secara reguler dalam mencapai pertumbuhan yang menyehatkan bagi lembaganya, saya melihat
perlunya melahirkan pemimpin yang memiliki kompetensi utuh dalam melahirkan hasil kerja
optimal lembaga dan sekaligus mampu juga memberikan inspirasi bagi lahirnya pemimpin baru
di lembaga yang dipimpinnya. Model pemimpin ideal, yang mampu mewujudkan apa yang
menjadi visi lembaganya. Gambarkan model pemimpin seperti itu, menurut saya, adalah model
kepemimpinan yang menitik beratkan pada bagian operasional dan bukan hanya kepemimpinan
yang berkutat pada persoalan administratif.
Saya mengartikan istilah kepemimpinan operasional ini sebagai bentuk kepemimpinan yang
berfungsi sebagai pengawalan atas kebijakan yang diambil pemimpin dan lembaga. Pengawalan
akan bersifat kontrol dan sekaligus sebagai pendampingan atau patner. Sehingga fungsi
pemimpin akan terus menerus berada dalam atmosfir atau berada dalam komunitas yang
dipimpinnya. Ia secara aktif dan proaktif dalam mengembangkan visi yang dimilikinya tidak saja
dalam tataran administratif tetapi langsung ada di lapangan perjuangan. Saya membadingkan
secara frontal model kepemimpinan operasional seperti itu dengan model kepemimpinan
administratif. Perbandingan ini akan memberikan gambaran yang lebih nyata terhadap fungsi dan
manfaat dari dua model kepemimpinan ini.
Kepemimpinan administratif saya artikan sebagai model kepemimpinan yang pemimpinnya
menitikberatkan kepada ketuntasan administratif. Baik dalam pembuatan target, implementasi
strategi pencapaian target, hingga pencapaian targetnya, pemimpin hanya akan berkutat kepada
data serta fakta administrasi di belakang meja di ruang kerja sang pemimpin.
Dari dua model kepemimpinan yang saya gambarkan di atas, menuntut pula pola komunikasi
yang kontras berbeda. Kepemimpinan operasional akan menuntut seorang pemimpin yang
mampu berkomunikasi secara emosional, strategis, dan taktis. Pola komunikasi ini akan
dirasakan oleh komunitas sebagai kehangatan yag sekaligus mencerdaskan komunitas yang ada.
Pola komunikasi kepemimpinan operasional akan melahirkan pemimpin-pemimpin baru yang
akan lebihcemerlang dikemudian hari. Karena kepemimpinan oprasional selalu akan
memberikan inspirasi bagi anggota komunitas yang memiliki potensi pemimpin.
Sedang kepemimpinan administratif hanya akan membuat kelanjutan atau keberlangsungan dari
lembaga atau organisasi yang dipimpinnya. Namun karena model kepemimpinan ini tidak
memiliki pola komunitasi yang hangat tetapi justru malah komunikasi formal yang kaku, maka
dalam jangka panjang model kepemimpinan seperti ini akan merugikan organisasi atau lembaga.
Lebih-lebih oraganisasi atau lembaga swasta.
Darimana model kepemimpinan operasional ini dapat dimiliki oleh kita semua yang telah
menjadi pemimpin atau yang akan menjadi pemimpin, atau yang bercita-cita menjadi pemimpin?
Menurut saya, tidak ada jalan lain selain kita sendiri belajar dan sekaligus meneladani pemimpin-
pemimpin yang telah mampu menorehkan sejarahnya. Baik pemimpin paripurna yang ada di
khasanah agama seperti Muhammad SAW serta para sahabatnya hingga pada generasi tabi’-
tabi’in.
Nurul Darmayanti : Rumusan tentang ruang lingkup serta ciri ciri suatu konsep yang menjadi
pokok pembahasan dan penelitian suatu karya ilmiah
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Manusia adalah makhluk social yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam hidup, manusia selalau
berinteraksi dengan sesame serta dengan lingkungan. Manusia hidup berkelompok baik dalam
kelompok besar maupun dalam kelompok kecil.
Hidup dalam kelompok tentulah tidak mudah. Untuk menciptakan kondisi kehidupan yang
harmonis anggota kelompok haruslah saling menghormati & menghargai. Keteraturan hidup
perlu selalu dijaga. Hidup yang teratur adalah impian setiap insan. Menciptakan & menjaga
kehidupan yang harmonis adalah tugas manusia.
Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling tinggi disbanding makhluk Tuhan lainnya. Manusia
di anugerahi kemampuan untuk berpikir, kemampuan untuk memilah & memilih mana yang baik
& mana yang buruk. Dengan kelebihan itulah manusia seharusnya mampu mengelola lingkungan
dengan baik.
Tidak hanya lingkungan yang perlu dikelola dengan baik, kehidupan social manusiapun perlu
dikelola dengan baik. Untuk itulah dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber
daya yang berjiwa pemimpin, paling tidak untuk memimpin dirinya sendiri.
Dengan berjiwa pemimpin manusia akan dapat mengelola diri, kelompok & lingkungan dengan
baik. Khususnya dalam penanggulangan masalah yang relatif pelik & sulit. Disinilah dituntut
kearifan seorang pemimpin dalam mengambil keputusan agar masalah dapat terselesaikan
dengan baik.
Dari latar belakang masalah yang penulis uraikan, banyak permasalahan yang penulis dapatkan.
Permasalahan tsb antara lain :
Melatih mahasiswa menyusun paper dalam upaya lebih meningkatkan pengetahuan dan
kreatifitas mahasiswa.
Agar mahasiswa lebih memahami dan mendalami pokok bahasan khususnya tentang
kepemimpinan dan kearifan lokal.
Dari banyak metode yang penulis ketahui, penulis menggunakan metode kepustakaan. Pada
zaman modern ini metode kepustakaan tidak hanya berarti pergi ke perpustakaan tapi dapat pula
dilakukan dengan pergi ke warung internet (warnet). Penulis menggunakan metode ini karena
jauh lebih praktis, efektif, efisien, serta sangat mudah untuk mencari bahan dan data – data
tentang topik ataupun materi yang penulis gunakan untuk karya tulis ini.
Mengingat keterbatasan waktu dan kemampuan yang penulis miliki maka ruang lingkup karya
tulis ini terbatas pada pembahasan mengenai kepemimpinan dan kearifan lokal
.BAB II
PEMBAHASAN
II.1 HAKIKAT KEPEMIMPINAN
Dalam kehidupan sehari – hari, baik di lingkungan keluarga, organisasi, perusahaan sampai
dengan pemerintahan sering kita dengar sebutan pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan.
Ketiga kata tersebut memang memiliki hubungan yang berkaitan satu dengan lainnya.
Menurut Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan, Pemimpin adalah seseorang dengan wewenang
kepemimpinannya mengarahkan bawahannya untuk mengerjakan sebagian dari pekerjaannya
dalam mencapai tujuan.
Menurut Prof. Maccoby, Pemimpin pertama-tama harus seorang yang mampu menumbuhkan
dan mengembangkan segala yang terbaik dalam diri para bawahannya. Pemimpin yang baik
untuk masa kini adalah orang yang religius, dalam artian menerima kepercayaan etnis dan
moral dari berbagai agama secara kumulatif, kendatipun ia sendiri mungkin menolak
ketentuan gaib dan ide ketuhanan yang berlainan.
Menurut Lao Tzu, Pemimpin yang baik adalah seorang yang membantu mengembangkan
orang lain, sehingga akhirnya mereka tidak lagi memerlukan pemimpinnya itu.
Menurut Davis and Filley, Pemimpin adalah seseorang yang menduduki suatu posisi
manajemen atau seseorang yang melakukan suatu pekerjaan memimpin.
Sedangakn menurut Pancasila, Pemimpin harus bersikap sebagai pengasuh yang mendorong,
menuntun, dan membimbing asuhannya. Dengan kata lain, beberapa asas utama dari
kepemimpinan Pancasila adalah :
Ing Ngarsa Sung Tuladha : Pemimpin harus mampu dengan sifat dan
perbuatannya menjadikan dirinya pola anutan dan ikutan bagi orang – orang yang
dipimpinnya.
Tut Wuri Handayani : Pemimpin harus mampu mendorong orang – orang yang
diasuhnya berani berjalan di depan dan sanggup bertanggung jawab.
Seorang pemimpin boleh berprestasi tinggi untuk dirinya sendiri, tetapi itu tidak memadai
apabila ia tidak berhasil menumbuhkan dan mengembangkan segala yang terbaik dalam diri para
bawahannya. Dari begitu banyak definisi mengenai pemimpin, dapat penulis simpulkan bahwa :
Pemimpin adalah orang yang mendapat amanah serta memiliki sifat, sikap, dan gaya yang baik
untuk mengurus atau mengatur orang lain.
Kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan
apa yang diinginkan pihak lainnya. Ketiga kata yaitu pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan
yang dijelaskan sebelumnya tersebut memiliki keterikatan yang tak dapat dipisahkan. Karena
untuk menjadi pemimpin bukan hanya berdasarkan suka satu sama lainnya, tetapi banyak faktor.
Pemimpin yang berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria yang tergantung pada sudut
pandang atau pendekatan yang digunakan, apakah itu kepribadiannya, keterampilan, bakat, sifat
– sifatnya, atau kewenangannya yang dimiliki yang mana nantinya sangat berpengaruh terhadap
teori maupun gaya kepemimpinan yang akan diterapkan.
Fungsi pemimpin dalam suatu organisasi tidak dapat dibantah merupakan sesuatu fungsi
yang sangat penting bagi keberadaan dan kemajuan organisasi yang bersangkutan. Pada dasarnya
fungsi kepemimpinan memiliki 2 aspek yaitu :
– Fungsi sebagai Top Mnajemen, yakni mengadakan planning, organizing, staffing, directing,
commanding, controling, dsb.
Memahami teori-teori kepemimpinan sangat besar artinya untuk mengkaji sejauh mana
kepemimpinan dalam suatu organisasi telah dapat dilaksanakan secara efektif serta menunjang
kepada produktifitas organisasi secara keseluruhan. Dalam karya tulis ini akan dibahas tentang
teori dan gaya kepemimpinan.
Seorang pemimpin harus mengerti tentang teori kepemimpinan agar nantinya mempunyai
referensi dalam menjalankan sebuah organisasi. Beberapa teori tentang kepemimpinan antara
lain :
o Kecerdasan
Jadi, berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana
seorang pemimpin yang memiliki perhatian yang tinggi kepada bawahan dan
terhadap hasil yang tinggi pula.
Teori Kelompok
Agar tujuan kelompok (organisasi) dapat tercapai, harus ada pertukaran yang
positif antara pemimpin dengan pengikutnya.
Dari adanya berbagai teori kepemimpinan di atas, dapat diketahui bahwa teori kepemimpinan
tertentu akan sangat mempengaruhi gaya kepemimpinan (Leadership Style), yakni pemimpin
yang menjalankan fungsi kepemimpinannya dengan segenap filsafat, keterampilan dan sikapnya.
Gaya kepemimpinan adalah cara seorang pemimpan bersikap, berkomunikasi, dan berinteraksi
dengan orang lain dalam mempengaruhi orang untuk melakukan sesuatu.Gaya tersebut bisa
berbeda – beda atas dasar motivasi , kuasa ataupun orientasi terhadap tugas atau orang tertentu.
Diantara beberapa gaya kepemimpinan, terdapat pemimpin yang positif dan negatif, dimana
perbedaan itu didasarkan pada cara dan upaya mereka memotivasi karyawan. Apabila
pendekatan dalam pemberian motivasi ditekankan pada imbalan atau reward (baik ekonomis
maupun nonekonomis) berartitelah digunakan gaya kepemimpinan yang positif. Sebaliknya jika
pendekatannya menekankan pada hukuman atau punishment, berarti dia menerapkan gaya
kepemimpinan negatif. Pendekatan kedua ini dapat menghasilakan prestasi yang diterima dalam
banyak situasi, tetapi menimbulkan kerugian manusiawi.
Otokratis
Partisipasif
Demokrasi
Dilihat dari orientasi si pemimpin, terdapat dua gaya kepemimpinan yang diterapkan,
yaitu gaya konsideral dan struktur, atau dikenal juga sebagai orientasi pegawai dan orientasi
tugas. Beberapa hasil penelitian para ahli menunjukkan bahwa prestasi dan kepuasan kerja
pegawai dapat ditingkatkan apabila konsiderasi merupakan gaya kepemimpinan yang dominan.
Sebaliknya, para pemimpin yang berorientasi tugas yang terstruktur, percaya bahwa mereka
memperoleh hasil dengan tetap membuat orang – orang sibuk dan mendesak mereka untuk
berproduksi.
Model kontingensi Fieldler ini serupa dengan gaya kepemimpinan situasional dari Hersey dan
Blanchard. Konsepsi kepemimpinan situasional ini melengkapi pemimpin dengan pemahaman
dari hubungan antara gaya kepemimpinan yang efektif dengan tingkat kematangan (muturity)
pengikutnya.perilaku pengikut atau bawahan ini amat penting untuk mengetahui kepemimpinan
situasional, karena bukan saja pengikut sebagai individu bisa menerima atau menolak
pemimpinnya, akan tetapi sebagai kelompok , pengikut dapat menemukan kekuatan pribadi
apapun yang dimiliki pemimpin.
Menurut Hersey dan Blanchard (dalam Ludlow dan Panton,1996 : 18 dst), masing –
masing gaya kepemimpinan ini hanya memadai dalm situasi yang tepat meskipun disadari bahwa
setiap orang memiliki gaya yang disukainya sendiri dan sering merasa sulit untuk mengubahnya
meskipun perlu.
Banyak studi yang sudah dilakukan untuk melihat gaya kepemimpinan seseorang. Salah
satunya yang terkenal adalah yang dikemukakan oleh Blanchard, yang mengemukakan 4 gaya
dari sebuah kepemimpinan. Gaya kepemimpinan ini dipengaruhi oleh bagaimana cara seorang
pemimpin memberikan perintah, dan sisi lain adalah cara mereka membantu bawahannya.
