Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

PERBEDAAN PENDAPAT DALAM ISLAM


Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Agama Islam
Dosen Pengampu:

Disusun Oleh:
M Zeyd Arhan Juan Ramadhan 21040116130099
Aisha Wirastri Ardianty Pradipta 21040116140101

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2016
PENDAHULUAN
Di era moderen, banyak orang-orang pintar dengan pemikirannya yang semakin
berkembang. Dari perkembangan itulah semua memiliki argumen-argumen serta pemikiran baru
mengenai Islam. Biasanya pendapat yang dilontarkan berasal dari pemuka agama dan organisasi-
organisasi keagamaan. Mereka memiliki cara pendapat tersendiri yang mereka anggap lebih benar
dari yang lain. Padahal, pedoman seluruh umat Muslim sama, yaitu Al-Qur’an. Didalam kitab suci
Al-Qur’an sudah jelas dituliskan beberapa pedoman-pedoman hidup bagi umat manusia yang
tinggal menjalankanya seperti mengikuti perinta-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Sehingga
menuntun umat manusia tetap berada di jalan yang benar.
Namun tidak hanya dapat dipandang negatif saja dalam konteks perbedaan pendapat. Hal
ini juga ada yg menunjukan sikap toleran dalam perbedaan pendapat. Seperti contoh yang menarik,
dalam mengemukakan berbagai pendapatnya, ulama-ulama Islam, terutama yang diakui secara
luas keilmuannya, mampu menunjukkan kedewasaan sikap, toleransi, dan objektivitas yang tinggi.
Mereka tetap mendudukkan pendapat mereka di bawah Al Qur’an dan Hadits, tidak memaksakan
pendapat, dan selalu siap menerima kebenaran dari siapa pun datangnya. Dapat dikatakan, mereka
telah menganut prinsip relativitas pengetahuan manusia. Sebab, kebenaran mutlak hanya milik
Allah subhanahu wata’ala. Mereka tidak pernah memposisikan pendapat mereka sebagai yang
paling benar sehingga wajib untuk diikuti.
Selain itu, di sisi lain juga terdapat konflik dalam perbedaan pendapat dalam Islam. Hal ini
kita harus dapat mengukur mana perbedaan pendapat yang diperbolehkan dan tidak. Perbedaan
pendapat sudah menjadi hal biasa dan dibenarkan dalam Islam. Namun hal ini harus disikapi
dengan wajar. Toleransi antar pendapat dan hubungan antar golongan harus tetap berjalan dengan
baik. Konflik akibat perbedaan pendapat ataupun pandangan tentang isi dari kitab suci Al-Qur’an
sudah sering terjadi. Hal ini kembali lagi karena tidak adanya toleransi sesama umat muslim dan
tidak adanya penyelesaian masalah dengan kekeluargaan. Oleh karena itu, sebagai umat muslim
perlu adanya toleransi dalam perbedaan pendapat atau pandangan dalam isi dari kitab suci Al-
Qur’an agar menciptakan hubungan yang baik antar umat muslim.
PEMBAHASAN
Perbedaan pendapat dalam Islam ada yang dibenarkan dan ada yang dilarang. Berikut
penjelasan tentang perbedaan pendapat yang dibenarkan:
Islam membenarkan perbedaan pendapat apabila berhadapan dengan isu-isu cabang (furu’)
dengan syarat pokoknya (ushul) berdiri di atas sesuatu yang disepakati. Pokok atau ushul yang
dimaksudkan adalah al-Qur’an dan al-Sunnah. Namun ada saja beberapa penafsiran yang
menyimpang dari Al-Qur’an dan Al-Sunnah. Maka penafsiran memerlukan syarat-syarat dari para
sahabat dan menggunakan kaidah-kaidah ilmu yang ditetapkan oleh para ilmuwan.
Kaidah-kaidah ilmu yang dimaksudkan adalah ilmu Ushul al-Tafsir, ilmu Takhrij Hadith, ilmu
Ushul al-Fiqh. Contoh-contoh perbedaan pendapat yang dibenarkan:
 Menerima dan melaksanakan semua pendapat
Jika di dalam sebuah perkara terdapat perbedaan pendapat, maka hendaklah
diterima dan dilaksanakan semua pendapat yang ada. Bila ini tidak dilakukan, orang
awam akan menyangka bahwa hanya ada satu pendapat untuk perkara tersebut dan
berkeras bahwa hanya pendapat itulah yang benar. Ini menyebabkan kejumudan
dan perpecahan dalam umat Islam. Karena masyarakat akan menyangka bahwa
hanya apa yang mereka praktekkan saja benar, sedangkan apa yang dipraktekkan
oleh masyarakat di tempat lain adalah salah.
 Memberi prioritas kepada usaha lain yang lebih penting
Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam keberagaman pendapat, seseorang
mampu mengkaji dan mengunggulkan satu pendapat yang paling kuat (rajih). Akan
tetapi apa yang dianggap kuat olehnya mungkin dianggap lemah (marjuh) oleh
orang lain, demikian pula sebaliknya. Perdebatan masalah ini tidak akan
menemukan titik akhir.
 Memberi perhatian kepada pendapat yang lebih memudahkan
Seandainya dalam beragam pendapat, terdapat pendapat atau hukum yang
lebih memudahkan umat islam, maka hendaklah diberi perhatian lebih kepada
hukum tersebut. Contohnya terdapat dalam masalah layak atau tidaknya seseorang
itu dianggap dalam keadaan musafir.
Kemudian ada juga pendapat yang dilarang. Pendapat yang dilarang adalah apabila
dihasilkan bukan dari pokok (ushul) yang disepakati. Dengan kata lain, perbedaan tersebut
dihasilkan dari sumber lain selain dari al-Qur’an dan al-Sunnah, atau berdasarkan
pemahaman yang berbeda dengan pemahaman para sahabat dan kaidah-kaidah ilmu.

Kesalahan-kesalahan tersebut meliputi:


 Menjadikan para tokoh agamawan seperti syaikh, imam dan ustaz sebagai sumber
pokok agama
Hal ini dikarenakan menerima apa saja pendapat dan hukum yang mereka
keluarkan. Ini adalah satu kesalahan kerana peranan para syaikh, imam dan ustaz
adalah menyampaikan al-Qur’an dan al-Sunnah berdasarkan pemahaman sahabat
dan kaedah-kaedah ilmu, bukannya menggantikan al-Qur’an dan al-Sunnah dengan
teori atau kaedah tersendiri.Menjadikan amalan masyarakat dan tradisi sebagai
hujah agama
 Menjadikan amalan masyarakat dan tradisi sebagai hujah agama
Apa yang dilakukan oleh majoriti dijadikan dalil yang mengatasi al-Qur’an dan al-
Sunnah. Ini juga adalah satu kesalahan kerana amalan masyarakat dan tradisi
bukanlah hujah agama.
 Menjadikan jamaah masing-masing sebagai tujuan beragama dan menganggap
jamaah tersendiri adalah yang paling benar dan paling baik dibandingkan dengan
jamaah yang lain.
Pernyataan diatas menghasilkan setiap jamaah akan ada ciri-ciri tersendiri yang
dijadikan dalil agama sehingga membelakangi al-Qur’an dan al-Sunnah.
 Menjadikan kedudukan, kemasyhuran dan kepentingan sendiri sebagai agenda
beragama.
Sehingga ke tahap sanggup menyampaikan pendapat atau hukum yang berlawanan
dengan pemahaman yang benar terhadap al-Qur’an dan al-Sunnah.

Selain itu, adapun faktor yang melatar belakangi timbulnya efek negative dalam konteks
perbedaan pendapat diantara umat muslim:
 Rendahnya Pemahaman Agama
Hal ini, misalnya, dapat lahir dari penguasaan bahasa Arab yang minim. Akibat
langsungnya akses terhadap Al Qur’an, Hadits serta literatur-literatur induk ajaran
Islam otomatis jadi terbatas pula.
 Memperturutkan Hawa Nafsu
Baik itu karena mengejar popularitas, materi, atau kepentingan-kepentingan sesaat
lainnya. Fenomena memperturutkan hawa nafsu ini misalnya dapat dilihat dari
penjabaran secara serampangan terhadap Hadits dan Al Quran. Yang selanjutnya
menjadikan itu semua sebagai alat pembenaran akan pendapat serta pemahaman
mereka.
 Konflik dan Permusuhan
Kebencian terhadap pihak yang memiliki pendapat yang bertentangan dapat
menimbulkan permusuhan, bahkan dapat berujung menjadi penolakan kebenaran.

KESIMPULAN
Dari sekian banyaknya perbedaan pendapat yang ada dalam ajaran Islam, sebagai umat kita
harus bisa memilih mana ajaran yang boleh diikuti dan mana yang tidak. Perbedaan pendapat tidak
masalah asalkan tidak melenceng dari al-Qur’an. Adanya perbedaan pendapat dalam islam adalah
hal yang wajar, karena setiap orang pasti mempunyai pendapatnya masing-masing. Perbedaan
pendapat inilah yang menimbulkan persepsi pada perbadaan pemahaman. Selain itu, untuk
Menyikapi perbedaan pendapat tersebut, hal yang dilakukan sebagai umat muslim adalah berusaha
untuk mencari kebenaran.
Selain itu, kita juga harus menghormati pendapat/pemahaman orang lain serta
menyampaikan pendapat dengan ilmu yang benar. Sikap kita sebagai umat muslim dalam
mengatasi perbedaan pendapat juga harus menanamkan rasa toleran dan menghargai pendapat
orang lain selagi hal itu masih pada jalan yang benar. Hal ini bertujuan untuk tetap menjaga
hubungan yang baik bagi sesama umat muslim.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Tanpa Tahun. Menyikapi Perbedaan Pendapat dalam Islam. Dalam


Diakses pada tanggal 2 September 2016.
Firdaus, Hafiz. 2016. Perbedaan Pendapat dalam Islam. Dalam www.wiemasen.com.
www.lampuislam.org. Diakses pada tanggal 2 September 2016.

Anda mungkin juga menyukai