Anda di halaman 1dari 13

I.

PENDAHULUAN

A. Judul
Pendugaan Kemelimpahan Suatu Jenis Satwa

B. Latar Belakang
Keanekaragaman satwa di Indonesia sangatlah tinggi. Kelestarian dari
satwa-satwa tersebut menjadi tujuan utama para peneliti dan lambaga
konservasi. Salah satu topik yang dapat diteliti untuk mendukung pelestarian
adalah kemelimpahan satwa tertentu. Kemelimpahan dapat digunakan untuk
memahami kondisi suatu populasi secara alami maupun perubahan kondisi
populasi karena adanya pengaruh perubahan lingkungan. Sebagai salah satu
sifat populasi, densitas merupakan cerminan ukuran populasi (jumlah total
individu) yang hidup dalam kawasan tertentu (Tobing, 2008), sehingga
dimungkinkan dapat melakukan menejemen kehidupan dan mengetahui
dampak lingkungan.
Pendugaan dapat dilakukan dengan metode capture-mark-release-recapture
(CMRR) adalah untuk menandai individu dalam penangkapan sesi pertama dan
kemudian untuk mencatat proporsi individu yang ditandai dalam penangkapan
kembali sesi berikutnya dan dikembangkan dengan metode Petersen, Schnabel,
dan Schumacher-Eschmeyer. Praktikum pendugaan kemelimpahan suatu jenis
satwa ini akan melakukan metode capture-mark-release-recapture (CMRR)
untuk mengestimasi kemelimpahan populasi ikan hitam.

C. Tujuan
1. Mengestimasi populasi ikan hitam yang diberikan dalam suatu wadah
dengan metode capture-mark-release-recapture (CMRR) pada populasi
ikan hitam
2. Mengetahui metode yang paling akurat dalam estimasi populasi ikan hitam
II. TINJAUAN PUSTAKA

Populasi adalah sekelompok organisme yang mempunyai spesies sama


(takson tertentu) serta hidup/menempati kawasan tertentu pada waktu tertentu.
Suatu populasi memiliki sifat-sifat tertentu; seperti kepadatan (densitas),
laju/tingkat kelahiran (natalitas), laju/tingkat kematian (mortalitas), sebaran umur
dan sex (rasio bayi, anak, individu muda, dewasa dengan jenis kelamin betina atau
jantan), dll. Sifat-sifat ini dapat dijadikan sebagai parameter untuk mengetahui /
memahami kondisi suatu populasi secara alami maupun perubahan kondisi populasi
karena adanya pengaruh perubahan lingkungan. Sebagai salah satu sifat populasi,
densitas merupakan cerminan ukuran populasi (jumlah total individu) yang hidup
dalam kawasan tertentu (Tobing, 2008)
Besarnya populasi juga dapat mencerminkan ketersediaan beberapa sumber
daya yang menjadi kendala perluasan populasi adalah lebih lanjut yang dibatasi
oleh laju kelahiran, bertambahnya laju kematian atau stimulasi migrasi (Soetjipta,
1993). Kelimpahan relatif suatu spesies dalam suatu komunitas merupakan proporsi
spesies yang mendukung pada kelimpahan total. Kelimpahan absolut diukur
sebagai jumlah individu, biomassa, produktivitas, atau sifat-sifat lain yang
mempunyai arti fungsional. Kelimpahan relatif spesies dalam komunitas umumnya
didekati dengan satu dari tiga distribusi umum yaitu log normal, rangkaian
geomterik, dan tongkat patah (Mc Naughton dan Larry, 1992).
Perhitungan populasi suatu organime dapat dilakukan dengan dua cara,
yaitu dengan cara langsung dan tidak langsung dengan memperkirakan besarnya
populasi sedemikian rupa sehingga sesuai dengan sifat hewan atau tumbuhan yang
akan di hitung. Misalnya, untuk padang rumput dapat digunakan metode kuadrat
untuk memperkirakan memperkirakan populasi dengan cara “track count” atau
“fecal count”. Untuk hewan yang ralatif mudah ditangkap, misalnya tikus, belalang
atau binatang bergerak lainnya dapat diperkirakan dengan metode capture-mark-
release-recapture (CMRR) (Williams dkk. 2001).
Metode capture-mark-release-recapture (CMRR) dikembangkan untuk
mengatasi kesulitan yang berhubungan dengan estimasi ukuran populasi pada
hewan. Prinsip umum percobaan CMRR adalah untuk menandai individu dalam
penangkapan sesi pertama dan kemudian untuk mencatat proporsi individu yang
ditandai dalam penangkapan kembali sesi berikutnya (Williams dkk. 2001). Secara
model sederhana, populasi berukuran N kemudian diperkirakan dari rasio individu
yang ditandai dan individu yang tidak ditandai dalam sesi penangkapan kembali
(Seber, 1973), dengan asumsi bahwa semua individu (ditandai dan tidak ditandai)
dicampur secara acak setelah penangkapan pertama dan dengan demikian semua
individu bisa ditangkap kembali dalam sesi penangkapan kembali dengan
probabilitas penangkapan yang sama. Namun, masih sangat sulit untuk memperoleh
estimasi ukuran populasi yang dapat diandalkan bagi spesies yang sulit untuk
menangkapnya, seperti spesies langka, atau spesies yang sulit untuk ditangani
(Darroch 1958).
Metode CMRR juga mengasumsikan populasi tertutup (tidak ada imigrasi,
emigrasi, kelahiran atau kematian antara pemberian tanda dan penangkapan
kembali). Metode ini juga mengasumsikan semua anggota populasi sama-sama
mungkin ditandai dan ditangkap kembali, dan hewan ditandai secara acak
didistribusikan dalam populasi hingga saat penangkapan kembali (McFarlane,
2003). Pendugaan-pendugaan kemelimpahan sangat dipengaruhi oleh faktor
perubahan lingkungan, ketersediaan makanan, predator, luas area, aktivitas sampel
dan terutama pendugaan spesies langka yang berada pada habitat pedalaman akan
sangat langka dan sulit diperoleh karena memerlukan biaya yang sangat mahal
(Ali1, 2004).
Metode Petersen didasarkan pada tahap penandaan dan penangkapan ulang
individu dengan waktu singkat, kemudian melepas dan menangkap kembali
individu tersebut untuk pengecekan tanda. Efisiensi waktu adalah kelebihan dari
metode ini. Namun metode ini kurang memberikan data yang valid karena individu
yang ditandai dan tidak ditandai memiliki kesempatan yang sama dengan
penangkapan kedua (Sutherland 1996).
Menurut Krebs (1989) terdapat metode pengembangan dari metode petersen
yang dapat menutupi kekuranganya, yaitu metode Schnabel, yaitu penangkapan dan
pelepasan individu lebih dari 2 kali. Setiap individu yang belum bertanda diberi
tanda dan dilepaskan kembali setiap sampling, sehingga data menjadi lebih valid
dan mendekati benar. Metode ini harus dilakukan beberapa kali, sehingga
membutuhkan waktu yang lama. Metode Schumacher-Eschmeyer adalah
pengembangan dalam perhitungan pendugaan kemelimpahan. Perhitungan tersebut
lebih rumit, tetapi memberikan data yang paling akurat dengan pendekatan
matematis (Sutherland 1996).
III. METODE PERCOBAAN

A. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Sendok Sebagai alat penangkap ikan
b. Toples

2. Bahan
a. Kancing baju putih
b. Kancing baju hitam

B. Cara Kerja
Pertama-tama, sebanyak dua toples dipersiapkan yang digunakan untuk
wadah kancing baju sebagai simulsi ikan. Toples pertama diisikan ikan hitam
dan wadah B diisikan ikan putih. Sampel pertama diambil dari wadah A dengan
ketentuan jumlah ikan dihitung sebagai captured dan unmarked (U), kemudian
hasil dimasukkan ke dalam tabel sebagai pengulangan ke-0. Kemudian, ikan
hitam yang sudah dikeluarkan dari toples diganti dengan ikan warna putih yang
berlaku sebagai marked (M), lalu diaduk rata. Sampel kedua diambil dari
wadah A dengan ketentuan jumlah ikan hitam yang tertangkap dicatat sebagai
unmarked (U) untuk pengulangan pertama dan jumlah ikan putih yang
tertangkap sebagai recaptured (R).
Pengambilan ikan dilakukan sebanyak 10 kali pengulangan, kemudian
nilai C, M, U, dan R dihitung, kemudian sisa ikan hitam dihitung sebagai L.
Setelah itu, sensus dihitung dan dibandingkan dengan estimasi. Rumus
perhitungan yang digunakan adalah sebgai berikut:

𝑆𝑒𝑛𝑠𝑢𝑠 (𝑁) = ∑𝑀 + 𝐿

∑(𝐶 𝑥𝑀)
Metode Petersen (N) =
∑𝑅
∑(C. M)
Metode Schnabel (N) =
∑R

∑(CM2 )
Metode Schumacher-Eschmeyer (N) =
∑(RM)
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Percobaan pendugaan kemelimpahan suatu jenis satwa ini dilakukan dengan


metode capture-mark-release-recapture (CMRR). Metode capture-mark-release-
recapture dipakai untuk menduga populasi organisme yang aktif bergerak. Metode
ini dapat dipakai jika memenuhi dua asumsi, yaitu populasinya tertutup, dan
probabilitas penangkapan harus sama. Metode CMRR adalah untuk menandai
individu dalam penangkapan sesi pertama dan kemudian untuk mencatat proporsi
individu yang ditandai dalam penangkapan kembali sesi berikutnya (Williams dkk.
2001).
Pendugaan pada praktikum ini dilakukan pada menggunakan populasi dua
ikan yang disimulasikan dengan kancing baju dengan warna berbeda yaitu hitam
dalam wadah A dan putih dalam wadah B. Sampel pertama diambil dari wadah A
dengan ketentuan jumlah ikan dihitung sebagai captured dan unmarked (U),
kemudian hasil dimasukkan ke dalam tabel sebagai pengulangan ke-0. Setelah itu,
ikan hitam dikeluarkan dari wadah dan diganti dengan ikan warna putih yang
berlaku sebagai marked (M), kemudian diaduk rata. Sampel kedua diambil dari
wadah A dengan ketentuan total ikan hitam sebagai unmarked (U) untuk
pengulangan pertama dan total ikan putih sebagai recaptured (R). Selanjutnya, nilai
C dapat ditentukan dengan rumus C = R + U. Pengambilan ikan dilakukan sebanyak
10 kali pengulangan, kemudian nilai C, M, U, dan R dihitung, kemudian sisa ikan
hitam dihitung sebagai L.
Sebelum dilakukan penangkapan ikan pada praktikum ini selalu dilakukan
pengocokan kancing baju dalam toples sebagai simulasi ikan yang akan diambil
adalah acak dan probabilitas jumlah penangkapan ikan diusahakan sama.
Penggantian ikan hitam dengan ikan putih sebagai mark dan ikan hitam sebagai
populasi yang akan disetimasi. Setelah pengulanagan penangkapan ikan hitam
dilakukan sebanyak 10 kali. Hasil estimasi populasi ikan hitam dengan berbagai
perhitungan dari beberapa metode dapat dilihat pada gambar 1.
Histogram Hasil Estimasi Populasi Ikan Hitam
700 650

600

500

400 365 367


343.74

300

200

100

Sensus Petersen Schnabel Schumacher-Eschmeyer

Gambar 1. Histogram Hasil Estimasi Populasi Ikan Hitam

Berdasarkan hasil histogram tersebut dapat diketahui bahwa hasil estimasi


populasi ikan hitam dengan cara sensus adalah 365. Hasil estimasi populasi ikan
hitam dengan metode Petersen adalah 650 dikarenakan hanya satu ekor yang
tertangkap pada pengulangan ke 0 dan 1. Hasil estimasi populasi ikan hitam dengan
metode Schnabel adalah 342,74, dan hasil estimasi populasi ikan hitam dengan
metode Schumacher-Eschmeyer adalah 367.
Berdasarkan hasil estimasi populasi ikan hitam dengan ketiga metode
tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil perhitungan dengan metode Petersen sangat
berbeda dengan hasil sensus, yaitu 650 dengan 365 (hasil sensus). Data sensus
adalah data pembanding yang hasilnya sesuai dengan jumlah populasi ikan secara
nyata. Metode Petersen dapat disimpulkan tidak memberikan data yang valid.
Sedangkan data dari metode Schnabel hampir mendekati hasil sensus, yaitu 343,74,
tetapi masih selisih 21,26. Jika dibandingkan dengan hasil dari perhitungan metode
Schumacher-Eschmeyer menunjukan bahwa metode ini memiliki keakuratan yang
tinggi terbukti dari hasil perhitungan, yaitu 367 yang sangat 365 (hasil sensus)
hanya selisih 2.
Hasil metode Schnabel dan metode Schumacher-Eschmeyer memberikan
hasil yang lebih akurat disbanding metode Petersen dapat ditinjau dari pengulangan.
Pengulangan yang dilakukan pada kedua metode tersebut memberikan hasil yang
lebih pasti, karena kebolehjadian dapat diturunkan dengan banyaknya pengulangan.
Berdasarkan perbandingan diatas dapat disimpulkan bahwa percobaan ini sesuai
dengan teori karena pendekatan dengan metode Schumacher-Eschmeyer
menunjukan hasil paling akurat dan secara matematis paling sempurna
dibandingkan dengan kedua pendekatan yang lain.
Pendugaan ini sangat dipengaruhi beberapa faktor, yaitu besar kecilnya
jangkauan penangkapan ikan yang berkaitan dengan asumsi kedua. Faktor kedua
adalah hasil pengambilan yang acak dan yang paling penting adalah pengulangan.
Semakin banyak pengulangan, maka semakin akurat hasil estimasi populasi.
V. KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukah, dapat disimpulkan bahwa:


1. Hasil estimasi sensus populasi ikan hitam adalah 365.
2. Hasil estimasi populasi ikan hitam dengan cara metode Petersen adalah 650.
3. Hasil estimasi populasi ikan hitam dengan cara metode Schnabel adalah 343,74.
4. Hasil estimasi populasi ikan hitam dengan cara metode Schumacher-Eschmeyer
adalah 367.
5. Metode yang paling akurat dalam mengestimasi populasi ikan hitam adalah
Schumacher-Eschmeyer.
DAFTAR PUSTAKA

Ali1, S.A., Nessa, M. R., Djawad, I., Omar, B. A. 2004. Musim dan Kelimpahan
Ikan Terbang (Exocoetidae) Di Sekitar Kabupaten Takalar (Laut Flores)
Sulawesi Selatan . Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Torani 3 (14): 165-
172.

Darroch, J.N. 1958. The Multiple-Recapture Conensus 1: Estimation of a closed


population. Biometrika 45, Jakarta.

Krebs, C. J. 1989. Ecological Methodology. Harper and Row Publishing, New


York.

McFarlane, Donald. 2003. Ecology. http://faculty.jsd.claremont.edu/dmcfarlane/b


io146mcfarlane/pdf/lab7_ecology.pdf. 12 Maret 2015.

Mc Naughton, S. J. dan Larry, L.W. 1992. Ekologi Umum. Edisi Kedua. UGM
Press, Yogyakarta.

Naughhton.1973. Ekologi Umum edisi Ke 2. UGM Press, Yogyakarta.

Seber, G.A.F. 1973. Estimating animal abundance and related parameters. Hafner,
NewYork.

Soetijpta. 1993. Dasar-Dasar Ekologi Hewan. Departemen Pendidikan dan


Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Yogyakarta.

Suyanto, A., Hasiholan S. dan Saim, A. 2009. Biodiversitas Mamalia Di Tesso Nilo,
Propinsi Riau, Indonesia. Zoo Indonesia. 18 (2): 79-88.

Tobing, IM. 2008. Teknik Estimasi Ukuran Populasi Suatu Spesies Primata. Vis
Vitalis 1 (1).

Williams, B.K., J., D. Nichols, and M.J. Conroy. 2001. Analysis and Management
of Animal Populations. Academic Press, New York.

Sutherland, W.J. (ed) 1996. Ecological Census Techniques. A Handbook.


Cambridge University Press, UK.
LAMPIRAN

Tabel 1. Hasil Penangkapan Ikan Hitam


Ulangan C* M U* R* C x M M2 C(M)2 RxM

0 25 0 25 0 0 0 0 0

1 26 25 25 1 650 625 16250 25

2 28 50 20 8 1400 9500 70000 400

3 27 70 22 5 1890 4900 132300 350

4 49 92 36 13 4508 8464 414736 1196

5 26 128 19 7 3328 1622 802816 896

6 31 147 19 12 4557 21609 669879 1764

7 24 166 13 11 3984 27556 661344 1826

8 28 179 14 14 5012 32041 897148 2506

9 30 193 12 18 5790 37249 11174770 3474

10 36 205 13 23 7380 42025 1512900 4715

Jumlah 218 112 38409 6294843 17152

L * = 147
Pehitungan:
Sensus
N = ∑M + L = 218 + 147 = 365

Metode Petersen (Pengulangan ke 0 dan 1)


∑(C. M) 650
N= = = 650
∑R 1
Metode Schnabel
∑(C.M) 38499
N= =
∑R 112
N = 343,74

Metode Schumher-Eschmeyer
∑(CM 2 ) 6294843
N= = = 367,007
∑(RM) 17152

Anda mungkin juga menyukai