guru, para peneliti pendidikan juga namun dari 12 tipe tersebut ada 3 tipe dari model
ikut berperan meningkatkan kualitas pendidikan. pembelajaran terpadu yang mungkin digunakan dan
Penelitian pertama, berkaitan dengan implementasi mudah dilaksanakan di pendidikan formal, yaitu
kurikulum 2013 dalam mengintegrasikan pendekatan model terhubung (connected), model jaring laba-laba
saintifik melalui model inkuiri dan juga authentik (webbed) dan model terintegrasi (integrated)[4].
assessment di dalam pembelajaran IPA di SMP Kota Pembelajaran IPA Terpadu ini mendukung
Padang[1]. Lalu, penelitian kedua terkait literasi siswa pengembangan kurikulum IPA yang mengaitkan IPA
pada era digital, yaitu mengenai pembelajaran IPA dengan kehidupan sehari-hari, lingkungan dan juga
yang dilengkapi dengan bahan ajar yang didalamnya teknologi[2]. Pembelajaran IPA terpadu seharusnya
memuat literasi era digital[2]. Penelitian yang ketiga memiliki konteks, yang berarti materi pada pelajaran
tentang studi pendahuluan workshop rancangan IPA terpadu didekatkan dengan kehidupan sehari
pembelajaran IPA terpadu bermuatan mind mapping. hari siswa. Pengambilan contoh atau peristiwa dalam
Kegiatan ini guru diarahkan merancang pembelajaran proses pembelajaran IPA Terpadu harus menyentuh
secara terpadu bermuatan mind mapping[3]. langsung kepada kehidupan sehari-hari siswa. Hal ini
Begitu banyak upaya dari pemerintah dalam bertujuan agar siswa menguasai materi yang telah
meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, akan dipelajari dan siswa merasa perlu untuk mempelajari
tetapi hasilnya belum dapat dirasakan dalam jangka materi tersebut, sehingga materi pelajaran dapat
panjang, seperti saat sekarang ini. Kodisi nyata yang bermakna bagi siswa.
terjadi di lapangan menunjukkan pembelajaran IPA Kajian teori kedua yaitu tentang bahan ajar.
terpadu belum terlaksanadengan optimal. Sedangkan, Bahan ajar adalah sumber belajar yang esensial dan
kurikulum 2013 menuntut agar pembelajaran IPA sangat penting keberadaannya dalam sebuah proses
diajarkan secara terpadu dan kontekstual. Ada tiga pembelajaran untuk mendorong efisiensi guru dalam
studi pendahuluan yang dilakukan untuk menemukan menyampaikan materi dan meningkatkan kinerja
kondisi nyata. Studi pendahuluan ditemukan dari siswa [2]. Bahan ajar sangat penting guna membangun
hasil wawancara dengan guru IPA, hasil analisis dari pemahaman mahasiswa pada materi perkuliahan
keterpaduan buku ajar IPA yang ada disekolah, dan yang diberikan dosen[5]. Bahan ajar yang dipakai
hasil analisis nilai rata-rata UAS IPA siswa SMP. dalam penelitian ini dalam bentuk buku ajar. Buku
Hasil wawancara tentang pembelajaran IPA ajar adalah bahan ajar cetak[6].
menunjukkan bahwa pembelajaran IPA disekolah Buku ajar adalah buku yang digunakan oleh
sudah terlaksana secara terpadu, hanya saja dalam guru dan siswa sebagai buku pelajaran dari bidang
pelaksanaannya belum optimal. Selanjutnya, hasil studi tertentu. Buku ajar merupakan buku standar
analisis tiga buku ajar IPA yang ada di sekolah, hasil yang disusun oleh pakar yang ahli dibidangnya untuk
ini menunjukkan tingkat keterpaduan materi IPA di maksud dan tujuan tertentu[7]. Buku ajar adalah salah
dalam buku ajar kurang mencerminkan keterpaduan. satu bentuk sarana penunjang kegiatan belajar yang
Terakhir, mengenai hasil UAS IPA. Dokumen hasil berisi materi dengan bidang studi atau mata pelajaran
UAS IPA diperoleh dari tata usaha SMPN 7 Padang. tertentu, buku aja disusun secara sistematis dan
Hasil analisis menunjukkan rata-rata dari nilai UAS ber-orientasi kepada siswa[8]. Buku ajar merupakan
IPA siswa tahun ajaran 2017/2018 belum mencapai suatu keperluan bagi setiap proses pembelajaran dari
kriteria ketuntasan minimum (KKM) yang sudah setiap bidang studi yang ada di sekolah.
