Anda di halaman 1dari 9

PEMBAHASAN

A. Rencana Terapi Diet

Terapi diet protein rendah 40 gr dan rendah garam II diberikan ke pasien


dengan diagnosa CKD stadium V dan adanya hipertensi. Pasien diberikan diet
protein rendah dan rendah garam karena ini berhubungan dengan fungsi ginjal
pasien yang tidak lagi berfungsi dengan baik. Diet protein rendah diberikan agar
tidak memberatkan kerja ginjal dan mengurangi terjadinya pengeluaran produk
sisa metabolisme (ureum dan kreatinin). Diet rendah protein yang diberikan ini
diutamakan protein dengan nilai biologik tinggi yaitu protein hewani dan dibatasi
protein nabatinya. Sedangkan pasien diberikan diet rendah garam karena adanya
hipertensi tetapi ini juga berkaitan dengan fungsi ginjal dimana ginjal juga
mensekresi renin yang penting untuk mengatur tekanan darah.
Pasien diberikan awalnya makanan dalam bentuk lunak karena adanya mual
dan muntah tapi karena kondisi pasien yang sudah sedikit membaik dan keinginan
pasien untuk mengonsumsi makanan dalam bentuk biasa terutama untuk makanan
pokoknya pasien lebih memilih mengonsumsi nasi dibandingkan nasi tim. Jadi
bentuk makanan yang diberikan dalam perencanaan terapi diet adalah makanan
biasa.
B. Hasil Monitoring Skrining Gizi

Monitoring pasien studi kasus berlangsung mulai tanggal 25 Januari 2012


(sebagai pra pengamatan), 26-27 Januari 2012 (sebagai pengamatan Hari I dan
Hari II), yang meliputi monitoring terhadap asupan makan pasien (konsumsi
energi dan zat-zat gizi pasien), perkembangan antropometri, perkembangan
pemeriksaan laboratorium dan perkembangan fisik klinis pasien.

15
1. Konsumsi Energi dan Zat Gizi

Konsumsi makanan ditujukan untuk mengetahui tingkat asupan energi


dan zat gizi pasien selama pengamatan. Pengamatan ini bertujuan untuk
mengetahui tingkat asupan energi dan zat gizi pasien. Asupan makanan
pasien didapatkan dari recall 24 jam.

Grafik 1. Asupan Energi

Asupan Energi
2500

2000 1921,5 1921,5 1921,5


Energi (Kal/Hari)

1500 1489,7
1380,9
1125,8 Asupan
1000
Kebutuhan
500

Pra Pengamatan Hari I Hari II


Recall 24 Jam

Berdasarkan grafik diatas terlihat asupan energi pasien masih belum


mencapai kebutuhan. Pada hasil recall menu sehari energi pasien pra
pengamatan 1380.9 Kal (71.9%), hari I 1125.8 Kal (58.6%), hari II 1489.7
(77.5%). Asupan energi masih belum mencapai kebutuhan karena pasien
mengalami mual dan muntah serta nafsu makan pasien yang menurun.

16
Grafik 2. Asupan Protein

Asupan Protein
44,65
39,2 39,2 39,2
Protein (gr/hari)

33,43
28,33
Asupan
Kebutuhan

Pra Pengamatan Hari I Hari II


Recall 24 Jam

Berdasarkan grafik diatas terlihat asupan protein pada hasil recall menu
sehari pasien pada pra pengamatan masih mencapai kebutuhan
33.43 gr (85.3%). Pada pengamatan hari I belum mencapai kebutuhan yaitu
28.33 gr (72.3%). Ini disebabkan karena nafsu makan pasien yang masih
kurang sehingga konsumsi makanan pasien yang tidak habis. Sedangkan pada
pengamatan hari II hasil recall menu sehari melebihi dari standar kebutuhan
yaitu 44.65 gr (113.65%). Ini disebabkan karena pasien mengonsumsi
makanan dari luar rumah sakit dimana ada lauk hewaninya sedangkan
kebutuhan protein pasien dibatasi (protein rendah) sehingga melebihi
kebutuhan protein.

17
Grafik 3. Asupan Lemak

Asupan Lemak
42,7 42,7 42,7
Lemak (gr/hari)

28,325
26,235
22,91
Asupan
Kebutuhan

Pra Pengamatan Hari I Hari II


Recall 24 Jam

Berdasarkan grafik diatas terlihat asupan lemak pada hasil recall menu
sehari pasien belum mencapai kebutuhan terlihat pada pra pengamatan 22.91
gr (53.7%), pengamatan hari I 26.235 (61.4%), pengamatan hari II 28.325
(66.3%). Ini disebabkan karena nafsu makan pasien yang masih kurang dan
tidak menghabiskan makanan.

Grafik 4. Asupan Karbohidrat

Asupan Karbohidrat
400
350 345,1 345,1 345,1
Karbohidrat (gr/hari)

300
250 253,33 262,63
200 191,89
Asupan
150
Kebutuhan
100
50

Pra Pengamatan Hari I Hari II


Recall 24 Jam
18
Berdasarkan grafik diatas terlihat asupan karbohidrat masih belum
mencapai kebutuhan. Pada hari I 253.33 gr (73.4%), hari II 191.89 gr
(55.6%), dan hari III 262.63 (76.1%). Ini disebabkan karena nafsu makan
pasien yang masih kurang dan tidak menghabiskan makanan.
2. Perkembangan Pengukuran Antropometri

Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari


pandang gizi, maka antropometri berhubungan dengan berbagai macam
pengukuran dimensi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.
Tabel 2. Pengukuran Antropometri

Jenis Hasil Pengukuran


Awal Akhir
Pengukuran
Berat Badan 56 kg 56 kg
Tinggi Badan 161 cm 161 cm
Status Gizi (IMT) 21.6 21.6
BBI 54.9 kg 54.9 kg

Berdasarkan tabel diatas pengukuran antropometri selama tiga hari


tidak mengalami perubahan. Ini karena pengukuran antropometri tidak akan
terjadi perubahan dalam waktu yang singkat dan sedangkan pengamatan
hanya dilakukan selama 3 hari yang relatif singkat.
3. Perkembangan Pemeriksaan Biokimia

Penilaian biokimia merupakan pemeriksaan spesimen yang diuji secara


laboratories yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh. Penilaian
biokimia digunakan untuk suatu peringatan bahwa kemungkinan akan terjadi
keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi. Banyak gejala klinis yang kurang
spesimen, maka penentuan kimia

19
faali dapat lebih banyak menolong untuk menentukan kekurangan gizi yang
spesifik.
Tabel 3. Pemeriksaan Biokimia

Jenis Hasil
Nilai Normal
Pemeriksaan 24 Januari 2012 26 Januari 2012

Ureum 10-50 mg/dl 212.2 mg/dl ( ) 193.8 mg/dl ( )


Kreatinin 0.7-1.5 mg/dl 17.49 mg/dl ( ) 11.27 mg/dl ( )
Hemoglobin 11.0-16.5 mg/dl 6.6 gr/dl ( )
GDS 60-160 mg/dl 138 mg/dl ( N)
SGOT 11-41 U/I 25 U/I (N)
SGPT 10-11 U/I 61 U/I ( )

Berdasarkan pemeriksaan laboratorium terlihat yang dilakukan


pemeriksaan kembali (26 Januari 2012) adalah ureum dan kreatinin. Ureum
dan kreatinin juga masih melebihi batas normal. Ureum dan kreatinin ini
berkaitan dengan fungsi ginjal yang sudah tidak berfungsi dengan baik.
Dimana salah satu fungsi ginjal adalah mengeluarkan produk sisa
metabolisme (termasuk ureum dan kreatinin). Ini juga dapat dilihat dari hasil
recall 24 jam (Protein) pada pengamatan hari I, konsumsi protein pasien
rendah, belum mencapai kebutuhan sehingga terjadi penurunan nilai ureum
dan kreatinin tetapi masih melebihi batas normal.
Sedangkan hasil pemeriksaan laboratorium pada tanggal 24 Januari 2012
(sebelum pengamatan) menunjukkan kadar hemoglobin yang rendah.
Rendahnya kadar hemoglobin ini berkaitan dengan fungsi ginjal dalam
membentuk eritropoeitin yang merupakan zat penting untuk sintesis eritrosit.
Karena fungsi ginjal yang menurun sehingga mempengaruhi terbentuknya
eritropoeitin yang menurun

20
menyebabkan gangguan sintesis eritrosit. Ini menyebabkan kadar hemoglobin
menjadi rendah.
4. Perkembangan Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan klinis merupakan metode yang sangat penting untuk menilai


status gizi. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi
dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi.
Tabel 4. Pemeriksaan Fisik

Jenis Nilai Normal Pra Hari I Hari II

Pemeriksaan Pengamatan
Tensi 120/80 mmHg 130/70 mmHg 160/70 mmHg 140/70 mmHg
Nadi 60-100 x/m 88 x/m 84 x/m 88 x/m
RR 20-30 x/m 20 x/m 24 x/m 20 x/m

Berdasarkan tabel diatas terlihat pemeriksaan fisik pasien untuk nadi


dan pernapasan masih dalam nilai normal. Hanya nilai tensi yang tidak
stabil. Ini berkaitan dengan fungsi ginjal pasien yang sudah tidak berfungsi
dengan baik. Karena salah satu fungsi ginjal adalah mensekresi renin yang
penting untuk mengatur tekanan darah. Ketika ginjal sudah tidak berfungsi
dengan baik mempengaruhi sekresi renin maka akan mempengaruhi tekanan
darah.
C. Hasil Motivasi Diet Melalui Konsultasi Gizi

1. Deskripsi Pemahaman Diet Pasien

Diberikan penjelasan tentang diet yang diberikan yaitu diet rendah


protein 40 gram dan rendah gram II. Diberikan penjelasan mengenai
kebutuhan zat gizi, makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan. Dalam
hal ini pasien terlihat memahami tetapi selama pengamatan pasien terlihat
tidak patuh dengan diet yang diberikan. Ini terlihat dari makanan yang tidak
dihabiskan dan masih mengonsumsi makanan dari luar rumah sakit. Oleh
sebab itu
21
selanjutnya diberikan penjelasan ke pasien agar meningkatkan nafsu
makannya dan tetap mengonsumsi makanan dari rumah sakit.
1. Observasi Sisa Makanan Pasien

Observasi sisa makanan pasien hanya dilakukan saat pasien makan


siang dan selebihnya makan pagi dan makan malam hanya melalui recall 24
jam. Observasi dilakukan selama pasien dirawat yaitu tanggal 25-27 Januari
2012. Selama observasi sisa makanan pasien terlihat makanan pasien masih
belum dihabiskan dan masih mengonsumsi makanan dari luar rumah sakit.
Ini juga terlihat dari hasil recall pasien yang masih belum mencapai
kebutuhan.
D. Evaluasi Asuhan Gizi

1. Indikator Keberhasilan Asuhan Gizi

Yang menjadi indikator keberhasilan asuhan gizi selama pengamatan


studi kasus adalah diutamakan nafsu makan dan keinginan pasien untuk
menghabiskan makan yang diberikan dari rumah sakit. Selain itu dilihat dari
tujuan diet yaitu menurunkan kadar ureum dan kreatinin dalam batas normal
dan menurunkan tekanan darah dalam batas normal. Selama pengamatan
tidak terlalu terjadi banyak perubahan tetapi pasien dalam keadaan yang
sudah membaik sehingga pasien sudah dapat keluar rumah sakit.
2. Rencana Tindak Lanjut

Hanya tetap disarankan untuk melakukan diet rendah protein dan


rendah garam. Dalam artiannya dapat mengonsumsikan makanan yang dapat
dikonsumsi dan hindari makanan yang tidak dapat dikonsumsi.

22
23

Anda mungkin juga menyukai