Anda di halaman 1dari 16

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kegunaan kacang tanah ini sangat beragam, baik untuk bahan pangan

maupun bahan baku industri. Sebagai bahan pangan, masyarakat mengkonsumsi

kacang tanah sebagai sambal, ataupun diolah menjadi makanan ringan seperti

kacang telur, kacang garing, kacang rebus, kacang atom, dan lain sebagainya.

Sedangkan sebagai bahan baku industri, kacang tanah ini dapat diolah menjadi

minyak goreng, bahan industri batik dan pembuatan sabun. Selain itu bungkil

kacang tanah dapat dimanfaatkan sebagai makanan ternak seperti sapi dan kerbau,

karena daunnya juga mengadung protein dan zat kapur, maka daun ini juga dapat

diolah menjadi “Hay” untuk makanan ternak (Rahmawati, 2017).

Kacang tanah memiliki nilai ekonomi tinggi serta mempunyai peranan

besar dalam mencukupi kebutuhan bahan pangan jenis kacang-kacangan. Kacang

tanah memiliki kandungan protein 25-30%, lemak 40-50%, karbohidrat 12% serta

vitamin B1 dan menempatkan kacang tanah dalam hal pemenuhan gizi setelah

tanaman kedelai. Manfaat kacang tanah pada bidang industri antara lain sebagai

pembuatan margarin, sabun, minyak goreng dan lain sebagainya

(Sembiring, et.al., 2014).

Untuk mendapatkan benih hibrida yang unggul, materi genetik yang

digunakan dalam persilangan haruslah berasal dari tetua-tetua yang unggul juga,

dalam hal ini tetua betina sebagai sumber pistil dan tetua jantan sebagai sumber

serbuk sari. Kualitas serbuk sari dapat ditentukan dari tingkat viabilitasnya.

Viabilitas serbuk sari yang digunakan akan mempengaruhi viabilitas benih yang

dihasilkan (Wijaya, at.al., 2015).


2

Penyebab utama rendahnya produksi kacang tanah di Indonesia adalah

rendahnya produktivitas. Rendahnya produktivitas ini disebabkan beberapa faktor,

antara lain teknik budidaya, serangan hama dan penyakit, mutu benih rendah dan

penggunaan varietas lokal yang berdaya tumbuh rendah. Salah satu upaya untuk

meningkatkan produktivitas kacang tanah adalah dengan penyediaan dan

pengunaan bibit kacang tanah bermutu baik. Perbanyakan tanaman melalui kultur

jaringan dapat menyediakan bibit dalam waktu relatif singkat dengan jumlah yang

memadai dan tidak tergantung musim, serta tanaman yang dihasilkan lebih

seragam dan bebas patogen (Bustami, 2011).

Kacang tanah (Arachis hypogeae L.) merupakan salah satu tanaman

legum yang mempunyai nilai ekonomi tinggi karena kandungan gizinya terutama

protein dan lemak yang tinggi, namun produksi kacang tanah di Indonesia terus

mengalami penurunan sehingga kebutuhan akan kacang tanah tidak terpenuhi.

Salah satu cara alternatif untuk meningkatkan hasil kacang tanah adalah dengan

pemupukan SP-36 dan kapur dolomit (Sari dan Dewi, 2013).

Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan paper ini adalah untuk mengetahui

bagaimana Teknik Persilangan Menyerbuk Sendiri Pada Tanaman Kacang Tanah

(Arachis hypogeae L.).

Kegunaan Penulisan

Adapun kegunaan dari penulisan paper ini adalah sebagai salah satu syarat

untuk Mengikuti Praktikal Test di Laboratorium Dasar Pemuliaan Tanaman

Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara,

Medan dan sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang membutuhkan.


TINJAUAN PUSTAKA
3

Botani Tanaman

Menurut Agus (2009) klasifikasi Tanaman Kacang Tanah adalah Kingdom

: Plantae; Divisi : Spermatophyta; Sub Divisi : Angiospermae; Kelas :

Dicotyledoneae; Ordo : Leguminales; Famili : Papilionaceae; Genus : Arachis;

Spesies : Arachis hypogeae L.

Bunga kacang tanah terdapat pada ketiak daun yang berada dekat dengan

tanah. Masing-masing pembungaan memiliki 2-5 kuntum bunga. Bunga tersusun

atas sebuah hifantium berbentuk tabung yang panjangnya 4-6 cm. Hifantium

adalah gabungan bagian pangkal kelopak, mahkota, dan tabungsari. Warna

mahkota bunga bervariasi dari kuning pucat sampai jingga merah. Tangkai sari

berjumlah sepuluh dengan 2-6 bakal biji (Amelia, 2012).

Buah kacang tanah disebut polong. Polongnya terbentuk setelah terjadi

pembuahan. Buah kacang tanah berada didalam tanah setelah terjadi pembuahan

bakal buah tumbuh memanjang dan nantinya akan menjadi polong. Mula-mula

ujung ginofor yang runcing mengarah ke atas, kemudian tumbuh mengarah ke

bawah dan selanjutnya masuk ke dalam tanah sedalam 1-5 cm. Pada waktu

menembus tanah, pertumbuhan memanjang ginofor terhenti (Agus, 2009).

Benih kacang tanah didapatkan dari kacang yang dibiarkan sampai tua,

kira-kira 100 hari. Buah yang siap dijadikan benih warnanya kehitaman dan

apabila dibuka tidak memiliki selaput pada bagian dalam cangkang. Setelah benih

dipanen, sortasi terlebih dahulu kemudian jemur selama 4-5 hari. Untuk menjaga

kualitasnya, benih kacang tanah sebaiknya disimpan selama 3-6 bulan saja.

Cangkang kacang sebaiknya tidak dikupas selama masa penyimpanan. Buka


4

cangkang hanya apabila benih akan digunakan. Benih yang paling baik untuk

ditanam adalah benih yang baru (Wahyuni, 2015).

Daun pada tanaman kacang tanah berbentuk lonjong, terletak berpasangan

(majemuk), dan bersirip genap. Tiap tangkai daun terdiri atas empat helai daun.

Daun muda berwarna hijau kekuning-kungan, setelah tua menjadi hijau tua. Daun

- daun tua akan menguning dan berguguran mulai dari bawah keatas bersamaan

dengan stadium polong tua. Helaian daun bersifat nititropic, yakni mampu

menyerap cahaya matahari sebanyak-banyaknya. Permukaan daunnya memiliki

bulu yang berfungsi sebagai panahan atau penyimpan debu (Hairuddin, 201).

Biji yang diperoleh dari penyerbukan silang antara tanaman berbeda akan

mempunyai susunan genetik yang berbeda. Program genetik adalah suatu susunan

untaian genetik yang akan diekspresikan pada suatu fase atau keseluruhan fase

pertumbuhan yang mencakup bentuk dan fungsi tanaman yang menghasilkan

keragaman pertumbuhan tanaman (Herwibawa, 2009).

Polongnya terbentuk setelah terjadi pembuahan, dimana bakal buah

tumbuh memanjang dan disebut ginofor. Setelah tumbuh memanjang, ginofor tadi

mengarah ke bawah dan terus masuk ke dalam tanah. Apabila polong telah

terbentuk maka proses pertumbuhan ginofor yang memanjang terhenti. Menurut

Suprapto (2004) ginofor yang terbentuk di cabang bagian atas tidak masuk ke

dalam tanah sehingga tidak akan membentuk polong (Amelia, 2012).

Akar ini mempunyai akar-akar cabang yang lurus. Akar cabang

mempunyai akar-akar yang bersifat sementara dan berfungsi sebagai alat

penghisap. Kacang tanah memiliki akar serabut yang tumbuh ke bawah sepanjang

+ 20 cm. Selain itu, tanaman ini memiliki akar-akar lateral (cabang) yang tumbuh
5

ke samping sepanjang 5-25 cm. Pada akar lateral terdapat akar serabut, fungsinya

untuk menghisap air dan unsur hara. Pada akar lateral terdapat bintil akar (nodule)

yang mengandung bakteri rhizobium, kegunaannya pengikat zat nitrogen di udara

(Agus, 2009).

batang tanaman kacang tanah tidak berkayu dan berbulu halus, ada yang

tumbuh Menjalar dan ada yang tegak. Tinggi batang rata-rata sekitar 50 cm,

namun ada yang mencapai 80 cm. Kacang tanah berakar tunggang yang tumbuh

lurus ke dalam tanah hingga kedalaman 40 cm. Pada akar tunggang tersebut

tumbuh akar cabang dan diikuti oleh akar serabut. Akar kacang berfungsi sebagai

penopang berdirinya tanaman serta alat penyerap air dan zat-zat hara serta mineral

dari dalam tanah (Amelia, 2012).

Syarat Tumbuh

Iklim

Kacang tanah dapat tumbuh dengan baik pada keadaan tanah yang gembur

dan cukup kering. pH tanah yang optimum bagi pertumbuhan kacang tanah adalah

sebesar 5,5-6,5. sedangkan suhu rata-rata optimumnya adalah 30oC dan

pertumbuhan akan terhenti pada suhu 15oC. Curah hujan antara 500mm-600mm

yang tersebar merata selama masa pertumbuhannya (Amelia, 2012).

Curah hujan yang sesuai untuk tanaman kacang tanah antara 800-1.300

mm/tahun. Hujan yang terlalu keras akan mengakibatkan rontok dan bunga tidak

terserbuki oleh lebah. Selain itu, hujan yang terus-menerus akan meningkatkan

kelembapan di sekitar pertanaman kacang tanah.Suhu udara bagi tanaman kacang

tanah tidak terlalu sulit, karena suhu udara minimal bagi tumbuhnya kacang tanah

sekitar 28–32 derajat C. Bila suhunya di bawah 10 derajat C menyebabkan


6

pertumbuhan tanaman sedikit terhambat, bahkan jadi kerdil dikarenakan

pertumbuhan bunga yang kurang sempurna.Kelembapan udara untuk tanaman

kacang tanah berkisar antara 65-75 %. Adanya curah hujan yang tinggi akan

meningkatkan kelembapan terlalu tinggi di sekitar pertanaman. Penyinaran sinar

matahari secara penuh amat dibutuhkan bagi tanaman kacang tanah, terutama

kesuburan daun dan perkembangan besarnya kacang (Mawardah, 2014).

Kacang tanah membutuhkan penyinaran penuh (100%) kalau kurang

mengkibatkan tanaman etiolasi (memanjang) batang lemah, bunga dan polong

menjadi kecil sehingga menurunkan produksi kacang tanah. Tanaman kacang

tanah memerlukan iklim yang lebih panas dengan suhu harian berkisar 25-350C.

Bila kurang dari 200C maka pertumbuhan akan terhambat, umur lebih lama dan

produksi menurun (Hairuddin, 201).

Tanah

Kacang tanah membutuhkan tanah yang berstruktur lempung berpasir dan

lempung berdebu. Kacang tanah menginginkan derajat keasaman (pH) yang

mendekati netral berkisar 6,0 - 6,5. Selain itu unsur hara yang cukup dapat

mendukung pertumbuhan kacang tanah seperti phospor, kalsium, kalium, dan

nitrogen. Tanaman ini menghendaki lahan yang gembur agar perkembangan

perakarannya berjalan baik, ginofornya mudah masuk kedalam tanah untuk

pembentukan polong serta pemanenannya juga mudah dilakukan dan dapat

tumbuh baik asalkan struktur tanah dan draenase tanahnya baik (Hairuddin, 2013).

Ketinggian tempat yang baik dan ideal untuk tanaman kacang tanah adalah

pada ketinggian 500 m dpl. Jenis kacang tanah tertentu dapat ditanam pada

ketinggian tempat tertentu untuk dapat tumbuh optimal. Budidaya kacang tanah
7

idealnya dilakukan di daerah yang berada di ketinggian 50-500 meter di atas

permukaan laut. Tetapi tanaman ini juga bisa beradaptasi di daerah dengan

ketinggian 1.500 di atas permukaan laut. Untuk mendapatkan hasil terbaik

sebaiknya menanam kacang tanah di dearah yang mendapat sinar matahari secara

penuh. Karena dalam pekembangan daun dan buah kacang tanah memerlukan

supply sinar matahari secara maksimal (Agustin, 2017).

Jenis tanah yang sesuai untuk tanaman kacang tanah adalah jenis tanah yang

gembur/bertekstur ringan dan subur.Derajat keasaman tanah yang sesuai untuk

budidaya kacang tanah adalah pH antara 6,0–6,5. Kekurangan air akan

menyebabkan tanaman kurus, kerdil, layu dan akhirnya mati. Air yang diperlukan

tanaman berasal dari mata air atau sumber air yang ada disekitar lokasi

penanaman. Tanah berdrainase dan berserasi baik atau lahan yang tidak terlalu

becek dan tidak terlalu kering, baik bagi pertumbuhan kacang tanah

(Mawardah, 2014).
8

TEKNIK PERSILANGAN MENYERBUK SENDIRI PADA TANAMAN


KACANG TANAH (Arachis hypogeae L.)
Pengertian Teknik Persilangan

Pada tanaman menyerbuk sendiri hibridisasi merupakan langkah awal pada

program pemuliaan setelah dilakukan pemilihan tetua. Umumnya program

pemuliaan tanaman menyerbuk sendiri dimulai dengan menyilangkan dua tetua

homozigot yang berbeda genotipenya. Pada tanaman menyerbuk silang,

hibridisasi biasanya digunakan untuk menguji potensi tetua atau pengujian

ketegaran hibrida dalam rangka pembentukan varietas hibrida. Selain itu,

hibridisasi juga dimaksugkan untuk memperluas keragaman

(Yunianti, et.al., 2014).

Pada persilangan sendiri, yang perlu diperhatikan ialah organ reproduksi

tanaman. Sebelum melakukan persilangan sendiri harus dikenali dulu organ jantan

dan organ betina pada bunga, serta waktu antesis dan reseptifnya. Hal ini untuk

menjamin bahwa penyerbukan buatan terjadi yang dilanjutkan ke proses

pembuahan. Selain itu perlu dilakukan upaya mencegah masuknya bahan genetik

atau polen yang tidak diinginkan ikut dalam proses persilangan, dan peyerbukan

buatan dilakukan sebelum organ jantan membuahi organ betina. Hal ini dapat

dilakukan melalui emaskulasi pada saat bunga belum antesis, dan dilakukan

pengantongan (bagging) pada bunga yang dijadikan tetua betina (Salsabila, 2012).

Tanaman menyerbuk sendiri yang disilangkan heterosigot makin kurang

keragaman genetiknya terjadi penyerbukan sendiri terus menerus, perubahan

susunan genetika pada masing–masing pasangan. Alel mengarahkan ke

homosigositas, sehingga susunan genetik dalam tanaman semua/ sebagian besar


9

homosigot. Pasangan gen homosigot dengan adanya penyerbukan sendiri

(tiara, 2012).

Tujuan Persilangan

Proses seleksi pada tanaman menyerbuk silang, bertujuan untuk

memperbaiki keragaman populasi hasil random mating. Seleksi pada tanaman

menyerbuk silang terbagi menjadi beberapa metode, yaitu seleksi massa (mass

selection) dan seleksi tanaman secara individual yang meliputi seleksi satu

tongkol satu baris (ear to row selection), modifikasi seleksi satu tongkol satu baris

(modified ear to row selection), seleksi saudara kandung (full sib family selection),

seleksi keturunan S-1 (S-1 progeny selection), seleksi berualang untuk daya

gabung umum (recurrent selection for general combining ability), seleksi

berulang untuk daya gabung khusus (recurrent selection for specific combining

ability), dan seleksi berulang timbal balik (reciprocal recurrent selection-RRS)

(Herwibawa, 2009).

Pada tanaman menyerbuk sendiri, hibridisasi biasanya dimaksudkan

untuk mendapatkan galur inbrida. Selain itu juga dimaksudkan untuk menguji

potensi satu atau beberapa tetua. Sedangkan pada tanaman menyerbuk sendiri,

hibridisasi merupakan langkah awal dalam setiap program pemuliaan. Hal ini di

sebabkan karena pada spesies tanaman menyerbuk sendiri selalu dimulai dengan

menyilangkan dua tetua homozygot yang berbeda genotipenya (Arifin, 2012).

Pada bunga sempurna, perlu ditinjau lebih lanjut waktu penyerbukanya.