Keempat gaya tersebut adalah
Directing
Gaya tepat apabila kita dihadapkan dengan tugas yang rumit dan staf kita belum memiliki
pengalaman dan motivasi untuk mengerjakan tugas tersebut. Atau apabila anda berada di
bawah tekanan waktu penyelesaian. Kita menjelaskan apa yang perlu dan apa yang harus
dikerjakan. Dalam situasi demikian, biasanya terjadi over-communicating (penjelasan
berlebihan yang dapat menimbulkan kebingungan dan pembuangan waktu). Dalam proses
pengambilan keputusan, pemimpin memberikan aturan –aturan dan proses yang detil kepada
bawahan. Pelaksanaan di lapangan harus menyesuaikan dengan detil yang sudah dikerjakan.
Coaching
Pemimpin tidak hanya memberikan detil proses dan aturan kepada bawahan tapi juga
menjelaskan mengapa sebuah keputusan itu diambil, mendukung proses perkembangannya,
dan juga menerima barbagai masukan dari bawahan. Gaya yang tepat apabila staf kita telah
lebih termotivasi dan berpengalaman dalam menghadapi suatu tugas. Disini kita perlu
memberikan kesempatan kepada mereka untuk mengerti tentang tugasnya, dengan
meluangkan waktu membangun hubungan dan komunikasi yang baik dengan mereka.
Supporting
Sebuah gaya dimana pemimpin memfasiliasi dan membantu upaya bawahannya dalam
melakukan tugas. Dalam hal ini, pemimpin tidak memberikan arahan secara detail, tetapi
tanggung jawab dan proses pengambilan keputusan dibagi bersama dengan bawahan. Gaya ini
akan berhasil apabila karyawan telah mengenal teknik – teknik yang dituntut dan telah
mengembangkan hubungan yang lebih dekat dengan anda. Dalam hal ini kita
perlumeluangkan waktu untuk berbincang – bincang, untuk lebih melibatkan mereka dalam
penganbilan keputusan kerja, serta mendengarkan saran – saran mereka mengenai
peningkatan kinerja.
Delegating
Sebuah gaya dimana seorang pemimpin mendelegasikan seluruh wewenang dan tanggung
jawabnya kepada bawahan. Gaya Delegating akan berjalan baik apabila staf kita sepenuhnya
telah paham dan efisien dalm pekerjaan, sehingga kita dapat melepas mereka menjalankan
tugas atau pekerjaan itu atas kemampuan dan inisiatifnya sendiri.
Keempat gaya ini tentu saja mempunyai kelemahan dan kelebihan, serta sangat tergantung dari
lingkungan di mana seorang pemimpin berada, dan juga kesiapan dari bawahannya. Maka
kemudian timbul apa yang disebut sebagai ”situational leadership”. Situational leadership
mengindikasikan bagaimana seorang pemimpin harus menyesuaikan keadaan dari orang – orang
yang dipimpinnya.
Ditengah – tengah dinamika organisasi (yang antara lain diindikasikan oleh adanya
perilaku staf / individu yang berbeda – beda), maka untuk mencapai efektivitas organisasi,
penerapan keempat gaya kepemimpinan diatas perlu disesuaikan dengan tuntutan keadaan. Inilah
yang dimaksud dengan situasional lesdership,sebagaimana telah disinggung di atas. Yang perlu
diperhatikan adalah bahwa untuk dapat mengembangkan gaya kepemimpinan situasional ini,
seseorang perlu memiliki tiga kemampuan khusus yakni :
Kemampuan analitis (analytical skills) yakni kemampuan untuk menilai tingkat pengalaman
dan motivasi bawahan dalam melaksanakan tugas.
Kemampuan untuk fleksibel (flexibility atau adaptability skills) yaitu kemampuan untuk
menerapkan gaya kepemimpinan yang paling tepat berdasarkan analisa terhadap situasi.
Ketiga kemampuan di atas sangat dibutuhkan bagi seorang pemimpin, sebab seorang
pemimpin harus dapat melaksanakan tiga peran utamanya yakni peran interpersonal, peran
pengolah informasi (information processing), serta peran pengambilan keputusan (decision
making) (Gordon, 1996 : 314-315).
Liaison Menjalin suatu hubungan kerja dan menangkap informasi untuk kepentingan
organisasi.
Disseminator Menyampaikan informasi, nilai – nilai baru dan fakta kepada bawahan.
Spokeman Juru bicara atau memberikan informasi kepada orang – orang di luar
organisasinya.
Dalam perspektif yang lebih sederhana, Morgan ( 1996 : 156 ) mengemukakan 3 macam peran
pemimpin yang disebut dengan 3A, yakni :
Jika saja Indonesia memiliki pemimpin yang sangat tangguh tentu akan menjadi luar
biasa. Karena jatuh bangun kita tergantung pada pemimpin. Pemimpin memimpin, pengikut
mengikuti. Jika pemimpin sudah tidak bisa memimpin dengan baik, cirinya adalah pengikut tidak
mau lagi mengikuti. Oleh karena itu kualitas kita tergantung kualitas pemimpin kita. Makin kuat
yang memimpin maka makin kuat pula yang dipimpin.
Rahasia utama kepemimpinan adalah kekuatan terbesar seorang pemimpin bukan dari
kekuasaanya, bukan kecerdasannya, tapi dari kekuatan pribadinya. Maka jika ingin menjadi
pemimpin yang baik jangan pikirkan orang lain, pikirkanlah diri sendiri dulu. Tidak akan bisa
mengubah orang lain dengan efektif sebelum merubah diri sendiri. Bangunan akan bagus, kokoh,
megah, karena ada pondasinya. Maka sibuk memikirkan membangun umat, membangun
masyarakat, merubah dunia akan menjadi omong kosong jika tidak diawali dengan diri sendiri.
Merubah orang lain tanpa merubah diri sendiri adalah mimpi mengendalikan orang lain tanpa
mengendalikan diri.
Merenungkan kembali arti makna kepemimpinan, sering diartikan kepemimpinan adalah jabatan
formal, yang menuntut untuk mendapat fasilitas dan pelayanan dari konstituen yang seharusnya
dilayani. Meskipun banyak di antara pemimpin yang ketika dilantik mengatakan bahwa jabatan
adalah sebuah amanah, namun dalam kenyataannya sedikit sekali atau bisa dikatakan hampir
tidak ada pemimpin yang sungguh – sungguh menerapkan kepemimpinan dari hati, yaitu
kepemimpinan yang melayani.
A. Karakter Kepemimpinan
Paling tidak menurut Ken Blanchard dan kawan – kawan, ada sejumlah ciri –ciri dan nilai
yang muncul dari seorang pemimpin yang memiliki hati yang melayani,yaitu tujuan utama
seorang pemimpin adalah melayani kepentingan mereka yang dipimpinnya. Orientasinya
adalah bukan untuk kepentingan diri pribadi maupun golongan tapi justru kepentingan
publik yang dipimpinnya.
Pemimpin yang melayani memiliki kasih dan perhatian kepada mereka yang
dipimpinnya. Kasih itu mewujud dalam bentuk kepedulian akan kebutuhan, kepentingan,
impian da harapan dari mereka yang dipimpinnya.
