Anda di halaman 1dari 11

I.

JUDUL PERCOBAAN : Klor, Brom dan Iod


II. HARI/TANGGAL PERCOBAAN : Selasa, 26 April 20116 (13.00 WIB)
III. TUJUAN PERCOBAAN :Pada percobaan ini bertujuan :
1. Mengetahui sifat-sifat klor, brom, iod dan senyawanya
2. Mengidentifikasi klor, brom, iod dan senyawanya
3. Mengetahui cara pembuatan gas klor, brom, iod
IV. TINJAUAN PUSTAKA :
Salah satu golongan yang terdapat dalam tabel berkala yaitu halogen. Dimana
halogen mempunyai empat unsur dalam golongan VIIA diantaranya yaitu fluor, klor,
brom, iod ini dikenal sebagai unsur dari keluarga halogen, bahkan sebelum ada perumusan
teori yang mengelompokkan mereka bersama-sama pada tabel berkala. Selain keempat
unsur tersebut, adapula sebuah halogen yang langka yaitu astatin yang dibuat pada tahun
1940 dengan eksperimen pengeboman. Sejak saat itu, astatin telah ditemukan dalam alam,
tetapi hanya dalam jumlah yang sangat sedikit (Charles, 1984).
Unsur Halogen (Golongan VIIA) adalah unsur-unsur nonlogam yang reaktif. Halogen
terdiri dari unsur Fluor (F), Klor (Cl), Brom (Br), Iod (I), dan Astatin (At). Secara umum,
unsur Halogen bersifat toksik dan sangat reaktif. Toksisitas dan reaktivitas Halogen
menurun dari Fluor sampai Iod. Dalam satu golongan, dari Fluor sampai Iod, jari-jari atom
meningkat. Akibatnya, interaksi antar atom semakin kuat, sehingga titik didih dan titik
leleh pun meningkat. Dalam keadaan standar (tekanan 1 atm dan temperatur 25°C), Fluor
adalah gas berwarna kekuningan, Klor adalah gas berwarna hijau pucat, Brom adalah
cairan berwarna merah kecoklatan, dan Iod adalah padatan berwarna ungu-hitam. Energi
ionisasi menurun dalam satu golongan , demikian halnya keelektronegatifan dan potensial
standar reduksi (E°red). Ini berarti, Flour paling mudah tereduksi (oksidator kuat),
sedangkan Iod paling sulit tereduksi (oksidator lemah).
Beberapa sifat fisika dari halogen yaitu kenaikan titik didih dan titik lelehnya
disebabkan dengan bertambahnya nomor atom, dijelaskan dengan fakta bahwa molekul-
molekul yang lebih besar mempunyai gaya tarik-menarik Van der Waals yang lebih besar
daripada yang dimiliki molekul-molekul yang lebih kecil. Halogen mempunyai energi
pengionan dan keelektronegatifan yang paling tinggi dari keluarga unsur yang manapun.
Dari golongan VIIA fluorlah yang paling erat memegang elekton-elektronnya dan iod yang
paling lemah (Charles, 1984).
Selain sifat fisika, halogen juga mempunyai beberapa sifat kimia yaitu ada suatu
penurunan yang teratur dalam keaktifan kimiadari fluor sampai iod, sebagaimana yang
ditunjukkan oleh kecenderungan dalam kekuatan oksidasinya. Molekul fluor yang beratom
dua (diatom) itu, F2 merupakan zat pengoksidasi yang lebih kuat daripada unsur lain yang
manapun dalam keadaan normalnya. Baik fluor maupun klor membantu reaksi
pembakaran dengan cara yang sama seperti oksigen. Hidrogen dan logam-logam aktif
terbakar dalam salah satu gas itu dengan membebaskan panas dan cahaya. Reaktivitas
fluor yang lebih besar dibandingkan klor terungkap oleh fakta bahwa bahan-bahan biasa
termasuk kayu dan beberapa plastik akan menyala dalam atmosfer fluor (Charles, 1984).
Fluorin menempati urutan ke 13 dalam hal kelimpahan dibatuan-batuan dalam
kerak bumi dan senyawanya digunakan sejak tahun 1670 untuk elsa dekoratif pada kaca.
Namun, upaya berani untuk mengisolasinya sebagai unsur bebas gagal selama bertahun-
tahun sampai tahun 1886. Kesulitan memperoleh fluorin unsur ini disebabkan karena sifat
pengoksidasinya yang paling kuat. Unsur halogen lain tergolong sedang sampai sangat
baik menerima elektron dalam media berair (Cotton & wilkinson, 2009).
Fluorin merupakan zat pengoksidasi yang kuat yang dibuat hanya melalui
elektrolisis. Sel elektrolisis kalium fluoride dilarutkan dalam cairan hidrogen fluorida.
Elektrolisis meghasilkan gas hidrogen pada katoda dan gas fluorin pada anoda. Fluorin
diproduksi secara komersial dalam jumlah besar untuk industri batang bahan bakar nuklir
uranium. Logam uranium direaksikan dengan fluorin berlebih menghasilkan uranium
heksafluorida, UF6, suatu padatan putih yang mudah menguap. Uap senyawa ini
dipisahkan melalui difusi untuk menghasilkan campuran yang mengandung bahan nuklir
sekitar 4% (Yayan Sunarya, 2012).
Klor suatu bahan kimia industri yang utama, diproduksi secara komersial dengan
beberapa cara, kedua cara atau proses utama melibatkan elektrolisis larutan natrium
klorida pekat yang disebut “brine” (larutan pekat garam). Digunakan larutan pekat garam
karena dalam larutan klorida encer O2 dan bukan Cl2 yang akan dihasilkan pada anoda.
Metode elektrolisis yang utama adalah proses diafragma yang dilakukan dalam suatu alat
yang menjadikan lebih dari tiga perempat dari klor/natrium hidroksida yang diproduksi
secara elektrolisis(Charles, 1984).
Bromin (Br) dapat diperoleh dari air laut melalui oksidasi ion bromid dalam
larutan oleh klorin. Secara komersial, bromida diproduksi dari air laut panas yang dialirkan
ke puncak menara, sedangkan uap panas dan klorin dimasukkan dari bawah menara.
Bromida dan uap air yang keluar dari puncak menara diembunkan, menghasilkan distilasi
lapisan terpisah. Bromin pada bawah menara dan air diatasnya. Lapisan bromida dialirkan
dan dimurnikan melalui proses destilasi. Bromida banyak digunakan untuk industri
senyawa bromida meliputi metal bromida, CH3Br (sebagai peptisida), perak bromid (untuk
film fotografi) dan logam alkali bromid (untuk sedatif). Sedangkan unsur halogen yang
keempat yaitu iod diproduksi dari air asin alam melalui oksidasi I dengan klroin yaitu :
2I- + Cl2  I2 + 2Cl-
Iodin juga diproduksi dari natrium iodat, suatu pengotor dalam garam Chili, NaNO3,
melalui reduksi ion iodat oleh natrium hidrogen sulfit. Iodin juga digunakan untuk
membuat film fotografi dan kalium iodida sebagain nutrisi makanan ternak(Yayan
Sunarya, 2012).
Bilangan iod menunjukkan ukuran ketidakjenuhan atau banyaknya ikatan rangkap
yang terdapat pada asam lemak yang menyusun gliserida dari suatu minyak atau lemak.
Nilai bilangan iod merupakan parameter mutu minyak yang penting karena digunakan
untuk menyatakan derajat ketidakjenuhan suatu minyak atau lemak. Selain itu, dapat juga
dipergunakan untuk menggolongkan jenis minyak pengering dan minyak bukan pengering.
Minyak pengering mempunyai bilangan iod yang lebih dari 130, sedangkan minyak yang
mempunyai bilangan iod antara 100 sampai 130 bersifat setengah mongering(Ono
Suparno, tanpa tahun).
Halida adalah senyawa biner dimana salah satu bagiannya adalah salah
satu atom halogen dan bagian lainnya adalah elemen lainnya atau radikal yang mempunyai
tingkat keelektronegatifan lebih kecil daripada atom halogen, untuk membentuk suatu
senyawa halogen fluoride, klorida, bromide, iodide atau astatine.
Kebanyakan garam merupakan halida. Semua logam pada elemen grup 1 akan membentuk
halida yang berbentuk padatan putih dalam suhu ruangan. Ion halida adalah suatu atom
hidrogen yang mengikat muatan negatif. Anion halida contohnya fluorida (F-
), klorida (Cl-), bromida (Br-), iodida (I-) serta unsur halogen yaitu astatin (At). Semua
ion ini terdapat pada garam halida ion (Charles, 1984).