diterapkan oleh pihak sekolah. Buku ajar IPA Terpadu dilengkapi konteks
Adanya kesenjangan antara kondisi ideal dan kehidupan sehari-hari siswa sangat dibutuhkan untuk
kondisi nyata menandakan adanya masalah untuk memudahkan guru menyampaikan dan mengarahkan
diteliti. Salah satu bentuk solusi dari permasalahan pembelajaran IPA secara terpadu dan juga memiliki
tersebut adalah penerapan buku ajar IPA Terpadu konteks. Penggunaan bahan sains terintegrasi penting
mengintegrasikan Strategi REACT dalam pendekatan dalam proses pembelajaran[9]. Penggunaan Bahan
saintifik. Buku ajar IPA terpadu ini telah divalidasi ajar IPA Terpadu terbukti efektif meningkatkan
oleh 5 orang tenaga ahli dengan nilai validitas produk kemampuan berfikir kritis siswa[10]. Pentingnya buku
88,5. Disamping itu nilai praktikalitas menurut guru ajar dalam pembelajaran IPA terpadu adalah sebagai
dan siswa berturut-turut sebesar 86,11 dan 89,66. sumber belajar, jika sumber belajar tidak ada maka
Dari solusi ini ada lima kajian teori yang akan proses pembelajaran tidakdapat berjalan sebagaimana
dibahas. Kajian teori pertama tentang pembelajaran mestinya. Buku ajar dalam pembelajaran IPA terpadu
IPA Terpadu. Kurikulum 2013 menuntut proses harus dapat menumbuhkan minat baca siswa. Dengan
pembelajaran IPA di SMP/MTs disajikan secara kebiasaan membaca, siswa dapat meningkatkan
terpadu. Dalam pendekatan konten dari kurikulum kemampuannya mengingat dan mengolah informasi
2013, kompetensi siswa SMP dikembangkan secara

114
dengan baik, sehingga dapat berdampak kepada cara kan sebagai kompetensi atau kemampuan tertentu
siswa mengatasi persoalan-persoalan yang dihadapi. yang dicapai atau dikuasai siswa setelah ia mengikuti
Keberadaan dari integrasi dalam kurikulum proses belajar mengajar, baik itu dalam kemampuan
menjadikan materi pembelajaran dekat dengan situasi pengetahuan, sikap dan keterampilan[17]. Permen
dunia nyata. Dengan demikian, integrasi ini relevan dikbud nomor 22 tahun 2016 tentang Standar
dengan sains karena esensi alam yang ditemukan Penilaian Pendidikan, penilaian hasil belajar siswa
dalam dunia nyata merupakan pola terintegrasi[11]. pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah
Pembelajaran yang dapat menghubungkan siswa meliputi aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan.
dengan dunia nyata adalah pembelajaran kontestual. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa
Pembelajaran kontekstual didukung oleh strategi penilaian hasil belajar siswa meliputi aspek sikap,
REACT. Komponen-komponen dari strategi REACT aspek pengetahuan dan aspek keterampilan.
adalah relating (menghubungkan), experiencing Untuk mengukur ketercapaian kompetensi
(mengalami), applying (menerapkan), cooperating pengetahuan siswa dibutuhkan indikator. Indikator
(bekerjasama), dan transfering (mentransfer).Dengan pencapaian kompetensi pengetahuan dirumuskan
menerapkan strategi REACT diharapkan siswa dapat dengan menggunakan kata kerja operasional. kata
lebih memahami pelajaran IPA. Keunggulan dari operasional indikator pencapaian kompetensi peserta
startegi REACT yaitu dapat membuat siswa berfikir didik yang dapat diukur dalam aspek pengetahuan
kritis dan meningkatkan pemahaman siswa mengenai adalah sebagai berikut: menjelaskan, menyebutkan,
konsep-konsep IPA dengan baik[12]. membedakan, menemukan hubungan antara dua
Komponen pertama dari strategi REACT ialah variabel, menerapkan konsep, menganalisis data,
menghubungkan. Komponen ini membuat siswa menarik kesimpulan, menghitung nilai suatu besaran,
berfikir kritis. Pada komponen ini pembelajaran menemukan rumus-rumus berdasarkan suatu data,
dapat dimulai dengan pertanyaan tentang fenomena menghitung nilai suatu konsep, membaca diagram,
yang menarik dan akrab yang mengarahkan siswa menganalisis kegiatan, dan mendefenisikannya [17].
mengaitkan materi pelajaran dengan pengalaman Untuk mengukur ketercapaian kompetensi
belajar siswa sebelumnya. keterampilan siswa dibutuhkan indikator. Indikator
Komponen kedua dari strategi REACT adalah pencapaian kompetensi keterampilan dirumuskan
mengalami. Proses mengalami dilakukan melalui dengan menggunakan kata kerja operasional. Kata
kegiatan percobaan dan diskusi. Proses mengalami kerja operasional “indikator pencapaian kompetensi
memberikan kesempatan bagi setiap siswa untuk peserta didik” yang dapat diukur dalam aspek
mengekplorasi pengetahuan melalui pengalaman ke-terampilan (skill) sebagai berikut: 1) membaca
belajar secara langsung. Kegiatan mengalami melalui dan menulis, 2) mengukur suatu nilai, 3) meng
percobaan atau eksperimen sering dilakukan di analisis, 4) menerapkan suatu konsep, 5) mengukur
laboratorium, kegiatan ini dilengkapi dengan alat dan berat ringannya masalah, 6) berkomunikasi dengan
bahan yang diperlukan dalam melakukan percobaan. berbagai menggunakan bahasa, 7) terampil mengolah
Komponen ketiga dari strategi REACT adalah data, 8) terampil menyajikan data, 9) berfikir positif,
menerapkan. Kegiatan menerapkan memberikan 10) keterampilan mendengar, 11) terampilan mem
kesempatan bagi setiap siswa untuk mengaplikasikan baca grafik dan juga diagram, 12) terampil membuat
pengetahuan yang dimilikinya dalam memecahkan grafik dan diagram, 13) mengidentifikasi masalah [17].
masalah. Kegiatan menerapkan baru terlaksana jika Bertitik tolak pada latar belakang masalah
siswa sudah melakukan kegiatan mengalami. yang telah diuraikan, maka dapat dikemukakan
Komponen keempat adalah kerjasama. Siswa bahwa diperlukan buku ajar IPA yang didalamnya
membutuhkan kegiatan kerjasama untuk memecah terdapat keterpaduan materi dan contoh atau fakta
kan masalah dalam proses pembelajaran. Hasil dari yang dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa.
proses pembelajaran akan lebih baik jika dikerjakan Tujuan dari penelitian ini yaitu menentukan apakah
dalam kelompok dari pada secara individual. Siswa terdapat pengaruh yang berarti dari penggunaan buku
yang bekerja secara individual sering kali tidak ajar IPA Terpadu tema gerak dalam kehidupan sehari
menunjukkan perkembangan yang signifikan. -hari mengintegrasikan strategi REACT pada hasil
Komponen yang kelima adalah mentransfer. belajar siswa kelas VIII SMPN 7 Padang.
Mentransfer adalah kemampuan un-tuk memindah
kan pengetahuan yang telah dimiliki ke dalam situasi METODE PENELITIAN
baru yang lebih kompleks. Kegiatan mentransfer di Jenis penelitian pada penelitian ini adalah
lakukan oleh siswa yang telah melakukan kegiatan eksperimen semu. Desain penelitian yang diterapkan
menghubungkan dan kegiatan mengalami, dapat adalah Randomized Control-Group Only Design.
berupa presentasi maupun dalam bentuk tulisan[12]. Penelitian ini memakai dua kelas sampel, kedua kelas
Keberhasilan siswa dalam mengusai kompe tersebut nantinya akan menjadi kelas eksperimen dan
tensi atau materi yang telah diajarkan oleh guru dapat kelas kontrol. Pembelajaran pada kelas eksperimen
diketahui dengan melakukan penilaian hasil belajar. menerapkan Buku Ajar IPA Terpadu Meng
Berdasarkan penilaian tersebut hasil belajar didefinisi integraskan Strategi REACT dalam Pendekatan

115
Saintifik. Pada kelas kontrol pembelajaran dengan akhir, mengumpulkan semua data penelitian untuk
menerapkan Buku Ajar IPA yang ada di sekolah. ketiga aspek hasil belajar yang telah dinilai, meng
Pada akhir penelitian kelas eksperimen dan kelas analisis data yang didapatkan menggunakan uji
kontrol diberikan tes, gunanya untuk melihat hasil statistik, dan terakhir menyusun laporan penelitian
belajar siswa pada aspek pengetahuan. Tidak hanya yang telah dilaksanakan.
pada aspek pengetahuan saja, pada aspek keterampil Analisis data menggunakan uji hipotesis, uji
an dilakukan tes uji kinerja untuk melihat hasil hipotesis yang digunakan adalah uji kesamaan dua
belajar, pada akhir penelitian. rata-rata. Uji hipotesis dilakukan untuk melihat per
Populasi adalah daerah dari generalisasi yang bedaan dua keadaan sebelum dan sesudah diberikan
terdiri dari objek penelitian maupun subjek penelitian perlakuan. Sebelum melakukan uji kesamaan dua rata
yang memiliki karakteristik tertentu yang diterapkan rata, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan
oleh peneliti untuk dikaji dan setelah itu ditarik homogenitas. Apabila data terdistribusi normal dan
kesimpulannya[18]. Populasi dari penelitian ini adalah homogen, maka uji hipotesis yang digunakan adalah
siswa kelas VIII SMP N 7 Padang yang terdaftar uji t dengan rumus :
pada tahun pelajaran 2018/2019. Jumlah keseluruhan
X1  X 2
populasi adalah 251 orang siswa yang terdapat dalam t 
1 1
delapan kelas. Sampel adalah objek atau subjek yang S 
n1 n2
berada pada satu wilayah populasi. Pengambilan
sampel menggunakan teknik Purposive Random Harga thitung (th) yang diperoleh dibandingkan dengan
Sampling dan Claster Random Sampling, sehingga harga ttabel (tt) yang terdapat dalam tabel distribusi t.
diperoleh dua kelas sampel yang terdiri dari satu kriteri pengujian dalam hipotesis ini adalah terima Ho
kelas eksperimen yaitu kelas VIII. 5 dan satu kelas jika nilai t hitung berada diantara nilai t yang ada
kontrol yaitu kelas VIII.7. pada tabel distribusi t. Persamaan berikut menunjuk
Variabel merupakan faktor-faktor yang kan daerah penerimaan Ho.
berperan dalam gejala yang akan diteliti[19]. Pada [21]
t  t t 
penelitian ini terdapat tiga variabel yaitu variabel 1
2
1
2
bebas, variabel terikat dan variabel kontrol. Variabel
bebas pada penelitian ini yaitu Buku Ajar IPA HASIL DAN PEMBAHASAN
Terpadu Mengintegrasikan Strategi REACT dalam
Pendekatan Saintifik. Variabel terikat pada penelitian 1. Hasil Penelitian
ini yaitu hasil belajar siswa kelas VIII SMP N 7 Hasil penelitian diperoleh dari data setelah
Padang. Variabel kontrol pada penelitian ini adalah melakukan penelitian. Data aspek pengetahuan
materi pelajaran, guru, jumlah dan jenis soal yang di dapat dari tes tertulis yang berupa soal pilihan
diujikan, penilaian yang ddilakukan pada aspek ganda. Tes ini diadakan di akhir penelitian. Data
pengetahuan dan keterampilan. aspek keterampilan diperoleh selama kegiatan
Data adalah fakta dan angka yang dapat praktikum berlangsung dengan berpedoman kepada
dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi[20]. lembar penilain kinerja pada keterampilan. Secara
pada penelitian ini termasuk data primer, karena data umum ada dua hasil penelitian ini.
