Anda di halaman 1dari 5

WAWASAN KEMARITIMAN

(Ekosistem Mangrove)

OLEH KELOMPOK : III

NAMA NIM

1. SITTI NURKHOLIFAH D1B116086


2. LENNA SINTA .M. MATONDANG D1B116054
3. ANDI ROSMAWATI D1B116050
4. HAJAENA D1B116206
5. DARNI D1B116190

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2017
EKOSISTEM MANGROVE

Ekosistem Hutan Mangrove

Ekosistem hutan mangrove adalah ekosistem dengan ciri khusus di mana


lantai hutannya tergenang oleh air yang tinggi permukaannya dipengaruhi oleh
pasang dan surutnya air laut. Ekosistem mangrove masuk dalam lingkup
ekosistem pantai karena ia terletak pada kawasan perbatasan antara ekosistem air
laut dan ekositem darat. Yang menarik dari ekosistem ini adalah kemampuannya
dalam menjaga keseimbangan ekosistem laut, karena hutan mangrove sejatinya
adalah tempat di mana ikan-ikan dan biota lain yang berasal dari tengah laut
melakukan reproduksi secara massal.
Ekosistem Mangrove

Ekosistem mangrove atau hutan mangrove adalah ekosistem hutan yang


ditumbuhi oleh berbagai jenis tanaman mangrove. Daerah dalam hutan mangrove
akan tergenang saat pantai sedang pasang, dan akan bebas dari genangan saat laut
surut.
Sebagai kesatuan ekosistem, mangrove dihuni oleh banyak organisme.
Adapun organisme yang dapat hidup dalam hutan mangrove adalah organisme
yang adaptif terhadap kadar mineral garam yang tinggi dari air laut. Mereka saling
berinteraksi satu sama lain untuk mencapai keseimbangan ekosistem yang terus
berlanjut.
Ekosistem mangrove sebagai ekosistem peralihan antara darat dan laut
telah diketahui mempunyai berbagai fungsi, yaitu sebagai penghasil bahan
organik, tempat berlindung berbagai jenis binatang, tempat memijah berbagai
jenis ikan dan udang, sebagai pelindung pantai, mempercepat pembentukan lahan
baru, penghasil kayu bangunan, kayu bakar, kayu arang, dan tanin (Soedjarwo,
1979). Masing-masing kawasan pantai dan ekosistem mangrove memiliki historis
perkembangan yang berbeda-beda. Perubahan keadaan kawasan pantai dan
ekosistem mangrove sangat dipengaruhi oleh faktor alamiah dan faktor campur
tangan manusia.

(Dikutip dari : Keanekaragaman Hayati dan Konservasi Ekosistem Mangrove,


Tarsoen Waryono)

