PENDAHULUAN
Kebakaran adalah bencana yang disebabkan oleh api yang tidak dikehendaki
ataupun diinginkan yang dapat menimbulkan kerugian baik berupa harta benda maupun
jiwa manusia. Saat ini kebakaran sudah menjadi masalah bagi masyarakat. Karena
bukan saja merugikan perseorangan, tetapi meliputi instalasi sarana vital seperti pabrik,
pembangkit tenaga listrik, pelabuhan, dan instalasi lainnsya sehingga kerugian yang
ditimbulkan pun juga semakin besar.
Aspek penting dalam pembangunan suatu bangunan adalah pengamanan
terhadap potensi-potensi bahaya salah satunya adalah potensi bahaya kebakaran. Dan
wujud nyata dari tindakan pengamanan ini dapat berupa pemasangan sistem pencegahan
dan penanggulangan kebakaran pada bangunan tersebut seperti pemasangan beberapa
alat pemadaman kebakaran salah satunya adalah sprinker.
Pada gedung kos - kosan banyak terdapat bahaya bahaya kebakaran dari kegiatan
rumah tangga seperti memasak, konsleting listrik, dan sebagainya. Meskipun bukan
termasuk penyebab kebakaran yang sangat berbahaya namun untuk menghindari
kejadian yang tidak diinginkan sangatlah perlu adanya proteksi kebakaran untuk
menghindari kejadian yang tidak diinginkan.
Pada beberapa kasus kebakaran yang pernah terjadi terlihat bahwa adanya
sprinkler dapat memdukung mobilitas APAR dan hidran sebagai sistem pencegahan dan
penanggulangan kebakaran yang sangat penting. Sprinkler dapat menjadi alat
pemadaman api yang efektif untuk digunakan pada saat APAR dan hidran sulit untu
dimaksimalkan fungsinya. Oleh karena itu sangatlah penting untuk merancang
pemasangan sprinkler pada sebuah gedung utuk mengoptimalkan sistem pencegahan
dan penanggulangan kebakaran pada sebuah gedung. Maka dalam laporan ini akan
diahas tentang proteksi kebakaran dengan menggunakan sprinkler pada sebuah gedung
kos – kosan
1.3 Tujuan
Tujuan dari perencanaan sistem sprinkler sebagai sarana pencegahan dan
penanggulangan kebakaran adalah sebagai berikut :
1.3.1 Dapat mengetahui tata cara perencanaan instalasi sprinkler di sebuah
kos - kosan.
1.3.4 Dapat mengetahui jenis sprinkler yang digunakan pada instalasi sprinkler di
sebuah kos - kosan.
1.3.5 Dapat mengetahui jumlah sprinkler yang terpasang pada instalasi sprinkler
di sebuah kos - kosan.
1.4 Tujuan
Tujuan dari perencanaan sistem sprinkler sebagai sarana pencegahan dan
penanggulangan kebakaran adalah sebagai berikut :
1.4.1 Dapat mengetahui tata cara perencanaan instalasi sprinkler di sebuah
kos - kosan.
1.4.4 Dapat mengetahui jenis sprinkler yang digunakan pada instalasi sprinkler di
sebuah kos - kosan.
1.4.5 Dapat mengetahui jumlah sprinkler yang terpasang pada instalasi sprinkler
di sebuah kos - kosan.
1.4.6 Dapat mengetahui estimasi biaya pemasangan instalasi sprinkler di sebuah
kos - kosan.
1.5 Manfaat
Manfaat dari perencanaan instalasi sprinkler sebagai sarana pencegahan dan
penanggulangan kebakaran adalah sebagai berikut :
1.5.1 Dapat menjadi referensi untuk tugas akhir yang berhubungan dengan Sistem
Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran
1.5.2 Mahasiswa memiliki kompetensi untuk menyusun tugas besar Sistem
Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran
1.5.3 Dapat memberi masukan mengenai perencanaan Sistem Pencegahan dan
Penanggulangan Kebakaran kepada pemilik gedung
1.6 Lingkup
Ruang lingkup dari perencanaan instalasi sprinkler sebagai sarana pencegahan dan
penanggulangan kebakaran adalah sebagai berikut :
