Anda di halaman 1dari 2

Pembahasan

1. Usia
Hasil penelitian didapatkan rata-rata usia responden pada kelompok kontrol pada penelitian
ini adalah 25,20 tahun. Rentang usia ini termasuk pada dewasa muda, dimana pada periode
ini pertumbuhan fungsi tubuh berada pada tingkat optimal. Dengan fungsi tubuh optimal,
ibu dapat memberikan ASI kepada bayi mereka.
Menurut Arini (2012) pada usia 35 tahun ibu lebih berat kaitannya dengan anemia gizi yang
dapat mempengaruhi produksi ASI dibanding ibu yang usianya muda, ibu yang berusia lebih
dari 35 tahun akan lebih banyak menemukan kendala seperti produksi ASI kurang dan
mudah lelah.
2. Pekerjaan
Hasil penelitian didapatkan bahwa mayoritas responden tidak bekerja, pada kelompok
perlakuan didapatkan 10 orang (100%) tidak bekerja, sedangkan pada kelompok kontrol
didapatkan sebanyak 9 orang (90%) tidak bekerja dan 1 orang (10%) bekerja. Menurut
Saryono (2009), pekerjaan merupakan sesuatu yang dilakukan setiap hari sebagai profesi
dan sengaja dilakukan untuk mendapatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan primer
dan sekunder. Berdasarkan hasil penelitian Faizatul (2011) mengatakan bahwa ibu yang
menyusui bayinya memilih untuk tidak bekerja, hal ini dikarenakan ingin merawat bayinya
sepenuh hati dan memberikan ASI ekslusif terhadap bayinya. Hasil penelitian ini didapatkan
bahwa mayoritas ibu memilih untuk tidak bekerja atau menjadi ibu rumah tangga,
dimungkinkan karena ibu ingin memberikan ASI eksklusif pada bayinya.
3. Pendidikan
Hasil penelitian didapatkan sebanyak 5 orang (50%) dengan pendidikan terakhir SD, 2 orang
(20%) pendidikan terakhir SMP dan 3 orang (30%) pendidikan terakhir SMA pada kelompok
perlakuan. Sedangkan pada kelompok kontrol didapatkan hasil 3 orang (30%) pendidikan
terakhir SD, 5 orang (50%) pendidikan terakhir SMP, 1 orang (10%) pendidikan terakhir SMA,
dan 1 orang (10%) pendidikan terakhir perguruan tinggi. Menurut teori Notoatmojo (2011),
tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam memberikan respon yang datang dari
luar. Kategori pendidikan menurut Arikunto dibagi menjadi dua macam yaitu pendidikan
rendah (SD-SMP) dan pendidikan tinggi (SMA – Perguruan Tinggi). Orang yang berpendidikan
tinggi akan berfikir sejauh mana keuntungan yang akan mungkin mereka peroleh dari
gagasan tersebut. Ibu menyusui dengan latar pendidikan yang tinggi tentu akan banyak
memberikan perubahan terhadap apa yang mereka lakukan. Menurut Budiarti (2010) orang
yang berpendidikan lebih tinggi lebih cepat merespon apa yang sudah diberikan orang lain
terhadapnya dibandingkan dengan orang yang hanya memiliki pendidikan terakhir SD atau
tidak sekolah. Hal ini dikarenakan ibu menyusui dengan pendidikan tinggi memiliki
pengalaman dan pengetahuan yang baik. Hasil penelitian ini didapatkan responden
terbanyak berpendidikan SD, sehingga dimungkinkan pendidikan yang rendah
mengakibatkan kurangnya informasi dari luar terkait penanganan yang tepat terhadap
terhambatnya produksi ASI.

PERLAKUAN

1. Usia mean 25,20 tahun


BBL 3070,00
2. Pendidikan
SD : 5 orang 50%
SMP : 2 orang 20%
SMA : 3 orang 30%
3. Pekerjaan
IRT/tidak bekerja : 10 orang 100%

KONTROL

1. Usia mean 32,50 tahun


BBL 2960,00
2. Pendidikan
SD : 3 orang 30%
SMP : 5 orang 50%
SMA : 1 orang 10%
PT : 1 orang 110%
3. Pekerjaan
IRT/tidak bekerja : 9 orang 90%
Bekerja : 1 orang 10%

Anda mungkin juga menyukai