Anda di halaman 1dari 2

1.

1 Pendahuluan

SHADOW PRICES (kadang-kadang disebut accounting prices) meliputi bermacam-

macam barang dan jasa, baik berupa hasil produksi maupun sumber-sumber yang

dipergunakan untuk kegiatan produksi. Oleh karena itu, dalam buku pengantar evaluasi

proyek ini, kita tidak mungkin secara lebih mendalam membahas shadow prices atas semua

jenis barang dan jasa.

Sebagian besar perbaikan alokasi sumber-sumber dapat diharapkan dari pengunaan

prosedur evaluasi yang sistematis serta penerapan beberapa prinsip dasar. Bab ini dibatasi

hanya pada beberapa pendekatan sederhana dalam memperkirakan dan menggunakan

Shadow Prices serta memberikan saran-saran mengenai penerapannya di Indonesia.

Definisi Shadow Price

Shadow Price dari suatu produk atau faktor produksi merupaka social opportunity cost, yaitu

nilaitertinggi suatu produk atau faktor produksi dalam penggunaan alternatif yan terbaik.

Dalam analisis proyek terdapat arus beefit dan biaya :

a) Benefit suatu proyek berbentuk output (hasil produksi), yang dapat terdiri dari barang

fisik ataupun jasa. Dalam proses produksi output, entah tradeable atau nontradeable,

biasanya dipergunakan suatu kombinasi input baik tradeable maupun nontradeable.

Tradeable output dinilai berdasarkan harga paritas (border price), yaitu harga c.i.f. untuk

produk yang menjadi sasaran impor andaikata tidak dihambat oleh kebijaksanaan

resmi, dan harga f.o.b. untuk produk yang dapat diekspor. Shadow Price yang

digunakan adalah border price itu, sedangkan terhadap barang nontrradeable, shadow

price nya adalah harga yang ditentukan oleh interaksi permintaan dan penawaran di

pasar, dikurangi pajak tidak langsung dan ditambah subsidi.

b) Biaya merupakan input yang diolongkan dalam dua kelompok :


(i) Sarana produksi atau bahan baku serta baran dan jasa intermediate yang dibeli

dari produsen lain. Sama halnya dengan outut, harga input ditentukan

berdasarkan jenis barang terdebut, aakah tradeable atau nontradeable. Dalam

perhitungan benefit netto, biaya adalah benefit yang negatif.

(ii) Faktor produksi. Setelah pembelian sarana produksi, sumber-sumber finansial

yang tersedia untuk suatu proyek dibagi menurut pembiayaan atas faktor-

faktor produksi yang diperkerjakan dalam proyek, yaitu tenaa kerja dan modal.

Balas jasa bagi tenaga kerja adalah upah, gaji, dan tunjangan, sedangkan balas

jasa bagi modal terdiri dari bunga dan keuntungan. Dengan demikian, shadow

price dari tenaga kerja merupakan shadow wage

Anda mungkin juga menyukai