Pembahasan Pembekuan Dan Pemanasan (Fix)
Pembahasan Pembekuan Dan Pemanasan (Fix)
240210160002
V. PEMBAHASAN
5.1 Penyimpanan Beku
a. daging rawon
Pada praktikum penyimpanan beku menggunakan sampel daging rawon,
daging giling dan udang. Daging didefinisikan sebagai urat daging (otot) yang
melekat pada kerangka yang berasal dari hewan yang sehat saat disembelih.
Komposisi rata-rata daging terdiri dari 60% air, 21% lemak, 18% protein, dan 0,1%
abu. Protein daging lebih baik dibandingkan dengan protein nabati karena
mengandung susunan asam amino yang lengkap (Buckle, K. A., dkk., 1985).
Hasil pengamatan dibawah mikroskop pada media PCA dengan daging rawon
pengenceran 10-4 teridentifikasi berwarna ungu dengan bentuk kokus dengan gram
negatif, diperkirakan bakteri ini termasuk jenis Acetobacter (Fardiaz, 1992)
b. daging giling
Hasil pengamatan daging giling dibawah mikroskop pada media PCA
pengenceran 10-2 bakteri teridentifikasi berwarna ungu dengan bentuk basil dengan
gram positif, diperkirakan bakteri ini termasuk jenis Bacillus (Fardiaz, 1992). Hasil
pengamatan dibawah mikroskop pada media PCA pengenceran 10-3 bakteri
teridentifikasi dengan bentuk basil, diperkirakan bakteri ini termasuk jenis
Lactobacillus (Fardiaz, 1992).
c. udang beku
Udang merupakan bahan pangan yang termasuk golongan Crustacea atau
hewan laut yang berkulit keras, berbuku-buku dan memiliki kepala yang bersatu
dengan tubuh (tanpa leher). Komposisi rata-rata udang adalah karbohidrat 2,6%,
Protein 14,6%, lemak 1,7%, abu 1,8% dan air sebanyak 79,3%. Dengan komposisi
seperti itu, udang segar harus dikonsumsi atau diolah dalam lima hari setelah
penangkapan. Bila disimpan lebih lama maka pada udang yang diberi es terjadi
pembusukan karena aktivitas bakteri dan warnanya menjadi kehitam-hitaman karena
kegiatan enzim (Buckle, K. A., dkk., 1985). Hasil pengamatan dibawah mikroskop
pada media PCA pengenceran 10-3 bakteri teridentifikasi berwarna ungu dengan
bentuk basil dengan gram positif, diperkirakan bakteri ini termasuk jenis Bacillus
Nadia Laksmita Dewi
240210160002
(Fardiaz, 1992). Hasil pengamatan dibawah mikroskop pada media PCA pengenceran
10-4 bakteri teridentifikasi berwarna merah dengan bentuk kokus dengan gram
negatif, diperkirakan bakteri ini termasuk jenis Acetobacter (Fardiaz, 1992).
daging yang disimpan pada ruang pendingin. Kapang ini menyebabkan bau dan rasa
yang menyimpang pada daging.
Mikroorganisme yang tumbuh pada sampel udang beku diduga hampir sama
seperti pada sampel daging. Jenis bakteri yang kemungkinan tumbuh adalah
Pseudomonas dan Alcaligenes. Kedua bakteri tersebut merupakan bakteri psikrofilik
yang dapat tumbuh pada suhu rendah dan bersifat proteolitik atau lipolitik.
5.2 proses pemanasan
a. Daging Steak
Sampel yang selanjutnya yaitu daging steak. Pada pengenceran pengenceran
10-2 terdapat bakteri berbentuk coccus dan berwarna biru keunguan yang berarti
bahwa bakteri tersebut gram positif. Dugaan bakteri yang tumbuh adalah
Micrococcus danStaphylococcus. Pada pengenceran 10-3 terdapat bakteri berbentuk
basil dan tidak warna. Sedangkan pada pengenceran 10-4 terdapat bakteri berbentuk
coccus dan tidak berwarna. Kemungkinan terjadinya hal ini karena pada saat
pewarnaan gram tidak dilakukan dengan baik sehingga ketika diamati di bawah
mikroskop bakteri tersebut tidak dapat diketahui jenis gramnya. Dugaan bakteri yang
tumbuh pada daging steak adalah Micrococcus dan Staphylococcus.
Micrococcus merupakan bakteri berbentuk bulat yang hidup secara
bergerombol tidak teratur, atau membentuk paket atau tetrad. Bakteri ini bersifat
gram positif, aerobik, dan katalase positif. Bakteri ini mempunyai suhu optimum
pertumbuhan 25-300C, masih dapat tumbuh pada suhu 100C, tetapi tidak dapat
tumbuh pada suhu 460C. banyak spesies Micrococcus yang bersifat termodurik, yaitu
tahan proses pasteurisasi susu, misalnya Micrococcus varians
Staphylococcus merupakan bakteri berbetuk bulat yang terdapat dalam bentuk
tunggal, berpasangan, tetrad atau bergerombol seperti buah anggur. Kebanyakan
galur Staphylococcus aureus bersifat patogen dan memproduksi enterotoksin yang
tahan panas, dimana ketahanan panasnya melebihi sel vegetatifnya. Beberapa galur,
terutama yang bersifat patogenik, memproduksi koagulase (menggumpalkan plasma),
bersifat proteolitik, lipolitik dan betatermolitik (Fardiaz, 1992).
Nadia Laksmita Dewi
240210160002
b. Daging Rendang
Pada rendang daging sapi setelah penyimpanan 12 dan 24 jam hanya
ditemukan masing-masing 2 dan 5 spesies bakteri terutama Bacillus sp Famili
Enterobacteriaceae tidak teridentifikasi pada rendang selama penyimpanan, diduga
erat kaitannya dengan kadar air rendang yang rendah dan konsentrasi bumbu rempah-
rempah yang relatif tinggi. Rempahrempah yang banyak menghambat pertumbuhan
bakteri famHi Enterobacteriaceae terutama adalah minyak bawang putih yaitu
menghambat E. coli, Salmonella sp., Shigella q,sentriae, Proteus vulgaris, Serratia
marcescens, dan V. comma dan sari jahe yang bersifat bakteristatik terhadap
Salmonella thompson, V. choltrae, dan E. coli. Namun demikian, pengaruh bumbu
rempah-rempah secara keseluruhan di dalam produk rendang setelah melalui proses
pemasakan (95-97"C) yang relatif lama (::!: 150 menit), belum diketahui secara jelas
mekanismenya dalam menghambat atau merangsang pertumbuhan mikroba selama
penyimpanan.
c. susu pasteurisasi
sampel yang ke tiga yaitu susu UHT, setelah diamati dengan menggunakan
perbesaran 40 kali, pada pengenceran 10-2 terdapat bakteri Nova Nurfauziawati
240210100003 berbentuk coccus dan berwarna merah yang berarti bahwa bakteri
tersebut gram negatif. Dugaan bakteri yang tumbuh adalah Acetobacter. Baik pada
pengenceran 10-3 maupun pada pengenceran 10-4 terdapat bakteri berbentuk basil
dan berwarna merah yang menunjukkan bahwa bakteri tersebut adalah gram negatif.
Dugaan bakteri yang tumbuh adalah Escherichia coli dan Bacteroides. Dugaan
bakteri yang tumbuh pada sampel susu UHT adalah Acetobacter, Escherichia coli dan
Bacteroides. Acetobacter merupakan bakteri bersifat motil (polat) dan nonmotil,
memproduksi asam asetat dari etanol. Escherichia coli merupakan bakteri
kontaminan, dan disebut koliform fekal karena ditemukan di dalam saluran usus
hewan dan manusia, sehingga sering terdapat dalam feses. Bakteri ini sering
digunakan sebagai indikator kontaminasi kotoran. Bacteroides banyak terdapat pada
saluran usus manusia, dan telah ditemukan pada daging, susu dan produk susu.
(Fardiaz, 1992)
Nadia Laksmita Dewi
240210160002
d. sosis
dapat dilihat bahwa pada sampel pertama yaitu sosis setelah diamati dengan
menggunakan perbesaran 100 kali, pada pengenceran 10-2 terdapat bakteri berbentuk
basil dan berwarna merah yang berarti bahwa bakteri tersebut gram negatif. Dugaan
bakteri yang tumbuh adalah Escherichia coli dan Bacteroides. Pada pengenceran 10-3
terdapat bakteri berbentuk spiral dan berwarna merah yang menunjukkan bahwa
bakteri tersebut adalah gram negatif. Sedangkan pada pengenceran 10-4 terdapat
bakteri berbentuk coccus dan berwarna merah yang menyatakan bahwa bakteri
tersebut gram negatif. Dugaan bakteri yang tumbuh adalah Acetobacter.
