Anda di halaman 1dari 6

URGENSI BELAJAR KEBIJAKAN PUBLIK UNTUK MAHASISWA SEBAGAI

AGENT OF CHANGE DALAM MENCAPAI INDONESIA EMAS 2045


Oleh : Resty Anggraini dan Ana Uswah

Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan keanekaragaman, salah
satunya jumlah penduduk lebih dari 250 juta jiwa, Indonesia merupakan negara yang
jumlah penduduknya terbesar ke 4 di dunia. Kepadatan penduduk di tiap daerah
berbeda-beda. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah mahasiswa yang ada di
Indonesia pada tahun 2014/2015 berjumlah 5.896.419 yang berada pada perguruan
tinggi negeri dan perguruan tinggi swasta.

Mahasiswa adalah sekelompok masyarakat yang sedang belajar dalam bidang


ilmu tertentu. Posisi ini hanyalah bersifat sementara, karena mahasiswa adalah kader-
kader / penerus untuk negara. Mahasiswa sebagai ahli waris dari suatu negara, penerus
cita-cita bangsa dan masa depan bangsa. Mahasiswa harus mempunyai karakter yang
kuat untuk membangun bangsa dan negaranya, berbudi pekerti, mempunyai iman yang
kuat, mampu memahami pengetahuan dan teknologi untuk bersaing secara global,
memiliki tanggung jawab untuk memajukan negara menjadi lebih baik ke depannya
dan mewujudkan cita-cita bangsa di masa depan.

Mahasiswa merupakan pemuda yang di harapkan bangsa. Seperti pepatah


presiden Indonesia pertama yaitu Ir. Soekarno, “Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan
kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia”.
Pemuda merupakan kekuatan bangsa maka dari itu sudah seharusnya seorang pemuda
yang memiliki gelar mahasiswa mengerti tentang tata pemerintahan dan juga ranah
politik. Karena pemerintah lah yang membuat kebijakan-kebijakan untuk seluruh
masyarakat negeri ini. Akar dari kesejahteraan masyarakat merupakan dari kebijakan
publik yang di buat oleh pemerintah.

1
Pengaruh Kebijakan Publik Dalam Kehidupan Bernegara

Mungkin Sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia yang di


namakan kebijakan. Di setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah terdakang
terdapat pro-kontra dari pihak manapun. Sudah sepatutnya mahasiswa yang memiliki
julukan agen perubahan harus lah mengawasi arah kebijakan yang akan di keluarkan
oleh pemerintah. Sebelum berbicara banyak tentang kebijakn publik, kita harus
mengerti dahulu apa yang di namakan kebijakan publik

Menurut Irfan Islami, menyatakan bahwa kebijakan publik yaitu


sebuah serangkaian suatu tindakan yang telah ditetapkan dan dilaksanakan atau tidak
dilaksanakan oleh pemerintah yang memiliki suatu tujuan atau berorientasi pada suatu
tujuan tertentu dalam kepentingan semua masyarakat. Ditegaskan lagi bahwa dalam
kebijakan publik dibuat benar-benar atas nama sebuah kepentingan pubik, untuk dalam
mengatasi masalah dan dalam memenuhi keinginan dan tuntutan semua anggota
masyarakat.

Akan tetapi, menurut Carl Friedrich mengungkapkan bahwa kebijakan publik


yaitu sebuah usulan arah tindakan atau sebuah kebijakan yang diajukan oleh seseorang,
kelompok, atau sebuah pemerintah agar untuk mengatasi suatu hambatan atau untuk
memanfaatkan sebuah kesempatan pada sebuah lingkungan tertentu dalam rangka
untuk mencapai suatu tujuan atau dapat merealisasikan suatu sasaran.

Dari kedua pandangan tersebut dapat terlihat bahwa sebenarnya kebijakan


seharusnya membawa keuntungan bukan malah sebaliknya dengan memenangkan
sebelah pihak. Di dalam literatur kebijakan publik tentu selalu bermuara kepada
kerangka pembangunan sosial. Hal ini pun kerap di pandang sebagai masalah sosial,
yang menghadirkan negara sebagai institusi institusi tunggal. Dalam hal menyoroti
persoalan kesejahteraan sosial di mana negara menguasai segala sumber sektor

2
pembangunan, baik sosial politik, ekonomi, hukum, pertahanan maupun beragam
sektor pembangunan lainnya.

Expresi kebijakan publik tentu selalu merespon terhadap seperangkat tindakan,


yang dalam orientasinya selalu bermuara dan berupaya menterjemahkan kebutuhan
kongkrit di tataran akar rumput masyarakat. Sebagai suatu perubahan sosial yang di
rencanakan ternyata akan membawa dampak yang begitu besar terhadap masyarakat
Indonesia, di dalam mempertahankan hidup dan kehidupan untuk bagaimana merespon
kebutuhan dan permasalahan yang berkembang di masyarakat. Kita sadar betul bahwa,
sejatinya di dalam konteks pembangunan sosial, tentu nya akan selalu bersentuhan
degan kebijakan sosial yang di dalamnya terdapat beberapa hal hal pokok misalnya
berupa perangkat, mekanisme maupun sejumlah sistem yang pada prinsipnya
mengarahkan dan menterjemahkan tujuan tujuan pembangunan itu sendiri.

Mahasiswa Mengawal Kebijakan Yang Di Buat Oleh Pemerintah

Sejatinya sebuah kebijakan yang di keluarkan oleh pemerintah harus dikawal


oleh mahasiswa. Peran strategis mahasiswa dalam mengawal kebijakaan pemerintah
tidak harus membuat kekacauan sosial berupa aksi jalanan yang anarkis namun bisa
dilakukan dengan santun dan ikut andil dalam membangun bangsa ini dalam bentuk
kepedulian sosial.