1.6.1 Perencanaan sistem sprinkler di sebuah bangunan apartment.
1.6.2 Perencanaan dan evaluasi sistem sprinkler otomatis menggunakan standard : SNI
03-3989-2000 tentang tata cara perencanaan dan pemasangan sistem sprinkler
untuk pencegahan bahaya kebakaran pada gedung dan NFPA 13 “Standard for
the Installation of Sprinkler Systems”
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bahaya Kebakaran
Menurut Kepmenaker No. KEP. 186/ MEN/ 1999 klasifikasi tingkat potensi
bahaya meliputi:
1. Klasifikasi tingkat resiko bahaya kebakaran ringan
Adalah tempat kerja yang mempunyai jumlah dan kemudahan terbakar rendah, dan
apabila terjadi kebakaran melepaskan panas rendah, sehingga menjalarnya api
lambat. Yang termasuk bahaya kebakaran ringan adalah tempat ibadah, gedung/
ruang pendidikan, gedung/ ruang perawatan, gedung/ ruang lembaga, gedung/ ruang
perpustakaan, gedung/ ruang museum, gedung/ ruang perkantoran, gedung/ ruang
perumahan, gedung/ ruang rumah makan, gedung/ ruang perhotelan, gedung/ ruang
rumah sakit, gedung/ ruang penjara.
2. Klasifikasi tingkat resiko bahaya kebakaran sedang 1
Adalah tempat kerja yang mempunyai jumlah dan kemudahan terbakar sedang,
menimbun bahan dengan tinggi tidak lebih dari 2,5 meter dan apabila terjadi
kebakaran melepaskan panas sedang, sehingga menjalarnya api sedang. Yang
termasuk bahaya kebakaran sedang 1 adalah tempat parkir, pabrik elektronika, pabrik
roti, pabrik barang gelas, pabrik minuman, pabrik permata, pabrik pengalengan,
binatu, pabrik susu.
3. Klasifikasi tingkat resiko bahaya kebakaran sedang II
Adalah tempat kerja yang mempunyai jumlah dan kemudahan terbakar sedang,
menimbun bahan dengan lebih dari 4 meter, dan apabila terjadi kebakaran
melepaskan panas sedang, sehingga menjalarnya api sedang. Yang termasuk bahaya
kebakaran sedang II adalah penggilingan padi, pabrik bahan makanan, percetakan
dan penerbitan, bengkel mesin, gudang pendinginan, perakit kayu, gudang
perpustakaan, pabrik barang keramik, pabrik tembakau, pengolahan logam,
penyulingan, pabrik barang kelontong, pabrik barang kulit, pabrik tekstil, perakitan
kendaraan bermotor, pabrik kimia (bahan kimia dengan kemudahan terbakar sedang),
pertokoan dengan
4. Klasifikasi tingkat resiko bahaya kebakaran berat
Adalah tempat kerja yang mempunyai jumlah dan kemudahan terbakar tinggi, dan
apabila terjadi kebakaran melepaskan panas tinggi, sehingga menjalarnya api cepat.
Yang termasuk bahaya kebakaran sedang III adalah ruang pameran, pabrik
permadani, pabrik makanan, pabrik sikat, pabrik ban, pabrik karung, bengkel mobil,
pabrik sabun, pabrik tembakau, pabrik lilin, studio dan pemancar, pabrik barang
plastik, pergudangan, pabrik pesawat terbang, pertokoan dengan pramuniaga lebih
dari 50 orang, penggergajian dan pengolahan kayu, pabrik makanan kering dari bahan
tepung, pabrik minyak nabati, pabrik tepung terigu, pabrik pakaian.
5. Klasifikasi tingkat resiko bahaya kebakaran berat
Adalah tempat kerja yang mempunyai jumlah dan kemudahan terbakar tinggi,
menyimpan bahan cair, serat atau bahan lainnya dan apabila terjadi kebakaran apinya
cepat membesar dengan melepaskan panas tinggi, sehingga menjalarnya api cepat.
Yang termasuk bahaya kebakaran berat adalah pabrik kembang api, pabrik koren api,
pabrik cat, pabrik bahan peledak, permintaan benang atau kain, penggergajian kayu
dan penyelesaiannya menggunakan bahan mudah terbakar, studio film dan televisi,
pabrik karet buatan, hanggar pesawat terbang, penyulingan minyak bumi, pabrik karet
busa dan plastik busa [KEP-186/MEN/1999]
1. Cara Penguraian
Yaitu dengan cara memisahkan/menempatkan pada tempat khusus bahan bakar atau
yang mudah terbakar.
2. Cara Pendinginan
Yaitu dengan cara menurunkan temperatur bahan bakar hingga berada dibawah titik
nyalanya.
3. Cara Isolasi
(sumber: [http://www.thebigredguide.com/fire-products-
specification/viking-vk354.html.])
Ada dua macam sistem sprinkler yaitu sprinkler berdasarkan arah
pancaran dan berdasarkan kepekaan terhadap suhu. [SNI 03-3989 : 2000]
Berikut klasifikasi kepala sprinkler:
a. Sistem sprinkler terdiri dari :
1. Penyedia air yang cukup
2. Jaringan pipa yang cukup
3. Perlengkapan sprinkler
b. Klasifikasi kepala sprinkler :
Berdasarkan arah pancaran:
a. Pancaran keatas
b. Pancaran kebawah
c. Pancaran arah dinding
Berdasarkan kepekaan terhadap suhu:
a. Warna segel:
i. Warna putih pada temperatur 93° C
ii. Warna biru pada temperatur 141° C
iii. Warna kuning pada temperatur 182° C
iv. Warna merah pada temperatur 227° C
v. Tidak berwarna pada temperatur 68° C / 74° C
b. Warna cairan dalam tabung:
i. Warna jingga pada temperatur 53° C
ii. Warna merah pada temperatur 68° C
iii. Warna kuning pada temperatur 79° C
iv. Warna hijau pada temperatur 93° C
v. Warna biru pada temperatur 141° C
vi. Warna ungu pada temperatur 182° C
vii. Warna hitam pada temperatur 201° C – 260° C
Sprinkler lain : 12 m2
Dan untuk mengetahui jumlah sprinkler dalam satu ruangan kita dapat
menggunakan rumus:
.................... (2.3)
Dimana :
..................... ..................... (2.4)
..................... (2.5)
2.5 Pompa
Pompa sprinkler terdiri dari 1 buah pompa hidran listrik sebagai pompa
utama, digunakan bila tekanan/pressure tank turun setelah jocky pump tidak
sanggup lagi mengatasi (jocky pump akan mati sesuai dengan setting pressure
tank) maka main pump akan bekerja. Berikut adalah gambar 2.10 tabel macam-
macam pompa sprinkler menurut tingkatan kebakarannya:
Gambar 2.10 Tabel Karakteristik Pompa Kebakaran
1 buah pompa diesel sebagai cadangan digunakan bila terjadi kebakaran dan
pompa mengalami kerusakan atau gagal operasional (listrik padam) dan pompa
utama serta jocky pump berhenti bekerja mensuplai air maka diesel fire pump akan
melakukan start secara otomatis berdasarkan pressure switch. Bekerjanya diesel fire
pump secara otomatis menggunakan panel diesel starter. Panel ini juga melakukan
pengisian accu/men-charger accu dan dapat bekerja secara manual dengan kunci
starter pada diesel tersebut. Untuk perawatan pada diesel fire pump ini dengan
pemanasan setiap minggu (2x pemanasan). Selain dilakukan pemanasan, diesel
dilakukan pemeriksaan pada accu, pendingin air (air radiator), dan pengecekan pada
pelumas mesin (oli mesin). 1 buah pompa pacu (jocky pump) digunakan untuk
menstabilkan tekanan air pada pipa dan pressure tank.
.................................(2.6)
...................................................(2.7)
......................................(2.9)
Lantai 2
Lantai 3
Mulai
Identifikasi Bahaya
Menentukan Tujuan
Tinjauan Pustaka:
1. NFPA 13 2013
2. Fluid Mechanic 6th Edition
Selesai
Jumlah
Nama Jumlah Total
No. P L S D Pipa Pembulatan Pembulatan
Ruangan Nozzle Springkler
Cabang
Lantai 2
1 Kamar 1 8,05 6,364 4,6 4,5 1,750 2 1,414 2 4
2 Kamar 2 8,05 6,364 4,6 4,5 1,750 2 1,414 2 4
3 Kamar 3 8,05 6,364 4,6 4,5 1,750 2 1,414 2 4
4 Kamar 4 8,05 6,364 4,6 4,5 1,750 2 1,414 2 4
5 Kamar 5 8,05 6,364 4,6 4,5 1,750 2 1,414 2 4
6 Kamar 6 8,05 6,1 4,6 4,5 1,750 2 1,356 2 4
7 Kamar 7 8,05 6,1 4,6 4,5 1,750 2 1,356 2 4
8 Kamar 8 8,05 6,1 4,6 4,5 1,750 2 1,356 2 4
9 Kamar 9 8,05 6,1 4,6 4,5 1,750 2 1,356 2 4
10 Kamar 10 8,05 6,1 4,6 4,5 1,750 2 1,356 2 4
11 Kamar 11 8,05 6,1 4,6 4,5 1,750 2 1,356 2 4
12 Koridor 32,63 0,13 4,6 4,5 7,094 8 0,029 1 8
Jumlah
Nama Jumlah Total
No. P L S D Pipa Pembulatan Pembulatan
Ruangan Nozzle Springkler
Cabang
Lantai 3
1 Kamar 12 8,05 6,364 4,6 4,5 1,750 2 1,414 2 4
2 Kamar 13 8,05 6,364 4,6 4,5 1,750 2 1,414 2 4
3 Kamar 14 8,05 6,364 4,6 4,5 1,750 2 1,414 2 4
4 Kamar 15 8,05 6,364 4,6 4,5 1,750 2 1,414 2 4
5 Kamar 16 8,05 6,364 4,6 4,5 1,750 2 1,414 2 4
6 Kamar 17 8,05 6,1 4,6 4,5 1,750 2 1,356 2 4
7 Kamar 18 8,05 6,1 4,6 4,5 1,750 2 1,356 2 4
8 Kamar 19 8,05 6,1 4,6 4,5 1,750 2 1,356 2 4
9 Kamar 20 8,05 6,1 4,6 4,5 1,750 2 1,356 2 4
10 Kamar 21 8,05 6,1 4,6 4,5 1,750 2 1,356 2 4
11 Gudang 5,33 3,7 4,6 4,5 1,159 2 0,822 2 4
12 Koridor 33,6 3,5 4,6 4,5 7,304 8 0,778 1 8
Jumlah
Nama Jumlah Total
No. P L S D Pipa Pembulatan Pembulatan
Ruangan Nozzle Springkler
Cabang
Lantai 4
Ruang
1 Tidur 8,05 6,364 4,6 4,5 1,750 2 1,414 2 4
Pembantu
Area
2 8,99 5,144 4,6 4,5 1,954 2 1,143 2 4
Jamuran
3 7,8 1,78 4,6 4,5 1,696 2 0,396 1 2
Dapur
4 3,9 3 4,6 4,5 0,848 1 0,667 1 1
Contoh perhitungan jumlah springkler :
Lebar
Jumlah nozzle =
D
9m
=
4.5 m
= 2 ≈ 2 nozzle
Lebar
Jumlah nozzle =
D
6m
=
4.5 m
= 1,333 ≈ 2 nozzle
= 75 𝑥 = 675
675
=𝑥=
75
= 𝑥= 9 𝑚3
0.0038 𝑚3 /𝑠
=
0.00429 𝑚2
V = 0,885 m/s
c. Bilangan Reynolds
µ berdasarkan dengan suhu 30 ̊ = 8 x 10-4 N. s / m2
𝜌𝑥𝑣𝑥𝐷
Re =
µ
𝑘𝑔 𝑚
1000 3 𝑥 0.885 𝑥 0.074 𝑚
𝑚 𝑠
= −4 𝑁. 𝑠
8 𝑥 10 2 𝑚
𝑘𝑔 .𝑚2
6.554 𝑁.𝑠 2
𝑚3 .𝑠
= x
8 𝑥 10−4 𝑁.𝑠/𝑚 2 𝑘𝑔.𝑚
𝑚
3𝑚 (0.885 )2
𝑠
= 0.023 x x 2 𝑥 10 𝑚
0.074 𝑚
𝑠2
𝑚
(0.885 )2
𝑠
= 0.023 x 30 x 2 𝑥 10 𝑚
𝑠2
= 0.023 x 30 x 0.039 m
= 2.69 x 10-2 m
= 6,34 x 10-2 m
= 0,0634 m
a. Luas pipa
1
A= π x D2
4
1
= 3,14 x (0,0464 m)2
4
= 1,69 x10-3 m2
b. Kecepatan rata – rata di dalam pipa
𝑄
V =𝐴
