Devita Marlina Venessa - 1707330 Revisi Heisenberg Benar

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 7

Nama : Devita Marlina Venessa

Nim : 1707330

SPS Pendidikan Kimia 2017 B

2. Turunkan Prinsip Ketidakpastian Heisenberg berikut:

Prinsip ketidakpastian Heisenberg menyatakan bahwa ada batasan mendasar terhadap


ketepatan dimana pasangan sifat-sifat fisik partikel tertentu (variabel pelengkap) dapat
diukur secara bersamaan. Prinsip ketidakpastian Heisenberg memiliki dukungan yang tak
terbantahkan, namun asal usul prinsip ini tidak dapat dijelaskan. Jika variabel pelengkap
partikel dianggap sebagai bilangan kompleks - misalnya, dalam menghitung posisi partikel,
diperlukan ruang koordinat vektor yang kompleks, bukan ruang Cartesian - maka asal batas
bawah prinsip ketidakpastian Heisenberg dapat ditentukan. Oleh karena berdasarkan pada
kenyataan bahwa sebuah partikel bergerak harus dipandang sebagai sekelompok gelombang
de Broglie dalam keadaan tertentu. Alih – alih sebagai suatu kuantitas yang terlokalisasi
menimbulkan batas dasar pada ketetapan pengukuran sifat partikel yang dapat diukur
misalnya kedudukan momentum.
Jika A dan B dianggap sebagai sepasang variabel pelengkap, seperti posisi dan
momentum, dan jika ∆A dan ∆B adalah ketidakpastian yang terkait dengan pasangan ini,
maka prinsip ketidakpastian Heisenberg menyatakan :

∆A ∆B ≥ (persamaan 1)
𝟐

Walaupun asal matematika prinsip ketidakpastian Heisenberg diketahui dan dasarnya secara
eksperimen telah diverifikasi, asal sifat fisiknya tidak diketahui. Pertanyaan seperti mengapa
terdapat batas bawah pada ketidakpastian untuk dua variabel kompleks belum dapat terjawab.
Kuantitas tertentu, seperti posisi, energi dan waktu merupakan sesutu yang tidak diketahui
sebagai prinsip ketidakpastian heisenberg, kecuali probabilitas. Probabilitas memberikan
pada kita nilai kemungkinan untuk keantitas ini tetapi asal fisik probabilitasnya tidak
diketahui.
Untuk menjelaskan asal usul matematis dari prinsip ketidakpastian Heisenberg, kita
perhatikan penjelasan dibawah ini :
1. Partikel dalam Ruang Vektor (garis) yang Kompleks
Mari kita pertimbangkan sebuah partikel berhingga dalam ruang 1 dimensi seperti yang
diilustrasikan pada Gambar 1; garis merah mewakili partikel dengan lebar 𝛿𝑟.
Gambar 1. Partikel dalam ruang 1 dimensi

Pada gambar 1, kita dapat dengan mudah menentukan koordinatnya dalam kondisi garis 1
dimensi. Namun, kita ketahui bahwa materi/partikel selalu dalam keadaan gelombang,
sehingga gambar 1 tidak tepat karena mengandaikan representasi dalam ruang berdimensi
datar. Anggaplah partikel yang sama dalam keadaan gelombang tertentu seperti yang
digambarkan pada gambar 2 dibawah ini:

Gambar 2. Partikel dalam ruang melengkung

Seperti telah disebutkan sebelumnya, partikel adalah dalam ruang 1 dimensi, tetapi
menentukan koordinat hanya dalam keadaan satu paramater dalam ruang melengkung
tidaklah mungkin. Untuk menyelesaikan masalah ini kita dapat menganggap garis
melengkung adalah sebuah bidang kompleks. Bidang kompleks ini memberikan kita
infomarsi terhadap koordinat dalam sebuah ruang melengkung dengan garis nyata yang
memberikan koordinat dalam sebuah ruang normal 1 dimensi. Oleh karena itu, posisi partikel
dalam gelombang dapat dinyatakan dalam bentuk 1-dimensi; ruang vektor (garis kompleks)
ℂ1 = ℂ
2. Penurunan menentukan asal batas bawah dalam prinsip ketidakpastian
Untuk kontruksi ini, kita harus mengingat prinsip ketidakpastian untuk pasangan pada posisi
dan momentum dapat diobservasi. Jika x (posisi) dan p (momentum) seharusnya merupakan
pasangan variabel pelengkap (sifat-sifat fisik tertentu) dan jika ∆x dan ∆p adalah
ketidakpastian yang terkait dengan pasangan tersebut, maka prinsip ketidakpastian
Heisenberg menyatakan :

∆x ∆p ≥ (persamaan 2)
𝟐

Untuk sebuah partikel yang diam, frekuensi (f) dihubungkan yang tergantung pada massa (m)
:
𝒎𝒄𝟐
𝒇= (persamaan 3)
𝒉
Hal ini menunjukkan bahwa bahkan saat keadaan diam partikel berada dalam keadaan yang
berubah. Jika kita menerapkan perubahan ini dalam gambar 2, kita dapat mengatakan bahwa
partikel dalam 1 dimensi akan bertindak seperti senar yang bergetar. Kita tunjukkan panjang
garis sebenarnya sebagai 𝛿r, panjang garis imajiner sebagai 𝛿i, dan panjang total sebagai ℓx.
Panjang total |ℓx| akan selalu konstan tetapi 𝛿r dan 𝛿i akan berubah seiring waktu. Panjang
total ℓx dapat dinyatakan dalam bentuk 𝛿r dan 𝛿i yang diberikan dalam koordinat polar [6]:

ℓx ri (persamaan 4)

dengan 𝛿r dan 𝛿i bergantung pada |ℓx| dan sebuah frekuensi sudut sebagai :

𝜹𝐫 = |𝓵𝐱|𝐬𝐢𝐧(𝛚𝐭) (persamaan 5)

𝜹𝐢 = |𝓵𝐱|𝐜𝐨𝐬(𝛚𝐭) (persamaan 6)
Dimana : 𝛚 = 𝟐𝝅𝒇 (persamaan 7)

Jika kita menentukan (plot) 𝛿r dan 𝛿i dalam bidang kompleks, kita mencari jari-jari lingkaran
|ℓx|, lihat pada gambar 3. Keliling lingkaran sama dengan panjang gelombang partikel dan panjang
gelombang partikel diberikan sebagai (jika kita menganggap partikel adalah elektron maka panjang
gelombang ini sama dengan panjang gelombang compton) persamaan 8:
𝒉
𝝀= (persamaan 8)
𝒎𝒄

Gambar 3. Plot 𝛿r dan 𝛿i dalam bidang kompleks


Jari-jari lingkaran |ℓx| akan menjadi 2𝜋|ℓ𝑥| = 𝜆 (karena 2𝜋 kali jari-jari sama dengan keliling
lingkaran), ingat C = 2𝜋𝑟

Sehingga didapatlah jari-jari lingkaran yaitu :


𝝀
|𝓵𝒙| = (persamaan 9)
𝟐𝝅
Jika kita mencoba mengukur posisi partikel (Δ𝑥) yang berada pada posisi diam dan berada
pada titik asal (lihat gambar 4), kita tidak akan mendapatkan 0, karena ℓ𝑥 tidak nol, namun
akan sama dengan setengah dari ℓ𝑥

Gambar 4. Partikel dalam keadaan diam pada asalnya


Oleh karena itu kita dapat mengatakan bahwa ketidakpastian yang terkait dengan pengukuran posisi
partikel akan terjadi:
|𝓵𝒙| 𝝀 𝒉
𝚫𝒙 = = = ... Persamaan (10)
𝟐 𝟒𝝅 𝟒𝝅𝒎𝒄

Sedangkan untuk momentum partikel diberikan dengan hubungan de Broglie:


𝒉
𝒑= (persamaan 11)
𝝀

Jika kita bandingkan persamaan 11 dengan persamaan 8 sebelumya, kita menemukan


momentumnya menjadi
ℎ ℎ
Ingat sebelumnya 𝑝 = 𝜆 sedangkan 𝜆 = 𝑚𝑐

Sehingga didapat 𝑝 = ℎ
𝑚𝑐
atau

𝒑 = 𝒎𝒄 (persamaan 12)

Ketika sebuah partikel dalam keadaan diam, momentum partikel adalah nol. Namun, jika kita
membayangkan partikel dalam bentuk gelombang maka momentum yang berhubungan
dengan partikel, bahkan saat keadaan diam, bukanlah nol karena partikel mempunyai
beberapa kecepatan internal yang terkait dengan gelombang. Oleh karena itu kita dapat
menganggap bahwa ketidakpastian dalam mengukur momentum partikel adalah mc.
𝚫𝒑𝒙 = 𝒎𝒄 (persamaan 13)

Jika kita mengalikan persamaan 13 dan persamaan 10, kita akan memperoleh persamaan
dibawah ini :
|ℓ𝑥| 𝜆 ℎ
Δ𝑥 = 2
= 4𝜋
= 4𝜋𝑚𝑐
ℎ 𝒉
Δ𝑥Δ𝑝𝑥 = 4𝜋𝑚𝑐
𝑚𝑐 (persamaan 14) atau 𝚫𝒙. 𝚫𝒑𝒙 =
𝟒𝝅

Dari persamaan tersebut kita dapat batas bawah dalam prinsip ketidakpastian Heisenberg
𝒉
adalah 𝟒𝝅, sehingga persamaan dapat ditulis sebagai

𝒉
𝚫𝒙. 𝚫𝒑𝒙 ≥
𝟒𝝅

Jika persamaan momentum diganti dengan mc atau mv didapat persamaanya yaitu


𝒉
𝚫𝒙. 𝚫(𝒎𝒗)𝒙 ≥
𝟒𝝅

Jika kita mensubstitusi persamaan tetapan planck tereduksi atau konstanta dirac (ℏ) yang
menyatakan bahwa ℏ = ℎ/2𝜋, didapatlah persamaan :

