Anda di halaman 1dari 20

i

MAKALAH BAHASA INDONESIA

TEKS AKADEMIK

Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia

DOSEN PENGAMPU :

NURJANAH, M.Pd.

DISUSUN OLEH:

1. AKHMAD FERDIANSYAH NIM. 5011711018


2. EVI SETIAWATI NIM. 5011711008
3. GITA FITRIYANTI NIM. 5011711010
4. SULISTIYA DEWI NIM. 5011711015

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

TAHUN AKADEMIK 2017-2018


KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas Rahmat dan Karunia-Nya
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Penyusunan makalah ini bertujuan
untuk memenuhi salah satu tugas dari Dosen Mata Kuliah Bahasa Indonesia yang
diampu oleh Ibu Nurjanah, M.Pd dan makalah ini sebagai bukti bahwa kelompok
kami telah menyelesaikan salah satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,


oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penyusun harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Seperti kata pepatah “tak ada gading yang tak retak”
maka makalah ini pastinya mempunyai beberapa kekurangan dan masih perlu
beberapa perbaikan.

Sebagai penutup, penyusun mengucapkan terimakasih. Semoga makalah


ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Balunijuk, 10 Oktober 2017

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1. Latar Belakang..........................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................1
1.3. Tujuan........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
1.1. Teks Akademik..........................................................................................3
1.2. Menulusuri dan Menganalisis Model Teks Akademik..............................4
1.2.1. Ciri-Ciri Teks Akademik....................................................................4
2.2.2 Perbedaan Teks Akademik dan Teks Nonakademik........................12
BAB III PENUTUP..............................................................................................16
3.1 KESIMPULAN.......................................................................................16
3.2 SARAN...................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................17

iii
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Teks akademik adalah teks yang berwujud dalam berbagai jenis. Seperti jenis
buku, ulasan buku, proposal penelitian, laporan penelitian, laporan praktikum, dan
artikel ilmiah. Jenis-jenis tersebut merupakan genre makro yang masing-masing
didalamnya terkandung campuran dari beberapa genre mikro seperti deskripsi,
laporan, prosedur, eksplanasi, eksposisi, dan diskusi.

Genre makro adalah genre yang digunakan untuk menamai sebuah jenis teks
secara keseluruhan, dan genre mikro adalah sub-genre yang lebih kecil yang
terdapat di dalamnya dan dipayungi oleh genre makro.

Teks akademik atau yang juga sering disebut teks ilmiah berbeda dengan teks
nonakademik atau teks nonilmiah. Teks akademik dan teks nonakademik ditandai
oleh ciri-ciri tertentu. Perbedaan antara teks akademik dan teks nonakademik
perlu dijelaskan secara memadai dengan mengidentifikasi ciri-ciri yang ada.

Pendapat tentang teks akademik yang berkembang selama ini adalah bahwa
teks akademik mempunyai ciri-ciri antara lain sederhana, padat, objektif, dan
logis. Akan tetapi, selama ini pula belum terdapat bukti-bukti empiris yang
diajukan untuk memberikan penjelasan yang memadai secara linguistik tentang
pengertian sederhana, padat, objektif, dan logis itu. Akibatnya, ciri-ciri tersebut
biasanya hanya dipahami secara naluri tanpa didasarkan pada data atau teori
tertentu.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan teks akademik?


2. Apa ciri-ciri teks akademik?
3. Apa perbedaan teks akademik dan teks nonakademik?
1.3. Tujuan

1. Mendeskripsikan tentang teks akademik


2. Mendeskripsikan ciri-ciri teks akademik
3. Mendeskripsikan perbedaan teks akademik dan teks nonakademik

2
3

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Teks Akademik

Teks akademik atau teks ilmiah dapat berwujud dalam berbagai jenis,
misalnya, ulasan buku, proposal penelitian, laporan penelitian, dan artikel ilmiah.
Teks akademik atau yang juga sering disebut teks ilmiah berbeda dengan teks
nonakademik atau teks nonilmiah. Teks akademik dan teks nonakademik ditandai
oleh ciri-ciri tertentu. Perbedaan antara teks akademik dan teks nonakademik
perlu dijelaskan secara memadai dengan mengidentifikasi ciri-ciri yang ada.

1. Ulasan Buku

Teks ulasan buku dikelompokkan menjadi buku ajar dan buku referensi.
Buku referensi adalah buku yang digunakan sebagai referensi atau bahan
rujukan pada saat orang menyusun karya ilmiah. Ulasan buku yang juga sering
disebut dengan timbangan buku adalah tulisan yang berisi tentang kritik
terhadap buku yang dimaksud. Ulasan seperti ini dibutuhkan pada saat
menyajikan kajian pustaka dalam proposal penelitian, laporan penelitian
(berupa skripsi,tesis dan disertasi), atau artikel ilmiah.

2. Proposal

Proposal merupakan tulisan yang berisi rancangan penilitian. Proposal


dapat berupa proposal penelitian atau proposal kegiatan.

3. Laporan Penelitian

Laporan dapat dikelompokkan menjadi laporan penelitian dan laporan


kegiatan. Laporan penelitian ditata dengan struktur teks.
4. Artikel ilmiah

Artikel ilmiah dapat dikelompokkan menjadi artikel penelitian dan artikel


konseptual.

Pada dasarnya Jenis-jenis tersebut merupakan genre makro yang didalamnya


terdapat campuran dari beberapa genre mikro seperti deskripsi, laporan, prosedur,
eksplanasi, eksposisi, dan diskusi.

Genre makro adalah genre yang digunakan untuk menamai semua jenis teks
dalam keseluruhan, dan genre mikro adalah subgenre-subgenre yang terdapat
didalamnya dan dipayungi oleh genre makro tersebut.

2.2. Menulusuri dan Menganalisis Model Teks Akademik

2.2.1. Ciri-Ciri Teks Akademik

Teks akademik atau sering juga disebut dengan teks ilmiah berbeda
dengan teks non akademik atau teks non ilmiah. Ciri-ciri teks akademik atau
teks ilmiah antara lain sederhana, padat, objektif, dan logis.

Seperti yang telah dibahas diatas, secara umum teks akademik


ditandai oleh sifat-sifat baku, logis, lugas, dan objektif. Namun demikian,
defenisi teks akademik dengan ciri-ciri diatas belum memadai, karena sebuah
teks yang dikatakan tidak akademik sekalipun, dalam hal tertentu,
menunjukkan ciri-ciri akademik, dan sebaliknya, teks yang dikatakan
akademik masih menampakkan ciri-ciri nonakademik.

1. Teks Akademik Bersifat Sederhana dalam Struktur Kalimat

Kesederhanaan teks akademik terlihat dari struktur kalimat yang sederhana


melalui penggunaan kalimat simpleks. Perbedaan antara kalimat simpleks dan
kalimat kompleks tidak diukur dari panjang pendeknya, tetapi dari jumlah aksi
atau peristiwa yang dikandung. Kalimat simpleks adalah kalimat yang hanya
mengandung satu aksi atau peristiwa, sedangkan kalimat kompleks adalah

4
kalimat yang mengandung lebih dari satu aksi atau peristiwa dan dapat
dinyatakan dengan hubungan parataktik atau hipotaktik.

2. Teks Akademik Padat Informasi

Padat pada teks akademik adalah padat akan informasi dan padat kata-kata
leksikal. Kepadatan informasi pada teks akademik dapat dijelaskan dari 2 sisi.
Informasi Dipadatkan melalui kalimat simpleks dan informasi dipadatkan
melalui nominalisasi

Pada sisi kalimat simpleks, informasi yang dipadatkan dapat berupa


kalimat sematan yang ditandai oleh “ [[…]]” atau Kelompok adverbial yang
ditandai oleh “[…]”

Pemadatan informasi pada contoh 1, adalah pemadatan campuran, yaitu


pemadatan yang terjadi pada unsur baik subjek maupun pelengkap.

Pemadatan informasi yang lain hanya terjadi pada unsur subjek atau
pelengkap saja. Contoh 2 menunjukkan pemadatan informasi (dicetak tebal)
yang berupa kalimat sematan untuk memperluas kelompok nomina pada unsur
subjek dan pelengkap.

Contoh :

1. Jadi genotipe klon karet PB 260 ialah AaBB [yang bersifat tahan
terhadap PGDC]
2. Secara teoritis, penelitian ini dapat memberikan sumbangan [dalam
memperkaya khasanah keilmuan [mengenai tenaga kerja wanita]

Dapat digaris bawahi bahwa kalimat simpleks digunakan sebagai salah


satu cara untuk memadatkan informasi.

5
3. Teks Akademik Padat Kata-Kata Leksikal

Teks akademik lebih banyak mengandung kata leksikal atau kata isi
(nomina, verba-predikator, adjektiva, dan adverbial tertentu) daripada kata
struktural (konjungsi, kata sandang, preposisi dan sebagainya).

Contoh :

Kesimpulan bahwa sifat ketahanan tanaman karet terhadap PGDC


dikendalikan oleh dua pasang gen utama mematahkan dugaan sebelumnya
yang menyebutkan bahwa sifat tersebut dikendalikan secara poligenik.

4. Teks Akademik Banyak Memanfaatkan Nominalisasi

Ditemukan bahwa dalam realisasi leksis pada teks-teks akademik yang


dicontohkan nominalisasi digunakan untuk memadatkan informasi. Sebagai
upaya pembendaan, nominalisasi ditempuh dengan mengubah leksis nonbenda
(antara lain verba, adjektiva, adverbia, konjungsi) menjadi leksis benda
(nomina). Nominalisasi pada teks akademik ditujukan untuk mengungkapkan
pengetahuan dengan lebih ringkas dan padat.

Contoh :

Pengendalian PGDC dengan cara penyemprotan fungisida terbukti


kurang bermanfaat.

5. Teks Akademik Banyak Memanfaatkan Metafora Gramatika melalui


Ungkapan Inkongruen

Metafora gramatika adalah pergeseran dari satu jenis leksis ke jenis leksis
lain atau dari tataran gramatika yang lebih tinggi ke tataran gramatika yang
lebih rendah. Metafora gramatika terjadi pada ungkapan yang inkongruen,
sebagai kebalikan dari ungkapan yang kongruen. Realisasi secara kongruen
adalah realisasi yang sewajar-wajarnya sesuai dengan realitas, misalnya benda
direalisasikan sebagai nomina, proses direalisasikan sebagai verba, kondisi

6
direalisasikan sebagai adjektiva, dan sirkumtansi direalisasikan sebagai
adverbia. Sebaliknya, pada realisasi secara inkongruen, proses tidak
diungkapkan dengan verba tetapi dengan nomina, kondisi tidak diungkapkan
dengan adjektiva tetapi dengan nomina, dan sebagainya.

Contoh :

Kongruen (sebelum terjadi pergeseran):

Karet berhenti tumbuh sebab PGDC menyerang. Karet memproduksi


sedikit getah sebab PGDC menyerang. Getah karet turun.

Inkongruen (setelah terjadi pergeseran):

Serangan PGDC dapat menyebabkan terhentinya pertumbuhan dan


penurunan produksi.

Tampak bahwa berhenti bergeser menjadi terhentinya, tumbuh menjadi


pertumbuhan, sebab menjadi menyebabkan, menyerang menjadi serangan,
memproduksi menjadi produksi, dan turun menjadi penurunan.

6. Teks Akademik Banyak Memanfaatkan Istilah Teknis

Istilah teknis merupakan penamaan kepada sesuatu dengan menggunakan


nomina yang antara lain dibangun melalui proses nominalisasi. Istilah teknis
merupakan bagian yang esensial pada teks akademik, karena istilah teknis
digunakan sesuai dengan tuntutan bidang ilmu, tataran keilmuan, dan latar
pokok persoalan yang disajikan di dalamnya.

Terkait dengan bidang ilmu tempat istilah teknis digunakan, perlu


digarisbawahi bahwa istilah yang sama mungkin mengandung makna yang
berbeda apabila istilah itu digunakan pada bidang ilmu yang berbeda. Sebagai
contoh, apabila istilah morfologi digunakan di bidang linguistik, istilah
tersebut mengandung makna “ilmu yang berkenaan dengan pembentukan
kata”, tetapi apabila istilah yang sama digunakan di bidang

7
biologi/pertanian/fisika, istilah itu mengandung makna “struktur, susunan,
komposisi, atau tata letak”,

Contoh :

Menurut morfologi Gunung Kelud dapat dibagi menjadi 5 unit, yaitu


puncak dan kawah Gunung Kelud, badan Kelud, cekungan parasitik Kelud,
kaki dan dataran Kelud. Gunung Kelud mempunyai ketinggian lebih dari 1731
meter dpl, dan mempunyai morfologi yang tidak teratur. Hal ini disebabkan
adanya erupsi yang bersifat eksplosif yang diikuti pembentukan kubah lava.

7. Teks Akademik Bersifat Taksonomik dan Abstrak

Pada dasarnya taksonomi adalah pemetaan pokok persoalan melalui


klasifikasi terhadap sesuatu. Masalah taksonomi pada teks akademik dibahas
dalam konteks bahwa perpindahan dari pemaparan peristiwa duniawi dengan
bahasa sehari-hari menuju penyusunan ilmiah yang sistematis dengan bahasa
yang lebih teknis adalah perpindahan dari deskripsi menuju klasifikasi.

Wacana IPA lebih bersifat taksonomik dengan memanfaatkan istilah


teknis, sedangkan wacana humaniora lebih bersifat abstrak dengan
memanfaatkan metafora gramatika.

Teks akademik dikatakan abstrak karena pokok persoalan yang


dibicarakan di dalamnya seringkali merupakan hasil dari pemformulasian
pengalaman nyata menjadi teori abstraksi yang antara lain dicapai dengan
nominalisasi dalam kerangka metafora gramatika. Proses abstraksi tersebut
digunakan untuk memahami dan menginterpretasikan realitas.

8. Teks Akademik Banyak Memanfaatkan Proses Relasional Identifikatif dan


Proses Relasional Atributif

Terdapat dua jenis proses relasional, yaitu proses relasional identifikatif


dan proses relasional atributif. Proses relasional identifikatif merupakan alat

8
yang baik untuk membuat definisi atau identifikasi terhadap sesuatu,
sedangkan proses relasional atributif merupakan alat yang baik untuk
membuat deskripsi dengan menampilkan sifat, ciri, atau keadaan benda yang
dideskripsikan tersebut.

Mengenai pentingnya proses relasional identifikatif untuk membuat


definisi pada teks akademik, biasanya definisi dibuat terhadap istilah teknis.
Namun demikian, tidak semua istilah teknis yang terdapat di teks-teks
akademik, terutama istilah teknis yang belum umum, didefinisikan atau
diidentifikasikan. Padahal melalui proses relasional identifikatif, definisi
semacam itu dapat dibuat dengan baik. Selain itu, melalui proses relasional
identifikatif itu, definisi juga berfungsi untuk mentransfer pengetahuan umum
ke dalam pengetahuan yang lebih khusus. Kenyataan tentang sedikitnya istilah
teknis yang didefinisikan pada teks-teks akademik itu menyebabkan teks-teks
tersebut, secara ideasional cenderung sulit dicerna.

Tabel 1 menyajikan contoh-contoh definisi istilah teknis (dicetak tebal). Pada


contoh-contoh tersebut, melalui proses relasional identifikatif, istilah teknis
diposisikan sebagai token (yaitu sesuatu yang didefinisikan) dan definisi itu
sendiri (yaitu yang terkandung di dalam istilah teknis tersebut) diposisikan
sebagai nilai. Kalimat definisi tersebut dapat dibalik, sehingga token yang berada
di depan dapat dipindahkan ke belakang, dan sebaliknya nilai yang berada di
belakang dapat dipindahkan ke depan.

Tabel 1. Definisi dengan proses relasional identifikatif sebagai ciri teks akademik
Usia adalah (1) bagian dari eksistensi yang dihitung dari awal
kelahiran sampai titik waktu tertentu;
Subjek Finit Pelengkap
Token Proses: Relasional Nilai
Identifikatif

Tabel 2 menyajikan contoh-contoh deskripsi dengan proses relasional atributif


yang diambil dari teks-teks akademik yang dicontohkan. Pada contoh-contoh

9
tersebut benda yang dideskripsikan (dicetak tebal) diposisikan sebagai
penyandang, dan deskripsinya itu sendiri diposisikan sebagai sandangan.

Tabel 2. Deskripsi dengan proses relasional atributif sebagai ciri teks akademik
Pengendalian PGDC dengan cara terbukti kurang
penyemprotan fungisida bermanfaat

Subjek Finit/Predikator Pelengkap

Penyandang Proses: Relasional Sandangan


Atributif

9. Teks Akademik Bersifat Monologis dengan Banyak Mendayagunakan


Kalimat Indikatif-Deklaratif

Sifat monologis pada teks akademik mengandung arti bahwa teks tersebut
memberikan informasi kepada pembaca dalam satu arah. Informasi yang
diberikan oleh penulis berkenaan dengan pokok persoalan yang dibahas
didalam teks.

Meskipun kalimat indikatif-Interogatif masih ditemukan pada teks


akademik dalam jumlah yang lain relatif kecil, jenis kalimat tersebut
mengemban fungsi sebagai Proposisi-Meminta. Namun demikian, perlu
digarisbawahi bahwa pertanyaan tersebut tidak selalu ditunjukkan kepada
pembaca, meskipun potensi ke arah hal itu, tetapi diajukan sebagai pembatas
atau alat untuk mengambil posidalam mengajukan pendapat terhadap pokok
masalah yang dibicarakan didalam teks tersebut.

10. Teks Akademik Memanfaatkan Bentuk Pasif untuk Menekankan Pokok


Persoalan, bukan Pelaku; dan Akibatnya, Teks Akademik Menjadi
Objektif, bukan Subjektif

10
Penggunaan teks pasif pada teks akademik dimaksudkan untuk
meghilangkan pelaku manusia, sehingga unsur kalimat yang berperan sebagai
subjek dijadikan pokok persoalan yang dibicarakan didalam teks tersebut.

Contoh :

1. Studi ini didasarkan pada gagasan bahwa komitmen organisasi


mendorong manajer berpartisipasi dalam proses penganggaran
2. Aktivitas wanita di tobong gampang ini dapat dikatakan masuk dalam
stereotip pekerjaan laki-laki.

Pada contoh diatas, pelaku yang dimaksudkan tidak tampak, dan melalui
bentuk pasif (dicetak tebal) yang ditonjolkan adalah subjek kalimat
(dicetak miring).

11. Teks Akademik Seharusnya tidak Mengandung Kalimat Minor

Kalimat minor adalah kalimat yang tidak lengkap. Kalimat minor


berkekurangan salah satu dari unsur pengisi subjek atau finit/predikator.
Akibatnya, kalimat tersebut dapat dianalisis dari sudut pandang
leksikogramatika, serta tidak dapat pula dianalisis menurut jenis dan
fungsinya. Keberadaan kalimat minor pada teks akademik tidak saja
menyebabkan tidak dapat diidentifikasinya unsur-unsur leksikogramatika
secara ideasional dan interpersonal, tetapi juga menyebabkan terhentinya arus
informasi secara tekstual.

12. Teks Akademik Seharusnya tidak Mengandung Kalimat Takgramatikal

Kalimat takgramatikal adalah kalimat yang secara gramatikal mengandung


kekurangan atau kelebihan unsur-unsur tertentu, misalnya kata-kata leksikal
seperti nomina (yang berfungsi sebagai subjek) dan verba (yang berfungsi
sebagai finit/predikator), atau kata-kata struktural, seperti konjungsi dan
preposisi.

13. Teks Akademik Tergolong ke dalam Genre Faktual bukan Genre Fiksional

11
Sebagian besar teks akademik yang dikutip sebagai tugas pada poin-poin
di atas adalah artikel ilmiah. Teks akademik yang demikian itu tergolong ke
dalam genre faktual, bukan genre fiksional. Teks-teks tersebut dikatakan
faktual, karena teks-teks tersebut ditulis berdasarkan pada kenyataan empiris,
bukan pada rekaan atau khayalan.

Dilihat dari segi genre makro dan genre mikro, teks-teks akademik yang
dijadikan tugas tersebut dapat digolongkan ke dalam genre makro artikel
ilmiah atau artikel jurnal. Sebagai artikel ilmiah, teks-teks tersebut
mengandung beberapa genre mikro sekaligus, antara lain deskripsi, eksplanasi,
prosedur, eksposisi, dan diskusi. Terdapat kecenderungan bahwa setiap subbab
atau setiap tahap dalam struktur teks pada artikel mengandung genre mikro
yang berbeda, sesuai dengan karakteristik subbab-subbab tersebut.

2.2.2 Perbedaan Teks Akademik dan Teks Nonakademik

Tabel 3. Perbedaan teks akademik dan nonakademik


Teks akademik (tulis, ilmiah) Teks non akademik (lisan, nonilmiah)

1 Sederhana dalam hal struktur 1 Rumit dalam struktur kalimat


kalimat
2 Padat informasi 2 Cenderung tidak padat informasi
3 Padat akan kata-kata leksikal 3 Padat akan kata-kata structural
4 Banyak memanfaatkan nominalisasi 4 Cenderung sedikit memanfaatkan
nominalisasi
5 Banyak memanfaatkan metafora 5 Cenderung sedikit memanfaatkan
Gmatika ,dan karenanya banyak metaforamatika ,dan karenanya
mengandung ungkapan yang tidak banyak mengandung
inkongruen ungkapan yang inkongruen
6 Banyak memanfaatkan istilah teknis 6 Cenderung sedikit memanfaatkan
istilah teknis
7 Bersifat taksonomik dan abstrak 7 Lebih konkret dan cenderung
tidak bersifat taksonomik
8 Banyak memanfaatkan system 8 Tidak menunjukkan pengacuan
pengacuan esfora esfora sebgai cirri penting

12
9 Banyak memanfaaatkan proses 9 Tidak menonjol pada salah satu
relasional identifikatif untuk jenis proses
membuat defenisi atau identifikasi
dan proses relasional atributif untuk
membuat deskripsi
10 Bersifat monolog dan untuk itu 10 Bersifat dialofis dan untuk itu
lebih banyak mendayagunakan jenis mendayagunakan jenis kalimat
kalimat indikatif-deklaratif yang lebih bervariasi
11 Memanfaatkan bentuk pasif untuk 11 Memberikan tekanan kepada
memberikan tekanan kepada pokok pelaku dalam peristiwa dialog
persoalan yang dikemukakan sehingga pelaku peristiwa dialog
,bukan kepada pelaku dan akibatnya sehingga pelaku peristiwa yang
,teks akademik menjadi objektif menjadi lebih penting tersebut
bukan subjektif menimbulkan sifat subjektif
12 Biasanya mengambil genre factual 12 Mengambil genre yang lebih
seperti deskripsi bervariasi dan dapat factual atau
,prosedur,eksplanasi,eksposisi dan fiksional
diskusi ,bukan penceritaan fiktif

Contoh :
Tabel 4. Perbedaan teks akademik dan nonakademik
Teks 1a (cendrung lisan, nonakademik, nonilmiah)
Pada buku ini kita bertujuan untuk menelaah bagaimana menerapkan metode
empiris agar kita dapat menganalisi cara orang bercakap-cakap. Kita berusaha dapat
menguak sesuatu yang diasumsikanorang ketika mereka berkomunikasi dengan cara
bercakap-cakap. Kita akan memusatkan perhatian kepada bagaimana penutur
menggunakan tuturan untuk berinteraksi, yaitu bagaimana mereka menciptakan dan
memperhatikan apa yang mereka definisikan sebagai “makna situasi sosial”.
Kita berpegang pada gagasan teoretis dasar yang berbeda dengan para ahli yang

13
bergerak dibidang sosiolinguistik. Teori dasar ini menunjukkan bahwa ketika kita
menganalisis tuturan orang yang berbicara empat mata, kita memperlakukan istilah-
istilah yang digunakan oleh antropolog dan sosiolog sepertin”peran”, “status”, “identitas
sosial”, dan “hubungan sosial” sebagai ”simbol” yang dipergunakan oleh orang untuk
berkomunikasi

Teks 1b (cendrung tulis, akademik, ilmiah)


Tujuan telaah pada buku ini adalah untuk menerapkan metode empiris analisis
percakapan yang dapat menguak asumsi sosial yang mendasari proses komunikasi
verbal dengan memusakkan perhatian kepada penggunaan tuturan oleh penutur untuk
berinteraksi, yaitu menciptakan dan memperatikan definisi “situasi sosial” secara khusus.
Posisi karya dasar yang membuat karya ini berbeda dengan karya ahli lain dibidang
sosiolinguistik adalah bahwa pada analisi terhap turunan empat mata, istilah-istilah
dibidang antropologi dan sosiologi seperti “peran”, “status”, “identitas sosial”, dan
“hubungan sosial” akan diperlakukan sebagai “simbol komunikasi”.
Perubahan verba menjadi nomina untuk menyatakan proses pada teks akademik

Tabel 5. Perubahan verba menjadi nomina

Verba Berubah menjadi Nomina


Bertujuan Tujuan
Menelaah Telaah
Menganalisis Analisis
Bercakap-cakap Percakapan
Berkomunikasi Komunikasi
Diasumsikan Asumsi
Menggunakan/digunakan Penggunaan
Didefinisikan Definisi

14
15
16

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Teks akademik atau teks ilmiah adalah teks yang dapat


dipertanggungjawabkan secara keilmuan, karena berdasar pada keilmuan.
Sedangkan teks nonilmiah adalah karya yang penulisannya tidak didukung
oleh fakta yang biasanya hanya berdasarkan fakta pribadi.
Berdasarkan ciri karya tulis ilmiah, dapat ditarik sebuah benang merah
bahwa teks akademik merupakan kajian atas sebuah masalah tertentu yang
tujuan pembahasannya harus mampu memberikan alternatif penyelesaian
masalah tersebut.

3.2 SARAN

Menyadari bahwa makalah presentasi ini masih jauh dari kata sempurna,
kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan demi
kesempurnaan makalah dikemudian hari.

DAFTAR PUSTAKA
Muflihah, Asriani. “Mengeksplorasi Teks Akademik Dalam Genre Makro”.
https://www.scribd.com/doc/293763581/Mengekplorasi-Teks-Akademik-Dalam-
Genre-Makro, diakses pada 05 oktober 2017 pukul 13.00.

Chaeruman, Uwes. “Ciri-ciri Teks Akademik”. https://www.slideshare.net/


uweschaeruman/ciriciri-teks-akademik, diakses pada 05 oktober 2017 pukul
13.00.

Chaeruman, Uwes. “Berbagai Jenis Teks”. https://www.slideshare.net/uweschaeru


man/berbagai-jenis-teks diakses pada 05 oktober 2017 pukul 13.14.

“Makalah Bahasa Indonesia Penggunaan Teks Akademik”. http://cynthia


mandasari.blogspot.co.id/2017/04/makalah-bahasa-indonesia-penggunaan.html
diakses pada 05 oktober 2017 pukul 14.00.

Chaeruman, Uwes “Ciri-ciri Teks Akademik”. https://www.slideshare.net/uwesch


aeruman/ciriciri-teks-akademik-53224408 diakses pada 05 oktober 2017 pukul
14.00.

Herva. “Analisis Teks Akademik Bagian Pembahasan”. http://tugas-rianti.blog


spot.co.id/2015/06/analisis-teks-akademik-bagian-pembahasan.html diakses pada
05 oktober 2017 pukul 14.10.

17

Anda mungkin juga menyukai