Apabila tanaman melakukan penyerbukan sebelum bunga mekar, maka tanaman

tersebut melakukan penyerbukan sendiri secara alami. Pada cara yang kedua yaitu

percobaan persilangan antar tanaman sekerabat, pengamatan dilihat pada tanaman


10

hasil keturunan persilangan sekerabat. Apabila tanaman keturunan tidak

menunjukkan gejala penurunan kualitas baik pada penampilan dan hasil maka

tanaman itu biasanya termasuk tanaman menyerbuk sendiri

(Hairuddin, 2013).

Faktor Kegagalan

Kadang-kadang terjadi kegagalan penyerbukan dan pada beberapa jenis

tumbuhan tidak mungkin terjadi autogami. Penyebabnya adalah sebagai berikut :

(a). Dikogamik merupakan suatu konsep teologis yang menyatakan bahwa diri

manusia dapat dibedakan dalam dua aspek, yakni jiwa yang bersifat rohani dan

tubuh yang bersifat jasmani; (b). Didesious adalah Bila pada satu spesies, alat

kelamin jantan dan betinanya terpisah; (c). Heterostili adalah Bila panjang antara

tangkai benang sari dan tangkai putik tidak sama dan berbeda jauh; (d).

Herkogami adalah Bila bentuk bunga tidak memungkinkan serbuk sari jatuh ke

kepala putik (Guru, 2009).

Penyerbukan sering mengalami kegagalan bila dilakukan pada saat kondisi

lingkungan yang tidak mendukung atau dilakukan pada saat serbuk sari atau

kepala putik dalam keadaan belum matang oleh karena itu saat penyerbukan yang

tepat merupakan faktor penting yang harus diperhatikan agar penyerbukan

berhasil dengan baik. Untuk melakukan penyerbukan harus dipilih waktu yang

tepat dan tidak boleh terlambat dimana pada saat itu putik maupun serbuk sari

dalam keadaan segar, sehat, telah matang, dan cuaca mendukung proses persarian

dengan baik. Waktu yang baik untuk penyerbukan adalah jam 05.00 pagi (sebelum

bunga mekar, karena jika bunga telah mekar ditakutkan sudah mengalami

penyerbukan sendiri pada bunga yang dijadikan induk jantan) (Yulian, 2016).
11

Angin dan serangga mempengaruhi faktor kegagalan penyerbukan sendiri

karena apabila pada waktu bunga mulai mekar kemudia tidak ada angin yang

berhembus atau tidak ada serangga dyang hinggap dan melakukan penyerbukan,

maka bunga sering tidak dapat menyerbuk. Dan pembuahan pun tidak akan terjadi

(salsabila, 2012).

Faktor keberhasilan

Faktor yang mempengaruhi keberhasilan menyerbuk sendiri yaitu;

(a).Akibat dari persilangan, artinya akibat adanya persilangan maka tongkol tidak

dapat menghasilkan biji dengan sempurna. Hal ini terjadi karena pada saat

penyerbukan belum semua rambut jagung (stigma) keluar sehingga sewaktu

penyerbukan ada stigma yang tidak kena tepung sari; (b).Pengaruh organisme

hidup, hal ini bisa terjadi karena pada saat penyerbukan banyak sekali semut yang

bersarang pada tongkol dan anter yang dibngkus oleh penutup; (c).Pengaruh iklim

, sebab pada saat penyerbukan, kondisi cuaca tidak baik (ada hujan dan angin)

sehingga ada kemungkinan tepung sari jatuh dan tidak sampai ke ovule karena

tebawa air atau angin; (d).Kurangnya unsur hara, hal ini terjadi sebab kondisi

yang kurang baik, mungkin tanaman ini kekurangan unsur Phosfor untuk

pengisian biji jagung (Arifin, 2012).

Penyerbukan sering mengalami kegagalan bila dilakukan pada saat kondisi

lingkungan yang tidak mendukung atau dilakukan pada saat serbuk sari atau

kepala putik dalam keadaan belum matang oleh karena itu saat penyerbukan yang

tepat merupakan faktor penting yang harus diperhatikan agar penyerbukan

berhasil dengan baik. Untuk melakukan penyerbukan harus dipilih waktu yang

tepat dan tidak boleh terlambat dimana pada saat itu putik maupun serbuk sari
12

dalam keadaan segar, sehat, telah matang, dan cuaca mendukung proses persarian

dengan baik. Waktu yang baik untuk penyerbukan adalah jam 05.00 pagi (sebelum

bunga mekar, karena jika bunga telah mekar ditakutkan sudah mengalami

penyerbukan sendiri pada bunga yang dijadikan induk jantan) (Yulian, 2016).

Macam – macam Teknik Persilangan

Persilangan terbagi menjadi dua yaitu;

(1).Monohibrid adalah persilangan antara dua individu dari spesies yang sama

dengan satu sifat beda; (2) Persilangan monohibrid ini sangat berkaitan dengan

hukum Mendel I atau yang disebut dengan hukum segregasi. Persilangan

dihibrid adalah persilangan antara dua individu sejenis dengan dua sifat beda.

Pada persilangan ini dinyatakan oleh Mendel bahwa gen-gen dari kedua induk

akan mengelompok secara bebas (Arifin, 2012).

Persilangan terbagi menjadi beberapa yaitu; Persilangan satu sifat beda,

Persilangan dua sifat beda, Silang uji, Silang balik, Silang kebalikan. Persilangan

satu sifat beda atau disebut juga persilangan monohibrid adalah persilangan yang

dilakukan antara dua individu atau tanaman yang mempunyai perbedaan pada satu

sifat. Persilangan dua sifat atau disebut juga persilangan dihibrid adalah

persilangan di antara dua individu dengan melibatkan dua sifat atau karakter yang

diminati perbedaannya. Silang uji (bahasa inggris: test cross) adalah persilangan

antara F1 dengan tetua homozigot resesif. Silang balik (bahasa inggris: back

cross) adalah persilangan antara suatu keturunan hasil persilangan dengan salah

satu tetuanya. Silang kebalikan (bahasa inggris: reciprocal cross) adalah suatu

persilangan antara satu individu sebagai jantan dan satu sebagai betina beserta

kebalikannya, disebut juga dengan persilangan tukar kelamin (Yulian, 2016).


13

Macam macam penyerbukan di alam yaitu; (1).Penyerbukan tertutup

(kleistogami) Terjadi jika putik diserbuki oleh serbuk sari dari bunga yang sama.

Dapat ddisebabkan oleh :Putik dan serbuk sari masak sebelum terjadinya anthesis

(bunga mekar), Konstruksi bunga menghalangi terjadinya penyerbukan silang

(dari luar), misalnya pada bunga dengan kelopak besar dan menutup. Contoh :

familia Papilionaceae; (2).Penyerbukan terbuka (kasmogami) Terjadi jika putik

diserbuki oleh serbuk sari dari bunga yang berbeda. Hal ini dapat terjadi jika putik

dan serbuk sari masak setelah terjadinya anthesis (bunga mekar)

Beberapa tipe penyerbukan terbuka yang mungkin terjadi : Autogamie: putik

diserbuki oleh serbuk sari dari bunga yang sama; Geitonogamie: putik diserbuki

oleh serbuk sari dari bunga yg berbeda, dalam pohon yg sama; Allogamie

(Silang): putik diserbuki oleh serbuk sari dari tanaman lain yg sejenis; Xenogamie

(asing): putik diserbuki oleh serbuk sari dari tanaman lain yg tidak sejenis

(Guru, 2009).

TEKNIK PERSILANGAN MENYERBUK SENDIRI PADA TANAMAN

KACANG TANAH (Arachis hypogeae L.)

Butir serbuk/serbuk sari yang jatuh menempel pada kepala putik kemudian

membentuk buluh serbuk (2 inti, inti vegetatif dan inti generatif) berjalan ke arah

mikropil (pintu kandung lembaga) inti generatif membelah menjadi 2 inti sperma

sampai di mikropil, inti vegetatif mati, satu inti sperma membuahi sel telur

menghasilkan embrio. Satu inti sperma lain membuahi inti kandung lembaga

menghasilkan endosperma (makanan cadangan bagi embrio) (Guru, 2009).