Sebagai salah satu ekosistem pesisir, hutan mangrove merupakan


ekosistem yang unik dan rawan. Ekosistem ini mempunyai fungsi ekologis dan
ekonomis. Fungsi ekologis hutan mangrove antara lain : pelindung garis pantai,
mencegah intrusi air laut, habitat (tempat tinggal), tempat mencari makan (feeding
ground), tempat asuhan dan pembesaran (nursery ground), tempat pemijahan
(spawning ground) bagi aneka biota perairan, serta sebagai pengatur iklim mikro.
Sedangkan fungsi ekonominya antara lain : penghasil keperluan rumah tangga,
penghasil keperluan industri, dan penghasil bibit.
Hutan mangrove adalah hutan yang terdapat di daerah pantai yang selalu
atau secara teratur tergenang air laut dan terpengaruh oleh pasang surut air laut
tetapi tidak terpengaruh oleh iklim. Sedangkan daerah pantai adalah daratan yang
terletak di bagian hilir Daerah Aliran Sungai (DAS) yang berbatasan dengan laut
dan masih dipengaruhi oleh pasang surut, dengan kelerengan kurang dari 8%
(Departemen Kehutanan, 1994 dalam Santoso, 2000).
Menurut Nybakken (1992), hutan mangrove adalah sebutan umum yang
digunakan untuk menggambarkan suatu varietas komunitas pantai tropik yang
didominasi oleh beberapa spesies pohon-pohon yang khas atau semak-semak
yang mempunyai kemampuan untuk tumbuh dalam perairan asin. Hutan
mangrove meliputi pohon- pohon dan semak yang tergolong ke dalam 8 famili,
dan terdiri atas 12 genera tumbuhan berbunga : Avicennie, Sonneratia,
Rhyzophora, Bruguiera, Ceriops, Xylocarpus, Lummitzera, Laguncularia,
Aegiceras, Aegiatilis, Snaeda, dan Conocarpus (Bengen, 2000).
Ciri dan Karakteristik Ekosistem Mangrove
Ekosistem mangrove hanya didapati di daerah tropik dan sub-tropik. Ekosistem
mangrove dapat berkembang dengan baik pada lingkungan dengan ciri-ciri
ekologik sebagai berikut:
(a). Jenis tanahnya berlumpur, berlempung atau berpasir dengan bahan-bahan
yang berasal dari lumpur, pasir atau pecahan karang;
(b). Lahannya tergenang air laut secara berkala, baik setiap hari maupun hanya
tergenang pada saat pasang purnama. Frekuensi genangan ini akan
menentukan komposisi vegetasi ekosistem mangrove itu sendiri;
(c). Menerima pasokan air tawar yang cukup dari darat (sungai, mata air atau air
tanah) yang berfungsi untuk menurunkan salinitas, menambah pasokan unsur
hara dan lumpur;
(d). Suhu udara dengan fluktuasi musiman tidak lebih dari 5ºC dan suhu rata-rata
di bulan terdingin lebih dari 20ºC;
(e). Airnya payau dengan salinitas 2-22 ppt atau asin dengan salinitas mencapai
38 ppt;
(f). Arus laut tidak terlalu deras;
(g). Tempat-tempat yang terlindung dari angin kencang dan gempuran ombak
yang kuat;
(h). Topografi pantai yang datar/landai.
Habitat dengan ciri-ciri ekologik tersebut umumnya dapat ditemukan di
daerah-daerah pantai yang dangkal, muara-muara sungai dan pulau-pulau yang
terletak pada teluk.

Fungsi Dan Kerusakan Ekosistem Mangrove

Ekosistem mangrove dikategorikan sebagai ekosistem yang tinggi


produktivitasnya (Snedaker, 1978) yang memberikan kontribusi terhadap
produktivitas ekosistem pesisi (Harger, 1982). Dalam hal ini beberapa fungsi
ekosistem mangrove adalah sebagai berikut:
(a). Ekosistem mangrove sebagai tempat asuhan (nursery ground), tempat mencari
makan (feeding ground), tempat berkembang biak berbagai jenis krustasea,
ikan, burung biawak, ular, serta sebagai tempat tumpangan tumbuhan epifit
dan parasit seperti anggrek, paku pakis dan tumbuhan semut, dan berbagai
hidupan lainnya;
(b). Ekosistem mangrove sebagai penghalang terhadap erosi pantai, tiupan angin
kencang dan gempuran ombak yang kuat serta pencegahan intrusi air laut;
(c). Ekosistem mangrove dapat membantu kesuburan tanah, sehingga segala
macam biota perairan dapat tumbuh dengan subur sebagai makanan alami
ikan dan binatang laut lainnya;
(d). Ekosistem mangrove dapat membantu perluasan daratan ke laut dan
pengolahan limbah organik;
(e). Ekosistem mangrove dapat dimanfaatkan bagi tujuan budidaya ikan, udang
dan kepiting mangrove dalam keramba dan budidaya tiram karena adanya
aliran sungai atau perairan yang melalui ekosistem mangrove;
(f). Ekosistem mangrove sebagai penghasil kayu dan non kayu;
(g). Ekosistem mangrove berpotensi untuk fungsi pendidikan dan rekreasi .

Faktor-faktor yang Memengaruhi Kerusakan Ekosistem Mangrove

Meski memiliki banyak fungsi, kita menyadari saat ini ekosistem hutan mangrove
telah mengalami kerusakan yang cukup signifikan. Beberapa hal yang
mempengaruhi kerusakan dari ekosistem ini antara lain:

1. Pertumbuhan penduduk yang membeludak membuat pesisir pantai


digunduli dan digunakan sebagai tempat untuk bermukim.
2. Alih fungsi ekosistem mangrove menjadi kawasan tambak tradisional
yang dilakukan secara masif oleh masyarakat sekitar pantai.
3. Penebangan hutan mangrove sebagai kegiatan untuk mendapatkan kayu
bakar.

Seperti ekosistem pada umumnya, ekosistem mangrove memiliki aliran


rantai makanan, materi, dan energi yang spesifik dan berbeda dengan ekosistem
lainnya. Hal itu dikarenakan ekosistem mangrove ditinggali oleh flora dan fauna
yang khas seperti telah dijelaskan sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai