Anda di halaman 1dari 7

SATUAN ACARA PENYULUHAN

HIPERTENSI

A. Latar Belakang
Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana tekanan darah sistole
lebih dari 140 mmHg dan diastole lebih dari 90 mmHg dan telah berlangsung
secara kronis. Insidensi hipertensi dihampir semua negara menunjukkan
angka yang cukup tinggi. Di dunia pada tahun 2010 terdapat 285 juta
penderita hipertensi. Dua per-tiga diantaranya berada di negara berkembang
yang berpenghasilan rendah-sedang salah satunya negara Indonesia.
Dalam beberapa dekade, terdapat 1 milyar penduduk didunia yang
menderita hipertensi (WHO, 2011). WHO juga memperkirakan prevalensi
hipertensi akan terus meningkat, dan diprediksi pada tahun 2025 sebanyak
29% orang dewasa di seluruh dunia menderita hipertensi.

B. Tujuan Instruksional
1. Tujuan Umum
Setelah dilaksanakan penyuluhan, peserta mengetahui tentang penyakit
hipertensi.

2. Tujuan Khusus
a. Peserta mengetahui definisi hipertensi
b. Peserta mengetahui penyebab hipertensi
c. Peserta mengetahui tanda dan gejala hipertensi
d. Peserta mengetahui komplikasi atau bahaya hipertensi
e. Peserta mengetahui pencegahan hipertensi

C. Rencana Kegiatan
1. Metode: Ceramah
2. Media dan alat bantu: Leaflet dan proyektor
3. Waktu dan tempat:
Alokasi waktu : 30 menit
Pukul : Kamis, 15 Februari 2018 pukul 10.00
Tempat: Ruang Penyuluhan
4. Materi: Terlampir
5. Responden: Keluarga Pasien

D. Evaluasi
1. Evaluasi struktur:
a. Adanya koordinasi dengan koordinator ruangan terkait tempat, waktu,
dan topik pertemuan
b. Media dan bahan latihan telah disiapkan sebelum latihan dilakukan
2. Evaluasi proses:
a. Responden mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir
b. Responden antusias dan aktif selama mengikuti kegiatan
c. Responden memberikan respon umpan balik dengan mengajukan
pertanyaan dan menjawab pertanyaan
3. Evaluasi hasil:
a. Responden antusias dan aktif selama mengikuti kegiatan

b. Kegiatan penyuluhan dimulai dan diakhiri tepat waktu


E. Kegiatan Pembelajaran

Tahap Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta Metode Media


Pendahuluan
- Salam 5 menit - Mengucapkan Salam, menyapa peserta - Menjawab salam dan sapaan - Ceramah - Suara
- Perkenalan - Memperkenalkan diri - Memperhatikan educator
- Tujuan - Menyampaikan tujuan - Memperhatikan educator dan - Ceramah - Suara
bertanya jika kurang jelas - Ceramah - Suara
- Kontrak - Menyampaikan kontrak waktu - Memperhatikan educator dan
Waktu bertanya jika kurang jelas atau - Ceramah - Suara
tidak setuju
Penjelasan 20 - Educator menyampaikan definisi - Memperhatikan educator - Ceramah - Suara,
materi menit hipertensi leaflet
- Educator menyampaikan penyebab - Memperhatikan educator - Ceramah - Suara,
hipertensi leaflet
- Educator menyampaikan tanda dan - Memperhatikan educator - Ceramah - Suara,
gejala hipertensi leaflet
- Memperhatikan educator - Cerama
- Educator menyampaikan komplikasi atau - Suara,
bahaya hipertensi - Memperhatikan educator - Ceramah leaflet
- Educator menyampaikan pencegahan - Suara,
hipertensi leaflet
Penutup
- Kesimpulan 5 menit - Educator menyampaiakan kesimpulan - Memperhatikan educator - Ceramah - Suara,
pada penyuluhan hari ini leaflet
- Educator memberikan kesempatan - Bertanya pada educator - Ceramah - Suara
peserta untuk bertanya
- Evaluasi - Educator meminta peserta untuk - Menjawab pertanyaan - Ceramah - Suara
mengulangi apa yang telah dipelajari educator
- Salam - Ceramah - Suara
- Educator mengucapkan terima kasih, - Menjawab salam
permintaan maaf, dan harapan
F. Materi
1. Definisi Hipertensi
Bila tekanan darah sistolik 140 mmHg atau lebih dan atau tekanan
darah diastolik 90 mmHg atau lebih dalam tiga kali pengukuran atau
lebih di periode waktu yang berbeda. JNC VII (2003) mengklasifikasikan
hipertensi berdasarkan tingkatan tekanan darah sebagai berikut:

Sistole Diastole Klasifikasi


120 – 139 80 – 89 Prehipertensi (Hipertensi Ringan)
140 – 159 90 – 99 Hipertensi Sedang
160 – 179 100 – 109 Hipertensi Berat
≥ 180 ≥ 110 Hipertensi dengan kegawatan

2. Penyebab Hipertensi
a. Keturunan (genetik)
Riwayat keluarga dekat yang menderita hipertensi (faktor keturunan)
juga mempertinggi risiko terkena hipertensi, terutama pada hipertensi
primer (esensial). Menurut Davidson bila kedua orang tuanya
menderita hipertensi maka sekitar 45% akan turun ke anak-anaknya
dan bila salah satu orang tuanya yang menderita hipertensi maka
sekitar 30% akan turun ke anak-anaknya (Gray, 2005).
b. Kegemukan (obesitas)
Menurut National Institutes for Health USA (NIH, 1998), prevalensi
tekanan darah tinggi pada orang dengan Indeks Massa Tubuh (IMT)
>30 (obesitas) adalah 38% untuk pria dan 32% untuk wanita,
dibandingkan dengan prevalensi 18% untuk pria dan 17% untuk
wanita bagi yang memiliki IMT <25 (status gizi normal menurut
standar internasional) (Muttaqin, 2009).
c. Psikososial dan Stress
Stres tidak menyebabkan hipertensi yang menetap, tetapi stress
berat dapat menyebabkan kenaikan tekanan darah yang bersifat
sementara yang sangat tinggi. Jika periode stress sering terjadi maka
akan mengalami kerusakan pada pembuluh darah, jantung dan ginjal
sama halnya seperti yang menetap (Muttaqin, 2009).
d. Merokok
Merokok juga meningkatkan denyut jantung dan kebutuhan oksigen
untuk disuplai ke otot-otot jantung. Merokok pada penderita tekanan
darah tinggi semakin meningkatkan risiko kerusakan pada pernbuluh
darah arteri (Corwin, 2009).
e. Konsumsi alkohol berlebih
Mekanisme peningkatan tekanan darah akibat alkohol masih belum
jelas. Namun, diduga alkohol dalam darah merangsang adrenalin dan
hormone–hormon lain yang membuat pembuluh darah menyempit
atau menyebabkan penumpukan natrium dan air (Gray, 2005).
f. Konsumsi garam berlebihan
WHO merekomendasikan pola konsumsi garam yang dapat
mengurangi risiko terjadinya hipertensi. Kadar sodium yang
direkomendasikan adalah <100 mmol (sekitar 2,4 gram sodium atau
6 gram garam) perhari.

3. Tanda dan Gejala Hipertensi


a. Sakit/ nyeri kepala yang sangat hebat
b. Rasa berat di tengkuk
c. Penglihatan/ pandangan kabur
d. Napas pendek/ sesak nafas
e. Perdarahan pada hidung
f. Kecemasan/ kebingungan yang hebat

