BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Taksonomi
Dalam dunia tumbuhan, kacang kedelai diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Filum : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Upafamili : Faboidae
Genus : Glycine
Spesies : Glycine soja L.
B. Morfologi Tanaman
Biji
Biji kedelai berkeping dua, terbungkus kulit biji dan tidak
mengandung jaringan endospperma. Embrio terletak di antara
keping biji. Warna kulit biji kuning, hitam, hijau, coklat. Pusar biji
(hilum) adalah jaringan bekas biji melekat pada dinding buah.
Bentuk biji kedelai umumnya bulat lonjong tetapai ada pula yang
bundar atau bulat agak pipih.
Kecambah
Biji kedelai yang kering akan berkecambah bila memperoleh air
yang cukup. Kecambah kedelai tergolong epigeous, yaitu keping
biji muncul diatas tanah. Warna hipokotil, yaitu bagian batang
kecambah dibawah kepaing, ungu atau hijau yang berhubungan
dengan warna bunga. Kedelai yang berhipokotil ungu berbunga
2
ungu, sedang yang berhipokotil hijau berbunga putih. Kecambah
kedelai dapat digunakan sebagai sayuran (tauge).
Perakaran
Tanaman kedelai mempunyai akar tunggang yang membentuk
akar-akar cabang yang tumbuh menyamping (horizontal) tidak jauh
dari permukaan tanah. Jika kelembapan tanah turun, akar akan
berkembang lebih ke dalam agar dapat menyerap unsur hara dan
air. Pertumbuhan ke samping dapat mencapai jarak 40 cm, dengan
kedalaman hingga 120 cm. Selain berfungsi sebagai tempat
bertumpunya tanaman dan alat pengangkut air maupun unsur hara,
akar tanaman kedelai juga merupakan tempat terbentuknya bintil-
bintil akar. Bintil akar tersebut berupa koloni bakteri pengikat
nitrogen Bradyrhizobium japonicum yang bersimbiosis secara
mutualis dengan kedelai. Pada tanah yang telah mengandung
bakteri ini, bintil akar mulai terbentuk sekitar 15 – 20 hari setelah
tanam. Bakteri bintil akar dapat mengikat nitrogen langsung dari
udara dalam bentuk gas N2 yang kemudian dapat digunakan oleh
kedelai setelah dioksidasi menjadi nitrat (NO3).
Batang
Kedelai berbatang dengan tinggi 30–100 cm. Batang dapat
membentuk 3 – 6 cabang, tetapi bila jarak antar tanaman rapat,
cabang menjadi berkurang, atau tidak bercabang sama sekali. Tipe
pertumbuhan batang dapat dibedakan menjadi terbatas
(determinate), tidak terbatas (indeterminate), dan setengah terbatas
(semi-indeterminate). Tipe terbatas memiliki ciri khas berbunga
serentak dan mengakhiri pertumbuhan meninggi. Tanaman pendek
sampai sedang, ujung batang hampir sama besar dengan batang
bagian tengah, daun teratas sama besar dengan daun batang tengah.
Tipe tidak terbatas memiliki ciri berbunga secara bertahap dari
bawah ke atas dan tumbuhan terus tumbuh. Tanaman berpostur
sedang sampai tinggi, ujung batang lebih kecil dari bagian tengah.
3
Tipe setengah terbatas memiliki karakteristik antara kedua tipe
lainnya.
Bunga
Bunga kedelai termasuk bunga sempurna yaitu setiap bunga
mempunyai alat jantan dan alat betina. Penyerbukan terjadi pada
saat mahkota bunga masih menutup sehingga kemungkinan kawin
silang alami amat kecil. Bunga terletak pada ruas-ruas batang,
berwarna ungu atau putih. Tidak semua bunga dapat menjadi
polong walaupun telah terjadi penyerbukan secara sempurna.
Sekitar 60% bunga rontok sebelum membentuk polong.
Buah
Buah kedelai berbentuk polong. Setiap tanaman mampu
menghasilkan 100 – 250 polong. Polong kedelai berbulu dan
berwarna kuning kecoklatan atau abu-abu. Selama proses
pematangan buah, polong yang mula-mula berwarna hijau akan
berubah menjadi kehitaman.