Dalam memecahkan masalah-masalah tersebut dalam kehidupan masyarakat,


diperlukan partisipasi masyarakat yang berarti keikutsertaan masyarakat atau anggota
masyarakat secara aktif dalam perumusan kebijakan publik.. Hal itu dikarenakan
masyarakat sendiri mengetahui dalam mengalami permasalahannya. Membuat
kebijakan publik merupakan proses pembuatan keputusan untuk pengambilan
keputusan atau pengambilan kebijakan dengan cara memilih dan menilai informasi
yang ada untuk memecahkan masalah.

Mahasiswa sebagai pelaku “social control” dapat memberikan kontribusi aktif


dalam upaya mengawasi kinerja pemerintah dalam pembuatan kebijakan publik.

3
Sebagai miniatur masyarakat intelektual, sudah seharusnya mahasiswa mempunyai
ide-ide, gagasan dan pemikiran yang penuh kreatifitas.

Urgensi Belajar Kebijakan Untuk Mahasiswa

Kebijakan lah yang dapat merubah bangsa Indonesia dan pemerintah yang
membawa arah kebijakan. Jika sebuah kebijakan tidak dapat memberi pengaruh yang
baik maka mana mungkin Indonesia emas 2045 dapat tercapai. Lalu, peran seorang
mahasiswa yang merupakan “agent of change” sudah harus menyusun barisan dalam
mengawal setiap kebijakan. Mahasiswa tidak bisa selalu berdemo Tanpa memberi
kritik yang membangun serta sebuah solusi kepada pemerintah. Mahasiswa harus
mengerti terlebih dahulu makna dari sebuah kebijakan lalu di telaah dengan ilmu
kebijakan publik. Maka ketika sedang berdemonstrasi tidak hanya melihat dari sisi
negatif yang di dapat dari kebijakan tersebut. Seluruh kebijakan memiliki sisi Positif
dan sisi Negatif seperti dua sisi mata uang yang tidak dapat di pisahkan. Tetapi, sebuah
kebijakan haruslah mendapat sisi positif yang lebih banyak daripada sisi negatifnya.

Mahasiswa dituntut untuk melek politk dan juga dalam pembuatan kebijakan.
Seorang yang sedang duduk dalam kursi pemerintahan bukan lah orang yang bodoh,
tapi masyarakat tidak dapat mengelak bahwa terkadang keluarnya sebuah kebijakan
karena kepentingan satu kelompok saja. Sebelum kebijakan di sah kan, ia akan
melewati siklus kebijakan, yaitu :

1. Penyusunan Agenda
Sebelum kebijakan ditetapkan dan dilaksanakan, pembuat kebijakan perlu
menyusun agenda dengan memasukkan dan memilih masalah-masalah mana saja
yang akan dijadikan prioritas untuk dibahas. Masalah-masalah yang terkait dengan
kebijakan akan dikumpulkan sebanyak mungkin untuk diseleksi. Dalam agenda
setting juga sangat penting untuk menentukan suatu isu publik yang akan diangkat
dalam suatu agenda pemerintah. Issue kebijakan (policy issues) sering disebut juga
sebagai masalah kebijakan (policy problem).
2. Formulasi Kebijakan

4
Masalah-masalah tadi didefinisikan untuk kemudian dicari pemecahan masalah
yang terbaik. Pemecahan masalah tersebut berasal dari berbagai alternatif atau
pilihan kebijakan yang ada.
3. Legitimasi Kebijakan
Tujuan legitimasi adalah untuk memberikan otorisasi pada proses dasar
pemerintahan. Jika tindakan legitimasi dalam suatu masyarakat diatur oleh
kedaulatan rakyat, warga negara akan mengikuti arahan pemerintah.
4. Implementasi Kebijakan
Kebijakan yang telah melewati tahap-tahap pemilihan masalah tidak serta merta
berhasil dalam implementasi. Dalam rangka mengupayakan keberhasilan dalam
implementasi kebijakan, maka kendala-kendala yang dapat menjadi penghambat
harus dapat diatasi sedini mungkin.
5. Evaluasi Kebijakan.
Dalam hal ini, evaluasi dipandang sebagai suatu kegiatan fungsional. Artinya,
evaluasi kebijakan tidak hanya dilakukan pada tahap akhir saja, melainkan
dilakukan dalam seluruh proses kebijakan. Dengan demikian, evaluasi kebijakan
bisa meliputi tahap perumusan masalah-masalah kebijakan, program-program yang
diusulkan untuk menyelesaikan masalah kebijakan, implementasi, maupun tahap
dampak kebijakan.

5
DAFTAR PUSTAKA

1. Badan Pusat Statistik . https://www.bps.go.id/. Diakses pada 15 februari 2018

2. Kebijakan Publik dalam Peran Negara dan Masalah Pembangunan sosial.


https://www.kompasiana.com/lessy/kebijakan-publik-peran-negara-dan-
masalah-pembangunan-sosial_5941c3df5fafbd127870d9b4 . Diaskses pada 15
Februari 2018

3. Kebijakan publik. www.academia.edu/kebijakanpublik. Diakses pada 15 februari


2018

4. Sosial Politik. “Peran Mahasiswa Dalam Sosial Politik Untuk Mewujudkan


Indonesia Lebih Maju”. https://sosialpolitik.filsafat.ugm.ac.id/peran-mahasiswa-
dalam-sosial-politik-untuk-mewujudkan-indonesia-lebih-maju/ . Diakses pada
15 Februari 2018

5. Dunn, William. Pengantar Analisis Kebijakan Publik, Gadjah Mada University


Press, :Yogyakarta.1998. Hal 24.

Anda mungkin juga menyukai