Anda di halaman 1dari 17

LATAR BELAKANG

Memasuki era globalisasi yang ditandai dengan adanya persaingan pada berbagai
aspek,diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas tinggi agar mampu bersaing
dengan negara lain. Kesehatan dan gizi merupakan faktor penting karena secara langsung
berpengaruh terhadap kualitas SDM disuatu negara, yang digambarkan melalui pertumbuhan
ekonomi, umur harapan hidup dan tingkat pendidikan. Tingkat pendidikan yang tinggi hanya
dapat dicapai oleh orang sehat dan berstatus gizi baik. Untuk itu diperlukan upaya perpaikan gizi
yang bertujuan untuk meningkatkan status gizi masyarakat melalui upaya perbaikan gizi dalam
keluarga maupun pelayanan gizi individu yang karena suatu hal mereka harus tinggal di suatu
institusi kesehatan,diantaranya rumah sakit.

Otonomi daerah yang telah digulirkan oleh pemerintah dalam rangka percepatan sektor-sektor
tertentu,meliputi pola perencanaan dan pola pelaksanaan program.Demikian pula peran dan tugas
departemen harus beralih dari sistem sentralisasai menjadi sistem desentralisasi dengan
memberikan porsi operasional program kepada daerah. Peran dan tugas Departemen Kesehatan
juga beralih dari sistem sistem sentralisasi menjadi sistem desentralisasi dimana tugas pokok dan
fungsi Departemen Kesehatan terutama dalam menyusun standar kebijakan dan standar program.
Sedangkan tugas pokok dan fungsi daerah adalah sebagai pelaksana operasional program sesuai
dengan kebutuhan.

Salah satu bentuk perubahan sistem pengelolaan program dalam rangka otonomi daerah adalah
perubahan struktur organisasi departemen ditingkat Pusat. Reorganisasi dilingkungan
Departemen kesehatan telah mengubah pula srtuktur unit-unit kerjanya,termasuk tugas pokok
dan fungsi. Dalam hal ini Departemen Kesehatan berperan sebagai pengawas, pembina dan
regulator,upaya perbaikan gizi dan pelayanan gizi baik yang dilakukan oleh instansi pemerintah
maupun swasta.

Masalah gizi klinis adalah masalah gizi klinis adalah masalah gizi yang ditinjau secara individual
mengenai apa yang terjadi dalam tubuh seseorang, yang seharusnya ditanggulangi secara
individu. Demikian pula masalah gizi pada perbagai keadaan sakit yang secara langsung ataupun
tidak langsung mempengaruhi proses penyembuhan,harus diperhatikan secara individual.
Adanya kecenderungan peningkatan kasus penyakit yang terkait dengan gizi, nutrition related
disease pada semua kelompok rentan dari ibu hamil, bayi, anak, remaja, dewasa, dan usia lanjut,
semakin dirasakan perlunya penanganan khusus. Semua ini memerlukan pelayanan gizi yang
bermutu untuk mempertahankan status gizi yang optimal, sehingga tidak terjadi kurang gizi dan
untuk mempercepat penyembuhan.

Risiko kurang gizi akan muncul secara klinis pada orang sakit, terutama pada penderita
anoreksia, kondisi mulut/gigi geligi buruk serta kesulitan menelan, penyakit saluran cerna
disertai mual, muntah dan diare, infeksi berat, usila tidak sadar dalam waktu lama, kegagalan
fungsi saluran pencernaan dan pasien yang mendapat kemoterapi. Hasil penelitian yang
dilakukan oleh Sunita Almatsier di beberapa rumah sakit umum di Jakarta tahun 1991
menunjukkan 20%-60% pasien menderita kurang gizi pada saat dirawat di rumah sakit.

Oleh karena itu pelayanan gizi di rumah sakit yang merupakan hak setiap orang, memerlukan
adanya sebuah pedoman agar diperoleh hasil pelayanan yang bermutu. Pelayanan gizi yang
bermutu di rumah sakit akan membantu mempercepat proses penyembuhan pasien, yang berarti
pula memperpendek lama hari rawat sehingga dapat menghemat biaya pengobatan. Keuntungan
lain jika pasien jika pasien cepat sembuh adalah mereka dapat segera kembali mencari nafkah
untuk diri dan keluarganya. Hal ini sejalan dengan perkembangan iptek dibidang kesehatan,
dimana telah berkembang terapi gizi medis yang merupakan kesatuan dari asuhan medisa,
asuhan keperawatan dan asuhan gizi.

TUJUAN PEDOMAN.

Tujuan dari buku Pedoman Pelayanan ini adalah sebagai acuan bagi kepala Instalasi Gizi dan staf
Instalasi Gizi Rumah Sakit … untuk menjalankan fungsinya agar dapat meningkatkan
kemampuan dan mutu pelayanan yang sesuai dengan perkembangan iptek, perubahan
perundang-undangan, dan harapan konsumen rumah sakit.

1.3. RUANG LINGKUP PELAYANAN.

Ruang lingkup kegiatan pokok pelayanan gizi di rumah sakit terdiri dari:

Asuhan Gizi Pasien Rawat

Asuhan Gizi Pasien Rawat

Penyelenggaraan

Penelitian dan Pengembangan

Untuk meningkatkan pelayanan paripurna kepada pasien, maka ahli gizi bertugas
menyelenggarakan pelayanan rawat inap dan rawat jalan, termasuk pelayanan Klinik Gizi yang
merupakan bagian dari Instalasi Rawat Jalan.

1.4. BATASAN OPERASIONAL.

Pelayanan Gizi Rumah Sakit: adalah kegiatan pelayanan gizi di rumah sakit baik rawat inap
maupun rawat jalan, untuk keperluan metabolisme tubuh, peningkatan kesehatan, maupun
mengoreksi kelainan metabolisme, dalam rangka upaya preventif, kuratif, rehabilitatif, dan
promotif.

Pelayanan gizi: adalah rangkaian kegiatan terapi gizi medis yang dilakukan di Rumah Sakit …
untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien. Pelayanan gizi merupakan upaya promotif, preventif,
kuratif, dan rehabilitatif dalam rangka meningkatkan kesehatan pasien.

Masyarakat Rumah Sakit: adalah sekelompok orang yang berada dalam lingkungan rumah
sakit dan terkait dengan aktifitas rumah sakit, terdiri dari pegawai atau karyawan, pasien rawat
inap, dan pengunjung poliklinik.

Terapi gizi medik: adalah terapi gizi khusus untuk penyembuhan penyakit baik akut maupun
kronis atau kondisi luka-luka, serta merupakan suatu penilaian terhadap kondisi klien/pasien
sesuai dengan intervensi yang telah diberikan, agar klien/pasien serta keluarganya dapat
menerapkan rencana diet yang telah

Terapi gizi: adalah pelayanan gizi yang diberikan kepada klien/pasien untuk penyembuhan
penyakit sesuai dengan hasil diagnosis, temasuk konseling, baik sebelum perawatan dalam dan
sesudah perawatan.

Terapi diet: adalah pelayanan dietetik yang merupakan bagian dari terapi gizi.

Rencana diet: adalah kebutuhan zat gizi klien/pasien yang dihitung berdasarkan status gizi
degenerasi penyakit dan kondisi kesehatannya.

Konseling gizi: adalah serangkaian kegiatan sebagai proses komunikasi dua arah untuk
menanamkan dan meningkatkan pengertian, sikap, dan perilaku sehingga membantu klien/pasien
mengenali dan mengatasi masalah gizi dilaksanakan oleh nutrisionis/dietisien.

Nutrisionis: adalah seseorang yang diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang secara penuh
oleh pejabat berwenang untuk untuk melakukan kegiatan teknis fungsional di bidang pelayanan
gizi, makanan, dan dietetik, baik di masyarakat maupun rumah sakit, dan unit pelaksana
kesehatan lainnya, berpendidikan dasar akademi gizi.

Dietisien: adalah seorang nutrisionis yang telah mendalami pengetahuan dan keterampilan
dietetik baik melalui lembaga pendidikan formal maupun pengalaman bekerja dengan masa
kerja minimal satu tahun, atau yang mendapat sertifikasi dari Persatuan Ahli Gizi (PERSAGI),
dan bekerja di unit pelayanan yang menyelenggarakan terapi dietetik.

Food model: adalah bahan makanan atau contoh makanan yang terbuat dati bahan sintetis atau
asli yang diawetkan, dengan ukuran dan satuan tertentu sesuai dengan kebutuhan,yang
digunakan untuk konseling gizi, kepada pasien rawat inap maupun pengunjung rawat jalan.

Klien: adalah pengunjung poliklinik rumah sakit, dan atau pasien rumah sakit yang berstatus
rawat jalan.
Nutrition related disease: Penyakit-penyakit yang berhubungan dengan masalah gizi dan dalam
tindakan serta pengobatan memerlukan terapi gizi.

Mutu pelayanan gizi: suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan pelayanan gizi sesuai
dengan standar dan memuaskan baik kualitas dari petugas maupun sarana serta prasarana untuk
kepentingan klien/pasien.

1.5. LANDASAN HUKUM.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.

Peraturan Pemerintah No 32 tahun 1996 tentang Tenaga

Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit, Departemen Kesehatan

Keputusan Menteri Kesehatan No. 129 Tahun 2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah

Keputusan Yayasan ….

BAB II STANDAR KETENAGAAN

KUALIFIKASI SUMBER DAYA

Agar pelayanan gizi dapat terselenggarakan dengan mutu yang dapat dipertanggungjawabkan,
maka pelayanan Gizi harus dilakukan oleh tenaga yang profesional.

JUMLAH
NAMA JABATAN PENDIDIKAN SERTIFIKASI KEBUTUHAN

Kepala Instalasi Gizi D3 Gizi Ijazah D3 Gizi 1

Ijazah S1 Gizi
Koordinator Unit S1 Gizi atau D3 Gizi atau D3 Gizi 3
Koki SMK Boga Ijazah SMK Boga 5

Asisten Koki SMK Boga Ijazah SMK Boga 2

Ijazah
Penyaji SMU Kejuruan SMU Kejuruan 5

Petugas Sirkuler SLTP Ijazah SLTP 1

Total 17

2.2. DISTRIBUSI KETENAGAAN DAN PENGATURAN JAGA.

NAMA KUALIFIKASI FORMAL JUMLAH


NO. JABATAN DAN INFORMAL WAKTU KERJA SDM

1. Kepala Instalasi D3 Gizi Pkl 06.00 – 13.00 1

2. Koordinator Unit S1 Gizi dan D3 Gizi Pkl 07.00 – 14.00 2

Shift pagi 05.00 –


12.00

Shift siang 12.00 –


3. Koki SMK Boga 19.00 5

Shift pagi 05.00 –


12.00
4. Asisten koki SMK Boga 2
Shift siang 12.00 –
19.00

Shift pagi 05.30 –


12.30

Shift siang 12.00 –


5. Penyaji SMU Kejuruan 19.00 5

6. Petugas sirkuler SLTP Pkl 06.00 – 14.00 1

BAB III STANDAR FASILITAS

– DENAH RUANG. (Ada Pada Lampiran)

– STANDAR

Tabel Sarana/Fasilitas Ruang konseling (bergabung dengan ruang paliatif).

JUMLAH YANG
NO. JENIS KELENGKAPAN STANDAR DIMILIKI

1 Ruang Konseling Gizi Ukuran 2 x 2,5 m2

2 Meja konseling Ada Ada

3 Kursi konseling Ada Ada


4 Bangku ruang tunggu Ada Ada

5 Telepon Ada Ada

6 Komputer + printer Ada Tidak ada

7 Lemari peraga Ada Tidak ada

8 OHP/LCD Ada Tidak ada

9 Food Model Ada Ada

Formulir-formulir (Konsumsi
makanan, pola makan, asupan zat
10 gizi,pencatatan dan pelaporan) Ada Ada

11 Leaflet diet Ada Ada

12 Daftar Bahan Makanan Penukar Ada Ada

13 Audio visual Ada Tidak ada

14 Wireless Ada Tidak ada

15 Kaset Diet Ada Tidak ada

16 Kardeks standar diet Ada Tidak ada

17 Papan display Ada Tidak ada


18 Poster-poster Ada Tidak ada

19 Software Konseling Ada Ada (di laptop Ahli Gizi)

JUMLAH YANG
NO. JENIS KELENGKAPAN STANDAR DIMILIKI

Buku-buku pedoman tatalaksana


20 program Ada Ada

21 Standar Antropometri Ada Ada

22 Alat ukur tinggi dan berat badan dewasa Ada Tidak ada

23 Alat ukur panjang badan bayi/anak Ada Tidak ada

24 Timbangan bayi Ada Tidak ada

25 Alat ukur

Skinfold tickness caliper Ada Tidak ada

Alat ukur LiLA Ada Ada

Alat ukur LiKa Ada Tidak ada

Alat ukur Tinggi Lutut Ada Tidak ada

26 Formulir skrining Ada Ada

Tabel Sarana, Peralatan, dan Perlengkapan di Pantry/Dapur Ruangan


JUMLAH YANG
NO. JENIS KELENGKAPAN STANDAR DIMILIKI

Luas 3 x 4 m2 atau

1 Bangunan 2 x 2,5 m2

2 Kompor gas Ada Ada

Water heater (aliran panas


3 dan dingin) Ada Ada

4 Bak cuci ganda Ada Bak cuci tunggal

5 Meja distribusi Ada Ada

6 Lemari makan gantung Ada Rak makan biasa

7 Lemari alat-alat Ada Ada

8 Alat pemanas makan (panci,wajan, dll) Ada Ada

9 Alat pengaduk dan penggoreng Ada Ada

JUMLAH YANG
NO. JENIS KELENGKAPAN STANDAR DIMILIKI

10 Alat makan (Piring, gelas, sendok, dll) Ada Ada


11 Lemari pendingin Ada Tidak ada

12 Blender Ada Tidak ada

13 Sarana kebersihan Ada Ada

14 Tempat sampah bertutup Ada Ada

15 Papan tulis Ada Tidak ada

Tabel Sarana, Peralatan, dan Perlengkapan di Dapur

JUMLAH YANG
NO. JENIS KELENGKAPAN STANDAR DIMILIKI

1 Ruang penerimaan

Timbangan 100-300 kg Ada Tidak ada

Rak bahan makanan beroda Ada Ada

Kereta angkut Ada Ada

Pembuka botol Ada Ada

Penusuk beras Ada Tidak ada

Pisau Ada Ada


Ruang penyimpanan bahan makanan
2 kering dan segar

Timbangan 20-100 kg Ada Ada

Rak bahan makanan Ada Ada

Lemari es Ada Ada

Freezer Ada Ada

Tempat bahan makanan


dari plastik/stainless steel Ada Ada

3 Ruang persiapan bahan makanan

Meja kerja Ada Ada

Meja daging Ada Tidak ada

JUMLAH YANG
NO. JENIS KELENGKAPAN STANDAR DIMILIKI

Mesin sayuran Ada Tidak ada

Mesin pemarut kelapa Ada Tidak ada


Mesin pemotong dan penggiling
daging Ada Tidak ada

Mixer Ada Ada

Blender Ada Ada

Timbangan meja Ada Tidak ada

Talenan Ada Ada

Bangku kerja Ada Ada

Penggiling dari batu Ada Tidak ada

Bak cuci Ada Ada

4 Ruang masak

Ketel uap 10-250 lt Ada Ada

Tungku masak Ada Ada

Oven Ada Ada

Penggorengan Ada Ada

Mixer Ada Ada

Blender Ada Ada


Lemari es Ada Ada

Meja pemanas Ada Tidak ada

Pemanggang sate Ada Ada

Toaster Ada Tidak ada

Meja kerja Ada Ada

Bak cuci Ada Ada

Kereta dorong Ada Ada

Rak alat Ada Ada

Bangku Ada Ada

Meja pembagi Ada Ada

5 Ruang pencuci dan penyimpanan alat

JUMLAH YANG
NO. JENIS KELENGKAPAN STANDAR DIMILIKI

Bak cuci Ada Ada


Rak alat Ada Ada

Tempat sampah Ada Ada

Lemari Ada Ada

6 Dapur susu

Meja kerja Ada Tidak ada

Meja pembagi Ada Tidak ada

Sterelisator Ada Tidak ada

Tempat sampah Ada Tidak ada

Pencuci botol Ada Tidak ada

Mixer dan blender Ada Tidak ada

Lemari es Ada Tidak ada

Tungku Ada Tidak ada

Meja pemanas Ada Tidak ada

7 Ruang pegawai Ada

Kamar mandi Ada Ada


Locker Ada Rak susun

Meja kursi Ada Tidak ada

Tempat sampah Ada Tidak ada

WC Ada Ada

Tempat tidur Ada Tidak ada

8 Kantor

Meja kursi Ada Ada

Filling cabinet Ada Ada

Lemari buku Ada Ada

Lemari es Ada Tidak ada

Alat peraga Ada Ada

Alat tulis menulis Ada Ada

Komputer Ada Ada

NO. JENIS KELENGKAPAN STANDAR


JUMLAH YANG
DIMILIKI

Printer Ada Ada

Lemari kaca Ada Tidak ada

Pra analitik adalah suatu rangkaian kegiatan sebelum specimen siap diperiksa. Cakupan kegiatan
pranalitik adalah persiapan pasien, penulisan pesanan laboratorium (order test) , identitas pasien,
persiapan pengambilan specimen, metode pengambilan specimen, waktu pengambilan specimen,
pemilihan tabung / wadah specimen, transportasi specimen, penempelan identitas pada tabung
specimen , preparasi specimen (sentrigugasi, pipetisasi , dll) sebelum dilakukan tes pada alat
analitik. Kegiatan-kegiatan pra analitik diatas sangat mempengaruhi hasil akhir suatu tes
laboratorium.
Pengendalian mutu pre analitik harus dimulai dari sejak persiapan pasien sampai sentrifugasi
specimen. Hal-hal yang diukur untuk melihat mutu preanalitik adalah :
1. Apakah persiapan pasien sudah benar ?
2. Puasa ?
3. Apakah form permintaan berisi identitas pasien ?
4. Apakah pesanan tes sudah benar ?
5. Berapa tusukan yang dilakukan saat pengambilan darah ?
6. Apakah jumlah specimen dan tabung / tempat specimen sudah benar ?
7. Apakah sampel hemolitik ?
8.2.ANALITIK.

Kegiatan analitik dimulai dengan memastikan reagen dan alat yang dipakai dalam kondisi baik
sebelum pemeriksaan dilakukan.Cara memastikan alat dan reagen dalam kondisi baik adalah
dengan cara melakukan control kualitas dengan langkah sebagai berikut :

1. Nyalakan alat sesuai standar prosedur operasional


2. Lakukan pemeriksaan bahan kontrol
3. Cek hasil control apakah sesuai dengan nilai jarak nilai yang ditetapkan; bila sesuai ,
4. Lihat grafik control harian , apakah sesuai dengan “rule” yang ditetapkan , bila sesuai alat dan
reagen siap untuk dipakai
5. Bila hasil tidak sesuai dengan jarak nilai yang ditetapkan , cek bahan control, cek reagen, cek
panjang gelombang pada alat, pada cek cuvet baca pada alat, cek lampu ada alat; perbaiki semua
hal ini bila dianggap ada masalah.
6. Lakukan kalibrasi, cocokan nilai kalibrasi
7. Lakukan langkah 2 – 4
8.3. PASCA ANALITIK.

Kegiatan mutu paska analitik adalah kegiatan untuk memastikan hasil laboratorium tertera
dengan benar pada formulir hasil dan diterima oleh pasien yang benar dalam waktu yang tepat.
Kegiatan mutu paska analitik termasuk didalamnya adalah :
1. Validasi hasil pemeriksaan laboratorium
2. Validasi pengetikan hasil laboratorium
3. Ekpertisi dokter
4. Validasi Penyerahan hasil laboratorium

8.4. PEMANTAPAN MUTU EKSTERNAL (PME).

Kegiatan mutu eksternal adalah kegiatan Mutu yang dikerjakan dengan (minimal )menjadi
peserta Program Nasional Pemantapan Mutu Eksternal (PNPME), dan dapat diperluas dengan
mengikuti Pemantapan Mutu Laboratorium secara Internasional (EQAS).

PNPME dikerjakan 1x dalam setahun dengan cara melakukan pemeriksaan sampel yang
diberikan oleh lembaga penyelenggara dan menerima hasil control kualitas tersebuat dalam
bentuk sertifikat.

BAB IX PENUTUP

Demikianlah Pedoman Pelayanan ini dibuat, supaya menjadi pedoman dalam semua kegiatan
pelayanan laboratorium. Bila ada perubahan yang harus dilakukan untuk tujuan Keselamatan
pasien dan peningkatan mutu, maka Pedoman ini dapat dirubah mengikuti standar yang ada dan
yang diharuskan.

Anda mungkin juga menyukai