𝑚3 1 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
0,225 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 𝑥 60 𝑠
= 2
1.69 𝑥 10−3 𝑚
0,0038 𝑚3 /𝑠
=
0,00169 𝑚2
V = 2,248 m/s
c. Bilangan Reynolds
µ berdasarkan dengan suhu 30 ̊ = 8 x 10-4 N. s / m2
𝜌𝑥𝑣𝑥𝐷
Re =
µ
𝑘𝑔 𝑚
1000 3 𝑥 2,248 𝑥 0,0464 𝑚
𝑚 𝑠
= −4 𝑁. 𝑠
8 𝑥 10 2 𝑚
𝑘𝑔 .𝑚2
104,037 𝑁.𝑠 2
𝑚3 .𝑠
= x
8 𝑥 10−4 𝑁.𝑠/𝑚 2 𝑘𝑔.𝑚
𝑚
123.4 𝑚 (2,248 )2
𝑠
= 0.026 x x 2 𝑥 10 𝑚
0.0464 𝑚
𝑠2
= 7,744 m
Le 𝑉2
HL minor tee =𝑓x x 2g
D
𝑚
(2,248 )2
𝑠
= 0.026 x 4.140 x 2 𝑥 10 𝑚
𝑠2
𝑘𝑔 𝑚 𝑚3
1000 𝑥 9,8 2 𝑥 0,225 2 𝑥 21,833 𝑚
𝑚3 𝑠 𝑠
Pw =
100%
Pw = 48.141,76 watt
4.3 Pembahasan
Analisa perkiraan harga seluruh instalasi sistem sprinkler pada gedung ini
menggunakan katalog produk yang ada di internet. Total harga yang dibutuhkan
adalah kurang lebih Rp 456.102.889,67. Harga tersebut bukanlah harga yang mahal
karena apabila terjadi kebakaran maka dapat menyebabkan kerugian yang melebihi
dari biaya instalasinya dan instalasi tersebut sangat layak untk dipasang di
bangunan Apartment ini.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Tenaga Kerja RI, “Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor: KEP-
186/MEN/1999 Tentang Unit Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja,” no.
28, 1999.
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, “Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan
Transmigrasi No:Per.04/Men/1980 tentang Syarat-Syarat Pemasangan dan
Pemeliharan Alat Pemadam Api Ringan,” no. 4, pp. 1–10, 1980.
A. C. Setyawan, “Tugas akhir perancangan sistem detektor, alarm dan sistem sprinkler
pada gedung plaza dan gedung direktorat ppns-its,” Peranc. Sist. Detektor,
Alarm. Sist. Sprink. pada Gedung Plaza dan Gedung Direktorat PPNS-ITS,
2010.
S. Systems, “Nfpa 13,” 2007.
SNI 03-3989 2000, “Tata cara perencanaan dan pemasangan sistem springkler otomatik
untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung.,” pp. 1–83, 2000.
“mMl1-i7ckfcjHM7t6jmghEQ,”http://www.ebay.com/bhp/viking-sprinklerhead.
Diakses pada 25 September 2017.
“viking-vk354,”http://www.thebigredguide.com/fire-products-
specification/vikingvk354.html. Diakses pada 25 September 2017
R. W. Fox, A. T. Mcdonald, and P. J. Pritchard, FLUID MECHANIC ! .
SNI 03-1745-2000, “Tata cara perencanaan dan pemasangan sistem pipa tegak dan
slang untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan rumah dan gedung.,”
pp. 1–52, 2000.
Standar Nasional Indonesia, SNI 03-1746-2000. 2000. Tata Cara Perencanaan
dan Pemasangan Sarana Jalan Keluar Untuk Penyelamatan Terhadap
Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung.