Anda di halaman 1dari 46

TUMPANG SARI ANATARA JAGUNG DENGAN KEDELAI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tumpangsari merupakan suatu usaha menanam beberapa jenis tanaman


pada lahan dan waktu yang sama, yang diatur sedemikian rupa dalam barisan-
barisan tanaman. Penanaman dengan cara ini bisa dilakukan pada dua atau lebih
jenis tanaman yang relatif seumur, misalnya jagung dan kacang kedelai atau bisa
juga pada beberapa jenis tanaman yang umurnya berbeda-beda. Untuk dapat
melaksanakan pola tanam tumpangsari secara baik perlu diperhatikan beberapa
faktor lingkungan yang mempunyai pengaruh di antaranya ketersediaan air,
kesuburan tanah, sinar matahari dan hama penyakit. Sistem tanam tumpangsari
mempunyai banyak keuntungan yang tidak dimiliki pada pola tanam monokultur.
Monokultur, adalah menanam sejenis tanaman pada satu lahan. Beberapa
keuntungan pada pola tumpangsari antara lain: 1) akan terjadi peningkatan
efisiensi (tenaga kerja, pemanfaatan lahan maupun penyerapan sinar matahari), 2)
dalam satu areal diperoleh produksi lebih dari satu komoditas, 3) tetap
mempunyai peluang mendapatkan hasil manakala satu jenis tanaman yang
diusahakan gagal dan 4) kombinasi beberapa jenis tanaman dapat menciptakan
beberapa jenis tanaman dapat menciptakan stabilitas biologis sehingga dapat
menekan serangan hama dan penyakit serta mempertahankan kelestarian sumber
daya lahan dalam hal ini kesuburan tanah.

1.2 Tujuan dan Kegunaan

1). Mahasiswa mengenal monokultur dan tumpang sari serta dapat


mempelajari pengaruh tanaman sela terhadap pertumbuhan dan hasil
tanaman pokok.
2). Mahasiswa dapat membandingkan pertumbuhan dan produksi jagung dan
kacang kedelai secara monokultur dan tumpang sari.

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistematika dan Botani

A. Botani Kacang Kedelai

Taksonomi
Dalam dunia tumbuhan, kacang kedelai diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Filum : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Upafamili : Faboidae
Genus : Glycine
Spesies : Glycine soja L.
B. Morfologi Tanaman
 Biji
Biji kedelai berkeping dua, terbungkus kulit biji dan tidak
mengandung jaringan endospperma. Embrio terletak di antara
keping biji. Warna kulit biji kuning, hitam, hijau, coklat. Pusar biji
(hilum) adalah jaringan bekas biji melekat pada dinding buah.
Bentuk biji kedelai umumnya bulat lonjong tetapai ada pula yang
bundar atau bulat agak pipih.
 Kecambah
Biji kedelai yang kering akan berkecambah bila memperoleh air
yang cukup. Kecambah kedelai tergolong epigeous, yaitu keping
biji muncul diatas tanah. Warna hipokotil, yaitu bagian batang
kecambah dibawah kepaing, ungu atau hijau yang berhubungan
dengan warna bunga. Kedelai yang berhipokotil ungu berbunga

2
ungu, sedang yang berhipokotil hijau berbunga putih. Kecambah
kedelai dapat digunakan sebagai sayuran (tauge).
 Perakaran
 Tanaman kedelai mempunyai akar tunggang yang membentuk
akar-akar cabang yang tumbuh menyamping (horizontal) tidak jauh
dari permukaan tanah. Jika kelembapan tanah turun, akar akan
berkembang lebih ke dalam agar dapat menyerap unsur hara dan
air. Pertumbuhan ke samping dapat mencapai jarak 40 cm, dengan
kedalaman hingga 120 cm. Selain berfungsi sebagai tempat
bertumpunya tanaman dan alat pengangkut air maupun unsur hara,
akar tanaman kedelai juga merupakan tempat terbentuknya bintil-
bintil akar. Bintil akar tersebut berupa koloni bakteri pengikat
nitrogen Bradyrhizobium japonicum yang bersimbiosis secara
mutualis dengan kedelai. Pada tanah yang telah mengandung
bakteri ini, bintil akar mulai terbentuk sekitar 15 – 20 hari setelah
tanam. Bakteri bintil akar dapat mengikat nitrogen langsung dari
udara dalam bentuk gas N2 yang kemudian dapat digunakan oleh
kedelai setelah dioksidasi menjadi nitrat (NO3).
 Batang
Kedelai berbatang dengan tinggi 30–100 cm. Batang dapat
membentuk 3 – 6 cabang, tetapi bila jarak antar tanaman rapat,
cabang menjadi berkurang, atau tidak bercabang sama sekali. Tipe
pertumbuhan batang dapat dibedakan menjadi terbatas
(determinate), tidak terbatas (indeterminate), dan setengah terbatas
(semi-indeterminate). Tipe terbatas memiliki ciri khas berbunga
serentak dan mengakhiri pertumbuhan meninggi. Tanaman pendek
sampai sedang, ujung batang hampir sama besar dengan batang
bagian tengah, daun teratas sama besar dengan daun batang tengah.
Tipe tidak terbatas memiliki ciri berbunga secara bertahap dari
bawah ke atas dan tumbuhan terus tumbuh. Tanaman berpostur
sedang sampai tinggi, ujung batang lebih kecil dari bagian tengah.

3
Tipe setengah terbatas memiliki karakteristik antara kedua tipe
lainnya.
 Bunga
Bunga kedelai termasuk bunga sempurna yaitu setiap bunga
mempunyai alat jantan dan alat betina. Penyerbukan terjadi pada
saat mahkota bunga masih menutup sehingga kemungkinan kawin
silang alami amat kecil. Bunga terletak pada ruas-ruas batang,
berwarna ungu atau putih. Tidak semua bunga dapat menjadi
polong walaupun telah terjadi penyerbukan secara sempurna.
Sekitar 60% bunga rontok sebelum membentuk polong.
 Buah
Buah kedelai berbentuk polong. Setiap tanaman mampu
menghasilkan 100 – 250 polong. Polong kedelai berbulu dan
berwarna kuning kecoklatan atau abu-abu. Selama proses
pematangan buah, polong yang mula-mula berwarna hijau akan
berubah menjadi kehitaman.
 Daun
Pada buku (nodus) pertama tanaman yang tumbuh dari biji
terbentuk sepasang daun tunggal. Selanjutnya, pada semua buku di
atasnya terbentuk daun majemuk selalu dengan tiga helai. Helai
daun tunggal memiliki tangkai pendek dan daun bertiga
mempunyai tangkai agak panjang. Masing-masing daun berbentuk
oval, tipis, dan berwarna hijau. Permukaan daun berbulu halus
(trichoma) pada kedua sisi. Tunas atau bunga akan muncul pada
ketiak tangkai daun majemuk. Setelah tua, daun menguning dan
gugur, mulai dari daun yang menempel di bagian bawah batang.

C. Syarat Tumbuh
Iklim
1. Tanaman kedelai sebagian besar tumbuh di daerah yang beriklim
tropis dan subtropis. Sebagai barometer iklim yang cocok bagi kedelai
adalah bila cocok bagi tanaman jagung. Bahkan daya tahan kedelai

4
lebih baik daripada jagung. Iklim kering lebih disukai tanaman kedelai
dibandingkan iklim lembab.
2. Tanaman kedelai dapat tumbuh baik di daerah yang memiliki curah
hujan sekitar 100-400 mm/bulan. Sedangkan untuk mendapatkan hasil
optimal, tanaman kedelai membutuhkan curah hujan antara 100-200
mm/bulan.
3. Suhu yang dikehendaki tanaman kedelai antara 21-34 derajat C, akan
tetapi suhu optimum bagi pertumbuhan tanaman kedelai 23-27 derajat
C. Pada proses perkecambahan benih kedelai memerlukan suhu yang
cocok sekitar 30 derajat C.
4. Saat panen kedelai yang jatuh pada musim kemarau akan lebih baik
dari pada musim hujan, karena berpengaruh terhadap waktu
pemasakan biji dan pengeringan hasil.

Media Tanam
1. Pada dasarnya kedelai menghendaki kondisi tanah yang tidak terlalu
basah, tetapi air tetap tersedia. Jagung merupakan tanaman indikator
yang baik bagi kedelai. Tanah yang baik ditanami jagung, baik pula
ditanami kedelai.
2. Kedelai tidak menuntut struktur tanah yang khusus sebagai suatu
persyaratan tumbuh. Bahkan pada kondisi lahan yang kurang subur dan
agak asam pun kedelai dapat tumbuh dengan baik, asal tidak tergenang
air yang akan menyebabkan busuknya akar. Kedelai dapat tumbuh baik
pada berbagai jenis tanah, asal drainase dan aerasi tanah cukup baik.
3. Tanah-tanah yang cocok yaitu: alluvial, regosol, grumosol, latosol dan
andosol. Pada tanah-tanah podsolik merah kuning dan tanah yang
mengandung banyak pasir kwarsa, pertumbuhan kedelai kurang baik,
kecuali bila diberi tambahan pupuk organik atau kompos dalam jumlah
cukup.
4. Tanah yang baru pertama kali ditanami kedelai, sebelumnya perlu
diberi bakteri Rhizobium, kecuali tanah yang sudah pernah ditanami
Vigna sinensis (kacang panjang). Kedelai yang ditanam pada tanah

5
berkapur atau bekas ditanami padi akan lebih baik hasilnya, sebab
tekstur tanahnya masih baik dan tidak perlu diberi pemupukan awal.
5. Kedelai juga membutuhkan tanah yang kaya akan humus atau bahan
organik. Bahan organik yang cukup dalam tanah akan memperbaiki
daya olah dan juga merupakan sumber makanan bagi jasad renik, yang
akhirnya akan membebaskan unsur hara untuk pertumbuhan tanaman.
6. Tanah berpasir dapat ditanami kedelai, asal air dan hara tanaman untuk
pertumbuhannya cukup. Tanah yang mengandung liat tinggi,
sebaiknya diadakan perbaikan drainase dan aerasi sehingga tanaman
tidak kekurangan oksigen dan tidak tergenang air waktu hujan besar.
Untuk memperbaiki aerasi, bahan organik sangat penting artinya.
7. Toleransi keasaman tanah sebagai syarat tumbuh bagi kedelai adalah
pH= 5,8-7,0 tetapi pada pH 4,5 pun kedelai dapat tumbuh. Pada pH
kurang dari 5,5 pertumbuhannya sangat terlambat karena keracunan
aluminium. Pertumbuhan bakteri bintil dan proses nitrifikasi (proses
oksidasi amoniak menjadi nitrit atau proses pembusukan) akan berjalan
kurang baik.
8. Dalam pembudidayaan tanaman kedelai, sebaiknya dipilih lokasi yang
topografi tanahnya datar, sehingga tidak perlu dibuat teras-teras dan
tanggul.

Ketinggian Tempat
Varietas kedelai berbiji kecil, sangat cocok ditanam di lahan dengan
ketinggian 0,5- 300 m dpl. Sedangkan varietasi kedelai berbiji besar cocok
ditanam di lahan dengan ketinggian 300-500 m dpl. Kedelai biasanya akan
tumbuh baik pada ketinggian tidak lebih dari 500 m dpl.

D. Botani Jagung

Taksonomi
Taksonomi

6
Kingdom :Plantae(Tumbuhan)
Subkingdom :Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi :Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi :Magnoliophyta (Tumbuh an berbunga)
Kelas :Liliopsida (berkeping satu/monokotil)
Sub Kelas :Commelinidae
Ordo :Poales
Famili :Poaceae(sukurumput-rumputan)
Genus :Zea
Spesies : Zea mays L

E. Morfologi Tanaman

Tanaman jagung termasuk famili rumput-rumputan (graminae) darisubfamili


myadeae. Dua famili yang berdekatan dengan jagung adalahteosinte dan
tripsacum yang diduga merupakan asal dari tanaman jagung.Teosinte berasal
dari Meksico dan Guatemala sebagai tumbuhan liar didaerah pertanaman
jagung.

Sistem Perakaran

Jagung mempunyai akar serabut dengan tiga macam akar, yaitu (a)
akar seminal, (b) akar adventif, dan (c) akar kait atau penyangga. Akar
seminaladalah akar yang berkembang dari radikula dan embrio. Pertumbuhan
akar seminal akan melambat setelah plumula muncul ke permukaan tanah
danpertumbuhan akar seminal akan berhenti pada fase V3. Akar adventif
adalahakar yang semula berkembang dari buku di ujung mesokotil, kemudian
setakar adventif berkembang dari tiap buku secara berurutan dan terus keatas
antara 7-10 buku, semuanya di bawah permukaan tanah. Akar
adventif berkembang menjadi serabut akar tebal. Akar seminal hanya
sedikitberperan dalam siklus hidup jagung. Akar adventif berperan

7
dalampengambilan air dan hara. Bobot total akar jagung terdiri atas 52%
akar adventif seminal dan 48% akar nodal. Akar kait atau penyangga adalah
akar adventif yang muncul pada dua atau tiga buku di atas permukaan
tanah.Fungsi dari akar penyangga adalah menjaga tanaman agar tetap tegak
danmengatasi rebah batang. Akar ini juga membantu penyerapan hara dan
air.Perkembangan akar jagung (kedalaman dan penyebarannya)bergantung
pada varietas, pengolahan tanah, fisik dan kimia tanah, keadaanair tanah, dan
pemupukan. Akar jagung dapat dijadikan indikator toleransitanaman terhadap
cekaman aluminium. Tanaman yang toleran aluminium,tudung akarnya
terpotong dan tidak mempunyai bulu-bulu akar (Syafruddin2002). Pemupukan
nitrogen dengan takaran berbeda menyebabkanperbedaan perkembangan.

Batang dan Daun

Tanaman jagung mempunyai batang yang tidak bercabang, berbentuksilindris,


dan terdiri atas sejumlah ruas dan buku ruas. Pada buku ruasterdapat tunas
yang berkembang menjadi tongkol. Dua tunas teratasberkembang menjadi
tongkol yang produktif. Batang memiliki tigakomponen jaringan utama, yaitu
kulit (epidermis), jaringan pembuluh(bundles vaskuler), dan pusat batang
(pith). Bundles vaskuler tertata dalam lingkaran konsentris dengan kepadatan
bundles yang tinggi, dan lingkaran-lingkaran menuju perikarp dekat epidermis.
Kepadatan bundles berkurangbegitu mendekati pusat batang. Konsentrasi
bundles vaskuler yang tinggi dibawah epidermis menyebabkan batang tahan
rebah. Genotipe jagung yangmepunyai batang kuat memiliki lebih banyak
lapisan jaringan sklerenkimberdinding tebal di bawah epidermis batang dan
sekeliling bundles vaskuler (Paliwal 2000). Terdapat variasi ketebalan kulit
antargenotipe yang dapatdigunakan untuk seleksi toleransi tanaman terhadap
rebah batang.Sesudah koleoptil muncul di atas permukaan tanah, daun jagung
mulaiterbuka. Setiap daun terdiri atas helaian daun, ligula, dan pelepah
daunyang erat melekat pada batang. Jumlah daun sama dengan jumlah
bukubatang. Jumlah daun umumya berkisar antara 10-18 helai, rata-
ratamunculnya daun yang terbuka sempurna adalah 3-4 hari setiap

8
daun.Tanaman jagung di daerah tropis mempunyai jumlah daun relatif
lebihbanyak dibanding di daerah beriklim sedang (temperate) (Paliwal
2000).Genotipe jagung mempunyai keragaman dalam hal panjang, lebar,
tebal,sudut, dan warna pigmentasi daun. Lebar helai daun dikategorikan
mulaidari sangat sempit (< 5 cm), sempit (5,1-7 cm), sedang (7,1-9 cm),
lebar (9,1-11 cm), hingga sangat lebar (>11 cm). Besar sudut daun
mempengaruhitipe daun. Sudut daun jagung juga beragam, mulai dari sangat
kecil hinggasangat besar (Gambar 1). Beberapa genotipe jagung memiliki
antocyaninpada helai daunnya, yang bisa terdapat pada pinggir daun atau
tulang daun.Intensitas warna antocyanin pada pelepah daun bervariasi, dari
sangatlemah hingga sangat kuat.Bentuk ujung daun jagung berbeda, yaitu
runcing, runcing agak bulat,bulat, bulat agak tumpul, dan tumpul (Gambar 2).
Berdasarkan letak posisidaun (sudut daun) terdapat dua tipe daun jagung, yaitu
tegak (erect) danmenggantung (pendant). Daun erect biasanya memiliki sudut
antara kecilsampai sedang, pola helai daun bisa lurus atau bengkok. Daun
pendantumumnya memiliki sudut yang lebar dan pola daun bervariasi dari
lurussampai sangat bengkok. Jagung dengan tipe daun erect memiliki kanopi
kecil sehingga dapat ditanam dengan populasi yang tinggi. Kepadatantanaman
yang tinggi diharapkan dapat memberikan hasil yang tinggi pula.

Bunga

Jagung disebut juga tanaman berumah satu (monoeciuos) karena bunga jantan
dan betinanya terdapat dalam satu tanaman. Bunga betina, tongkol,muncul dari
axillary apices tajuk. Bunga jantan (tassel) berkembang darititik tumbuh apikal
di ujung tanaman. Pada tahap awal, kedua bunga memilikiprimordia bunga
biseksual. Selama proses perkembangan, primordiastamen pada axillary bunga
tidak berkembang dan menjadi bunga betina.Demikian pula halnya primordia
ginaecium pada apikal bunga, tidakberkembang dan menjadi bunga jantan
(Palliwal 2000). Serbuk sari (pollen)adalah trinukleat. Pollen memiliki sel
vegetatif, dua gamet jantan danmengandung butiran-butiran pati. Dinding
tebalnya terbentuk dari dualapisan, exine dan intin, dan cukup keras. Karena

9
adanya perbedaanperkembangan bunga pada spikelet jantan yang terletak di
atas dan bawahdan ketidaksinkronan matangnya spike, maka pollen pecah
secara kontinudari tiap tassel dalam tempo seminggu atau lebih.Rambut jagung
(silk) adalah pemanjangan dari saluran stylar ovary yangmatang pada tongkol.
Rambut jagung tumbuh dengan panjang hingga 30,5cm atau lebih sehingga
keluar dari ujung kelobot. Panjang rambut jagungbergantung pada panjang
tongkol dan kelobot.Tanaman jagung adalah protandry, di mana pada sebagian
besar varietas, bunga jantannya muncul (anthesis) 1-3 hari sebelum rambut
bungabetina muncul (silking). Serbuk sari (pollen) terlepas mulai dari
spikeletyang terletak pada spike yang di tengah, 2-3 cm dari ujung malai
(tassel),kemudian turun ke bawah. Satu bulir anther melepas 15-30 juta serbuk
sari.Serbuk sari sangat ringan dan jatuh karena gravitasi atau tertiup
anginsehingga terjadi penyerbukan silang. Dalam keadaan tercekam
(stress)karena kekurangan air, keluarnya rambut tongkol kemungkinan
tertunda, sedangkan keluarnya malai tidak terpengaruh. Interval antara
keluarnyabunga betina dan bunga jantan (anthesis silking interval,

ASI) adalah halyang sangat penting. ASI yang kecil menunjukkan terdapat
sinkronisasipembungaan, yang berarti peluang terjadinya penyerbukan
sempurnasangat besar. Semakin besar nilai ASI semakin kecil sinkronisasi
pembungaandan penyerbukan terhambat sehingga menurunkan hasil. Cekaman
abiotisumumnya mempengaruhi nilai ASI, seperti pada cekaman kekeringan
dantemperatur tinggi.Penyerbukan pada jagung terjadi bila serbuk sari dari
bunga jantanmenempel pada rambut tongkol. Hampir 95% dari persarian
tersebut berasaldari serbuk sari tanaman lain, dan hanya 5% yang berasal dari
serbuk saritanaman sendiri. Oleh karena itu, tanaman jagung disebut tanaman
bersarisilang (cross pollinated crop), di mana sebagian besar dari serbuk sari
berasaldari tanaman lain. Terlepasnya serbuk sari berlangsung 3-6 hari,
bergantungpada varietas, suhu, dan kelembaban. Rambut tongkol tetap reseptif
dalam3-8 hari. Serbuk sari masih tetap hidup (viable) dalam 4-16 jam
sesudahterlepas (shedding). Penyerbukan selesai dalam 24-36 jam dan biji
mulaiterbentuk sesudah 10-15 hari. Setelah penyerbukan, warna rambut

10
tongkolberubah menjadi coklat dan kemudian kering.

Tongkol dan Biji

Tanaman jagung mempunyai satu atau dua tongkol, tergantung varietas.Tongkol


jagung diselimuti oleh daun kelobot. Tongkol jagung yang terletakpada bagian
atas umumnya lebih dahulu terbentuk dan lebih besar dibanding yang terletak
pada bagian bawah. Setiap tongkol terdiri atas 10-16 baris biji yang jumlahnya
selalu genap.Biji jagung disebut kariopsis, dinding ovari atau perikarp menyatu
dengankulit biji atau testa, membentuk dinding buah. Biji jagung terdiri atas
tigabagian utama, yaitu (a) pericarp, berupa lapisan luar yang tipis,
berfungsimencegah embrio dari organisme pengganggu dan kehilangan air;
(b)endosperm, sebagai cadangan makanan, mencapai 75% dari bobot biji yang
mengandung 90% pati dan 10% protein, mineral, minyak, dan lainnya; dan(c)
embrio (lembaga), sebagai miniatur tanaman yang terdiri atas plamule,akar
radikal, scutelum, dan koleoptil (Hardman and Gunsolus 1998).Pati endosperm
tersusun dari senyawa anhidroglukosa yang sebagianbesar terdiri atas dua
molekul, yaitu amilosa dan amilopektin, dan sebagiankecil bahan antara (White
1994). Namun pada beberapa jenis jagungterdapat variasi proporsi kandungan
amilosa dan amilopektin. Proteinendosperm biji jagung terdiri atas beberapa
fraksi, yang berdasarkankelarutannya diklasifikasikan menjadi albumin (larut
dalam air), globumin(larut dalam larutan salin), zein atau prolamin (larut dalam
alkoholkonsentrasi tinggi), dan glutein (larut dalam alkali). Pada sebagian
besar jagung, proporsi masing-masing fraksi protein adalah albumin 3%,
globulin3%, prolamin 60%, dan glutein.

2.2 Kandungan Gizi dan Manfaat Tanaman

A. Kedelai

11
Kedelai mengandung nilai gizi yang sangat tinggi, diantaranya:

Kedelai, biji matang, Nilai gizi per 100 g (3.5 oz)


Energi 1.866 kJ (446 kcal)
Karbohidrat 30,16 g
Gula 7,33 g
Diet serat 9,3 g
Lemak 19,94 g
jenuh 2,884 g
monounsaturated 4,404 g
polyunsaturated 11,255 g
Protein 36,49 g
Tryptophan 0,591 g
Treonin 1,766 g
Isoleusin 1,971 g
Leucine 3,309 g
Lysine 2,706 g
Metionin 0,547 g
Fenilalanin 2,122 g
Tirosin 1,539 g
Valin 2,029 g
Arginin 3,153 g
Histidine 1,097 g
Alanine 1,915 g
Asam aspartat 5,112 g
Asam glutamat 7,874 g
Glycine 1,880 g
Prolin 2,379 g
2,357 serin g
Air 8,54 g
Vitamin A equiv. 1 mg (0%)
Vitamin B6 0,377 mg (29%)

12
Vitamin B12 0 mg (0%)
Vitamin C 6.0 mg (10%)
Vitamin K 47 mg (45%)
Kalsium 277 mg (28%)
Besi 15,70 mg (126%)
Magnesium 280 mg (76%)
Fosfor 704 mg (101%)
Kalium 1797 mg (38%)
Natrium 2 mg (0%)
Seng 4,89 mg (49%)
Sumber: USDA Nutrient database

Karena kangdungan gizinya yang sangat tinggi, kedelai memiliki banyak


manfaat, diantaranya sebagai bahan pangan yaitu tahu, kecap, tempe. Selain
itu, kacang kedelai yang diolah menjadi tepung kedelai secara garis besar
dapat dibagi menjadi 2 kelompok manfaat utama, yaitu: olahan dalam
bentuk protein kedelai dan minyak kedelai. Dalam bentuk protein
kedelai dapat digunakan sebagai bahan industri makanan yang diolah
menjadi: susu, vetsin, kue-kue, permen dan daging nabati serta sebagai
bahan industri bukan makanan seperti : kertas, cat cair, tinta cetak
dan tekstil.

Sedangkan olahan dalam bentuk minyak kedelai digunakan sebagai bahan


industri makanan dan non makanan. Industri makanan dari minyak kedelai
yang digunakan sebagai bahan industri makanan berbentuk gliserida
sebagai bahan untuk pembuatan minyak goreng, margarin dan bahan lemak
lainnya. Sedangkan dalam bentuk lecithin dibuat antara lain: margarin,
kue, tinta, kosmetika, insectisida dan farmasi.

B. JAGUNG

13
Kandungan gizi

Biji jagung kaya akan karbohidrat. Sebagian besar berada pada endospermium.
Kandungan karbohidrat dapat mencapai 80% dari seluruh bahan kering biji.
Karbohidrat dalam bentuk pati umumnya berupa
campuran amilosa dan amilopektin. Pada jagung ketan, sebagian besar atau
seluruh patinya merupakan amilopektin. Perbedaan ini tidak banyak
berpengaruh pada kandungan gizi, tetapi lebih berarti dalam pengolahan
sebagai bahan pangan. Jagung manis diketahui mengandung amilopektin lebih
rendah tetapi mengalami peningkatan fitoglikogen dan sukrosa.

Kandungan gizi Jagung per 100 gram bahan adalah:

 Kalori : 355 Kalori

 Protein : 9,2 gr

 Lemak : 3,9 gr

 Karbohidrat : 73,7 gr

 Kalsium : 10 mg

 Fosfor : 256 mg

 Ferrum : 2,4 mg

 Vitamin A : 510 SI

 Vitamin B1 : 0,38 mg

 Air : 12 gr

Dan bagian yang dapat dimakan 90 %.

Untuk ukuran yang sama, meski jagung mempunyai kandungan karbohidrat


yang lebih rendah, namum mempunyai kandungan protein yang lebih banyak.

Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya

14
diselesaikan dalam 80-150 hari.

Pemanfaatan

Selain sebagai bahan pangan dan bahan baku pakan, saat ini jagung juga
dijadikan sebagai sumber energi alternatif. Lebih dari itu, saripati jagung dapat
diubah menjadi polimer sebagai bahan campuran pengganti fungsi utama
plastik. Salah satu perusahaan di Jepang telah mencampur polimer jagung dan
plastik menjadi bahan baku casing komputer yang siap dipasarkan.

2.3 Teknik Budidaya


A. Teknik Budidaya Jagung

1. Tanah di cangkul sampai halus dan gembur, setelah lahan dicangkul


sampai halus, barulah ditajuk dengan kedalaman tiga sentimeter untuk
menaruh bibit yang akan ditanam.

2. Bibit ditimbun sekadarnya. Tekstur tanahnya harus gembur. Tidak boleh


diinjak karena dapat menyebabkan tanah menjadi padat. Setiap lubang diisi
sebutir benih dengan jarak 20–70 sentimeter.

3. Pada umur empat hari setelah bibit tumbuh, pupuklah dengan pupuk
berimbang (Urea, TS, dan KCL).

4. Pada umur 35 hari pemupukan kedua dengan jenis pupuk sama. Usai
pemupukan, jagung tidak dirawat lagi walaupun ditumbuhi rerumputan
untuk menjaga agat tidak mengganggu proses perbungaan sampai siap
dipanen.

5. Dalam satu batang, jagung manis memiliki satu–tiga tongkol, tapi untuk
menjaga agar buah maksimal satu batang ditinggalkan satu tongkol.

6. Dalam satu hektare menghabiskan 200 kg Urea, 100 kg TS, dan 100 kg
KCl, untuk dua kali pemupukan. Tetapi, lebih memuaskan dibantu dengan

15
pupuk kandang untuk mengurangi pupuk kimia.

B. Hama dan Penyakit Jagung

 Hama Jagung

Hama yang sering menyerang tanaman jagung adalah :

1). Lalat bibit (Atherigona exigua Stein)


Setelah 4-5 hari ditanam biasanya biji mulai tumbuh. Penyemprotan
untuk mencegah/memberantas lalat bibit segera dilakukan setelah biji tumbuh
dan tersembul di atas tanah. Penyemprotan dilakukan dengan interval 2-3 hari
sekali. Pestisida dipergunakan adalah Basudin (Diazinon), Surecide dan lain-
lain, dengan dosis 1,5- 2,5 cc/ liter air. Serangan lalat bibit ini berlangsung
sampai tanaman berumur tanaman ± 3 minggu.

2). Ulat daun (Prodenia litura F).


Menyerang pupuk daun pada waktu tanaman berumur 1 (satu) bulan.
Pemberantasan agar dilakukan secepatnya dengan insektisida seperti terdapat
pada serangan lalat bibit.

3). Penggerek daun (Sesamia inferens WLK).


Menyerang pada waktu tanaman telah berbunga.
Tindakan pencegahan dapat dilakukan dengan penyemprotan segera setelah
terlihat adanya telur-telur yang biasanya terletak di bawah daun pada saat
menjelang berbunga.

4). Ulat tanah (Leucania unipuncta, HAW)


Menyerang daun tanaman dewasa, biasanya pada malam hari, sampai
mencapai jumlah ratusan. Penyemprotan harus dilakukan setelah gejala
pertama terlihat dan jangan sampai terlambat.

5). Ulat tongkol (Heliothis armigera),


Merupakan, ulat perusak tongkol yang penting. Penyemprotan harus
segera dilakukan bilamana terlihat telur-telur yang biasanya diletakkan pada
rambut (silk) dan bakal buah atau tongkol: Secara umum, penyemprotan

16
sebaiknya dilakukan bilaman diperlukan saja, sehingga penggunaan- pertisida
lebih efisien. Waktu yang baik untuk menyemprot adalah pagi hari antara jam
06.00 – 09;00 atau sore hari jam 16.00 -18.00.

 Penyakit pada Jagung

Penyakit pada tanaman jagung adalah:

1). Penyakit bercak daun (Leaf bligh)


Penyebab: cendawan Helminthosporium turcicum. Gejala: pada daun tampak
bercak memanjang dan teratur berwarna kuning dan dikelilingi warna coklat,
bercak berkembang dan meluas dari ujung daun hingga ke pangkal daun,
semula bercak tampak basah, kemudian berubah warna menjadi coklat
kekuning-kuningan, kemudian berubah menjadi coklat tua. Akhirnya seluruh
permukaan daun berwarna coklat. Pengendalian: (1) pergiliran tanaman. (2)
mengatur kondisi lahan tidak lembab; (3) Prenventif diawal dengan GLIO
2). Penyakit karat (Rust)
Penyebab: cendawan Puccinia sorghi Schw dan P.polypora Underw. Gejala:
pada tanaman dewasa, daun tua terdapat titik-titik noda berwarna merah
kecoklatan seperti karat serta terdapat serbuk berwarna kuning kecoklatan,
serbuk cendawan ini berkembang dan memanjang. Pengendalian: (1) mengatur
kelembaban; (2) menanam varietas tahan terhadap penyakit; (3) sanitasi kebun;
(4) semprot dengan GLIO.

3). Penyakit busuk tongkol dan busuk biji


Penyebab: cendawan Fusarium atau Gibberella antara lain Gibberella zeae
(Schw),. Gejala: dapat diketahui setelah membuka pembungkus tongkol, biji-
biji jagung berwarna merah jambu atau merah kecoklatan kemudian berubah
menjadi warna coklat sawo matang. Pengendalian: (1) menanam jagung
varietas tahan, pergiliran tanam, mengatur jarak tanam, perlakuan benih; (2)
GLIO di awal tanam.

 Hama Kedelai

17
a. Aphis SPP (Aphis Glycine)
Kutu dewasa ukuran kecil 1-1,5 mm berwarna hitam, ada yang bersayap
dan tidak. Kutu ini dapat dapat menularkan virus SMV (Soyabean Mosaik
Virus). Menyerang pada awal pertumbuhan dan masa pertumbuhan bunga
dan polong.
Gejala: layu, pertumbuhannya terhambat.
Pengendalian: (1) menanam kedelai pada waktunya, mengolah tanah
dengan baik, bersih, memenuhi syarat, tidak ditumbuhi tanaman inang
seperti: terung-terungan, kapas-kapasan atau kacangkacangan; (2)
membuang bagian tanaman yang terserang hama dan membakarnya; (3)
menggunakan musuh alami (predator maupun parasit); (4) penyemprotan
insektisida dilakukan pada permukaan daun bagian atas dan bawah.

b. Melano Agromyza Phaseoli, kecil sekali (1,5 mm)


Lalat bertelur pada leher akar, larva masuk ke dalam batang memakan isi
batang, kemudian menjadi lalat dan bertelur. Lebih berbahaya bagi kedelai
yang ditanam di ladang.
Pengendalian: (1) waktu tanam pada saat tanah masih lembab dan subur
(tidak pada bulan-bulan kering); (2) penyemprotan Agrothion 50 EC,
Azodrin 15 WSC, Sumithoin 50 EC, Surecide 25 EC

c. Kumbang daun tembukur (Phaedonia Inclusa)


Bertubuh kecil, hitam bergaris kuning. Bertelur pada permukaan daun.
Gejala: larva dan kumbang memakan daun, bunga, pucuk, polong muda,
bahkan seluruh tanaman.
Pengendalian: penyemprotan Agrothion 50 EC, Basudin 50 EC, Diazinon
60 EC, dan Agrothion 50 EC.

d. Cantalan (Epilachana Soyae)


Kumbang berwarna merah dan larvanya yang berbulu duri, pemakan daun
dan merusak bunga.
Pengendalian: sama dengan terhadap kumbang daun tembukur.

e. Ulat polong (Etiela Zinchenella)


Ulat yang berasal dari kupu-kupu ini bertelur di bawah daun buah, setelah

18
menetas, ulat masuk ke dalam buah sampai besar, memakan buah muda.
Gejala: pada buah terdapat lubang kecil. Waktu buah masih hijau, polong
bagian luar berubah warna, di dalam polong terdapat ulat gemuk hijau dan
kotorannya.
Pengendalian: (1) kedelai ditanam tepat pada waktunya (setelah panen
padi), sebelum ulat berkembang biak; (2) penyemprotan obat Dursban 20
EC sampai 15 hari sebelum panen.
f. Kepala polong (Riptortis Lincearis)
Gejala: polong bercak-bercak hitam dan menjadi hampa.
Pengendalian: penyemprotan Surecide 25 EC, Azodrin 15 WSC.

g. Lalat kacang (Ophiomyia Phaseoli)


Menyerang tanaman muda yang baru tumbuh.
Pengendalian: Saat benih ditanam, tanah diberi Furadan 36, kemudian
setelah benih ditanam, tanah ditutup dengan jerami . Satu minggu setelah
benih menjadi kecambah dilakukan penyemprotan dengan insektisida
Azodrin 15 WSC, dengan dosis 2 cc/liter air, volume larutan 1000 liter/ha.
Penyemprotan diulangi pada waktu kedelai berumur 1 bulan.
h. Kepik hijau (Nezara Viridula)
Panjang 16 mm, telur di bawah permukaan daun, berkelompok. Setelah 6
hari telur menetas menjadi nimfa (kepik muda), yang berwarna hitam bintik
putih. Pagi hari berada di atas daun, saat matahari bersinar turun ke polong,
memakan polong dan bertelur. Umur kepik dari telur hingga dewasa antara
1 sampai 6
bulan.
Gejala: polong dan biji mengempis serta kering. Biji bagian dalam atau
kulit polong berbintik coklat.
Pengendalian: Azodrin 15 WCS, Dursban 20 EC, Fomodol 50 EC.

i. Ulat grayak (Prodenia Litura)


Seranggan: mendadak dan dalam jumlah besar, bermula dari kupu-kupu
berwarna keabu-abuan, panjang 2 cm dan sayapnya 3-5 cm, bertelur di
permukaan daun. Tiap kelompok telur terdiri dari 350 butir.

19
Gejala: kerusakan pada daun, ulat hidup bergerombol, memakan daun, dan
berpencar mencari rumpun lain.
Pengendalian: (1) dengan cara sanitasi; (2) disemprotkan pada sore/malam
hari (saat ulat menyerang tanaman) beberapa insektisida yang efektif
seperti Dursban 20 EC, Azodrin 15 WSC dan Basudin 50 EC.

B. Teknik Budidaya Kedelai

1.Pembukaan Lahan, pembersihan tanaman gulma dan batu-batu


2. Pengolahan tanah (menggemburkan lahan)
3. Menentukan jarak tanam
- Ukuran petak : 5 m X 3 m
- Jarak tanam kedelai : 30 cm X 25 cm
4. Penanaman benih kedelai dengan bertaburan furadan, (monokultur.)
dengan satu lubang tanam masing-masing di beri 2 butir benih kedelai
5. Penyiraman tanaman dilakukan sehari 2X pagi dan sore hari.
6. Dilakukan penyulaman
7. Dilakukan pencabutan gulma dalam jarak 1 minggu sekali dengan tujuan
agar tanaman tumbuh dan berkembang dengan baik.
8. Dilakukan Pengukuran Tanaman kedelai baik tinggi tanaman maupun
perhitungan jumlah daun, setiap minggu sekali.

B.Hama dan Penyakit Kedelai

 Hama

a. Aphis SPP (Aphis Glycine)


Kutu dewasa ukuran kecil 1-1,5 mm berwarna hitam, ada yang bersayap
dan tidak. Kutu ini dapat dapat menularkan virus SMV (Soyabean Mosaik

20
Virus). Menyerang pada awal pertumbuhan dan masa pertumbuhan bunga
dan polong.
Gejala: layu, pertumbuhannya terhambat.
Pengendalian: (1) menanam kedelai pada waktunya, mengolah tanah
dengan baik, bersih, memenuhi syarat, tidak ditumbuhi tanaman inang
seperti: terung-terungan, kapas-kapasan atau kacangkacangan; (2)
membuang bagian tanaman yang terserang hama dan membakarnya; (3)
menggunakan musuh alami (predator maupun parasit); (4) penyemprotan
insektisida dilakukan pada permukaan daun bagian atas dan bawah.

b. Melano Agromyza Phaseoli, kecil sekali (1,5 mm)


Lalat bertelur pada leher akar, larva masuk ke dalam batang memakan isi
batang, kemudian menjadi lalat dan bertelur. Lebih berbahaya bagi
kedelai yang ditanam di ladang.
Pengendalian: (1) waktu tanam pada saat tanah masih lembab dan subur
(tidak pada bulan-bulan kering); (2) penyemprotan Agrothion 50 EC,
Azodrin 15 WSC, Sumithoin 50 EC, Surecide 25 EC
c. Kumbang daun tembukur (Phaedonia Inclusa)
Bertubuh kecil, hitam bergaris kuning. Bertelur pada permukaan daun.
Gejala: larva dan kumbang memakan daun, bunga, pucuk, polong muda,
bahkan seluruh tanaman.
Pengendalian: penyemprotan Agrothion 50 EC, Basudin 50 EC, Diazinon
60 EC, dan Agrothion 50 EC.

d. Cantalan (Epilachana Soyae)


Kumbang berwarna merah dan larvanya yang berbulu duri, pemakan daun
dan merusak bunga.
Pengendalian: sama dengan terhadap kumbang daun tembukur.

e. Ulat polong (Etiela Zinchenella)


Ulat yang berasal dari kupu-kupu ini bertelur di bawah daun buah, setelah
menetas, ulat masuk ke dalam buah sampai besar, memakan buah muda.
Gejala: pada buah terdapat lubang kecil. Waktu buah masih hijau, polong
bagian luar berubah warna, di dalam polong terdapat ulat gemuk hijau dan

21
kotorannya.
Pengendalian: (1) kedelai ditanam tepat pada waktunya (setelah panen
padi), sebelum ulat berkembang biak; (2) penyemprotan obat Dursban 20
EC sampai 15 hari sebelum panen.
f. Kepala polong (Riptortis Lincearis)
Gejala: polong bercak-bercak hitam dan menjadi hampa.
Pengendalian: penyemprotan Surecide 25 EC, Azodrin 15 WSC.

g. Lalat kacang (Ophiomyia Phaseoli)


Menyerang tanaman muda yang baru tumbuh.
Pengendalian: Saat benih ditanam, tanah diberi Furadan 36, kemudian
setelah benih ditanam, tanah ditutup dengan jerami . Satu minggu setelah
benih menjadi kecambah dilakukan penyemprotan dengan insektisida
Azodrin 15 WSC, dengan dosis 2 cc/liter air, volume larutan 1000 liter/ha.
Penyemprotan diulangi pada waktu kedelai berumur 1 bulan.
h. Kepik hijau (Nezara Viridula)
Panjang 16 mm, telur di bawah permukaan daun, berkelompok. Setelah 6
hari telur menetas menjadi nimfa (kepik muda), yang berwarna hitam
bintik putih. Pagi hari berada di atas daun, saat matahari bersinar turun ke
polong, memakan polong dan bertelur. Umur kepik dari telur hingga
dewasa antara 1 sampai 6
bulan.
Gejala: polong dan biji mengempis serta kering. Biji bagian dalam atau
kulit polong berbintik coklat.
Pengendalian: Azodrin 15 WCS, Dursban 20 EC, Fomodol 50 EC.

i. Ulat grayak (Prodenia Litura)


Seranggan: mendadak dan dalam jumlah besar, bermula dari kupu-kupu
berwarna keabu-abuan, panjang 2 cm dan sayapnya 3-5 cm, bertelur di
permukaan daun. Tiap kelompok telur terdiri dari 350 butir.
Gejala: kerusakan pada daun, ulat hidup bergerombol, memakan daun,
dan berpencar mencari rumpun lain.
Pengendalian: (1) dengan cara sanitasi; (2) disemprotkan pada sore/malam

22
hari (saat ulat menyerang tanaman) beberapa insektisida yang efektif
seperti Dursban 20 EC, Azodrin 15 WSC dan Basudin 50 EC.

 Penyakit

a. Aphis SPP (Aphis Glycine)


Kutu dewasa ukuran kecil 1-1,5 mm berwarna hitam, ada yang bersayap
dan tidak. Kutu ini dapat dapat menularkan virus SMV (Soyabean Mosaik
Virus). Menyerang pada awal pertumbuhan dan masa pertumbuhan bunga
dan polong.
Gejala: layu, pertumbuhannya terhambat.
Pengendalian: (1) menanam kedelai pada waktunya, mengolah tanah
dengan baik, bersih, memenuhi syarat, tidak ditumbuhi tanaman inang
seperti: terung-terungan, kapas-kapasan atau kacangkacangan; (2)
membuang bagian tanaman yang terserang hama dan membakarnya; (3)
menggunakan musuh alami (predator maupun parasit); (4) penyemprotan
insektisida dilakukan pada permukaan daun bagian atas dan bawah.

b. Melano Agromyza Phaseoli, kecil sekali (1,5 mm)


Lalat bertelur pada leher akar, larva masuk ke dalam batang memakan isi
batang, kemudian menjadi lalat dan bertelur. Lebih berbahaya bagi
kedelai yang ditanam di ladang.
Pengendalian: (1) waktu tanam pada saat tanah masih lembab dan subur
(tidak pada bulan-bulan kering); (2) penyemprotan Agrothion 50 EC,
Azodrin 15 WSC, Sumithoin 50 EC, Surecide 25 EC

c. Kumbang daun tembukur (Phaedonia Inclusa)


Bertubuh kecil, hitam bergaris kuning. Bertelur pada permukaan daun.
Gejala: larva dan kumbang memakan daun, bunga, pucuk, polong muda,
bahkan seluruh tanaman.
Pengendalian: penyemprotan Agrothion 50 EC, Basudin 50 EC, Diazinon
60 EC, dan Agrothion 50 EC.

d. Cantalan (Epilachana Soyae)

23
Kumbang berwarna merah dan larvanya yang berbulu duri, pemakan daun
dan merusak bunga.
Pengendalian: sama dengan terhadap kumbang daun tembukur.

e. Ulat polong (Etiela Zinchenella)


Ulat yang berasal dari kupu-kupu ini bertelur di bawah daun buah, setelah
menetas, ulat masuk ke dalam buah sampai besar, memakan buah muda.
Gejala: pada buah terdapat lubang kecil. Waktu buah masih hijau, polong
bagian luar berubah warna, di dalam polong terdapat ulat gemuk hijau
dan kotorannya.
Pengendalian: (1) kedelai ditanam tepat pada waktunya (setelah panen
padi), sebelum ulat berkembang biak; (2) penyemprotan obat Dursban 20
EC sampai 15 hari sebelum panen.

f. Kepala polong (Riptortis Lincearis)


Gejala: polong bercak-bercak hitam dan menjadi hampa.
Pengendalian: penyemprotan Surecide 25 EC, Azodrin 15 WSC.

g. Lalat kacang (Ophiomyia Phaseoli)


Menyerang tanaman muda yang baru tumbuh.
Pengendalian: Saat benih ditanam, tanah diberi Furadan 36, kemudian
setelah benih ditanam, tanah ditutup dengan jerami . Satu minggu setelah
benih menjadi kecambah dilakukan penyemprotan dengan insektisida
Azodrin 15 WSC, dengan dosis 2 cc/liter air, volume larutan 1000
liter/ha. Penyemprotan diulangi pada waktu kedelai berumur 1 bulan.

h. Kepik hijau (Nezara Viridula)


Panjang 16 mm, telur di bawah permukaan daun, berkelompok. Setelah 6
hari telur menetas menjadi nimfa (kepik muda), yang berwarna hitam
bintik putih. Pagi hari berada di atas daun, saat matahari bersinar turun ke
polong, memakan polong dan bertelur. Umur kepik dari telur hingga
dewasa antara 1 sampai 6
bulan.
Gejala: polong dan biji mengempis serta kering. Biji bagian dalam atau

24
kulit polong berbintik coklat.
Pengendalian: Azodrin 15 WCS, Dursban 20 EC, Fomodol 50 EC.

2.4 Pola Tanam

Tumpang sari adalah suatu bentuk pertanaman campuran (polyculture) berupa


pelibatan dua jenis atau lebih tanaman pada satu areal lahan tanam dalam
waktu yang bersamaan atau agak bersamaan. Tumpang sari yang umum
dilakukan adalah penanaman dalam waktu yang hampir bersamaan untuk dua
jenis tanaman budidaya yang sama, seperti jagung dan kedelai, atau jagung
dankacang tanah. Dalam kepustakaan, hal ini dikenal sebagai double-
cropping. Penanaman yang dilakukan segera setelah tanaman pertama
dipanen (seperti jagung dan kedelai serta jagung dan cabai) dikenal
sebagai tumpang gilir.

Tumpang sari dapat pula dilakukan pada pertanaman tunggal (monokultur)


suatu tanaman perkebunan besar atau tanaman kehutanan sewaktu tanaman
pokok masih kecil atau belum produktif. Hal ini dikenal sebagai tumpang
sela (intercropping). Jagung atau kedelai biasanya adalah tanaman sela yang
dipilih. Dalam kehutanan hal ini disebut sebagai wana tani. Suatu konsep
serupa juga diterapkan bagi budidaya padi dan ikan air tawar yang dikenal
sebagai mina tani.

2.5 Pupuk

1). Pupuk Urea

Pupuk Urea adalah pupuk kimia yang mengandung Nitrogen (N)


berkadar tinggi. Unsur Nitrogen merupakan zat hara yang sangat diperlukan
tanaman. Pupuk Urea berbentuk butir-butir kristal berwarna putih, dengan
rumus kimia NH2 CONH2, merupakan pupuk yang mudah larut dalam air
dan sifatnya sangat mudah menghisap air (higroskopis), karena itu sebaiknya

25
disimpan di tempat kering dan tertutup rapat.

Kegunaan pupuk Urea

Unsur hara Nitrogen yang dikandung dalam pupuk Urea sangat besar
kegunaannya bagi tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan, antara
lain:

1. Membuat daun tanaman lebih hijau segar dan banyak mengandung


butir hijau daun (chlorophyl) yang mempunyai peranan sangat panting
dalam proses fotosintesa
2. Mempercepat pertumbuhan tanaman (tinggi, jumlah anakan, cabang
dan lain-lain)
3. Menambah kandungan protein tanaman
4. Dapat dipakai untuk semua jenis tanaman baik tanaman pangan,
holtikultura, tanaman perkebunan, usaha peternakan dan usaha
perikanan

Gejala kekurangan unsur hara Nitrogen

1. Daun tanaman berwarna pucat kekuning-kunigan


2. Daun tua berwarna kekuning-kuningan dan pada tanaman padi warna
ini dimulai dari ujung daun menjalar ke tulang daun
3. Dalam keadaan kekurangan yang parah daun menjadi kering dimulai
dari daun bagian bawah terus ke bagian atas
4. Pertumbuhan tanaman lambat dan kerdil
5. Perkembangan buah tidak sempurna atau tidak baik, sering kali masak
sebelum waktunya.

2). Pupuk SP 36
Sifat, manfaat dan keunggulan pupuk SP 36

26
 Tidak higroskopis
 Mudah larut dalam air
 Sebagai sumber unsur hara Fosfor bagi tanaman
 Memacu pertumbuhan akar dan sistim perakaran yang baik
 Memacu pembentukan bunga dan masaknya buah/biji
 Mempercepat panen
 Memperbesar prosentase terbentuknya bunga menjadi buah/biji
 Menambah daya tahan tanaman terhadap gangguan hama, penyakit
dan kekeringan

Cara penggunaan pupuk SP 36

 Untuk tanaman semusim, pupuk SP 36 sebaiknya digunakan sebagai


pupuk dasar. Sedangkan untuk tanaman tahunan diberikan pada awal
atau akhir musim hujan atau segera setelah panen.

3). Pupuk KCL(Kalium Klorida)

Pembuatan pupuk KCl melalui proses ekstraksi bahan baku (deposit K)


yang kemudian diteruskan dengan pemisahan bahan melalui penyulingan
untuk menghasilkan pupuk KCl. Kalium klorida (KCl) merupakan salah
satu jenis pupuk kalium yang juga termasuk pupuk tunggal. Kalium satu-
satunya kation monovalen yang esensial bagi tanaman. Peran utama kalium
ialah sebagai aktivator berbagai enzim. Kandungan utama dari endapan
tambang kalsium adalah KCl dan sedikit K2SO4. Hal ini disebabkan karena
umumnya tercampur dengan bahan lain seperti kotoran, pupuk ini harus
dimurnikan terlebih dahulu. Hasil pemurniannya mengandung K2O sampai
60 %. Pupuk Kalium (KCl) berfungsi mengurangi efek negative dari pupuk
N, memperkuat batang tanaman, serta meningkatkan pembentukan hijau
dan dan dan karbohidrat pada buah dan ketahanan tanaman terhadap
penyakit. Kekurangan hara kalium menyebabkan tanaman kerdil, lemah
(tidak tegak, proses pengangkutan hara pernafasan dan fotosintesis
terganggu yang

27
pada akhirnya mengurangi produksi. Kelebihan kalium dapat menyebabkan
daun cepat menua sebagai akibat kadar Magnesium daun dapat menurun.
Kadang-kadang menjadi tingkat terendah sehingga aktivitas fotosintesa
terganggu.

BAB III
BAHAN DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu

Kegiatan pelaksanaan penanaman (praktikum) dilakukan pada:

Tempat: Kebun percobaan di daerah sekitar KP3B (Kantor Pusat Pemerintah


Provinsi Banten) Kecamatan Curug.

Waktu : 17 Maret 2010 (Asistensi) s.d. 15 Juni 2010 (Panen)


3.2 Alat dan Bahan

Alat–alat yang digunakan dalam kegiatan praktikum ini, adalah


sebagai

berikut :

1) Cangkul 5) Meteran
2) Kored 6) Ember
3) Tali Rafia 7) Label Percobaan
4) Patok 8) Ajir (bambu)
Adapun bahan-bahan yang digunakan adalah sebagai berikut:

1) Benih jagung dan kacang kedelai


2) Pupuk (Urea, KCL,SP-36)
3) Carbufuram

28
3.3 Prosedur Kerja

a). Perlakuan
Ukuran petak tanam adalah 3x5 m, tanaman jagung sebagai tanaman
pokok dan tanaman kacang sebagai tanaman sela.

Perlakuan 1 (T1) : adalah monokultur jagung

Perlakuan 2 (T2) : adalah monokultur kacang tanah

Perlakuan 3 (T3) : 1 baris jagung + 1 baris kacang tanah

b). Penanaman
Jarak tanam jagung baik mono atau tumpang sari 80x20 cm, jarak
tanam kacang kedelai monokultur 40x20 cm. Tanaman kacang kedelai
sebagai tanaman sela pada perlakuan (T3) ditanam tepat ditengah antar
barisan jagung. Dengan jarak tanam dalam barisan 20 cm.

c). Langkah-langkah Penanaman


1) Lihat penjelasan penentuan jarak tanam. Pada sudut-sudut lahan beri jarak
tanam 40cmx40cm.
2) Arah barisan tanaman adalah arah Timur-Barat.
3) Buatlah lubang tanam dengan tugal sedalam 2-3 cm, masukan benih untuk
jagung 1 benih ke lubang, kacang kedelai 1 benih per lubang dan furadan
5 butir per lubang.
4) Buatlah alur pupuk dengan jarak 7 cm dari lubang tanam kedalam alur
pupuk sekitar 7 cm. Pada tumpang sari hanya jagung yang dipupuk.
5) Campurkan pupuk Urea, SP 36 dan KCL secara merata, setelah itu bagi
menjadi alur sejumlah barisan tanaman.
6) Tabur pupuk kedalam alur secara merata dari ujung ke ujung.
7) Tutup alur pupuk dan lubang tanam dengan tanah yang gembur .
8) Pasang label percobaan dengan tepat.
9) Siram air secukupnya apabila tanah kering.

29
3.4 Pelaksanaan Praktikum

Rangkaian proses pelaksanaan praktikum adalah sebagai berikut :

1). Asistensi Praktikum

Dimulai dari pertemuan pertama sebelum melakukan praktikum dan


dilakukan didalam kelas. Pada tahap ini diberikan panduan dan pengarahan
sebelum melakukan praktikum pada tanggal 15 maret 2011.

2). Pembersihan Areal Tanam

Pertama kalinya turun kelahan pada tanggal 22 maret 2011, pada tahap
ini seluruh mahasiswa membersihkan lahan tanaman dari ilalang dan gulma
disekitar lahan. Pembersihan dilakukan dengan menggunakan tangan secara
langsung maupun dengan menggunakan alat seperti cangkul, parang dan
kored.

3). Pengolahan Lahan

Pengolahan lahan dilakukan dengan menggunakan cangkul yakni pada


tanggal 22 maret 2011 dikerjakan pada pagi hari dan dilanjutkan pada sore
hari. Luas lahan yang diolah adalah 3x5 m, tanah dicangkul berulang-ulang
sehingga menjadi gembur setelah itu tanah dibentuk menyerupai gundukan-
gundukan seseuai dengan perlakuan masing-masing.

4). Penanaman

Pada tanggal 2 april 2011 semua mahasiswa melakukan penanaman


pada lahan yang telah selesai diolah dan ditata sesuai dengan perlakuan
masing-masing. Penanaman dilakukan serempak oleh semua mahasiswa pada
pagi hari, caranya yaitu :

a). Pada setiap barisan di lubangi sedalam 2-3 cm dengan menggunakan

30
tugal, setiap barisan terdapat sebanyak 72 lubang tanam.
b). Setelah dibuat lubang tanam masukan benih kacang kedelai dan jagung
masing-masing 1 butir pada setiap lubang tanam dan diberi furadan
sebanyak 5 butir.
c). Tutupi lubang tanam tersebut dengan tanah disekitar lahan secara
perlahan agar tanah tidak menjadi padat.
5). Pemberian Pupuk

Setelah proses penanaman selesai tahap selanjutnya adalah pemberian


pupuk pada lahan tanaman. Pupuk yang digunakan adalah Urea, SP 36 dan
KCL. Pemupukan diawali dengan pembuatan alur pupuk yang berjarak 7 cm
dari tanaman jagung, pada tumpang sari hanya jagung yang dipupuk.
Campurkan pupuk urea. SP 36 dan KCL secara merata setelah itu bagi
menjadi sejumlah barisan tanaman lalu tabur pupuk kedalam alur yang telah
dibuat dari ujung keujung secara merata, setelah itu tutup alur tersebut dengan
tanah gembur.

Komposisi pupuk yang digunakan :


 Urea 300 kg/ha
 KCL 150 kg/ha
 SP 36 200 kg/ha
Perhitungan pupuk adalah :

Jumlah Pupuk = X
10000 Luas Lahan

Keterangan:
Luas lahan 3 m X 5 m = 15 m2
1 ha = 10.000 m2
Dari hasil perhitungan diperoleh berat bersih pupuk yang digunakan
untuk menanam tumpang sari tanaman jagung dan kacang tanah pada lahan

31
seluas 3m X 5m adalah :

 Urea = 450 gr/ m2 (setengah dosis urea di aplikasikan pada 4 MST, jadi
hanya 225 gr/ m2)
 KCL = 225 gr/ m2
 SP 36 = 300 gr/ m2

6). Penyiraman

Setelah proses pemberian pupuk selesai tahap selanjutnya adalah


dengan melakukan penyiraman pada lahan yang telah ditanami. Penyiraman
dilakukan untuk menjaga agar permukaan tanah tetap lembab dan tidak
kekeringan. Penyiraman dilakukan sebanyak 2 kali dalam sehari yakni pada
pagi dan sore hari selama proses penanaman kecuali pada kondisi hujan.

7). Pemeliharaan

Selama proses penanaman berlangsung dilakukan beberapa


pemeliharaan , yaitu :

a) Penyulaman
Sulam benih yang tidak tumbuh atau mati, untuk penyulaman lebih
cepat lebih baik (setelah yang lain kelihatan tumbuh ± 3-7 hari setelah
tanam).
d). Penyiangan dan Pembumbunan
Penyiangan dilakukan 2 kali umur 1 dan 6 minggu dengan hati-hati
agar tidak merusak bunga dan polong.
Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan untuk
memperkokoh posisi batang agar tanaman tidak mudah rebah dan
menutup akar yang bermunculan di atas permukaan tanah karena
adanya aerasi

Tanah di sebelah kanan dan kiri barisan tanaman diuruk dengan

32
cangkul, kemudian ditimbun di barisan tanaman. Dengan cara ini akan
terbentuk guludan yang memanjang.

8). Pengukuran tanaman

Pengukuran tanaman dilakukan ketika tanaman sudah tumbuh semua


yakni dimulai dari 2 MST pada tanggal 19 april 2011 dan dilakukan pada pagi
hari. Pengukuran dilakukan sampai pada fase vegetatif yakni pada 6 MST
tanggal 24 mei 2011 pada tanaman jagung, sedangkan pada fase berikutnya
yaitu generatif sudah tidak dilakukan pengukuran karena telah tumbuh
bonggol jagung. Pada tanaman kacang kedelai pengukuran dilakukan sampai
pada 3 MST yaitu pada tanggal 24 april 2011 karena pada 4 MST telah
tumbuh bunga sebagai tanda berakhirnya fase vegetatif.

9). Panen

Pemanenan dilakukan pada tanggal 14 juni 2011 pada pagi hari, tidak
semua hasil panen dibawa ke lab, namun hanya tanaman sampel saja yang
diukur untuk keperluan data praktikum. Tanaman sampel yang terdiri dari 3
tanaman sampel kacang kedelai dan 4 tanaman sampel jagung. Tanaman-
tanaman tersebut kemudian dibawa ke lab untuk ditimbang hasilnya, tanaman
jagung ditimbang mulai dari berat akar, berat keseluruhan tanaman jagung,
berat bonggol dan berat bonggol tanpa kulit. Sedangkan untuk tanaman
kacang tanah ditimbang dari berat keseluruhan tanaman kacang tanah, jumlah
polong yang dihasilkan dan berat polong.

3.4 Parameter Pengamatan

Parameter yang digunakan dalam pengamatan yaitu :

33
1) Jumlah Tanaman
Dihitung berdasarkan banyaknya jumlah tanaman yang tumbuh dalam
lahan tersebut.

2) Tinggi Tanaman
Diukur setelah 2 MST sampai pada vase vegetatif selesai yaitu ditandai
dengan munculnya bunga pada tanaman kacang tanah dan tanaman jagung.
Pengukuran tinggi tanaman dilakukan dari permukaan tanah sampai pada titik
tumbuh daun paling atas.

3) Jumlah Daun
Dihitung mulai dari 2 MST dan yang hanya dihitung adalah daun yang
telah tumbuh sempurna.

4) Jumlah Cabang
Cabang dihitung setiap minggunya seiring dengan pertumbuhan
tanaman. Jumlah bunga

Bunga dihitung setelah fase vegetatif selesai yaitu pada 4 MST yang
diawali sebagai fase generatif.

5) Jumlah Bonggol
Bonggol dihitung setelah fase generatif yaitu pada 7 MST sampai
panen.

6) Posisi Bonggol
Posisi bonggol dihitung dari ketiak daun pertama dari bawah sampai ketiak
dimana bonggol tersebut tumbuh.

7) Jumlah Polong
Banyaknya polong dihitung dari mulai tumbuh sampai polong berisi
kacang.

34
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

A. Kedelai

Berikut adalah hasil panen pada tanggal 14 juni 2011, tabel dan grafik 4.1
dibawah ini merupakan perbandingan berat tanaman kedelai, jumlah polong
dan berat polong.

