Anda di halaman 1dari 119

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN KEMAMPUAN

BERKOMUNIKASI KEPALA BIDANG TERHADAP KINERJA


PEGAWAI PELAYANAN KEPERAWATAN JIWA
DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH
PROVINSI SUMATERA UTARA

TESIS

Oleh

H. SYAHRIAL SIREGAR
047013022/AKK

SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
H. Syahrial Siregar : Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan Kemampuan Berkomunikasi Kepala Bidang Terhadap
Kinerja Pegawai Pelayanan Keperawatan Jiwa Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara, 2009
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN KEMAMPUAN
BERKOMUNIKASI KEPALA BIDANG TERHADAP KINERJA
PEGAWAI PELAYANAN KEPERAWATAN JIWA
DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH
PROVINSI SUMATERA UTARA

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh


Gelar Magister Administrasi Rumah Sakit (MARS)
dalam Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
Konsentrasi Administrasi Rumah Sakit
pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

H. SYAHRIAL SIREGAR
047013022/AKK

SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Judul Tesis : PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN
KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI KEPALA
BIDANG TERHADAP KINERJA PEGAWAI
PELAYANAN KEPERAWATAN JIWA DI RUMAH
SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI SUMATERA
UTARA
Nama Mahasiswa : H. Syahrial Siregar
Nomor Pokok : 047013022
Program Studi : Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
Konsentrasi : Administrasi Rumah Sakit

Menyetujui
Komisi Pembimbing:

( Prof. Dr. H.M. Yoesoef Simbolon, Sp.KJ (K )


Ketua

( Dr.Drs. R. Kintoko Rochadi, MKM ) ( Drs. Amir Purba, MA )


Anggota Anggota

Ketua Program Studi, Direktur,

( Dr. Drs. Surya Utama, MS ) ( Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, MSc)
Tanggal lulus : 29 April 2009
Telah diuji pada
Tanggal : 29 April 2009

PANITIA PENGUJI TESIS


Ketua : Prof. Dr. H.M. Yoesoef Simbolon, Sp.KJ (K)
Anggota : 1. Dr.Drs. R. Kintoko Rochadi, MKM
2. Drs. Amir Purba, MA
3. Dra. Syarifah, MS
4. dr. Heldy BZ, MPH
PERNYATAAN

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN KEMAMPUAN


BERKOMUNIKASI KEPALA BIDANG TERHADAP KINERJA
PEGAWAI PELAYANAN KEPERAWATAN JIWA
DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH
PROVINSI SUMATERA UTARA

TESIS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, April 2009

H. Syahrial Siregar
ABSTRAK

Keperawatan merupakan salah satu profesi di rumah sakit termasuk di RSJD


Provsu yang berperan penting dalam penyelenggaraan upaya menjaga mutu
pelayanan kesehatan di rumah sakit. Hampir boleh dikatakan bahwa pelayanan inti
dari kegiatan di rumah sakit, merupakan pelayanan yang dilakukan oleh jajaran
bidang pelayanan keperawatan ini untuk menghasilkan kinerja pelayanan yang baik,
dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan dan kemampuan komunikasi kepala bidang
keperawatan / pemimpin yang baik. Dari evaluasi yang dilakukan terhadap hasil kerja
pegawai di jajaran bidang keperawatan, baru sekitar 50-60 persen proses keperawatan
pasien yang terdokumentasi di catatan medik (rekam medik pasien). Artinya, hasil
kerja pegawai di jajaran bidang pelayanan keperawatan jiwa tersebut dalam
melaksanakan asuhan keperawatan belum optimal.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh gaya
kepemimpinan dan kemampuan berkomunikasi kepala bidang secara bersama-sama
terhadap kinerja pegawai pelayanan keperawatan jiwa di Rumah Sakit Jiwa Daerah
Propinsi Sumatera Utara. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode
survey. Responden dalam penelitian ini adalah berjumlah 110 orang. Alat ukur yang
digunakan adalah kuesioner. Dengan analisis data digunakan dengan uji regresi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, gaya kepemimpinan dan kemampuan
berkomunikasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai.
Pengaruh positif menunjukkan bahwa pengaruh gaya kepemimpinan dan kemampuan
komunikasi yang baik akan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja pegawai.
Berdasarkan penelitian, untuk meningkatkan kinerja pegawai harus dilakukan
evaluasi, pendidikan dan pelatihan, seminar, studi banding dan pergantian personil
sesuai dengan kualifikasinya terhadap kepala bidang unit pelayanan keperawatan di
RSJD Provinsi Sumatera Utara.

Kata kunci : Gaya kepemimpinan, kemampuan berkomunikasi, kinerja pegawai.


ABSTRACT

Nursing is one of the professions practiced in a hospital which plays an


important role in maintaining the quality of health service provided by the hospital.
It could be said that the core service of hospital activities is the service implemented
by this nursing service department. Creating a good health service is influenced by
the style of leadership and the ability to communicate owned by the Head of Nursing
Department as a good Leader. The result of the evaluation conducted on the
performance of the staff working in the field of nursing shows that only about 50 to
60 percent of the patient nursing process documented in the field of mental nursing
service which yields to an upshot acknowledgement that the implementation of
nursing care is not yet optimal.
The purpose of this survey study is to examine and analyze the influence of
both styles of leadership and the ability to communicate owned by the Head of
Nursing Department on the performance of the staff working in the Department of
Mental Nursing Service in Sumatra Utara Mental Hospital Medan. The respondents
for this study were 110 staffs. The data for this study were obtained through
questionnaires distribution. The data obtained were analyzed through multiple linear
regression tests.
The result of this study shows that both style of leadership and the ability to
communicate have a positive and significant influence on the staffs’ performance.
The positive influence shows that both style of leadership and the ability to
communicate will have a good influence on the improvement of staffs’ performance.
Based on the results of this study, the efforts to improve the performance of
the staffs, several actions such as providing evaluation, education and training,
seminar, benchmarking, and staff rotation or mutation are required to be taken.

Keywords : Styles of Leaderships , Ability to Communicate, Staff’s Performance

RA

ABSTRAK
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hikmat yang diberikan

sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan di Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara Medan.

Dalam penulisan tesis ini sudah tentu banyak pihak yang telah ikut

memberikan bantuan, baik secara langsung maupun tidak langsung, untuk semua itu

penulis menyampaikan terima kasih kepada :

Rektor Universitas Sumatera Utara, Prof. Chairuddin P.Lubis, DTM &

H, Sp.A(K) atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk

mengikuti dan menyelesaikan pendidikan program Magister.

Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara yang dijabat oleh

Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, MSc atas kesempatan menjadi mahasiswa Sekolah

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Ketua Program Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Peminatan

Administrasi Rumah Sakit Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara,

Dr. Drs. Surya Utama, MS yang telah membimbing kami dan memberikan masukan

dan saran dalam penyelesaian tesis.

Sekretaris Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Sekolah

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, Prof. Dr.Dra. Ida Yustina, MSi yang telah

memberikan masukan dan saran penulisan tesis.


Secara khusus kami menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada Bapak Prof.Dr. H.M. Joesoef Simbolon, SpKJ(K) selaku Ketua komisi

pembimbing, Dr.Drs. R. Kintoko Rochadi, MKM, Drs. Amir Purba, MA. atas segala

ketulusan dalam menyediakan waktu untuk memberikan bimbingan, dorongan, saran

dan perhatian selama proses penyelesaian tesis.

Terima kasih kami juga kepada ibu Dra. Syarifah. MS dan Bapak

dr. Heldy B.Z. MPH, selaku dosen penguji telah memberikan bimbingan, masukan

dan saran untuk perbaikan tesis dan juga kepada Direktur Rumah Sakit Jiwa

Sumatera Utara Bapak Dr. Bachtiar Panjaitan SpPD yang telah memberikan izin

untuk pelaksanaan penelitian di RS Jiwa Medan.

Akhirnya, kepada isteri tercinta dan anak-anak tersayang yang senantiasa

menghibur, mendampingi serta memberikan dorongan yang sangat berarti selama

mengikuti pendidikan dan menyelesaikan tesis ini.

Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna baik dari segi isi

maupun penulisan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan masukan yang

bersifat membangun demi kesempurnaan tesis ini dan pengembangan penulisan di

masa yang akan datang. Akhirnya penulis mengharapkan tesis ini bermanfaat bagi

kita semua.

Medan, April 2009

Penulis
RIWAYAT HIDUP

Identitas Diri
Nama : H. Syahrial Siregar
Tempat/ Tanggal Lahir : Tarutung, 16 November 1954
Alamat : Jl. H.Mohammad Sahid No.11 Medan
Nama Isteri : Tengku Carmen Sylva
Nama Anak : 1. Tapi Sari Rumonda Bulan Siregar
2. Raja Panusunan Siregar

Riwayat Pendidikan
1. SD Persit Kartika Chandra Kirana Medan, 1961 – 1967
2. SMP Negeri I Medan, 1967 – 1970
3. SMA Negeri I Medan, 1970 – 1973
4. Fakultas Kedokteran USU, 1974 – 1981

Riwayat Jabatan
1. Kepala Puskemas Hatobuliko Provinsi Timor-Timur 1987 – 1989
2. Kepala Puskesmas Kecamatan Gunung Meriah
Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara. 1991 – 1993
3. Dokter Umum Rumah Sakit Lubuk Pakam, Deli Serdang 1993 – 2003
4. Kepala Bidang Perawatan Rumah Sakit Umum Pematang Siantar 2003 – 2004,
5. Wakil Direktur Rumah Sakit Jiwa Daerah Provsu 2003 – 2007
6. Direktur Rumah Sakit Umum Sultan Sulaiman
Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara 2007 s/d sekarang
DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ................................................................................................................ i
ABSTRACT .............................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................. iii
RIWAYAT HIDUP .................................................................................................. v
DAFTAR ISI............................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL .................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ x

BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................ 1


1.1. Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2. Permasalahan ................................................................................. 6
1.3. Tujuan Penelitian........................................................................... 7
1.4. Hipotesis ........................................................................................ 7
1.5. Manfaat Penelitian......................................................................... 7

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 9


2.1. Kinerja Pegawai............................................................................. 9
2.1.1. Pengertian Kinerja .............................................................. 9
2.1.2. Penilaian Kinerja................................................................. 10
2.2. Kepemimpinan............................................................................... 12
2.2.1. Pengertian Kepemimpinan.................................................. 12
2.2.2. Gaya Kepemimpinan .......................................................... 15
2.3. Komunikasi.................................................................................... 20
2.4. Landasan Teori .............................................................................. 23
2.5. Kerangka Konsep .......................................................................... 26

BAB III. METODE PENELITIAN ................................................................... 29


3.1. Jenis Penelitian .............................................................................. 29
3.2. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian........................................ 29
3.3. Populasi dan Sampel...................................................................... 30
3.3.1. Populasi Penelitian............................................................. 30
3.3.2. Sampel Penelitian............................................................... 31
3.4. Metode Pengumpulan Data ........................................................... 31
3.4.1. Jenis Data ........................................................................... 31
3.4.2. Metode Pengumpulan Data................................................ 32
3.4.3. Instrumen Penelitian .......................................................... 32
3.5. Variabel dan Definisi Operasional Variabel.................................. 33
3.6. Metode Pengukuran....................................................................... 38
3.7. Metode Analisis Data .................................................................... 39

BAB IV. HASIL PENELITIAN......................................................................... 41


4.1. Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Sumatera Utara..................... 41
4.1.1. Profil ................................................................................. 41
4.1.2. Organisasi Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Sumatera Utara................................................... 42
4.1.3. Tugas Pokok dan Fungsi .................................................. 43
4.1.4. Visi, Misi, Motto .............................................................. 43
4.1.5. Jenis Pelayanan Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Sumatera Utara................................................... 45
4.2. Karakteristik Responden............................................................... 48
4.3. Deskriptif Variabel Penelitian ...................................................... 50
4.3.1. Tanggapan Responden terhadap Gaya Kepemimpinan... 50
4.3.2. Tanggapan Responden terhadap Kemampuan
Berkomunikasi.................................................................. 51
4.3.3. Tanggapan Responden Terhadap Kinerja Pegawai .......... 53
4.4. Asumsi Klasik............................................................................... 55
4.4.1. Uji Normalitas Data ......................................................... 55
4.4.2. Uji Heteroskedastisitas ..................................................... 56
4.4.3. Uji Multikolinearitas......................................................... 57
4.5. Pengujian Hipotesis ...................................................................... 58
4.5.1. Pengujian Hipotesis Secara Serempak ............................. 58
4.5.2. Pengujian Hipotesis Secara Parsial................................... 58
4.6. Hasil Uji Regresi........................................................................... 59

BAB V PEMBAHASAN................................................................................... 61
5.1. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai
Pada RSU Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara......................... 61
5.2. Pengaruh Kemampuan Berkomunikasi Terhadap Kinerja
Pegawai ......................................................................................... 63
5.3. Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Kemampuan
Berkomunikasi Terhadap Kinerja Pegawai .................................. 64

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN............................................................ 66


6.1. Kesimpulan ................................................................................... 66
6.2. Saran .......................................................................................... 66

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 68


DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1.1. : Dokumentasi Proses Keperawatan pada Rekam Medik


Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Sumatera Utara
Januari– Desember 2008 ...................................................................... 4

3.1. : Jadwal Kegiatan Penelitian .................................................................. 30

4.1. : Data Ketenagaan Rumah Sakit Jiwa Daerah


Provinsi Sumatera Utara Tahun 2008 .................................................. 44

4.2. : Data Pelayanan Pasien Pada Rumah Sakit Jiwa Daerah


Provinsi Sumatera Utara Tahun 2006 s/d 2008.................................... 47

4.3. : Karakteristik Responden Berdasarkan Usia


Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2008........................................................................................... 48

4.4. : Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin


dan Tingkat Pendidikan Di Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Sumatera Utara Tahun 2008 .................................................. 49

4.5. : Frekuensi Variabel Gaya Kepemimpinan ............................................ 50

4.6 : Frekuensi Variabel Kemampuan Berkomunikasi................................. 52

4.7 : Frekuensi Variabel Kinerja Pegawai.................................................... 53

4.8 : Hasil Uji Multikolinearitas................................................................... 57

4.9 : Uji Regresi Secara Bersama-sama (Uji F) ........................................... 58

4.10. : Uji Regresi Secara Parsial (Uji t) ......................................................... 59


DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.1. : Kontinum Perilaku Kepemimpinan


Menurut Tannebaum dan Schimdt ....................................................... 17

2.2. : Gambaran Kisi Kepemimpinan Blake dan Mouton ............................. 18

2.3. : Kerangka Konseptual Penelitian .......................................................... 28

4.1. : Struktur Organisasi Rumah Sakit Jiwa Daerah


Provinsi Sumatera Utara, Perda Pronvinsi Sumatera Utara
No. 8 Tahun 2004................................................................................ 42

4.2. : Hasil Uji Normalitas............................................................................. 55

4.3. : Hasil Uji Heteroskedastisitas................................................................ 56


DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1 : Kuesioner Penelitian................................................................................ 71

2 : Data Responden....................................................................................... 78

3. : Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ......................................................... 96


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Rumah sakit adalah organisasi unik, karena berbaur antara padat teknologi,

padat karya dan padat modal, sehingga pengelolaan rumah sakit menjadi disiplin ilmu

tersendiri yang mengedepankan dua hal sekaligus, yaitu teknologi dan perilaku

manusia di dalam organisasi (Subanegara, 2005: v). Sementara itu rumah sakit

merupakan suatu organisasi tempat berbagai profesi melakukan kegiatan

(Trisnantoro, 2005: iv).

Dari berbagai profesi yang terdapat di suatu organisasi rumah sakit, profesi

keperawatan merupakan profesi yang memiliki sumber daya manusia yang relatif

besar jumlahnya. Menurut Aditama (2000: 70), keperawatan merupakan salah satu

profesi di rumah sakit, yang berperan penting dalam penyelenggaraan upaya menjaga

mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit. Bentuk kegiatan yang dilakukan oleh

profesi ini di rumah sakit, adalah bentuk kegiatan pelayanan keperawatan yang

dilakukan secara terus menerus selama 24 jam kepada pasiennya. Hampir boleh

dikatakan bahwa pelayanan inti dari kegiatan di rumah sakit, merupakan pelayanan

yang dilakukan oleh jajaran bidang pelayanan keperawatan ini. Karena merupakan

bentuk pelayanan kegiatan yang inti di rumah sakit, pelayanan keperawatan ini perlu

tetap diperhatikan keberadaannya, terutama bagi para pegawainya yang

melaksanakan tugas pelayanan kepada pasiennya.

1
Tugas pokok pegawai pada jajaran bidang pelayanan keperawatan adalah

melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien sesuai dengan pedoman penerapan

proses keperawatan yang telah ditetapkan oleh Rumah Sakit (Komisi Akreditasi RS

Depkes RI, 1999: 55).

Tugas melaksanakan asuhan keperawatan sesuai dengan pedoman pada proses

keperawatan ini merupakan hasil kerja dari pegawai yang berada pada jajaran bidang

pelayanan keperawatan. Dimana hasil kerja atau prestasi kerja ini dilaksanakan sesuai

dengan standar yang telah ditetapkan dan diberlakukan untuk dipedomani di rumah

sakit.

Prestasi kerja yang dihasilkan oleh pegawai pada jajaran bidang pelayanan

keperawatan, secara langsung akan berpengaruh pada pelayanan rumah sakit secara

keseluruhan, dan pada gilirannya akan mempengaruhi kinerja pelayanan terhadap

rumah sakit itu sendiri.

Bentuk kinerja pelayanan yang berkualitas dan sesuai dengan standar sangat

diperlukan bagi organisasi suatu rumah sakit. Karena saat ini perkembangan rumah

sakit sedang mengalami transformasi besar. Dimana organisasi rumah sakit sedang

berada dalam suasana global dan kompetitif, termasuk bersaing dengan pelayanan

kesehatan alternatif lainnya (Trisnantoro, 2004: 1).

Untuk Rumah sakit Jiwa Daerah (RSJD) Provinsi Sumatera Utara, pelayanan

keperawatan yang berlangsung adalah bentuk pelayanan keperawatan khusus.

Dimana asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien sesuai dengan pedoman

pada proses keperawatan bidang kesehatan jiwa. Rumah sakit ini telah terakreditasi
oleh Departemen Kesehatan RI, No. YM.00.03.35.5829 pada tanggal 28 Desember

1999, dengan status akreditasi penuh tingkat dasar pada lima pelayanan, yaitu

pelayanan administrasi dan manajemen, pelayanan medik, pelayanan gawat darurat,

pelayanan keperawatan, dan rekam medik. Artinya lima bentuk pelayanan dasar ini,

termasuk pelayanan keperawatan jiwanya telah sesuai dengan standar pelayanan

rumah sakit yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

Pelayanan keperawatan jiwa yang telah terakreditasi ini memiliki sistem kerja

serta sarana prasarana yang telah sesuai dengan standar, dimana semua kegiatan dan

aktivitas telah dipandu oleh suatu bentuk pedoman tertulis dalam bentuk prosedur

tetap (protap). Akan tetapi dari evaluasi yang dilakukan terhadap hasil kerja pegawai

di jajaran bidang keperawatan, baru sekitar 50 – 60 persen proses keperawatan pasien

yang terdokumentasi di catatan medik (rekam medik pasien) dalam kurun waktu 12

(dua belas) bulan (sebagaimana dilihat dalam Tabel 1.1). Artinya, hasil kerja pegawai

di jajaran bidang pelayanan keperawatan jiwa tersebut dalam melaksanakan asuhan

keperawatan kepada pasien berdasarkan pedoman pada proses keperawatan jiwa

tersebut, belum optimal.

Bertitik tolak dari hasil evaluasi yang dilakukan, bentuk pelayanan yang telah

terakreditasi dibidang keperawatan ini, yang mana belum mencapai hasil yang

optimal, menunjukkan terdapat sesuatu hal yang berhubungan dengan kepemimpinan

kepala bidang pelayanan keperawatan jiwa dalam menggerakkan dan memberikan

arahan bagi pegawai di jajaran bidang tugasnya tersebut.


Tabel 1.1. Dokumentasi Proses Keperawatan pada Rekam Medik Rumah
Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara, Januari – Desember
2008

Rekam Medik Pasien Dokumentasi Proses Keperawatan di Rekam Medik


Tahun
No L P Jumlah Lengkap Tidak Lengkap Tidak Dilakukan
2008
Jlh % Jlh % Jlh % Jlh % Jlh %

1. Januari 119 72,6 45 27,4 164 108 65,8 51 29,6 5 4,6

2. Februari 104 75,9 33 24,1 137 75 54,7 59 43,1 3 2,2

3. Maret 98 70,5 41 29,5 139 87 62,5 45 32,5 7 5,0

4. April 15 74,7 39 25,3 154 91 59,1 59 38,3 4 2,6

5. Mei 107 64,1 60 35,9 167 109 65,3 53 30,1 5 4,6

6. Juni 78 61,9 48 38,1 126 88 69,8 36 28,6 2 1,6

7. Juli 95 71,9 37 28,1 132 87 65,9 42 31,8 3 2,3

8. Agustus 101 77,1 30 22,9 131 88 67,2 39 29,7 4 3,1

9. September 123 75 41 25 164 109 66,5 52 31,7 3 1,8

10. Oktober 102 78,5 28 21,5 130 80 61,5 48 37 2 1,5

11. Nopember 86 77,5 25 22,5 111 60 54,1 44 39,6 7 6,3

12. Desember 113 77,9 32 22,1 145 89 61,4 52 35,9 4 2,7

Keterangan : L = Laki-laki ; P = Perempuan


Sumber : Sub Bidang Pelayanan Medik III (Rekam Medik)
Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara.

Secara struktural, pimpinan rumah sakit adalah penentu kebijakan tertinggi

dalam operasional suatu rumah sakit. Dalam pelaksanaan tugasnya tersebut, pimpinan

rumah sakit dibantu oleh kepala-kepala bagian atau bidang yang ada dalam rumah

sakit. Kepala-kepala bidanglah yang secara langsung berhubungan dengan staf-staf

rumah sakit dalam memberikan pelayanan yaitu para dokter, staf dan perawat

(Kep Menkes RI, 1978: 22).


Para kepala bidang sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing menjadi

pimpinan unit pelaksana kegiatan dan yang mengkomunikasikan kegiatan-kegiatan

yang dilaksanakan dengan para bawahannya. Sebagai pimpinan, kepala bidang harus

mampu menciptakan budaya kerja yang kondusif, saling mendukung satu sama lain,

saling menguatkan energi organisasi untuk memberikan pelayanan optimal kepada

masyarakat. Dengan demikian, kepala bidang adalah sebagai pemimpin dan manajer

dibidangnya. Keduanya merupakan satu kesatuan yang saling mendukung dalam

pencapaian tujuan organisasi.

Menurut Birch (2001: 5), sebagai manajer dia lebih terpaku pada tugas, dan

sebagai pemimpin, dia lebih terpadu pada orang-orang yang dipimpinnya. Dengan

demikian, sesungguhnya salah satu ciri pemimpin besar adalah menghasilkan sesuatu

dan menyadari bahwa keberhasilannya menjalankan tugas adalah karena adanya niat

baik dan dukungan orang-orang disekitarnya (bawahannya). Oleh karena itu

dibutuhkan suatu gaya kepemimpinan (leadership style) dan kemampuan

berkomunikasi (the communication capability) dalam bentuk komunikasi yang efektif

seorang pemimpin, agar dapat menumbuhkan niat baik dan dukungan dari

bawahannya.

Hasil penelitian Fisher dan Hartel Bibo (2000) telah membuktikan hal tersebut

dalam penelitiannya: No Leadership Without Representation, yang menemukan

bahwa penggabungan tiga gaya kepemimpinan yang terdiri dari otokratik,

demokratik, laissez faire (kebebasan), yang diterapkan oleh manajer dalam

melaksanakan fungsi kepemimpinannya akan lebih diterima dan lebih efektif.


Para manajer yang menggunakan penggabungan ketiga gaya kepemimpinan tersebut

akan lebih mengerti bahwa gaya kepemimpinan lebih kuat mewujudkan outcome

organisasi, seperti kepuasan kerja, motivasi dan kinerja.

Dalam penelitian ini, penyebab dari tidak tercapainya pelayanan optimal

tersebut, dalam hubungannya dengan kepemimpinan kepala bidang, akan dianalisis

dari segi gaya kepemimpinan dan kemampuannya berkomunikasi dalam

mengarahkan dan menggerakkan orang-orang yang dipimpinnya sesuai dengan

bidang tugasnya pada jajaran bidang pelayanan keperawatan jiwa tersebut.

Pokok pikiran yang mendasari analisis tersebut adalah bahwa kepala bidang

kurang memiliki gaya kepemimpinan dan kemampuan berkomunikasi untuk

menumbuhkan niat baik dan dukungan dari bawahannya untuk dapat melakukan

pelayanan sesuai dengan standar yang ada.

1.2. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka permasalahan dalam

penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : Bagaimanakah pengaruh gaya

kepemimpinan dan kemampuan berkomunikasi Kepala Bidang terhadap kinerja

pegawai pelayanan keperawatan jiwa di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera

Utara?.
1.3. Tujuan Penelitian

1. Untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan kepala

bidang terhadap kinerja pegawai pelayanan keperawatan jiwa di Rumah Sakit

Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara.

2. Untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh kemampuan berkomunikasi

kepala bidang terhadap kinerja pegawai pelayanan keperawatan jiwa

di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara.

3. Untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan dan

kemampuan berkomunikasi kepala bidang secara bersama-sama terhadap

kinerja pegawai pelayanan keperawatan jiwa di Rumah Sakit Jiwa Daerah

Provinsi Sumatera Utara.

1.4. Hipotesis

Terdapat pengaruh gaya kepemimpinan dan kemampuan berkomunikasi

Kepala Bidang terhadap kinerja pegawai pelayanan keperawatan jiwa di Rumah Sakit

Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara.

1.5. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoriris

Dapat memperkaya konsep atau teori yang menyokong perkembangan ilmu

pengetahuan manajemen sumber daya manusia, khususnya yang terkait

dengan pengaruh gaya kepemimpinan dan kemampuan berkomunikasi

terhadap kinerja.
2. Manfaat Praktis

Dapat memberi masukan yang berarti bagi Rumah Sakit Jiwa Daerah

Provinsi Sumatera Utara dalam meningkatkan kinerja pegawai pada unit

pelayanan keperawatannya, khususnya melalui perspektif gaya

kepemimpinan dan kemampuan berkomunikasi kepala bidang

keperawatannya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kinerja Pegawai

2.1.1. Pengertian Kinerja

Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh

seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang

diberikan kepadanya (Mangkunegara, 1995: 45). Secara umum dapat dikatakan

bahwa kinerja (performance) merupakan wujud atau keberhasilan pekerjaan

seseorang atau organisasi dalam mencapai tujuannya.

Suatu organisasi dapat berkembang merupakan keinginan setiap individu yang

ada di dalam organisasi tersebut, sehingga diharapkan dengan perkembangan tersebut

organisasi mampu bersaing dan mengikuti kemajuan zaman. Kemajuan organisasi

dipengaruhi faktor-faktor lingkungan yang bersifat eksternal dan intenal. Salah satu

faktor internal yang mempengaruhi kemajuan organisasi adalah kinerja pegawai di

dalam organisasi tersebut.

Menurut Rivai (2005: 309), kinerja pegawai merupakan perilaku nyata yang

ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai

dengan perannya dalam perusahaan. Kinerja karyawan merupakan suatu hal yang

sangat penting dalam upaya perusahaan mencapai tujuannya.

9
Menurut Robbins (2002: 260), ada tiga kriteria kinerja yang paling umum,

yaitu: hasil kerja perorangan, perilaku dan sifat. Jika mengutamakan hasil akhir, lebih

dari sekedar alat, maka pihak manajemen harus mengevaluasi hasil kerja dari seorang

pekerja. Dengan menggunakan hasil kerja, seorang manajer perencana dapat

menentukan kriteria untuk kuantitas yang diproduksi, sisa yang dihasilkan, dan biaya

per unit produksi.

Dalam kebanyakan kasus, tidak mudah untuk mengidentifikasi hasil tertentu

sebagai hasil langsung dari kegiatan seorang pekerja. Hal ini terutama sekali terlihat

pada staf personalia dan perorangan yang memiliki tugas kerja intrinsik sebagai

bagian kelompok. Pada kasus selanjutnya kinerja kelompok dapat dievaluasi dengan

segera, akan tetapi kontribusi dari setiap anggota kelompok, sulit atau tidak mungkin

diidentifikasikan dengan jelas. Dalam hal ini, manajemen perlu mengevaluasi

perilaku para pekerja.

Bagian paling lemah dari kriteria, sesuatu yang masih digunakan secara luas

oleh organisasi, yaitu sifat perorangan. Faktor sifat dikatakan lebih lemah dari hasil

tugas dan perilaku karena faktor sifat akhirnya dihilangkan dari kinerja aktual dari

pekerjaan itu sendiri.

2.1.2. Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja digunakan perusahaan untuk menilai kinerja karyawannya

atau mengevaluasi hasil pekerjaan karyawan. Instrumen penilaian kinerja dapat

digunakan untuk mereview kinerja, peringkat kerja, penilaian kinerja, penilaian

karyawan dan sekaligus evaluasi karyawan sehingga dapat diketahui mana karyawan
yang mampu melaksanakan pekerjaan secara baik, efisien, dan produktif sesuai

dengan tujuan perusahaan (Rivai, 2005: 309-311).

Oleh karena itu menurut Rivai (2005: 311), suatu perusahaan melakukan

penilaian kinerja didasarkan pada dua alasan pokok, yaitu:

a. Manajer memerlukan evaluasi yang objektif terhadap kinerja karyawan pada masa

lalu yang digunakan untuk membuat keputusan di bidang SDM di masa yang

akan datang.

b. Manajer memerlukan alat yang memungkinkan untuk membantu karyawan

memperbaiki kinerja, merencanakan pekerjaan, mengembangkan kemampuan dan

keterampilan untuk pengembangan karier dan memperkuat kualitas hubungan

antar manajer yang bersangkutan dengan karyawannya.

Penilaian kinerja memiliki sejumlah tujuan dalam berorganisasi. Menurut

Robbins (2002: 258), ada lima tujuan penilaian kinerja, yaitu:

1. Manajemen menggunakan penilaian untuk mengambil keputusan personalia

secara umum. Penilaian memberikan informasi yang berhubungan dengan

pengambilan keputusan yang penting dalam hal promosi, transfer ataupun

pemberhentian.

2. Penilaian memberikan penjelasan tentang pelatihan dan pengembangan yang

dibutuhkan. Dalam hal ini, penilaian menjelaskan keterampilan dan daya saing

para pekerja yang belum cukup tetapi dapat diperbaiki jika suatu program yang

memadai dikembangkan.
3. Penilaian kinerja dapat dijadikan sebagai kriteria untuk progam seleksi dan

pengembangan yang disahkan.

4. Penilaian kinerja juga untuk memenuhi tujuan umpan balik yang ada terhadap

para pekerja tentang bagaimana organisasi memandang kinerja mereka.

5. Penilaian kinerja digunakan sebagai dasar untuk mengalokasikan atau

menentukan penghargaan.

Menurut Widodo (2004 : 79), untuk mengetahui kinerja pegawai harus

ditetapkan standar kinerjanya. Standar kinerja merupakan tolak ukur bagi suatu

perbandingan antara apa yang telah dilakukan dengan apa yang diharapkan sesuai

dengan pekerjaan atau jabatan yang telah dipercayakan pada pegawai tersebut.

2.2. Kepemimpinan

2.2.1. Pengertian Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu

kelompok untuk pencapaian tujuan. Bentuk pengaruh tersebut dapat secara

formal seperti tingkat manajerial pada suatu organisasi. Karena posisi

manajemen terdiri atas tingkatan yang biasanya menggambarkan otoritas,

seorang individu bisa mengasumsikan suatu peran kepemimpinan sebagai

akibat dari posisi yang ia pegang pada organisasi tersebut (Robbins, 2002:163).

Dalam suatu organisasi, peranan pemimpin dalam mencapai tujuan

organisasi cukup besar. Hal ini disebabkan karena pemimpinlah yang


mengorganisasikan seluruh kegiatan pencapaian tujuan organisasi. Dalam hal

ini kemampuan kepemimpinan seorang pemimpin dalam organisasi sangat

menentukan kebijakan-kebijakan yang akan diambil di dalam suatu organisasi.

Kepemimpinan telah didefinisikan dalam kaitannya dengan ciri-ciri


individual, perilaku, pengaruh terhadap orang lain, pola interaksi, hubungan
peran, tempatnya pada suatu posisi administratif, serta persepsi orang lain
mengenai keabsahan dari pengaruh. Beberapa definisi yang dianggap cukup
mewakili selama seperempat abad adalah sebagaimana dikutip Yukl (1994: 2),
sebagai berikut:
1. Kepemimpinan adalah perilaku dari seorang individu yang memimpin

aktivitas-aktivitas suatu kelompok ke suatu tujuan yang ingin dicapai

bersama (shared goal) (Hemhill & Coons, 1957).

2. Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi yang dijalankan dalam suatu

situasi tertentu serta diarahkan melalui proses komunikasi, ke arah

pencapaian satu atau beberapa tujuan tertentu (Tannenbaum, Weschler, &

Massarik, 1961).

3. Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktivitas-aktivitas sebuah

kelompok yang diorganisasi ke arah pencapaian tujuan (Rauch & Behling,

1984).

Menurut Stoner (1996: 234), kepemimpinan adalah suatu proses


pengarahan dan pemberian pengaruh terhadap kegiatan-kegiatan dari
sekelompok anggota yang saling berhubungan tugasnya.
Selanjutnya menurut Terry (2000: 13), kepemimpinan adalah aktivitas
untuk mempengaruhi orang-orang supaya diarahkan mencapai tujuan.
Berdasarkan definisi di atas dapat diketahui bahwa kepemimpinan
adalah suatu proses pengarahan dan pemberian pengaruh kepada bawahan
yang didasarkan pada kemampuan seorang pimpinan untuk mengarahkan
bawahannya dalam mencapai tujuan organisasi.
Agar pemimpin dapat melaksanakan fungsinya secara efektif, maka
setiap pemimpin harus memiliki sifat-sifat tertentu. Menurut Winardi (2000:
197), sifat-sifat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin yang efektif adalah :
1. Kemampuan dalam kedudukannya sebagai pengawas atau pelaksanaan

fungsi-fungsi dasar manajemen terutama pengarahan dan pengawasan

pekerjaan orang lain.

2. Kebutuhan akan prestasi dalam pekerjaan, mencakup pencarian tanggung

jawab dan keinginan sukses.

3. Kecerdasan, mencakup kebijakan, pemilikan kreatif dan daya pikir.

4. Ketegasan (decisiveness) atau kemampuan untuk membuat keputusan dan

memecahkan masalah dengan cepat dan tepat.

5. Kepercayaan diri yaitu memandang dirinya memiliki kemampuan untuk

memecahkan masalah.

6. Inisiatif yaitu kemampuan untuk bertindak, mengembangkan serangkaian

kegiatan dan menemukan cara-cara baru/inovasi.

2.2.2. Gaya Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan adalah cara bekerja dan bertingkah laku pemimpin


dalam membimbing para bawahannya untuk berbuat sesuatu (Kartono, 2005:
62). Di dalam suatu organisasi, gaya kepemimpinan merupakan salah satu
faktor lingkungan intern yang sangat jelas mempunyai pengaruh terhadap
perumusan kebijaksanaan dan penentuan strategi organisasi yang
bersangkutan. Hal ini penting mendapat perhatian karena seorang pemimpin
dalam menjalankan tugasnya memperhatikan beberapa bentuk sikap yang
berbeda.
Menurut House dan Mitchell (1974) sebagaimana dikutip Yukl (1994:

242) terdapat tiga gaya kepemimpinan, yaitu:

1. Supportive leadership (kepemimpinan yang mendukung), yaitu memberi


perhatian kepada kebutuhan para bawahan, memperlihatkan perhatian
terhadap kesejahteraan mereka dan menciptakan suasana yang bersahabat
dalam unit kerja mereka.
2. Directive leadership (kepemimpinan yang instruktif), yaitu memberitahukan
kepada bawahan apa yang diharapkan dari mereka, memberi pedoman yang
spesifik, meminta para bawahan untuk mengikuti peraturan-peraturan dan
prosedur-prosedur, mengatur waktu dan mengkoordinasikan pekerjaan
mereka.
3. Partisipatif leadership (kepemimpinan yang partisipatif), yaitu
berkomunikasi dengan para bawahan dan memperhitungkan opini dan
saran mereka.

Menurut Robbins (2002:173), pemimpin yang berkarakter direktive


leader membiarkan bawahannya mengetahui apa yang diinginkan dari mereka,
jadwal kerja yang harus diselesaikan, dan memberikan panduan khusus tentang
bagaimana menyelesaikan tugas-tugas.
Supportive leader bersikap ramah dan memperlihatkan kepedulian
terhadap kebutuhan bawahan. Pada pemimpin yang berkarakter partisipatif
leader berkonsultasi dengan bawahannya dan menerima saran-saran mereka
sebelum membuat suatu keputusan.
Studi oleh Lewin, Leppitt dan White dalam Gillies (1989: 436),
menunjukkan bahwa kelompok menghasilkan kuantitas kerja yang lebih besar
dibawah kepemimpinan otokratis, namun kualitas kerja yang lebih baik di
bawah kepemimpinan partisipatif. Kepemimpinan partisipatif memiliki
pengaruh yang paling positif pada pegawai dengan kebutuhan tinggi untuk
mandiri. Gaya kepemimpinan partisipatif dipilih ketika keterlibatan pegawai
dalam perencanaan dibutuhkan untuk mengatasi penolakan dan meningkatkan
motivasi, namun pegawai tidak cukup ahli dalam dinamisasi kelompok.
Menurut Luthans (2006: 682), suatu hal yang pasti, gaya kepemimpinan
dapat membuat perbedaan, baik positif maupun negatif. Sebagai contoh sebuah
survey menemukan bahwa eksekutif senior melihat gaya kepemimpinan
perusahaan mereka lebih ke pragmatik daripada konseptual, dan konservatif
daripada berisiko. Para eksekutif tersebut merasa bahwa untuk memenuhi
tantangan sekarang dan masa depan, gaya kepemimpinan seharusnya mendapat
perhatian. Berlawanan dengan para pemimpin di birokrasi klasikal, para
pemimpin organisasi masa kini, harus bersifat lebih usahawan, fokus ke
pelanggan, proses, dan hasil; lebih condong kepada tindakan; lebih memberi
wewenang; komunikatif; berteknologi canggih; mendukung inovasi dan
perbaikan terus menerus; kuat dalam menggunakan bimbingan, saran dan
pengaruh; dan berhemat dalam penggunaan otoritas murni.
Gaya kepemimpinan tersebut menurut Tannebaum dan Schimdt (dalam

Luthans, 2006: 682), bergerak sesuai dengan rentang perilaku sebagaimana

digambarkan sebagai berikut:

Kepemimpinan berpusat Kepemimpinan berpusat


pada bos pada karyawan

Penggunaan otoritas oleh manajer

Daerah bebas dari bawahan

i i i i i i i

Manajer Manajer Manajer Manajer Manajer Manajer Manajer


membuat menawark mempresen memprese memprese mementuk mengizinkan
keputusan an -tasikan ide n-tasikan n-tasikan an batasan, bawahan
dan keputusan dan subjek masalah, meminta melaksanak
mengumu mengunda keputusan menerima kelompok an fungsi
m-kannya ng sementara saran, mengambil dalam
pertanyaan untuk membuat keputusan batasan
diubah keputusan yang
ditentukan

Rentang Perilaku

Gambar 2.1. Kontinum Perilaku Kepemimpinan menurut Tannebaum dan Schimdt

Salah satu teori gaya kepemimpinan yang paling banyak didiskusikan

adalah yang dikemukakan oleh Blake dan Mouton (1964) dalam Pace dan
Paules (2005: 280), yang semula disebut kisi manajerial (managerial grid), tapi

saat ini disebut kisi kepemimpinan. Kisi ini berasal dari hal-hal yang mendasari

perhatian manajer, yaitu perhatiannya pada tugas atau pada hal-hal yang

direncanakan untuk diselesaikan organisasi, dan perhatian kepada orang-orang

dan unsur-unsur organisasi yang mempengaruhi mereka. Kisi ini

menggambarkan bagaimana perhatian pemimpin pada tugas dan pada manusia

sehingga menciptakan gaya pengelolaan dan kepemimpinan. Gambar 2.2.

menunjukkan bagaimana perhatian-perhatian tersebut berhubungan satu sama

lainnya.

(1,9) Manajemen Santai (9,9) Manajemen Tim


Tinggi 9 Perhatian terhadap kebutuhan Pencapaian kerja dari orang-orang
manusia untuk memuaskan hubungan yang berkomitmen, kesalingtergan-
yang mengarah kepada atmosfer tungan melalui “common stake” pada
organisasi yang nyaman dan ramah tujuan organisasi yang mengarah kpd
8 serta tempo kerja hubungan kepercayaan dan respek.
Kepedulian terhadap Orang

6 (5,5) Manajemen Pertengahan


Kinerja organisasi yang memadai adalah
mungkin dengan menyeimbangkan
kebutuhan untuk melaksanakan pekerjaan
5 dengan menjaga moral manusia pada
tingkat yang memuaskan

3 (1,1) Manajemen Pengalah (9,1) Ketundukan – Otoritas


Penggunaan usaha minimum Efisiensi dalam mengoperasikan
untuk menyelesaikan pekerjaan berbagai hasil dari pembentukan
yang diperlukan sangat tepat kondisi kerja dalam cara tertentu
2 untuk mendukung keanggotaan dimana campur tangan manusia
organisasi pada tingkat yang minimum

Rendah 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Rendah Kepedulian terhadap Tugas Tinggi

Gambar 2.2. Gambaran Kisi Kepemimpinan Blake dan Mouton


Fiedler sebagaimana dikutip Robbins (2005: 170), mengasumsikan
bahwa gaya kepemimpinan seorang individu tetap, yaitu relationship-oriented
atau task-oriented. Asumsi ini penting, karena bila suatu keadaan memerlukan
seorang pemimpin berorientasi kerja (task-oriented) dan yang dalam jabatan
kepemimpinan tersebut merupakan orang yang berorientasi hubungan
(relationship-oreinted), jika ingin mencapai efektivitas yang optimum, maka
keadaan harus diperbaiki atau pemimpin yang harus diganti. Fiedler
menyatakan bahwa gaya kepemimpinan itu sudah bawaan lahir seseorang.
Seseorang tidak bisa mengubah gayanya agar cocok dengan keadaan yang
berubah.
Setelah gaya kepemimpinan seseorang dinilai, perlu untuk menyesuaikan
pimpinan dengan situasi. Tiga faktor kondisi atau dimensi kontijensi yang
dikenalkan oleh Fiedler ditetapkan sebagai berikut (Robbins, 2005: 170):
1. Hubungan pemimpin-anggota: Tingkat keyakinan, kepercayaan, dan

penghargaan bawahan terhadap pemimpin mereka.

2. Struktur tugas: Tingkatan pada tugas-tugas kerja bawahan terstruktur atau

tidak terstruktur.

3. Wewenang jabatan: Tingkat pengaruh seorang pemimpin terletak pada

variasi wewenang seperti mempekerjakan, memecat, mendisiplinkan,

mempromosikan, dan menaikkan gaji.

Menurut Gillies (1989: 437), menurut teori situasi, kepemimpinan

sebaiknya berganti dari satu orang ke orang lain, dan pemimpin yang ditunjuk

tersebut sebaiknya berganti dari satu gaya ke lain gaya seiring dengan

terjadinya perubahan dalam situasi kerja. Walaupun tidak ada seorangpun

memasang ciri dan tidak ada gaya seorang pemimpin yang efektif dalam semua
situasi, namun ada panduan untuk menyesuaikan kegiatan kepemimpinan

terhadap karakteristik situasional.

2.3. Komunikasi

Menurut Everett M. Rogers sebagaimana dikutip Cangara (2006: 19),

komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu

penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.

Manusia adalah makhluk sosial yang tergantung, mandiri dan saling terkait

dengan orang lain di lingkungannya. Satu-satunya alat untuk dapat mencapai

hubungan yang dekat dengan orang lain di lingkungannya adalah komunikasi, baik

melalui bahasa verbal maupun bahasa non verbal.

Komunikasi adalah proses berbagai makna melalui perilaku verbal dan non

verbal. Segala perilaku dapat disebut komunikasi jika melibatkan dua orang atau

lebih (Mulyana, 2004: 3). Komunikasi organisasi dapat didefinisikan sebagai

penunjukan atau penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi yang merupakan

bagian dari suatu organisasi tertentu (Pace dan Faules, 2005: 31).

Tidak ada kelompok yang dapat bertahan tanpa komunikasi, yaitu

pemindahan maksud antara anggota-anggotanya. Informasi dan ide-ide dapat

disampaikan melalui penyampaian arti dari satu orang kepada orang lain. Komunikasi
bagaimanapun adalah lebih dari sekedar menyampaikan arti. Komunikasi juga harus

dapat dipahami, oleh karenanya komunikasi harus menyertakan keduanya, yaitu

penyampaian dan pemahaman dari sebuah arti.

Menurut Robbins (2002:145), komunikasi berfungsi untuk mengendalikan

perilaku anggotanya dalam beberapa cara. Organisasi mempunyai otoritas hierarkis

dan pedoman resmi dimana anggota-anggotanya diwajibkan untuk mematuhinya.

Komunikasi memelihara motivasi dengan memberikan penjelasan kepada para

karyawan tentang apa yang harus dilakukan, seberapa baik mereka mengerjakannya,

dan apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja jika sedang berada di

bawah standar.

Menurut Luthans (2006:369), komunikasi adalah salah satu dinamika yang

paling sering dikupas dalam seluruh bidang perilaku organisasi tetapi jarang dipahami

sepenuhnya. Dalam prakteknya komunikasi yang efektif merupakan prasyarat dasar

untuk mencapai struktur organisasi dan manajemen sumber daya manusia.

Model komunikasi Jhon Middleton (dalam Suranto, 2005:21) melibatkan

empat komponen komunikasi meliputi : komunikator, pesan, komunikan dan umpan

balik.
Pesan

Sumber Penerima

Umpan Balik

Gambar 2.3 : Model Komunikasi Middleton

Middleton menjelaskan bahwa proses komunikasi bersifat timbal balik,

berawal dari seorang sumber informasi (komunikator) yang menciptakan dan

mengirimkan pesan kepada penerima atau komunikan. Selanjutnya komunikan

memberi tanggapan, respon, umpan balik, atau feedback kepada komunikator.

Dalam pelaksanaan tugas sebagai pimpinan tidak jarang menemui kesulitan

bagaimana cara menyampaikan gagasan, pengarahan, atau perintah sehingga dapat

dimengerti, diterima dan dilaksanakan oleh bawahan. Ketidakberesan,

ketidakmampuan atau ketidaklancaran pemimpin dalam berkomunikasi dengan

bawahannya menjadi petunjuk bahwa kemampuan pemimpin dalam berkomunikasi

kurang baik. Menurut Hunsaker dan Alessandra (2005:5), penampilan diri memegang
peranan penting dalam pergaulan dan hubungan kita dengan orang lain, baik secara

positif maupun negatif.

Penampilan diri yang baik mempercepat perkembangan keakraban dan saling

percaya dengan orang lain. Sebaliknya penampilan yang tidak baik akan menghambat

suasana hubungan pribadi dan komunikasi. Selain masalah penampilan, kemampuan

berkomunikasi pemimpin juga dipengaruhi oleh kemampuannya dalam hal:

mendengarkan bawahan, bertanya kepada bawahan, nada suara dan gerak-gerik, serta

memberi dan menerima umpan balik.

Kemampuan seorang pemimpin dalam berkomunikasi dapat dilihat dari

kemampuannya membangun sebuah tim. Sudah terbukti dari teori sistem umum von

Bertalanffy (1975) dalam La Monica (1998:142), bahwa kerja tim memiliki

kemungkinan yang tinggi untuk membuahkan hasil dengan kualitas yang tinggi,

menurunkan biaya, dan meningkatkan moral karyawan. Komunikasi adalah jembatan

yang penting pada setiap kerja tim.

Komunikasi merupakan pendukung utama agar fungsi kepemimpinan bisa

efektif, karena seringkali kegagalan kepemimpinan diakibatkan karena lemahnya

kemampuan berkomunikasi. Bahkan ada pihak yang mengatakan bahwa kegagalan

bekerja 70 % diakibatkan oleh kegagalan komunikasi (Subanegara, 2005: 68).

2.4. Landasan Teori

Sesuai dengan rumusan masalah yang diajukan, variabel-variabel dalam

penelitian ini adalah kinerja, gaya kepemimpinan dan kemampuan berkomunikasi.


Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh

seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang

diberikan kepadanya (Mangkunegara, 1995: 45). Secara umum dapat dikatakan

bahwa kinerja (performance) merupakan wujud atau keberhasilan pekerjaan

seseorang atau organisasi dalam mencapai tujuannya. Hasil atau kinerja yang dicapai

tidak hanya terbatas dalam ukuran kuantitas, namun juga kualitas (Widodo, 2004:

77).

Kinerja pegawai merupakan suatu hal yang sangat penting dalam upaya

organisasi untuk mencapai tujuannya. Kinerja pegawai adalah hasil yang didapatkan

pegawai, kelompok dan individu sesuai dengan target yang telah direncanakan,

standar dan persyaratan kompetensi yang telah ditentukan (Dharma, 2005: 25).

Menurut Rivai (2005: 309), kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan

kemampuan. Untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan seseorang sepatutnya

memiliki derajat kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu. Kesediaan dan

keterampilan seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa

pemahaman yang jelas tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya.

Kinerja merupakan perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi

kerja yang dihasilkan oleh pegawai sesuai dengan perannya dalam organisasi. Kinerja

merupakan hasil kerja konkret yang dapat diamati dan dapat diukur.

Menurut Mathis dan Jackson (2001: 82), kinerja dari individu tenaga kerja,

dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya: kemampuan tenaga kerja, motivasi,


dukungan yang diterima (kepemimpinan), keberadaan pekerjaan yang mereka

lakukan, dan hubungan mereka dengan organisasi (komunikasi).

Sesuai dengan hubungan variabel-variabel dalam penelitian ini, maka kinerja

dipengaruhi oleh faktor kepemimpinan dan komunikasi. Kepemimpinan yang

dianalisis dalam hal ini adalah gaya kepemimpinan, sedangkan komunikasi adalah

kemampuan berkomunikasi. Menurut Howard H. Hoyt sebagaimana dikutip Kartono

(2005: 57), kepemimpinan adalah seni untuk mempengaruhi tingkah laku manusia,

kemampuan untuk membimbing orang. Pengertian ini hampir sejalan dengan Robbins

(2002: 163), kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu

kelompok untuk pencapaian tujuan.

Gaya kepemimpinan adalah cara bekerja dan bertingkah laku pemimpin dalam

membimbing para bawahannya untuk berbuat sesuatu (Kartono, 2005: 62). Menurut

Fiedler dalam Robbins (2002: 170), gaya dasar kepemimpinan seorang individu

merupakan faktor kunci dalam kesuksesan kepemimpinan. Seorang pemimpin harus

dapat melihat kondisi dan kebutuhan bawahan. Pemimpin harus bisa mengerti

perilaku organisasi yang dihadapinya sehingga ia mampu membawa organisasinya

mencapai tujuan yang telah ditentukan bersama melalui pencapaian visi organisasi.

Pendekatan gaya kepemimpinan sebaiknya harus dikombinasikan agar sesuai dengan

kondisi lingkungan dimana organisasinya berada, sebab tidak ada satupun gaya

kepemimpinan yang tepat untuk digunakan dalam satu situasi pada satu organisasi.

Faktor lain yang mempengaruhi kinerja pegawai adalah kemampuan

berkomunikasi pimpinan. Shannon dan Weaver (1949) sebagaimana dikutip La

Monica (1998: 140), mendefinisikan komunikasi sebagai semua yang terjadi antara
dua pikiran atau lebih, sedangkan Davis (1981) mendefinisikan komunikasi sebagai

pemindahan informasi dan pengertian dari satu orang ke orang lain.

Komunikasi adalah keterampilan yang sangat penting dalam kepemimpinan

dan manajemen keperawatan. Menurut Robbins (2005: 145), satu dari kekuatan yang

paling menghalangi suksesnya pekerjaan kelompok adalah kurangnya komunikasi

yang efektif.

Sebagai pusat kekuatan dan dinamisator bagi organisasi, pemimpin harus

selalu berkomunikasi dengan semua pihak, baik melalui hubungan formal maupun

yang informal.

Suksesnya pelaksanaan tugas pemimpin itu sebagian besar ditentukan oleh

kemampuannya menjalin komunikasi yang tepat dengan semua pihak secara

horizontal maupun vertikal, keatas dan kebawah (Kartono, 2005:133).

Dengan demikian jelas bahwa kinerja pegawai dipengaruhi oleh kemampuan

berkomunikasi seorang pimpinan, khususnya dalam membangun kerja tim sebagai

satu kesatuan untuk mencapai tujuan.

2.5. Kerangka Konsep

Kinerja pegawai merupakan hasil kerja pegawai, baik secara individu maupun

secara kelompok sesuai bidang tugasnya. Rendahnya suatu kinerja diakibatkan

gagalnya pelaksanaan suatu hasil kerja secara optimal. Sebagian besar kegagalan

bekerja diakibatkan oleh kegagalan komunikasi. Dan seringkali kegagalan

kepemimpinan diakibatkan karena lemahnya kemampuan berkomunikasi.


Gaya kepemimpinan akan memberikan pengaruh terhadap kinerja bawahan.

Gaya kepemimpinan yang mampu menjalankan tugas dengan baik dan membina

hubungan dengan bawahan akan lebih efektif dalam pencapaian tugas sehari-hari.

Gaya kepemimpinan menunjukkan kemampuan dari seorang pemimpin untuk

mempengaruhi bawahannya untuk dapat meningkatkan motivasi kerja.

Kepemimpinan yang efektif adalah kepemimpinan yang dapat mengorganisasikan

pekerjaan dengan baik sehingga dapat terlaksana sesuai dengan yang telah

direncanakan. Semakin baik kemampuan pemimpin untuk mengorganisasikan

pekerjaan, maka kinerja bawahan juga akan semakin baik.

Sebagai seorang pemimpin, akan terus berhubungan dengan bawahan dalam

memberikan instruksi, meminta pertanggungjawaban kerja dan hubungan inter

personal. Dalam hal inilah seorang pemimpin harus memiliki kemampuan

berkomunikasi yang baik, sehingga dapat membina hubungan harmonis dengan

bawahannya, tetapi dalam konteks pekerjaan. Kemampuan berkomunikasi yang baik

adalah kemampuan seorang pemimpin untuk menterjemahkan kegiatan dan rencana

pekerjaan untuk dapat dimengerti dan bawahan bersedia mengerjakannya dengan

penuh tanggung jawab. Pemimpin yang dapat berkomunikasi dengan baik, tentunya

dapat menilai perbedaan kemampuan setiap bawahannya, sehingga metode

komunikasi dengan setiap karyawan juga akan berbeda. Dengan terjalinnya

komunikasi yang baik antara pemimpin dan bawahan dan antara sesama pegawai,

maka akan terbentuk suatu kerjasama tim yang kuat untuk menyelesaikan tanggung
jawab pekerjaan sebagaimana telah direncanakan. Dengan demikian akan tercapai

kinerja pegawai secara optimal sesuai dengan standar.

Variabel-variabel yang merupakan objek dalam penelitian ini, dikumpulkan

dan dihubungkan satu dengan yang lainnya dalam bentuk bagan sesuai dengan tujuan

penelitian, sebagai kerangka konsep penelitian (Widodo, 2004: 100), sebagai berikut:

GAYA KEPEMIMPINAN (X1) (1)

¾ Kepemimpinan Direktif
¾ Kepemimpinan Supportif
¾ Kepemimpinan Partisipatif
KINERJA PEGAWAI (Y)
¾ Tugas Pokok
(3)
¾ Kualitas
KEMAMPUAN ¾ Kuantitas
BERKOMUNIKASI (X2)
¾ Komunikator
¾ Pesan (2)
¾ Komunikan
¾ Umpan balik

Gambar 2.3. Kerangka Konseptual Penelitian

Keterangan :

(X1) : Gaya kepemimpinan (variabel bebas)

(X2) : Kemampuan berkomunikasi (variabel bebas)

(Y) : Kinerja pegawai (variabel terikat)

(1) : Pengaruh variabel X1 terhadap variabel Y

(2) : Pengaruh variabel X2 terhadap variabel Y

(3) : Pengaruh variabel X1 dan variabel X2 secara bersama-sama terhadap

variabel Y.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, karena dalam

memberikan gambaran atas suatu peristiwa atau gejala, menggunakan alat bantu

statistik, baik statistik deskriptif maupun statistik inferensial (Kholil, 2006: 110).

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode survey. Metode ini

digunakan untuk mengkaji populasi atau univers yang besar maupun kecil dengan

menyeleksi serta mengkaji sampel yang dipilih dari populasi. Arahnya adalah

membuat taksiran yang akurat mengenai karakteristik-karakteristik keseluruhan

populasi (Kerlinger, 1995: 660-661).

Bentuk problematik atau pemasalahan dalam penelitian ini adalah, problema

korelasi sebab akibat. Karena keadaan pertama (variabel gaya kepemimpinan dan

kemampuan berkomunikasi) diperkirakan menjadi penyebab keadaan kedua (variabel

kinerja pegawai), maka penelitian korelasi ini disebut juga sebagai penelitian

pengaruh (Arikunto, 2002: 30-31).

3.2. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

Penelitian ini bertempat pada unit pelayanan keperawatan jiwa, Rumah Sakit

Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara, Jl. Let.Jend. Djamin Ginting / Jl. Tali Air

No. 21 Medan.

29
Proses penelitian yang akan dilaksanakan diharapkan dapat diselesaikan

dalam waktu 4 (empat) bulan, yang dimulai pada bulan Januari 2009 sampai dengan

bulan April 2009. Perincian jadwal penelitian sebagai mana terlihat pada Tabel 3.1

Tabel 3.1. Jadwal Kegiatan Penelitian


Tahun 2009
No Uraian Januari Februari Maret April
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Penjajakan Objek Penelitian
2. Pembuatan Usulan Penelitian
3. Seminar Proposal
4. Perbaikan Proposal
5. Pengumpulan dan Analisa Data
6. Penyusunan Tesis
7. Seminar Hasil Penelitian
8. Perbaikan Hasil Penelitian
9. Sidang Ujian Tesis

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi Penelitian

Populasi yang menjadi sasaran dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai

pada jajaran Bidang Pelayanan Keperawatan Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi

Sumatera Utara yang masa kerjanya di atas 3 (tiga) tahun, sebanyak 110 orang.

Alasan pemilihan kelompok populasi ini, selain kelompok sasaran yang merupakan

subjek penelitian yang terdapat pada Unit Pelayanan yang akan diteliti, kelompok ini
juga yang merasakan langsung dampak kepemimpinan dan kemampuan

berkomunikasi Kepala Bidangnya terhadap kegiatan kerja mereka sehari-hari dalam

melaksanakan tugas organisasi, pada jajaran bidang pelayanan keperawatan jiwa.

Jadi populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah

dan memenuhi syarat-syarat tertentu yang mempunyai kaitan dengan masalah yang

diteliti (Riduwan, 2005: 270).

3.3.2. Sampel Penelitian

Sampel dalam penelitian ini adalah total populasi, yaitu seluruh pegawai pada

jajaran Bidang Pelayanan Keperawatan Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera

Utara yang masa kerjanya di atas 3 (tiga) tahun, sebanyak 110 orang.

3.4. Metode Pengumpulan Data

3.4.1. Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden, yaitu

pegawai pelayanan keperawatan jiwa Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera

Utara, melalui kuesioner.

Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen tertulis

yang diperoleh dari Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara yang

berkaitan dengan aspek-aspek yang akan diteliti.


3.4.2. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara penelitian

lapangan, yaitu terjun langsung di lokasi penelitian untuk mendapatkan data yang

dibutuhkan. Penelitian lapangan dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada

responden.

3.4.3. Instrumen Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah, tujuan penelitian dan hipotesis penelitian,

alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen dalam

bentuk kuesioner yang digunakan untuk memperoleh data variabel gaya

kepemimpinan, kemampuan berkomunikasi dan kinerja pegawai. Instrumen dalam

bentuk kuesioner ini disampaikan kepada responden/subjek penelitian yang terdiri

dari sejumlah pertanyaan dengan alternatif pilihan jawaban yang telah disusun

sebelumnya.

Instrumen penelitian, sebelum digunakan sebagai alat pengumpul data

penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji coba untuk menguji validitas dan

reliabilitasnya. Uji validitas dilakukan untuk melihat ketepatan dan kecermatan

instrumen dalam melakukan fungsinya sebagai alat ukur (Azwar, 2003: 5).

Untuk menguji validitas instrumen digunakan rumus koefisien korelasi

Product Moment dari Pearson (Widodo, 2004: 104), dengan rumus sebagai berikut:
n (Σxy) - (Σx) (Σy)
rxy =
[n.Σx 2 - (Σx) 2 ][n.Σy 2 - (Σy) 2 ]

Dimana :

rxy = koefisien korelasi

n = banyaknya sampel

x = skor setiap item

y = skor total

Selanjutnya untuk mendapatan instrumen yang reliabel, dilakukan uji

reliabilitas. Uji reliabilitas dimaksudkan untuk melihat sejauh mana hasil suatu

pengukuran instrumen dapat dipercaya (Widodo, 2004: 105). Formula statistik yang

dapat digunakan untuk menguji reliabilitas adalah Alpha Cronbach, dengan rumus

sebagai berikut:

2
n (s 2 - Σs1 )
α=
(n - 1) s 2

Dimana :

α = koefisien alpha
n = jumlah item dalam skala
s2 = varian total dari skor test
s12 = varian dari setiap item skala

3.5. Variabel dan Definisi Operasional Variabel

Pada penelitian ini terdapat tiga variabel yang diukur, yaitu gaya kepemimpin

(x1) dan kemampuan berkomunikasi (x2) sebagai variabel independen (bebas) dan
kinerja pegawai (y) sebagai variabel dependen (terikat). Rumusan operasional

variabel-variabel pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Gaya kepemimpinan (X1) merupakan cara kepala bidang perawatan memimpin

pegawai di unit pelayanan keperawatan dalam pelaksanaan tugas pokok pegawai

berupa proses keperawatan.

Cara yang digunakan kepala bidang berupa kepemimpinan direktif,

kepemimpinan supportive dan kepemimpinan partisipatif. Kepemimpinan

direktif, merupakan kepemimpinan kepala bidang perawatan memberi arahan atau

instruksi kepada pegawai di unit pelayanan keperawatan dalam pelaksanaan tugas

pokoknya tanpa meminta masukan kepada pegawai tersebut.

Indikator kepemimpinan direktif ini adalah :

a. Penjelasan tugas-tugas

b. Informasi cara bertugas

c. Hubungan tugas pegawai

d. Kejelasan instruksi

e. Reward tugas

f. Monitoring tugas

Kepemimpinan supportif, merupakan kepemimpinan kepala bidang perawatan

dalam memberi dorongan kepada pegawai. Di unit pelayanan keperawatan dalam

pelaksanaan tugas pokok dengan cara menarik dan membangkitkan minat

pegawainya. Indikator kepemimpinan supportif ini adalah :

a. Minat kerja
b. Suasana kerja

c. Pemberian kesempatan

d. Konflik kerja

e. Semangat kerja

f. Hubungan kerja

Kepemimpinan partisipatif, merupakan kepemimpinan kepala bidang

perawatan dalam perumusan tugas pokok pegawai melaksanakan proses

keperawatan dengan keterlibatan yang sama dengan seluruh pegawai.

Indikator kepemimpinan partisipatif ini adalah :

a. Kebersamaan tugas

b. Kerja sama

c. Partisipasi

d. Kerja kelompok

e. Diskusi

f. Perhatian

2. Kemampuan berkomunikasi (X2), merupakan kemampuan kepala bidang

perawatan dalam menyampaikan pesan dalam bentuk informasi, gagasan ataupun

instruksi kepada pegawai di unit pelayanan keperawatan sehingga dimengerti dan

direspon dengan baik dalam bentuk pelaksanaan proses keperawatan.

Kemampuan berkomunikasi kepala bidang terdiri dari pengetahuan

wawasannya sebagai komunikator sesuai dengan bidang terdirid ari pengetahuan,

wawasannya sebagai komunikator sesuai dengan bidang tugasnya, jelasnya pesan


dan informasi yang disampaikan sehingga pegawai mengerti dan diproses dengan

pelaksanan proses keperawatan dengan optimal.

Indikator kemampuan berkomunikasi ini adalah :

a. Indikator komunikator

1. Pengetahuan proses keperawatan

2. Tujuan proses keperawatan

3. Pelaksanaan proses keperawatan

4. Informasi proses keperawatan

5. Metode informasi proses keperawatan

b. Indikator pesan

1. Kejelasan informasi

2. Bisa dimengerti

3. Cara penyampaian

4. Peranan pegawai

5. Fasilitas informasi

6. Bahasa yang jelas

c. Indikator Komunikan

1. Penjelasan informasi

2. Pemahaman informasi

3. Pelaksanaan informasi

4. Perumusan tujuan

d. Indikator umpan balik

1. Reward
2. Saran

3. Aktivitas

3. Kinerja Pegawai (Y), merupakan hasil kerja pegawai pada unit pelayanan

keperawatan dalam melaksanakan tugas pokoknya berupa proses keperawatan

kepada pasien dan terdokumentasi pada rekam medik pasien secara kualitas dan

kuantitas.

Indikator kinerja pegawai ini, merupakan indikator yang terdiri dari indikator

tugas pokok pegawai, indikator kualitas dan indikator kuantitas.

a. Indikator Tugas Pokok (Proses Keperawatan)

1. Kemampuan memberi layanan

2. Kemauan mengambil insiatif

3. Kemampuan merencanakan tugas

4. Kemampuan mengorganisasi mandiri

5. Kemampuan mengorganisasikan bersama

6. Kreativitas pekerjaan mandiri

7. Kreativitas pekerjaan bersama

b. Indikator Kualitas (Proses Keperawatan)

1. Kesesuaian hasil kerja

2. Keterampilan pengkajian

3. Keterampilan diagnosa

4. Keterampilan rencana

5. Keterampilan implementasi

6. Keterampilan evaluasi
7. Keterampilan dokumentasi

8. Kemampuan mengambil insiatif

c. Indikator kuantitas (proses keperawatan)

1. Kecepatan Pengkajian

2. Kecepatan Diagnosa

3. Kecepatan Rencana

4. Kecepatan Implementasi

5. Kecepatan Evaluasi

6. Kecepatan Dokumentasi

3.6. Metode Pengukuran

Variabel-variabel dalam penelitian ini dijabarkan menjadi dimensi

(sub variabel) dan selanjutnya disusun indikator-indikatornya, yang kemudian dibuat

menjadi item-item kuesioner. Skala pengukuran yang digunakan untuk menyatakan

tanggapan responden terhadap setiap item-item instrumen adalah dengan

menggunakan skala Likert yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan

persepsi dengan 4 alternatif jawaban. Urutan skala penilaian dari masing-masing item

indikator variabel tersebut, sebagai berikut:

Skala 4 : Sangat baik

Skala 3 : Baik

Skala 2 : Kurang baik

Skala 1 : Tidak baik


3.7. Metode Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan adalah:

1) Regresi linear berganda

a. Persamaan umum regresi linear berganda adalah:

Ŷ = a + b1x1 + b2x2

b. Perhitungan nilai koefisien determinan

Rumus koefisien determinan sebagai berikut:

R2 = (r) 2 x 100 %

Dimana :

R2 = koefisien determinasi

r = koefisien korelasi

2) Uji hipotesis dengan t-test dan F-test

a. Uji hipotesis dengan t-test digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas

memiliki hubungan signifikan atau tidak dengan variabel terikat secara

individual untuk setiap variabel.

Rumus yang digunakan untuk mengetahui nilai t-hitung adalah sebagai

berikut:

r n-2
t-hitung =
1- r2
b. Uji hipotesis dengan F-test digunakan untuk menguji hubungan variabel bebas

secara bersama-sama dengan variabel terikat. Rumusnya adalah sebagai

berikut:

R 2 /k
F-hitung =
(1 − R 2 ) /(n − k − 1)

Dimana :

R2= koefisien determinasi

k = jumlah variabel independen

n = jumlah sampel.
BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Sumatera Utara

4.1.1. Profil

Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara merupakan Rumah Sakit

Jiwa Pemerintah satu-satunya di Provinsi Sumatera Utara yang memiliki kemampuan

pelayanan kesehatan jiwa Kelas A (SK. Menkes No.135, 1978) Rumah Sakit Jiwa ini

juga berfungsi sebagai rumah sakit pendidikan dan pusat rujukan pelayanan

kesehatan jiwa lintas kabupaten/ kota dan provinsi dan telah terakreditasi dengan 5

(lima) pelayanan dasar yaitu pelayanan administrasi dan manajemen, pelayanan

medik, pelayanan rekam medik, pelayanan gawat darurat dan pelayanan keperawatan.

Sesuai dengan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara No. 8 Tahun 2004,

Rumah sakit jiwa ini ditetapkan sebagai lembaga teknis daerah dengan kedudukan

sebagai Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara (RSJD Provsu).

RSJD Provsu ini beralamat di Jln. Letjend Jamin Ginting KM 10/ Jln. Tali Air

No. 21 Medan dan terletak pada lahan seluas 37,880 M2 (+ 3,8 ha) dengan luas

gedung 26, 688 m2. Kapasitas tempat tidur yang tersedia sejumlah 450, tempat tidur

yang terdiri dari : Kelas III sebanyak 367 tempat tidur, Kelas II sebanyak 63 tempat

tidur, dan kelas I sebanyak 20 tempat tidur.

41
4.1.2. Organisasi Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera
Utara

Sesuai dengan Perda Provinsi Sumatera Utara No. 8 Tahun 2004


tentang susunan Organisasi dan tata kerja Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi
Sumatera Utara, Bagan Struktur organisasi Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi
Sumatera Utara adalah sebagai berikut :

DIREKTUR
 

Wakil Direktur

Kelompok Jabatan Sekretariat


Fungsional

    Sub Bagian Sub Bagian Sub Bagian


Umum dan Keuangan Penyusunan
  Kepegawaian dan Laporan

Bidang Bidang Bidang


Pelayanan Medik Keperawatan Penunjang Medik

Sub Bidang Sub Bidang Sub Bidang


Pelayanan Medik I Keperawatan I Penunjang Medik I

Sub Bidang Sub Bidang Sub Bidang


Pelayanan Medik II Keperawatan II Penunjang Medik II

Sub Bidang Sub Bidang Sub Bidang


Pelayanan Medik III Keperawatan III Penunjang Medik III
Gambar 4.1. Struktur Organisasi Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi
Sumatera Utara, Perda Pronvinsi Sumatera Utara No. 8
Tahun 2004
4.1.3. Tugas Pokok dan Fungsi

Sesuai dengan Perda Provinsi Sumatera Utara No. 8 Tahun 2004 RSJD

Provsu mempunyai tugas membantu Kepala daerah dalam menyelenggarakan

pelayanan pencegahan peningkatan dan rehabilitas di Bidang Kesehatan Jiwa

bagi masyarakat Sumatera Utara.

Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, RSJD Provsu mempunyai fungsi :

a. Melaksanakan Pelayanan Medis

b. Melaksanan Pelayanan Penunjang Medis dan Non Medis

c. Melaksanakan Pelayanan Asuhan Keperawatan.

d. Melaksanakan Pelayanan Rujukan

e. Melaksanakan Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan.

f. Melaksanakan Pengelolaan Administrasi dan Keuangan


4.1.4. Visi, Misi, Motto

Visi : Menjadikan pelayanan kesehatan jiwa dan fisik yang terbaik

secara profesionalisme untuk kepuasan masyarakat.

  Misi : a. Melaksanakan Pelayanan Kesehatan Jiwa dan Fisik yang

terpadu

  b. Meningkatkan Upaya Pencegahan dan penanggulangan

gangguan jiwa dan masalah psikososial di masyarakat.

  c. Menyediakan dan mengembangkan faslitias pendidikan,

pelatihan dan penelitian dalam bidang pelayanan kesehatan

jiwa.

d. Meningkatkan upaya profesionalisme dan sumber daya

manusia (SDM) melalui pengembangan ilmu filosofi,

ketrampilan dan etika profesi.

Motto : HORAS

H : Harmonis

O : Objektif

R : Rapi

A : Aman
S : Sigap

RSJD Provsu dalam melayani Pasien didukung oleh tenaga medis, para medis

perawatan, paramedis non perawatan serta tenaga non medis. Secara rinci dapat

dilihat pada tabel 4.1 berikut :

Tabel 4.1 Data Ketenagaan Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera
Utara Tahun 2008

No Kualifikasi Jumlah
1. Tenaga Medis :
- Dokter Spesialis Jiwa 6 orang
- Dokter Umum 17 orang
- Dokter Gigi 5 orang
2. Tenaga paramedis perawatan 110 orang
3. Tenaga paramedis non perawatan 60 orang
4. Tenaga non medis 29 orang
Total 227 orang
Sumber : Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara, 2008

Dari tabel 4.1. di atas dapat terlihat bahwa kegiatan pelayanan keperawatan yg

diberikan langsung kepada pasien yg dirawat di ruang perawatan, di dukung oleh

tenaga para medis perawatan dengan jumlah 110 orang. Asuhan keperawatan secara

profesional dalam bentuk proses keperawatan dilakukan oleh tenaga paramedis

perawatan ini di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara.


4.1.5. Jenis Pelayanan Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera

Utara

1). Pelayanan Medik

a. Rawat jalan

1. Poliklinik spesialis jiwa

2. Poliklinik Dokter Umum

3. Poliklinik Gigi dan Mulut

4. Poliklinik Fisioterapi

5. Poliklinik Psikologi

b. Rawat Inap

1. Ruang Perawatan Kelas III : 64 TT

2. Ruang Perawatan Kelas II : 24 TT

3. Ruang Perawatan Kelas I : 16 TT

4. Ruang Perawatan VIP : 8 TT

c. Rawat Darurat

1. Rawat Darurat Psikiatri

2. Rawat Darurat Umum

d. Rehabilitasi Mental

2). Pelayanan Penunjang Medik

a. Brain mapping

b. Sleep scan

c. EEG
d. EKG

e. Transcranial Doppler (TCD)

f. ECT

g. USG

h. Radiasi

i. Laboratorium

j. Farmasi

k. Gizi

3) Pelayanan Penunjang Non Medik

a. Laundry

b. Instalasi/ Pengolahan Air Limbah (IPAL)

c. Incenerator

d. Ambulance

e. Internet

f. Perpustakaan

Jumlah pasien yg mendapatkan pelayanan di RSJD Provsu berdasarkan jenis

pelayanan yang diberikan dari tahun 2006 sampai 2008, secara rinci dapat dilihat

pada tabel 4.2 berikut ini :

Tabel 4.2. Data Pelayanan Pasien Pada Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Sumatera Utara Tahun 2006 s/d 2008

Tahun
No Jenis Pelayanan
2006 2007 2008
1. Poli Jiwa
- Rawat jalan 10.282 10.815 11.624
- Rawat inap rata-rata per hari 425 439 446
- BOR (%) 98% 102% 106 %
- LOS 90 95 98
- Kunjungan pasien rata-rata 34 37 39
per hari
2. Poli Gigi dan Mulut 1.117 1274 1427
3. Poli Psikologi 65 87 116
4. Poli Fisioterapi 367 458 976
5. Poli Electromedik 3575 6397 9756
6. Gawat Darurat 844 1074 1255
7. Poli Narkoba 647 659 701
8. Poli Umum 65 112 250
9. Brain Maping 257 349 479
Sumber : RSJD Provsu Pelayanan Pasien

Dari tabel 4.2. di atas dapat dilihat bahwa jumlah pasien yang dirawat inap

rata-rata perharinya meningkat dari tahun 2006 hingga tahun 2008. Demikian juga

jumlah pemanfaatan tempat tidur (BOR) serta lamanya hari perawatan pasien (LOS),

yang menunjukkan efektifitas pelayanan terhadap pasien belum optimal.

4.2. Karakteristik Responden

Karakteristik responden pada unit pelayanan keperawatan meliputi usia, jenis

kelamin dan tingkat pendidikan. Secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.3 dan Tabel

4.4 berikut ini :

Tabel 4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Di Rumah Sakit Jiwa


Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2008
Usia (Tahun) Frekuensi Persentasi (%)
30 – 34 18 16,36
35 – 39 52 47,27
40 – 44 35 31,82
45 – 49 5 4,55
Total 110 100

Hasil penelitian berdasarkan usia (Tabel 4.3) di atas menunjukkan pegawai

pelayanan keperawatan di RSJD Provsu, mayoritas usianya terletak pada interval

35 – 39 sebanyak 52 orang (47,27%), diikuti dengan usia pada interval 40-44

sebanyak 35 orang (31,82%) lalu usia 30-34 sebanyak 18 orang (16,36%) dan usia

45-49 hanya sebanyak 5 orang (4,55%). Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas

pegawai di unit pelayanan keperawatan RSJD Provsu berusia produktif sehingga

diharapkan motivasi pegawai untuk bekerja tinggi.


Tabel 4.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Dan Tingkat
Pendidikan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2008

Tingkat Pendidikan
Jumlah
Jenis Kelamin Akper SMA
F % F % F %
Perempuan 76 69,09 19 17,27 95 86,36
Laki-laki 12 10,91 3 2,73 15 13,6
Total 88 80 22 20 110 100

Hasil penelitian berdasarkan jenis kelamin dan tingkat pendidikan (Tabel 4.4)

di atas menunjukkan bahwa pegawai unit pelayanan keperawatan RSJD Provsu

paling banyak berjenis kelamin perempuan sebanyak 76 orang (69,09%) dengan

tingkat pendidikan AKPER sedangkan pendidikan SMA sebanyak 19 orang (17,27%)

dan berjenis kelamin laki-laki sebanyak 12 orang (10,91%) dengan tingkat

pendidikan Akper, sedangkan tingkat pendidikan SMA hanya sebanyak 3 orang

(2,73%), sehingga pegawai di unit pelayanan keperawatan tersebut diharapkan

mampu melaksanakan tugas pokok seorang perawat dalam bentuk proses

keperawatan.
4.3. Deskriptif Variabel Penelitian
4.3.1. Tanggapan Responden terhadap Gaya Kepemimpinan
Tanggapan responden mengenai gaya kepemimpinan baik itu direktif,
supportif dan partisipasif terlihat pada tabel berikut:

Tabel 4.5. Frekuensi Variabel Gaya Kepemimpinan

Tidak
Jarang Sering Selalu
Indikator Pernah
F % F % F % F %

Kepemimpinan Direktif
1. Penjelasan tugas-tugas 56 50,91 21 19,09 30 27,27 3 2,73
2. Informasi cara bertugas 48 43,64 21 19,09 35 31,82 6 5,45
3. Hubungan tugas pegawai 21 19,09 32 29,09 19 17,27 38 34,54
4. Kejelasan instruksi 39 35,45 17 15,45 40 36,36 14 12,73
5. Reward tugas 53 48,18 12 10,91 45 40,91 0 0
6. Monitoring tugas 41 37,27 21 19,09 48 43,64 0 0
Jumlah 258 39,1 104 18,79 217 32,8 61 9,24

Kepemimpinan Supportif
1. Minat kerja 42 38,18 37 33,64 25 22,73 6 5,45
2. Suanasa kerja 18 16,36 29 26,36 27 24,54 36 32,73
3. Pemberian kesempatan 43 39,09 53 48,18 9 8,18 5 4,54
4. Konflik kerja 44 40 25 22,73 27 24,54 14 12,73
5. Semangat kerja 42 38,18 52 47,27 16 14,54 0 0
6. Hubungan kerja 36 32,73 39 35,45 33 30 2 1,18
Jumlah 225 34,09 235 35,61 137 20,76 63 9,55

Kepemimpinan Partisipatif
1. Kebersamaan tugas 17 15,45 25 22,73 21 19,09 47 42,73
2. Kerjasama 41 37,27 50 45,45 11 10 8 7,27
3. Partisipasi 38 34,54 44 40 22 20 6 5,45
4. Kerja kelompok 55 50 43 39,09 7 6,36 5 4,54
5. Diskusi 47 42,73 43 39,09 13 11,82 7 6,36
6. Perhatian 46 41,82 40 36,36 7 6,36 17 15,45
Jumlah 244 36,97 245 37,12 81 12,27 90 16,64
Jumlah rata-rata 727 36,72 58,4 30,50 435 21,94 214 11,81
Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa paling banyak responden

menyatakan sering (32,8%) bahwa daya kepemimpinan yang dilakukan kepala bidang

dalam memimpin pegawai adalah kepemimpinan direktif. Sedangkan responden yang

menyatakan kepemimpinan supportif yang sering dilakukan sebanyak (20,76%) dan

kepemimpinan partisipatif sebanyak (12,27%).

Hal ini menunjukkan bahwa kepala bidang dalam memimpin dan

menggerakkan pegawai melaksanakan tugas pokoknya dalam memimpin dan

menggerakkan pegawai melaksanakan tugas pokoknya dalam bentuk proses

keperawatan, hanya merupakan arahan ataupun instruksi tanpa mau menerima

masukan-masukan dari para pegawainya.

Untuk menyatakan bahwa kepala bidang memberitahukan kepada para

pegawai apa harus dan bagaimana cara mengerjakan suatu pekerjaan, responden lebih

banyak menjawab jarang sebanyak (35,61%) untuk kepemimpinan supportif dan

menjawab jarang sebanyak (37,12%) untuk kepemimpinan partisipatif

4.3.2. Tanggapan Responden terhadap Kemampuan Berkomunikasi

Tanggapan responden mengenai kemampuan berkomunikasi baik

komunikator, pesan, komunikan dan umpan balik dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.6. Frekuensi Variabel Kemampuan Berkomunikasi

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik


Indikator
F % F % F % F %
Komunikator
1. Pengetahuan proses
39 35,45 48 43,64 14 12,73 9 8,18
keperawatan
2. Tujuan proses kesehatan 43 39,09 52 47,27 14 12,73 1 0,91
3. Pelaksanaan proses
44 40 53 48,18 10 9,09 3 2,73
keperawatan
4. Informasi proses
38 35,54 56 50,91 11 10 5 4,54
keperawatan
5. Metode informasi
37 33,64 60 54,54 6 5,45 7 6,36
proses keperawatan
Jumlah 201 36,55 269 39,37 55 10 25 4,55

Pesan
1. Kejelasan informasi 46 41,82 52 47,27 4 3,64 8 7,27
2. Bisa dimengerti 53 48,18 42 38,18 9 8,18 6 5,45
3. Cara penyampaian 37 33,64 48 43,64 13 11,82 12 10,91
4. Peranan pegawai 18 16,36 67 60,91 22 20 3 2,73
5. Fasilitas informasi 33 30 43 39,09 34 30,91 0 0
6. Bahasa yang jelas 26 23,64 46 41,82 35 31,82 3 2,73
Jumlah 213 32,28 294 45,15 117 17,73 32 4,85

Komunikan
1. Penjelasan informasi 23 20,91 37 33,64 44 40 6 5,45
2. Pemahaman informasi 22 20 44 40 36 32,73 8 7,27
3. Pelaksanaan informasi 24 21,82 62 56,36 17 15,45 7 6,36
4. Perumusan tujuan 36 32,73 28 25,45 39 35,45 7 6,36
Jumlah 105 23,86 171 38,86 136 30,91 28 6,36

Umpan Balik
1. Reward 34 30,91 44 40 21 19,09 11 10
2. Saran 27 24,54 34 30,91 43 39,09 6 5,45
3. Aktivitas 41 37,27 54 49,09 1 0,91 14 12,73
Jumlah 102 30,91 132 40 65 19,69 31 9,39
Jumlah Rata-rata 621 30,9 866 40,84 373 19,58 116 6,28
Pada tabel 4.6 menyatakan bahwa kemampuan berkomunikasi dari kepala

bidang keperawatan 39,37% menyatakan bahwa komunikator nya kurang baik dan

yang menyatakan sangat baik 4,55%.

Responden menyatakan bahwa penyampaian pesan mayoritas menyatakan

kurang baik yaitu sebesar 32,28% dan yang menyatakan sangat baik sebesar 4,85%.

Untuk komunikan sebanyak 38,86% responden menyatakan kurang baik dan

6,36% responden menyatakan sangat baik.

Sebanyak 40% responden menyatakan umpan baliknya tidak baik sedangkan

responden yang menyatakan sangat baik sebesar 9,39%.

4.3.3. Tanggapan Responden terhadap Kinerja Pegawai

Tanggapan responden mengenai kinerja pegawai baik segi tugas pokok

(proses keperawatan), kualitas pekerjaan (proses keperawatan) dan kuantitas

pekerjaan (proses keperawatan) dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 4.7. Frekuensi Variabel Kinerja Pegawai

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik


Indikator
F % F % F % F %
Tugas Pokok
1. Kemampuan memberi
layanan 36 32,73 63 57,27 10 9,09 1 0,91
2. Kemampuan mengambil
insiatif 35 31,82 58 52,73 12 10,91 5 4,54
3. Kemampuan
merencanakan tugas 46 41,82 51 46,36 10 9,09 3 2,73
4. Kemampuan
mengorganisasi mandiri 71 64,54 25 22,73 6 5,45 8 7,27
5. Kemampuan
mengorganisasikan
bersama 58 52,73 31 28,18 11 10 10 9,09
Lanjutan Tabel 4.7
Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik
Indikator
F % F % F % F %

6. Kreatifitas pekerjaan
mandiri 63 57,27 37 33,64 8 7,27 2 1,82
6. Kreatifitas pekerjaan
mandiri 63 57,27 37 33,64 8 7,27 2 1,82
7. Kreatifitas pekerjaan
bersama 51 46,36 49 44,54 8 7,27 2 1,82
Jumlah 360 46,75 314 40,77 65 7 31 7

Kualitas Pekerjaan
1. Kesesuaian hasil kerja 46 41,82 42 38,18 13 11,82 9 8,18
2. Keterampilan pengkajian 29 26,36 69 62,73 8 7,27 4 3,64
3. Keterampilan diagnosa 60 54,54 37 33,64 7 6,36 6 5,45
4. Keterampilan rencana 36 32,73 37 33,64 32 29,09 5 4,54
5. Keterampilan
implementasi 58 52,73 29 26,36 16 14,54 7 6,36
6. Keterampilan evaluasi 54 49,09 35 31,82 21 19,09 0 0
7. Keterampilan dokumentasi 45 40,91 57 51,82 8 7,27 0 0
8. Kemampuan
menyelesaikan kerja. 33 30 49 44,54 26 23,64 2 1,82
Jumlah 361 37,27 355 34,77 131 11,93 33 3,74

Kuantitas Pekerjaan
1. Kecepatan pengkajian 34 30,91 56 50,91 20 18,18 0 0
2. Kecepatan diagnosa 59 53,64 44 40 6 5,45 1 0,91
3. Kecepatan rencana 47 42,73 50 45,45 11 10 2 1,82
4. Kecepatan implementasi 41 37,27 57 51,82 12 10,91 0 0
5. Kecepatan evaluasi 57 51,82 32 29,09 13 11,82 8 7,27
6. Kecepatan dokumentasi 57 51,82 40 36,36 10 9,09 3 2,73
Jumlah 295 44,69 279 37,42 72 10,90 14 2,12
Jumlah rata-rata 1016 42,90 948 37,65 268 9,94 78 4,28

Dari tabel 4.7 diperoleh kinerja pegawai masih tidak baik untuk melaksanakan
tugas pokok sebesar 46,75% dan yang baik sebesar 7%. Untuk kinerja kualitas
pekerjaan yang tidak baik sebesar 27,27% dan kinerja baik sebesar 11,93%. Untuk
kinerja kuantitas pekerjaan yang tidak baik sebesar 44,69% dan yang baik sebesar
10,90%.
Jumlah rata-rata kinerja pegawai yang tidak baik sebesar 42,90% dan kinerja
rata-rata yang tidak baik sebesar 9,94%.
4.4. Asumsi Klasik
4.4.1. Uji Normalitas Data
Uji ini dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel depeden
(Kinerja Pegawai), variabel independen (gaya kepemimpinan dan kemampuan
berkomunikasi) atau keduanya memiliki distribusi normal. Normalitas dapat di
deteksi dengan melihat penyebaran (titik) pada sumbu diagonal dari grafik (Ghozali,
2005).
Pengujian normalitas data ini menggunakan pendekatan grafik yaitu

Normality Probability Plot. Deteksi normalitas data dengan melihat penyebaran data

(titik) pada garis uji pada grafik PP-Plot, hal ini dapat dilihat pada Gambar 4.1. pada

berikut ini :

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: Kinerja Pegawai

1.0

0.8
Expected Cum Prob

0.6

0.4

0.2

0.0
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
Observed Cum Prob

Gambar 4.2. Hasil Uji Normalitas

Dari gambar 4.1. dapat dijelaskan bahwa data cenderung lurus mengikuti garis

diagonal dan tidak ada data yang terletak jauh dari sebaran data sehingga data dalam

penelitian cenderung berdistribusi normal. Artinya model regresi layak dipakai untuk

memprediksi variabel dependen kinerja pegawai (Y) berdasarkan masukan variabel

independenya yakni gaya kepemimpinan (X1) dan kemampuan berkomunikasi (X2).


4.4.2. Uji Heteroskedastisitas

Uji ini dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi terrjadi

ketidaksamaan varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika

varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut

homoskedastisitas dan jika varians berbeda disebut heteroskedastisitas. Deteksi ada

atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola

tertentu pada grafik scatterplot antara sumbu Y (Y yang diprediksi) dan sumbu X

adalah residual yang telah di-studentized (Ghozali, 2005).

Pengujian heteroskedastisitas dalam model regresi dapat menggunakan

analisis residual plot. Hal ini dapat dilihat pada gambar 4.2. berikut:
Scatterplot

Dependent Variable: Kinerja Pegawai

4
Regression Standardized Predicted

2
Value

-1

-2

-6 -4 -2 0 2 4
Regression Studentized Residual

Gambar 4.3. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Dari gambar 4.2. menunjukkan bahwa titik-titik menyebar secara acak serta

tersebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, dan tidak membentuk pola

tertentu. Maka dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.
4.4.3. Uji Multikolinearitas

Pengujian multikolinearitas adalah untuk menguji apakah adanya korelasi

yang kuat antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya

tidak terjadi korelasi (Ghozali, 2005). Persyaratan untuk dapat dikatakan terbebas dari

multikolinearitas adalah apabila nilai Variance Inflasi Factor (VIF) prediktor tidak

melebihi 10 (wahana komputer, 2005). Hal ini dapat dilihat pada pada tabel.4.8

berikut:

Tabel 4.8. Hasil Uji Multikolinearitas

Collinearity
Model 95% Confidence Interval for B Statistics
Upper Bound Lower Bound Tolerance VIF
1 (Constant) ,083 ,444
Gaya Kepemimpinan ,266 ,552 ,282 3,552
Kemampuan Berkomunikasi ,504 ,791 ,282 3,552
a Dependent Variable: Kinerja Pegawai

Tabel 4.8. menunjukkan nilai VIF hitung gaya kepemimpinan dan

kemampuan komunikasi berkisar pada nilai 1 atau lebih rendah dari 10 (yaitu 3,552)

dan nilai tolerance tidak dibawah 0,10 (yaitu 0,282) sehingga dapat disimpulkan tidak

terjadi multikolinearitas.

Berdasarkan hasil ketiga pengujian asumsi klasik tersebut dapat disimpulkan

bahwa data penelitian ini tidak melanggar asumsi klasik dengan demikian model

analisis regresi layak digunakan sebagai alat pengujian hipotesis.


4.5. Pengujian Hipotesis

4.5.1. Pengujian Hipotesis Secara Serempak

Secara serempak gaya kepemimpinan dan kemampuan berkomunikasi

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai.

Tabel 4.9. Uji Regresi Secara Bersama-sama (Uji F)

Sum of
Model df Mean Square F Sig.
Squares
1 Regression 25,763 2 12,881 351,484 ,000(a)
Residual 3,921 107 ,037
Total 29,684 109
a Predictors: (Constant), Kemampuan Berkomunikasi, Gaya Kepemimpinan
b Dependent Variable: Kinerja Pegawai

Tabel 4.9 menunjukkan nilai F hitung sebesar 351,484 dengan taraf signifikan

sebesar 0,000. dari tabel F didapat nilai tabel hitung untuk F0,05; 2,107 = 3,10, karena

351,484 > 3,10 dan nilai sig 0,000 < 0,05 dapat disimpulkan bahwa gaya

kepemimpinan dan kemampuan berkomunikasi secara serempak berpengaruh

signifikan terhadap kinerja pegawai.

4.5.2. Pengujian Hipotesis Secara Parsial

Secara parsial gaya kepemimpinan dan kemampuan berkomunikasi

berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai. Hal ini dapat dilihat pada tabel

4.10. berikut :
Tabel 4.10. Uji Regresi Secara Parsial (Uji t)

Unstandardized Standardized
Model t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
1 (Constant) ,264 ,091 2,898 ,005
Gaya Kepemimpinan ,409 ,072 ,375 5,657 ,000
Kemampuan
,647 ,072 ,593 8,950 ,000
Berkomunikasi
a Dependent Variable: Kinerja Pegawai

Tabel 4.10 menunjukkan bahwa :

1) Nilai t hitung gaya kepemimpinan sebesar 5,657 dengan taraf signifikan sebesar

0,000 dan nilai t tabel t0,05; 107 = 1,99. karena 5,657 > 1,99 dan nilai sig 0,000 <

0,05 maka dapat disimpulkan gaya kepemimpinan berpengaruh signifikan

terhadap kinerja pegawai.

2) Nilai t hitung kemampuan berkomunikasi sebesar 8,950 dengan taraf signifikan

sebesar 0,000 dan nilai t tabel t0,05; 107 = 1,99. karena 8,950 > 1,9dan nilai sig

0,000 < 0,05 maka dapat disimpulkan kemampuan berkomunikasi berpengaruh

signifikan terhadap kinerja pegawai.

3) Variabel independen yang paling berpengaruh terhadap variabel dependen adalah

kemampuan berkomunikasi (B=0,647)

4.6. Hasil Uji Regresi

Dengan regresi linier berganda diperoleh model yang memprediksi variabel

dependen kinerja pegawai dengan variabel independen gaya kepemimpinan dan

kemampuan berkomunikasi. Nilai koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel. 4.11

berikut :
Tabel 4.11. Goodness of Fit Test

Adjusted Std. Error of Durbin-


Model R R Square R Square the Estimate Watson
1 ,932(a) ,868 ,865 ,19144 2,171
a Predictors: (Constant), Kemampuan Berkomunikasi, Gaya Kepemimpinan
b Dependent Variable: Kinerja Pegawai

Tabel 4.11 menunjukkan bahwa nilai R (koefisien korelasi) sebesar 0,932

yang menunjukkan adanya korelasi yang sangat erat antara variabel independen (gaya

kepemimpinan dan kemampuan berkomunikasi) terhadap variabel dependen (kinerja

pegawai). Nilai adjusted R square sebesar 0,865 adalah menunjukkan bahwa sebesar

86,5% kinerja pegawai dijelaskan oleh gaya kepemimpinan dan kemampuan

berkomunikasi. Hal ini menunjukkan bahwa 13,5% kinerja pegawai di rumah sakit

selain dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan dan kemampuan berkomunikasi juga

dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar model yang digunakan. Berdasarkan tabel

di atas dapat dibuat persamaan regresi sebagai berikut:

Y = 0, 264 + 0, 409 X 1 + 0, 647 X 2


BAB V

PEMBAHASAN

5.1. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai pada RSU Jiwa
Daerah Provinsi Sumatera Utara

Pada hasil penelitian ini menunjukkan pengaruh gaya kepemimpinan terhadap

kinerja pegawai adalah positif dan signifikan. Positif terlihat dari koefisien regresi

gaya kepemimpinan sebesar 0,409 dan signifikan karena nilai t hiutng > t tabel

(5,657 > 1.99).

Pengaruh positif menunjukkan bahwa pengaruh gaya kepemimpinan adalah

searah dengan kinerja pegawai atau dengan kata lain gaya kepemimpinan yang

baik/tinggi akan berpengaruh terhadap kinerja pegawai yang baik/tinggi, demikian

sebaliknya bila gaya kepemimpinan rendah/buruk maka kinerja pegawai akan

rendah/buruk.

Pengaruh signifikan menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan mempunyai

peranan yang penting dalam meningkatkan kinerja pegawai. Dari jawaban terlihat

mayoritas pegawai menyatakan kepemimpinan tergolong rendah. Hal ini

menunjukkan orientasi kepemimpinan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi

Sumatera Utara masih rendah.

Ada definisi klasik yang mengatakan bahwa kepemimpinan adalah sebuah

proses yang olehnya seseorang mempengaruhi orang lain untuk memenuhi sesuatu

yang obyektif dan mengatur organisasi sehingga membuatnya lebih kohesif dan

61
koheren. Para pemimpin dalam proses ini mengaplikasikan atribut-atribut

kepemimpinanya, seperti kepercayaan, nilai, etika, karakter, pengetahuan, dan

keterampilan. Definisi klasik itu menggaris-bawahi bahwa menjadi seorang

pemimpin yang baik bukanlah faktor hereditas atau bakat. Jika memiliki hasrat dan

keinginan yang kuat, siapa pun bisa menjadi pemimpin yang efektif. Para pemimpin

yang baik berkembang melalui sebuah proses belajar dan pengalaman.

Perspektif lama dan awam mengartikan pemimpin sebagai yang terdepan,

terkemuka, berkedudukan, memiliki nilai paling baik, didukung oleh suara terbanyak

dan menduduki rangking pertama dalam persaingan. Tetapi dalam perspektif yang

baru menurut Peter Urs Bender, kepemimpinan berkaitan dengan beberapa elemen

utama, yakni: manusia sebagai individu, manajemen diri, motivasi internal, tekad

kesempurnaan dan penerimaan kelemahan diri, perubahan, kepercayaan diri,

perkembangan, energi, pengalaman positif, hasil, dan pengharapan. Proses

transformasi kepemimpinan dapat membawa hasil yang efektif jika ada unsur-unsur

sebagai berikut: 1) Kepemimpinan yang kuat : Seorang pemimpin bukanlah seorang

diktator/otoriter, tetapi pemimpin team yang bekerja habis-habisan untuk organisasi

dan dengan berani mempertaruhkan jabatan dan kedudukannya untuk menghadapi

fakta-fakta brutal. Kepemimpinan yang kuat juga bukanlah seorang populis yang

cenderung mencari aman dan menghindari tekanan-tekanan. 2) Dukungan bawahan :

Pemimpin yang kuat tidak ada artinya jika tidak didukung oleh bawahan-bawahannya

yang rela mengorbankan waktu, tenaga, pikiran, dan masa depannnya. Mereka rela

menghadapi masa-masa sulit, stress, masa-masa yang penuh dengan ketidakpastian,


dan mungkin pula komentar-komentar yang tidak sehat dari berbagai pihak. Mereka

bertarung di antara teman-teman, melewati konflik demi konflik, sampai akhirnya

menemukan jalan. 3) Komunikasi yang jelas : Pemimpin harus punya seni dalam

berkomunikasi, baik verbal maupun non-verbal. Kepemimpinan memerlukan

komunikasi massa yang melibatkan banyak orang. Tanpa kepiawaian komunikasi dan

dukungan team komunikasi yang baik, kepemimpinan tidak akan efektif dan terkahir

4) Komitmen pemimpin : Pemimpin juga harus membangun komitmen yang harus

dimulai dari dirinya sendiri.

5.2. Pengaruh Kemampuan Berkomunikasi Terhadap Kinerja Pegawai

Pada hasil penelitian ini menunjukkan pengaruh kemampuan berkomunikasi

terhadap kinerja pegawai adalah positif dan signifikan. Positif terlihat dari koefisien

regresi kemampuan berkomunikasi sebesar 0,647 dan signifikan karena nilai t hiutng

> t tabel (8,950 > 1.99).

Pengaruh positif menunjukkan bahwa pengaruh kemampuan berkomunikasi

adalah searah dengan kinerja pegawai atau dengan kata lain kemampuan

berkomunikasi yang baik/tinggi akan berpengaruh terhadap kinerja pegawai yang

baik/tinggi, demikian sebaliknya bila kemampuan berkomunikasi rendah/buruk maka

kinerja pegawai akan rendah/buruk.

Pengaruh signifikan menunjukkan bahwa kemampuan berkomunikasi

mempunyai peranan yang penting dalam meningkatkan kinerja pegawai. Dari

jawaban terlihat mayoritas pegawai menyatakan kemampuan berkomunikasi


tergolong rendah/kurang baik. Hal ini menunjukkan orientasi kemampuan

berkomunikasi di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara masih rendah/

kurang baik.

Komunikasi adalah pusat nadi manajemen di setiap tingkat. Tanpa

ketrampilan berkomunikasi, kita sulit mengemukakan pemikiran, meyakinkan pihak

lain atau bernegosiasi dengan baik. Ketrampilan komunikasi memungkinkan kita

memenangkan argumentasi, sukses dalam penjualan, melakukan mediasi,

memberikan informasi bahkan membangkitkan inspirasi. Kebanyakan problem dalam

bisnis bersumber pada kegagalan komunikasi yang berakibat pada salah paham dan

timbulnya kecurigaan.

Kegagalan komunikasi umumnya bersumber pada elemen terpenting dalam

komunikasi – mendengarkan. Apabila Anda ingin mempengaruhi pihak lain, yang

perlu dilakukan pertama kali adalah mengerti bagaimana jalan pikiran pihak lain

tersebut. Mendengarkan dengan baik adalah elemen dasar untuk mengerti jalan

pikiran orang lain.

5.3. Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Kemampuan Berkomunikasi


Terhadap Kinerja Pegawai
Gaya kepemimpinan adalah cara bekerja dan bertingkah laku pemimpin dalam

membimbing para bawahannya untuk berbuat sesuatu. Kemampuan berkomunikasi

menunjukkan bagaimana seseorang dapat menyampaikan dan menerima informasi

dengan efektif.
Hasil uji regresi berganda menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan dan

kemampuan berkomunikasi mempunyai pengaruh 86,5% terhadap kinerja pegawai,

sedangkan 13,5% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak ikut dalam penelitian ini.

Variabel yang paling berpengaruh adalah variabel kemampuan berkomunikasi

(B = 0,647) sedangkan variabel yang pengaruhnya lebih kecil adalah variabel gaya

kepemimpinan (B = 0,409).

Gaya kepemimpinan menunjukkan kemampuan dari seorang pemimpin untuk

mempengaruhi bawahannya untuk meningkatkan motivasi kerja. Sebagai seorang

pemimpin, akan terus berhubungan dengan bawahan dalam memberikan instruksi,

meminta pertanggung jawaban kerja dan hubungan interpersonal. Dalam hal inilah

seorang pemimpin harus memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik, sehingga

dapat membina hubungan harmonis dengan bawahannya, tetapi dalam konteks

pekerjaan.

Komunikasi adalah keterampilan yang sangat penting dalam kepemimpinan

dan manajemen keperawatan. Salah satu kekuatan yang paling menghalangi

suksesnya pekerjaan kelompok adalah kurangnya komunikasi yang efektif. Suksesnya

pelaksanaan tugas pemimpin itu sebahagian besar ditentukan oleh kemampuannya

menjalin komunikasi yang tepat dengan semua pihak secara horizontal maupun

vertikal, ke atas dan ke bawah.

Dengan demikian jelas bahwa kinerja pegawai dipengaruhi oleh kemampuan

berkomunikasi seorang pimpinan, khususnya dalam membangun kerja tim sebagai

satu kesatuan untuk mencapai tujuan.


BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan kepala

bidang terhadap kinerja pegawai di unit pelayanan keperawatan jiwa Rumah

Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara.

2. Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara kemampuan berkomunikasi

kepala bidang terhadap kinerja pegawai di unit pelayanan keperawatan jiwa

Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara.

3. Gaya kepemimpinan dan kemampuan berkomunikasi kepala bidang secara

bersama-sama mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap

kinerja pegawai di unit pelayanan keperawatan jiwa Rumah Sakit Jiwa

Daerah Provinsi Sumatera Utara, dimana kemampuan berkomunikasi kepala

bidang mempunyai pengaruh yang lebih dominan terhadap kinerja pegawai

dibandingkan dengan gaya kepemimpinannya.

6.2. Saran

1. Untuk mengoptimalkan kinerja pegawai dijajaran unit pelayanan keperawatan

jiwa Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara dalam melaksanakan

proses keperawatan terhadap pasien,dapat ditingkatkan melalui peningkatkan

kemampuan kepala bidang dalam memimpin dan berkomunikasi terhadap

seluruh pegawainya.
66
2. Peningkatan kemampuan kepala bidang dalam hal kepemimpinan dan

berkomunikasi di sarankan dengan mengikuti Diklat/ Seminar/ Symposium

serta dalam hal manajemen sumber daya manusia bidang kepemimpinan dan

berkomunikasi.

3. Disarankan agar dilakukan evaluasi secara berkala oleh pimpinan Rumah

Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara terhadap kemampuan kepala

bidang keperawatannya dalam mengomptimalkan hasil kerja pegawai di unit

pelayanan keperawatan Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara.


DAFTAR PUSTAKA

Adikoesoemo, Suparto, 1997. Manajemen Rumah Sakit. Jakarta: Pustaka Sinar


Harapan.

Aditama, Tjandra Yoga, 2000. Manajemen Administrasi Rumah Sakit. Jakarta: UI-
Press.

Arikunto, Suharsimi, 2002. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek.


Jakarta: Rhinneka Cipta.

Azwar, Saifudin, 2003. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Brich, Paul, 2001. Latihan Praktis, Efektif, Motivasi, Instant Leadership. Jakarta:
Erlangga.

Cangara, H. Hafied, 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.

Dharma, Surya, 2005. Manajemen Kinerja, Falsafah Teori dan Penerapannya.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Gillies, Dee Ann, 1989. Manajemen Keperawatan, Suatu Pendekatan Sistem, Edisi
Kedua, Philadelphia: W.B. Saunders Company.

Handoko, T. Hani, 1999. Manajemen. Edisi 2. Yogyakarta: BPFE.

Hunsaker, Philip L. & Anthony J. Alessandra, 1986. Seni Komunikasi Bagi Para
Pemimpin. Yogyakarta: Kanisius.

Kartono, Kartini, 2005. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.

Kerlinger, Fred N. 1995. Asas-asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta: Gajah Mada


University Press.

La Monica, Elaine L., 1998. Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan,


Pendekatan Berdasarkan Pengalaman. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran,
EGC.

Luthans, Fred, 2006. Perilaku Organisasi, Edisi Sepuluh, Yogyakarta: ANDI.

68
Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu, 1995. Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mathis, Robert L. dan John H. Jackson, 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Jakarta: Salemba Empat.

Mulyana, Deddy, 2004. Komunikasi Efektif Suatu Pendekatan Lintas Budaya.


Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Muninjaya, A.A. Gede, 2004. Manajemen Kesehatan. Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran.

Nursalam, 2002. Manajemen Keprawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan


Profesional. Jakarta: Salemba Medika.

Pace, R. Wayne dan Don F. Faules, 2005. Komunikasi Organisasi, Strategi


Meningkatkan Kinerja Perusahaan. Editor: Dedy Mulyana. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.

Riduwan, 2004. Metode & Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.

________, 2005. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan, dan Peneliti
Pemula. Bandung: Alfabeta.

Rivai, Veithzal, 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan, Dari
Teori ke Praktik. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Robbins, Stephen P., 2002. Prinsip-prinsip Perilaku Organisasi. Edisi Kelima.


Jakarta: Erlangga.

Ruky, Achmad S., 2006. Sistem Manajemen Kinerja; Panduan Praktis untuk
Merancang dan Meraih Kinerja Prima. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.

Soeprinhanto, John, 2001. Penilaian Kinerja dan Pengembangan Karyawan, Edisi


Pertama. Yogyakarta: BPFE.

Stoner, James A.F, 1996. Manajemen. Edisi Kedua, Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Subanegara, Hanna Permana, 2005. Diamond Head Drill dan Kepemimpinan Dalam
Manajemen Rumah Sakit. Yogyakarta: ANDI.

Surakhmad, Winarno, 1994. Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito.


Terry, George R, 2000. Prinsip-prinsip Manajemen, Cetakan Keenam. Jakarta: Bumi
Aksara.

Thoha, Miftah, 2006. Kepemimpinan Dalam Manajemen. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.

Trisnantoro, Laksono, 2004. Memahami Penggunaan Ilmu Ekonomi Dalam


Manajemen Rumah Sakit. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Trisnantoro, Laksono, 2005. Aspek Strategis Manajemen Rumah Sakit: Antara Misi
Sosial dan Tekanan Pasar. Yogyakarta: ANDI.

Widodo, 2004. Cerdik Menyusun Proposal Penelitian Skripsi, Tesis dan Disertasi.
Jakarta: Yayasan Kelopak.

Winardi, 2000. Kepemimpinan Dalam Manajemen, Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga.

Yukl, Gary, 1998. Kepemimpinan Dalam Organisasi: Leadership in Organization 3e.


Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Prenhalindo.
Lampiran 1

KUESIONER PENELITIAN 

Judul : Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Kemampuan Berkomunikasi


Kepala Bidang Terhadap Kinerja Pegawai Pelayanan Keperawatan
Jiwa di Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Sumatera Utara

A.  Petunjuk 
1. Bacalah terlebih dahulu angket dengan seksama.
2. Jawablah semua pernyataan tanpa ada yang terlewat.

3. Berilah tanda cek (√) pada salah satu pilihan jawaban yang sesuai dengan
pendapat anda.

B.  Karakteristik Responden 
1. Nomor Responden : (tidak diisi)
2. Jenis kelamin : Laki-laki / Perempuan *)
3. Umur : tahun
4. Pendidikan :
5. Lama bekerja : tahun
*) Coret yang tidak perlu

71
C.1. Variabel Gaya Kepemimpinan
Ada 4 pilihan jawaban untuk menjawab variabel gaya kepemimpinan, yaitu:
4 = Selalu
3 = Sering
2 = Jarang
1 = Tidak pernah

Pilihan Jawaban
No. Pertanyaan
4 3 2 1

A. Kepemimpinan Direktif

1. Apakah kepala bidang menjelaskan tugas-tugas yang harus


dikerjakan kelompok ?

2. Apakah kepala bidang memberitahukan kepada para pegawai


tentang apa yang harus dan bagaimana cara mengerjakan suatu
pekerjaan ?

3. Apakah kepala bidang menetapkan hubungan kerja yang jelas


antara satu orang dengan orang yang lain ?

4. Apakah kepala bidang melakukan instruksi yang jelas kepada para


pegawai ?

5. Apakah kepala bidang mengatakan kepada para pegawai


bagaimana caranya mendapatkan hadiah ?

6. Apakah kepala bidang menggunakan hadiah dan hukuman untuk


mengontrol para pegawai ?

B. Kepemimpinan Supportive

7. Apakah kepala bidang menunjukkan hal-hal yang dapat menarik


minat kerja pegawai ?

8. Apakah kepala bidang berupaya mengembangkan suasana


bersahabat ?
Pilihan Jawaban
No. Pertanyaan
4 3 2 1

9. Apakah kepala bidang memberi kesempatan kepada para pegawai


untuk menyampaikan perasaan dan perhatiannya ?

10. Apakah kepala bidang memperhatikan konflik-konflik yang terjadi


pada anggota kelompok pegawai ?

11. Apakah kepala bidang memberi hadiah kepada para pegawai agar
mereka selalu bersemangat kerja ?

12. Apakah kepala bidang menekankan hubungan antar pribadi kepada


para pegawai ?

C. Kepemimpinan Partisipatif

13. Apakah kepala bidang mengajak anggota kelompok bersama-sama


merumuskan tujuan ?

14. Apakah kepala bidang bekerjasama dengan anggota kelompok


untuk menyusun tugasnya masing-masing ?

15. Apakah kepala bidang menggunakan partisipasi dari anggota


kelompok untuk melancarkan komunikasi antar pegawai ?

16. Apakah kepala bidang lebih memperhatikan kerja kelompok


daripada kompetisi individual ?

17. Apakah kepala bidang memberikan kesempatan kepada para


pegawai untuk mendiskusikan masalah-masalah dengan pimpinan?

18. Apakah kepala bidang memberikan perhatian pada kelompok yang


tidak sukses dalam kerja ?
C.2. Variabel Kemampuan Berkomunikasi
Ada 4 pilihan jawaban untuk menjawab variabel kemampuan berkomunikasi,
yaitu:
4 = Sangat baik
3 = Baik
2 = Kurang baik
1 = Tidak baik

Pilihan Jawaban
No. Pertanyaan
4 3 2 1

A. Komunikator

1. Bagaimana pengetahuan kepala bidang mengenai proses


keperawatan ?

2. Bagaimana pengetahuan kepala bidang merumuskan tujuan


yang hendak dicapai dalam proses keperawatan ?

3. Bagaimana wawasan kepala bidang tentang pelaksanaan


proses keperawatan ?

4. Bagaimana kemampuan kepala bidang menyediakan segala


informasi yang dibutuhkan pegawai dalam hal proses
keperawatan ?

5. Bagaimana kesan bapak/ibu terhadap cara kepala bidang


menyampaikan informasi proses keperawatan kepada
pegawai?

B. Pesan

6. Apakah kepala bidang dapat memberikan informasi yang jelas


mengenai bidang tugas ?

7. Apakah perintah kepala bidang mengenai tugas keperawatan


dapat dimengerti dengan baik ?
Pilihan Jawaban
No. Pertanyaan
4 3 2 1

8. Apakah cara penyampaian informasi oleh kepala bidang dapat


dimengerti oleh pegawai ?

9. Apakah kepala bidang memberitahu dengan jelas fungsi dan


peranan pegawai dalam proses keperawatan ?

10. Apakah kepala bidang menyediakan segala informasi yang


dibutuhkan pegawai dengan baik dalam proses keperawatan ?

11. Apakah kepala bidang dapat memberitahu proses keperawatan


kepada pegawai dengan bahasa yang mudah dipahami ?

C. Komunikan

12. Apakah bapak/ibu merasa puas dengan penjelasan atau


informasi yang diberikan kepala bidang ?

13. Apakah bapak/ibu dapat memahami dengan baik informasi


yang diberikan kepala bidang terkait dengan proses
keperawatan ?

14. Apakah bapak/ibu dapat bekerja dengan lebih baik setelah


menerima informasi dari kepala bidang ?

15. Apakah bapak/ibu dilibatkan oleh kepala bidang dalam


merumuskan tujuan yang hendak dicapai dalam proses
keperawatan ?

D. Umpan Balik

16. Apakah pegawai pernah mendapat penghargaan atau ujian


dari kepala bidang.
17. Apakah kepala bidang mau mendengar dan menerima
pandangan atau kritikan yang dikemukakan pegawai ?
18. Apakah bapak/ibu dapat melakukan aktivitas kerja setiap hari
dengan baik ?
C.3. Kinerja Pegawai
Ada 4 pilihan jawaban untuk menjawab variabel kinerja pegawai, yaitu:
4 = Sangat baik
3 = Baik
2 = Kurang baik
1 = Tidak baik

Pilihan Jawaban
No. Pertanyaan
4 3 2 1

Tugas Pokok (Proses Keperawatan)

1. Kemampuan pegawai memberikan layanan yang optimal


dalam proses keperawatan

2. Kemampuan pegawai untuk mengambil inisiatif dalam


bekerja

3. Kemampuan pegawai merencanakan tugas sehari-hari


sehingga standar pekerjaan dapat tercapai

4. Kemampuan seorang pegawai secara mandiri


mengorganisasikan pekerjaan agar tercapai sesuai dengan
standar kerja yang ada

5. Kemampuan seorang pegawai secara bersama-sama


mengorganisasikan pekerjaan agar tercapai sesuai dengan
standar kerja yang ada

6. Kreativitas pegawai melakukan pekerjaan secara mandiri


untuk mencapai tujuan pekerjaan

7. Kreativitas pegawai melakukan pekerjaan secara bersama-


sama untuk mencapai tujuan pekerjaan

Kualitas Proses Keperawatan

8. Kesesuaian antara hasil kerja yang dilakukan dengan standar


Pilihan Jawaban
No. Pertanyaan
4 3 2 1
kerja yang ditetapkan.
9. Keterampilan pribadi yang dimiliki pegawai dalam
melakukan pengkajian
10. Keterampilan pribadi yang dimiliki pegawai dalam
melakukan diagnosa keperawatan
11. Keterampilan pribadi yang dimiliki pegawai dalam
melakukan rencana proses keperawatan
12. Keterampilan pribadi yang dimiliki pegawai dalam
mengimplementasikan proses keperawatan
13. Keterampilan pribadi yang dimiliki pegawai dalam
melakukan evaluasi proses keperawatan
14. Keterampilan pribadi yang dimiliki pegawai dalam
melakukan dokumentasi proses keperawatan
15. Kemampuan pegawai menyelesaikan pekerjaan

Kuantitas (Proses Keperawatan)

16. Kecepatan pegawai melakukan pengkajian kondisi pasien

17. Kecepatan pegawai melakukan diagnosa keperawatan kepada


pasien

18. Kecepatan pegawai melakukan rencana asuhan keperawatan


kepada pasien

19. Kecepatan pegawai mengimplementasikan asuhan


keperawatan kepada pasien

20. Kecepatan pegawai melakukan evaluasi terhadap kondisi


pasien

21. Kecepatan pegawai melakukan dokumentasi kondisi pasien


Lampiran 2
DATA RESPONDEN

VARIABEL GAYA KEPEMIMPINAN


Responden Kepemimpinan Deskriptif Kepemimpinan Supportive Kepemimpi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 1 3 4 3 1 3 1 4 2 3 2 2 4 3 2
2 2 2 4 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 3 2
3 2 1 3 2 2 1 1 2 2 1 1 1 2 2 2
4 2 1 2 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2
5 2 3 4 3 2 1 3 4 1 2 1 3 4 3 4
6 2 1 4 4 2 1 2 1 1 2 2 3 1 3 4
7 2 3 4 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 2 2
8 2 2 4 2 1 1 2 3 1 1 1 1 4 2 3
9 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4
10 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4
11 3 2 3 1 1 2 2 2 1 1 1 2 1 2 1
12 3 1 2 3 1 1 2 2 1 1 1 1 2 3 3
13 2 1 1 3 1 1 2 4 4 1 1 1 1 2 3
14 2 2 3 2 2 2 1 4 2 1 2 3 4 2 3
15 3 3 1 2 2 1 1 2 2 1 2 3 4 1 2
16 3 4 4 4 2 3 3 4 2 4 2 2 4 4 3
17 2 2 3 2 1 1 1 3 1 2 1 2 1 2 2
18 2 1 2 3 1 2 2 2 1 2 3 2 2 2 2
19 3 2 2 1 1 1 2 4 2 4 1 2 1 2 2
78

20 2 2 1 1 1 1 2 3 2 1 1 1 2 1 1
21 2 3 3 3 1 1 2 4 3 1 1 1 4 2 2
22 2 1 2 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2
23 2 2 2 1 1 2 2 3 2 2 1 1 4 2 2
24 2 1 3 3 1 2 2 3 2 1 2 2 2 3 2
25 2 2 4 2 1 1 2 3 1 1 1 1 4 3 3
VARIABEL GAYA KEPEMIMPINAN
Responden Kepemimpinan Deskriptif Kepemimpinan Supportive Kepemimpi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
26 3 3 4 3 2 2 2 3 2 2 1 1 2 3 3
27 1 3 2 2 2 2 2 4 2 1 1 2 4 2 1
28 1 3 3 1 2 2 2 3 2 1 2 1 1 3 2
29 1 1 2 4 2 2 1 3 1 2 1 1 2 3 1
30 2 2 3 2 2 2 1 4 2 1 2 3 4 2 3
31 2 3 4 4 2 3 3 4 2 2 2 3 4 2 3
32 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
33 2 3 4 2 2 3 3 4 2 4 2 2 4 3 3
34 1 1 4 2 2 2 3 2 2 3 2 1 3 3 3
35 3 3 4 3 2 3 4 4 2 4 2 3 3 4 3
36 2 2 3 2 2 2 1 4 2 1 2 3 4 2 3
37 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4
38 1 1 1 2 2 1 1 4 1 2 1 3 2 2 1
39 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 1 3 1 3 3
40 2 3 4 4 2 3 3 4 2 2 2 3 4 2 3
41 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
42 1 2 2 4 1 2 1 3 2 1 2 1 4 2 2
43 2 2 3 2 2 2 1 4 2 1 2 3 4 2 3
44 1 1 4 2 1 2 1 3 1 1 2 2 4 1 1
45 2 3 4 2 2 3 3 4 2 4 2 2 4 3 3
46 2 3 3 2 2 2 3 4 2 3 2 2 4 3 2
47 1 1 3 2 2 2 2 4 1 3 1 2 1 3 2
48 1 2 4 2 2 3 2 4 2 3 2 1 2 2 2
49 2 4 2 2 2 2 3 4 3 3 2 2 4 3 2
50 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3
51 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 2 2 3 2
52 1 1 4 1 1 2 1 2 1 2 1 2 1 3 2
53 2 3 3 2 2 2 3 4 2 3 2 2 4 3 2
54 2 3 3 2 2 2 3 4 2 3 2 2 4 3 2
55 2 3 4 4 2 3 3 4 2 2 2 3 4 2 3
VARIABEL GAYA KEPEMIMPINAN
Responden Kepemimpinan Deskriptif Kepemimpinan Supportive Kepemimpi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
56 1 2 4 3 2 1 1 1 2 4 2 3 4 3 2
57 2 2 3 2 2 1 4 2 1 1 1 2 2 2 1
58 2 2 3 3 2 2 4 2 3 2 2 2 4 3 1
59 1 1 4 2 2 2 3 2 2 3 2 1 3 3 3
60 2 1 3 1 3 2 1 3 4 3 1 1 3 3 3
61 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 2 3 2
62 2 2 4 1 1 1 3 2 1 3 3 2 4 2 3
63 2 1 1 1 1 3 1 2 1 1 3 2 1 2 2
64 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2
65 2 2 3 2 2 2 1 4 2 1 2 3 4 2 3
66 2 1 4 2 2 1 2 1 1 4 2 2 4 3 2
67 1 2 2 4 1 2 1 3 2 1 2 1 4 2 2
68 2 1 3 1 2 1 2 4 1 2 1 3 3 2 1
69 2 2 4 1 1 1 2 4 2 1 1 1 3 3 2
70 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
71 1 2 3 1 1 1 2 1 2 2 1 2 2 2 1
72 1 1 4 1 1 2 1 3 2 3 2 4 2 2 2
73 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
74 2 2 4 1 1 1 3 2 1 3 3 2 4 2 3
75 1 2 2 4 1 2 1 3 2 1 2 1 4 2 2
76 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
77 1 2 1 2 1 1 1 1 1 4 1 3 1 3 2
78 1 2 2 2 1 3 1 1 1 1 2 3 1 3 3
79 2 3 4 4 2 3 3 4 2 2 2 3 4 2 3
80 2 2 3 2 2 2 1 4 2 1 2 3 4 2 3
81 1 1 1 3 1 1 2 2 1 4 3 1 2 3 2
82 1 1 4 3 1 1 2 2 1 1 1 2 4 3 1
83 1 1 3 1 1 1 2 1 1 1 2 3 1 3 3
84 1 1 4 1 3 1 2 1 1 3 3 3 3 1 2
VARIABEL GAYA KEPEMIMPINAN
Responden Kepemimpinan Deskriptif Kepemimpinan Supportive Kepemimpi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
85 1 2 3 1 1 1 2 1 1 1 1 3 2 2 1
86 1 2 4 1 1 1 2 3 1 4 1 1 3 3 2
87 1 1 3 1 3 1 3 3 1 1 1 1 2 3 1
88 3 2 1 1 2 3 1 3 1 4 1 2 4 3 3
89 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4
90 3 2 1 1 2 1 4 3 1 3 1 1 2 1 1
91 2 2 4 1 1 1 3 2 1 3 3 2 4 2 3
92 3 1 1 1 1 1 1 4 3 3 2 2 3 3 1
93 3 1 3 1 1 1 1 3 1 2 1 1 3 2 2
94 3 2 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 2 2
95 3 1 3 1 1 1 1 3 1 3 1 2 1 1 3
96 3 1 1 1 1 1 1 1 2 4 1 1 3 3 1
97 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
98 1 2 1 2 1 1 1 1 1 4 1 3 1 4 1
99 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 3
100 2 2 2 4 2 2 1 3 2 1 2 1 4 3 1
101 2 2 3 2 2 2 1 4 2 1 2 3 4 2 3
102 1 1 1 1 3 1 1 3 2 1 1 2 1 1 1
103 2 2 4 1 1 1 3 2 1 3 3 2 4 2 3
104 1 2 2 1 1 3 1 1 3 1 1 3 1 2 1
105 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
106 2 2 4 1 1 1 3 2 1 3 3 2 4 2 3
107 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
108 2 2 3 2 2 2 1 4 2 1 2 3 4 2 3
109 3 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 3 2 1
110 3 1 1 1 3 1 1 1 2 3 1 1 3 1 1
VARIABEL KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI
Responden Komunikator Pesan Komunikan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 3 2 3 4 2 3 3 4 2 3 2 3 4 3 2
2 3 2 2 3 2 3 3 1 3 1 1 2 1 2 1
3 1 3 1 2 2 2 3 3 2 3 2 1 1 2 1
4 2 1 2 3 2 2 1 1 2 1 1 1 1 3 3
5 3 2 3 4 2 3 3 4 2 3 2 3 4 3 2
6 1 1 3 3 2 2 2 3 1 1 1 1 1 2 2
7 2 1 1 3 1 1 1 3 1 1 2 1 1 4 2
8 2 1 1 3 1 2 1 3 2 1 2 2 1 2 2
9 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
10 3 3 3 3 4 3 3 4 2 3 2 4 4 4 3
11 2 3 2 2 2 3 2 3 2 1 2 1 3 2 1
12 2 3 3 2 2 2 3 3 2 1 2 2 1 1 1
13 2 3 2 2 2 3 2 3 2 1 2 1 3 2 1
14 2 1 3 3 2 2 3 4 2 2 1 1 2 1 4
15 2 2 3 2 3 2 3 4 2 2 1 4 4 2 4
16 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
17 3 3 2 1 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2 1
18 3 3 3 2 2 3 2 3 1 2 3 1 2 3 3
19 3 1 2 2 2 3 2 3 1 2 1 3 1 4 1
20 3 1 3 2 2 2 2 3 1 1 1 1 4 2 1
21 3 3 3 2 2 3 2 3 1 2 3 1 2 3 3
22 2 1 3 3 2 2 2 4 1 1 1 1 2 2 2
23 4 1 2 3 2 4 4 1 2 3 1 3 2 2 2
24 2 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 1 2 2 2
25 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 1
26 3 2 3 2 2 2 2 3 1 2 3 1 2 3 3
27 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2
28 2 2 1 2 2 2 3 2 1 2 1 2 3 1 2
VARIABEL KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI
Responden Komunikator Pesan Komunikan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
29 3 2 1 2 2 3 3 1 2 2 1 1 3 2 2
30 3 2 3 2 2 2 3 1 2 2 1 1 1 1 4
31 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3
32 2 3 3 1 4 1 1 1 1 2 3 1 2 3 3
33 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3
34 1 3 3 2 3 1 3 3 2 2 1 1 2 2 1
35 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3
36 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3
37 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
38 2 2 2 3 2 2 2 1 2 2 1 2 2 1 1
39 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3
40 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
41 2 4 3 2 3 2 3 2 2 2 1 1 2 1 2
42 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
43 3 2 3 2 2 2 2 3 1 2 3 1 2 3 3
44 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 1 1 4 1
45 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3
46 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
47 2 2 2 1 2 2 2 1 1 2 1 2 1 1 1
48 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 1 2 2 3
49 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
50 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
51 3 3 2 2 3 3 2 1 2 2 2 1 1 2 2
52 2 1 2 3 2 2 2 2 1 2 2 1 1 2 3
53 3 1 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3
54 4 3 2 3 3 4 3 3 3 2 2 3 2 2 3
55 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
56 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3
57 3 2 1 1 3 2 2 3 2 3 2 1 1 2 1
58 3 1 1 2 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2
VARIABEL KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI
Responden Komunikator Pesan Komunikan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
59 3 3 3 3 2 3 3 4 2 3 3 1 3 2 2
60 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3
61 4 3 3 1 1 2 2 3 2 1 1 1 2 1 2
62 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
63 2 2 3 3 2 3 2 2 2 3 1 2 1 1 1
64 3 3 1 2 2 3 2 2 2 1 2 2 1 1 1
65 3 3 2 3 2 3 3 3 1 1 2 1 1 1 1
66 4 3 2 3 3 4 3 3 3 2 2 3 2 2 3
67 2 2 3 2 3 2 2 2 2 1 1 1 1 3 2
68 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 1 1 1 2 1
69 1 3 3 3 2 3 2 2 2 1 2 1 2 2 1
70 2 2 1 2 2 3 3 2 2 1 1 2 2 2 4
71 1 2 2 2 3 3 1 2 2 3 2 2 1 2 1
72 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 1 2 3
73 2 2 3 3 2 3 3 2 1 1 1 1 3 2 1
74 2 3 2 3 4 3 2 2 1 1 1 1 3 1 1
75 2 3 2 3 2 2 3 2 1 1 2 2 1 1 3
76 2 2 2 3 2 2 1 2 1 1 2 2 2 1 1
77 2 2 2 2 2 2 1 2 1 3 1 1 2 3 3
78 1 2 2 2 3 2 3 2 2 1 1 1 2 2 1
79 2 2 3 2 3 2 3 2 2 3 3 2 1 2 3
80 3 2 3 3 3 3 3 2 2 1 3 1 1 1 1
81 3 3 2 2 1 2 2 2 2 3 1 1 1 3 3
82 2 3 2 2 3 2 2 2 2 3 2 3 3 2 3
83 2 2 2 2 2 3 3 2 3 1 1 2 1 1 1
84 2 2 3 2 3 2 3 2 2 3 3 2 1 2 3
85 1 2 3 2 3 2 2 3 1 2 2 3 1 2 1
86 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2
87 2 2 2 1 2 2 3 2 2 2 1 1 2 3 2
VARIABEL KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI
Responden Komunikator Pesan Komunikan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
88 3 2 3 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1
89 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
90 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1
91 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2
92 2 2 2 2 2 3 3 2 2 1 1 1 1 3 1
93 3 2 1 1 2 3 1 1 2 1 3 1 2 2 1
94 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
95 3 2 3 2 2 2 3 1 2 1 2 1 1 2 1
96 1 2 3 2 2 3 3 1 1 1 1 1 3 2 1
97 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3
98 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2
99 2 1 2 1 3 3 1 3 2 1 3 1 1 1 1
100 3 2 2 2 3 2 2 2 2 1 1 2 1 2 1
101 1 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2
102 1 2 2 2 1 3 3 2 1 1 1 2 3 2 3
103 1 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2
104 1 2 2 2 3 2 3 2 2 1 1 1 2 2 1
105 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3
106 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 1 2 1
107 2 2 2 1 1 1 2 3 2 3 2 2 2 3 2
108 2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2
109 2 2 2 2 3 2 2 2 2 1 3 2 1 2 1
110 2 2 2 2 3 2 2 1 3 1 1 2 1 2 1
VARIABEL KINERJA PEGAWAI
Tugas Pokok Kualitas
RESPONDEN
Proses Keperawatan Proses Perawatan Pr
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 1
1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
5 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
6 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
7 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
8 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
9 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
10 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
11 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
12 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
13 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
14 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
15 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
16 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
17 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
18 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
19 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
20 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
21 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
22 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
23 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
24 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
25 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
26 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
27 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
VARIABEL KINERJA PEGAWAI
Tugas Pokok Kualitas
RESPONDEN
Proses Keperawatan Proses Perawatan Pr
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 1
28 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
29 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
30 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
31 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
32 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
33 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
34 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
35 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
36 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
37 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
38 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
39 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
40 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
41 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
42 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
43 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
44 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
45 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
46 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
47 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
48 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
49 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
50 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
51 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
52 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
53 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
54 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
55 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
56 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
VARIABEL KINERJA PEGAWAI
Tugas Pokok Kualitas
RESPONDEN
Proses Keperawatan Proses Perawatan Pr
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 1
57 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
58 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
59 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
60 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
61 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
62 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
63 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
64 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
65 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
66 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
67 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
68 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
69 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
70 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
71 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
72 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
73 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
74 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
75 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
76 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
77 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
78 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
79 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
80 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
81 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
82 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
83 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
84 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
VARIABEL KINERJA PEGAWAI
Tugas Pokok Kualitas
RESPONDEN
Proses Keperawatan Proses Perawatan Pr
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 1
85 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
86 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
87 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
88 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
89 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
90 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
91 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
92 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
93 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
94 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
95 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
96 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
97 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
98 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
99 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
100 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
101 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
102 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
103 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
104 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
105 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
106 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
107 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
108 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
109 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
110 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Lampiran 3 : Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Regression

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N


Kinerja Pegawai 2,6285 ,52185 110
Gaya
2,2071 ,47790 110
Kepemimpinan
Kemampuan
2,2576 ,47765 110
Berkomunikasi

Correlations

Kinerja Gaya Kemampuan


Pegawai Kepemimpinan Berkomunikasi
Pearson Kinerja Pegawai
1,000 ,877 ,910
Correlation
Gaya
,877 1,000 ,848
Kepemimpinan
Kemampuan ,910 ,848 1,000
Berkomunikasi
Sig. (1-tailed) Kinerja Pegawai . ,000 ,000
Gaya
,000 . ,000
Kepemimpinan
Kemampuan ,000 ,000 .
Berkomunikasi
N Kinerja Pegawai 110 110 110
Gaya
110 110 110
Kepemimpinan
Kemampuan
110 110 110
Berkomunikasi

96
Variables Entered/Removed(b)

Model Variables Entered Variables Removed Method


1 Kemampuan
Berkomunikasi,
. Enter
Gaya
Kepemimpinan(a)

a All requested variables entered.


b Dependent Variable: Kinerja Pegawai

Model Summary(b)
Adjusted Std. Error of
Model R R Square R Square the Estimate Durbin-Watson
1 ,932(a
,868 ,865 ,19144 2,171
)
a Predictors: (Constant), Kemampuan Berkomunikasi, Gaya Kepemimpinan
b Dependent Variable: Kinerja Pegawai

ANOVA(b)

Mod Sum of Mean


el Squares df Square F Sig.
1 Regressi
25,763 2 12,881 351,484 ,000(a)
on
Residual 3,921 107 ,037
Total 29,684 109
a Predictors: (Constant), Kemampuan Berkomunikasi, Gaya Kepemimpinan
b Dependent Variable: Kinerja Pegawai
Collinearity Diagnostics(a)

Condition
Model Dimension Eigenvalue Index Variance Proportions
Kemampu
Gaya an
Kepemim Berkomun Gaya
(Constant) pinan ikasi (Constant) Kepemimpinan
1 1 2,966 1,000 ,00 ,00 ,00
2 ,027 10,469 ,99 ,08 ,07
3 ,007 21,179 ,00 ,91 ,93
a Dependent Variable: Kinerja Pegawai

Residuals Statistics(a)

Minimu Maximu Std.


m m Mean Deviation N
Predicted Value 2,0305 4,2231 2,6285 ,48616 110
Std. Predicted
-1,230 3,280 ,000 1,000 110
Value
Standard Error of
,019 ,064 ,030 ,009 110
Predicted Value
Adjusted Predicted
2,0322 4,2505 2,6287 ,48764 110
Value
Residual -
,47472 ,00000 ,18967 110
1,04019
Std. Residual -5,434 2,480 ,000 ,991 110
Stud. Residual -5,488 2,516 ,000 1,004 110
Deleted Residual -
,48865 -,00020 ,19476 110
1,06113
Stud. Deleted
-6,444 2,582 -,007 1,058 110
Residual
Mahal. Distance ,063 11,035 1,982 2,144 110
Cook's Distance ,000 ,202 ,009 ,022 110
Centered Leverage
,001 ,101 ,018 ,020 110
Value
a Dependent Variable: Kinerja Pegawai
Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients 95% Confidence Interval for B Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Lower Bound Upper Bound Tolerance VIF
1 (Constant) ,264 ,091 2,898 ,005 ,083 ,444
Gaya Kepemimpinan ,409 ,072 ,375 5,657 ,000 ,266 ,552 ,282 3,552
Kemampuan
Gaya Berkomunikasi
Berkomunikasi ,647 ,072 ,593 8,950 ,000 ,504 ,791 ,282 3,552
a. Dependent Variable: Kinerja Pegawai

99
Charts

Histogram

Dependent Variable: Kinerja Pegawai

30

20
Frequency

10

Mean =-7.06E-15
Std. Dev. =0.991
0 N =110
-4 -2 0 2 4
Regression Standardized Residual
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: Kinerja Pegawai

1.0

0.8
Expected Cum Prob

0.6

0.4

0.2

0.0
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
Observed Cum Prob

Scatterplot

Dependent Variable: Kinerja Pegawai

4
Regression Standardized Predicted

2
Value

-1

-2

-6 -4 -2 0 2 4
Regression Studentized Residual
Reliability
Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %
Case Valid 110 100,0
s Exclud
0 ,0
ed(a)
Total 110 100,0
a Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach' Cronbach's Alpha Based
N of Items
s Alpha on Standardized Items
,859 ,864 18

Item Statistics
Mean Std. Deviation N
Kepemimpinan Direktif-1 1,97 ,760 110
Kepemimpinan Direktif-2 1,98 ,857 110
Kepemimpinan Direktif-3 2,81 1,096 110
Kepemimpinan Direktif-4 2,05 1,017 110
Kepemimpinan Direktif-5 1,70 ,657 110
Kepemimpinan Direktif-6 1,75 ,756 110
Kepemimpinan Supportif-1 1,95 ,913 110
Kepemimpinan Supportif-2 2,74 1,089 110
Kepemimpinan Supportif-3 1,78 ,783 110
Kepemimpinan Supportif-4 2,10 1,075 110
Kepemimpinan Supportif-5 1,76 ,690 110
Kepemimpinan Supportif-6 2,01 ,840 110
Kepemimpinan Partisipatif-1 2,82 1,182 110
Kepemimpinan Partisipatif-2 2,42 ,771 110
Kepemimpinan Partisipatif-3 2,25 ,840 110
Kepemimpinan Partisipatif-4 2,53 ,687 110
Kepemimpinan Partisipatif-5 2,44 ,784 110
Kepemimpinan Partisipatif-6 2,66 ,816 110
Item-Total Statistics

Scale Cronbach's
Scale Mean Variance if Corrected Squared Alpha if
if Item Item Item-Total Multiple Item
Deleted Deleted Correlation Correlation Deleted
Kepemimpinan
37,75 69,068 ,345 ,499 ,856
Direktif-1
Kepemimpinan
37,75 63,623 ,706 ,596 ,841
Direktif-2
Kepemimpinan
36,92 64,039 ,499 ,506 ,851
Direktif-3
Kepemimpinan
37,68 64,476 ,520 ,440 ,849
Direktif-4
Kepemimpinan
38,03 68,504 ,465 ,398 ,853
Direktif-5
Kepemimpinan
37,97 65,953 ,608 ,535 ,847
Direktif-6
Kepemimpinan
37,77 65,498 ,519 ,496 ,849
Supportif-1
Kepemimpinan
36,99 64,945 ,448 ,434 ,853
Supportif-2
Kepemimpinan
37,95 66,896 ,507 ,495 ,850
Supportif-3
Kepemimpinan
37,63 67,410 ,308 ,423 ,861
Supportif-4
Kepemimpinan
37,96 67,742 ,509 ,489 ,851
Supportif-5
Kepemimpinan
37,72 67,819 ,395 ,305 ,855
Supportif-6
Kepemimpinan
36,91 62,799 ,523 ,505 ,850
Partisipatif-1
Kepemimpinan
37,31 67,225 ,489 ,508 ,851
Partisipatif-2
Kepemimpinan
37,47 64,894 ,621 ,561 ,845
Partisipatif-3
Kepemimpinan
37,20 68,345 ,456 ,537 ,853
Partisipatif-4
Kepemimpinan
37,29 70,997 ,181 ,446 ,863
Partisipatif-5
Kepemimpinan
37,06 67,712 ,419 ,450 ,854
Partisipatif-6
Scale Statistics

Varianc Std. N of
Mean e Deviation Items
39,73 73,998 8,602 18

Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %
Case Valid 110 100,0
s Exclud
0 ,0
ed(a)
Total 110 100,0
a Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha Based on
Cronbach' Standardized N of
s Alpha Items Items
,894 ,894 18
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
Komunikator-1 2,39 ,814 110
Komunikator-2 2,28 ,692 110
Komunikator-3 2,36 ,687 110
Komunikator-4 2,34 ,720 110
Komunikator-5 2,41 ,695 110
Pesan-1 2,53 ,687 110
Pesan-2 2,51 ,726 110
Pesan-3 2,44 ,841 110
Pesan-4 2,02 ,690 110
Pesan-5 1,99 ,784 110
Pesan-6 1,97 ,818 110
Komunikan-1 1,92 ,910 110
Komunikan-2 2,02 ,908 110
Komunikan-3 2,19 ,772 110
Komunikan-4 2,10 ,967 110
Umpan Balik-1 2,41 ,912 110
Umpan Balik-2 2,03 ,962 110
Umpan Balik-3 2,74 ,686 110

Item-Total Statistics
Scale Corrected Squared Cronbach's
Scale Mean if Variance if Item-Total Multiple Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Correlation Deleted
Komunikator-1 38,25 65,636 ,578 ,450 ,887
Komunikator-2 38,35 68,947 ,391 ,277 ,893
Komunikator-3 38,27 68,494 ,436 ,348 ,892
Komunikator-4 38,30 67,129 ,531 ,461 ,889
Komunikator-5 38,23 67,627 ,509 ,418 ,889
Pesan-1 38,11 67,217 ,553 ,557 ,888
Pesan-2 38,13 67,085 ,530 ,493 ,889
Pesan-3 38,20 66,418 ,496 ,451 ,890
Pesan-4 38,62 67,137 ,557 ,487 ,888
Pesan-5 38,65 66,029 ,571 ,471 ,887
Pesan-6 38,66 65,620 ,576 ,473 ,887
Komunikan-1 38,72 63,305 ,676 ,543 ,883
Komunikan-2 38,62 65,119 ,544 ,433 ,888
Komunikan-3 38,45 67,240 ,481 ,368 ,890
Komunikan-4 38,54 64,104 ,574 ,480 ,887
Umpan Balik-1 38,23 67,095 ,401 ,310 ,894
Umpan Balik-2 38,61 62,387 ,698 ,653 ,883
Umpan Balik-3 37,90 67,650 ,514 ,439 ,889
Scale Statistics

Varianc Std. N of
Mean e Deviation Items
40,64 73,922 8,598 18

Case Processing Summary

N %
Case Valid 110 100,0
s Exclud
0 ,0
ed(a)
Total 110 100,0
a Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha
Based on
Cronbach' Standardiz N of
s Alpha ed Items Items
,955 ,956 21
Item Statistics

Mean Std. Deviation N


Kecepatan-1 2,87 ,692 110
Kecepatan-2 2,50 ,617 110
Kecepatan-3 2,64 ,687 110
Kecepatan-4 2,74 ,645 110
Kecepatan-5 2,45 ,797 110
Kecepatan-6 2,52 ,700 110
Kualitas Pekerjaan-1 2,54 ,809 110
Kualitas Pekerjaan-2 2,50 ,674 110
Kualitas Pekerjaan-3 2,74 ,645 110
Kualitas Pekerjaan-4 2,41 ,695 110
Keterampilan Interpersonal-1 2,87 ,889 110
Keterampilan Interpersonal-2 2,49 ,821 110
Keterampilan Interpersonal-3 2,70 ,773 110
Keterampilan Interpersonal-4 2,66 ,610 110
Keterampilan Interpersonal-5 2,70 ,629 110
Keterampilan Interpersonal-6 2,59 ,654 110
Kreativitas-1 2,90 ,778 110
Kreativitas-2 2,49 ,751 110
Kreativitas-3 2,57 ,697 110
Kreativitas-4 2,68 ,690 110
Kreativitas-5 2,64 ,787 110
Item-Total Statistics

Scale Scale Corrected Cronbach'


Mean if Variance if Item-Total s Alpha if
Item Item Correlatio Item
Deleted Deleted n Deleted
Kecepatan-1 52,33 109,562 ,698 ,953
Kecepatan-2 52,70 111,331 ,649 ,953
Kecepatan-3 52,56 109,459 ,712 ,952
Kecepatan-4 52,46 110,306 ,697 ,953
Kecepatan-5 52,75 107,384 ,735 ,952
Kecepatan-6 52,68 108,935 ,734 ,952
Kualitas Pekerjaan-1 52,66 108,739 ,638 ,954
Kualitas Pekerjaan-2 52,70 108,157 ,824 ,951
Kualitas Pekerjaan-3 52,46 109,994 ,721 ,952
Kualitas Pekerjaan-4 52,79 108,644 ,762 ,952
Keterampilan
52,33 107,048 ,670 ,953
Interpersonal-1
Keterampilan
52,71 105,823 ,809 ,951
Interpersonal-2
Keterampilan
52,50 109,867 ,599 ,954
Interpersonal-3
Keterampilan
52,54 111,150 ,672 ,953
Interpersonal-4
Keterampilan
52,50 110,454 ,705 ,953
Interpersonal-5
Keterampilan
52,61 110,130 ,700 ,953
Interpersonal-6
Kreativitas-1 52,30 109,258 ,634 ,954
Kreativitas-2 52,71 107,474 ,778 ,952
Kreativitas-3 52,63 109,319 ,711 ,952
Kreativitas-4 52,52 109,793 ,684 ,953
Kreativitas-5 52,56 111,129 ,507 ,955

Scale Statistics

Varianc Std. N of
Mean e Deviation Items
55,20 120,161 10,962 21

Anda mungkin juga menyukai