BENCANA
OLEH :
2016
BENCANA
1. Pengertian Bencana
Bencana (disaster) menurut WHO (2002) adalah setiap kejadian yang
menyebabkan kerusakan, gangguan ekologis, hilangnya nyawa manusia, atau
memburuknya derajat kesehatan atau pelayanan kesehatan pada skala tertentu yang
memerlukan respon dari luar masyarakat atau wilayah yang terkena. (Ferry Efendi
dan Makhfudli, 2009).
Bencana adalah suatu gangguan serius terhadap masyarakat yang menimbulkan
kerugian secara meluas dan dirasakan baik oleh masyarakat, berbagai material dan
lingkungan (alam) dimana dampak yang ditimbulkan melebihi kemampuan manusia
guna mengatasinya dengan sumber daya yang ada (Asian Disaster Reduction Center,
2003).
Bencana adalah peristiwa atau kejadian pada suatu daerah yang mengakibatkan
kerusakan ekologi, kerugian kehidupan manusia, serta memburuknya kesehatan dan
pelayanan kesehatan yang bermakna sehingga memerlukan bantuan luar biasa dari
pihak luar (Depkes RI, 2001).
Bencana adalah situasi dan kondisi yang terjadi dalam kehidupan masyarakat.
Tergantung pada cakupannya, bencana ini bisa merubah pola kehidupan dari kondisi
kehidupan masyarakat yang normal menjadi rusak, menghilangkan harta benda dan
jiwa manusia, merusak struktur sosial masyarakat, serta menimbulkan lonjakan
kebutuhan dasar (Bakornas BPB).
Menurut UU No. 24 tahun 2007, bencana adalah peristiwa atau rangkaian
peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat
yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor
manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
Pengertian bencana dalam Kepmen No. 17/kep/Menko/Kesra/x/95 adalah sebagai
berikut: “Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh
alam, manusia, dan atau keduanya yang mengakibatkan korban dan penderitaan
manusia, kerugian harta benda, kerusakan lingkungan, kerusakan sarana prasarana
dan fasilitas umum serta menimbulkan gangguan terhadap tata kehidupan dan
penghidupan masyarakat”.
Bencana ialah sebuah kejadian yang tidak biasa terjadi disebabkan oleh alam
maupun ulah manusia, termasuk pula di dalamnya merupakan imbas dari kesalahan
teknologi yang memicu respon dari masyarakat, komunitas, individu maupun
lingkungan untuk memberikan antusiasme yang bersifat luas (Parker, 1992)
Dari beberapa pengertian bencana di atas dapat disimpulkan bahwa bencana
adalah setiap kejadian yang menimbulkan kerugian secara meluas dan dirasakan baik
oleh masyarakat, berbagai material dan lingkungan disebabkan baik oleh faktor alam
dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia yang mengakibatkan kerusakan
ekologi, kerugian kehidupan manusia, memburuknya kesehatan dan pelayanan
kesehatan serta menimbulkan gangguan terhadap tata kehidupan dan penghidupan
masyarakat.
2. Jenis – Jenis Bencana
Jenis-jenis bencana menurut Undang- Undang No.24 Tahun 2007, antara lain:
a. Bencana alam
Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa
bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah
longsor.
1) Tanah Longsor
Longsoran merupakan salah satu jenis gerakan massa tanah atau batuan,
ataupun pencampuran keduanya, menuruni atau keluar lereng akibat dari
tergangguanya kestabilan tanah atau batuan penyusunan lereng tersebut.
Gejala tanah longsor :
a) Muncul retakan
b) retakan di lereng yang sejajar dengan arah tebing
c) Muncul mata air baru secara tiba –tiba
d) Tebing rapuh dan kerikil mulai berjatuhan
2) Banjir
Biasanya banjir disebabkan oleh curah hujan yang tinggi diatas normal,
sehingga system pengaliran air yang terdiri dari sungai dan anak sungai
alamiah serta sistem saluran drainase dan kanal penampung banjir buatan
yang ada tidak mampu menampung akumulasi air hujan tersebut meluap.
3) Kekeringan
Kekeringan adalah hubungan antara ketersediaan yang jauh dibawah
kebutuhan air baik untuk kebutuhan hidup, pertanian kegiatan ekonomi
dan lingkungan. Kekeringan alamiah terjadi akibat curah hujan dibawah
normal, kekurangan pasokan komoditi ekonomi ; kekeringan antropogenik
terjadi akibat ketidak-taatan pada aturan tertentu (pola tanam, konservasi,
kawasan tangkapan air).
4) Gempa Bumi
Gempa bumi adalah peristiwa berguncangnya bumi yang dapat
disebabkan oleh tumbukan anatar lempeng tektonik, akibat gunung berapi
atau runtuhan batuan.
5) Tsunami
Tsunami yakni gelombang laut dengan periode panjang yang ditimbulkan
oleh gangguan impulsif dari dasar laut (gempa tektonik,erupsi vulkanik
atau longsoran).
6) Letusan Gunung Api
Gunung api merupakan lubang kepundan/rekahan pada kerak bumi tempat
keluarnya magma, gas atau cairan lainnya ke permukaan. Bencana gunung
meletus disebabkan oleh aktifnya gunung berapi sehingga menghasilkan
erupsi.
7) Angin Topan
Angin topan adalah pusaran angin kencang dengan kecepatan angin 120
km/jam atau lebih yang sering terjadi di wilayah tropis diantara garis balik
utara dan selatan, kecuali di daerah-daerah yang sangat berdekatan dengan
khatulistiwa. Angin topan disebabkan oleh perbedaan tekanan dalam suatu
sistem cuaca. Angin paling kencang yang terjadi di daerah tropis ini
umumnya berpusar dengan radius ratusan kilometer di sekitar daerah
sistem tekanan rendah yang ekstrem dengan kecepatan sekitar 20 Km/jam.
Di Indonesia dikenal dengan sebutan angin badai.
b. Bencana non alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
rangkaian peristiwa non alam yang antara lain berupa gagal teknologi,
gagal modernisasi, epidemi dan wabah penyakit.
c. Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi
konflik sosial antarkelompok atau antarkomunitas masyarakat, dan
teror(UU RI, 2007).
d. Bencana ulah manusia (man-made disaster)
Yaitu kejadian-kejadian karena perbuatan manusia seperti tabrakan
pesawat udara atau kendaraan, kebakaran, ledakan, sabotase, dan lainnya.
Bencana berdasarkan cakupan wilayahnya terdiri atas :
a. Bencana lokal
Bencana ini memberikan dampak pada wilayah sekitarnya yang
berdekatan , misalnya kebakaran, ledakan, kebocoran kimia dan lainnya.
b. Bencana regional
Jenis bencana ini memberikan dampak atau pengaruh pada area geografis
yang cukup luas dan biasanya disebabkan oleh factor alam seperti alam,
banjir, letusan gunung dan lainnya.
Misalnya :
(a) Pengertian
(1) Tersedia informasi dan peta kawasan rawan bencana untuk tiap jenis
bencana.
(2) Sosialisasi untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat
dalam menghadapi bencana, karena bermukim di daerah rawan
bencana.
(3) Mengetahui apa yang perlu dilakukan dan dihindari, serta mengetahui
cara penyelamatan diri jika bencana timbul, dan
(4) Pengauran dan penataan kawasan rawan bencana untuk mengurangi
ancaman bencana.
Mitigasi bencana yang efektif harus memiliki tiga unsur utama, yaitu
penilaian bahaya, peringatan dan persiapan.
e) Koordinasi (coordination)
4) Peringatan Dini
Peringatan dini merupakan faktor utama dalam pengurangan risiko
bencana. Peringatan dini dapat mencegah korban jiwa dan mengurangi
dampak ekonomi dan material dari sebuah bencana. Agar berjalan efektif,
sistem peringatan dini harus melibatkan masyarakat secara aktif,
memfasilitasi pendidikan dan kesadaran masyarakat tentang risiko yang
dihadapi, menyebarluaskan pesan dan peringatan secara efektif, serta
menjamin kesiapsiagaan yang selalu terjaga.
Penyampaian informasi yang tepat waktu dan efektif, melalui
kelembagaan yang jelas, sehingga memungkinkan setiap individu yang
terancam bahaya dapat mengambil langkah untuk menghindari atau
mengurangi risiko dan mempersiapkan diri untuk melakukan upaya
tanggap darurat yang efektif.
Suatu sistem peringatan dini yang lengkap dan efektif terdiri atas
empat uansur yang saling terkait, mulai dari pengetahuan tentang bahaya
dan kerentanan, hingga kesiapan dan kemampuan untuk menanggulangi.
Pengalaman baik dari sistem peringatan dini juga memiliki hubungan
antar-ikatan yang kuat dan saluran komunikasi yang efektif di antara
semua elemen tersebut.
a) Pengetahuan tentang risiko
Risiko akan muncul dari kombinasi adanya bahaya dan kerentanan di
lokasi tertentu. kajianterhadap risiko bencana memerlukan pengumpulan
dan analisis data yang sistematis serta harus mempertimbangkan sifat
dinamis dari bahaya dan kerentanan yang muncul dari berbagai proses
seperti urbanisasi, perubahan pemanfaatan lahan, penurunan kualitas
lingkungan, dan perubahan iklim. Kajian dan peta risiko bencana akan
membantu memotivasi orang, sehingga mereka akan memprioritaskan
pada kebutuhan sistem peringatan dini dan penyiapan panduan untuk
mencegah dan menanggulangi bencana
b) Pemantauan dan layanan peringatan
Layanan peringatan merupakan inti dari sistem. Harus ada dasar ilmiah
yang kuat untuk dapat memprediksi dan meramalkan munculnya bahaya,
dan harus ada sistem peramalan dan peringatan yang andal yang
beroperasi 24 jam sehari. Pemantauan yang terus-menerus terhadap
parameter bahaya dan gejala-gejala awalnya sangat penting untuk
membuat peringatan yang akurat secara tepat waktu. Layanan peringatan
untuk bahaya yang berbeda-beda sedapat mungkin harus dikoordinasikan
dengan memanfaatkan jaringan kelembagaan, prosedural, dan komunikasi
yang ada.
c) Penyebarluasan dan komunikasi
Peringatan harus menjangkau semua orang terancam bahaya. Pesan yang
jelas dan berisi informasi yang sederhana namun berguna sangatlah
penting untuk melakukan tanggapan yang tepat, yang akan membantu
menyelamatkan jiwa dan kehidupan. Sistem komunikasi tingkat regional,
nasional, dan masyarakat harus diidentifikasi dahulu, dan pemegang
kewenangan yang sesuai harus terbentuk. Penggunaan berbagai saluran
komunikasi sangat perlu untuk memastikan agar sebanyak mungkin orang
yang diberi peringatan, guna menghindari terjadinya kegagalan di suatu
saluran, dan sekaligus untuk memperkuat pesan peringatan.
d) Kemampuan penanggulangan
Sangat penting bahwa masyarakat harus memahami bahaya yang
mengancam mereka; dan mereka harus mamatuhi layanan peringatan dan
mengetahui bagaimana mereka harus bereaksi. Program pendidikan dan
kesiapsiagaan memainkan peranan penting di sini. Juga penting bahwa
rencana penanganan bencana dapat dilaksanakan secara tepat, serta sudah
dilakukan dengan baik dan sudah teruji. Masyarakat harus mendapat
informasi selengkapnya tentang pilihan-pilihan untuk perilaku yang aman,
ketersediaan rute penyelamatan diri, dan cara terbaik untuk menghindari
kerusakan dan kehilangan harta benda (Unisdr, 2008).
1) Jangan panik
2) Jangan emosional
3) Jangan tergesa-gesa
4) Jangan mendramatisai
5) Jangan putus asa
2) Response
Cek respon korban dengan teknik “touch and talk” yaitu dengan menepuk
atau menggoyang goyangkan bahu korban bersamaan dengan memanggil
nama atau sebutan koban. Kemungkinan kesadaran korban:
3) Circulation
Cek nadi korban (neonatus dan bayi - nadi brakialis; anak, dewasa
dan ibu hamil – nadi karotis). Jika lebih dari 10 detik nadi sulit
dideteksi maka segera lakukan kompresi dada. Kompresi pada:
a) Neonatus
b) Bayi
d) Dewasa
e) Ibu Hamil.
b. Jaw Trust
Miringkan pasien ke salah satu sisi. Keluarkan apa saja objek yang
terlihat dalam mulut. Ambil gigi/palsu yang lepas. Tinggalkan gigi
palsu yang utuh pada tempatnya
5) Breathing
Maka dari itu, berikut merupakan beberapa kegiatan atau tidakan yang
dapat dilakukan saat terjadi bencana alam.
1) Tindakan saat terjadi Gunung Meletus
a) Hindari daerah berbahaya,yang dimaksud daerah bahaya adalah lereng
gunung, lembah, atau kawasan yang memungkinkan dialiri lahar.
b) Pemerintah akan menyediakan angkutan untuk pengungsian. Masyarakat
harus mengungsi ke barak pengungsian.
c) Lindungi diri dari abu letusan dan awan panas, dalam hal ini bisa
mengenakan masker, topi, celana panjang, dan baju lengan panjang.
d) Abu letusan berbahaya bagi tubuh. Usahakan jangan menghirup secara
langsung udara yang terkena abu letusan.
e) Patuhilah pedoman dan perintah dari instansi berwenang tentang upaya
penanggulangan bencana. Jangan mudah terhasut untuk segera kembali
ke rumah saat status masih dalam bahaya.
2) Tindakan yang dilakukan saat terjadi gempa bumi
Gempa bumi merupakan bencana alam yang tidak bisa diperkirakan
waktu terjadinya. Kita hanya bisa berusaha menyelamatkan diri saat
terjadi gempa bumi. Beberapa hal yang dapat kita lakukan agar selamat
dari gempa bumi adalah sebagai berikut.
a) Saat terjadi gempa, jangan panik. Apabila berada di dalam rumah
jangan terburu-buru untuk keluar rumah. Berlindunglah di bawah meja
yang kuat. Setelah gempa mulai reda, segeralah keluar dari rumah.
Carilah tempat yang terbuka seperti lapangan. Hal itu untuk
mengantisipasi gempa susulan.
b) Apabila sedang naik kendaraan kurangi kecepatan dan berhentilah di
tempat terbuka. Segeralah keluar dari mobil. Jangan berhenti di atas
jembatan, di sekitar pom bensin, dan di dekat papan reklame.
Kemungkinan besar bangunan tersebut akan roboh.
c) Apabila berada di luar rumah, segeralah berlari menuju tempat
terbuka. Jangan berdiri di dekat papan reklame, tiang listrik, dan
bangunan-bangunan yang tinggi.
3) Tindakan yang dilakukan saat terjadi tsunami
a) Jangan panik, Bergeraklah dengan cepat ke tempat yang lebih tinggi.
Ajaklah keluarga dan orang di sekitar turut serta. Tetaplah di tempat
yang aman sampai air laut benar-benar surut.
b) Jika Anda sedang berada di pinggir laut atau dekat sungai, segera
berlari sekuat-kuatnya ke tempat yang lebih tinggi. Jika
memungkinkan, berlarilah menuju bukit yang terdekat
c) Jika situasi memungkinkan, pergilah ke tempat evakuasi yang sudah
ditentukan. Jika situasi tidak memungkinkan untuk melakukan
tindakan seperti di atas, carilah bangunan bertingkat yang bertulang
baja.
4) Tindakan yang dilkukan saat terjadi banjir
Setiap musim penghujan, banjir melanda beberapa wilayah di Indonesia.
Banjir disebabkan oleh air sungai yang meluap. Banjir yang terjadi di
Indonesia disebabkan oleh penebangan pohon secara liar. Di samping itu,
karena perilaku membuang sampah sembarangan. Membuang sampah di
sungai dapat menyebabkan banjir. Oleh karena tumpukan sampah akan
menghambat aliran sungai. Akibatnya, saat hujan air di sungai tidak dapat
mengalir dengan lancar. Air sungai akhirnya meluap dan terjadi banjir.
Apabila terjadi banjir, hal yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
a) Carilah tempat yang lebih tinggi, misalnya loteng rumah. Pindahlah ke
lantai paling atas jika rumah bertingkat.
b) Pindahkan surat dan barang-barang berharga ke tempat yang aman.
c) Apabila ketinggian air belum begitu tinggi mengungsilah ke tempat
yang lebih aman.
d) Apabila terjebak di air yang dalam, carilah pegangan supaya tidak
tenggelam.
e) Apabila bisa berenang, segeralah berenang menuju ke tempat yang
lebih aman.
5) Tindakan yang dilakukan saat terjadi kebakaran hutan
Indonesia memiliki wilayah hutan yang luas. Sayangnya, pengelolaan
hutan belum dilakukan dengan baik. Seringkali, orang sengaja membakar
hutan untuk membuka lahan. Tindakan yang dapat kita saat terjadi
kebakaran hutan antara lain sebagai berikut :
a) Gunakan masker penutup hidung jika asapnya begitu mengganggu.
b) Jika kalian sedang berada dalam kendaraan, kurangi kecepatan dan
nyalakan lampu kendaraan.
Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Propinsi Jawa Barat, West
Java Province Environmental Strategy, Bandung 2004.
Carter W Nick, tt, Disarter Management A Disarter Manager’s Handbook, ADB,
Manila.
Departemen Pekerjaan Umum, SNI 03 1726 2002 (Revisi), Tata Cara Perencanaan
Ketahanan Gempa untuk Rumah dan Gedung, Jakarta, 2002;
Efendi, Ferry & Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan
Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Federal Emergency Management Agency (FEMA), What Is Mitigation?, Mitigation:
Reduction Risk through Mitigation, Washington, 2000;