Seorang pemimpin yang memiliki hati yang melayani adalah akuntabilitas ( accountable
). Istilah akuntabilitas adalah berarti penuh tanggung jawab dan dapat diandalkan. Artinya
seluruh perkataan,pikiran dan tindakannya dapat dipertanggungjawabkan kepada public atau
kepada setiap anggota organisasinya.
Pemimpin yang melayani adalah pemimpin yang mau mendengar. Mau mendengar setiap
kebutuhan, impian, dan harapan dari mereka yang dipimpin. Pemimpin yang melayani
adalah pemimpin yang dapat mengendalikam ego dan kepentingan pribadinya melebihi
kepentingan public atau mereka yang dipimpinnya. Mengendalikan ego berarti dapat
mengendalikan diri ketika tekanan maupun tantangan yang dihadapi menjadi begitu
berat,selalu dalam keadaan tenang, penuh pengendalian diri, dan tidak mudah emosi.
B. Metode Kepemimpinan
Seorang pemimpin tidak cukup hanya memiliki hati atau karakter semata, tapi
juga harus memiliki serangkaian metode kepemimpinan agar dapat menjadi pemimpin yang
efektif. Banyak sekali pemimpin memiliki kualitas sari aspek yang pertama yaitu karakter
dan integritas seorang pemimpin, tetapi ketika menjadi pimpinan formal, justru tidak efektif
sama sekali karena tidak memiliki metode kepemimpinan yang baik. Contoh adalah para
pemimpin yang diperlukan untuk mengelola mereka yang dipimpinnya.
Tidak banyak pemimpin yang memiliki metode kepemimpinan ini. Karena hal ini
tidak pernah diajarkan di sekolah – sekolah formal. Keterampilan seperti ini disebut dengan
Softskill atau Personalskill. Dalam salah satu artikel di economist.com ada sebuah ulasan
berjudul Can Leadership Be Taught, dibahas bahwa kepemimpinan (dalam hal ini metode
kepemimpinan) dapat diajarkan sehingga melengkapi mereka yang memiliki karakter
kepemimpinan. Ada 3 hal penting dalam metode kepemimpinan, yaitu :
Kepemimpinan yang efektif dimulai dengan visi yang jelas. Visi ini merupakan sebuah
daya atau kekuatan untuk melakukan perubahan, yang mendorong terjadinya proses
ledakan kreatifitas yang dahsyat melalui integrasi maupun sinergi berbagai keahlian
dari orang – orang yang ada dalam organisasi tersebut. Bahkan dikatakan bahwa
nothing motivates change more powerfully than a clear vision. Visi yang jelas dapat
secara dahsyat mendorong terjadinya perubahan dalam organisasi. Seorang pemimpin
adalah inspirator perubahan dan visioner yaitu memiliki visi yang jelas kemana
organisasinya akan menuju. Kepemimpinan secara sederhana adalah proses untuk
membawa orang – orang atau organisasi yang dipimpin menuju suatu tujuan yang jelas.
Tanpa visi, kepemimpinan tidak ada artinya sama sekali. Visi inilah yang mendorong
sebuah organisasi untuk senantiasa tumbuh dan belajar serta berkembang dalam
mempertahankan survivalnya sehingga bias bertahan sampai beberapa generasi. Ada 2
aspek mengenai visi, yaitu visionary role dan implementation role. Artinya seorang
pemimpin tidak hanya dapat membangun atau menciptakan visi bagi organisasinya tapi
memiliki kemampuan untuk mengimplementasikan visi tsb ke dalam suatu rangkaian
tindakan atau kegiatan yang diperlukan untuk mencapai visi itu.
Seorang pemimpin yang efektif adalah seorang yang responsive. Artinya dia selalu
tanggap terhadap setiap persoalan, kebutuhan, harapan, dan impian dari mereka yang
dipimpin. Selain itu selalu aktif dan proaktif dalam mencari solusi dari setiap
permasalahan ataupun tantangan yang dihadapi.
Seorang pemimpin yang efektif adalah seorang pelatih atau pendamping bagi orang –
orang yang dipimpinnya (performance coach). Artinya dia memiliki kemempuan untuk
menginspirasi, mendorong dan memampukan anak buahnya dalam menyusun
perencanaan (termasuk rencana kegiatan, target atau sasaran, rencana kebutuhan
sumber daya, dsb), melakukan kegiatan sehari – hari seperti monitoring dan
pengendalian, serta mengevaluasi kinerja dari anak buahnya.
C. Perilaku Kepemimpinan
Pemimpin tidak hanya sekedar memuaskan mereka yang dipimpin, tapi sungguh –
sungguh memiliki kerinduan senantiasa untuk memuaskan Tuhan. Artinya dia hidup
dalam perilaku yang sejalan dengan firman Tuhan. Dia memiliki misi untuk senantiasa
memuliakan Tuhan dalam setiap apa yang dipikirkan, dikatakan, dan diperbuatnya.
Pemimpin focus pada hal – hal spiritual dibandingkan dengan sekedar kesuksesan
duniawi. Baginya kekayaan dan kemakmuran adalah untuk dapat memberi dan beramal
lebih banyak. Apapun yang dilakukan bukan untuk mendapat penghargaan, tapi
melayani sesamanya. Dan dia lebih mengutamakan hubungan atau relasi yang penuh
kasih dan penghargaan, dibandingkan dengan status dan kekuasaan semata.
Pemimpin sejati senantiasa mau belajar dan bertumbuh dalam berbagai aspek , baik
pengetahuan, kesehatan, keuangan, relasi, dsb. Setiap harinya senantiasa menyelaraskan
(recalibrating ) dirinya terhadap komitmen untuk melayani Tuhan dan sesame. Melalui
solitude (keheningan), prayer (doa), dan scripture (membaca Firman Tuhan ).
Kepemimpinan adalah sebuah keputusan dan lebih merupakan hasil dari proses
perubahan karakter atau tranformasi internal dalam diri seseorang. Kepemimpinan bukanlah
jabatan atau gelar, melainkan sebuah kelahiran dari proses panjang perubahan dalam diri
seseorang. Ketika seseorang menemukan visi dan misi hidupnya, ketika terjadi kedamaian dalam
diri (inner peace) dan membentuk bangunan karakter yang kokoh, ketika setiap ucapan dan
tindakannya mulai memberikan pengaruh kepada lingkungannya, dan ketika keberadaannya
mendorong perubahan dalam organisasinya, pada saat itulah seseorang lahir menjadi pemimpin
sejati. Jadi pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar melainkan
sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang. Kepemimpinan lahir dari
proses internal (leadership from the inside out ).
Kepemimpinan sesungguhnya tidak ditentukan oleh pangkat atau jabatan seseorang.
Kepemimpinan adalah sesuatu yang muncul dari dalam dan merupakan buah dari keputusan
seseorang untuk mau menjadi pemimpin, baik bagi dirinya sendiri, bagi keluarga, bagi
lingkungan pekerjaan, maupun bagi lingkungan sosial dan bahkan bagi negerinya. ” I don’t think
you have to be waering stars on your shoulders or a title to be leadar. Anybody who want to raise
his hand can be a leader any time”,dikatakan dengan lugas oleh General Ronal
Fogleman,Jenderal Angkatan Udara Amerika Serikat yang artinya Saya tidak berpikir anda
menggunakan bintang di bahu anda atau sebuah gelar pemimpin. Orang lainnya yang ingin
mengangkat tangan dapat menjadi pemimpin di lain waktu.