Daun
Pada buku (nodus) pertama tanaman yang tumbuh dari biji
terbentuk sepasang daun tunggal. Selanjutnya, pada semua buku di
atasnya terbentuk daun majemuk selalu dengan tiga helai. Helai
daun tunggal memiliki tangkai pendek dan daun bertiga
mempunyai tangkai agak panjang. Masing-masing daun berbentuk
oval, tipis, dan berwarna hijau. Permukaan daun berbulu halus
(trichoma) pada kedua sisi. Tunas atau bunga akan muncul pada
ketiak tangkai daun majemuk. Setelah tua, daun menguning dan
gugur, mulai dari daun yang menempel di bagian bawah batang.
C. Syarat Tumbuh
Iklim
1. Tanaman kedelai sebagian besar tumbuh di daerah yang beriklim
tropis dan subtropis. Sebagai barometer iklim yang cocok bagi kedelai
adalah bila cocok bagi tanaman jagung. Bahkan daya tahan kedelai
4
lebih baik daripada jagung. Iklim kering lebih disukai tanaman kedelai
dibandingkan iklim lembab.
2. Tanaman kedelai dapat tumbuh baik di daerah yang memiliki curah
hujan sekitar 100-400 mm/bulan. Sedangkan untuk mendapatkan hasil
optimal, tanaman kedelai membutuhkan curah hujan antara 100-200
mm/bulan.
3. Suhu yang dikehendaki tanaman kedelai antara 21-34 derajat C, akan
tetapi suhu optimum bagi pertumbuhan tanaman kedelai 23-27 derajat
C. Pada proses perkecambahan benih kedelai memerlukan suhu yang
cocok sekitar 30 derajat C.
4. Saat panen kedelai yang jatuh pada musim kemarau akan lebih baik
dari pada musim hujan, karena berpengaruh terhadap waktu
pemasakan biji dan pengeringan hasil.
Media Tanam
1. Pada dasarnya kedelai menghendaki kondisi tanah yang tidak terlalu
basah, tetapi air tetap tersedia. Jagung merupakan tanaman indikator
yang baik bagi kedelai. Tanah yang baik ditanami jagung, baik pula
ditanami kedelai.
2. Kedelai tidak menuntut struktur tanah yang khusus sebagai suatu
persyaratan tumbuh. Bahkan pada kondisi lahan yang kurang subur dan
agak asam pun kedelai dapat tumbuh dengan baik, asal tidak tergenang
air yang akan menyebabkan busuknya akar. Kedelai dapat tumbuh baik
pada berbagai jenis tanah, asal drainase dan aerasi tanah cukup baik.
3. Tanah-tanah yang cocok yaitu: alluvial, regosol, grumosol, latosol dan
andosol. Pada tanah-tanah podsolik merah kuning dan tanah yang
mengandung banyak pasir kwarsa, pertumbuhan kedelai kurang baik,
kecuali bila diberi tambahan pupuk organik atau kompos dalam jumlah
cukup.
4. Tanah yang baru pertama kali ditanami kedelai, sebelumnya perlu
diberi bakteri Rhizobium, kecuali tanah yang sudah pernah ditanami
Vigna sinensis (kacang panjang). Kedelai yang ditanam pada tanah
5
berkapur atau bekas ditanami padi akan lebih baik hasilnya, sebab
tekstur tanahnya masih baik dan tidak perlu diberi pemupukan awal.
5. Kedelai juga membutuhkan tanah yang kaya akan humus atau bahan
organik. Bahan organik yang cukup dalam tanah akan memperbaiki
daya olah dan juga merupakan sumber makanan bagi jasad renik, yang
akhirnya akan membebaskan unsur hara untuk pertumbuhan tanaman.
6. Tanah berpasir dapat ditanami kedelai, asal air dan hara tanaman untuk
pertumbuhannya cukup. Tanah yang mengandung liat tinggi,
sebaiknya diadakan perbaikan drainase dan aerasi sehingga tanaman
tidak kekurangan oksigen dan tidak tergenang air waktu hujan besar.
Untuk memperbaiki aerasi, bahan organik sangat penting artinya.
7. Toleransi keasaman tanah sebagai syarat tumbuh bagi kedelai adalah
pH= 5,8-7,0 tetapi pada pH 4,5 pun kedelai dapat tumbuh. Pada pH
kurang dari 5,5 pertumbuhannya sangat terlambat karena keracunan
aluminium. Pertumbuhan bakteri bintil dan proses nitrifikasi (proses
oksidasi amoniak menjadi nitrit atau proses pembusukan) akan berjalan
kurang baik.
8. Dalam pembudidayaan tanaman kedelai, sebaiknya dipilih lokasi yang
topografi tanahnya datar, sehingga tidak perlu dibuat teras-teras dan
tanggul.
Ketinggian Tempat
Varietas kedelai berbiji kecil, sangat cocok ditanam di lahan dengan
ketinggian 0,5- 300 m dpl. Sedangkan varietasi kedelai berbiji besar cocok
ditanam di lahan dengan ketinggian 300-500 m dpl. Kedelai biasanya akan
tumbuh baik pada ketinggian tidak lebih dari 500 m dpl.
D. Botani Jagung
Taksonomi
Taksonomi
6
Kingdom :Plantae(Tumbuhan)
Subkingdom :Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi :Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi :Magnoliophyta (Tumbuh an berbunga)
Kelas :Liliopsida (berkeping satu/monokotil)
Sub Kelas :Commelinidae
Ordo :Poales
Famili :Poaceae(sukurumput-rumputan)
Genus :Zea
Spesies : Zea mays L
E. Morfologi Tanaman
Sistem Perakaran
Jagung mempunyai akar serabut dengan tiga macam akar, yaitu (a)
akar seminal, (b) akar adventif, dan (c) akar kait atau penyangga. Akar
seminaladalah akar yang berkembang dari radikula dan embrio. Pertumbuhan
akar seminal akan melambat setelah plumula muncul ke permukaan tanah
danpertumbuhan akar seminal akan berhenti pada fase V3. Akar adventif
adalahakar yang semula berkembang dari buku di ujung mesokotil, kemudian
setakar adventif berkembang dari tiap buku secara berurutan dan terus keatas
antara 7-10 buku, semuanya di bawah permukaan tanah. Akar
adventif berkembang menjadi serabut akar tebal. Akar seminal hanya
sedikitberperan dalam siklus hidup jagung. Akar adventif berperan
7
dalampengambilan air dan hara. Bobot total akar jagung terdiri atas 52%
akar adventif seminal dan 48% akar nodal. Akar kait atau penyangga adalah
akar adventif yang muncul pada dua atau tiga buku di atas permukaan
tanah.Fungsi dari akar penyangga adalah menjaga tanaman agar tetap tegak
danmengatasi rebah batang. Akar ini juga membantu penyerapan hara dan
air.Perkembangan akar jagung (kedalaman dan penyebarannya)bergantung
pada varietas, pengolahan tanah, fisik dan kimia tanah, keadaanair tanah, dan
pemupukan. Akar jagung dapat dijadikan indikator toleransitanaman terhadap
cekaman aluminium. Tanaman yang toleran aluminium,tudung akarnya
terpotong dan tidak mempunyai bulu-bulu akar (Syafruddin2002). Pemupukan
nitrogen dengan takaran berbeda menyebabkanperbedaan perkembangan.
8
daun.Tanaman jagung di daerah tropis mempunyai jumlah daun relatif
lebihbanyak dibanding di daerah beriklim sedang (temperate) (Paliwal
2000).Genotipe jagung mempunyai keragaman dalam hal panjang, lebar,
tebal,sudut, dan warna pigmentasi daun. Lebar helai daun dikategorikan
mulaidari sangat sempit (< 5 cm), sempit (5,1-7 cm), sedang (7,1-9 cm),
lebar (9,1-11 cm), hingga sangat lebar (>11 cm). Besar sudut daun
mempengaruhitipe daun. Sudut daun jagung juga beragam, mulai dari sangat
kecil hinggasangat besar (Gambar 1). Beberapa genotipe jagung memiliki
antocyaninpada helai daunnya, yang bisa terdapat pada pinggir daun atau
tulang daun.Intensitas warna antocyanin pada pelepah daun bervariasi, dari
sangatlemah hingga sangat kuat.Bentuk ujung daun jagung berbeda, yaitu
runcing, runcing agak bulat,bulat, bulat agak tumpul, dan tumpul (Gambar 2).
Berdasarkan letak posisidaun (sudut daun) terdapat dua tipe daun jagung, yaitu
tegak (erect) danmenggantung (pendant). Daun erect biasanya memiliki sudut
antara kecilsampai sedang, pola helai daun bisa lurus atau bengkok. Daun
pendantumumnya memiliki sudut yang lebar dan pola daun bervariasi dari
lurussampai sangat bengkok. Jagung dengan tipe daun erect memiliki kanopi
kecil sehingga dapat ditanam dengan populasi yang tinggi. Kepadatantanaman
yang tinggi diharapkan dapat memberikan hasil yang tinggi pula.
Bunga
Jagung disebut juga tanaman berumah satu (monoeciuos) karena bunga jantan
dan betinanya terdapat dalam satu tanaman. Bunga betina, tongkol,muncul dari
axillary apices tajuk. Bunga jantan (tassel) berkembang darititik tumbuh apikal
di ujung tanaman. Pada tahap awal, kedua bunga memilikiprimordia bunga
biseksual. Selama proses perkembangan, primordiastamen pada axillary bunga
tidak berkembang dan menjadi bunga betina.Demikian pula halnya primordia
ginaecium pada apikal bunga, tidakberkembang dan menjadi bunga jantan
(Palliwal 2000). Serbuk sari (pollen)adalah trinukleat. Pollen memiliki sel
vegetatif, dua gamet jantan danmengandung butiran-butiran pati. Dinding
tebalnya terbentuk dari dualapisan, exine dan intin, dan cukup keras. Karena
9
adanya perbedaanperkembangan bunga pada spikelet jantan yang terletak di
atas dan bawahdan ketidaksinkronan matangnya spike, maka pollen pecah
secara kontinudari tiap tassel dalam tempo seminggu atau lebih.Rambut jagung
(silk) adalah pemanjangan dari saluran stylar ovary yangmatang pada tongkol.
Rambut jagung tumbuh dengan panjang hingga 30,5cm atau lebih sehingga
keluar dari ujung kelobot. Panjang rambut jagungbergantung pada panjang
tongkol dan kelobot.Tanaman jagung adalah protandry, di mana pada sebagian
besar varietas, bunga jantannya muncul (anthesis) 1-3 hari sebelum rambut
bungabetina muncul (silking). Serbuk sari (pollen) terlepas mulai dari
spikeletyang terletak pada spike yang di tengah, 2-3 cm dari ujung malai
(tassel),kemudian turun ke bawah. Satu bulir anther melepas 15-30 juta serbuk
sari.Serbuk sari sangat ringan dan jatuh karena gravitasi atau tertiup
anginsehingga terjadi penyerbukan silang. Dalam keadaan tercekam
(stress)karena kekurangan air, keluarnya rambut tongkol kemungkinan
tertunda, sedangkan keluarnya malai tidak terpengaruh. Interval antara
keluarnyabunga betina dan bunga jantan (anthesis silking interval,
ASI) adalah halyang sangat penting. ASI yang kecil menunjukkan terdapat
sinkronisasipembungaan, yang berarti peluang terjadinya penyerbukan
sempurnasangat besar. Semakin besar nilai ASI semakin kecil sinkronisasi
pembungaandan penyerbukan terhambat sehingga menurunkan hasil. Cekaman
abiotisumumnya mempengaruhi nilai ASI, seperti pada cekaman kekeringan
dantemperatur tinggi.Penyerbukan pada jagung terjadi bila serbuk sari dari
bunga jantanmenempel pada rambut tongkol. Hampir 95% dari persarian
tersebut berasaldari serbuk sari tanaman lain, dan hanya 5% yang berasal dari
serbuk saritanaman sendiri. Oleh karena itu, tanaman jagung disebut tanaman
bersarisilang (cross pollinated crop), di mana sebagian besar dari serbuk sari
berasaldari tanaman lain. Terlepasnya serbuk sari berlangsung 3-6 hari,
bergantungpada varietas, suhu, dan kelembaban. Rambut tongkol tetap reseptif
dalam3-8 hari. Serbuk sari masih tetap hidup (viable) dalam 4-16 jam
sesudahterlepas (shedding). Penyerbukan selesai dalam 24-36 jam dan biji
mulaiterbentuk sesudah 10-15 hari. Setelah penyerbukan, warna rambut
10
tongkolberubah menjadi coklat dan kemudian kering.
A. Kedelai
11
Kedelai mengandung nilai gizi yang sangat tinggi, diantaranya:
12
Vitamin B12 0 mg (0%)
Vitamin C 6.0 mg (10%)
Vitamin K 47 mg (45%)
Kalsium 277 mg (28%)
Besi 15,70 mg (126%)
Magnesium 280 mg (76%)
Fosfor 704 mg (101%)
Kalium 1797 mg (38%)
Natrium 2 mg (0%)
Seng 4,89 mg (49%)
Sumber: USDA Nutrient database
B. JAGUNG
13
Kandungan gizi
Biji jagung kaya akan karbohidrat. Sebagian besar berada pada endospermium.
Kandungan karbohidrat dapat mencapai 80% dari seluruh bahan kering biji.
Karbohidrat dalam bentuk pati umumnya berupa
campuran amilosa dan amilopektin. Pada jagung ketan, sebagian besar atau
seluruh patinya merupakan amilopektin. Perbedaan ini tidak banyak
berpengaruh pada kandungan gizi, tetapi lebih berarti dalam pengolahan
sebagai bahan pangan. Jagung manis diketahui mengandung amilopektin lebih
rendah tetapi mengalami peningkatan fitoglikogen dan sukrosa.
Protein : 9,2 gr
Lemak : 3,9 gr
Karbohidrat : 73,7 gr
Kalsium : 10 mg
Fosfor : 256 mg
Ferrum : 2,4 mg
Vitamin A : 510 SI
Vitamin B1 : 0,38 mg
Air : 12 gr
14
diselesaikan dalam 80-150 hari.
Pemanfaatan
Selain sebagai bahan pangan dan bahan baku pakan, saat ini jagung juga
dijadikan sebagai sumber energi alternatif. Lebih dari itu, saripati jagung dapat
diubah menjadi polimer sebagai bahan campuran pengganti fungsi utama
plastik. Salah satu perusahaan di Jepang telah mencampur polimer jagung dan
plastik menjadi bahan baku casing komputer yang siap dipasarkan.
3. Pada umur empat hari setelah bibit tumbuh, pupuklah dengan pupuk
berimbang (Urea, TS, dan KCL).
4. Pada umur 35 hari pemupukan kedua dengan jenis pupuk sama. Usai
pemupukan, jagung tidak dirawat lagi walaupun ditumbuhi rerumputan
untuk menjaga agat tidak mengganggu proses perbungaan sampai siap
dipanen.
5. Dalam satu batang, jagung manis memiliki satu–tiga tongkol, tapi untuk
menjaga agar buah maksimal satu batang ditinggalkan satu tongkol.
6. Dalam satu hektare menghabiskan 200 kg Urea, 100 kg TS, dan 100 kg
KCl, untuk dua kali pemupukan. Tetapi, lebih memuaskan dibantu dengan
15
pupuk kandang untuk mengurangi pupuk kimia.
Hama Jagung
16
sebaiknya dilakukan bilaman diperlukan saja, sehingga penggunaan- pertisida
lebih efisien. Waktu yang baik untuk menyemprot adalah pagi hari antara jam
06.00 – 09;00 atau sore hari jam 16.00 -18.00.
Hama Kedelai
17
a. Aphis SPP (Aphis Glycine)
Kutu dewasa ukuran kecil 1-1,5 mm berwarna hitam, ada yang bersayap
dan tidak. Kutu ini dapat dapat menularkan virus SMV (Soyabean Mosaik
Virus). Menyerang pada awal pertumbuhan dan masa pertumbuhan bunga
dan polong.
Gejala: layu, pertumbuhannya terhambat.
Pengendalian: (1) menanam kedelai pada waktunya, mengolah tanah
dengan baik, bersih, memenuhi syarat, tidak ditumbuhi tanaman inang
seperti: terung-terungan, kapas-kapasan atau kacangkacangan; (2)
membuang bagian tanaman yang terserang hama dan membakarnya; (3)
menggunakan musuh alami (predator maupun parasit); (4) penyemprotan
insektisida dilakukan pada permukaan daun bagian atas dan bawah.
18
menetas, ulat masuk ke dalam buah sampai besar, memakan buah muda.
Gejala: pada buah terdapat lubang kecil. Waktu buah masih hijau, polong
bagian luar berubah warna, di dalam polong terdapat ulat gemuk hijau dan
kotorannya.
Pengendalian: (1) kedelai ditanam tepat pada waktunya (setelah panen
padi), sebelum ulat berkembang biak; (2) penyemprotan obat Dursban 20
EC sampai 15 hari sebelum panen.
f. Kepala polong (Riptortis Lincearis)
Gejala: polong bercak-bercak hitam dan menjadi hampa.
Pengendalian: penyemprotan Surecide 25 EC, Azodrin 15 WSC.
19
Gejala: kerusakan pada daun, ulat hidup bergerombol, memakan daun, dan
berpencar mencari rumpun lain.
Pengendalian: (1) dengan cara sanitasi; (2) disemprotkan pada sore/malam
hari (saat ulat menyerang tanaman) beberapa insektisida yang efektif
seperti Dursban 20 EC, Azodrin 15 WSC dan Basudin 50 EC.
Hama
20
Virus). Menyerang pada awal pertumbuhan dan masa pertumbuhan bunga
dan polong.
Gejala: layu, pertumbuhannya terhambat.
Pengendalian: (1) menanam kedelai pada waktunya, mengolah tanah
dengan baik, bersih, memenuhi syarat, tidak ditumbuhi tanaman inang
seperti: terung-terungan, kapas-kapasan atau kacangkacangan; (2)
membuang bagian tanaman yang terserang hama dan membakarnya; (3)
menggunakan musuh alami (predator maupun parasit); (4) penyemprotan
insektisida dilakukan pada permukaan daun bagian atas dan bawah.
21
kotorannya.
Pengendalian: (1) kedelai ditanam tepat pada waktunya (setelah panen
padi), sebelum ulat berkembang biak; (2) penyemprotan obat Dursban 20
EC sampai 15 hari sebelum panen.
f. Kepala polong (Riptortis Lincearis)
Gejala: polong bercak-bercak hitam dan menjadi hampa.
Pengendalian: penyemprotan Surecide 25 EC, Azodrin 15 WSC.
22
hari (saat ulat menyerang tanaman) beberapa insektisida yang efektif
seperti Dursban 20 EC, Azodrin 15 WSC dan Basudin 50 EC.
Penyakit
23
Kumbang berwarna merah dan larvanya yang berbulu duri, pemakan daun
dan merusak bunga.
Pengendalian: sama dengan terhadap kumbang daun tembukur.
24
kulit polong berbintik coklat.
Pengendalian: Azodrin 15 WCS, Dursban 20 EC, Fomodol 50 EC.
2.5 Pupuk
25
disimpan di tempat kering dan tertutup rapat.
Unsur hara Nitrogen yang dikandung dalam pupuk Urea sangat besar
kegunaannya bagi tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan, antara
lain:
2). Pupuk SP 36
Sifat, manfaat dan keunggulan pupuk SP 36
26
Tidak higroskopis
Mudah larut dalam air
Sebagai sumber unsur hara Fosfor bagi tanaman
Memacu pertumbuhan akar dan sistim perakaran yang baik
Memacu pembentukan bunga dan masaknya buah/biji
Mempercepat panen
Memperbesar prosentase terbentuknya bunga menjadi buah/biji
Menambah daya tahan tanaman terhadap gangguan hama, penyakit
dan kekeringan
27
pada akhirnya mengurangi produksi. Kelebihan kalium dapat menyebabkan
daun cepat menua sebagai akibat kadar Magnesium daun dapat menurun.
Kadang-kadang menjadi tingkat terendah sehingga aktivitas fotosintesa
terganggu.
BAB III
BAHAN DAN METODE
berikut :
1) Cangkul 5) Meteran
2) Kored 6) Ember
3) Tali Rafia 7) Label Percobaan
4) Patok 8) Ajir (bambu)
Adapun bahan-bahan yang digunakan adalah sebagai berikut:
28
3.3 Prosedur Kerja
a). Perlakuan
Ukuran petak tanam adalah 3x5 m, tanaman jagung sebagai tanaman
pokok dan tanaman kacang sebagai tanaman sela.
b). Penanaman
Jarak tanam jagung baik mono atau tumpang sari 80x20 cm, jarak
tanam kacang kedelai monokultur 40x20 cm. Tanaman kacang kedelai
sebagai tanaman sela pada perlakuan (T3) ditanam tepat ditengah antar
barisan jagung. Dengan jarak tanam dalam barisan 20 cm.
29
3.4 Pelaksanaan Praktikum
Pertama kalinya turun kelahan pada tanggal 22 maret 2011, pada tahap
ini seluruh mahasiswa membersihkan lahan tanaman dari ilalang dan gulma
disekitar lahan. Pembersihan dilakukan dengan menggunakan tangan secara
langsung maupun dengan menggunakan alat seperti cangkul, parang dan
kored.
4). Penanaman
30
tugal, setiap barisan terdapat sebanyak 72 lubang tanam.
b). Setelah dibuat lubang tanam masukan benih kacang kedelai dan jagung
masing-masing 1 butir pada setiap lubang tanam dan diberi furadan
sebanyak 5 butir.
c). Tutupi lubang tanam tersebut dengan tanah disekitar lahan secara
perlahan agar tanah tidak menjadi padat.
5). Pemberian Pupuk
Jumlah Pupuk = X
10000 Luas Lahan
Keterangan:
Luas lahan 3 m X 5 m = 15 m2
1 ha = 10.000 m2
Dari hasil perhitungan diperoleh berat bersih pupuk yang digunakan
untuk menanam tumpang sari tanaman jagung dan kacang tanah pada lahan
31
seluas 3m X 5m adalah :
Urea = 450 gr/ m2 (setengah dosis urea di aplikasikan pada 4 MST, jadi
hanya 225 gr/ m2)
KCL = 225 gr/ m2
SP 36 = 300 gr/ m2
6). Penyiraman
7). Pemeliharaan
a) Penyulaman
Sulam benih yang tidak tumbuh atau mati, untuk penyulaman lebih
cepat lebih baik (setelah yang lain kelihatan tumbuh ± 3-7 hari setelah
tanam).
d). Penyiangan dan Pembumbunan
Penyiangan dilakukan 2 kali umur 1 dan 6 minggu dengan hati-hati
agar tidak merusak bunga dan polong.
Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan untuk
memperkokoh posisi batang agar tanaman tidak mudah rebah dan
menutup akar yang bermunculan di atas permukaan tanah karena
adanya aerasi
32
cangkul, kemudian ditimbun di barisan tanaman. Dengan cara ini akan
terbentuk guludan yang memanjang.
9). Panen
Pemanenan dilakukan pada tanggal 14 juni 2011 pada pagi hari, tidak
semua hasil panen dibawa ke lab, namun hanya tanaman sampel saja yang
diukur untuk keperluan data praktikum. Tanaman sampel yang terdiri dari 3
tanaman sampel kacang kedelai dan 4 tanaman sampel jagung. Tanaman-
tanaman tersebut kemudian dibawa ke lab untuk ditimbang hasilnya, tanaman
jagung ditimbang mulai dari berat akar, berat keseluruhan tanaman jagung,
berat bonggol dan berat bonggol tanpa kulit. Sedangkan untuk tanaman
kacang tanah ditimbang dari berat keseluruhan tanaman kacang tanah, jumlah
polong yang dihasilkan dan berat polong.
33
1) Jumlah Tanaman
Dihitung berdasarkan banyaknya jumlah tanaman yang tumbuh dalam
lahan tersebut.
2) Tinggi Tanaman
Diukur setelah 2 MST sampai pada vase vegetatif selesai yaitu ditandai
dengan munculnya bunga pada tanaman kacang tanah dan tanaman jagung.
Pengukuran tinggi tanaman dilakukan dari permukaan tanah sampai pada titik
tumbuh daun paling atas.
3) Jumlah Daun
Dihitung mulai dari 2 MST dan yang hanya dihitung adalah daun yang
telah tumbuh sempurna.
4) Jumlah Cabang
Cabang dihitung setiap minggunya seiring dengan pertumbuhan
tanaman. Jumlah bunga
Bunga dihitung setelah fase vegetatif selesai yaitu pada 4 MST yang
diawali sebagai fase generatif.
5) Jumlah Bonggol
Bonggol dihitung setelah fase generatif yaitu pada 7 MST sampai
panen.
6) Posisi Bonggol
Posisi bonggol dihitung dari ketiak daun pertama dari bawah sampai ketiak
dimana bonggol tersebut tumbuh.
7) Jumlah Polong
Banyaknya polong dihitung dari mulai tumbuh sampai polong berisi
kacang.
34
BAB IV
4.1 Hasil
A. Kedelai
Berikut adalah hasil panen pada tanggal 14 juni 2011, tabel dan grafik 4.1
dibawah ini merupakan perbandingan berat tanaman kedelai, jumlah polong
dan berat polong.
Tabel 4.1
Grafik 4.1
35
Grafik perbandingan polong
90
80
70
60
50 Berat Total (gr)
40 Jumlah Polong
20
10
0
1 2 3
Tabel dan grafik di bawah ini menunjukkan perbandingan berat basah dan
berat kering tanaman kedelai yang dipanen pada tanggal 14 juni 2011.
Grafik 4.2
36
90
80
70
60
50
berat kering (gr)
40
berat basah (gr)
30
20
10
0
1 2 3
Berikut adalah tabel dan grafik perbandingan panjang akar, panjang batang
dan jumlah daun tanaman kedelai pada saat dipanen tanggal 14 juni 2011.
Tabel 4.3
Panjang Jumlah
Sampel Panjang akar batang daun
1 31 59 25
2 52 66 25
3 14,2 62 27
Grafik 4.3
37
70
60
50
40 Panjang akar
Panjang batang
30
Jumlah daun
20
10
0
1 2 3
B. Jagung
Berikut adalah hasil panen tanaman jagung per tanggal 14 juni 2011, tabel
dan grafik 4.4 menunjukkan perbandingan jumlah tongkol, panjang batang,
jumlah daun dan panjang akar.
Tabel 4.4
Grafik 4.4
38
250
200
50
0
1 2 3 4
Tabel dan grafik 4.5 menggambarkan perbandingan berat tongkol, berat basah
serta berat kering tanaman.
Tabel 4.5
Grafik 4.5
39
400
350
300
250
berat tongkol (gr)
200
berat basah (gr)
150 berat kering (gr)
100
50
0
1 2 3 4
Tabel dan grafik rata-rata pertumbuhan tanaman kedelai, terdiri dari rata-rata
tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah bunga dan jumlah polong.
40
50
45
40
35
30 Tinggi pohon (cm)
25 jumlah daun
20 jumlah polong
jumlah bunga
15
10
5
0
1 2 3
Tabel dan grafik rata-rata pertumbuhan jagung, terdiri dari tinggi tanaman,
jumlah daun dan banyak bonggol.
Tabel 4.7
Grafik 4.7
41
120
100
80
jumlah daun
60
tinggi pohon (cm)
jumlah bonggol
40
20
0
1 2 3 4
4.2 Pembahasan
42
tumpang sari, rata-rata fase vegetatif atau masa pertumbuhannya berlangsung
sampai 4 MST setelah itu tanaman mengalami fase generatif yang di tandai
dengan munculnya bunga mulai pada minggu ke – 5 . Pada fase generatif
bunga yang tumbuh menentukan jumlah polong yang dihasilkan pada setiap
tanaman kacang kedelai.
Dari ke-3 sampel tampak bahwa pada sampel ke-1 tanaman kedelai
menghasilkan jumlah polong yang paling banyak, yaitu 44 buah. Adapun
pada sampel ke-3 menunjukkan pertumbuhan polong yang sedikit, yaitu 19
buah polong. Hal tersebut terjadi karena kandungan unsur hara dan cahaya
matahari yang diserapnya tidak sama antara satu tanaman dengan tanaman
yang lainnya.
43
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Selain itu pada saat penanaman ditambahkan pupuk sebagai salah satu
upaya untuk meningkatkan hasil pertanian namun pemberian pupuk harus
disesuaikan dengan dosis yang dianjurkan.
44
5.2 Saran
45
DAFTAR PUSTAKA
46