Pada dasarnya seleksi galur murni terdapat beberapa tahapan pemilihan

sejumlah tanaman kacang tanah yang secara genetik beragam dan dilakukan
14

pengamatan secara visual terhadap karakter yang dimiliki oleh kacang tanah

(jumlah biji dalam polong). Seleksi galur murni ini tidak membentuk suatu

genotip baru. Metode seleksi ini terbatas hanya mengisolasi genotip yang terbaik

yang terdapat pada populasi suatu tanaman (kacang tanah). Tanaman tunggal

menjadi dasar seleksi galur murni ini. Uji keturunan sangat penting dilakukan

pada seleksi galur murni. Hal ini bertujuan untuk mengevaluasi dengan tepat

perilaku persilangan atau perkawinan tanaman yang kita seleksi. Dari uji tersebut

kita akan bisa mengetahui seberapa jauh pengaruh penampilan yang diberikan

oleh tetuanya (Amelia, 2012).

Kacang tanah termasuk tanaman palawija yang tergolong ke dalam famili

Leguminosae, sub famili Papilionaceae dan genus Arachis. Tanaman kacang-

kacangan mempunyai kelebihan dibanding dengan tanaman lainnya karena

mempunyai bintil-bintil akar. Bintil-bintil akar tersebut mengandung bakteri yang

dapat mengikat unsur Nitrogen (N) yang ada di sekitar lingkungannya yaitu

bakteri Rhizobium sp. Berdasarkan hal tersebut maka kacang tanah dapat

digunakan sebagai tanaman awal dalam kegiatan budidaya sehingga diharapkan

unsur hara N akan tersedia untuk tanaman selanjutnya (Hairuddin, 2013).

DAFTAR PUSTAKA

Agus. B, 2009. Laporan Praktikum “Kacang Tanah”. Universitas Negri Gorontalo.


Gorontalo.

Agustin. D. W, 2017. Laporan Praktikum “Kacang Tanah”. Universitas Negri


Semarang. Semarang.
15

Amelia, 2012. Laporan Praktikum “Kacang Tanah”.Universitas Jendral


Soedirman. Purwokerto.

Arifin. H, 2012. Laporan Praktikum “Dasar- dasar Pemuliaan Tanaman”.


Universitas Jendral Soedirman. Purwokerto.
Bustami, 2011. Laporan Praktikum “Kacang Tanah”. Universitas Negri Gorontalo.
Gorontalo.

Guru. M, 2009. Penyerbukan Pada Bunga. IPB Press. Bogor.

Hairuddin, 2013. Laporan Praktikum “Botani Farmasi”. Universitas Negri


Gorontalo. Gorontalo.

Herwibawa. B, 2009. Laporan Praktikum “Metode Pemuliaan Tanaman”.


Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Mawardah. N, 2014. Teknik Persilangan Pada Tanaman Jagung. Universitas


Sumatera Utara. Medan.

Rahmawati, 2017. Upaya Produktivitas Pada Tanaman Kacang Tanah (Arachis


hypogeae L.). IPB Press. Bogor.

Salsabila. N, 2012. Struktur Morfologi Dan Fungsi Tanaman Kacang Tanah


(Arachis hypogeae L.). Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Sari. Y Dan Dewi. R, 2013. Aplikasi Unsur P dan Ca Hasil Dan Mutu Benih
Kacang Tanah (Arachis hypogeae L.). politeknik Negri Lampung.
Lampung.
Sembiring. Sipayung. Sitepu, 2014. Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Tanah
Dengan pemberian Kompos Tandan Koosong Kelapa Sawit Pada
Frekuensi pembubuhan Yang Berbeda. Universitas Sumatera Utara.
Medan.

Tiara, 2012. Struktur Morfologi Dan Fungsi Tanaman Kacang Tanah (Arachis
hypogeae L.). Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Wahyuni. S, 2015. Struktur Morfologi Dan Fungsi Tanaman Kacang Tanah


(Arachis hypogeae L.). Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Wijaya. Basuki. Pumamaningsih, 2015. Pengaruh Waktu Pertumbuhan Dan


Proposi Bunga Betina Dengan Bunga Jantan Terhadap Hasil dan Kualitas
Benih Mentimun. Universitas Brawijaya. Malang.

Yulian, 2016. Laporan Praktikum “Kacang Tanah (Arachis hypogeae L.)”.


Universitas Lampung. Lampung.

Yunianti. Sujiprihati. Syukur, 2014. Teknik Persilangan Buatan. Balai Penelitian


Kacang Tanah. IPB Press. Bogor.
16

Anda mungkin juga menyukai