A. PENGERTIAN
Kekurangan volume cairan adalah keadaan ketika seorang individu yang tidak
menjalani puasa mengalami atau berisiko mengelami dehidrasi vaskular, interstitial atau
intravaskular.
3. Maturasional
a. Bayi / anak
1) Berhubungan dengan peningkatan kerentanan sekunder akibat penurunan
penerimaan cairan dan penurunan kemampuan untuk memekatkan urine.
b. Lansia
1) Behubungan dengan peningkatan kerentanan sekunder akibat penurunan
penerimaan cairan dan penurunan sensasi haus.
2. Data Minor
a. Peningkatan natrium serum.
b. Penurunan haluaran urine atau haluaran urine berlebihan.
c. Urine memekat atau sering berkemih.
d. Penurunan turgor kulit.
e. Haus, mual, anoreksia.
D. RUMUSAN MASALAH
1. Gangguan kekurangan volume cairan.
E. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Intervensi Generik
a. Kaji yang disukai dan yang tidak disukai; beri cairan kesukaan dalam batasan diet.
b. Rencanakan tujuan asupan cairan untuk setiap 8 jam (mis.,1000ml selama siang
hari 800ml selama sore hari, 300ml pada malam hari).
c. Kaji pengertian individu tentang alasan untuk mempertahankan hidrasi yang
adekuat dan metode untuk mencapai tujuan asupan cairan.
d. Minta individu menyimpan laporan tertulis (mencatat dalam buku harian) tentang
asupan cairan dan haluaran (jika perlu).
e. Pantau asupan; pastikan sedikitnya 1500ml cairan per oral setiap 24jam.
f. Pantau haluaran; pastikan sedikitnya 1000-1500ml/24jam. Pantau adanya
penurunan berat jenis urine.
g. Timbang berat badan setiap hari dengan jenis baju yang sama, pada waktu yang
sama. Penurunan berat badan 2-4% menunjukkan dehidrasi ringan, penurunan
berat badan 5-9% menunjukkan dehidrasi sedang.
h. Pantau kadar elektrolit darah, nitrogen urea darah, osmolalitas urine dan serum
kreatinin, hematocrite dan hemoglobin.
i. Ajarkan bahwa kopi, teh, dan jus buah anggur menyebabkan deuresis dan dapat
memperberat kehilangan cairan.
j. Pertimbangkan kehilangan cairan tambahan yang berhubungan dengan muntah,
diare, demam, slang, drein.
k. Untuk drainase luka :
1) Pertahankan catatan yang cermat tentang jumlah dan jenis drainase.
2) Timbang balutan, jika perlu, untuk memperkirakan kehilangan cairan.
3) Balut luka untuk meminimalkan kehilangan cairan.
2. Intervensi Pediatrik
a. Pantau berat badan, suhu tubuh, kelembaban pada rongga oral, volume dan
konsentrasi urine.
b. Berikan :
1) Jenis cairan yang menarik (es krim bertangkai, jus dingin, es berbentuk
kerucut, air putih, susu, jell-O dengan ditambah sayur-sayuran berwarna;
biarkan anak membantu membuatnya).
2) Wadah yang tidak bisa (cangkir berwarna, sedotan).
3) Sebuah permainan atau aktivitas (suruh anak minum jika tiba gilirannya).
3. Intervensi Geriatrik
a. Ajarkan untuk minum 8-10 gelas cairan per hari, tidak termasuk minuman
berkafein kecuali dikontraindikasikan (mis.,insufisiensi ginjal atau jantung).
b. Beri sedikit 4 gelas air; waspadakan pada minuman kafein dan bergula.
c. Jelaskan untuk tidak mengandalkan rasa haus sebagai indikator kebutuhan terhadap
cairan.
d. Ajarkan untuk memantau hidrasi pada warna urine.
e. Evaluasi bila individu membatasi asupan untuk menghindari inkontinensia.
F. KRITERIA EVALUASI
1. Meningkatkan asupan cairan sesuai usia dan kebutuhan metabolik.
2. Mengidentifikasi faktor risiko defisit cairan dan menyebutkan kebutuhan peningkatan
cairan sesuai indikasi.
3. Memperlihatkan tidak adanya tanda dan gejala dehidrasi.
DAFTAR PUSTAKA