Anda di halaman 1dari 2

Seorang pasien perempuan bernama Sayem Binti Satar usia 42 tahun sudah tidak

menikah (bercerai) dibawa oleh keluarganya ke RSJ Datu Beru Takengon karena OS

sering bicara sendiri, bicara ngawur/tidak nyambung, kebingungan, keluyuran dan suka

marah-marah sambil melempar-lempar barang. Pasien sudah pernah dirawat di RSJ

Banda Aceh pada tahun 2012 dan RSU Datu Beru pada bulan mei 2017 selama 4 hari.

Dalam keluarga tidak ada yang menderita gangguan jiwa. Hubungan OS dengan

ayah dan ibu akrab. OS sekarang tinggal dirumah orang tuanya, sebelumnya OS pernah

tinggal dirumah suaminya, setelah bercerai, OS balik ke rumah orang tuanya.

Keadaan fisik dan mental ibu saat hamil OS baik, keadaan saat ibu melahirkan OS

aterm dan OS anak yang diinginkan. Riwayat pada masa bayi dan kanak-kanak dengan

pertumbuhan fisik yang baik, minum ASI dimulai dari lahir sampai usia 2 tahun, usia

mulai berbicara 1 tahun 3 bulan dan usia mulai berjalan 1 tahun 4 bulan. Terdapatnya

simptom-simptom sehubungan dengan problem perilaku yaitu OS sering menghisap jari.

Toilet training pada usia 3 tahun. Kepribadian OS seorang yang suka bergaul. OS hanya

menyelesaikan pendidikan di sekolah menengah atas (SMA). Untuk prestasi sedang,

Aktivitas sekolah sedang, Sikap terhadap guru baik, Sikap terhadap teman sedang dan

pasien tidak memiliki kemampuan khusus. Tingkah laku OS saat remaja biasa saja tetapi

OS dulu gangguan tidur dan sering berantam dengan teman.

OS mulai bekerja sebagai petani sejak usia 18 tahun. OS sudah menikah yang

didahului pacaran tapi kehidupan rumah tangga yang tidak rukun serta kebutuhan sehari-

hari terpenuhi. Setelah bercerai yang mendidik anak OS adalah suami. OS memiliki 3

orang anak, anak pertama adalah anak laki-laki yang berusia 21 tahun, anak kedua adalah

anak perempuan berusia 18 tahun dan anak ketiga berusia 15 tahun dengan kesehatan

fisik dan mental baik tapi OS tampak kurang peduli pada anaknya. OS terdapat stress
psikososial yaitu perceraian. OS tidak pernah berhubungan dengan hukum dan polisi.

Pasien tidak pernah menggunakan alkohol/ obat bius/ zat addiktif lannya.

Pemeriksaan psikiatri khusus didapatkan dari penampilan sikap tubuh yang biasa,

cara berpakain biasa, kesehatan fisik sehat, tingkah laku dan psikomotor biasa. Sikap

terhadap pemeriksa kooperatif. Pembicaraan dan fragmen pembicaraan: Arus

pembicaraan lambat, produktifitas menurun, pembendaharaan bahasa sedikit, isi

pembicaraan tidak sesuai. Afek didapatkan tumpul, mood disforik, emosi lainnya tidak

ada. Pikiran didapatkan gangguan bentuk yang umum adalah psikosis(+), RTA

terganggu (+), autistik thinking (+), sedangkan spesifik adanya asosiasi longgar (+).

Persepsi: halusinasi(-), Ilusi(-), depersonalisasi(-), derealisasi(-), mimpi dan fantasi tidak

ada. Pemeriksaan sesorium didapatkan kesadaran kcmpos mentis, adanya gangguan

orientasi waktu, tempat dan personal, konsentrasi dan kalkulasi terganggu, terdapat

gangguan memori agak lama, baru saja dan segera, pengetahuan umum terganggu, dan

pikiran abstrak terganggu. Insight derajat 1 dan judgment sosial dan judgement tes

terganggu. Kemampuan untuk mengendalikan rangsang diri dalam diri sendiri juga

terganggu.

Anda mungkin juga menyukai