ARTIKEL PENELITIAN
Herlina
Sub departemen Kedokteran Okupasi, Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas, Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin
alat motor. Masing – masing pekerjaan Hasil : Pada penelitian kali ini didapatkan
tersebut melibatkan aktivitas fisik manual bahwa dari 6 orang responden yang
seperti mengangkat, menahan, dan diwawancarai yaitu sebanyak 2 responden
memindahkan barang. dari hasil (33%) yang mengalami keluhan nyeri
pengamatan langsung bahwa sikap ataupun punggung sedangkan responden yang
postur pada saat bekerja yang menjauhi tidak mengalami keluhan nyeri punggung
posisi alamiah seperti saat pekerja yaitu sebanyak 4 responden (66%).Faktor
mengangkat alat dan perkakas bengkel yang dominan berpengaruh dalam low
dengan posisi membugkuk yang dilakukan back pain berupa faktor ergonomis yaitu
secara berulang-ulang dan dalam jangka yaitu postur saat bekerja dengan posisi
waktu yang cukup lama. berdiri, duduk, serta mengangkat beban
Metode : Penelitian ini menggunakan berat dengan postur membungkuk dan
metode penelitian deskriptif dengan setengah duduk dengan waktu yang cukup
pendekatan cross sectional melalui proses lama dan berulang.
walk through survey. Data yang digunakan
berupa kebiasaan responden dan data Kesimpulan : Faktor ergonomis di
faktor-faktor pencetus LBP, seperti faktor lingkungan kerja, yaitu saat bekerja dengan
fisik dan status kesehatan pekerja yang postur berdiri, duduk, setengah duduk dan
memungkinkan terjadinya LBP. Data mengangkat beban yang cukup berat
pengukuran adanya kecenderungan nyeri dengan posisi membungkuk mempunyai
atau pegal-pegal pada daerah pinggang dan hubungan yang signifikan dengan
punggung dengan menggunakan check list. terjadinya keluhan nyeri punggung bagian
Sampel dalam penelitian ini adalah bawah.
pasien dengan gejala nyeri atau pegal-
pegal pada punggang bawah atau bagian Kata Kunci : Faktor ergonomis, Low Back
pinggang yang berlangsung saat Pain, nyeri punggung, postur saat bekerja.
melakukan pekerjaan. Distribusi sampel
penelitian berdasarkan jenis pekerjaan Latar Belakang :
yang dilakukan didapatkan hasil 2 pekerja Kesehatan kerja merupakan salah
dari 6 pekerja mengalami keluhan pegal- satu bidang kesehatan masyarakat
pegal pada punggung belakang bagian memfokuskan perhatian pada masyarakat
bawah. pekerja baik yang ada di sektor formal
maupun yang berada pada sektor informal.
Lingkungan kerja merupakan tempat yang Beban fisik ditemukan pada saat
potensial memengaruhi kesehatan pekerja. melakukan pekerjaan yang menggunakan
Faktor-faktor yang dapat memengaruhi fisik sebagai alat utama seperti pekerjaan
kesehatan pekerja antara lain faktor fisik, memindahkan beban. Berat beban yang
faktor kimia, dan faktor biologis. 1 diangkat serta frekuensi mengangkat yang
.
Kesehatan kerja bertujuan agar sering dapat mempengaruhi kesehatan
pekerja memperoleh derajat kesehatan pekerja berupa kecelakaan kerja /
setinggi-tingginya baik fisik, mental timbulnya penyakit akibat kerja3. Salah
maupun sosial. Tujuan tersebut dicapai satu penyakit yang timbul dari proses kerja
dengan usaha-usaha preventif, kuratif dan mengangkat adalah timbulnya rasa nyeri
rehabilitatif terhadap penyakit atau pada bagian pinggang akibat penekanan
gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh beban pada tubuh terutama tubuh bagian
faktor pekerjaan, lingkungan kerja serta belakang. Low back pain merupakan salah
penyakit umum. Kesehatan kerja dapat satu masalah kesehatan okupasi
dicapai secara optimal jika tiga komponen (occupational health problems) yang tertua.
kesehatan berupa kapasitas dari pekerja, Penemu ilmu kedokteran okupasi
beban kerja dan lingkungan kerja dapat (occupational medicine), yaitu Ramazzini
berinteraksi secara baik dan serasi .2 B, menyatakan bahwa gerakan-gerakan
Tenaga kerja merupakan faktor tertentu, yang bersifat kasar dan tidak
strategis dalam mendukung melesatnya beraturan, disertai posisi tubuh yang tidak
perkembangan industri dan usaha serta alami dapat menyebabkan kerusakan
pembangunan secara menyeluruh. Interaksi struktur tubuh.4
antara tenaga kerja dengan tugas Menurut Anderson (2007) dalam
pekerjaannya dan peralatan produksi yang Ningsih KW dkk, (2016) dari beberapa
semakin canggih, Meningkatkan laporan dan hasil penelitian yang pernah
pemaparan terhadap resiko kecelakan dan dilakukan menyebutkan bahwa penyakit
penyakit akibat kerja. Setiap pekerjaan akibat kerja khususnya low back
merupakan beban bagi pelakunya. Beban pain(LBP) yang disebut juga nyeri
dimaksud mungkin fisik, mental atau punggung bawah (NPB) merupakan
sosial. Seorang pekerja, seperti pekerja- penyakit yang paling banyak dialami
pekerja bongkar muat barang pelabuhan, pekerja,dimana kejadian ini tidak
memikul lebih banyak beban fisik daripada mengenal perbedaan umur, jenis kelamin,
beban mental atau sosial. 2,3 pekerjaan, status sosial,maupun tingkat
pinggang. Prevalensi low back pain Bahan yang digunakan pada survei
sebesar 6,25%.6 ini adalah checklist yang di buat. Checklist
ini dibuat berdasarkan informasi yang
METODE diperlukan daripada tujuan survei ini
Penelitian ini menggunakan metode dilakukan. Pada survei ini, informasi yang
penelitian deskriptif dengan pendekatan diperlukan adalah ada tidaknya faktor
cross sectional melalui proses walk hazard, alat kerja apa yang digunakan, alat
through survey. Data yang digunakan pelindung diri yang digunakan,
berupa kebiasaan responden, dan data ketersediaan obat p3k di tempat kerja,
faktor-faktor pencetus low back pain, keluhan atau penyakit yang dialami pekerja
seperti faktor ergonomis dan faktor dan upaya pengetahuan mengenai K3
lainnya. Data pengukuran adanya kepada pekerja bengkel mobil Honda.
kecenderungan nyeri pada punggung Peralatan yang diperlukan untuk
bagian bawah dengan menggunakan check melakukan walk through survey antara
list. Sampel dalam penelitian ini adalah lain:
pasien dengan diagnosis low back pain Alat tulis menulis: Berfungsi
yang mengeluhkan adanya nyeri punggung sebagai media untuk pencatatan
bagian bawah yang masih berlangsung saat selama survey jalan sepintas.
melakukan pekerjaan. Distribusi sampel Kamera digital: Berfungsi sebagai
penelitian berdasarkan jenis pekerjaan alat untuk memotret kegiatan dan
yang dilakukan, didapatkan hasil 2 pekerja lingkungan pekerja mekanik
dari 6 pekerja, mengeluh nyeri punggung service mobil Honda
bagian bawah. Akan tetapi penelitian pada Check List: Berfungsi sebagai alat
studi cross sectional terdapat beberapa untuk mendapatkan data primer
kelemahan yaitu kurangnya jumlah kasus mengenai survey jalan sepintas
yang didapatkan, berat- ringannya kasus yang dilakukan.
yang sulit ditentukan karena keterbatasan Cara survey yang dilakukan adalah
sarana pemeriksaan, dan kurangnya waktu dengan menggunakan Walk Through
yang didapatkan untuk melanjutkan Survey. Teknik Walk Through Survey juga
survey. Selain itu, penelitian dengan studi dikenali sebagai Occupational Health
ini tidak menggambarkan perjalanan Hazards. Untuk melakukan survei ini,
penyakit, insiden, maupun prognosis dapat dimulai dengan mengetahui tentang
penyakit. manejemen perencanaan yang benar,
bagian bawah yang dialami sejak 7 bulan penelitian yang telah dilakukan pada
yang lalu dan memberat 1 bulan terakhir. pekerja tersebut, titik keluhan nyeri
Pasien belum pernah memeriksakan diri ke punggung di bagian bawah karena sering
dokter. Pasien sering mengangkat alat dan mengangkat barang dengan posisi
perkakas motor yang berat dengan posisi membungkuk.
membungkuk. Berdasarkan hasil wawancara yang
Prevalensi penyakit akibat kerja berdasar pada penggunaan alat pelindung
berupa Low Back Pain yang didapatkan diri (APD) pada responden, ditemukan
dari responden sebesar 33%. Faktor yang bahwa 3 responden (75 %) yang
dominan berpengaruh dalam Low Back menggunakan APD berupa sarung tangan,
Pain berupa faktor ergonomis yaitu kacamata, dan sepatu pada saat bekerja.
kebiasaan responden, dan faktor-faktor Berdasarkan data yang telah
pencetus Low Back Pain, seperti faktor didapatkan, ditemukan berbagai faktor
ergonomis berupa postur saat bekerja yang mempengaruhi terjadinya keluhan,
dengan posisi berdiri, duduk, serta dan faktor ergonomis menjadi lebih
mengangkat beban berat dengan postur dominan. Seperti yang dijelaskan pada
setengah duduk dan membungkuk dengan bagian pendahuluan, bahwa faktor
waktu yang cukup lama dan berulang. ergonomis erat kaitannya dengan
Didukung dari penelitian lain yang munculnya keluhan nyeri punggung bagian
di lakukan menyatakan bahwa terdapat bawah.
beberapa faktor yang berhubungan dengan Didukung dari penelitian lain yang
kejadian Low Back Pain, baik ditinjau dari dilakukan oleh Damayanti 2016,
umur, jenis kelamin, indeks massa tubuh, menyatakan bahwa terdapat beberapa
riwayat trauma, masa dan lama kerja, faktor risiko terjadinya nyeri punggung
beban kerja dan posisi/ sikap tubuh saat bagian bawah atau low back pain pada
bekerja.7,8 pekerja mekanik service mobil Honda
diantaranya adalah perubahan posisi dan
Dari 6 orang responden yang pengangkatan barang-barang yang berat.
diwawancarai yaitu sebanyak 2 responden Dengan memahami pentingnya
(33%) yang mengalami Low Back Pain aspek ergonomi ini, setiap perusahaan
sedangkan responden yang tidak sudah seharusnya melakukan evaluasi
mengalami keluhan Low Back Pain yaitu secara integratif untuk menilai sejauh mana
sebanyak 4 responden (66%). Berdasarkan kecocokan rancangan sistem kerja yang
punggung bagian bawah atau low back prosesus spinosus dari vertebreae thorakal
pain pada pekerja yang aktifitasnya tidak terakhir, inferior oleh garis transversal
lepas dari pekerjaan itu sendiri serta dapat imajiner yang melalui ujung prosesus
kondisi atau lingkungan kerja yang terkait. dan lateral oleh garis vertikal tangensial
Di mulai dari edukasi dari pihak yg terkait terhadap batas lateral spina lumbalis, sacral
mengenai kesadaran tentang keselamatan spinal pain atau nyeri di daerah yang
dengan bertambahnya umur. Hal ini nikotin pada rokok dapat menyebabkan
diperkuat dengan penelitian Sorenson berkurangnya aliran darah ke jaringan.
dimana pada usia 35 tahun mulai terjadi Selain itu, merokok dapat pula
nyeri punggung bawah dan akan semakin menyebabkan berkurangnya kandungan
meningkat pada umur 55 tahun. mineral pada tulang sehingga
2. Jenis kelamin menyebabkan nyeri akibat terjadinya
Prevalensi terjadinya LBP lebih keretakan atau kerusakan pada tulang.
banyak pada wanita dibandingkan dengan 5. Faktor Pekerjaan
laki-laki, Hal ini terjadi karena secara 5. 1. Posisi kerja
fisiologis kemampuan otot wanita lebih Posisi janggal adalah posisi tubuh
rendah daripada pria.. yang menyimpang secara signifikan dari
3. Masa kerja posisi tubuh normal saat melakukan
Masa kerja adalah faktor yang pekerjaan. Bekerja dengan posisi janggal
berkaitan dengan lamanya seseorang dapat meningkatkan jumlah energi yang
bekerja di suatu tempat. Terkait dengan hal dibutuhkan dalam bekerja. Posisi janggal
tersebut, LBP merupakan penyakit kronis dapat menyebabkan kondisi dimana
yang membutuhkan waktu lama untuk transfer tenaga dari otot ke jaringan rangka
berkembang dan bermanifestasi. Jadi tidak efisien sehingga mudah
semakin lama waktu bekerja atau semakin menimbulkan kelelahan. Termasuk ke
lama seseorang terpajan faktor risiko ini dalam posisi janggal adalah pengulangan
maka semakin besar pula risiko untuk atau waktu lama dalam posisi menggapai,
mengalami LBP. Penelitian yang dilakukan berputar, memiringkan badan, berlutut,
oleh Umami (2013) bahwa pekerja yang jongkok, memegang dalam posisi statis
paling banyak mengalami keluhan LBP dan menjepit dengan tangan. Posisi ini
adalah pekerja yang memiliki masa kerja > melibatkan beberapa area tubuh seperti
10 tahun dibandingkan dengan mereka bahu, punggung dan lutut karena daerah
denga masa kerja < 5 tahun ataupun 5-10 inilah yang paling sering mengalami
tahun18. cedera.
4. Kebiasaan merokok 5.2. Repetisi
Hubungan yang signifikan antara Repetisi adalah pengulangan
kebiasaan merokok dengan keluhan otot gerakan kerja dengan pola yang sama.
pinggang, khususnya untuk pekerjaan yang Frekuensi gerakan yang terlampau sering
memerlukan pengerahan otot karena akan mendorong fatigue dan ketegangan
otot tendon. Ketegangan otot tendon dapat lebih banyak di kendaraan atau lingkungan
dipulihkan apabila ada jeda waktu istirahat kerja yang memiliki hazard getaran.
yang digunakan untuk peregangan otot. Getaran merupakan faktor risiko yang
Dampak gerakan berulang akan meningkat signifikan untuk terjadinya LBP. Selain itu,
bila gerakan tersebut dilakukan dengan getaran dapat menyebabkan kontraksi otot
postur janggal dengan beban yang berat meningkat yang menyebabkan peredaran
dalam waktu yang lama. Frekuensi darah tidak lancar, penimbunan asam laktat
terjadinya sikap tubuh terkait dengan meningkat dan akhirnya timbul rasa nyeri.
berapa kali gerakan repetitif dalam 6.2. Kebisingan
melakukan pekerjaan. Keluhan otot terjadi Kebisingan yang ada di lingkungan
karena otot menerima tekanan akibat beban kerja juga bisa mempengaruhi performa
terus menerus tanpa memperoleh kerja. Kebisingan secara tidak langsung
kesempatan untuk relaksasi. dapat memicu dan meningkatkan rasa nyeri
5.3. Durasi LBP yang dirasakan pekerja karena bisa
Durasi adalah jumlah waktu membuat stres pekerja saat berada di
terpajan faktor risiko. Durasi didefinisikan lingkungan kerja yang tidak baik.
sebagai durasi singkat jika < 1 jam per
TERAPI LOW BACK PAIN
hari, durasi sedang yaitu 1-2 jam per hari
dan durasi lama yaitu > 2 jam per hari. Terapi low back pain (LBP) memiliki dua
Durasi terjadinya postur janggal yang tahapan yaitu:
berisiko bila postur tersebut dipertahankan a. Terapi Konservatif,
lebih dari 10 detik. Risiko fisiologis utama b. Terapi Operatif
yang dikaitkan dengan gerakan yang sering Kedua tahapan ini memiliki kesamaan
dan berulang-ulang adalah kelelahan otot. tujuan yaitu rehabilitasi. Pengobatan nyeri
Selama berkontraksi otot memerlukan punggung sangat tergantung penyebabnya.
oksigen, jika gerakan berulang-ulang dari Lain penyebab, maka lain pula
otot menjadi terlalu cepat sehingga oksigen pengobatannya. Mengatasi low back pain
belum mencapai jaringan maka akan (LBP) juga tidak cukup dengan obat atau
terjadi kelelahan otot. fisioterapi. Hal itu hanya mengurangi
6. Faktor Lingkungan Fisik nyeri, tetapi tidak menyelesaikan masalah.
6.1. Getaran Penderita harus menjalani pemeriksaan
Getaran berpotensi menimbulkan untuk mengetahui sumber masalahnya.
keluhan LBP ketika menghabiskan waktu Penyembuhan bisa melalui pembedahan
atau latihan mengubah kebiasaan yang penyakit dari keluhan yang dirasakan.
menyebabkan nyeri. Latihan itu Perlu penelitian yang lebih mendalam dan
menggunakan alat-alat pelatihan medis pemeriksaan yang lebih lengkap untuk
untuk melatih otot-otot utama yang dapat menilai secara keseluruhan penyebab
berperan dalam menstabilkan serta dari keluhan yang dirasakan oleh pekerja.
mengokohkan tulang punggung. Akhirnya kami berasumsi bahwa
bila terdapat gejala keluhan nyeri
KETERBATASAN PENELITIAN
punggung bagian bawah pada responden
Penelitian ini tentunya tidak
dengan hasil survey dan penyakit akibat
terlepas dari keterbatasan, adapun
kerja tidak menunjukkan nilai yang berarti
keterbatasan dari penelitian ini adalah
, maka tidak menutup kemungkinan
checklist yang dibuat hanya menentukan
keluhan yang dirasakan pasien juga karena
hubungan penyakit akibat kerja, tapi tidak
kontribusi dari faktor individu dan faktor
dapat menentukan insidens, berat
lingkungan lain, selain lingkungan tempat
ringannya penyakit, dan prognosis
kerja.
penyakit. Demikian pula untuk survey
Penelitian ini juga tidak
menilai faktor psikososial akibat kerja,
mengklasifikan berat ringannya penyakit ,
diagnosisnya hanya bersifat subjektif, tidak
berdasarkan keluhan dari pekerja, juga
dapat diketahui kapan stressor muncul.
tidak dapat menentukan penatalaksanaan
Keterbatasan lainnya adalah tidak
yang tepat untuk mencegah atau
dilakukan pemeriksaan yang menyeluruh
mengurangi keluhan yang dirasakan atau
terhadap seluruh responden, karena
akan dirasakan nanti di masa yang akan
keterbatasan sarana pemeriksaan, dan
datang.
keterbatasaan waktu penelitian, karena
untuk menganalisa faktor terjadinya kasus KESIMPULAN
penyakit dengan keluhan nyeri punggung Dari hasil penelitian di bengkel
bagian bawah perlu diketahui riwayat motor, dapat disimpulkan bahwa:
penyakit terdahulu dan riwayat pekerjaan
Berdasarkan data yang telah
di tempat lain yang mungkin berhubungan
didapatkan, ditemukan berbagai faktor
dengan keluhan yang dirasakan sekarang.
yang mempengaruhi terjadinya keluhan,
Selain itu checklist yang hanya
dan faktor ergonomis menjadi lebih
terfokus pada faktor penyebab penyakit
dominan. Bahwa faktor ergonomis erat
akibat kerja, tidak memenuhi semua poin-
kaitannya dengan munculnya keluhan
poin yang diperlukan untuk mendiagnosis
[Type text] Page 12
[Type the document title]
nyeri punggung bagian bawah yaitu saat Provinsi Riau. STIKes Payung
bekerja dengan postur berdiri, duduk, Negeri Pekanbaru
5. Mario dkk.2014. Faktor-faktor
setengah duduk dan mengangkat beban
yang berhubungan dengan
yang cukup berat dengan posisi Kejadian Low Back Pain pada
membungkuk yang mana didapatkan Pekerja Furniture.Fakultas
kedokteran Universitas
persentase sebesar 33% yaitu 1 dari 6
Haluoleo. Kendari.
responden dengan keluhan nyeri punggung 6. Djamaluddin DR.2016. Analisis
bagian bawah akibat mengangkat beban Hubungan Faktor Ergonomis
berat dengan posisi membungkuk. dan Faktor lain di Lingkungan
SARAN Kerja dengan Low Back Pain.
Sebaiknya tenaga kerja di tempat Fakultas Kedokteran
tersebut diberikan edukasi tentang posisi Universitas Hasanuddin.
yang benar saat bekerja dan menggunakan Makassar
Alat Pelindung Diri saat bekerja agar
7. Sri, K. (2007). Association
keselamatan setiap tenaga kerja terjamin.
Between Calcium Intake,
Daftar Pustaka : Physical Activity, Parity, Body
1. Fauzia, Andini. 2014. Risk Mass Index And Bone Density
Factors Of Low Back Pain In On Postmenopausa Women.
Workers . Lampung. Faculty Of Gizi Masyarakat, Universitas
Medicine, Universitas Lampung Dipenogoro.