Suatu senyawa dari dua halogen disebut senyawa antarhalogen. Dalam suatu
reaksi antara dua halogen, unsur yang lebih elektonrgatif adalah zat pengoksidasinya dan
diberi bilangan oksidasi negatif dalam senyawa itu. Diagram emf untuk halogen, ion
halida. Senyawa anorganik penting dari halogen adalah salah satunya halida, asamokso
halogen garamnya. Setiap unsur halogen membentuk senyawa biner dengan hidrogen: HF,
HCl, HBr dan HI. Semuanya merupakan gas tidak berwarna dengan bau yang sangat
tajam. Dimana hidrogen halida larut dalam air menghasilkan larutan asam yang dinamakan
asam hidrohalida. Hidrogen halide dapat dibentuk langsung melalui penggabungan unsur-
unsurnya. Fluorin dan hidrogen bereaksi secara hebat. Reaksinya tidak memiliki nilai
komersial yang penting sebab flourin normalnya dibuat dari hidrogen fluorida. Klorin
dibakar dalam hidrogen berlebih menghasilkan hidrogen klorida yang digunakan dalam
industry (Charles, 1984).
Menurut Cotton dan Wilkinson (1989, 375). Pembuatan halida anhidrat adalah sebagai
berikut:
1. Integrasi langsung unsur-unsur dengan halogen. Biasanya untuk kebanyakan unsur
halogen digunakan HF, HCl, HBr bias juga digunkan untuk logam-logam.
2. Dehidrasi dari halida terhidrat. Pelarut logam, oksida atau karbonat dalam larutan
asam halogen yang diikuti oleh penguapan atau pengkristalan memberikan halida
terhidrat. Kadang – kadang zat ini dapat didehidrasi dengan pemanasan dalam
vakum, namun sering menjurus kepada hasil tidak murni atau oksohalida.
3. Perlakuan oksida dengan senyawaan halogen lain.
4. Pertukaran halogen. Banyak halida bereaksi baik dengan halogen, asamnya atau
halida yang larut atau halida lain yang berlebih sedemikian hingga satu halogen
ditukar oleh yang lain.
Sifat-Sifat Unsur Halogen

1. Sifat fisik unsur halogen


Sifat fisik Fluorin Klorin Bromin Iodin Astatin
Wujud zat gas gas Cair Padat Padat
Warna Kuning Hijau Merah Ungu -
muda kekuningan kecoklatan
Titik didih -188,14oC -34,6oC 58,78oC 184,35oC 337oC
Titik beku -219,62oC -100,98oC -7,25oC 113,5oC 302oC
Kerapatan 1,1 1,5 3,0 5,0 -
(g/cm3)
Kelarutan bereaksi 20 42 3 -
dalam air
(g/Lair)
 Flourin dan klorin berwujud gas pada suhu ruangan sebab titik didih dan titik
leleh/beku yang lebih rendah dari suhu ruangan (25oC).
 Bromin memiliki titik didih lebih tinggi dari suhu ruangan, sedangkan titik
lelehnya lebih rendah sehingga berwujud cair.
 Iodin dan Astatin berwujud padat karena titik didih dan titik bekunya lebih tinggi.
 Kelarutan halogen dalam air dalam satu golongan dari atas kebawah kelarutannya
semakin kecil karena bertambahnya massa atom relatif. Tetapi, flourin tidak larut tetapi
bereaksi: 2F2 + 2H2O → 4HF + O2
 Sedangkan bromin kelarutannya paling besar karena berwujud cair (paling mudah
larut). Iodin sukar larut dalam air. Agar iodin larut dengan baik, ditambahkan garam
KI. Reaksi: I2 + KI → KI3

2. Sifat kimia unsur halogen


Sifat kimia Flourin Klorin Bromin Iodin Astatin
Massa atom 19 35,5 80 127 210
Jari-jari atom (pm) 72 99 115 133 155
Jari-jari ion X- 136 180 195 216 -
Keelektronegatifan 4,0 3,0 2,8 2,5 2,2
Energi ionisasi 1680 1260 1140 1010 -
 Jari-jari atom dari atas ke bawah dalam tabel periodik semakin bertambah karena jumlah
kulit terisi elektron semakin banyak.
 Jari-jari ion lebih besar dari jari-jari atom karena akan menerima elektron sehingga
kulitnya terisi penuh.
 Elektronegatifitas dari F sampai At semakin kecil karena jari-jarinya semakin besar
sehingga akan terletak jauh terhadap inti maka elektron akan sulit untuk diterima.
 Energi ionisasi dari atas ke bawah semakin kecil karena jika jari-jari atom kecil, lebih
dekat dengan inti, energi ionisasinya semakin kuat/besar.
3. Daya pengoksidasi
Data potensial reduksi:
F2 + 2e- → 2F- Eo= +2,87 Volt
Cl2 + 2e- → 2Cl- Eo= +1,36 Volt
Br2 + 2e- → 2Br- Eo= +1,06 Volt
I2 + 2e- → 2I- Eo= +0,54 Volt
Potensial reduksi F2 paling besar sehingga akan mudah mengalami reduksi dan
disebut oksidator terkuat. Sedangkan terlemah adalah I2 karena memiliki potensial
reduksi terkecil.
 Sifat oksidator: F2 > Cl2 > Br2 > I2
 Sifat reduktor : I- > Br- > Cl- > F-
Reduktor terkuat akan mudah mengalami oksidasi mudah melepas elektron ion iodida
paling mudah melepas elektron sehingga bertindak sebagai reduktor kuat.
Senyawa Perak Fluorida (AgF) mudah larut dalam air, sedangkan perak halida lainnya
(AgCl, AgBr, dan AgI) sukar larut dalam air.
Unsur Halogen membentuk berbagai variasi senyawa. Dalam keadaan standar, unsur
bebas Halogen membentuk molekul diatomik (F2, Cl2, Br2, I2). Oleh karena kereaktifannya yang
besar, Halogen jarang ditemukan dalam keadaan bebas. Halogen umumnya ditemukan dalam
bentuk senyawa. Halogen yang ditemukan dalam air laut berbentuk halida (Cl-, Br-, dan I-).
Sementara di kerak bumi, halogen berikatan dalam mineral, seperti Fluorite (CaF2) dan kriolit
(Na3AlF6).
Antar Halogen dapat mengalami reaksi kimia. Oleh karena kekuatan oksidator menurun
dari Fluor sampai Iod, Halogen dapat mengoksidasi Ion Halida yang terletak di bawahnya
(displacement reaction). Dengan demikian, reaksi yang terjadi antar Halogen dapat disimpulkan
dalam beberapa pernyataan di bawah ini:
1. F2 dapat mengoksidasi Cl- menjadi Cl2, Br- menjadi Br2, serta I- menjadi I2.
2. Cl2 dapat mengoksidasi Br- menjadi Br2, serta I- menjadi I2. Cl2 tidak dapat mengoksidasi
F- menjadi F2.
3. Br2 dapat mengoksidasi I- menjadi I2. Br2 tidak dapat mengoksidasi F- menjadi F2 maupun
Cl- menjadi Cl2.
4. I2 tidak dapat mengokisdasi F- menjadi F2, Cl- menjadi Cl2, serta Br- menjadi Br2.
Gas F2 dapat diperoleh dari elektrolisis cairan (bukan larutan) Hidrogen Fluorida yang
diberi sejumlah padatan Kalium Fluorida untuk meningkatkan konduktivitas pada temperatur di
atas 70°C. Di katoda, ion H+ akan tereduksi menjadi gas H2, sedangkan di anoda, ion F- akan
teroksidasi menjadi gas F2.
Gas Cl2 dapat di peroleh melalui elektrolisis lelehan NaCl maupun elektrolisis larutan
NaCl. Melalui kedua elektrolisis tersebut, ion Cl- akan teroksidasi membentuk gas Cl2 di anoda.
Gas Cl2 juga dapat diperoleh melalui proses klor-alkali, yaitu elektrolisis larutan NaCl pekat
(brine). Reaksi yang terjadi pada elektrolisis brine adalah sebagai berikut :
2 NaCl(aq) + 2 H2O(l) ——> 2 NaOH(aq) + H2(g) + Cl2(g)
Pembuatan unsur Klor, Brom, dan Iod di laboratorium, dapat diperoleh melalui reaksi
alkali halida (NaCl, NaBr, NaI) dengan asam sulfat pekat yang dipercepat dengan penambahan
MnO2 sebagai katalis. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
1. MnO2(s) + 2 H2SO4(aq) + 2 NaCl(aq) ——> MnSO4(aq) + Na2SO4(aq) + 2 H2O(l) + Cl2(g)
2. MnO2(s) + 2 H2SO4(aq) + 2 NaBr(aq) ——> MnSO4(aq) + Na2SO4(aq) + 2 H2O(l) + Br2(l)
3. MnO2(s) + 2 H2SO4(aq) + 2 NaI(aq) ——> MnSO4(aq) + Na2SO4(aq) + 2 H2O(l) + I2(s)
Halida dibedakan menjadi dua kategori, yaitu halida ionik dan halida kovalen. Fluorida
dan klorida dari unsur logam, terutama unsur Alkali dan Alkali Tanah (kecuali Berilium)
merupakan halida ionik. Sementara, flurida dan klorida dari unsur nonlogam, seperti Belerang
dan Fosfat merupakan halida kovalen. Bilangan oksidasi Halogen bervariasi dari -1 hingga +7
(kecuali Fluor). Unsur Fluor yang merupakan unsur dengan keelektronegatifan terbesar di alam,
hanya memiliki bilangan oksidasi 0 (F2) dan -1 (fluorida).
Halogen dapat bereaksi dengan Hidrogen menghasilkan Hidrogen Halida. Reaksi yang
terjadi adalah sebagai berikut :
X2(g) + H2(g) ——> 2 HX(g)
X : F, Cl, Br, atau I
Reaksi ini (khususnya pada F2 dan Cl2)menimbulkan ledakan hebat (sangat eksotermis).
Oleh karena itu, reaksi tersebut jarang digunakan di industri. Sebagai pengganti, hidrogen halida
dapat dihasilkan melalui reaksi klorinasi hidrokarbon. Sebagai contoh :
C2H6(g) + Cl2(g) ——> C2H5Cl(g) + HCl(g)
Halogen bereaksi dengan non-logam membentuk asam halida/senyawa halide. Halogen
dapat bereaksi dengan oksigen,fosfor, dan beberapa unsur lain.
Contoh :
Xe + F2 → XeF2
2Kr + 2F2 → KrF4
2P + 3Cl2→ 2PCl3
Reaksi dengan unsur metalloid
2B +3Cl2→ 2BCl3
2Si + 2Cl2→ SiCl4
Reaksi dengan basa
Reaksi halogen dengan basa enser dingin menghasilkan halida ( X- ) dan hipohalida ( XO- ),
sedangkan reaksi halogen dengan basa pekat panas menghasilkan halida ( X-) dan halat (XO3- ).
Contoh :
X2+ 2NaOH ( encer, dingin ) → NaX +NaXO + H2O ( X = Cl, Br, I )
X2+ 2NaOH ( pekat, dingin ) → NaX +NaXO + H2O ( X = Cl, Br, I )
2F2 + 2NaOH ( encer, dingin ) → 2NaF + OF2+ H2O
Di laboratorium, hidrogen halida dapat diperoleh melalui reaksi antara logam halida dengan
asam sulfat pekat. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
CaF2(s) + H2SO4{aq) ——> 2 HF(g) + CaSO4(s)
2 NaCl(s) + H2SO4(aq) ——-> 2 HCl(g) + Na2SO4(aq)
Hidrogen Bromida dan Hidrogen Iodida tidak dapat dihasilkan melalui cara ini, sebab
akan terjadi reaksi oksidasi (H2SO4 adalah oksidator kuat) yang menghasilkan Brom dan Iod.
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
2 NaBr(s) + 2 H2SO4(aq) ——> Br2(l) + SO2(g) + Na2SO4(aq) + 2 H2O(l)
Hidrogen Bromida dapat dibuat melalui beberapa reaksi berikut :
P4(s) + 6 Br2(l) ——> 4 PBr3(l)
PBr3(l) + 3 H2O(l) ——> 3 HBr(g) + H3PO3(aq)
Hidrogen Iodida dapat diperoleh dengan cara serupa. Hidrogen Fluorida memiliki
kereaktifan yang tinggi. Senyawa ini dapat bereaksi dengan silika melalui persamaan reaksi
berikut :
6 HF(aq) + SiO2(s) ——> H2SiF6(aq) + 2 H2O(l)
Hidrogen Fluorida juga digunakan dalam proses pembuatan gas Freon. Reaksi yang terjadi
adalah sebagai berikut :
CCl4(l) + HF(g) ——> CCl3F(g) + HCl(g)
CCl3F(g) + HF(g) ——> CCl2F2(g) + HCl(g)
Larutan Hidrogen Halida bersifat asam. Urutan kekuatan asam halida adalah HF < HCl < HBr <
HI. Sedangkan urutan kekuatan asam oksi adalah HXO < HXO2 < HXO3 < HXO4 (X = Cl, Br,
atau I).
Klor (khusunya Klorida, Cl-) memegang peranan penting dalam sistem kesetimbangan
cairan interseluler dan ekstraseluler dalam organisme. Di bidang industri, Klor digunakan
sebagai bahan pemutih (bleaching agent) pada industri kertas dan tekstil. Bahan pembersih
rumah tangga umumnya mengandung sejumlah Klor (khususnya NaClO) yang berperan sebagai
bahan aktif pengangkat kotoran. Sementara, senyawa klor lainnya, HClO, berfungsi sebagai
agen desinfektan pada proses pemurnian air. Reaksi yang terjadi saat gas Klor dilarutkan dalam
air adalah sebagai berikut :
Cl2(g) + H2O(l) ——> HCl(aq) + HClO(aq)
Ion OCl- yang dihasilkan dari reaksi tersebut berperan sebagai agen desinfektan yang membunuh
kuman dalam air.
Metana yang terklorinasi, seperti Karbon Tetraklorida (CCl4) dan Kloroform (CHCl3)
digunakan sebagai pelarut senyawa organik. Klor juga digunakan dalam pembuatan insektisida,
seperti DDT. Akan tetapi, penggunaan DDT dapat mencemari lingkungan, sehingga kini
penggunaannya dilarang atau dibatasi sesuai dengan Undang-Undang Lingkungan. Klor juga
digunakan sebagai bahan baku pembuatan poli vinil klorida (PVC).
Senyawa Bromida ditemukan di air laut (ion Br-). Brom digunakan sebagai bahan dasar
pembuatan senyawa Etilena Dibromida (BrCH2CH2Br), suatu insektisida. Senyawa ini sangat
karsinogenik. Di samping itu, Brom juga dapat bereaksi dengan Perak menghasilkan senyawa
Perak Bromide (AgBr) yang digunakan dalam lembaran film fotografi.
1. Klor (Cl)
Di alam, klor ditemukan hanya dalam keadaan bersenyawa, terutama dengan natrium
sebagaigaram (NaCl), karnalit dan silfit.Klor tergolong dalam grup unsur halogen (pembentuk
garam)dan diperoleh dari garam kloridadengan mereaksikan zat oksidator atau lebih sering
dengan proses elektrolisis. Merupakan gas berwarna kuning kehijauan dan dapat bersenyawa
dengan hampir semua unsur. Pada suhu 10oC,satu volume air dapat melarutkan 3.10 volume
klor, sedangkan pada suhu 30oC hanya 1.77 volume.
 Kegunaan
Klor digunakan secara luas dalam pembuatan banyak produk sehari-hari. Klor digunakan
untuk menghasilkan air minum yang aman hampir di seluruh dunia. Bahkan, kemasan air
terkecil punsudah terklorinasi. Klor juga digunakan secara besar-besaran pada proses pembuatan
kertas, zat pewarna, tekstil, produk olahan minyak bumi, obat-obatan, antseptik, insektisida,
makanan, pelarut, cat, plastik,dan banyak produk lainnya.Kebanyakan klor diproduksi untuk
digunakan dalam pembuatan senyawa klorin untuk sanitasi, pemutihan kertas, desinfektan, dan
proses tekstil. Lebih jauh lagi, klor digunakan untuk pembuatan klorat, kloroform, karbon
tetraklorida, dan ekstraksi brom.Kimia organik sangat membutuhkan klor, baik sebagai zat
oksidator maupun sebagai subtitusi,karena banyak sifat yang sesuai dengan yang diharapkan
dalam senyawa organik ketika klor mensubtitusi hidrogen, seperti dalam salah satu bentuk karet
sintetis.

2. Brom (Br)
Brom termasuk ke dalam golongan halogen. Diperoleh air garam alamiah dari sumber
mata air diMichigan dan Arkansas. Brom juga diekstrak dari air laut, dengan kandungan hanya
sebesar 82 ppm.Brom adalah satu-satunya unsur cair non logam. Sifatnya berat, mudah bergerak,
cairan berwarna coklat kemerahan, mudah menguap pada suhu kamar menjadi uap merah
dengan bauyang sangat tajam., menyerupai klor, dan memiliki efek iritasi pada mata dan
tenggorokan.
Brom mudah larut dalam air atau karbon disulfida, membentuk larutan berwarna merah,
tidaak sekuatklor tapi lebih kuat dari iod. Dapat bersenyawa dengan banyak unsur dan memiliki
efek pemutih.Ketika brom tumpah ke kulit, akan menimbulkan rasa yang amat pedih. Brom
mengakibatkan bahaya kesehatan yang serius, dan peralatan keselamatan kerja harus
diperhatikan selamamenanganinya.

 Kegunaan
a. Etilena dibromida, C2H4Br2, digunakan sebagai zat aditif pada bensin bertimbal. Zat ini
menyebabkan timbale membentuk senyawa volatileyang lolos bersama gas-gas buang ke
udara dan menimbulkan pencemaran.
b. AgBr digunakan untuk melapisi film dan kertas potret karena pekaterhadap cahaya.
c. Natrium Bromida (NaBr) digunakan sebagai bahan obat penenang saraf.
d. Metil Bromide (CH3Br) digunakan sebagai zat pemadam kebakaran

3. Iodium
Iod tergolong unsur halogen, terdapat dalam bentuk iodida dari air laut yang terasimilasi
dengan rumput laut, sendawa Chili, tanah kaya nitrat (dikenal sebagai kalis, yakni batuan
sedimen kalsium karbonat yang keras), air garam dari air laut yang disimpan, dan di dalam air
payau dari sumur minyak dan garam.Iod atau Yodium yang sangat murni dapat diperoleh dengan
mereaksikan kalium iodida dengan tembaga sulfat.
Iod membentuk senyawa dengan banyak unsur, tapi tidak sereaktif halogen lainnya,
yang kemudian menggeser iodida. Iod menunjukkan sifat-sifat menyerupai logam. Iod mudah
larut dalam kloroform, karbon tetraklorida, atau karbon disulfide yang kemudian membentuk
larutan berwarna ungu yang indah. Iod hanya sedikit larut dalam air
 Kegunaan
a. Iodin dalam obat merah di gunakan sebagai antiseptic
b. Iodin dalam laboratorium digunakan untuk menguji dan mengidentifikasi amilum
c. Iodin dalam bentuk Kalium Iodat( KIO3 )ditambahkan pada garam dapur untuk
mencegah penyakit gondok
d. Iodin dalam bentuk Iodoform( CHI3 ) merupakan zat organic yang dapat digunakan
sebagai antiseptic
e. Iodin dalam bentuk Perak Iodida( AgI ) dapat digunakan dalam pembuatan film
fotografi.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad,Hiskia.2001. Kimia Unsur dan Radiokimia. Bandung: PT.Citra Aditya Bakti.


Aliem, Ono Suparno dan Kurnia Sofyan. Penentuan Kondisi Terbaik Pengempaan Dalam
Produksi Minyak Biji Karet (Hevea Brasiliensis) Untuk Penyamakan Kulit. Jurnal
Teknik, vol 20 (2), 101-109
Charles, Donald dan Jesse. 1984. General College Chemistry, terj. Hadyana. Ilmu Kimia
Untuk Universitas. Jakarta: Erlangga
Cotton dan wilkinson. 2009. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta : UI-Press
Keenan, Charles. 1984. General College Chemistry. terj. Hadyana. Ilmu Kimia Untuk
Universitas. Jakarta: Erlangga
Lee, J. D. 1991. Inorganic Chemistry Fourth Edition. London : Chapman Hall
Oxtoby. David, H.P Gillis dan Norman. 1999. Principles Of Modern Chemisry, terj.
Setiati, Prinsip-prinsip Kimia Modern. Jakarta: Erlangga
Petrucci, Ralph H. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi Keempat -Jilid
1. Jakarta : Erlangga.
Sunarya, Yayan. 2012. Kimia Dasar 2. Bandung: CV Yrama Widya
Tim Kimia Anorganik II. 2016. Penuntun Praktikum Kimia Anorganik II Unsur-unsur
Golongan Utama. Surabaya: UNESA

Anda mungkin juga menyukai