Anda di halaman 1dari 36

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mata kuliah Dasar-dasar Teknologi Budidaya adalah mata kuliah yang

berisikan prinsip-prinsip dasar pengusahaan tanaman, pengenalan faktor-faktor

produksi dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman. Kegiatan praktikum

diselenggarakan sebagai sarana untuk melengkapi dan mendukung pemahaman

teori yang diberikan dalam perkuliahan. Pemahaman meteri praktikum diharapkan

dapat dicapai melalui kegiatan di lapangan dan penelaahan bahan bacaan yang

materinya disusun sesuai dengan materi pokok perkuliahan.

Praktikum lapangan Dasar-dasar Teknologi Budidaya merupakan

serangkaian kegiatan di lapangan (lahan praktikum) yang berisikan materi

identifikasi dan praktik kegiatan budidaya tanaman. Melalui praktikum ini

mahasiswa akan memperoleh pengalaman empiris melakukan kegiatan kultur

teknis dalam budidaya mulai dari persiapan lahan, pembukaan lahan, pembuatan

bedengan, pengolahan tanah, pemupukan, penanaman, perawatan tanaman,

pengendalian hama dan penyakit, panen, dan pasca panen.

Dalam praktikum kegiatan budidaya dilakukan perbanyakan tanaman

secara generatif dan secara vegetatif. Perkembangbiakan generatif adalah

perkembangbiakan tumbuhan secara kawin atau seksual. Perbanyakan secara

generatif dilakukan dengan menanam biji yang dihasilkan dari penyerbukan antara

bunga jantan (serbuk sari) dan bunga betina (kepala putik). Perbanyakan secara

aseksual atau vegetatif adalah proses perbanyakan tanaman dengan menggunakan

bagian-bagian tertentu dari tanaman seperti, daun, batang, ranting, pucuk, umbi

dan akar untuk menghasilkan tanaman baru yang sama dengan induknya (Made,
2

2009). Prinsip dari perbanyakan vegetatif adalah merangsang tunas adventif yang

ada dibagian-bagian tersebut agar berkembang menjadi tanaman sempurna yang

memiliki akar, batang, dan daun sekaligus.

Perbanyakan tanaman dengan vegetatif dapat dilakukan dengan berbagai

cara, yaitu stek, cangkok, tempel (budding), sambung (grafting), dan juga

perbanyakan modern seperti kultur jaringan. Selain itu mahasiswa juga

menghitung dan menganalisis penggunaan sarana produksi, mengamati morfologi,

pertumbuhan dan perkembangan tanaman, juga memperoleh wawasan kegiatan

budidaya sebagai salah satu subsistem dari sistem agribisnis.Oleh karena itu,

praktikum ini perlu dilaksanakan didalam perkuliahan.

1.2 Tujuan Praktikum

Tujuan praktikum Dasar-dasar Teknologi Budidaya dilakukan agar

mahasiswa mampu memahami materi yang diajarkan meliputikultur teknis dalam

budidaya dengan baik dan benar untuk menghasilkan produk semaksimal

mungkin dengan cara sederhana serta tetap menjaga kelestarian alam secara

berkelanjutan. Dengan demikian dapat tercipta petani yang kreatif dan terampil

dalam usahatani.

1.3 Manfaat Praktikum

Manfaat yang diperoleh dari praktikum ini ialah mahasiswa mengetahui

bagaimana proses maupun cara-cara kultur teknis dalam budidaya dengan baik

dan benar. Selain itu juga, dapat menanmbah wawasan kita, melatih dan melihat

kemampuan diri kita dengan cara melakukan praktikum tersebut.


3

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Perbanyakan Tanaman Secara Generatif

Perbanyakan secara generatif dilakukan dengan menanam biji yang

dihasilkan dari penyerbukan antara bunga jantan (serbuk sari) dan bunga betina

(kepala putik). Secara alami proses penyerbukan terjadi dengan bantuan angin

atau serangga. Namun, saat ini penyerbukan sering dilakukan manusia, terutama

para pemulia tanaman untuk memperbanyak atau menyilang tanaman dari

beberapa varietas yang berbeda .Keunggulan tanaman hasil perbanyakan secara

generatif adalah sistem perakarannya yang kuat dan rimbun. Oleh karena itu,

sering dijadikan sebagai batang bawah untuk okulasi atau sambungan.

Selain itu, tanaman hasil perbanyakan generatif juga digunakan untuk

program penghijauan di lahan-lahan kritis yang lebih mementingkan konservasi

lahan dibandingkan dengan produksi buahnya. Bahkan, kegiatan budidaya

tanaman sayur dan beberapa jenis buah-buahan semusim seperti mentimun,

semangka dan melon tetap menggunakan bibit biji yang berasal dari perbanyakan

secara generatif, tetapi bibit yang digunakan merupakan bibit-bibit unggul atau

bibit biji varietas hibrida yang kualitas dan kuantitas buahnya tidak diragukan

lagi.Mentimun (Cucumis sativus Linn.)Mentimum adalah salah satu jenis sayur-

sayuran yang dikenal di hampir setiap negara. Tanaman ini berasal dari Himalaya

di Asia Utara. Saat ini, budidaya mentimum sudah meluas ke seluruh dunia baik

daerah tropis atau subtropis. Di Indonesia mentimun memiliki berbagai nama

daerah seperti timun (Jawa), bonteng (Jawa Barat), temon atau antemon (Madura),
4

ktimun atau antimun (Bali), hantimun (Lampung) dan timon (Aceh)

(Rukmana,1994).

Mentimun merupakan tanaman setahun yang tumbuh merambat, dengan

sistem perakaran dangkal. Batang tanaman mentimun memiliki panjang 1-3 m

dengan sulur yang tidak bercabang. Daun bulat segitiga, agak berbentuk jantung,

lebar 7-25 cm dan permukaan kasar karena adanya rambut-rambut di permukaan

daun, panjang tangkai daun 5-15 cm. Bunga berwarna kuning berbentuk lonceng

(Rubatzky &Yamaguchi,1999).

Mentimun muda dijadikan sayuran mentah atau bahan makanan yang

diawetkan seperti acar. Buah mentimum dimanfaatkan untuk perawatan

kecantikan dan untuk pengobatan tradisional untuk memperlancar buang air kecil

dan menurunkan tekanan darah tinggi (Warintek,2007).

Mentimun mengandung mineral-mineral yang penting bagi tubuh seperti

kalsium, fosfor, kalium dan besi, selain itu juga mengandung vitamin A, B dan C.

Mentimun banyak disukai olehSemula pisan masyarakat, buahnya dapat

dikonsumsi dalam bentuk segar,pencuci mulut atau pelepas dahaga,bahan

kosmetika,dan dapat di jadikan bahanobat-obatan.Dari sudut pandang ekonomi,

mentimun memiliki prospek yang cukup baik, karena diminati di banyak negara.

Selain itu buah mentimun dapat di gunakan sebagai bahan baku industri minuman,

permen danparfum (Rukmana,1994).

Proses budidaya tanaman mentimun seringkali mengalami banyak

gangguan, salah satunya adalah dari organisme pengganggu tumbuhan (OPT).

OPT tersebut terdiri dari hama dan patogen tanaman. Patogen tanaman yang
5

menyerang mentimun adalah dari golongan bakteri, cendawan, virus, nematoda,

fitoplasma, dan viroid (Rubatzky amaguchi,1997).

Di antara patogen tersebut, virus rupakan patogen yang sulit untuk

dikendalikan dan sangat merusak.Virus dapat menyebabkan tanaman mengalami

kehilangan hasil dan penurunan kualitas yang sangat tinggi. Tanaman yang

terinfeksi virus dapat menunjukkan gejala yang berbeda-beda, tetapi biasanya

daun menguning, klorosis(daun mengalami belang-belang), perubahan bentuk

daun (keriting), dan pertumbuhan menyimpang lainnya (kerdil, bentuk bungaatau

buah tidak normal). Selain itu, tanaman mengalami

2.2. Pupuk Kandang

Pupuk adalah suatu bahan yang bersifat organik ataupun anorganik, bila

ditambahkan ke dalam tanah ataupun tanaman dapat menambah unsur hara serta

dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah, atau kesuburan tanah.

Pemupukan adalah cara-cara atau metode pemberian pupuk atau bahan-bahan lain

seperti bahan kapur, bahan organik, pasir ataupun tanah liat ke dalam tanah. Jadi

pupuk adalah bahannya sedangkan pemupukan adalah cara pemberiannya. Pupuk

banyak macam dan jenis-jenisnya serta berbeda pula sifat-sifatnya dan berbeda

pula reaksi dan peranannya di dalam tanah dan tanaman. Karena hal-hal tersebut

di atas agar diperoleh hasil emupukan yang efisien dan tidak merusak akar

tanaman maka perlulah diketahui sifat, macam dan jenis pupuk dan cara

pemberian pupuk yang tepat (Hasibuan, 2006).

Menaikkan kondisi kehidupan di dalam tanahHal ini terutama disebabkan

karena organisme di dalam tanah dapat memanfaatkan bahan organik sebagai


6

makanan. Berbagai organisme di dalam tanah dapat memanfaatkan bahan organik

sebagai makanan. Berbagai organisme itu di dalam tanah mempunyai fungsi

penting yang beraneka ragam sifatnya.4.Mengandung zat makanan

tanamanBerbagai zat makanan tanaman hanya sebagian dapat diserap oleh

tanaman. Bagian yang penting daripa danya baru tersedia sesudah terurainya

bahan organik itu. Pupuk organik biasanya menunjukkan pengaruh reaksi reaksi

nitrogen yang jelas terlihat. Pengaruh dari fosfat dan kalium biasanya tidak begitu

jelas ( Rinsema, 1993).

Pupuk kandang merupakan pupuk organik dari hasil fermentasi kotoran

padat dan cair (urine) hewan ternak yang umumnya berupa mamalia dan unggas.

Pupuk organik (pupuk kandang) mengandung unsur hara lengkap yang

dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhannya. Disamping mengandung unsur hara

makro seperti nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K), pupuk kandang pun

mengandung unsur mikro seperti kalsium (Ca), magnesium (Mg), dan sulfur (S).

Unsur fosfor dalam pupuk kandang sebagian besar berasal dari kotoran padat,

sedangkan nitrogen dan kalium bersal dari ko tor an cair (Santoso, 2002).

Pupuk organik padat (konvensional) yang biasa dipakai petani adalah

pupuk organik dari kompos atau pupuk kandang yang terdekomposisi secara

alami berbentuk serbuk kasar atau gumpalan. Pupuk organik padat tersebut masih

Universitas Sumatera Utaratercampur dengan bahan-bahan lain seperti sekam,

jerami, serbuk gergaji, dan lain-lain dengan bau yang masih menyengat dan dalam

kondisi relatif basah. Dengan demikian, pupuk tersebut terkesan kotor. Bentuk

pupuk organik padat saat ini semakin beragam disesuaikan dengan kebutuhan di

lapangan. Saat ini bentuk pupuk organik padat yang ditawarkan antara lain serbuk,
7

butiran, pelet, dan tablet. Pupuk organik bentuk butiran, pelet, dan tablet

merupakan bentuk

pupuk organik konsentrat yang dibentuk dengan mesin pencetak bertekanan tinggi

(Musnamar, 2005).

2.3. Pupuk Urea, TSP, KCL

Pupuk anorganik adalah pupuk yang terbuat dengan proses fisika, kimia,

atau biologis. Pada umumnya pupuk anorganik dibuat oleh pabrik. Bahan bahan

dalam pembuatan pupuk anorgank berbeda beda, tergantung kandungan yang

diinginkan. Misalnya unsur hara fosfor terbuat dari batu fosfor, unsure hara

nitrogen terbuat dari urea. Pupuk anorganik sebagian besar bersifat hidroskopis.

Hidroskopis adalah kemampuan menyerap air diudara, sehingga semakin tinggi

higroskopis semakin cepat pupuk mencair (Musnamar, 2003).

Pupuk anorganik adalah pupuk yang dibuat oleh pabrik-pabrik pupuk

dengan meramu bahan-bahan kimia anorganik berkadar hara tinggi. Misalnya

urea berkadar N 45-46% (setiap 100 kg urea terdapat 45-46 kg hara nitrogen)

(Lingga, 2000).

Pupuk anorganik atau pupuk buatan dapat dibedakan menjadi pupuk tunggal

dan pupuk majemuk. Pupuk tunggal adalah pupuk yang hanya mengandung satu

unsur hara misalnya pupuk N, pupuk P, pupuk K dan sebagainya. Pupuk

majemuk adalah pupuk yang mengandung lebih dari satu unsur hara misalnya N +

P, P + K, N + K, N + P + K dan sebagainya (Hardjowigeno, 2004).


8

2.4. Pestisida

Pestisida adalah substansi (zat) kimia yang digunakan untuk membunuh

atau mengendalikan berbagai hama. Berdasarkan asal katanya pestisida berasal

dari bahasa inggris yaitu pestberarti hama dan cidaberarti pembunuh. Yang

dimaksud hama bagi petani sangat luas yaitu : tungau, tumbuhan pengganggu,

penyakit tanaman yang disebabkan oleh fungi (jamur), bakteria dan virus,

nematoda (cacing yang merusak akar), siput, tikus, burung dan hewan lain yang

dianggap merugikan. Menurut peraturan Pemerintah No. 7 tahun 1973 (yang

dikutip oleh Djojosumarto, 2008)

Manfaat daun mimba sebagai pestisida nabati sangat mengguntungkan bagi

para petani dalam pengendalian hama secara biologis dan selain itu juga dapat

digunakan sebagai obat tradisional untuk kesehatan. Tanaman Mimba sebagai

pestisida nabati memiliki daya kerja yang efektif, ekonomis, aman, mudah didapat

dan ramah lingkungan. Zat-zat racun yang ada di dalam tanaman mimba

bermanfaat untuk insektisida, repelen, akarisida, penghambat pertumbuhan,

neumatisida, fungisida, anti virus. Racun tersebut sebagai racun perut dan

sistemik. Mimba memiliki efek anti serangga dengan azadirachtin sebagai

komponen yang paling paten (Thamrin , 2008).

Ekstrak daun dapat berefek sebagai fungisida alami pada pengendalian

penyakit antraknosa pada apel pasca panen, berefek insektisida terhadap larva

Aedes aegypti. Toksisitas dapat menyebabkan iritasi mata dan jaringan lunak,

serta kemungkinan sebagai penyebab konjugtivitas dan inflamasi. Sudah sejak

lama mimba digunakan sebagai pestisida nabati dengan kemanjuran dan

peruntukan yang luas (Broad spectrum), baik digunakan secara sederhana di


9

negara berkembang, maupun digunakan secara terformula di negara maju, seperti

Amerika Serikat. Pada awalnya hanya diperuntukan untuk mengendalikan

organisme pengganggu tumbuhan (OPT) pada tanaman yang bukan untuk

dikonsumsi, namun belakangan ini sudah diperkenankan dipergunakan untuk

mengendalikan OPT pada tanaman pangan (food crops). Diduga aplikasi ekstrak

daun mimba pada berbagai tingkat konsentrasi akan mempengaruhi

perkembangan hama Plutella xylostella dan dapat mengurangi persentase

kerusakan pada tanaman (Ruskin, 1993).

2.5. Perbanyakan Tanaman Secara Vegetative

Perbanyakan tanaman dapat berlangsung dengan dua cara yaitu generatif dan

vegetatif. Perbanyakan secara generatif yaitu sebagai hasil dari perkawinan antara

2 individu atau bagian dari individu yang terpisah, sehingga sifat-sifat dari orang

tuanya bercampur, misalnya dengan spora atau dengan biji. Perbanyakan secara

vegetatif yaitu perbanyakan dengan memakai bagian dari tanaman (Sianipar dan

Philippus, 1981).

Pembiakan tak kawin berlangsung dengan cara pelepasan organ vegetatif dari

tumbuhan induknya yang kemudian tumbuh menjadi individu baru. Pembiakan

aseksual berlangsung tanpa perubahan-perubahan kromosom. Sehingga sifat yang

diturunkan sama dengan sifat induknya (Jumin, 1994). Perbanyakan vegetatif

pada umumnya menggunakan stek, okulasi, layering udara, dan lain-lain. Media

yang digunakan dalam teknik ini adalah pupuk organik seperti pupuk hijau,

kompos, sekam padi, kotoran, dan serbuk gergaji (Sumiarsi dan Priadi, 2004).
10

Berbagai cara pembiakan vegetatif antara lain penggunaan benih apomiktik,

penggunan struktur vegetatif khusus, induksi akar dan pucuk adventif, dan

penyambungan (grafting dan budding). Penggunaan benih apomiktik seperti pada

Citrus sp.. Penggunaan struktur vegetatif khusus yaitu sulur (ranner) misal pada

strawberry, umbi lapis (bulb), umbi sisik (corm) misal gladiol, akar batang

(rhizome) misal canna, carang (offshoot) misal pisang, umbi batang (tubers) misal

kantung, dan umbi akar (roots) misal ubi jalar. Induksi akar dan pucuk adventif

seperti cangkok dan stek (cutting). Cangkok aitu regenerasi dari bagian vegetatif

sementara masih berada pada tanamannya, sedangkan stek (cutting) yaitu

regenarasi dari bagian vegetatif yang telah dipisahkan dari tanamannya.

Penyambungan (grafting dan budding) adalah penyatuan bagian-bagian tanaman

dengan cara regenerasi jaringan (Harjadi, 1992).

2.6. Zat Peransang Tumbuh

Penggunaan ZPT untuk merangsang perakaran pada setek batang ada dua

cara yaitu pertama memberikan bagian setek dengan cara mencelupkan atau

merendamnya (cara basah) dan kedua dengan mengolesi bagian dasar setek

dengan bubuk ZPT (cara kering). Perlakuan basah memudahkan setek menyerap

zat dalam ZPT. Tinggi rendahnya hasil dari penggunaan ZPT tergantung pada

beberapa faktor, salah satunya diantaranya adalah lamanya setek direndam dalam

larutan. Semakin lama setek berada dalam larutan semakin meningkat larutan

dalam setek (Panjaitan, 2000).


11

III. BAHAN DAN METODE

3.1. Waktu Dan Tempat

Praktikum Dasar-Dasar Teknologi Budidaya dilaksanakan pada pertemuan

minggu ke-2, pembukaan lahan hari Senin 29 Februari 2016 sampai melakukan

sambung pucuk hari Rabu 11 Mei 2016. Bertempat di kebun percobaan UPT

(Unit Pelaksanaan Teknis) Fakultas Pertanian Universitas Riau.

3.2. Alat Dan Bahan

3.2.1 Budidaya Tanaman

Adapun alat yang digunakan dalam kegiatan budidaya tanaman mentimun

yaitu: cangkul, golok, , alat tulis, alat pengukur (meteran atau penggaris).bahan

yang digunaka yaitu: tali raffia,pancang,bibit mentimun, ,pupuk, pestisida,ajir.

3.2.2 Stek

Adapun alat yang digunakan dalam kegiatan stek tanaman yaitu: pisau

cuter, gunting stek , alat tulis dan alat pengukur (meteran atau penggaris. Bahan

yang digunakan yaitu: bagian batang tanaman mawar, bougenvill, pucuk merah

dan jeruk nipis, polibeg, tanah, dan air.

3.2.3 Cangkok

Adapun alat yang digunakan dalam kegiatan cangkok tanaman sawo yaitu:

pisau okulasi,alat tulis dan alat pengukur (meteran atau penggaris). Bahan yang

digunaka yaitu: pohon sawo, sabur kelapa , plastik, tali raffia, tanah, dan air.
12

3.2.4 Sambung Pucuk

Adapun alat yang digunakan dalam kegiatan sambung pucuk tanaman hias

bougenvil yaitu: pisau okulasi, pisau cuter, alat tulis, alat pengukur (meteran atau

penggaris).bahan yang digunaka yaitu: pohon dan batang atas bunga bougenvil 2

warna yang berbeda, tali raffia, dan plastik.

3.3 Metode Praktikum

3.3.1. Budidaya Tanaman Mentimun

Cara kerja dalam budidaya mentimun adalah sebagai berikut:

1. Persiapan lahan, alat dan bahan yang dibutukan.

2. Penanaman bibit mentimun 2-3 butir per lubang tanam dengan jarak

lubak 40cm.

(Gambar 3.3.1. Bibit Mentimun)

3. Tunggu 1 minggu sehungga terlihat tunas mentimun muncul ke

permukaan tanah.

4. Perawatan membersihkan atau mencabuti hama yang ada di sekitar

tanaman serta bedengan atau lahan tanaman.

5. Menggemburkan tanah agar tidak menghambat pertumbuhan akar

tanaman serta memudahkan penyerapan air menuju akar.


13

6. Pemberian pupuk Urea, TSP dan KCL dengan cara dibenamkan dengan

jarak 5-10 cm dari batang tanaman. Teknik pemberian pupuk dengan

cara dibenam bertujuan agar pupuk tidak hanyuk oleh air sehingga

lansung diserap tanaman serta memperlambat penguapan terutama pada

bagi pupuk Urea yang mudah menguap.

7. Pengamatan dilakukan untuk mengukur tinggi dan jumlah dau tanaman,

serta meneliti penyakit yang terdapat pada tanaman.

8. Minggu ke lima dilakukan penyemprotan pestisida dimana tinggi

batang mencapai 50CM dan dau mulai banyak serta lebar.

9. Perawatan dan pengamatan terus dilakukan tiap minggunya hingga pada

minggu ke 12 sudah bisa panen.

3.3.2. stek

Langkah pertama sebelum melakukan stek batang adalah mempersiapkan

media. Media yang digunakan adalah kompos halu dan pasir dengan perbandingan

1:1. Dapat juga menggunakan media berupa campuran dari sebuk gergaji dan

kompos dengan perbandingan 1:1.

1. Media dicampur hingga rata kemudian ditempatkan pada pot atau bak

yang telah diberi lubang air dengan ketinggian tidak kurang dari 10 cm.

2. Media yang telah dimasukkan dalam pot atau bak kemudian disiram

dengan air secukupnya.

3. Untuk melakukan teknik stek lunak dan stek setengah lunak, dilakukan

pada ranting atau cabang tanaman berdiameter 0,5 cm kemudian dipotong


14

sepanjang 10-13 cm di bawah tangkai daun terbawah. Buang daun bagian

bawah, kurang lebih setengah dari jumlah seluruh daun.

4. Untuk melakukan teknik stek keras, lakukan pemotongan pada ranting

atau cabang tanaman sepanjang 20 cm. Bagian atas ranting atau cabang

tanaman tersebut dipotong pada bagian setengah lunak. Sementara itu,

potongan pada bagian bawah dilakukan sepanjang 20 cm dari potongan

bagian atas. Sisakan paling sedikit tiga helai daun pada bagian atas,

sementara daun yang lebar dipotong setengahnya.

5. Untuk mempercepat pertumbuhan akar, oleskan Hormon Tumbuhan dalam

bentuk tepung atau cairan pada 2-3 cm pangkal stek.

6. Masukkan atau tanam pangkal stek tersebut ke dalam media yang telah

disiapkan.

7. Bibit stek yang sudah ditanam disemprot air menggunakan sprayer

kemudian ditutup dengan plastik tembus sinar atau paranet.

8. Letakkan bibit Stek tersebut di tempat teduh atau tidak terkena sinar

matahari langsung.

9. Bila dalam waktu 1 minggu daun pucuknya masih segar, kemungkinan

besar stek berhasil dan sudah berakar.

10. Umur bibit stek hingga dapat dipindah tanamkan bergantung pada jenis

tanamannya, pada umumnya pada pindah tanaman dapat dilakukan setelah

bibit berumur satu bulan. Selain jenis tanaman, teknik stek keras biasanya

juga lebih lama untuk dapat dilakukan pindah tanam.

11. Bibit stek yang sudah siap pindah tanam dipindahkan ke dalam pot

individu dan dibiarkan tumbuh hingga cukup besar hingga dapat dipindah
15

tanam ke lahan. Usahakan untuk selalu menjaga media tanam bibit stek

agar tidak mengalami kekeringan. Namun, untuk menjaga kelembaban

tersebut, penyiraman dilakukan jangan sampai berlebihan

3.3.3 Cangkok

1. Pilih cabang yang sehat, kuat dan sudah berkayu, dengan diameter 0,5-2

cm atau lebih kurang sebesar pensil, sebaiknya warna kulit batang sudah

coklat yang menunjukkan batang yang akan digunakan sudah cukup tua.

2. Sayat cabang dengan pisau secara melingkar dan dibuat memanjang ke

bawah sepanjang 3-5 cm atau dua kali diameter cabang. Kemudian kulit

dikelupas sehingga bagian kambium yang tampak seperti lendir kelihatan

dengan jelas. Kambium dibuang dengan cara dikerok dengan mata pisau

sampai kering

(Gambar 3.3.3.1. Pengupasan kulit batang)

3. Olesi bagian atas keratan dengan zat pengatur tumbuh seperti Rootone-F

yang diberikan dalam bentuk pasta.

4. Siapkan dan atur lembaran plastik yang sudah dibelah beserta media

berupa campuran tanah dan pupuk kandang (1:1). Posisi lembaran plastik
16

menghadap ke arah bawah, kemudian diikiat dengan tali plastik atau tali

rafia

(Gambar 3.3.32 .Pengupasan kantong plastic)

5. Tutup bekas sayatan dengan media cangkok, media diatur penempatannya

agar rata menutupi luka keratan sampai menutupi bagian atas luka keratan

(Gambar 3.3.3.3. Cabang yang sudah dikupas )

Cangkokan akan berakar 4 bulan setelah pencangkokan, dan siap

dipisahkan dari pohon induknya, serta dapat ditanam langsung di lapangan

atau dirawat di dalam polybag.


17

(Gambar 3.3.3.4. Pencangkokan telah selesai)

3.3.4 Sambung Pucuk

1. Langkah pertama tentukan target tanaman yang akan disambung bagian

pucuknya. Tanaman ini dapat ditumbuhkan dari hasil stek maupun

cangkok cabang bougenville sebelumnya. Pilih cabang yang masih muda

dengan warna masih kehijauan. Pemilihan cabang yang masih muda

berdasarkan pengalaman lebih banyak berhasil dibandingkan cabang

batang yang sudah berwarna coklat.

(Gambar 3.3.4.1. Tanaman atau batang bawah)

2. Siapkan peralatan kerja, cukup mengandalkan pisau cukur yang masih

tajam untuk pemotongan, tali untuk pengikat dan selubung plastik untuk
18

membungkus hasil sambungan nantinya.Berikutnya pilih pucuk dari

bougenvile jenis lain, bisa dari variasi daunnya dan juga bunganya. Di

contoh ini batang bawah memiliki warna hijau polos sementara calon

sambungan atasnya memiliki warna daun hijau dengan corak warna putih.

3. Pilih cabang yang juga masih muda, dengan diameter kurang lebih sama

dengan cabang batang bawahnya. Jika persediaan cabang bawah yang

seukuran sukar diperoleh, bisa juga dipilih cabang bawah yang sedikit

lebih besar dari calon sambungan atasnya, asal jangan yang lebih kecil.

(Gambar 3.3.4.2. Tanaman atau untuk batang atas yang akan

disambungkan)

4. Berikutnya proses penyambungan, potong cabang batang bawah dengan

silet, kemudan belah potongan tadi perkirakan di tengah-tengah diameter

batang. Karena batangnya kecil maka tidak perlu dibentuk huruf V, jadi

cukup dibelah atau diiris saja.

5. Siapkan sambungan atas, potong target dengan silet kemudian pangkas

daunnya bisa dengan silet atau gunting. Sisakan beberapa helai daun yang

masih kuncup di pucuk batang. Di bagian pangkal batang tipiskan di kedua

permukaan batang iris dengan silet. Pengirisan sebisa mungkin satu kali
19

jalan, agar permukaannya rata sehingga saat diselipkan di batang bawah

permukaannya dapat menempel dengan baik.Jika sudah segera selipkan

batang atas tadi ke batang bawah. Paskan sehingga tidak miring ke kiri

atau ke kanan.

6. Ikat dengan tali, jangan terlalu ketat, cukup diperkirakan tempelan

keduanya menyatu dengan baik karena ikatan yang terlalu kuat justru

dapat merusak jaringan batangnya.

7. Berikutnya untuk mengurangi penguapan dan menjaga kelembaban,

bungkus sambungan tadi dengan plastik makanan atau plastik yang biasa

buat bungkus gula.

(Gambar 3.3.4.3. Sambung pucuk selesai)

8. Terakhir letakkan pot sambungan tadi ditempat yang teduh, hindarkan

dulu dari paparan sinar matahari langsung. Hindarkan juga dari tiupan

angin kencang, dan jauhkan dari jangkuan anak-anak kecil agar

sambungannya tidak digoyang-goyang.


20

IV. PEMBAHASAN

4.1 Perbanyakan Tanaman Mentimun

Tanaman mentimun (Cucumis sativus L.) berasal dari bagian utara India

kemudian masuk ke Cina pada tahun 1882 De Condole memasukkan tanaman ini

ke daftar tanaman asli India. Pada akhirnya tanaman ini menyebar ke seluruh

dunia terutama di daerah tropika. Tanaman mentimun merupakan komoditas

sayuran yang mulai memasuki pasaran ekspor, sebagai sayuran dalam bentuk

buah segar. Penyebaran dan produksi mentimun di Indonesia dari tahun ke tahun

terus meningkat.

Tanaman mentimun dapat diusahakan di dataran rendah sampai dataran

tinggi. Namun di Indonesia kebanyakan di tanam di dataran rendah. Berbagai

jenis lahan sawah, tegalan, dan lahan gambut dapat ditanami tanaman ini. Selain

itu, mentimun juga dapat ditanam sebagai tanaman sela diantara tanaman palawija

atau sayuran lainnya. Jenis sayuran ini juga dapat ditanam dengan pola tumpang

sari ataupun tumpang gilir. Pada dasarnya tanaman mentimun dapat tumbuh dan

beradaptasi di hampir semua jenis tanah. Tanah mineral yang bertekstur ringan

sampai pada tanah yang bertekstur berat dan juga pada tanah organik seperti

gambut dapat diusahakan sebagai tempat budidaya mentimun. Peningkatan

produksi mentimun dapat dipacu dengan usaha intensifikasi, ekstensifikasi dan

diversifikasi harus dilakukan secara terpadu. Pengembangan budidaya mentimun

mempunyi penting dan sumbangan yang cukup besar terhadap peningkatan taraf

hidup petani, penyediaan bahan pangan bergizi, serta perluasan kesempatan kerja

dapat diandalkan sebagai satu komoditas ekspor non migas dari sektor pertanian.
21

Pada praktikum teknologi budidaya ini kami melakukan budidaya tanaman

mentimun,maka dari itu kami mengambil sampel dari beberapa tanaman

mentimun yang sudah kami budidayakan. Sampel ini yang akan terus diamati

perkembangannya, karena sampel yang dipilih memiliki daya saing yang

seimbang dalam perebutan unsur hara, air, penyerapan cahaya, dan juga

menghindari dari gangguan hama dan binatang. Sampel tanaman mentimun yang

dipilih berjumlah 20% dari jumlah tanaman, 20% dari 15 adalah 3, maka sampel

yang digunakan dalam praktikum ini ada 3 (tiga) sampel yang berada di tengah

petakan.Pengamatan tinggi tanaman dilakukan dari pangkal tumbuh tanaman pada

Permukaan tanah yang sudah ditandai sebelumnya sampai pada ujung daun

tertinggi.

Pengamatan ketinggian tanaman dan penghitungan jumlah daun dilakukan

dilakukan pada saat tanaman berumur 3 minggu setelah tanam dengan interval

waktu pengamatan 1 (satu) minggu sekali.

Tabel 1. Data pengamatan tanaman mentimun minggu ke-1 (setelah 3

minggu penanaman)

No. Sampel Tinggi (cm) Jumlah daun

1 4 cm 4

2 5 cm 3

3 4 cm 4

Dari tabel diatas dapat kita bahas bahwa pada minggu pertama

pertumbuhan tanaman mentimun tidak terlalu signifikan, penggunaan pupuk

pupuk urea, TSP, dan KCL juga dapat membantu pertumbuhan tanaman
22

mentimun dimanapupuk urea adalah pupuk yang mengandung unsur nitrogen,

yang merupakan unsur yang cepat kelihatan pengaruhnya terhadap tanaman, peran

utama unsur ini adalah untuk meningkatkan jumlah anakan, meningkatkan jumlah

bulir atau rumpun.Pupuk TSP adalah pupuk yang mengandung unsur Posfor,

pemberian pupuk TSP tidak boleh bersamaan dengan pupuk urea, hal ini

dikarenakan akan menyebabkan penguapan yang berlebihan. Peran utama unsur

posfor adalah memacu terbentuknya bunga pada tanaman, menurunkan aborsitas,

memacu perkembangan akar halus dan akar serambut, memperkuat akar sehingga

tanaman tidak mudah rebah, dan memperbaiki kualitas panen.Pupuk KCL adalah

pupuk yang mengandung unsur Kalium, Kalium merupakan satu-satunya kation

monovalen yang esensial bagi tanaman. Peran utama unsur ini adalah sebagai

aktivator berbagai enzim, ketegaran tanaman terjamin, merangsang pertumbuhan

akar, tanaman lebih tahan terhadap hama dan penyakit, memperbaiki kualitas

panen, dapat mengurangi pengaruh kematangan yang dipercepat oleh posfor,

mampu mengatasi kekurangan air pada tingkat tertentu.

Kandungan bahan organik didalam tanah semakin lama semakin berkurang

sehingga sangat dianjurkan penggunaan pupuk organik. Bahan organik tanah

meliputi semua lapisan tanaman dan sisa hewan. Bahan organik secara umum

berfungsi untuk memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Salah satu bahan

organik yang sering digunakan petani yaitu pupuk kandang. Penggunaan pupuk

kandang sangat penting terutama dalam memperbaiki struktur dan tekstur tanah,

aerase tanah, serta dapat mengaktifkan mikroorganisme tanah.

Kegiatan pengendalian hama dan penyakit pada tanaman mentimun

dilakukan agar tanaman mentimun tidak mengalami hambatan dalam


23

pertumbuhan, yang akhirnya mengganggu hasil produksinya. Pengendalian

terhadap hama dan penyakit dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu (1) Secara

tradisional atau secara mekanisme seperti penanganan secara langsung yaitu

menyiangi gulma, dan lain sebagainya, dan (2) Modern, yaitu mencegah serangan

penyakit menggunakan fungisida atau senyawa kimia pembasmi jamur atau fungi.

Untuk pengendalian hama digunakan insektisida atau senyawa kimia pembasmi

serangga atau insekta, yang berbentuk cairan yang disemprotkan.Pestisida yang

digunakan pada praktikum ini adalah Decis, dengan bentuk formulasi EC

(Emulsiflable Concentrates), yaitu larutan pekat pestisida yang diberi emulsifier

untuk memudahkan penyampurannya yaitu agar terjadi emulsi dari butiran-butiran

kecil minyak dalam air.Karakteristik dari Decis yaitu insektisida racun kontak dan

lambung berbentuk pekatan berwarna kuning jernih yang dapat di emulsikan.

Dosis pestisida ini adalah 0,25 ml per liter air, tapi jika tingkat hama dan

penyakitnya sudah parah, maka dosis yang digunakan adalah 0,50 ml per liter air.

4.2 Stek

Stek adalah cara perbanyakan tanaman secara vegtatf dengan melakukan

pemotongan dari bagian tanaman seperti pada batang, daun dan tangkai. Pada

praktikum ini, tanaman yang distek adalah mawar, jeruk nipis, bougenville, dan

pucuk merah.

Cara melakukan stek adalah dengan memotong bagian atas dan bawah

batang secara miring dengan ujung runcing , hal ini berguna untuk memperluas

daerah tumbuhnya akar (pada bagian bawah), dan mencegah pembusukan karena

penggenangan air di batang bagian atas., serta daun dari batang yang akan distek

dipotong habis agar mengurangi penguapan yang berlebihan.


24

Hal yang harus dipersiapkan dalam penyetekan adalah bibit stek, dengan

cara pilih batang pada bagian tengah dan jangan terlalu jauh dari pangkalnya.

Jangan menggunakan bagian ujung yang masih muda, kemungkinan berhasil

sangat tipis.Setelah menyediakan bibit stek, siapkan juga polybag untuk

menanam. Setelah itu, siapkan tanah. Tanah yang paling baik untuk media

menanam yaitu tanah yang berwarna hitam dan gembur..

4.3 Cangkok

Mencangkok merupakan salah satu cara pembiakan vegetatif buatan yang

bertujuan untuk memperbanyak tanaman yang memiliki sifat yang sama dengan

induknya dan cepat menghasilkan. Selain itu, pohonnya juga tidak terlalu tinggi.

Mencangkok dilakukan dengan cara menguliti hingga bersih dan

menghilangkankambium pada cabang atau ranting sepanjang 5-10 cm pada

tanaman dikotil untuk kemudian dipindahkan ke dalam wadah lain saat akar telah

tumbuh.Pada saat mencangkok, kambium pada cabang atau ranting harus

dihilangkan agar kulit tidak terbentuk kembali. Bila kulit terbentuk kembali, maka

akar tidak akan dapat terbentuk. Sebaliknya, jika lapisan kambium tersebut bersih,

maka hasil fotosintesis akan terkumpul di tempat kambium yang telah dibersihkan

dan pertumbuhan akar dapat terangsang dengan baik.

Pencangkokan membutuhkan persyaratan agar mendapatkan hasil yang

baik dan maksimal, baik dari segi fisik maupun lingkungan sekitarnya. Beberapa

persyaratan antaralain tidak dapat dibiakkan dengan cara layarage lain, kemudian

dari segi pemilihan batang yaitu memiliki batang atau cabang yang berdiameter

besar dan tinggi dengan pemilihan pohon induk dari tanaman induk yang sehat

dan kuat dipilih dari varietas yang telah dikenal sifat buah yang diinginkan. Pohon
25

induk dipilih dari pohon yang bentuk cabangnya lurus, panjang cabang kira-kira

sebesar jari telunjuk orang dewasa dan sebaiknya dipilih cabang atu dahan yang

telah berumur satu tahun.

Tata cara pencangkokan bagaimana yang benar juga harus diperhatikan

cara pengikatan yang benar agar hasilnya sesuai keinginan dan maksimal.

Langkah awal yaitu dengan mengikat sabut kelapa dibagian bawah keratan

dengan tali rafia. sabut kelapa dilipat keatas hingga membentuk kantong, kantong

yang terbantuk diisi dengan tanah dengan posisi menutup luka sayatan seluruhnya

dan setelah kantong berisi tanah diikat beberapa sentimeter diatas keratan,

pengikatan jangan terlalu erat atau terlalu renggang. Pada praktikum kali ini,

tanaman yang kami cangkok adalah tanaman mangga. Berikut adalah contoh

cangkok mangga.

Dalam mencangkok terdapat keuntungan dan kerugian, diantaranya

tumbuhan hasil cangkokan akan lebih cepat berbuah dibandingkan tumbuhan yang

ditanam dari biji. Tumbuhan yang dicangkok memiliki sifat yang sama dengan

induknya. Tingkat keberhasilannya lebih tinggi, karena pada proses mencangkok

akar akan tumbuh ketika masih berada di pohon induk. Produksi dan kualitas

buahnya akan persis sama dengan tanaman induknya. Tanaman asal cangkok bisa

ditanam pada tanah yang letak air tanahnya tinggi atau di pematang kolam ikan,

sedangkan kerugiannya adalah pada musim kemarau panjang tanaman tidak tahan

kering, tanaman mudah roboh bila ada angin kencang karena tidak berakar

tunggang, pohon induk tajuknya menjadi rusak karena banyak cabang yang

dipotong, dalam satu pohon induk kita hanya bisa mencangkok beberapa batang
26

saja, sehingga perbanyakan tanaman dalam jumlah besar tidak bisa dilakukan

dengan mencangkok.

4.3 Sambung Pucuk

Grafting merupakan salah satu metode perbanyakan vegetatif buatan.

Grafting atau penyambungan dapat diartikan sebagai teknik menyambung dua

jaringan tanaman hidup sehingga keduanya bergabung menjadi suatu individu

baru. Prosedur penyambungan yang pertama adalah memilih batang tanaman yang

akan digunakan sebagai batang bawah dan batang atas tanaman. Hal ini

dikarenakan dapat mempengaruhi pertumbuhan dari hasil penyambungan, dimana

batang atas yang seharusnya dipakai adalah batang atas yang berasal dari pohon

induk yang kuat dan bebas dari keabnormalan tumbuh dan hama penyakit,

berbatang lurus serta berdiameter lebih dari 0,6 cm, berasal dari tanaman buah-

buahan, tanaman hias yang berkwalitas tinggi. Dan untuk tanaman bagiaan

bawahnya diharapkan dari tanaman yang kekuatan perakarannya cukup dan tahan

terhadap tanah yang tidak menguntungkan termasuk penyakit dalam tanah,

mempunyai adaptasi yang baik, mempunyai kecepatan tumbuh yang sesuai

dengan batang atas yang digunakan, dan tidak mengurangi kwalitas maupun

kwantitas tanaman yang terbentuk sebagai hasil sambungan. Oleh karena itu

keberhasilan dari teknik penyambungan sangat dipengaruhi oleh kompatibilitas

antara dua jenis tanaman yang disambung.

Keberhasilan grafting ditentukan pula oleh kecepatan terjadinya pertautan

antara batang atas dan batang bawah. Pertautan ini ditentukan oleh proses

pembelahan sel dan bergabungnya kambium pada bagian yang akan bertautan.

Berkembangnya sel pada kambium sehingga kedua batang bisa menyatu dan
27

menjadi individu sangat dipengaruhi oleh kuatnya ikatan dan keadaan suhu. Oleh

karena itu mengikat sambungan sebaiknya dari bawah kemudian memutar keatas

dan membuat ikatan batang tersebut benar-benar kuat. Selain itu untuk menjaga

agar suhu lingkungan sambungan tetap terjaga dengan baik maka sambungan

perlu ditutupi atau diberi sungkup plastik. Sungkup tersebut juga melindungi

sambungan dari penguapan akibat sinar matahari, tetesan air hujan yang dapat

merusak sambungan dan gangguan akibat hama penyakit tumbuhan. Dan salah

satu penyebab ada beberapa teknik sambungan yang gagal adalah suhu yang tidak

menentu. Hal ini juga dapat mengakibatkan kegagalan, karena suhu sangat

mempengaruhi penyambungan untuk mencegah pembusukan.

Praktek sambung pucuk kali ini dilakukan pada tanaman bougenville

berwarna ungu dan merah. Penyambungan pucuk ini tidaklah mudah karena harus

memerlukan ketelitan dan perlakuan yang khusus agar tanaman yang disambung

dapat menyatu dengan baik. Sambung pucuk yang dikatakan berhasil atau hidup

yaitu tunas atas dan bawahnya menyatu dengan sempurna kemudian jika plastik

yang diikatkan pada batang sebagai penyatu antara batang bawah dan batang atas

dilepas tanaman tersebut tetap menyatu.


28

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Kegiatan budidaya pertanian tidak terlepas dari pada budidaya tanaman,

sehingga praktikum teknologi budidaya dapat diaplikasikan di kehidupan sehari-

hari, seperti yang telah dilakukan selama praktikum ini seperti teknis kultur

budidaya, teknis perbanyakan tanaman baik secara generatif maupun vegetatif

yang mempunyai kesimpulan dalam melakukan budidaya tidak hanya ada

keuntungan tetapi terdapat kerugian apabila melakukan budidaya tersebut akan

tetapi budidaya tanaman memiliki satu tujuan yang pasti yaitu memperoleh hasil

atau produksi yang dapat kita nikmati selama ini, karena tanpa adanya budidaya

kita tidak dapat merasakan nikmatnya nasi dan keindahan bunga mawar, dengan

demikian memahami budidaya tanaman tidak bisa dengan hanya mempelajari

teorinya saja tapi dilakukan bersamaan dengan praktik di lapangan agar hasil yang

didapat pada saat praktikum menjadi lebih maksimal.

5.2. Saran

Dalam kegiatan praktikum teknologi budidaya diharapkan kedepannya

praktikan agar terlebih dahulu memahami teori dari teknis kultur budidaya yang

meliputi pembukaan lahan hingga pasca-panen serta memhami teknis

perbanyakan tanaman seperti mencangkok, stek ataupun sambung pucuk dengan

demikian praktikan yang telah mempelajari teorinya terlebih dapat mengikuti

kegiatan praktikum dengan baik. Serta diharapkan juga praktikum berikutnya

dapat memfasilitasi dengan lebih baik lagi.


29

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Z. 1987. Dasar-dasar pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh.

Angkasa, Bandung.

Rukmana, 2001. Budidaya Mentimun Kanasius. Yogyakarta

Zainal. 2001. Dasar – dasar tentang Pembiakan Vegetatif. Angkasa Pustaka.

Bandung.

Anonimus. 2015. http://www.google.co.id.perbanyakan_dengan_okulasi. Diakses

tanggal 15 juni 2015.

Anonimus. 2015. http://id.m.wikipedia.org/wiki/perkembangbiakan_vegetatif.

diakses tanggal 15 juni 2015.


30

LAMPIRAN

Lampiran 1 Denah Bedengan dan Sampel

40cm 20cm

20cm

40cm

Keterangan :

Tanaman Timun

Sampel Tanaman Timun

Panjang : 3 m

Lebar :2m

Jarak Tanam (r) : 40 cm


31

Perhitungan

1. Luas Bedengan

Luas = pxl

= 3m x 2m

= 6m2

2. Luas Jarak Tanam

Luas Jarak Tanam = 40 cm x 40 cm

= 1600 cm2

3. Lubang Tanam

𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐿𝑎ℎ𝑎𝑛
Lubang Tanam = 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑡𝑎𝑛𝑎𝑚

60000 𝑐𝑚2
= 1600 𝑐𝑚

=37,5

=35 lubang

4. Jumlah Sampel

Jumlah Sampel =20% x jumlah populasi

20
=100 x 15 tanaman

= 3 tanaman

5. Kebutuhan Pupuk

𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐵𝑒𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛
Kebutuhan Pupuk = x dosis pupuk anjuran
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛/ ℎ𝑎
32

a) Pupuk Urea

𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐵𝑒𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛
Kebutuhan Pupuk = x dosis pupuk anjuran
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛/ ℎ𝑎

6 𝑚2
= 10.000 𝑚2x 150 kg/ha

= 90 gr/m2

b) Pupuk KCL

𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐵𝑒𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛
Kebutuhan Pupuk = x dosis pupuk anjuran
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛/ ℎ𝑎

6 𝑚2
= x 100 kg/ha
10.000 𝑚2

= 60 gr/ha

c) Pupuk TSP

𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐵𝑒𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛
Kebutuhan Pupuk = x dosis pupuk anjuran
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛/ ℎ𝑎

6 𝑚2
= x 50 kg/ha
10.000 𝑚2

= 30 gr/ha

Lampiran 2 Data Pengamatan

Pengamatan Minggu ke-1

No. Sampel Tinggi (cm) Jumlah Daun (helai)

1. Sampel 1 4 4

2. Sampel 2 5 3

3. Sampel 3 4 4
33

Pengamatan Minggu ke-2

No. Sampel Tinggi (cm) Jumlah Daun (helai)

1. Sampel 1 8 7

2. Sampel 2 10 5

3. Sampel 3 10 6

Pengamatan Minggu ke-3

No. Sampel Tinggi (cm) Jumlah Daun (helai)

1. Sampel 1 14 7

2. Sampel 2 35 12

3. Sampel 3 14 6

Pengamatan Minggu ke-4

No. Sampel Tinggi (cm) Jumlah Daun (helai)

1. Sampel 1 30 8

2. Sampel 2 62 19

3. Sampel 3 29 9

Pengamatan Minggu ke-5

No. Sampel Tinggi (cm) Jumlah Daun (helai)

1. Sampel 1 40 12

2. Sampel 2 83 26

3. Sampel 3 45 14
34

DOKUMENTASI

Pembukaan Lahan Pembuatan Bedengan

Penanaman Perawatan Tanaman


35

Pemupukan Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengamatan Panen
36

Stek Cangkok

Sambung Pucuk

Anda mungkin juga menyukai