4. Komplikasi atau Bahaya Hipertensi


a. Mata
Peningkatan tekanan darah mengakibatkan penyempitan arteri kecil,
kebocoran retina, dan pembengkakkan syaraf mata (Corwin, 2008).
b. Jantung
Ketidakmampuan jantung dalam memompa darah yang kembalinya
ke jantung dengan cepat mengakibatkan cairan terkumpul di paru,
kaki dan jaringan lain sering disebut edema. Cairan didalam paru–
paru menyebabkan sesak napas. Peningkatan tekanan darah pada
arteri diseluruh jaringan tubuhnya, dimana mengakibatkan otot
jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah melalui pembuluh
darah ini yang mengakibatkan pembesaran otot jantung. Dan ini
dapat menjadi suatu pertanda dari gagal jantung, penyakit jantung
koroner, dan suatu kelainan irama jantung (cardiac arrhythmias)
(Wijaya, 2004).
c. Ginjal
Komplikasi hipertensi timbul karena pembuluh darah dalam ginjal
mengalami aterosklerosis karena tekanan darah terlalu tinggi
sehingga aliran darah ke ginjal akan menurun dan ginjal tidak dapat
melaksanakan fungsinya. Fungsi dari ginjal adalah membuang
semua bahan sisa dari dalam darah. Bila ginjal tidak berfungsi, bahan
sisa akan menumpuk dsalam darah dan ginjal akan mengecil dan
berhenti berfungsi.
d. Otak
Pada otak hipertensi menimbulkan komplikais yang cukup
mematikan. Berdasarkan penelitian berbagai kasus stroke
disebabkan karena hipertensi. Tekanan darah tinggi dapat
menyebabkan pecahnya pembuluh darah yang mengalir di dalam
ruang otak dan tengkorak. Gejala terkena stroke adalah sakit kepala
secara tiba-tiba, seperti, orang bingung, limbung atau bertingkah laku
seperti orang mabuk, salah satu bagian tubuh terasa lemah atau sulit
digerakan (misalnya wajah, mulut, atau lengan terasa kaku, tidak
dapat berbicara secara jelas) serta tidak sadarkan diri secara
mendadak (Santoso, 2006).

5. Cara mengatasi Hipertensi


a. Modifikasi Gaya Hidup
o Pembatasan atau mengurangi konsumsi garam meliputi, garam
dapur, makanan asin (biskuit, keju, makanan kalengan, sayur
kemarin “blendrang/oblok-oblok”, penyedap rasa (micin, masako)
o Olahraga teratur (senam)
o Penurunan berat badan, jika obesitas
o Mengurangi konsumsi alkohol, merokok, kopi, minuman bersoda
o Menghindari penyebab stress berlebihan
o Mengurangi makanan berlemak dan tinggi kolesterol (kulit ayam,
bebek, gorengan, gajih, dll)
o Istirahat yang cukup sesuai kebutuhan ( usia dewasa dan lansia +
7 jam perhari)
b. Pengobatan
o Jika penderita hipertensi telah melakukan perubahan gaya hidup
dan tekanan darahnya menjadi normal, maka tidak membutuhkan
pengobatan
o Pada penderita darah tinggi yang tidak terkontrol atau pada tensi
>160/90 mmHg, walaupun sudah melakukan perubahan gaya
hidup tetap harus menjalani pengobatan
o Pengobatan hipertensi (pemberian, penurunan dosis, peningkatan
dosis, penghentian) hanya boleh dilakukan oleh dokter
DAFTAR PUSTAKA

American Heart Association. 2016. Hypertensive Crisis: When You Should Call 9-
1-1 for High Blood Pressure diakses pada 10 Maret 2017.
Corwin, Elizabeth J. 2008. Buku Saku Patofisiologi Edisi Revisi 3. Alih Bahasa,
Nike Budhi Subekti, Editor Bahasa Indonesia, Egi Komara Yudha [et al]
2009. Jakarta: EGC.
Gray, Huan H.et al. 2005. Lecture Notes: Kardiologi. Jakarta: Gelora Aksara
Pratama.
JNC-VII. 2003. The Seventh Report of Join National Committee on Prevention.
Muttaqin, Arif. 2009. Pengantar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan
Sistem Kardiovaskuler. Jakarta: Selemba Medika.
Rico. 2015. Konsultasi: Apakah Penderita Hipertensi Harus Minum Obat Seumur
Hidup?. Diakses pada 10 Maret 2017.
Santoso. 2006. Hipertensi : Tekanan Darah Tinggi. Yogyakarta: Kanisius.
Wijaya K. 2004. Penatalaksanaan Hipertensi. Jakarta: Swadaya.

Anda mungkin juga menyukai