Tabel 4.1

Berat Total Berat Polong


Sampel Jumlah Polong
(gr) (gr)
1 82,5 49 11
2 62 39 21,5
3 53,5 21 16,5

Grafik 4.1

35
Grafik perbandingan polong
90
80
70
60
50 Berat Total (gr)

40 Jumlah Polong

30 Berat Polong (gr)

20
10
0
1 2 3

Tabel dan grafik di bawah ini menunjukkan perbandingan berat basah dan
berat kering tanaman kedelai yang dipanen pada tanggal 14 juni 2011.

Tabel 4.2 perbandingan berat basah dan kering kedelai

berat kering berat basah


Sampel
(gr) (gr)
1 42,03 53,5
2 34,68 62
3 24,22 82,5

Grafik 4.2

36
90

80

70

60

50
berat kering (gr)
40
berat basah (gr)
30

20

10

0
1 2 3

Berikut adalah tabel dan grafik perbandingan panjang akar, panjang batang
dan jumlah daun tanaman kedelai pada saat dipanen tanggal 14 juni 2011.

Tabel 4.3

Panjang Jumlah
Sampel Panjang akar batang daun
1 31 59 25
2 52 66 25
3 14,2 62 27

Grafik 4.3

37
70

60

50

40 Panjang akar
Panjang batang
30
Jumlah daun
20

10

0
1 2 3

B. Jagung

Berikut adalah hasil panen tanaman jagung per tanggal 14 juni 2011, tabel
dan grafik 4.4 menunjukkan perbandingan jumlah tongkol, panjang batang,
jumlah daun dan panjang akar.

Tabel 4.4

jumlah panjang panjang


Sampel tongkol batang jumlah daun akar
1 2 185 9 21,3
2 3 196 8 13,5
3 1 200 10 15,8
4 2 172 10 17,4

Grafik 4.4

38
250

200

150 jumlah tongkol


panjang batang

100 jumlah daun


panjang akar

50

0
1 2 3 4

Tabel dan grafik 4.5 menggambarkan perbandingan berat tongkol, berat basah
serta berat kering tanaman.

Tabel 4.5

berat berat basah berat kering


Sampel
tongkol (gr) (gr) (gr)
1 240 350 146,55
2 250 350 114,23
3 150 150 99,07
4 250 250 106,42

Grafik 4.5

39
400

350

300

250
berat tongkol (gr)
200
berat basah (gr)
150 berat kering (gr)

100

50

0
1 2 3 4

Tabel dan grafik rata-rata pertumbuhan tanaman kedelai, terdiri dari rata-rata
tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah bunga dan jumlah polong.

Tabel 4.6 Rata-rata pertumbuhan

Tinggi jumlah jumlah


Sampel jumlah daun
pohon (cm) polong bunga
1 41,44 16 44 15
2 38,72 14 34 34
3 38,11 17 19 34
Grafik 4.6

40
50
45
40
35
30 Tinggi pohon (cm)

25 jumlah daun

20 jumlah polong
jumlah bunga
15
10
5
0
1 2 3

Tabel dan grafik rata-rata pertumbuhan jagung, terdiri dari tinggi tanaman,
jumlah daun dan banyak bonggol.

Tabel 4.7

jumlah tinggi pohon jumlah


Sampel
daun (cm) bonggol
1 7 102 2
2 10 103 2
3 7 108 2
4 7 101 2

Grafik 4.7

41
120

100

80

jumlah daun
60
tinggi pohon (cm)
jumlah bonggol
40

20

0
1 2 3 4

4.2 Pembahasan

Berdasarkan observasi kami dilapangan, tanaman jagung dan kedelai


yang ditanam dapat tumbuh dengan baik, hanya saja terdapat perbedaan tinggi
tanaman, banyak bunga, serta jumlah polong dan bonggol. Hal ini tampak
pada perbedaan 4 sampel tanaman jagung dan 3 sampel tanaman kedelai.

Berdasarkan grafik tanaman kedelai pada tabel 4.6 sampel 1


menunjukkan pertumbuhan yang paling cepat, hal ini tampak pada tinggi rata-
rata yang mencapai 41,44cm per minggu. Adapun pada sampel-sampel
tersebut terdapat tanaman yang pertumbuhannya lambat, seperti tampak pada
sampel 3 yang tinggi rata-ratanya mencapai 38,11cm per minggu. Perbedaan
rata-rata tinggi tanaman kacang kedelai disebabkan oleh beberapa faktor,
yaitu antara lain tanaman kacang kedelai bersaing dengan jagung dalam
pemanfaatan unsur hara, air dan oksigen sehingga pertumbuhan kacang
kedelai tidak optimal. Selain itu tanaman kacang kedelai kurang mendapatkan
cahaya matahari secara langsung karena penyinaran terhalanga oleh tanaman
jagung yang pertumbuhannya lebih tinggi.

Dari ke-3 sampel tanaman kacang kedelai yang ditanam secara

42
tumpang sari, rata-rata fase vegetatif atau masa pertumbuhannya berlangsung
sampai 4 MST setelah itu tanaman mengalami fase generatif yang di tandai
dengan munculnya bunga mulai pada minggu ke – 5 . Pada fase generatif
bunga yang tumbuh menentukan jumlah polong yang dihasilkan pada setiap
tanaman kacang kedelai.

Dari ke-3 sampel tampak bahwa pada sampel ke-1 tanaman kedelai
menghasilkan jumlah polong yang paling banyak, yaitu 44 buah. Adapun
pada sampel ke-3 menunjukkan pertumbuhan polong yang sedikit, yaitu 19
buah polong. Hal tersebut terjadi karena kandungan unsur hara dan cahaya
matahari yang diserapnya tidak sama antara satu tanaman dengan tanaman
yang lainnya.

Begitu pula dengan tanaman jagung, terlihat adanya perbadaan rata-


rata tinggi yang tidak begitu mencolok dari kelima sampel tersebut. Diantara
ke-4 sampel tersebut, sampel nomor 3 menunjukkan pertumbuhan yang paling
tinggi, yaitu 108 cm, sedangkan sampel ke-4 menunjukkan pertumbuhan
tinggi yang rendah, yaitu 101 cm. Namun, pertumbuhan jumlah bonggol tiap
sampel menunjukkan hasil yang relatif sama.

43
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Tumpangsari merupakan suatu usaha menanam beberapa jenis


tanaman pada lahan dan waktu yang sama, yang diatur sedemikian rupa dalam
barisan-barisan tanaman.Untuk dapat melaksanakan pola tanam tumpangsari
secara baik perlu diperhatikan beberapa faktor lingkungan yang mempunyai
pengaruh di antaranya ketersediaan air, kesuburan tanah, sinar matahari dan
hama penyakit. Sistem tanam tumpangsari mempunyai banyak keuntungan
yang tidak dimiliki pada pola tanam monokultur. Penanaman dengan sistem
tumpangsari memiliki beberapa kelebihan atau keuntungan, dianataranya
yaitu:

1. Meningkatkan produksi tanaman, frekuensi panen dan pendapatan


atau dengan kata lain peningkatan produksi secara keseluruhan.

2. Meningkatkan produktifitas lahan.

3. Mengurangi resiko kegagalan panen suatu jenis tanaman.

4. kombinasi beberapa jenis tanaman dapat menciptakan stabilitas


biologis sehingga dapat menekan serangan hama dan penyakit
serta mempertahankan kelestarian sumber daya lahan dalam hal ini
kesuburan tanah

5. Menyerap tenaga kerja sehingga distribusi tenaga kerja lebih


merata sepanjang tahun.

6. Efisien dalam penggunaan energi atau cahaya matahari.

Selain itu pada saat penanaman ditambahkan pupuk sebagai salah satu
upaya untuk meningkatkan hasil pertanian namun pemberian pupuk harus
disesuaikan dengan dosis yang dianjurkan.

44
5.2 Saran

Pada praktikum selanjutnya diharapkan sarana dan prasarana


praktikum lebih ditingkatkan sehingga hasil yang diperoleh akan lebih baik
dan maksimal, contohnya ketersediaan air untuk penyiraman tanaman.

45
DAFTAR PUSTAKA

AAK. (1993). Teknik Bercocok Tanam Jagung. Yogyakarta. Kanisius.


Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (1998). Budidaya Kedelai dan Jagung.
Palangkaraya. Departemen Pertanian.
Capricorn Indo Consult. (1998). Studi Tentang Agroindustri & Pemasaran
JAGUNG & KEDELAI di Indonesia.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan (1988). Jagung .Bogor.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Saenong, Sania. (1988). Teknologi Benih Jagung. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor. Badan Penelitian dan
Pengembangan
Pertanian.

Surani dan I.U. firmansyah. 2005. Pengaruh Umur Panen Terhadap


Kandungan Nutrisi Biji Jagung Beberapa Varietas. Hasil penelitian
balitsereal Maros. belum dipublikasi. 14 p.

46

Anda mungkin juga menyukai