𝒉
𝚫𝒙. 𝚫𝒑𝒙 =
𝟒𝝅

ℏ. 𝟐𝝅
𝚫𝒙𝚫𝒑𝒙 =
𝟒𝝅

ℏ.
𝚫𝒙𝚫𝒑𝒙 = (Persamaan 15)
𝟐

Dari persamaan tersebut dapat batas bawah dalam prinsip ketidakpastian Heisenberg adalah
ℏ.
, sehingga persamaan dapat ditulis sebagai
𝟐

ℏ.
𝚫𝒙𝚫𝒑𝒙 ≥
𝟐

Dari persamaan 15, kita dapat melihat bahwa batas bawah presisi untuk pasangan
komplementer (posisi dan momentum) timbul dari gelombang partikel diruang vektor
kompleks. Ada ketidakpastian karena kita mengukur pasangan komplementer dalam ruang
vektor nyata. Jika kita mengambil ruang vektor kompleks sebagai pertimbangan,
ketidakpastian yang disebut ini benar-benar memberi kita pengukuran partikel secara internal.
3. Pembuktian melalui Difraksi Celah Tunggal karena Ruang Vektor Kompleks
Difraksi dengan celah tunggal biasanya dijelaskan dengan bantuan prinsip ketidakpastian
Heisenberg. Namun, dengan diperkenalkannya ruang vektor yang kompleks, hal ini adalah
penting bahwa sejumlah difraksi juga diberikan. Jika fisika klasik mengasumsikan dimana
prinsip ketidakpastian Heisenberg tidak berlaku, hasil dari celah akan menjadi puncak
tunggal dalam intensitas, seperti yang digambarkan pada gambar 5. Namun demikian, hasil
sebenarnya adalah pola interfensi yang diilustrasikan dalam gambar 6.
Gambar 5. Gambaran fisika klasik pada hasil difraksi celah tunggal, dengan Prinsip
Ketidakpastian Heisenberg

Gambar 6. Hasil sebenarnya pada eksperimen celah tunggal menghasilkan interfensi

Dari gambar tersebut kita dapat menjelaskan bahwa elektron berprilaku seperti gelombang,
maka elektron akan mengalami difraksi pada celah tersebut, dan alat fotografis yang
ditempatkan akan memperlihatkan sebuah pola difraksi khas (Gambar 6). Pada gambar 6, kita
dapat melihat ketidakpastian momentum dalam arah y sebagai Δ𝑃𝑥i dan pergeseran dalam
posisi sebagai ΔXi, namun dengan catatan bahwa kita mengingat variabel-variabel ini sebagai
ruang vektor kompleks.
𝒉
𝚫𝒙𝒊𝚫𝑷𝒙𝒊 = 𝟒𝝅 (persamaan 16)

Dalam percobaan ini hanya komponen imajiner (i) dari vektor kompleks yang
dipertimbangkan, oleh karena itu dari persamaan (6) dapat dikatakan bahwa ketidakpastian
posisi sepanjang garis imajiner diberikan oleh :
𝚫𝒙𝒊 = |𝓵𝒙| 𝐜𝐨𝐬(𝝎𝒕) (persamaan 17)

Dipersamaan 11, keseluruhan keliling diperhitungkan. Disini kita hanya perlu


mempertimbangkan garis imajiner (i), jadi Δ𝑃𝑥i dapat dinyatakan sebagai :
𝒉 𝜆
Ingat : 𝒑 = , karena keliling lingkaran adalah 𝜆 = 2𝛑|ℓ𝑥|, jadi |ℓ𝑥| = 2𝜋
𝝀
|ℓ𝑥| 𝜆
ingat sebelumnya Δ𝑥 = = , sehingga 𝜆 = Δ𝑥 4𝜋
2 4𝜋

Kita kalikan persamaan 17 dan 18, kita akan memperoleh

𝐡
𝚫𝑷𝒙𝒊 =
𝟒𝛑|𝓵𝐱| 𝐜𝐨𝐬(𝛚𝐭)
(persamaan 18)
𝐡
𝚫𝒙𝒊 𝚫𝑷𝒙𝒊 = |𝓵𝒙| 𝐜𝐨𝐬(𝝎𝒕)
𝟒𝛑|𝓵𝐱| 𝐜𝐨𝐬(𝛚𝐭)
𝒉
𝚫𝒙𝒊 𝚫𝑷𝒙𝒊 = (persaman 19)
𝟒𝝅
𝒉
𝚫𝒙𝒊 𝚫𝑷𝒙𝒊 ≥ (persamaan 19)
𝟒𝝅

Sebagai Persamaan (19) dan (16) sama, ini akan membuka kemungkinan bahwa difraksi yang
dihasilkan oleh celah tunggal disebabkan oleh gelombang partikel dalam ruang vektor yang
kompleks.

Anda mungkin juga menyukai