Anda di halaman 1dari 10

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................I

DAFTAR ISI .............................................................................................................II

BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................

A. Latar belakang ...........................................................................................1

B. Rumus masalah ..........................................................................................1

C. Tujuan ...........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN MASALAH ......................................................................

BAB III PENUTUP ....................................................................................................

A. KESIMPULAN .........................................................................................15

B. SARAN .....................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Aspek kebahasaan dalam menyimak ini banyak menuntut masyarakatnya untuk mampu
menyimak berbagai informasi dengan cepat dan tepat, baik melalui berbagai media, radio,
televisi, telepon, internet maupun melalui tatap muka secara langsung. Berbagai lembaga baik
di lingkungan pemerintah maupun swasta, untuk memecahkan masalah, sering mendatangkan
para pakar yang sesuai dengan bidang informasi yang dibutuhkannya. Pemecahan masalah itu
melalui berbagai kegiatan seperti rapat, seminar, diskusi, ceramah, debat, simposium, dsb.

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering pula harus menyimak, berita, cerita,
pengumuman, laporan, dan sebagainya. Namun, tidak semua orang mampu menyimak dengan
baik, pasdahal kemajuan masyarakat sangat tergantung pada kemampuan menyimak berbagai
informasi anggota masyarakatnya. Jika seseorang banyak mendapatka informasi berarti orang itu
meningkatkan pengetahuan, dan banyak pengetahuan berarti meningkatkan daya pikir.

Berbicara tentang keterampilan menyimak tidak dapat dipisahkan dari keterampilan


bahasa yang lain, yaitu keterampilan berbicara, membaca, dan menulis. Keberhasilan seseorang
dalam menyimak dapat diketahuai bagaimana penyimak memahami dan menyampaikan
informasi secara lisan maupun tertulis. Hal ini menunjukkan bahwa keterampilan menyimak
cukup kompleks jika penyimak ingin menangkap makna yang sesungguhnya dari simakan yang
mungkin tidak seutuhnya tersirat , sehingga penyimak harus berusaha mengungkapkan hal-hal
yang tersirat itu.

B. RUMUS MALAH

1. Definisi menyimak ?
2. Tujuan menyimak ?
3. Jenis-jenis menyimak ?
4. Ciri-ciri penyimak yang baik ?
5. Tahap-tahap menyimak ?

2
6. Factor-faktor yang mempengaruhi menyimak ?

7. Cara meningkatkan keterampilan menyimak ?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui definisi menyimak.
2. Untuk mengetahui tujuan menyimak.

3. Untuk mengetahui jenis-jenis menyimak.

4. Untuk mengetahui cciri-ciri penyimak yang baik.

5. Untuk mengetahui tahap-tahap menyimak.

6. Untuk mengetahui factor-faktor yang memepengaruhi menyimak.

7. Untuk mengetahui cara meningkatkan keterampilan menyimak.

3
BAB II

PEMBAHASAN MASALAH

KETERAMPILAN BERBAHASA ASPEK MENYIMAK

A. PENGERTIAN MENYIMAK
Sebelum mengetahui apa itu menyimak, terlebih dahulu kita perlu membedakan tiga
istilah yang sering orang menyamakan maknanya. Tiga istilah tersebut adalah mendengar,
mendengarkan, dan menyimak. Dalam bahasa Inggris, padanan kata mendengar, adalah “to
hear”, sedangkan padanan kata menyimak adalah “to listen”, atau dalam bentuk gerund-nya
masing-masing hearing dan listening.

Mendengar bersifat represif dan pasif dan terjadi secara alamiah karena seseorang
memiliki indera pendengaran. Jadi, mendengar bisa tanpa sengaja dan tanpa tujuan, serta yang
didengar bisa bunyi apa saja. Artinya bunyi yang didengar tidak hanya bunyi bahasa, tetapi bisa
bunyi bom, bunyi ombak, dan lain-lain.
Dalam kegiatan mendengarkan dilakukan dengan sengaja, penuh kesadaran dan
bertujuan. Seperti yang dikemukakan oleh Laundsteen (1979 : 1) yaitu Mendengar meliputi cara
penerimaan suara sedangkan Mendengarkan merupakan penerjemahan suara-suara yang masuk,
dalam arti merupakan proses dalam pembicaraan dan mengubah arti dalam otak. Jadi,
Mendengarkan adalah proses yang aktif secara sadar, termasuk menghubungkan arti dengan
suara yang didengar. Akan tetapi menurut Akhdiah (1995/1997 : 147) dalam kegiatan
Mendengarkan belum ada keinginan atau upaya pendengar untuk betul-betul memahami makna
yang didengarkan, berbeda dengan menyimak.

Dalam kegiatan menyimak sudah ada faktor kesengajaan, perhatian, dan usaha
pemahaman akan sesuatu yang disimak. Kegiatan menyimak dapat dilakukan oleh seseorang
dengan bunyi bahasa sebagai sumbernya, sedangkan mendengar dan mendengarkan bisa bunyi
apa saja. Jadi, menyimak, kandungan makna yang lebih spesifik bila dibandingkan dengan
mendengar dan mendengarkan. Namun, sekali lagi dalam penggunaannya istilah mendengarkan
dan menyimak sering digunakan secara bergantian atau disamakan artinya. Seperti dalam
GBPKB TK 2004 istilah yang digunakan adalah mendengarkan. Dalam beberapa modul pun
istilah mendengarkan dan menyimak digunakan secara bergantian.

Menyimak menurut Anderson adalah menyimak bermakna, mendengarkan dengan


penuh pemahaman dan perhatian serta apresiasi. Pendapat ini dipertegas oleh Tarigan (1990 : 25)
bahwa Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan
penuh perhatian, pemahaman, apresiasi serta interpretasi untuk memperoleh informasi,
menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh
pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.

4
Keterampilan menyimak berhubungan erat dengan keterampilan membaca. Kalau
membaca merupakan proses besar melihat, mengenal serta menginterpretasikan lambang-
lambang tulis, maka menyimak dapatlah dibatasi sebagai proses besar mendengarkan, mengenal,
serta menginterpretasikan lambang-lambang lisan. (Anderson; 1972 : 68). Keduanya merupakan
alat untuk menerima komunikasi, perbedaannya terletak dalam hal Jenis komunikasi, yaitu
Menyimak berhubungan dengan komunikasi lisan, sedangkan Membaca berhubungan dengan
komunikasi tulis. Dalam hal Tujuan, keduanya mengandung persamaan, yaitu : memperoleh
informasi, menangkap isi, memahami makna komunikasi. (Tarigan;1980 : 9-10).

B. TUJUAN MENYIMAK
Tujuan orang untuk menyimak antara lain:
1. Menyimak bertujuan untuk belajar
2. Menyimak bertujuan untuk menikmati
3. Menyimak bertujuan untuk mengevaluasi
4. Menyimak bertujuan untuk mengapresiasi
5. Menyimak bertujuan untuk mengkomunikasikan ide-ide
6. Menyimak bertujuan untuk membedakan bunyi-bunyi
7. Menyimak bertujuan untuk memecahkan masalah.

C. JENIS-JENIS MENYIMAK
Pengklasifikasian menyimak berdasarkan:

1. Sumber suara
Berdasarkan sumber suara yang disimak, penyimak dibagi menjadi dua bagian yaitu:
a. Intrapersonal listening atau menyimak intrapribadi
b.Interpersonal listening atau penyimak antarpribad

2. Cara penyimak menyimak bahan yang disimak


Berdasarkan cara penyimakan bahan yang disimak, dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Menyimak Ekstensif, yang terdiri atas; menyimak sosial, menyimak sekunder,
menyimak estetik, dan menyimak pasif. Menyimak ekstensif (extensive listening)
adalah sejenis kegiatan menyimakmengenai hal-hal yang lebih umum dan lebih bebas
terhadap suatu ujaran, tidak perlu di bawah bimbingan langsung dari seorang guru
(Tarigan, 1987:35-36).
Penggunaan yang paling dasar adalah untuk menangkap atau mengingat kembali bahan
yang telah dikenal atau diketahui dalam suatu lingkungan baru dengan cara baru.
Keuntungan mengingatkan bahan lama kepada para siswa, bahwa mereka melihat hal itu
secara wajar dalam lingkungan yang asli dan alamiah, bukan hanya sekedar dalam
hubungan kelas, tempat pertama kali disajikan secara formal.
Yang termasuk kelompok menyimak ekstensif sebagai berikut:
a) Menyimak sekunder adalah proses mendengarkan yang terjadi secara kebetulan. Misalnya,
seseorang sedang membaca suatu bacaan sambil mendengarkan percakapan orang lain, siaran
radio, suara televisi, atau yang lainnya.