tersebut diperoleh langsung oleh peneliti. Teknik
pengumpulan data pada aspek pengetahuan adalah tes a. Pengaruh Buku Ajar IPA Terpadu pada hasil
tulis. Tes tulis yang digunakan adalah tes obejktif belajar siswa pada aspek pengetahuan
yang berpedoman pada indikator pencapaian hasil Data hasil belajar pada aspek pengetahuan
belajar siswa. Untuk hasil belajar pada aspek keteram- diperoleh dari hasil posttest yang diberikan kepada
pilan, instrumen penilaian yang digunakan yaitu lem- siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
bar penilaian kinerja. Instrument yang digunakan yaitu tes tertulis dalam
Prosedur dalam penelitian ini terdiri dari tiga bentuk 30 soal pilihan ganda. Berdasarkan hasil
tahapan, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan perhitungan secara statistik, diperoleh nilai parameter
tahap penyelesaian. Tahap persiapan dimulai dengan statistic seperti pada Tabel 1.
menetapkan tempat dan juga jadwal penelitian, lalu Tabel 1. Nilai Rata-rata, Simpangan Baku dan Nilai
mempersiapkan surat observasi ke sekolah dan surat Varians Kelas Sampel
izin penelitian, menetapkan sampel penelitian, dan Rata-
mempersiapkan penelitian dengan menyusun perang Kelas N S2 S
rata
kat pembelajaran sampai pada tahapan mempersiapkan
instrument penilaian. Tahap pelaksanaan adalah Eksperimen 31 73,66 61,01 7,81
melaksanakan pembelajaran di kelas eksperimen yang Kontrol 31 60.11 106,27 10,31
diberi perlakukan menggunakan buku ajar IPA terpadu
Ada tiga hal yang dapat kita simpulkan dari
tema gerak dalam kehidupan sehari-hari mengintegrasi
Tabel 1. Pertama, nilai rata-rata hasil belajar siswa
kan strategi REACT. Tahap penyelesaian dimulai
pada aspek pengetahuan pada kelas eksperimen lebih
dengan melakuka uji coba soal tes, melakukan tes
besar dari kelas kontrol. Kedua, Nilai standar deviasi

116
kelas eksperimen lebih kecil dari pada nilai standar
deviasi kelas kontrol. Ketiga, nilai varians kelas
eksperimen lebih rendah dari kelas kontrol. Hasil
belajar pada aspek pengetahuan kedua sampel dapat
diketahui dengan melakukan uji kesamaan dua rata-
rata dua pihak. Untuk melakukan uji hipotesis maka
terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji
homogenitas. Hasil uji normalitas data dapat dilihat
pada tabel 2.
Tabel 2. Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar pada
Aspek Pengetahuan

Kelas N α Lt Lo Ket Gambar 1. Kurva Penerimaan dan Penolakan Ho


Eksperimen 31 0,05 0,159 0,100 Normal Hasil belajar Aspek Pengetahuan
Kontrol 31 0,05 0,159 0,147 Normal Pada Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa thitung
berada pada daerah penolakan Ho. Berdasarkan uji
Berdasarkan data yang tertera pada Tabel 2, hipotesis dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan
dapat dilihat bahwa taraf nyata α yang digunakan pada hasil belajar siswa pada aspek pengetahuan
adalah 0,05. Nilai Lo baik kelas eksperimen maupun yang berarti antara siswa yang menggunakan buku
kelas kontrol lebih kecil dibandingkan dengan Lt ajar IPA Terpadu tema gerak dalam kehidupan
yang nilainya 0,159. Hal ini berarti data pengetahuan sehari-hari mengintegrasikan strategi REACT dengan
kedua kelas sampel terdistribusi normal. siswa yang tidak menggunakannya. Dengan adanya
Selanjutnya, dilakukan uji homogenitas. Uji perbedaan yang berarti pada aspek pengetahuan,
homogenitas bertujuan melihat data dari kedua kelas mengindikasikan adanya pengaruh dari penggunaan
sampel memiliki varians yang homogen atau tidak buku ajar IPA terpadu. Dengan demikian, dapat
homogen. Setelah dilakukan perhitungan pada kedua dikatakan penggunaan buku ajar IPA terpadu tema
kelas sampel didapatkan hasil seperti pada Tabel 3. gerak dalam kehidupan sehari-hari mengintegrasikan
Tabel 3. Hasil Uji Homogenitas Aspek Pengetahuan strategi REACT memberikan pengaruh yang berarti
pada aspek pengetahuan siswa.
