Anda di halaman 1dari 17

Yth.

Direksi Bank Perkreditan Rakyat


di tempat.

SALINAN
SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN
NOMOR 39 /SEOJK.03/2017

TENTANG
LAPORAN TAHUNAN DAN LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI
BANK PERKREDITAN RAKYAT

Sehubungan dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan


Nomor 48/POJK.03/2017 tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank
Perkreditan Rakyat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017
Nomor 154 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6097) yang
selanjutnya disingkat POJK TKK BPR dan dalam rangka meningkatkan
pemantauan keadaan usaha Bank Perkreditan Rakyat oleh publik,
harmonisasi dengan ketentuan yang berlaku serta sehubungan dengan
beralihnya fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan dan pengawasan jasa
keuangan di sektor perbankan dari Bank Indonesia ke Otoritas Jasa
Keuangan, perlu untuk mengatur kembali ketentuan pelaksanaan mengenai
Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan Publikasi Bank Perkreditan Rakyat
dalam Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan sebagai berikut:

I. KETENTUAN UMUM
1. Dalam rangka pemantauan keadaan usaha Bank Perkreditan Rakyat
(BPR) oleh publik, BPR diwajibkan untuk menyampaikan laporan
dan/atau informasi sesuai dengan jenis, waktu, cakupan, dan bentuk
yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan.
2. Jenis laporan dan/atau informasi yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa
Keuangan sebagaimana dimaksud pada angka 1 adalah Laporan
Tahunan dan Laporan Keuangan Publikasi.
-2-

3. Laporan Tahunan disusun untuk memberikan gambaran lengkap


mengenai kinerja BPR dalam kurun waktu 1 (satu) tahun yang antara
lain berisi Laporan Keuangan Tahunan dan informasi umum.
4. Laporan Keuangan Publikasi disusun untuk memberikan informasi
mengenai laporan keuangan, informasi lainnya, susunan Direksi dan
Dewan Komisaris, serta komposisi pemegang saham termasuk
pemegang saham pengendali secara triwulanan kepada berbagai
pihak yang berkepentingan dengan perkembangan usaha BPR.
5. Mengacu pada POJK TKK BPR, agar Laporan Tahunan dan Laporan
Keuangan Publikasi dapat diperbandingkan, penyajian laporan
tersebut wajib didasarkan pada standar akuntansi keuangan yang
berlaku bagi BPR dan Pedoman Akuntansi bagi BPR (PA BPR).
6. Mengacu pada Pasal 2 ayat (2) POJK TKK BPR, Laporan Tahunan dan
Laporan Keuangan Publikasi wajib disusun dalam Bahasa Indonesia.
7. Mengacu pada Pasal 5 ayat (1) POJK TKK BPR, Laporan Keuangan
Tahunan bagi BPR dengan total aset paling sedikit
Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) wajib diaudit oleh
akuntan publik yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan.
8. Angka dalam Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan Publikasi
disajikan dalam mata uang Rupiah dan dalam ribuan Rupiah.
9. Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan Publikasi disampaikan oleh
kantor pusat BPR.

II. LAPORAN TAHUNAN


1. Laporan Tahunan paling sedikit memuat:
a. Informasi Umum, yang meliputi antara lain:
1) susunan kepengurusan yang meliputi anggota Direksi,
anggota Dewan Komisaris, serta pejabat eksekutif, dengan
informasi mencakup jabatan dan ringkasan riwayat hidup;
2) kepemilikan, berupa nama pemegang saham termasuk
pemegang saham pengendali dan nominal serta persentase
kepemilikan saham;
3) perkembangan usaha BPR, memuat paling sedikit:
a) riwayat ringkas pendirian BPR meliputi paling sedikit:
(1) nomor dan tanggal akta pendirian serta
perubahan anggaran dasar terakhir, pengesahan
dari instansi yang berwenang;
-3-

(2) tanggal mulai beroperasi;


(3) bidang usaha sesuai anggaran dasar; dan
(4) tempat kedudukan dan lokasi utama kegiatan
usaha;
b) ikhtisar data keuangan penting, paling sedikit meliputi
pendapatan dan beban operasional, pendapatan dan
beban non operasional, laba sebelum Pajak
Penghasilan (PPh), taksiran PPh dan laba bersih;
c) rasio keuangan, disajikan paling sedikit meliputi KAP,
KPMM, NPL, PPAP, ROA, BOPO, cash ratio, dan LDR;
d) penjelasan mengenai NPL termasuk penyebab utama
NPL; dan
e) perkembangan usaha yang berpengaruh secara
signifikan terhadap BPR pada periode laporan seperti
penambahan atau pengurangan kegiatan usaha
dan/atau jaringan kantor.
4) strategi dan kebijakan manajemen dalam mengelola dan
mengembangkan usaha BPR, termasuk informasi mengenai
manajemen risiko yang paling sedikit meliputi identifikasi,
pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko;
5) laporan manajemen yang menyajikan informasi mengenai
pengelolaan BPR dalam rangka tata kelola yang baik, paling
sedikit meliputi:
a) struktur organisasi;
b) bidang usaha sesuai anggaran dasar dan kegiatan utama
pada periode pelaporan;
c) teknologi informasi, antara lain sistem operasional, sistem
keamanan, dan penyedia jasa teknologi informasi;
d) perkembangan dan target pasar;
e) jumlah, jenis, dan lokasi kantor;
f) kerjasama BPR dengan bank atau lembaga lain dalam
rangka pengembangan usaha;
g) kepemilikan oleh anggota Direksi, anggota Dewan
Komisaris dan pemegang saham dalam kelompok usaha
BPR, dan perubahan kepemilikan dari tahun sebelumnya,
jika ada;
-4-

h) keterkaitan antar pemegang saham, antar anggota Direksi


atau anggota Dewan Komisaris, antara anggota Direksi
dengan anggota Dewan Komisaris, dan/atau antara
pemegang saham dengan anggota Direksi dan/atau
anggota Dewan Komisaris;
i) sumber daya manusia (SDM), meliputi jumlah, tingkat
pendidikan, dan kegiatan pengembangan SDM selama
periode yang bersangkutan;
j) kebijakan pemberian gaji, tunjangan, dan fasilitas bagi
anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris termasuk
bonus, tantiem, dan fasilitas lain; dan
k) perubahan penting lain yang terjadi di BPR dan/atau di
kelompok usaha BPR yang mempengaruhi operasional
BPR dalam tahun yang bersangkutan.
b. Laporan Keuangan Tahunan yang disusun untuk 1 (satu) Tahun
Buku dan disajikan dengan perbandingan 1 (satu) Tahun Buku
sebelumnya paling sedikit terdiri atas:
1) neraca;
2) laporan laba rugi dari Tahun Buku yang bersangkutan;
3) laporan perubahan ekuitas;
4) laporan arus kas; dan
5) catatan atas laporan keuangan, termasuk informasi mengenai
komitmen dan kontinjensi.
c. Opini dari akuntan publik apabila Laporan Keuangan Tahunan
diaudit oleh akuntan publik.
d. Selain pengungkapan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan
huruf b, mengacu pada Pasal 3 ayat (1) huruf e POJK TKK BPR,
BPR wajib melakukan pengungkapan (disclosure) informasi lain
yang meliputi:
1) ikhtisar kebijakan akuntansi, mencakup:
a) pernyataan bahwa BPR menggunakan standar akuntansi
keuangan yang berlaku bagi BPR dan PA BPR;
b) dasar pengukuran dan penyusunan laporan keuangan;
dan
c) kebijakan akuntansi BPR yang antara lain meliputi
kebijakan konsep dasar pengukuran, kredit yang
diberikan, penyisihan kerugian kredit, investasi di
-5-

Sertifikat Bank Indonesia, agunan yang diambil alih, kas


dan setara kas, aset tetap dan inventaris serta
penyusutan, pengakuan pendapatan bunga, pengakuan
beban bunga, pajak penghasilan, dan imbalan kerja.
2) Penjelasan atas pos-pos laporan keuangan yang disusun
dengan memperhatikan urutan penyajian neraca, laporan
laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas
serta informasi tambahan sesuai dengan ketentuan
pengungkapan pada setiap pos pada bagian yang terkait,
ditambah dengan pengungkapan mengenai:
a) transaksi hubungan istimewa, yang meliputi:
(1) rincian jumlah masing-masing pos aset, kewajiban,
penghasilan, dan beban kepada pihak yang memiliki
hubungan istimewa beserta persentasenya terhadap
total aset, kewajiban, penghasilan dan beban;
(2) penjelasan transaksi yang tidak berhubungan dengan
kegiatan usaha utama dan jumlah utang atau jumlah
piutang sehubungan dengan transaksi dengan pihak
yang memiliki hubungan istimewa;
(3) sifat hubungan, jenis, dan unsur transaksi dengan
pihak yang memiliki hubungan istimewa termasuk
pernyataan apakah BPR menerapkan kebijakan
persyaratan yang sama bagi pihak lain yang tidak
memiliki hubungan istimewa dengan BPR; dan
(4) alasan serta dasar pembentukan penyisihan kerugian
piutang yang terkait dengan pihak yang memiliki
hubungan istimewa.
b) perubahan akuntansi dan koreksi kesalahan, yang
meliputi:
(1) perubahan estimasi akuntansi:
(a) hakikat dan alasan perubahan estimasi akuntansi;
(b) jumlah perubahan estimasi yang mempengaruhi
periode berjalan; dan/atau
(c) pengaruh estimasi terhadap periode mendatang;
(2) perubahan kebijakan akuntansi, paling sedikit
meliputi:
-6-

(a) hakikat, alasan dan tujuan dilakukannya


perubahan kebijakan akuntansi;
(b) dampak perubahan kebijakan akuntansi terhadap
periode berjalan dan periode sebelumnya yang perlu
disajikan kembali secara komparatif; dan
(c) pernyataan bahwa informasi komparatif telah
dinyatakan kembali atau pernyataan bahwa
informasi komparatif tidak disajikan karena
dianggap tidak praktis.
(3) kesalahan:
(a) hakikat kesalahan;
(b) jumlah nilai koreksi untuk periode berjalan dan
periode-periode sebelumnya;
(c) jumlah nilai koreksi yang terkait dengan periode-
periode sebelum periode yang tercakup dalam
informasi komparatif; dan
(d) pernyataan bahwa informasi komparatif telah
dinyatakan kembali atau pernyataan bahwa
informasi komparatif tidak disajikan karena
dianggap tidak praktis.
3) komitmen dan kontinjensi, yang meliputi:
a) pengungkapan komitmen, terdiri atas:
(1) pengungkapan kontrak atau perjanjian yang
menimbulkan komitmen penggunaan dana pada masa
yang akan datang, misalnya perjanjian pemberian
kredit. Hal-hal yang perlu diungkapkan antara lain
terdiri dari komitmen kepada pihak yang terkait,
periode berlakunya komitmen, nilai keseluruhan dan
bagian yang telah terealisasi, serta sanksi; dan
(2) uraian mengenai sifat, jenis, jumlah, dan persyaratan
komitmen; dan
b) pengungkapan kontinjensi, terdiri atas:
(1) pengungkapan perkara atau sengketa hukum yang
berpotensi menimbulkan pengeluaran dana pada masa
yang akan datang. Hal-hal yang perlu diungkapkan
antara lain meliputi pihak yang terkait, nilai gugatan
(perkara atau sengketa), latar belakang perkara, pokok
-7-

dan status perkara, putusan pengadilan, dan


probabilitas risiko dari peristiwa kontinjensi yang
diungkapkan berdasarkan prinsip manajemen risiko;
(2) uraian singkat mengenai ketentuan peraturan
perundang-undangan yang mengikat dan dampaknya,
seperti masalah ketenagakerjaan; dan
(3) uraian kemungkinan kewajiban pajak tambahan yang
meliputi jenis ketetapan atau tagihan pajak, jenis
pajak, tahun pajak, jumlah pokok, denda, dan sikap
BPR terhadap ketetapan atau tagihan pajak, seperti
mengajukan keberatan, banding, dan lain-lain;
4) perkembangan terakhir standar akuntansi keuangan yang
berlaku bagi BPR dan PA BPR serta peraturan lainnya,
meliputi penjelasan mengenai standar akuntansi keuangan
yang berlaku bagi BPR dan PA BPR serta peraturan baru
yang akan diterapkan dan mempengaruhi aktivitas BPR serta
estimasi dampak penerapan standar akuntansi keuangan
yang berlaku bagi BPR dan PA BPR serta peraturan baru
tersebut;
5) reklasifikasi, terdiri dari sifat, jumlah dan alasan reklasifikasi
untuk setiap pos dalam Tahun Buku sebelum Tahun Buku
terakhir yang disajikan dalam rangka laporan keuangan
komparatif;
6) informasi penting lain, antara lain sifat, jenis, jumlah dan
dampak dari peristiwa atau keadaan tertentu yang
mempengaruhi kinerja BPR; dan
7) peristiwa setelah tanggal neraca (subsequent event), meliputi
urutan peristiwa serta jumlah moneter yang mempengaruhi
akun-akun laporan keuangan.
e. Surat Komentar (Management Letter) atas audit Laporan
Keuangan Tahunan BPR.
2. Pengungkapan sebagaimana dimaksud pada angka 1 huruf a, huruf
b, dan huruf d, berpedoman pada standar akuntansi keuangan yang
berlaku bagi BPR dan PA BPR.
-8-

III. LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI


1. Laporan Keuangan Publikasi yang diumumkan untuk laporan
keuangan posisi akhir bulan Maret, bulan Juni, bulan September,
dan bulan Desember disusun dengan mengacu pada Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Surat Edaran Otoritas Jasa
Keuangan ini.
2. Laporan Keuangan Publikasi merupakan gabungan dari laporan
kantor pusat BPR dan seluruh kantor cabang BPR yang
bersangkutan.
3. Mengacu pada Pasal 8 ayat (4) POJK TKK, Laporan Keuangan
Publikasi wajib disusun dan disajikan dalam bentuk perbandingan
dengan laporan pada periode yang sama tahun sebelumnya. Posisi
pembanding harus disajikan sesuai dengan format yang sama dengan
posisi Laporan Keuangan Publikasi yang diumumkan.
4. Khusus untuk perlakuan akuntansi yang baru diterapkan dalam
posisi Laporan, penyajian posisi pembanding mengacu pada pedoman
standar akuntansi keuangan mengenai kebijakan akuntansi,
perubahan estimasi akuntansi, dan kesalahan.
5. Untuk memenuhi aspek transparansi, Laporan Keuangan Publikasi
memuat pengungkapan sesuai dengan standar akuntansi keuangan
yang berlaku bagi BPR dan PA BPR.
Pengungkapan tersebut paling sedikit terdiri atas:
a. laporan keuangan yang meliputi neraca, laporan laba rugi, serta
laporan komitmen dan kontinjensi;
b. informasi lainnya yang paling sedikit terdiri atas:
1) Kualitas Aset Produktif (KAP) untuk:
a) penempatan dana antar bank; dan
b) kredit yang diberikan, baik kepada pihak terkait maupun
pihak tidak terkait.
2) rasio keuangan, yang terdiri atas:
a) KPMM;
b) NPL (neto);
c) PPAP;
d) ROA;
e) BOPO;
-9-

f) Cash Ratio; dan


g) LDR.
c. susunan Direksi dan Dewan Komisaris serta komposisi
pemegang saham, termasuk pemegang saham pengendali; dan
d. kantor akuntan publik yang mengaudit dan nama akuntan
publik yang bertanggung jawab dalam audit BPR (partner in
charge), bagi BPR yang diaudit oleh akuntan publik.
6. Aplikasi Laporan Keuangan Publikasi terintegrasi dalam Aplikasi
Laporan Berkala BPR.
7. Prosedur pengoperasian aplikasi Laporan Keuangan Publikasi
berpedoman pada Petunjuk Teknis Aplikasi Laporan Berkala BPR,
sebagaimana dimaksud dalam ketentuan yang mengatur mengenai
laporan bulanan BPR.

IV. TATA CARA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF BERUPA DENDA


1. Contoh perhitungan pengenaan sanksi administratif berupa denda
keterlambatan dan tidak menyampaikan laporan sebagai berikut:
a. Laporan Tahunan
1) BPR yang terlambat menyampaikan Laporan Tahunan
kepada Otoritas Jasa Keuangan dikenakan sanksi
administratif berupa denda sebesar Rp50.000,00 (lima puluh
ribu rupiah) per hari keterlambatan.
Contoh:
BPR wajib menyampaikan Laporan Tahunan posisi akhir
bulan Desember 2018 paling lambat pada tanggal 30 April
2019. Apabila BPR menyampaikan Laporan Tahunan
tersebut pada tanggal 10 Mei 2019, BPR dikenakan sanksi
administratif berupa denda keterlambatan selama 10
(sepuluh) hari sebesar Rp500.000,00 (lima ratus ribu
rupiah).
2) BPR yang tidak menyampaikan Laporan Tahunan kepada
Otoritas Jasa Keuangan, dikenakan sanksi administratif
berupa denda sebesar Rp3.000.000,00 (tiga juta rupiah).
Contoh:
BPR wajib menyampaikan Laporan Tahunan posisi akhir
bulan Desember 2018 paling lambat pada tanggal 30 April
2019. Apabila BPR menyampaikan Laporan Tahunan
- 10 -

tersebut setelah tanggal 31 Mei 2019, BPR dikenakan sanksi


administratif berupa denda sebesar Rp3.000.000,00 (tiga
juta rupiah).
3) BPR yang telah menyampaikan Laporan Tahunan, namun
penyusunan dan penyajiannya tidak sesuai dengan
peraturan Otoritas Jasa Keuangan mengenai transparansi
kondisi keuangan BPR dikenakan sanksi administratif
berupa denda sebesar Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah)
apabila setelah diberi surat peringatan sebanyak 2 (dua) kali
oleh Otoritas Jasa Keuangan dengan tenggang waktu 2 (dua)
minggu untuk setiap surat peringatan, BPR tidak
memperbaiki dan tidak menyampaikan laporan dimaksud.
Contoh:
a) BPR menyampaikan Laporan Tahunan pada tanggal 30
April 2019, namun laporan dimaksud tidak menyajikan
perbandingan Laporan Keuangan Tahunan dengan
tahun sebelumnya dan tidak ditandatangani oleh
pejabat yang berwenang sesuai anggaran dasar. Apabila
setelah Otoritas Jasa Keuangan memberikan surat
peringatan sebanyak 2 (dua) kali dengan tenggang
waktu 2 (dua) minggu untuk setiap surat peringatan
untuk memperbaiki, namun tidak ditindaklanjuti
dengan perbaikan serta penyampaian Laporan
dimaksud, BPR yang bersangkutan dikenakan sanksi
administratif berupa denda sebesar Rp5.000.000,00
(lima juta rupiah).
b) BPR menyampaikan Laporan Tahunan pada tanggal 30
April 2019, namun laporan dimaksud tidak sesuai
dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku bagi
BPR dan PA BPR. Apabila setelah Otoritas Jasa
Keuangan memberikan surat peringatan sebanyak 2
(dua) kali dengan tenggang waktu 2 (dua) minggu untuk
setiap surat peringatan untuk memperbaiki, namun
tidak ditindaklanjuti dengan perbaikan serta
penyampaian Laporan dimaksud, BPR yang
bersangkutan dikenakan sanksi administratif berupa
denda sebesar Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah).
- 11 -

b. Laporan Keuangan Publikasi


1) BPR yang terlambat mengumumkan Laporan Keuangan
Publikasi pada surat kabar harian lokal dan/atau
menempelkannya pada papan pengumuman atau media
lain, masing-masing dikenakan sanksi administratif berupa
denda sebesar Rp50.000,00 (lima puluh ribu rupiah) per hari
keterlambatan.
a) Untuk posisi Juni 2019, BPR wajib mengumumkan
Laporan Keuangan Publikasi paling lambat pada tanggal
31 Juli 2019. Apabila BPR mengumumkan Laporan
Keuangan Publikasi tersebut pada tanggal 7 Agustus
2019, BPR tersebut dikenakan sanksi administratif
berupa denda keterlambatan selama 7 (tujuh) hari
sebesar Rp350.000,00 (tiga ratus lima puluh ribu
rupiah).
b) Untuk posisi bulan Desember 2018, bagi BPR dengan
total aset paling sedikit Rp10.000.000.000,00 (sepuluh
miliar rupiah) wajib mengumumkan Laporan Keuangan
Publikasi pada surat kabar harian lokal dan
menempelkan pada papan pengumuman atau media
lain, paling lambat pada tanggal 30 April 2019. Apabila
BPR mengumumkan Laporan Keuangan Publikasi
tersebut pada tanggal 10 Mei 2019, BPR dikenakan
sanksi administratif berupa denda sebesar
Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah), dengan rincian
sebagai berikut:
(1) sanksi administratif berupa denda keterlambatan
mengumumkan pada papan pengumuman selama
10 (sepuluh) hari sebesar Rp500.000,00 (lima ratus
ribu rupiah); dan
(2) sanksi administratif berupa denda keterlambatan
mengumumkan pada surat kabar harian lokal
selama 10 (sepuluh) hari sebesar Rp500.000,00
(lima ratus ribu rupiah).
2) BPR yang tidak mengumumkan Laporan Keuangan Publikasi
pada surat kabar harian lokal dan/atau menempelkannya
pada papan pengumuman atau media lain, masing-masing
- 12 -

dikenakan sanksi administratif berupa denda sebesar


Rp3.000.000,00 (tiga juta rupiah).
Contoh:
a) Untuk posisi akhir bulan September 2018, BPR wajib
mengumumkan Laporan Keuangan Publikasi paling
lambat pada tanggal 31 Oktober 2018. Apabila BPR
mengumumkan Laporan Keuangan Publikasi tersebut
setelah tanggal 30 November 2018, BPR dikenakan
sanksi administratif berupa denda sebesar
Rp3.000.000,00 (tiga juta rupiah).
b) Untuk posisi akhir bulan Desember 2018, bagi BPR
dengan total aset paling sedikit Rp10.000.000.000,00
(sepuluh miliar rupiah) wajib mengumumkan Laporan
Keuangan Publikasi pada surat kabar harian lokal dan
papan pengumuman atau media lainnya, paling lambat
tanggal 30 April 2019. Apabila BPR mengumumkan
Laporan Keuangan Publikasi tersebut setelah tanggal 31
Mei 2019, BPR tersebut dikenakan sanksi administratif
berupa denda sebesar Rp6.000.000,00 (enam juta
rupiah), dengan rincian sebagai berikut:
(1) sanksi administratif berupa denda tidak
mengumumkan pada papan pengumuman sebesar
Rp3.000.000,00 (tiga juta rupiah); dan
(2) sanksi administratif berupa denda tidak
mengumumkan pada surat kabar harian lokal
sebesar Rp3.000.000,00 (tiga juta rupiah).
3) BPR yang terlambat menyampaikan bukti pengumuman
dan/atau rekaman data Laporan Keuangan Publikasi,
masing-masing dikenakan sanksi administratif berupa
denda sebesar Rp50.000,00 (lima puluh ribu rupiah) per hari
keterlambatan.
Contoh:
a) Untuk posisi akhir bulan September 2018, BPR wajib
menyampaikan guntingan halaman surat kabar harian
lokal dan/atau bukti pengumuman Laporan Keuangan
Publikasi pada papan pengumuman atau media lainnya
serta menyampaikan rekaman data paling lambat
- 13 -

tanggal 14 November 2018. Apabila BPR menyampaikan


bukti pengumuman Laporan Keuangan Publikasi atau
guntingan surat kabar dan rekaman data tanggal 21
November 2018, BPR tersebut dikenakan sanksi
administratif berupa denda keterlambatan selama 7
(tujuh) hari sebesar Rp700.000,00 (tujuh ratus ribu
rupiah), dengan rincian sebagai berikut:
(1) sanksi administratif berupa denda keterlambatan
penyampaian bukti pengumuman Laporan
Keuangan Publikasi selama 7 (tujuh) hari sebesar
Rp350.000,00 (tiga ratus lima puluh ribu rupiah);
dan
(2) sanksi administratif berupa denda keterlambatan
menyampaikan rekaman data selama 7 (tujuh) hari
sebesar Rp350.000,00 (tiga ratus lima puluh ribu
rupiah).
b) Untuk posisi akhir bulan Desember 2018, bagi BPR
dengan total aset paling sedikit Rp10.000.000.000,00
(sepuluh miliar rupiah) wajib menyampaikan guntingan
halaman surat kabar harian lokal dan bukti
pengumuman Laporan Keuangan Publikasi pada papan
pengumuman atau media lainnya serta menyampaikan
rekaman data, paling lambat tanggal 14 Mei 2019.
Apabila BPR menyampaikan guntingan halaman surat
kabar harian lokal, bukti pengumuman Laporan
Keuangan Publikasi pada papan pengumuman atau
media lain serta menyampaikan rekaman data tersebut
pada tanggal 24 Mei 2019, BPR dikenakan sanksi
administratif berupa denda keterlambatan selama 10
(sepuluh) hari sebesar Rp1.500.000,00 (satu juta lima
ratus ribu rupiah), dengan rincian sebagai berikut:
(1) sanksi administratif berupa denda keterlambatan
penyampaian guntingan halaman surat kabar
selama 10 hari senilai Rp500.000,00 (lima ratus
ribu rupiah);
(2) sanksi administratif berupa denda keterlambatan
penyampaian bukti pengumuman Laporan
- 14 -

Keuangan Publikasi selama 10 hari senilai


Rp500.000,00 (lima ratus ribu rupiah); dan
(3) sanksi administratif berupa denda keterlambatan
menyampaikan rekaman data selama 10 hari
senilai Rp500.000,00 (lima ratus ribu rupiah).
c) BPR yang tidak menyampaikan bukti pengumuman
dan/atau rekaman data Laporan Keuangan Publikasi,
masing-masing dikenakan sanksi administratif berupa
denda sebesar Rp3.000.000,00 (tiga juta rupiah).
Contoh:
(1) Untuk posisi bulan September 2018, BPR wajib
menyampaikan guntingan halaman surat kabar
harian lokal atau bukti pengumuman Laporan
Keuangan Publikasi pada papan pengumuman atau
media lain serta menyampaikan rekaman data,
paling lambat tanggal 14 November 2018. Apabila
BPR menyampaikan guntingan halaman surat
kabar harian lokal atau bukti pengumuman
Laporan Keuangan Publikasi pada papan
pengumuman atau media lain serta menyampaikan
rekaman data setelah tanggal 14 Desember 2018,
BPR tersebut dikenakan sanksi administratif
berupa denda tidak menyampaikan guntingan
halaman surat kabar harian lokal atau bukti
pengumuman Laporan Keuangan Publikasi pada
papan pengumuman atau media lain serta
menyampaikan rekaman data senilai
Rp6.000.000,00 (enam juta rupiah), dengan rincian
sebagai berikut:
(a) sanksi administratif berupa denda tidak
menyampaikan bukti pengumuman Laporan
Keuangan Publikasi senilai Rp3.000.000,00
(tiga juta rupiah); dan
(b) sanksi administratif berupa denda tidak
menyampaikan rekaman data senilai
Rp3.000.000,00 (tiga juta rupiah).
- 15 -

(2) Untuk posisi akhir bulan Desember 2018, bagi BPR


dengan total aset paling sedikit
Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) wajib
menyampaikan bukti pengumuman Laporan
Keuangan Publikasi paling lambat tanggal 14 Mei
2019. Apabila BPR menyampaikan bukti
pengumuman Laporan Keuangan Publikasi,
guntingan halaman surat kabar, dan rekaman
data setelah tanggal 14 Juni 2019, BPR tersebut
dikenakan sanksi administratif berupa denda
sebesar Rp9.000.000,00 (sembilan juta rupiah),
dengan rincian sebagai berikut:
(a) sanksi administratif berupa denda tidak
menyampaikan bukti pengumuman Laporan
Keuangan Publikasi sebesar Rp3.000.000,00
(tiga juta rupiah);
(b) sanksi administratif berupa denda tidak
menyampaikan guntingan halaman surat kabar
sebesar Rp3.000.000,00 (tiga juta rupiah); dan
(c) sanksi administratif berupa denda tidak
menyampaikan rekaman data sebesar
Rp3.000.000,00 (tiga juta rupiah).

V. ALAMAT PENYAMPAIAN LAPORAN


1. Laporan Tahunan dan bukti pengumuman Laporan Keuangan
Publikasi disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan u.p. Kantor
Regional atau Kantor Otoritas Jasa Keuangan yang membawahkan
wilayah kantor pusat BPR.

2. Laporan Keuangan Publikasi secara daring (online) disampaikan


sesuai format dan ketentuan yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa
Keuangan melalui sistem pelaporan Otoritas Jasa Keuangan.

3. Dalam hal penyampaian laporan melalui sistem pelaporan Otoritas


Jasa Keuangan belum dapat dilakukan, BPR pelapor menyampaikan
laporan secara daring (online) melalui Aplikasi Laporan Berkala BPR
sebagaimana dimaksud dalam ketentuan yang mengatur mengenai
laporan bulanan BPR.
- 16 -

4. Dalam hal laporan disampaikan secara luring (offline) dalam bentuk


rekaman data berupa compact disc atau media perekam data
elektronik lain, laporan disampaikan kepada:

a. Otoritas Jasa Keuangan u.p. Kantor Regional atau Kantor


Otoritas Jasa Keuangan yang membawahkan wilayah kantor
pusat BPR; atau
b. Bank Indonesia sebagaimana dimaksud dalam ketentuan yang
mengatur mengenai laporan bulanan BPR dengan tembusan
kepada Otoritas Jasa Keuangan, dalam hal penyampaian
laporan melalui sistem pelaporan Otoritas Jasa Keuangan belum
dapat dilakukan.

VI. TATA CARA PEMBAYARAN SANKSI ADMINISTRATIF BERUPA DENDA


Pembayaran sanksi administratif berupa denda sebagaimana dimaksud
dalam Bab VI POJK TKK BPR mengacu pada Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan mengenai tata cara penagihan sanksi administratif berupa
denda di sektor jasa keuangan. Dalam hal penyampaian laporan secara
daring (online) melalui sistem pelaporan Otoritas Jasa Keuangan belum
dapat dilakukan, pembayaran sanksi administratif berupa denda atas
keterlambatan dan/atau tidak menyampaikan rekaman data Laporan
Keuangan Publikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 POJK TKK
BPR mengacu pada ketentuan yang mengatur mengenai laporan bulanan
BPR.
- 17 -

VII. PENUTUP
Pada saat Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan ini mulai berlaku, Surat
Edaran Bank Indonesia Nomor 15/29/DKBU perihal Laporan Keuangan
Tahunan dan Laporan Keuangan Publikasi Bank Perkreditan Rakyat dan
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 15/43/DPNP perihal Perubahan atas
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 15/29/DKBU perihal Laporan
Keuangan Tahunan dan Laporan Keuangan Publikasi Bank Perkreditan
Rakyat dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Ketentuan dalam Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan ini mulai berlaku
pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 19 Juli 2017

KEPALA EKSEKUTIF PENGAWAS PERBANKAN


OTORITAS JASA KEUANGAN,

ttd

NELSON TAMPUBOLON

Salinan ini sesuai dengan aslinya


Direktur Hukum 1
Departemen Hukum

ttd

Yuliana

Anda mungkin juga menyukai