Dugaan bakteri yang tumbuh pada sosis adalah Escherichia coli, Bacteroides
dan Acetobacter. Escherichia coli merupakan bakteri kontaminan, dan disebut
koliform fekal karena ditemukan di dalam saluran usus hewan dan manusia, sehingga
sering terdapat dalam feses. Bakteri ini sering digunakan sebagai indikator
kontaminasi kotoran. Bacteroides banyak terdapat pada saluran usus manusia, dan
telah ditemukan pada daging, susu dan produk susu. Kemungkinan ditemukannya
bakteri ini pada sosis adalah karena sosis terbuat dari daging. Acetobacter merupakan
bakteri bersifat motil (polat) dan nonmotil, memproduksi asam asetat dari etanol.
(Fardiaz, 1992).
e. ayam goreng
setelah diamati dengan menggunakan perbesaran 100 kali, baik pada
pengenceran 10-2 maupun pada pengenceran 10-4 terdapat bakteri berbentuk coccus
dan berwarna merah yang berarti bahwa bakteri tersebut gram negatif. Dugaan
bakteri yang tumbuh adalah Acetobacter. Sedangkan pada pengenceran 10-3 terdapat
bakteri berbentuk basil dan berwarna biru keunguan yang berarti bahwa bakteri
tersebut gram positif. Dugaan bakteri yang tumbuh adalah Lactobacillus thermopilus,
Clostridium dan Bacillus cereus. Acetobacter merupakan bakteri bersifat motil (polat)
dan nonmotil, memproduksi asam asetat dari etanol (Fardiaz, 1992).
Lactobacillus berbentuk panjang, anaerobik fakultatif dan katalase negatif.
Spesies dalam jenis Lactobacillus banyak yang dapat mensintesis vitamin sehingga
Nadia Laksmita Dewi
240210160002
digunakan dalam analisis vitamin, dan banyak yang bersifat termodurik, yaitu tahan
terhadap suhu pasteurisasi.
Laktobasili mempunyai beberapa sifat-sifat yang menjadikan bakteri ini
penting dalam mikrobiologi pangan, yaiu;
1. Dapat memfermentasi gula dengan menghasilkan sejumlah asam latat
sehingga dapat digunakan dalam produksi makanan-makanan fermentasi,
tetapi sebaliknya, produksi asam laktat ini juga dapat menyebabkan
kerusdakan pada minuman anggur dan bir.
2. Laktobasili heterofermentatif memproduksi gas dan senyawa-senyawa
volatile lainnya yang penting sebagai pembentuk cita rasa dalam
makananmakanan fermentasi, misalnya L. fermentum pada keju Swiss.
3. Ketidakmampuan untuk mensintesis vitamin-vitamin yang dibutuhkan
menyebabkan bakteri ini tidak dapat tumbuh pada makanan-makanan yang
kandungan vitaminnya rendah, tetapi sebaliknya bakteri ini dapat digunakan
dalam analisis kandungan vitamin pada bahan pangan.
4. Sifat ketahanan panas atau termodurik dari kebanyakan spesies laktobasili
yang tumbuh pada suhu tinggi menyebabkab bakteri ini tahan terhadap proses
pasteurisasi seperti Lactobacillus thermopilus (Fardiaz, 1992).
Clostridium bersifat anaerobik sampai mikroaerofilik, dan bersifat katalase
negatif. Clostridium dibedakan atas beberapa grup berdasarkan sifatsifatnya,
misalnya grup pemecah selulosa, pembentuk pigmen, mesofilik atau termofilik,
proteolitik, sakarolitik (pemecah sakarida) atau fermentatif dan sebagainya.
Clostridium thermosaccharolyticum bersifat sakarolitik dan termofilik, sehingga
sering menyebabkan kerusakan disertai pembentukan gas pada produk buah-buahan
dalam kaleng (Fardiaz, 1992).
e. edamame
setelah diamati dengan menggunakan perbesaran 40 kali, baik pada
pengenceran 10-2 maupun pada pengenceran 10-4 terdapat bakteri berbentuk coccus
dan berwarna putih keunguan. Dugaan bakteri yang tumbuh adalah Staphylococcus
aureus
Nadia Laksmita Dewi
240210160002
VI. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Buckle, K. A., dkk. 1985. Ilmu Pangan. Penerjemah : Hari Purnomo dan
Afiono. Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press), Jakarta.
Frazier, W.C. and P.C. Westhoff, 1977. Food Microbiology. Mc. Graw Hill
Book Co. Inc. New York.
Heldman, D.R. and R.P. Singh. 1981. Rekayasa Proses Pangan (Food
Processing Engeneering ) diterjemahkan oleh M.A. Wirahatakusumah
dkk. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi Institut Pertanian
Bogor, Bogor.