Kelas Varians Fh Ft Ket
Ekspe- b. Pengaruh Buku Ajar IPA Terpadu pada Hasil
60,99 1,74 1,84 Homogen Belajar Siswa pada Aspek Keterampilan
rimen
Kontrol 106,3 1,74 1,84 Homogen Data hasil penilaian pada aspek keterampilan
diperoleh selama proses pembelajaran berlangsung
Berdasarkan data yang tertera pada Tabel 3,
melalui hasil pengamatan pada saat praktikum
dapat dilihat bahwa taraf nyata α yang digunakan
berlangsung. Data pada aspek keterampilan peneliti
adalah 0,05. Kedua kelas dikatakan homogen apabila
an ini didapatkan dari dua kelas sampel yaitu kelas
Fh berada diluar penerimaan Ho. Berdasarkan data,
eksperimen dan kelas kontrol. Data nilai keterampil
nilai Fh lebih kecil dari Ft. Artinya Fh berada diluar
an didapatkan dari lembar penilaian kinerja yang
penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan kedua kelas
disertai dengan indikator dan rubrik penilaian.
sampel adalah homogen.
Keterampilan yang dinilai menggunakan format
Hasil uji perbandingan dua rata-rata dapat
penilaian keterampilan yang telah dibuat meliputi 6
dilakukan dengan menggunakan distribusi t. Hasil uji
indikator, yaitu mengamati (M1), menyusun hipotesis
kesamaan dua rata-rata dapat dilihat pada Tabel 4.
(M2), melakukan percobaan (M3), mengumpulkan
Tabel 4. Hasil Perhitungan Distribusi t pada Aspek data (M4), menggambarkan hubungan variabel (M5),
Pengetahuan dan mengkomunikasikan (M6). Pengambilan data
N Rata- t(1- - t(1- nilai keterampilan ini dibantu oleh seorang dan atau
Kelas th dua orang observer. Deskripsi data hasil belajar pada
rata α/2) α/2)
31 aspek keterampilan ini ditunjukkan oleh nilai rata
Eksperimen 73,66
5,83 2,00 -2,00 rata yang diperoleh siswa untuk 2 buah praktikum
Kontrol 31 61,01 yang dilakukan, dan satu kali ujian praktikum untuk
Dari data pada Tabel 4 dapat dinyatakan kelas eksperimen, sedangkan untuk kelas kontrol
bahwa setelah dilakukan analisis statistik, nilai th dari hanya melakukan satu kali praktikum dan ujian
kedua kelas adalah sebesar 5,83. Nilai tt pada taraf praktikum. Grafik untuk enam indikator kedua kelas
nyata 0,05 untuk dk=n1+n2-2 sebesar 2,00. Berarti sampel dapat dilihat pada Gambar 2.
nilai th berada diluar daerah penerimaan hipotesis nol.
Kurva penerimaan Ho dan penolakan Ho dapat di
lihat pada Gambar 1.

117
berarti atau tidak, maka dilakukanlah uji perbanding
100 an dua rata-rata. Uji perbandingan dua rata-rata di
90
80 lakukan apabila uji normalitas dan uji homogenitas
70 kedua kelas sampel sudah didapat*kan.
60 Hasil uji normalitas digunakan untuk melihat
Siswa
Nilai

50
40 apakah kedua kelas sampel terdistribusi normal atau
30 tidak. Hasil akhir yang diperoleh pada uji normalitas
20 adalah nilai terbesar harga mutlak selisih peluang
10
0
bilangan baku dengan proporsi bilangan baku yang
M1 M2 M3 M4 M5 M6 dilambangkan dengan Lo. Untuk menguji normalitas
Eksperimen 83.6 78.23 83.87 86.29 70.16 75.27 data, Lo di-bandingkan dengan Lt yang terdapat
dalam tabel Liliefors. Jika Lo lebih kecil daripada Lt
Kontrol 81.45 70.97 75.4 82.66 59.68 74.6
maka data terdistribusi normal, namun jika Lo lebih
besar dari Lt maka data tidak terdistribusi normal.
Indikator Penilaian Keterampilan
Hasil analisis uji normalitas yang didapatkan dapat
Gambar 2. Indikator Penilaian Keterampilan Kelas dilihat pada Tabel 6.
eksperimen dan kontrol Tabel 6. Hasil Perhitungan Uji Normalitas Hasil
Berdasarkan data pada Gambar 2 dapat Belajar pada Aspek Keterampilan
dijelaskan bahwasannya nilai rata-rata dari masing Kelas N α Lt Lo Ket
masing indikator keterampilan pada kelas eksperimen
lebih tinggi daripada nilai rata-rata dari masing
masing indikator keterampilan siswa di kelas kontrol. Eksperimen 31 0,05 0,159 0,096 Normal
Nilai rata-rata indikator keterampilan paling tinggi Kontrol 31 0,05 0,159 0,142 Normal
adalah indikator keterampilan mengamati, yaitu 83,6.
Dari data Tabel 16 dapat dijelaskan mengenai
Data yang diperoleh hasil belajar siswa pada
nilai Lo dan nilai Lt pada taraf nyata 0,05 untuk
aspek keterampilan dilakukan analisis statistic
jumlah siswa sebanyak 31 orang dari masing-masing
deskriptif. Tujuan dari analisis statistik deskriptif
kelas. Harga Liliefors observasi kelas eksperimen
untuk mencari nilai rata-rata, simpangan baku dan
0,096 dan nilai Liliefors observasi pada kelas kontrol
varians dari data yang diperoleh. Deskripsi data
0,142. Nilai Lt yaitu 0,159. Data yang didapatkan
aspek keterampilan kelas eksperimen menggunakan
yaitu Lo kecil dari Lt, sehingga dapat disimpulkan
buku ajar IPA terpadu tema gerak dalam kehidupan
bahwa kedua kelas sampel terdistribusi normal.
sehari-hari ditampilkan pada tabel 5.
Data yang homogen adalah data dengan
Tabel 5. Nilai Rata-rata, Simpangan Baku, dan nilai Fhitung berada di luar daerah penerimaan Ho.
Varians pada Aspek Keterampilan Nilai simpangan dari Fhitung, dan Ftabel setelah di
lakukan uji homogenitas ditampilkan Tabel 7.
Kelas X S S2
Tabel 7. Hasil Perhitungan Uji Homogenitas pada
Eksperimen 79,57 8,23 67,80 aspek keterampilan siswa
Α Va- Fα/2(ν
Kontrol 74,12 7,86 61,86 Kelas Fh Ket
rians 2,ν1)

Berdasarkan Tabel 5 ada tiga yang dapat Eksperimen 0,05 67,8


di-jelaksan, pertama, rata-rata nilai keterampilan 1,56 1,84 Homogen
siswa kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas Kontrol 0,05 61,8
kontrol. Kedua nilai standar deviasi kelas eksperimen
lebih tinggi dari kelas kontrol. Artinya, hasil belajar Berdasarkan data yang tertera pada tabel 7,
siswa pada aspek keterampilan kelas kontrol lebih dapat dilihat bahwa taraf nyata α yang digunakan
merata dari kelas eksperimen. Ketiga, nilai varians adalah 0,05. Nilai F yang didapat dari hasil per
kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. hitungan adalah sebesar 1,096. Sedangkan nilai F
Artinya, hasil belajar pada aspek keterampilan kelas tabel yaitu 1,84. nilai Fhitung lebih kecil dari Ftabel.
eksperimen lebih beragam dari pada kelas kontrol. Artinya Fh berada diluar penerimaan Ho, maka dapat
Dari data pada Tabel 5 dapat dijabarkan nilai disimpulkan kedua kelas sampel adalah homogen.
rata-rata yang diperoleh pada kedua kelas sampel. Untuk mengetahui apakah hipotesis diterima
Nilai rata-rata kelas eksperimen sebesar 79,57 dan atau ditolak maka perlu dilakukan uji hipotesis. Uji
nilai rata-rata kelas kontrol sebesar 74,12. Hasil hipotesis yang dilakukan menggunakan uji per
tersebut memperlihatkan bahwa nilai rata-rata kelas bandingan dua rata-rata yaitu uji t. Hasil perhitungan
eksperimen lebih tinggi dari nilai rata-rata kelas uji hipotesis dapat dilihat pada Tabel 8.
kontrol. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar
siswa pada aspek keterampilan kedua kelas sampel

118
Tabel 8. Hasil Perhitungan Uji t Hasil Belajar pada mengaitkan materi pembelajaran dengan konteks
Aspek Keterampilan Siswa dunia nyata, artinya materi pembelajaran dihubung
Rata- t(1- - t(1- kan dengan kehidupan nyata siswa sehari-hari[14].
Kelas Th Penerapan pengajaran kontekstual ditujukan
rata α/2) α/2)
untuk meningkatkan pemikiran dan keterampilan
Eksperimen 79,57 membaca siswa[22]. Pembelajaran akan lebih ber
2,66 2,00 -2,00
Kontrol 74,12 makna apabila pembelajaran yang dirancang berawal
dari permasalahan kehidupan sehari-hari dan dekat
Dari data pada Tabel 8 dapat dinyatakan
dengan peserta didik sehingga memotivasi peserta
bahwa setelah dilakukan analisis statistik, nilai th dari
didik untuk menyukai pembelajaran yang ber
kedua kelas adalah sebesar 2,66. Nilai tt pada taraf
langsung[23]. Buku ajar IPA terpadu tema gerak
nyata 0,05 untuk dk=n1+n2-2 sebesar 2,00. Berarti
dalam kehidupan sehari-hari dilengkapi didalamnya
nilai th berada diluar daerah penerimaan hipotesis nol.
tugas-tugas pengetahuan yang lebih banyak, sehingga
Berdasarkan uji hipotesis dapat dikatakan
siswa dapat berlatih soal-soal lebih banyak dan hal
bahwa terdapat perbedaan pada hasil belajar siswa
ini tentunya dapat meningkatkan hasil belajar siswa
pada aspek keterampilan yang berarti antara siswa
pada aspek pengetahuan dan juga aspek keterampil
yang menggunakan buku ajar IPA Terpadu tema
an. Tugas-tugas tersebut dalam bentuk latihan,
gerak dalam kehidupan sehari-hari mengintegrasikan
kegiatan menghubungkan, kegiatan menerapkan,
strategi REACT dengan siswa yang tidak mengguna
kegiatan mentransfer dan evaluasi. Penggunaan
kan buku ajar tersebut. Adanya perbedaan yang
tugas-tugas dalam buku ajar dapat memberikan
berarti pada aspek pengetahuan, mengindikasikan
pengaruh yang berarti pada kompetensi pengetahuan,
adanya pengaruh dari penggunaan buku ajar IPA
sikap, dan keterampilan pada taraf nyata 0,05[7].
terpadu. Oleh karena itu , penggunaan buku ajar IPA
Penerapan buku ajar IPA terpadu tema gerak
terpadu tema gerak dalam kehidupan sehari-hari
ini dapat mempengaruhi peningkatan hasil belajar
mengintegrasikan strategi REACT memberikan
siswa pada aspek keterampilan karena dalam buku
pengaruh yang berarti pada aspek pengetahuan siswa.
ajar IPA terpadu ini materi pembelajaran disusun
2. Pembahasan secara terpadu. Pembelajaran IPA terpadu bertujuan
Berdasarkan analisis data hasil belajar siswa untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas pem
pada aspek pengetahuan dan aspek keterampilan belajaran. Melalui pembelajaran IPA terpadu dapat
diperoleh hasil. Hasil yang diperoleh dari penelitian membangun pengetahuan siswa melalui kerja ilmiah,
ini adalah untuk melihat ketercapaian tujuan bekerja sama dalam kelompok, belajar berinteraksi
penelitian. Hasil penelitian yang pertama dilihat dari dan berkomunikasi, serta bersikap ilmiah.
analisis data pada aspek pengetahuan. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang diperoleh peneliti
yang di-peroleh adalah terdapat pengaruh yang merekomendasikan penerapan buku ajar IPA terpadu
berarti dari penggunaan buku ajar IPA terpadu tema ini bagi guru, kerena buku ajar IPA terpadu ini dapat
gerak dalam kehidupan sehari-hari mengintegrasikan membantu guru dalam menyampaikan materi pem
strategi REACT pada hasil belajar siswa pada aspek belajaran secara terpadu dan juga kontektual. Disisi
pengetahuan. Hasil yang kedua, dilihat dari analisis lain peneliti juga menyarankan penerapan buku ajar
data pada aspek keterampilan, dimana kesimpulan IPA terpadu ini kepada siswa, kerena penerapan buku
dari analisis data diperoleh bahwa terdapat pengaruh ajar IPA terpadu ini dapat meningkatkan hasil belajar
yang berarti dari penggunaan buku ajar IPA terpadu siswa pada aspek pengetahuan dan keterampilan.
tema gerak dalam kehidupan sehari-hari menginte- Penelitian yang dilakukan tidak terlepas dari
grasikan strategi REACT terhadap hasil belajar siswa berbagai keterbatasan yang dihadapi. Keterbatasan
pada aspek keterampilan (skill). pertama yaitu pada tema yang digunakan di dalam
Penerapan dari buku ajar IPA Terpadu mem penelitian. Tema yang digunakan pada penelitian ini
berikan pengaruh terhadap hasil belajar pada aspek masih satu tema. Tema dari penelitian ini yaitu gerak
pengetahuan siswa karena dalam buku ajar IPA ter dalam kehidupan sehari-hari. Tema gerak dalam
padu mengintegrasi kan strategi REACT tema gerak kehidupan sehari-hari ini terdiri dari empat sub tema.
dalam kehidupan sehari-hari ini materi pembelajaran Dengan demikian, peneliti berharap peneliti lain bisa
dikemas secara tematik terpadu. Keunggulan model mengembangkan tema-tema lain atau menggunakan
tematik adalah model ini tidak hanya memudahkan lebih dari satu tema.
guru dalam perencanaan pembelajaran, tetapi juga Keterbatasan kedua adalah model keter
memberikan pengaruh bagi siswa untuk melakukan paduan yang digunakan masih terbatas pada model
kegiatan dan merangkai ide-ide yang berkaitan keterpaduan tipe terhubung, terjaring dan integrated.
dengan pembelajaran.[8]. Disisi lain materi pem Materi pembelajaran terpadu tipe terhubung, terjaring
belajaran dalam buku ajar IPA terpadu mengintegrasi dan model integrated dikemas dalam sebuah tema.
kan strategi REACT tema gerak dalam kehidupan Jadi solusi alternatif yang disarankan adalah diharap
sehari-hari ini dikemas secara kontekstual. Pem kan penelitian selanjutnya dapat menerapkan keter
belajaran kontekstual adalah pembelajaran yang paduan materi dengan tipe keterpaduan lainnya.

119
[6] Fajra, N., Asrizal, A., Kamus, Z. 2018. Studi
Keterbatasan ketiga dari penelitian ini adalah Penerapan Buku Ajar IPA Terpadu Tema
teknik penilaian pada aspek sikap siswa yang di Ge rak Model Pembelajaran Kontekstual
gunakan masih sebatas observasi. Hasil observasi ini Adaptif pada Kelas VIII SMPN 8 Padang.
cenderung bersifat subjektif, sehingga hasil yang Pillar of Physics Education,11(2018), 113-120
didapatkan kurang terukur dengan baik. Untuk itu [7] Syam, J., Asrizal, A., Kamus, Z. 2017. Peng
diharapkan untuk penelitian selanjutnya untuk dapat aruh Buku Ajar Bermuatan Kecerdasan Kom
menggunakan instrument lain seperti penilaian diri, prehensif dalam Model Pembelajaran Ber
penilaian sejawat dan teknik penilaian sikap lainnya. basis Masalah terhadap Kompetensi Fisika
Keterbatasan yang keempat yaitu mengenai Peserta didik Kelas X SMA N 9 Padang.
kegiatan praktikum pada kelas eksperimen dan kelas Jurnal Pendidikan Fisika, 9 (1), 73-80
kontrol. Pada kelas eksperimen praktikum dilaksana [8] Nirnawati, N. 2015. Pengembangan Buku
kan dua kali dan satu kali ujian praktikum, sedangkan Ajar Menulis Nonsastra Berdasarkan Strategi
pada kelas kontrol, kegiatan praktikum dilakukan Raft (Role Audience Format Topic) Untuk
satu kali dan ujian praktikum satu kali. Hal ini ke SMP-/MTS Kelas VIII. Jurnal Pendidikan
mungkinan menjadi salah satu penyebab rendahnya Bahasa. Jurnal Prosiding ICTTE UNY.
nilai praktikum di kelas kontrol. Untuk penelitian [9] Asrizal, A., Amran, A., Ananda., Festiyed, F.,
selanjutnya diharapkan dapat menyamakan jumlah Sumarmin, R. 2018. The Development Of
praktikum yang dilaksanakan pada kelas eksperimen Integrated Science Instructional Materials to
dan kelas kontrol, hal ini dilakukan agar hasil yang Improve Students’ Digital Literacy In
didapatkan lebih maksimal. Scientific Approach.JPII 7 (4) (2018) 442-450
[10] Yuliati, L. 2013. Efektivitas Bahan Ajar IPA
Terpadu Terhadap Kemampuan Berfikir
KESIMPULAN Tingkat Tinggi Siswa SMP. Jurnal UNM., 9
Berdasarkan hasil analisis data dapat diambil (2013) 53-57, ISSN:1693-1246
kesimpulan dari penelitian. Sebagai kesimpulan dari [11] Asrizal, A., Amran, A., Ananda, A., Festiyed,
penelitian, yaitu: Penggunaan buku ajar IPA terpadu F., Khairani, S. 2018. Effectiveness of
tema gerak dalam kehidupan sehari-hari meng Adaptive Contextual Learning Model of
integrasikan strategi REACT memberikan pengaruh Integrated Science by Integrating Digital Age
yang berarti pada hasil belajar pada aspek Literacy on Grade VIII Students. IOP Conf.
pengetahuan dan aspek keterampilan siswa kelas VIII Series: Materials Science anda Engineering,
di SMPN 7 Padang pada taraf kepercayaan 97,5%. 335 (1), 012067
Dari hasil tersebut, menunjukkan bahwa buku ajar [12] Ultay, N. 2014. Evaluation Of The
IPA Terpadu dapat menjadi alternatif bagi guru dan Effectiveness Of Conceptual Change Texts in
siswa dalam usaha meningkatkan hasil belajar siswa. The REACT Strategy. DOI: 10.1039
[17] Kunandar, K. 2013. Penilaian Autentik (Peni-
laian Hasil Belajar Siswa Berdasarkan
DAFTAR PUSTAKA Kurikulum 2013). Jakarta: Rajawali Press.
[18] Djamas, D. 2015. Metodologi Penelitian
[1] Festiyed, F. 2015. Kreativitas Pengembangan Pendidikan Fisika. Padang: UNP
Assesmen Auntentik dalam Riset dan Pem [19] Sugiyono, S. 2012. Metode Penelitian
belajaran Fisika. Padang. Indonesia. Kuantitatif & Kualitatif.Bandung : Alfabeta.
[2] Asrizal, A., Festiyed, F., Sumarmin, R. 2017. [20] Arikunto, S. 2015. Dasar-dasar Evaluasi
Analisis Kebutuhan Pengembangan Bahan Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Ajar IPA Terpadu Bermuatan Literasi Era [21] Sudjana, S. 2002. Metode Statistika.Bandung :
Digital Untuk Pembelajaran Siswa SMP Kelas Tarsito Bandung.
VIII. Jurnal Eksakta Pendidikan, 1 (1), 1-8 [21] Asrizal, A., Amran, A., Ananda, A., Festiyed,
[3] Afrizon, R. 2018.Studi Pedahuluan Workshop F. 2018. Development of Adaptive Contextual
Rancangan Pembelajaran IPA Terpadu Ber Teacing Model of Integrated Science to
muatan Mind Mapping. Semesta : Journal of Improve Digital Age Literacy on Grade VIII
Science Education and Teaching.1 (2),26-31 Students. IOP Conf. Series: Journal of Phys-
[4] Trianto, T. 2012. Model Pembelajaran Terpa ics: Conf. Series 1116 (2108) 032004.
du. Jakarta: Prestasi Pustakaraya. [22] Afrizon, R., Hidayati, H., Rio, A. 2017.
[5] Dewi, W. S., Afrizon, R. 2018. Analisis Analisis Persepsi Mahasiswa Pendidikan Fisi-
Kondisi Awal Perkuliahan Mahasiswa ka terkait Pentingnya Pembelajaran Fisika
Pendidikan Fisika Dalam Rangka Mengem Bermakna yang Menerapkan Unsur Kearifan
bangkan Bahan Ajar Statistika Pendidikan Lokal Sumatera Barat. Prosiding Semirata
Fisika Menggunakan Model Problem Solving. 2017. Hal 114-122.
Jurnal Eksakta Pendidikan, 2 (1), 93-100

120

Anda mungkin juga menyukai