Sering kali seorang pemimpin sejati tidak diketahui keberadaannya oleh mereka yang
dipimpinnya. Bahkan ketika misi atau tugas terselesaikan, maka seluruh anggota tim akan
mengatakan bahwa merekalah yang melakukannya sendiri. Pemimpin sejati adalah seorang
pemberi semangat (encourager), motivator, inspirator, dam maximizer.
Konsep pemikiran seperti ini adalah sesuatu yang baru dan mungkin tidak bisa diterima
oleh para pemimpin konvensional yang justru mengharapkan penghormatan dan pujian (honor &
praise) dari mereka yang dipimpinnya. Semakin dipuji bahkan dikultuskan, semakin tinggi hati
dan lupa dirilah seorang pemimpin. Justru kepemimpinan sejati adalah kepemimpinan yang
didasarkan pada kerendahan hati (humble).
Pelajaran mengenai kerendahan hati dan kepemimpinan sejati dapat kita peroleh dari
kisah hidup Nelson Mandela. Seorang pemimpin besar Afrika Selatan, yang membawa
bangsanya dari negara yang rasialis menjadi negara yang demokratis dan merdeka.Selama
penderitaan 27 tahun penjara pemerintah Apartheid, justru melahirkan perubahan dalam diri
Beliau. Sehingga Beliau menjadi manusia yang rendah hati dan mau memaafkan mereka yang
telah membuatnya menderita selam bertahun – tahun.
Seperti yang dikatakan oleh penulis buku terkenal, Kenneth Blanchard, bahwa
kepemimpinan dimulai dari dalam hati dan keluar untuk melayani mereka yang dipimpinnya.
Perubahan karakter adalah segala – galanya bagi seorang pemimpin sejati. Tanpa perubahan dari
dalam, tanpa kedamaian diri, tanpa kerendahan hati, tanpa adanya integritas yang kokoh, daya
tahan menghadapi kesulitan dan tantangan, dan visi serta misi yang jelas, seseorang tidak akan
pernah menjadi pemimpin sejati.
Q berarti kecerdasan atau intelligence. Seperti dalam IQ berarti kecerdasan intelektual,EQ
berarti kecerdasan emosional, dan SQ berarti kecerdasan spiritual. Q leader berarti seorang
pemimpin yang memiliki kecerdasan IQ,EQ,SQ yang cukup tinggi.
Q leader berarti kepemimpinan yang memiliki kualitas(quality), baik dari aspek visioner
maupun aspek manajerial.
Q leader berarti seorang pemimpin yang memiliki qi ( dibaca ‘chi’ dalam bahasa Mandarin
yang berarti kehidupan).
Q keempat adalah qolbu atau inner self. Seorang pemimpin sejati adalah seseorang yang
sungguh – sungguh mengenali dirinya (qolbunya) dan dapat mengelola dan
mengendalikannya (self management atau qolbu management).
Menjadi seorang pemimpin Q berarti menjadi seorang pemimpin yang selalu belajar dan
bertumbuh senantiasa untuk mencapai tingkat atau kadar Q (intelligence-quality-qi-qolbu) yang
lebih tinggi dalam upaya pencapaian misi dan tujuan organisasi maupun pencapaian makna
kehidupan setiap pribadi seorang pemimpin.
Rangkuman kepemimpinan Q dalam 3 aspek penting yang disingkat menajadi 3C, yaitu :
Ketiga hal tersebut dilandasi oleh suatu sikap disiplin yang tinggi untuk senantiasa bertumbuh,
belajar dan berkembang baik secara internal (pengembangan kemampuan intrapersonal,
kemampuan teknis, pengatahuan,dll) maupun dalam hubungannya dengan orang lain
(pengembangan kemampuan interpersonal dan metode kepemimpinan). Seperti yang dikatakan
oleh John Maxwell, ” The only way that I can keep leading is to keep growing. The the day I
stop growing, somebody else takes the leadership baton. That is way it always it.” Satu-satunya
cara agar saya tetap menjadi pemimpin adalah saya harus senantiasa bertumbuh. Ketika saya
berhenti bertumbuh, orang lain akan mengambil alih kepemimpinan tsb.
Kearifan local yaitu spirit local genius yang disepadankan maknanya dengan pengetahuan,
kecerdikan,kepandaian, keberilmuan, dan kebijaksanaan dalam pengambilan keputusan dan
berkenaan dengan penyelesaian masalah yang relative pelik dan rumit,
Dalam suatu local (daerah ) tentunya selalu diharapkan kehidupan yang selaras, serasi dan
seimbang (harmonis). Kehidupan yang penuh kedamaian dan suka cita. Kehidupan yang
dipimpin oleh pimpinan yang dihormati bawahannya. Kehidupan yang teratur dan terarah yang
dipimpin oleh pimpinan yang mampu menciptakan suasana kondusif.
Kehidupan manusia tidak lepas dari masalah. Serangkaian masalah tidaklah boleh didiamkan.
Setiap masalah yang muncul haruslah diselesaikan. Dengan memiliki jiwa kepemimpinan,
seseorang akan mampu menaggulangi setiap masalah yang muncul.
Manusia di besarkan masalah. Dalam kehidupan local masyarakat, setiap masalah yang muncul
dapat ditanggulangi dengan kearifan local masyarakat setempat. Contohnya adalah masalah
banjir yang di alami masyarakat di berbagai tempat. Khususnya di Bali, seringkali terjadi banjir
di wilayah Kuta. Sebagai tempat tujuan wisata dunia tentu hal ini sangat tidak menguntungkan.
Masalah ini haruslah segera ditangani. Dalam hal pembuatan drainase dan infrastruktur lainnya,
diperlukan kematangan rencana agar pembangunan yang dilaksanakan tidak berdampak buruk.
Terbukti, penanggulangan yang cepat dengan membuat gorong – gorong bisa menurunkan debit
air yang meluber ke jalan.
Sebagai pemimpin lokal, pihak Camat Kuta, I Gede Wijaya sebelumnya telah melakukan
sosialisasi terkait pembangunan gorong – gorong. Camat Kuta secara langsung dan tertulis telah
menyampaikan hal tersebut kepada pengusaha serta pemilik bangunan dalam surat No.
620/676/ke/07 , tertanggal 27 desember 2007
BAB III
PENUTUP
III.1 KESIMPULAN
Kata pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan memiliki keterikatan yang tak dapat
dipisahkan. Karena untuk menjadi pemimpin bukan hanya berdasarkan suka satu sama lainnya,
tetapi banyak faktor. Pemimpin yang berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria yang
tergantung pada sudut pandang atau pendekatan yang digunakan, apakah itu kepribadiannya,
keterampilan, bakat, sifat – sifatnya, atau kewenangannya yang dimiliki yang mana nantinya
sangat berpengaruh terhadap teori maupun gaya kepemimpinan yang akan diterapkan.
Rahasia utama kepemimpinan adalah kekuatan terbesar seorang pemimpin bukan dari
kekuasaanya, bukan kecerdasannya, tapi dari kekuatan pribadinya. Seorang pemimpin sejati
selalu bekerja keras memperbaiki dirinya sebelum sibuk memperbaiki orang lain.
Pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar melainkan sesuatu
yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang. Kepemimpinan lahir dari proses
internal (leadership from the inside out).
III.2 SARAN
Sangat diperlukan sekali jiwa kepemimpinan pada setiap pribadi manusia. Jiwa kepemimpinan
itu perlu selalu dipupuk dan dikembangkan. Paling tidak untuk memimpin diri sendiri.
Jika saja Indonesia memiliki pemimpin yang sangat tangguh tentu akan menjadi luar
biasa. Karena jatuh bangun kita tergantung pada pemimpin. Pemimpin memimpin, pengikut
mengikuti. Jika pemimpin sudah tidak bisa memimpin dengan baik, cirinya adalah pengikut tidak
mau lagi mengikuti. Oleh karena itu kualitas kita tergantung kualitas pemimpin kita. Makin kuat
yang memimpin maka makin kuat pula yang dipimpin.
operasional/ope·ra·si·o·nal/ a secara (bersifat) operasi; berhubungan dengan operasi;
-- normal Man operasi yang didasarkan pada aturan; operasi yang sesuai dan tidak menyimpang
dari suatu norma atau kaidah
Pengertian manajemen operasional yaitu suatu pengelolaan yang dilakukan secara optimal dan
menyeluruh terhadap berbagai unsur seperti tenaga kerja, mesin, bahan mentah, peralatan, dan
produk yang menjadi komoditi yang nantinya akan dijual pada konsumen. Manajemen
operasional sendiri berasal dari dua kata, yaitu manage (Bahasa Inggris) yang berarti mengatur
atau mengelola, dan operasional yang memiliki arti semua hal yang berkaitan dengan kegiatan
produksi, baik pada perusahaan yang bergerak di bidang jasa atau barang. Manajemen
perusahaan juga seringnya dikaitkan dengan pihak yang bertanggung jawab untuk mengawasi
kegiatan produksi.
Masih berkaitan dengan manajemen produksi, terdapat beberapa hal yang wajib Anda ketahui
dan pahami soal manajemen produksi, yaitu fungsi manajemen operasional, sistem manajemen
operasional, dan pengambilan keputusan dalam implementasi manajemen operasional. Fungsi
manajemen operasional lebih fokus pada hal-hal yang ada kaitannya dengan pengambilan
keputusan soal semua kebutuhan operasional perusahaan, sedang sistem manajemen operasional
fokus pada jenis sistem yang diterapkan oleh perusahaan. Umumnya perusahaan menerapkan
sistem transformasi sebagai sistem operasionalnya. Sistem transformasi di sini meliputi sistem
pembuatan rancangan dan analisa selama kegiatan operasional berlangsung.
Pengertian manajemen operasional
Manajemen operasional memiliki peranan yang sangat penting bagi perusahaan karena
manajemen operasional sangat berkaitan erat dengan pengambilan keputusan oleh seorang
pemimpin atau manajer operasional.Posisi tertinggi pada struktur manajemen operasional adalah
manajer operasional. Seorang manajer oeprasional menjadi pilar pengelolaan kegiatan
operasional suatu perusahaan. Tugas seorang manajer operasional yaitu membuat perencanaan
atau pemetaan sejumlah fungsi manajemen yang memiliki tugas yang berbeda-beda. Sebut saja
contohnya pembuatan konsep perencanaan kegiatan operasional, kegiatan pembentukan staf,
pembentukan struktur, dan masih banyak lainnya.
Orientasi utama seorang manajer operasional yaitu memberikan pengarahan soal output, jumlah
output, harga produk yang terus di kontrol, kualitas produk, momen untuk memanjakan
konsumen, dan hal lainnya yang ada kaitannya dengan produk/ jasa dan kepuasan
konsumen. Para pemegang keputusan, dalam hal ini manajer operasional, mempunyai tanggung
jawab yang besar untuk memajukan perusahaannya. Salah satunya yaitu seorang manajer
operasional harus memiliki pengetahuan yang luas, terutama pengetahuan tentang bagaimana
cara menghasilkan barang atau jasa yang berkualitas dan banyak diminati oleh banyak
konsumen. Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh seorang manajer operasional tidak
dilakukan secara terburu-buru, melainkan keputusan harus diambil setelah dikaji terlebih dahulu.
Fungsi manajemen operasional tak hanya berkutat pada kegiatan operasi saja, melainkan telah
mengalami perluasan fungsi seperti persiapan produksi dan kegiatan operasional perusahaan,
penunjang pelayanan kegiatan produksi, perencanaan dan pengendalian kegiatan operasional
suatu perusahaan.
Terdapat beberapa langkah pengambilan keputusan dalam manajemen operasional antara lain :
Manajemen operasional juga memiliki hubungan yang sangat serta dengan unsur persediaan,
baik persediaan yang dipesan, kualitas bahan mentah yang digunakan, dan waktu pemesanan
bahan mentah. Tak hanya itu, seorang manajer operasional juga akan berkutat pada hal-hal yang
berkaitan erat dengan tenaga kerja, seperti perekrutan tenaga kerja via program seleksi yang
ketat, perekrutan tenaga kerja, pemberian gaji dan kompensasi pada karyawan, pemberian
promosi pada karyawan, hingga PHK. Manajer operasional juga bertanggung jawab atas kualita.
Tak hanya kualitas produk atau jasa saja yang diprioritaskan, melainkan juga sektor-sektor
lainnya seperti kualitas peralatan dan kualitas pengawasan terhadap produk atau jasa yang
dihasilkan.
B. TATA PAMONG, KEPEMIMPINAN,
SISTEM PENGELOLAAN DAN
PENJAMINAN MUTU
1. 1. Struktur dan Suasana Organisasi
Mengacu kepada lima pilar tata pamong, maka dapat dinyatakan bahwa sistem tata pamong di
pendidikan Antropologi dapat dipaparkan sebagai berikut:
Pemilihan Ketua prodi ditetapkan oleh Rektor berdasarkan usulan dari Prodi. Ketua Prodi
Antropologi ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan (SK) Rektor Unimed Nomor
191/H.33.Kep/KP/2008.
Program Studi Pendidikan Antropologi UNIMED yang saat ini diketuai oleh Dra.
Nurjannah,M.Pd. di bawah koordinasi Dekan dan Pembantu Dekan I,yakni Drs. Restu MS, dan
Drs. Sugiharto,M.Si.
Ketua Prodi bertugas untuk mengelola Prodi, seperti memimpin dan menghadiri rapat,
mempersiapkan jadwal perkuliahan, memonitor kinerja staf pengajar, berkoordinasi dengan unit-
unit kerja di lingkungan UNIMED, dan mengusahakan agar proses belajar mengajar berlangsung
dengan maksimal. Untuk kelancaran pelaksanaan tugas. Selain itu, untuk memaksimalkan
pelayanan akademik bagi mahasiswa, Ketua Prodi juga dibantu oleh para dosen Pembimbing
Akademik (PA) dan Pembimbing Kemahasiswaan, dewan dosen penilai proposal penelitian
mahasiswa, dan dosen-dosen kelompok mata kuliah. Ketua Prodi bertanggungjawab untuk
mengkoordinasikan penyelenggaraan program kerja yang sudah disusun.
Dalam melaksanakan tugas pokok fungsinya, Ketua Program Studi Pendidikan Antropologi
berkoordinasi dengan Pembantu Dekan 1. Uraian tugas dan tanggung jawab serta mekanisme
koordinasi antar pejabat struktural di tingkat Prodi Pendidikan Antropologi telah diatur dalam
dokumen Analisis Jabatan (Anjab) Pejabat Struktural Unimed tahun 2006 sebagai upaya
pelaksanaan sistem tata pamong (governance) dan manajemen yang efektif. Pada dokumen
Anjab tersebut diatur tentang (1) Rumusan Tugas, (2) Perincian Tugas, (3) Hasil Kerja, (4)
Bahan Kerja, (5) Pedoman Kerja, (6) Tanggung Jawab, (7) Wewenang, (8) Hubungan Kerja,
dan (9) Syarat Jabatan. Deskripsi analisis jabatan berkaitan dengan Rumusan Tugas, Perincian
Tugas, dan Hasil Kerja antara pejabat struktural tersebut di atas dijabarkan pada Tabel 2.1.
Untuk menyelesaikan masalah yang terkait dengan pelanggaran kode etik dan peraturan yang
berlaku di Prodi, diselesaikan dalam rapat fungsionaris dengan Dewan Dosen. Apabila
permasalahannya di luar wewenang fungsionaris Prodi, atau permasalahannya tidak bisa
diselesaikan di tingkat Program Studi akan diserahkan ke tingkat fakultas, atau universitas.
Tabel 2.1 Uraian Jabatan Pejabat Struktural di Tingkat Jurusan dan Prodi Pendidikan
Antropologi
Uraian
Ketua Jurusan Sekretaris Jurusan Ketua Prodi
Jabatan
Rumusan Menyusun rencana, Membantu pengelolaan Menyusun rencana,
Tugas memberi petunjuk, administrasi akademik, memberi petunjuk,
mengkoordinasikan dan mengkoordinasikan dan mengkoordinasikan dan
mengevaluasi mengevaluasi pelaksanaan mengevaluasi
pelaksanaan kegiatan kegiatan pendidikan dan pelaksanaan kegiatan
pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pendidikan dan
pengajaran, penelitian pengabdian kepada pengajaran yang
dan pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan dosen di
masyarakat yang dilaksanakan dosen di lingkungan Program
dilaksanakan dosen di lingkungan jurusan Studi berdasarkan
lingkungan jurusan berdasarkan ketentuan yang ketentuan yang berlaku
berdasarkan ketentuan berlaku untuk kelancaran untuk kelancaran
yang berlaku untuk pelaksanaan tugas. pelaksanaan tugas.
kelancaran pelaksanaan
tugas
Perincian (1) Menyusun (1) Membantu menyusun (1) Menyusun rencana
Tugas rencana dan program rencana dan program kerja dan program studi
kerja jurusan sebagai tahunan jurusan sebagai sebagai pedoman
pedoman pelaksanaan pedoman pelaksanaan kerja(2) Memeriksa
tugas tugas(2) Menyusun konsep beban tugas
;(2) Menetapkan konsep beban tugas mengajar mengajar dosen
beban tugas mengajar dosen setiap semester program studi setiap
dosen setiap semester berdasarkan ketentuan yang semester berdasarkan
berdasarkan ketentuan berlaku sebagai bahan ketentuan yang berlaku,
yang berlaku, untuk masukan atasan ; untuk mengetahui
mengetahui kesesuaiannya ;
kesesuaiannya; (3) Mengkordonir dosen
dalam penyusunan rencana (3) Merencanakan
(3) Mengkordinir perkuliahan dan satuan acara kegiatan Proses Belajar
dosen dalam pembuatan perkuliahan berdasarkan Mengajar dan penelitian
Rencana Perkuliahan ketentuan yang berlaku ; setiap semester ;
dan Satuan Acara
Perkuliahan berdasarkan (4) Menyusun konsep (4) Meneliti bahan
ketentuan yang berlaku surat penugasan dosen rencana perkuliahan dan
untuk mengetahui penasehat akademik sebagai satuan acara perkuliahan
kecocokannya; bahan masukan atasan ; berdasarkan ketentuan
yang berlaku untuk
(4) Menetapkan (5) Mempersiapkan mengetahui
surat penugasan sebagai instrumen monitoring kecocokannya ;
Penasehat Akademik ; pelaksanaan perkuliahan
sesuai dengan ketentuan yang (5) Memonitor
(5) Memonitor berlaku untuk kelancaran pelaksanaan perkuliahan
pelaksanaan perkuliahan sesuai dengan program
Uraian
Ketua Jurusan Sekretaris Jurusan Ketua Prodi
Jabatan
berdasarkan ketentuan pelaksanaan tugas studi dan ketentuan
yang berlaku sebagai yang berlaku sebagai
bahan evaluasi; (6) Menyusun konsep bahan evaluasi ;
evaluasi hasil pelaksanaan
(6) Mengevaluasi perkuliahan berdasarkan data (6) Mengevaluasi hasil
hasil pelaksanaan dan informasi untuk pelaksanaan perkuliahan
perkuliahan berdasarkan meningkatkan mutu ; sesuai dengan beban dan
hasil monitoring untuk rencana untuk
meningkatkan mutu ; (7) Menyusun konsep mengetahui target
rencana biaya operasional pencapaian ;
(7) Menyusun jurusan berdasarkan data dan
rencana biaya informasi serta ketentuan (7) Menyusun konsep
operasional jurusan yang berlaku untuk usul dosen pembimbing
pertahun berdasarkan kelancaran pelaksanaan tugas; bagi mahasiswa yang
beban kerja jurusan dan menyelesaikan tugas
ketentuan yang berlaku (8) Menseleksi mahasiswa akhir berdasarkan
untuk kelancaran yang akan diikutsertakan petunjuk atasan untuk
kegiatan perkuliahan ; dalam kegiatan kelancaran tugas
kemahaiswaan di lingkungan akademik ;
(8) Membimbing Jurusan sebagai bahan
dan menilai kegiatan masukan Fakultas (8) Pengembangan
kemahasiswaan di kurikulum bersama
lingkungan jurusan (9) Menyusun konsep dengan dosen menuju
untuk bahan penugasan dosen pembimbing kualitas lulusan yang
pengembangan ; bagi mahasiswa yang lebih baik ;
menyelesaikan tugas akhir
(9) Menentukan berdasarkan petunjuk atasan (9) Menunjuk dosen
dosen pembimbing bagi untuk kelancaran tugas pembimbing
mahasiswa yang akademik ; penyusunan skripsi
menyelesaikan skripsi
dan tugas akhir (10) Memberi informasi (10)Menunjuk dosen
berdasarkan petunjuk tentang kegiatan penelitian penguji skripsi, tugas
atasan untuk kelancaran dan pengabdian kepada akhir bersama dengan
tugas akademik ; masyarakat ; jurusan ;
Rapat kordinasi dilakukan setiap hari Jumat pagi dan/atau apabila diperlukan dapat
dilakukan sewaktu-waktu. Terkait dengan penyampain informasi terhadap seluruh
dosen Prodi melakukan undangan rapat. Kegiatan rapat dimaksudkan untuk
sosialisasi kegiatan, menjaring informasi dan masukan dari dosen. Dengan demikian
aktifitas yang dijalankan dapat berlangsung dengan baik.
Ketua Prodi selalu mengingatkan visi yang ingin dicapai setiap pertemuan dilakukan,
memberikan bimbingan, arahan, motivasi dan dukungan terhadap civitas
akademik termasuk mahasiswa yang bermasalah diperkuliahan. Hal ini mendorong
terciptanya suasana akademik yang kondusif di Prodi. Semua permasalahan yang
menghambat pelaksanaan aktivitas selalu diskusikan untuk diketahui akar
masalahnya sehingga dapat ditemukan solusi alternative pemecahannya. Dalam
rangka menciptakan atmosfir kepemimpinan yang baik, ketua prodi selalu
memberikan pelayanan yang baik seperti dalam hal kepangkatan dosen dan indeks
prestasi mahasiswa. Ditempuh dengan melakukan pertemuan khusus yang dihadiri
dosen atau mahasiswa yang bermasalah, dilakukan dengan menerapkan prinsip-
prinsip supervisi klinis. Ketua Prodi, selalu berkonsultasi dengan dosen penasehat
akademik untuk mengatasi permasalahan akademik mahasiswa. Dalam rangka
meningkatkan fungsi sebagai pemimpin publik maka, ketua prodi menjajaki dan
melakukan kerjasama dengan pihak eksternal seperti Balai Arkeologi Medan dan
Museum Negeri Sumatra Utara dalam rangka penyelenggaraan kegiatan maupun
penelitian.
Untuk menghindari disparitas soal ujian mata kuliah pada kelas-kelas paralel, KDBK
telah menetapkan soal yang digunakan bersama oleh masing-masing dosen yang
mengampu mata kuliah yang sama di kelas paralel. Soal-soal ujian ini disusun
dengan mengacu pada pengukuran kompetensi dasar dan direview oleh KDBK setiap
tahun. Soal yang disusun dan hasil review terhadap soal-soal ujian mata kuliah
tersebut selanjutnya dilaporkan ke program studi.
Khusus buku pedoman dan kendali pembimbingan skripsi belum tersedia, namun
demikian SOP tersebut telah direncanakan.
Dalam upaya peningkatan animo calon mahasiswa, Prodi Antropologi melakukan serangkaian
program seperti: (1) sosialisasi Prodi Pendidikan Antropologi melalui kerjasama dengan sekolah,
(2) sosialisasi dengan pemerintah kabupaten/kota pada saat kunjungan lapangan, (3) sosialisasi
Prodi Pendidikan Antropologi melalui kegiatan seminar nasional, lokakarya, dan workshop yang
melibatkan pihak dari dalam dan luar kota.
Wujud peningkatan animo calon mahasiswa ini tergambar dari persentase daya tampung dengan
peminat yang pada tahun 2009 mencapai 1 : 10. Peningkatan ini cukup drastis jika dibandingkan
dengan penerimaan-penerimaan sebelumnya.
Layanan langsung yang diberikan kepada mahasiswa oleh prodi berupa penunjukkan
Pembimbing Skripsi, Pembimbing Akademik dan dosen pengasuh mata kuliah. Data dan
informasi adalah merupakan wujud riil dari akuntabilitas kinerja prodi kepada stakeholders.
Karena itu, dalam program peningkatan manajemen dan organisasi program studi sejak tahun
2008 telah menjadi prioritas. Pengadaan database prodi yang bersifat communicable dan
accessible menjadi tujuan dari program ini. Program ini selanjutnya dijadikan sebagai program
yang terintegrasi di tingkat universitas. Selanjutnya sistem database yang telah dibangun Prodi
Antropologi digunakan sebagai dasar pembangunan jaringan data Unimed, hingga tahun 2009
program ini telah online untuk tingkat fakultas dan tahun 2008 telah dapat diakses dimana saja
dan kapan saja oleh stakeholder Unimed dan dapat diakses oleh mahasiswa melalui internet baik
materi kuliah dan kontrak perkuliahan maupun hasil ujian untuk masing-masing matakuliah yang
diampu oleh dosen.
Wujud dari peningkatan mutu manajemen ini yakni kemudahan dalam pengisian Kartu Rencana
Studi.
Upaya yang dilakukan Prodi Pendidikan Antropologi untuk mempercepat masa studi dan
peningkatan mutu lulusan dilakukan dengan kegiatan: penerapan learning revolution dan softskill
integrated, menumbuhkan budaya diskusi ilmiah, peningkatan kualitas manajemen dan
pelayanan administrasi, Teaching Grant, Research Grant, pengembangan staf, pengadaan buku
teks.
Walaupun hingga kini, prodi belum meluluskan, namun rancangan ataupun rintisan untuk
peningkatan mutu lulusan ini telah dilakukan.
Wujud dari peningkatan mutu lulusan ini adalah peningkatan yang gradual mahasiswa lulus tepat
waktu dan rata-rata indeks prestasi mahasiswa diatas 3.00.
Wujud dari pelaksanaan kerjasama dan kemitraan ini adalah dalam bentuk penelitian dan
penyelenggaraan kegiatan. Hingga kini, beberapa dosen di prodi telah turut serta penelitian
dengan stakeholder seperti BP 3 Banda Aceh, Balai Arkeologi Medan, Museum Negeri Sumut,
dll.
Hingga saat ini, program studi belum pernah menerima dana hibah kompetitif terutama dengan
eksternal Universitas Negeri Medan, karena masih relatif baru. Namun demikian, beberapa orang
dosen dilibatkan dalam kegiatan hibah Teaching grant pada PHKI Batch-III tahun 2009 di
Jurusan Pendidikan Sejarah Unimed.
1. 6. Analisis SWOT Tata Pamong, Kepemimpinan, Sistem Pengelolaan, Dan
Penjaminan Mutu Serta Strategi Pengembangannya.
https://id.wikipedia.org/wiki/Dinamika_kelompok
http://referensi-kepemimpinan.blogspot.co.id/2009/03/tugas-dan-fungsi-pemimpin.html
http://kepemimpinan-fisipuh.blogspot.co.id/2009/03/ruang-lingkup-kepemimpinan.html
http://antoncharlianetika.blogspot.co.id/2014/04/etika-sebagai-pimpinan.html
Arep, Ishak dan Tanjung, Hendri, 2003. [I]Manajemen Motivasi[/I]. PT Gramedia Widiasarana Indonesia:
Jakarta.
Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu, 2000. [I]Manajemen Sumber Daya Manusia,[/I] Rosdakarya:
Bandung.
Sedarmayanti, 2001. [I]Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja[/I], Ilham Jaya: Bandung