5
b) Menyimak sosial adalah proses mendengarkan yang dilakukan oleh masyarakat dalam
kehidupan sosial atau di tempat umum seperti di pasar, terminal, stasiun, kantor pos, atau di
tempat yang umum lainnya.
c) Menyimak estetika atau menyimak apresiatif yaitu proses mendengarkan untuk menikmati
dan menghayati keindahan misalnya;mendengarkan pembacaan puisi, rekaman drama, cerita,
lagu, dan yang sejenisnya.
d) Menyimak pasif adalah proses mendengarkan suatu yang dilakukan tanpa sadar. Misalnya,
kita tinggal di suatu daerah yang menggunakan bahasa daerah, sedangkan kita sendiri
menggunakan bahasa nasional. Setelah beberapa lama tanpa disadari kita mampu menggunakan
bahasa daerah tersebut. Kemampuan menggunakan bahasa daerah tersebut dilakukan tanpa
sengaja dan tanpa sadar. Namun, kenyataannya orang mampu menggunakan bahasa daerah
dengan baik.

2. Menyimak Intensif terdiri atas; menyimak kritis, menyimak konsentratif, menyimak


kreatif, menyimak eksplorasif, menyimak interogatif, dan menyimak selektif (Tarigan,
1987:35).
Tarigan (1987:40) menyatakan bahwa “menyimak intensif diarahkan pada suatu
kegiatan yang jauh lebih diawasi, dikontrol terhadap satu hal tertentu.” Dalam kegiatan
ini diperlukan pengarahan dari guru. Salah satu cara yang sederhana untuk melatih tipe
menyimak seperti ini adalah menyuruh siswa menyimak tanpa memberi teks tertulis
sekali atau dua kali, misalnya teks mengenai suatu paragraf yang mengandung beberapa
penghubung kalimat. Tugas siswa adalah mengisinya tanpa menyimak rekaman lagi .
Kemudian memberikan teks tertulis dengan mengosongkan tempat penghubung -
penghubung kalimat itu berada. Tugas siswa adalah mengisinya tanpa menyimak
rekaman lagi.
Mungkin dalam kegiatan menyimak intensif, dapat dikatakan sebagai kegiatan
menyimak atau mendengarkan dengan sempurna, tetapi belum tentu memahami
maknanya. Oleh karena menyimak makna merupakan suatu keterampilan penting untuk
dikembangkan, haruslah disadari benar-benar isi yang terkandung sebenarnya dari pesan
tersebut dan berada dalam jangkauan intlektual dan kedewasaan siswa.
Jenis-jenis menyimak yang termasuk ke dalam kelompok menyimak intensif sebagai
berikut.
a. Menyimak Kritis
Menyimak kritis (critical listening) adalah “sejenis kegiatan menyimak untuk mencari
kesalahan atau kekeliruan bahkan juga butir-butir yang baik dan benar dari ujaran
seorang pembicara, dengan alasan-alasan yang kuat yang dapat diterima oleh akal
sehat” (Tarigan, 1987:42).
Menyimak kritis lebih cendrung meneliti letak kekurangan dan kekeliruan dalam
pembicaraan seseorang karena dalam menyimak secara kritis, segala ucapan atau
informasi lisan yang disimak untuk memproleh suatu kebenaran.
b. Menyimak Konsentratif
Menyimak konsentratif (concentrative listening) sering juga disebut a study-type
listening atau menyimak yang merupakan sejenis telaah. Kegiatan-kegiatan yang
tercakup dalam menyimak konsentratif ini adalah:
1) Mengikuti petunjuk yang terdapat dalam pembicaraan.

6
2) Mencari dan merasakan hubungan-hubungan seperti kelas, tempat, kualitas, waktu,
urutan serta sebab-akibat.
3) Mendapatkan atau memperoleh butir-butir informasi tertentu.
4) Memperoleh pemahaman dan pengertian yang mendalam.
5)Merasakan serta menghayati ide-ide sang pembicara, sasaran maupun
pengorganisasiannya.
6) Memahami urutan ide-ide sang pembicara.
7) Mencari dan mencatat fakta-fakta penting (Anderson dan Dawson dalam Tarigan,
1987: 45).
c. Menyimak Kreatif
Menyimak kreatif (creative listening) merupakan kegiatan menyimak yang dapat
mengakibatkan kesenangan rekonstruksi imajinatif para penyimak terhadap bunyi,
penglihatan, gerakan, serta perasaan-perasaan yang menggambarkan keindahan yang
dirangsang oleh apa-apa yang disimaknya (Dawson dalam Tarigan, 1987: 46).
d. Menyimak Eksploratif
Tarigan (1987:47) menyatakan bahwa “menyimak eksploratif (exploratory listening)
adalah sejenis kegiatan menyimak intensif dengan maksud dan tujuan menyelidiki
sesuatu lebih terarah dan lebih sempit.” Dalam menyimak seperti ini sang penyimak
menyiagakan perhatiannya untuk menjalani serta menemukan hal -hal yang menarik
sebagai informasi tambahan mengenai suatu topik.
e. Menyimak Interogatif
Tarigan menyatakan pengertian mengenai menyimak interogatif ( interrogative
listening) adalah sejenis kegiatan menyimak intensif yang menuntut lebih banyak
konsentrasi dan seleksi, pemusatan perhatian dan pemilihan butir-butir dari ujaran sang
pembicara, karena sang penyimak akan mengajukan banyak pertanyaan (1987:48).
Dalam kegiatan menyimak interogatif ini sang penyimak mempersempit serta
mengarahkan perhatiannya pada pemerolehan informasi dengan cara mengintrogasi atau
menanyai sang pembicara.
f. Menyimak Selektif
Merdhana (1987:32) menyatakan bahwa “menyimak selektif (selective listening) adalah
menyimak suatu wacana yang disertai dengan seleksi tertentu terhadap keba hasaannya
di samping terhadap isi pesan itu.” Dalam menyimak selektif, penyimak mungkin
berhadapan dengan pesan-pesan yang tidak perlu.

D. CIRI-CIRI PENYIMAK YANG BAIK


Penyimak yang baik adalah penyimak yang memiliki tiga sikap berikut ini (Suyono dan
Kamijan 2002:17) :
1. Bersikap objektif terhadap bahan simakan. Penyimak sebaiknya tidak mudah terpengaruh
oleh hal-hal di luar kegiatan menyimak, seperti pembicara, ruang, suasana, sarana, dan
prasarana.
2. Bersikap kooperatif, penyimak harus bersia untuk bekerja sama dengan pembicara untuk
keberhasilan komunikasi.

7
3. Bahan simakan harus komunikatif, berupa konsep, gagasan, dan informasi yang jelas.

E. TAHAP-TAHAP MENYIMAK

Dalam kegiatan menyimak ada tahapan yang harus dilakukan oleh penyimak agar
penyimak benar-benar memahami informasi yang disimaknya. Tahapan itu adalah: (a) tahap
mendengar, (b) tahap memahami, (c) tahap menginterpretasi, dan (d) tahap mengevaluasi.

F. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MENYIMAK


Faktor yang mempengaruhi menyimak menurut Hunt dalam Trigan(1990: 97) adalah:
sikap, motivasi, pribadi, situasi kehidupan, dan peranan dalam masyarakat. Sementara Logan
(dalam Tarigan 1990: 98) mengemukakan bahwa yang mempengaruhi menyimak adalah
faktor lingkungan, fisik, psikologios, dan pengalaman. Selain itu, Webb (Tarigan 1990:97)
menambahkan bahwa perbedaan jenis kelamin juga mempengaruhi menyimak.

G. CARA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK


Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan keterampilan menyimak
seperti berikut ini.

1. Bersikaplah secara positif

2. Bertindaklah responsif

3. Cegahlah gangguan-gangguan

4. Simaklah dan ungkaplah maksud pembicara

5. Carilah tanda-tanda yang akan datang

6. Carilah rangkuman pembicaraan terlebih dulu

7. Nilailah bahan-bahan penunjang

8. Carilah petunjuk-petunjuk nonverbal.

8
BAB III
PENUTUP

1. KESIMPULAN
Dari uraian di atas menyelaskan bahwa menyimak dalam kehidupan sehari - hari
sangatlah penting karena dapat memperoleh informasi untuk menambah wawasan dan
pengetahuan. Begitu juga dalam lingkungan pendidikan, menyimak mempunyai peranan penting
karena dengan menyimak mahasiswa dapat menambah ilmu, menerima dan menghargai
pendapat orang lain. Oleh sebab itu dalam pembelajaran menyimak memerlukan latihan - latihan
yang intensif.

2. SARAN
Berdasarkan isi dari makalah ini kami menyampaikan saran :
1. Hendaknya kita mengetahui perngertian dan tujuan menyimak
2. Hendaknya kita juga mengetahui tahap – tahap menyimak dan hal – hal atau kemampuan yang
dapat menunjang dalam tahapan menyimak.
3. Sering – seringlah dalam berkarya baik dalam membuat karya tulis atau karya yang lain,
karena itu dapat menambah pengalaman, wawasan, serta ketrampilan.
4. Semoga dengan karya tulis ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita semua.

9
DAFTAR PUSTAKA

http://aristhaserenade.blogspot.com/p/keterampilan-menyimak.html
https://ariefulmunir.wordpress.com/2012/12/11/pengertian-menyimak-dari-beberapa-ahli-
bahasa/

10

Anda mungkin juga menyukai