Anda di halaman 1dari 10

RUMAH SAKIT

Jl. Lintas Sumatera No.12 Kalibalangan-Lampung Utara,


Telp :(0724) 326023, Email : rs.hmy2011@gmail.com
SITU No : 503.7.2/15-04/37-LU/2011
IMB No : 503/054-04/37-LU/2011

Lapiran :
BIMBINGAN KEROHANIAN
RUMAH SAKIT Hi. MUHAMMAD YUSUF

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hak atas kesehatan bersifat mutlak dan erat kaitannya dengan kesejahteraan
masyarakat.Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menjamin
hak untuk mendapatkan lingkungan hidup yang baik, sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan. Negara memiliki peran dalam melakukan upaya kesehatan yang
tersusun, menyeluruh dan merata yang penting artinya bagi pembentukan sumber daya
manusia Indonesia, peningkatan ketahanan ,daya saing bangsa, serta pembangunan
nasional.
Dalam menciptakan pembangunan kesehatan untuk kesejahteraan masyarakat,
maka diperlukan tenaga kesehatan yaitu setiap orang yang mengabdikan diri dalam
bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui
pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan
untuk melakukan upaya kesehatan. Dokter merupakan Tenaga kesehatan sebagaimana
diatur dalam Pasal 2 ayat (2) sampai dengan ayat (8) Peraturan Pemerintah Nomor 32
Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan. Praktik kedokteran adalah rangkaian kegiatan
yang dilakukan oleh dokter dan dokter gigi terhadap pasien dalam melaksanakan upaya
kesehatan. Praktik kedokteran dan perwujudan dalam pertemuan klinis antara pasien
dan dokter, pada dasarnya merupakan suatu kegiatan moral yang muncul dari
keharusan untuk merawat pasien dan untuk meringankan penderitaan.Dokter maupun
pasien memiliki hak dan kewajiban yang sejajar.Sebuah hubungan pasien-dokter ada
ketika dokter melayani kebutuhan medis pasien, umumnya dengan persetujuan
bersama antara dokter dan pasien (atau pengganti). Setelah dokter mendengarkan
berbagai keluhan dari pasien maka dokter merencanakan dan menganalisis penyakit
serta merencanakan pengobatan, perawatan dan tindakan medis yang harus diberikan
kepada pasien. Dokter dapat yakin memberikan sebuah terapi dan obat sebagai bentuk
upaya untuk kesembuhan pasien.
Pasal 2 Undang-undang No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran mengatur
bahwa praktik kedokteran didasarkan pada nilai ilmiah, asas manfaat, keadilan,
kemanusiaan, keseimbangan serta perlindungan dan keselamatan pasien. Dokter
sebagai salah satu komponen utama pemberi pelayanan kesehatan kepada masyarakat
mempunyai peranan yang sangat penting karena terkait langsung pemberian pelayanan
kesehatan dan mutu pelayanan yang diberikan.Kualitas pelayanan merupakan suatu
kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan
lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.

B. Definisi
Hak dan penjelasan dalam pelayanan adalah informasi yang diberikan oleh pihak
Rumah Sakit kepada pasien ataukeluarganya yang mencakup informasi tentang hak dan
kewajiban pasien. Hak pasien dan keluarga merupakan elemen dasar dari semua kontak
di rumah sakit stafnya serta pasien dan keluarganya sehingga seluruh staf rumah sakit
bertanggung jawab melindungi dan mengedepankan hak pasien dan keluarga.
Tujuannya agar pasien dan keluarga memahami apa yang menjadi hak dan
kewajibannya.

2
DPJP adalah dokter yang bertugas mengelola asuhan medis pada pasien di Rumah
Sakit Hi. Muhammad Yusuf. DPJP utama adalah coordinator yang memimpin proses
pengelolaan asuhan medis bagi pasien yang harus dirawat oleh lebih dari 1 dokter.
DPJP tambahan adalah dokter yang ikut memberikan asuhan medis pada seorang
pasien yang oleh karena kompleksitas penyakitnya.

C. Tujuan
1. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di rumah
sakit.
2. Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien, memberikaninformasi
yang benar, jelas dan jujur mengenai Hak dan Kewajiba pasien.
3. Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur dan tanpa diskriminas memberi
pelayanan Kesehatan yang aman, bermutu, antidiskriminsdan efektif dengan
mengutamakan kepentingan pasien sesuai dengastandar pelayanan Rumah Sakit.
4. Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standa profesi dan
standar prosedur operasional, membuat, melaksanakan, da menjaga standar mutu
pelayanan kesehatan di Rumah Sakit sebagai acua dalam melayani pasien.
5. Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan.
6. Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya da peraturan
yang berlaku di rumah sakit.
7. Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokte lain yang
mempunyai SIP baik di dalam maupun diluar rumah sakit.
8. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang dideritanya termasuk data-
data medisnya.
9. Mendapat informasi mengenai diagnosis dan tata cara tindakan medi tujuan
tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan komplikasi yan mungkin terjadi
dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan sert perkiraan biaya pengobatan.

3
10. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang aka dilakukan
oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya.
11. Didampingi keluarga dalam keadaan kritis.
12. Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya selama itu
tidak mengganggu pasien lainnya.
13. Memperoleh keamanan dan keselamatannya dirinya selama dala perawatan di
rumah sakit.
14. Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan rumah sak terhadap
dirinya.
15. Menolak bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan kepercayaan
yang dianutnya.

Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP)


1. Menyediakan panduan untuk rumah sakit / fasilitas kesehatan lainnya mengenai
kebijakan manajemen penetuan Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP)
2. Memberikan pelayanan kesehatan dengan kualitas tinggi
3. Melindungi pasien dari praktek yang tidak Professional

4
BAB II
RUANG LINGKUP

Hak pasien selalu dihubungkan dengan pemeliharaan kesehatan yang bertujuan agar
pasien mendapatkan upaya kesehatan, sarana kesehatan, dan bantuan dari tenaga
kesehatan yang memenuhi standar pelayanan kesehatan yang optimal sesuai dengan UU No
44 tahun 2009 tentang Rumah sakit.
1. Prinsip Dalam Pelayanan Kesehatan:
a. Bahwa upaya kesehatan yang semula dititik beratkan pada upaya
penyembuhanpenderita, secara berangsur-angsur berkembang kearahketerpaduan
upaya kesehatan yang menyeluruh.
b. Bahwa dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang optimalbagi seluruh
masyarakat perlu adanya perlindungan hak pasien dan keluarga.
c. Bahwa keberhasilan pembangunan di berbagai bidangdan
kemajuanilmupengetahuan dan teknologi telah meningkatkan taraf
kesejahteraanmasyarakat dan kesadaran akan hidup sehat.
d. Bahwameningkatnya kebutuhan pelayanan dan pemerataan yang mencakup
tenaga, sarana, prasarana baik jumlah maupun mutu.
e. Bahwa pelayanan kesehatan amat penting apabila dihadapkan pada pasien yang
sangat membutuhkan pelayanan kesehatan dengan baik dan dapat memuaskan para
pasien.
f. Perlindungan merupakan hal yang essensial dalam kehidupan karena erupakan
sifat yang melekat pada setiap hak yang dimiliki.
g. Bahwa seseorang dapat menuntut haknya apabila telah memenuhi
kewajibannya, oleh karena itu kewajiban menjadi hak yang paling utama
dilakukan.

5
h. Bahwa perlindungan bagi tenaga kesehatan maupun pasien merupakan hal yang
bersifat timbale balik artinya pihka-pihak tersebut dapat terlindungi atas hak-haknya
bila melkukan kewajibannya.
i. Bahwa dalam kondisi tertentu pasien tidak memiliki kemampuan untuk
mendapatkan informasi atau penjelasan mengenai haknya sehinggaakan
disampaiakn melalui keluarga.
j. Bahwa untuk mengatur pemenuhan perlindungan hak pasien dan keluarga harus
ada pedoman sebagai acuan bagi seluruh personil rumah sakit

Ruang Lingkup

1. Instalasi Rawat Inap


2. Instalasi Rawat Jalan
3. Bagian Rekam Medi

6
BAB III
KEBIJAKAN
PENJELASAN HAK PASIEN DALAM PELAYANAN

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009

tentang Rumah Sakit;

2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran;


3. Undang-Undang Perlindungan Konsumen Nomor 8 Tahun 1999
Tentang Perlindungan Konsumen;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1691 Tahun 2011 tentang
Keselamatan Pasien;
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1087/Menkes/SK/VIII/2008
tentang Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Rumah Sakit;
6. Keputusan Direktur Nomor /SK/DIR/XII/2016 tentang Kebijakan
Pelayanan Rumah Sakit Hi. Muhammad Yusuf;

KEBIJAKAN Penentuan DPJP


1. Staf Medik Fungsional harus menunjuk salah satu dokter untuk menjadi DPJP
2. Penentuan DPJP harus dilakukan sejak pasien masuk rumah sakit (baik rawat
jalan, IGD maupun rawat inap) dengan menggunakan stempel pada berkas rekam
medis
3. DPJP wajib membuat rencana pelayanan
4. DPJP wajib memberikan penjelasan secara jelas dan benar kepada pasien dan
keluarganya tentang rencana dan hasil pelayanan, pengobatan atau prosedur untuk
pasien termasuk kemungkinan terjadinya kejadian yang tidak diinginkan.

7
BAB IV
TATA LAKSANA

Informasi yang diberikan memuat elemen

a) diagnosis (diagnosis kerja dan diagnosis banding) dan dasar diagnosis;

b) kondisi pasien;

c) tindakan yang diusulkan;

d) tata cara dan tujuan tindakan;

e) manfaat dan risiko tindakan

f) nama orang mengerjakan tindakan;

g) kemungkinan alternatif dari


tindakan;

h) prognosis dari tindakan;

i) kemungkinan hasil yang tidak terduga;

j) kemungkinan hasil bila tidak dilakukan tindakan.

Hak Pasien dan keluarga menerima informasi tentang penyakit :


1. Ucapkan salam
2. Perkenalkan diri
3. Identifikasi pasien
4. Jelaskan tujuan
5. Penjelasan diberikan oleh dokter yang akan melakukan tindakan kedokteran dan dokter
anastesi serta dokter lain yang terkait dengan cara sendiri-sendiri

8
6. Setelah pemberian informasi, kepada pasien / keluarga diberikan kesempatan untuk
berdiskusi.
7. Setelah informasi yang diberikan dimengerti, maka pasien atas kemauan dan
kemampuannya berhak untuk menentukan pilihan menyetujui atau menolak tindakan
kedokteran yang akan diberikan.
8. Dokter pemberi informasi cukup membubuhkan tanda tangan pada kolom yang telah
tersedia
Setelah mendapat penjelasan dan memutuskan pilihan, maka pasien / keluarga/
pemberi persetujuan/penolakan tindakan kedokteran membubuhkan tanda

tangan beserta seorang saksi dari pihak keluarga dan seorang saksi dari pihak rumah
sakit.

9. Pernyataan persetujuan/ penolakan tindakan kedokteran menggunakan materai.


10. Pernyataan persetujuan/ penolakan dapat berubah sesuai kemauan pasien/ keluarga
11. Tanyakan ada yang bisa ditanyakan
12. Dokumentasi

9
BAB V
DOKUMENTASI

Dokumentasi Perlindungan Hak Pasien dan keluarga adalah:


1. Formulir FORMULIR PERSETUJUAN PENOLAKAN TINDAKAN
KEDOKTERAN
2. Formulir inform consent

10

Anda mungkin juga menyukai