Anda di halaman 1dari 13

LP CHOLANGITIS

AMAR HUSNI Y
PROFESI NERS UB
RUANG 12 HCU
DEFINISI CHOLANGITIS

 Kolangitis adalah infeksi bakteri dari saluran empedu


yang terseumbat baik secara parsiil atau total,
sumbatan biasanya disebabkan dari dalam lumen
saluran empedu misalnya batu koledokus atau dari
luar lumen misalnya karsinoma caput pankreas yang
menekan duktus koledokus, atau dari dinding saluran
empedu misalnya kolangio-karsinoma atau struktur
saluran empedu (Nurman, 1999)
KLASIFIKASI

 Klasifikasi kolangitis menurut Tokyo Guidelines (Wada


et al, 2007):
Kriteria Mild (Grade I) Moderate (Grade Severe (Grade III)
II)

Disfungsi Organ
Tidak Tidak Ya

Respon terhadap
terapi Ya Tidak Tidak
ETIOLOGI

Penyebab tersering obstruksi biliaris adalah


koledokolitiasis, obstruksi struktur saluran empedu, dan
obstruksi anastomose biliaris. Bakteri memiliki akses ke
saluran bilier melalui duodenum atau melalui darah dari
vena porta. Infeksi akan naik menuju duktus hepatikus
menimbulkan infeksi. Peningkatan tekanan bilier akan
mendorong infeksi menuju kanalikuli bilier vena
hepatica dan saluran limfatik perihepatik yang akan
menimbulkan bakteremia (Brunicardi et al, 2007).
MANIFESTASI KLINIS

 Adanya manifestasi klinis pada 54% kasus berupa Trias


Charcot yaitu demam, ikterus dan nyeri abdomen
kuadran kanan atas. Nyeri ini bersifat kolik, menjalar
ke belakang atau ke skapula kanan, kadang-kadang
nyeri bersifat konstan (Nurman, 1999).
 Anamnesa
Pada saat anamnesa biasanya klien mengeluh nyeri
abdomen kanan atas, perut terasa mual dan kadang
pasien juga muntah.
 Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik ditemukan triad charcot yaitu
berupa demam, ikterus, dan nyeri abdomen kanan atas.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

 Pemeriksaan Laboratorium
Sebagian besar penderita mengalami hiperbilirubinemia sedang.
Peningkatan bilirubin yang tertinggi terjadi pada obstruksi maligna.
Tes fungsi hati termasuk alkali fosfatase (GGT) dan transaminase
serum (SGOT/SGPT) juga sedikit meningkat yang menggambarkan
proses kolestatik (Cameron, 1997).
 Foto Polos Abdomen
Pada pemeriksaan ini diharapkan dapat melihat batu opak
dikandung empedu atau di duktus koledokus. Kadang-kadang
pemeriksaan ini dipakai untuk skrening, melihat keadaan secara
keseluruhan dalam rongga abdomen (Soetikno, 2007).
 Ultrasonografi (USG)
 Pada pemeriksaan USG sangat mudah melihat
pelebaran duktus biliaris intra/ekstra hepatal sehingga
dengan mudah dapat mendiagnosis apakah ada
ikterus onstruksi atau ikterus non obstruksi.
PENATALAKSANAAN

 Kolangitis grade I
 Pemberian terapi medikamentosa direspon dengan baik oleh
pasien. Setelah itu, dapat dipertimbangkan untuk melakukan
drainase bilier dengan menggunakan endoskopi, perkuatneus,
ataupun drainase terbuka.
 Kolangitis grade II
 Pada pasien ini tidak berespon baik dengan medikamentosa.
Selain itu, muncul tanda-tanda gagal organ. Pada pasien ini,
dilakukan drainase bilier awal dengan menggunakan endoskopi
atau perkutaneus drainase. Terapi definitif dengan
menghilangkan sumber sumbatan dilakukan setelah kondisi klien
stabil.
 Kolangitis grade III
 Pada pasien ini memerlukan terapi suportif seperti
ventilator, obat-obatan inotropik,, terapi
medikamentosa. Drainase bilier dilakukan secepatnya
segera setelah kondisi pasien stabil.
KOMPLIKASI

 Abses hati piogenik


 Bakteremia, sepsis bakteri gram negatif
 Peritonitis sistem bilier
 Kerusakan duktus empedu
 Kolangitis asendens dan infeksi lain
DIAGNOSA KEPERAWATAN

 Risiko infeksi berhubungan dengan supresi respon inflamasi dan


statis cairan empedu
 Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi
 Nyeri berhubungan dengan distensi kandung empedu
 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan mual muntah, nyeri abdomen dan kurang
minat pada makanan
 Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual
muntah dan kehilangan cairan aktif
 Keletihan berhubungan dengan kurang energi
 Gangguan integritas kulit berhubungan dengan gangguan
pigmentasi (ikterus)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai