Oleh
Bambang Sutiyono
NIM 1103503008
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN
2007
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Tesis ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia
Ujian Tesis.
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. Sri Mulyani Endang Susilowati Prof. Dr. Retno Sriningsih S.
NIP. 130515750 NIP. 130431317
ii
PENGESAHAN KELULUSAN
Hari :
Tanggal :
Panitia Ujian
Ketua Sekretaris
……………………………... ……………………………
NIP. NIP.
Penguji I Penguji II
……………………………... ……………………………
NIP. NIP
Penguji III
………………………….
NIP.
iii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam tesis ini benar-benar hasil
karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau
seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam tesis ini dikutip
Bambang Sutiyono
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Sebesar keikhlasannmu,
sebesar itu pula keberuntunganmu.
PERSEMBAHAN
v
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang Maha Ilmu, Maha
Pengasih lagi Maha penyayang yang telah melimpahkan rahmatNya sehingga penulis
dapat menyelesaikan tesis ini. Tesis dengan judul “Korelasi Gaya Kepemimpinan dan
Kabupaten Batang” ini disusun untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan pada
kasih kepada:
1. Prof. Dr. Sri Mulyani Endang Susilowati dan Prof. Dr. Retno Sriningsih
ini.
4. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Batang, Priyodigdo, SH, MM, yang telah
5. Kepala SMP Negeri di Kabupaten Batang yang telah memberikan ijin dan
vi
6. Para guru SMP Negeri di Kabupaten Batang yang telah berkenan mengisi
angket penelitian.
7. Semua fihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah membantu
Semoga amal kebaikan yang diberikan memperoleh pahala dari Allah SWT.
bagi peneliti lain yang akan mengembangkan penelitian lebih lanjut tentang Gaya
Penulis
Bambang Sutiyono
vii
SARI
viii
DAFTAR ISI
Halaman
PERSETUJUAN PEMBIMBING......................................................................... ii
PERNYATAAN .................................................................................................. i v
PRAKATA ........................................................................................................... vi
ABSTRACT ......................................................................................................... ix
ix
2.1.1 Teori Kepuasan Keja ....................................................................... 12
x
3.6 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 70
xi
4.1.2.2 Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah .......................................... 91
xii
BAB V SIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 110
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
lakukan, tetapi masih sedikit yang dihasilkan. Salah satu kendala utama
pengetahuan dan ketrampilan kepada siswa, lebih dari itu adalah proses
minat siswa menjadi kegiatan kunci untuk mengantarkan siswa pada aktivitas
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
1
2
(1998:35) memberikan empat ciri utama guru yang profesional: (1) memiliki
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang kuat, dan (4) sikap
sembilan karakteristik citra guru yang diidealkan. Guru yang ideal hendaknya:
(1) memiliki semangat juang yang tinggi disertai kualitas keimanan dan
ketaqwaan yang mantap, (2) mampu mewujudkan dirinya dalam keterkaitan dan
padanan dengan tuntutan lingkungan dan perkembangan iptek, (3) mampu belajar
dan bekerja sama dengan profesi lain, (4) memiliki etos kerja yang kuat, (5)
profesional tinggi, (7) memiliki kesejahteraan lahir dan batin, material dan non
material, (8) memiliki wawasan masa depan, dan (9) mampu melaksanakan
Pada masa sekarang setiap sekolah seharusnya didukung oleh para guru
yang kompeten dan memiliki jiwa kader yang senantiasa bergairah dalam
Efendi (2000:6) dalam penelitiannya menyimpulkan tiga hal penting: (1) guru
3
kemampuan berfikir logis, kritis dan kreatif kurang diperhatikan, (2) guru enggan
beralih dari model mengajar yang diyakininya tepat, meskipun tidak selamanya
benar, (3) guru cenderung hanya memenuhi target minimal dari keseluruhan
capaian yang diharapkan dalam proses belajar mengajar, sebatas siswa mampu
1945, tetapi juga amanat kemanusiaan. Guru adalah orang yang ditugasi
sudah merasa puas dengan hasil yang dicapai saat ini. Juga karena merasa dirinya
absen dan melaksanakan kesibukan yang tidak ada kaitannya dengan pekerjaan
Biasanya orang akan merasa puas atas kerja yang telah atau sedang
kegiatan pembelajaran di sekolah, (3) masih lemahnya kesadaran guru akan tugas
dan kewajibannya, (4) hasil Ujian Nasional tahun 2006 Kabupaten Batang
lain: (1) adanya pengaduan para guru pada beberapa SMP kepada Pengawas dan
memaksakan setiap kehendak pada guru dan karyawan, (2) adanya demo yang
dilakukan para guru kepada kepala sekolahnya karena kurang baik dalam
kepuasan kerja guru yang diakibatkan oleh faktor luar yakni yang berasal dari
kepala sekolah.
mendorong cepat tercapainya tujuan organisasi. Pemimpin yang baik adalah yang
5
yang berkualitas, yaitu: (1) mempunyai tujuan yang jelas dan konsisten, (2)
memiliki rencana yang baik dan dapat dijangkau, (3) selalu menginformasikan
(Kotter 2001:51).
keberhasilan dalam pekerjaan tertentu, sekitar 1–20% (rata-rata 6%). Di sisi lain,
keberhasilan pekerjaan, bergantung pada jenis pekerjaan yang diteliti (Stein dan
Book 2002:34).
Dalam buku The Millionaire karya Thomas Stanley dalam Stein dan
dalam keberhasilan para multi-miliuner dari seluruh Amerika Serikat, lima faktor
teratas adalah: (1) jujur pada semua orang, (2) menerapkan disiplin, (3) bergaul
baik dengan orang lain, (4) memiliki suami/istri yang mendukung, dan (5)
bekerja lebih giat dari kebanyakan orang. Kelima faktor tersebut merupakan
6
urutan ke-21 dari daftar tersebut dan hanya 20% responden yang memilihnya.
pada usia 17 tahun, tetap konstan sepanjang masa dewasa dan menurun di usia
tua. Sebaliknya nilai EQ tidak tetap, meningkat sedikit demi sedikit dari rata-
rata 95,3 (pada usia di penghujung belasan tahun) hingga rata-rata 102,7
(tetap sampai usia 40–an). Ketika melampaui usia 50 tahun EQ menyusut sedikit
hingga ke rata-rata 101,5. Hal ini berlaku baik untuk pria maupun wanita (Stein
apabila semakin tua, kita semakin bijaksana. Seperti ditunjukkan pada gambar 1.
Penelitian ini bukan merupakan replikasi atau penelitian yang sama, yang
kecerdasan emosional kepala sekolah, dan kepuasan kerja guru sudah pernah
dilakukan.
7
104
102,7
102
101,8 101,5
100 100
SKOR 98
96,8
EQ
96
95,3
94
92
90
EQ
Rata
16 – 19 20 – 29 rata 30 – 39 40 – 49 50 +
Rata-
USIA
Gambar 1 EQ Menurut Rentang Usia
Sumber: Stein dan Book 2002:36
Kepala Sekolah dan Iklim Sekolah Terhadap Kepuasan Kerja Guru Sekolah
8
Gajah Mungkur kota Semarang, sebesar 48,8% kepuasan kerja guru dapat
3. Ali (2005) dalam tesisnya yang berjudul “Persepsi Kepala Sekolah Dasar
signifikansi 0,000, dan faktor kecerdasan spiritual 13,7 dengan thitung 2,732
yang otoriter dan kurang dapat mengendalikan diri dalam menghadapi situasi
Batang?
sebagai berikut:
2. Materi rujukan teoritis untuk penelitian sejenis dalam lingkup yang lebih luas
dan mendalam.
1. Sebagai landasan bagi peneliti sejenis pada waktu yang akan datang,
2. Sebagai reverensi bagi guru, kepala sekolah dan Dinas Pendidikan kabupaten
Batang.
11
adalah:
2. Bahwa kepuasan kerja guru dapat tercermin pada waktu guru melaksanakan
Umumnya orang akan merasa puas atas kerja yang telah atau sedang dilakukan
(Needs for power), dan kebutuhan berafiliasi (Needs for affiliation). Jika
kebutuhannya.
terdapat suatu hirarkhi yang terdiri dari lima kebutuhan. Pemenuhan kelima
physiological needs sampai pada kebutuhan yang paling tinggi the needs of self
gambar 2.
12
13
Self
Actualization
Esteem
Social Affiliation
Safety
Physiological needs
seseorang.
3. Kebutuhan akan rasa memiliki dan rasa cinta (Social Affiliation needs)
Contoh nyata antara lain: keinginan untuk maju, hubungan harmonis sesama
teman dan atasan, diterima dalam kelompok, rasa memiliki, afiliasi, interaksi
dan cinta.
keteguhan hati, harga diri dan kebebasan. Kedua: hasrat akan nama baik,
penerimaan masyarakat.
Kebutuhan akan perwujudan diri mengacu pada keinginan untuk pemenuhan diri
(1995:290) dengan teori “ERG” yaitu Existensi, Reletedness, dan Grow. Secara
mendasar
sikap yang positif yang menyangkut penyesuaian diri yang sehat dari para
ditekuninya.
dan mendapatkan upah saja (unsur ekonomis), akan tetapi dengan bekerja
serasi ketiga hal tersebut menggiring seseorang dalam mencapai kepuasan kerja.
kepuasan kerja telah menjadi wacana tersendiri. Beberapa teori tentang kepuasan
antara apa yang seharusnya dengan kenyataan yang dirasakan (As’ad 1985:105)
Menurut teori ini, kepuasan kerja dapat dirumuskan bahwa apabila yang
didapat ternyata lebih besar dari yang diinginkan, maka orang akan menjadi lebih
Sebaliknya makin jauh kenyataan yang dirasakan itu dibawah standar minimum
suatu pekerjaan merupakan fungsi dari (1) harapan dan (2) nilai hasil yang
diterima.
2. Equity theory
dikembangkan oleh Adam (Winardi 2000:463). Prinsip dari teori ini bahwa puas
atau tidak puas seseorang bergantung pada keadilan (equity) atas suatu situasi. Teori
diperlakukan adil, dibandingkan dengan perlakuan dengan orang lain yang berada
akan membandingkan rasio input hasil dirinya dengan rasio input hasil orang
lain. Bila perbandingan itu dianggap cukup adil, maka karyawan akan merasa
menimbulkan kepuasan bisa pula tidak. Bila perbandingan itu tidak seimbang
mereka membandingkan balas jasa yang diterima karyawan lain dengan yang
(2000:259) menyebutkan bahwa kepuasan kerja terdiri dari dua faktor, yaitu
faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik sebagai penyebab kepuasan
kerja (job satisfaction) dan faktor ekstrinsik sebagi penyebab ketidakpuasan (job
pengakuan yang diperoleh, sifat pekerjaan yang dilakukan, rasa tanggung jawab,
dialami seseorang. Sedangkan para pekerja yang merasa tidak puas dengan
itu sendiri dalam peranannya memberikan kepuasan kerja kepada guru sangat
86) menyatakan faktor pertama yang dianggap paling penting dalam memenuhi
19
kepuasan kerja adalah “Job Security“. Pekerjaan yang dipegang karyawan itu
merupakan pekerjaan yang aman dan tetap, bukan pekerjaan atau jabatan atau tugas
seorang karyawan. Faktor kedua, yang dianggap penting oleh karyawan pada
suasana lingkungan kerja yang harmonis, tidak tegang merupakan syarat bagi
timbulnya gairah. Faktor keempat adalah rekan sekerja yang baik (good working
companion). Hubungan sosial yang ada diantara karyawan merupakan faktor yang
kelima atau keenam, bukan faktor pertama yang dipandang penting oleh
karyawan.
kelamin.
karyawan, yaitu:
1. Upah (salary).
directions).
10. Organisasi yang relevan dari segi sosial (a socially relevant organization).
1. Usia Karyawan
puas karena berbagai pengharapan yang lebih tinggi, kurang penyesuaian dan
2. Tingkat pekerjaan
puas dengan pekerjaan mereka. Sebab biasanya mereka memperoleh gaji dan
kondisi kerja lebih baik, dan pekerjaan yang dilakukan memberi peluang
3. Ukuran organisasi
unsur keakraban pribadi, persahabatan, dan kerja tim kelompok kecil yang
satu ciri kepribadian yang sehat adalah memiliki falsafah hidup. Seseorang akan
Kepuasan dari bekerja apabila telah dipenuhi kewajiban yang harus dilaksanakan
Kepuasan kerja sifatnya sangat pribadi dan sulit diukur, karena pada
sejumlah tugas dan sangat erat kaitannya dengan penampilan kerja. Vroom dalam
Banyak hal yang mempengaruhi kepuasan kerja seorang guru, dari kajian
Kepemimpinan yang mampu dan adil dapat mempengaruhi kepuasan kerja guru,
(2) Harold E. Burt dalam Anoraga (2000:82) yang menyatakan faktor yang ikut
dengan karyawan, sebagai manajer adalah kepala sekolah dan sebagai karyawan
adalah guru.
(leader) yang ideal, salah satu ciri pemimpin yang ideal menurut Danim
luas sebagai kecerdasan emosi. Sejalan dengan Danim, Terry dalam bukunya
yang unggul adalah Stabilitas Emosi (Kartono 2001:41). Lebih lanjut Terry
menyatakan pemimpin yang baik itu memiliki emosi yang stabil, artinya dia tidak
Ia menghormati martabat orang lain, toleransi terhadap kelemahan orang lain dan
yang akan dicapai. Gaya kepemimpinan yang sama, tidak akan sama efektif
yang mempengaruhi kepuasan kerja yang telah diuraikan di atas, maka indikator-
senang dan memiliki pada tempat kerja, (2) kepuasan terhadap kondisi kerja
24
kepala sekolah atas kerja yang dilakukan, (3) puas terhadap perilaku kepala
sekolah, (4) menerima evaluasi dari kepala sekolah atas kerja yang dilakukan.
prestasi siswa yang meningkat, (2) puas terhadap mutu sekolah, (3) puas
terhadap kemajuan kemampuan diri yang dicapai, (4) puas terhadap karier
yang meningkat.
administrasi sekolah, (2) melaksanakan tata tertib guru, (3) berperan aktif
or process of influencing people so that they will strive willingly toward the
berbuat sesuai dengan kehendak orang itu, meskipun pihak lain itu tidak
menghendakinya (BP-7).
orang agar bekerjasama menuju kepada suatu tujuan tertentu yang mereka
bekerja keras dengan penuh kemauan untuk tujuan kelompok (George Terry).
atau kelompok dalam usaha mencapai tujuan dalam suatu situasi tertentu
(Kenneth Blanchard).
pekerjaan orang lain dalam memilih dan mencapai tujuan yang telah
mana manajer mencari keikutsertaan sukarela dari bawahan dalam usaha mencapai
atau sekelompok orang untuk mencapai suatu tujuan bersama. Kepemimpinan adalah
proses mempengaruhi aktivitas seseorang atau kelompok orang untuk mecapai tujuan
kelompok untuk mengkoordinasi dan memberi arah kepada individu atau kelompok
lainnya yang tergabung dalam wadah tertentu untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya.
1. Di dalam satu fenomena kelompok melibatkan interaksi antara dua orang atau
lebih.
pendidikan.
membimbing, mengarahkan, dan menggerakkan guru, staf, siswa, orang tua siswa,
dan fihak lain yang terkait, untuk bekerja atau berperan serta guna mencapai
pandang atau pendekatan sesuai dengan tujuan dari penelitian. Beberapa teori
kontingensi.
(1991:9) dinyatakan bahwa seorang pemimpin itu dikenal melalui sifat-sifat atau
dibandingkan dengan yang dipimpin, (2) kedewasaan dan keluasan hubungan sosial,
pemimpin cenderung menjadi matang dan mempunyai emosi yang stabil, serta
untuk dihargai dan menghargai, (3) motivasi diri dan dorongan berprestasi, para
pemimpin secara relatif mempunyai dorongan motivasi yang kuat untuk berprestasi.
berhasil mau mengakui harga diri dan kehormatan para pengikutnya, dan mampu
berpihak kepadanya.
pemimpin, yaitu: (1) energi jasmaniah dan mental, (2) kesadaran akan tujuan dan
arah, (3) antusiasme, (4) keramahan dan kecintaan, (5) integritas, (6) penguasaan
organisasi yang ulung idealnya memiliki suatu kombinasi dari kebanyakan sifat
berikut:
relevan sampai saat ini, yaitu bahwa seorang pemimpin itu harus:
1. Ing ngarso sung tulodo, yang berarti bahwa seorang pemimpin harus mampu
2. Ing madyo mangun karso, yang berarti bahwa seorang pemimpin harus
30
3. Tut wuri handayani, yang berarti bahwa seorang pemimpin harus mampu
dan perilaku mempunyai anggapan bahwa seorang individu yang memiliki sifat-sifat
pada struktur pengambilan inisiatif (perilaku tugas). Tetapi ketika para bawahan
penekanannya pada pemberian perhatian (perilaku tata hubungan). Hal ini sejalan
dinyatakan bahwa andai di dunia ini hanya terdapat dua model kepemimpinan,
yaitu otokratik di satu fihak dan demokratik di fihak lain maka pendekatan yang
31
demokratik di lain fihak tidak selalu berlaku ekstrim, sehingga perlu diperhatikan
berbagai gaya dan perilaku lain karena kedua kutub tersebut lebih tepat
terdapat berbagai gaya dan perilaku kepemimpinan. Gaya dan perilaku tertentu
bukan hanya dikaitkan dengan situasi dan kondisi yang dihadapai, akan tetapi
Gaya Otokratik
Gaya Demokratik
Penggunaan wewenang
Oleh pimpinan
Tingkat partisipasi
bawahan
Beritahu Penyajian Penyajian Kebebasan
ide masalah bawahan
bertindak
Jual Penyajian Keputusan
keputusan oleh
sementara bawahan
karena paling sedikit tiga alasan, yaitu: penggunaannya yang meluas, daya
dunia kenyataan.
tergantung pada dua hal, yaitu: pemilihan gaya kepemimpinan yang tepat untuk
yang dipimpin. Dua dimensi kepemimpinan yang digunakan dalam teori ini
Berorientasi
Tugas
Gaya
Kepemimpinan
Hubungan
Kemanusian
kepemimpinan pendidikan.
munculnya motivasi dan membuang jauh hal-hal yang bersifat negatif, (6) perlu
34
tampil secara profesional, dan (7) dapat membuat keputusan yang bermutu
(Danim 2004:12).
sedemikan rupa agar cocok dan mampu memenuhi tuntutan situasi yang dihadapi.
Dua hal yang menjadi inti teori ini, yaitu pemilihan gaya kepemimpinan yang
3. Pemimpin yang efektif ialah pemimpin yang selalu membantu bawahan dalam
lain. Oleh sebab itu dalam kepemimpinan situasi penting bagi setiap
Pemimpin yang baik menurut teori ini, adalah pemimpin yang mampu:
sebagai pola-pola perilaku konsisten yang mereka terapkan dalam bekerja dan
saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain seperti yang ia
lihat.
kumpulan ciri yang Anda gunakan untuk mempengaruhi bawahan supaya sasaran
kepemimpinan, yaitu:
1. Otokratis
terpusatkan dalam diri satu orang. Ia memikul tanggung jawab dan wewenang penuh.
dengan menggunakan imbalan dan kekhawatiran akan dihukum. Jika ada, maka
ditangani dengan efektif dan dapat memperoleh jaminan dan kepuasan. Otokrat yang
kebapakan dapat saja hanya memberikan perintah, memberikan pujian dan menuntut
loyalitas bahkan dapat membuat bawahan merasa mereka sebenarnya ikut serta dalam
2. Demokratis
saran dibuat kedua arah, baik pujian maupun kritik digunakan. Beberapa tanggung
jawab membuat keputusan masih tetap ada pada pemimpin. Bawahan ikut serta
3. Kendali Bebas
masalahnya sendiri. Pengarahan tidak ada atau hanya sedikit. Gaya ini biasanya
hasilnya banyak diantara mereka mengubah gaya dari otoriter menjadi demokratis
“Bergabung “.
dalam semua situasi. Mereka lebih menyarankan suatu bauran semua gaya
“bergabung” mungkin adalah yang terbaik. Untuk menentukan mana yang paling
efektif pada suatu saat tertentu, maka perlu mempertimbangkan tiga perangkat
kekuatan yaitu yang ada dalam diri pemimpin, dalam kelompok yang
dan manusia. Dengan mengingat bidang-bidang ini maka terdapat lima gaya dasar
miskin.
dua perangkat perilaku kepemimpinan yang efektif yaitu perikaku tugas dan
Untuk menentukan gaya mana yang paling tepat, maka perlu untuk
tanggung jawab.
kepemimpinan, yaitu:
1. Memberitahukan (tell)
memberitahukan:
Jika terjadi sebuah krisis tugas seorang pemimpin adalah memecahkan krisis
“bagaimana”, dengan begitu maka krisis yang sedang dihadapai segera dapat
informasi yang cukup jelas mengenai krisis yang sedang terjadi atau alasan
Ketika ada bawahan memiliki tugas baru dan mungkin saja kehilangan
rasa percaya diri dan merasa gelisah, maka seorang pemimpin harus
yang jelas tentang apa yang harus dilakukan, mengapa, dan bagaimana
Perubahan mendadak bisa dirasakan dengan jelas sisi negatifnya, hal ini
2. Melatih (Coaching)
diri dan kompeten, yang bisa melakukan pekerjaan dengan baik. Pemimpin
bisa menasehati bawahan tentang apa yang harus dilakukan dan mengapa,
melakukannya.
Tinggi
tinggi suportif tinggi direktif
rendah direktif tinggi suportif
( P3) ( P2 )
Suportif rendah suportif tinggi direktif
rendah direktif rendah suportif
( P4) ( P1)
Rendah (R) Perilaku mengarahkan Tinggi (T)
(Direktif )
Gambar 5 Empat Macam Pola Kecenderungan Perilaku Kepemimpinan
Sumber : Totosiswanto dan Atmodiwirio 1991: 31
yang rendah, artinya orang itu tidak memiliki kemauan dan kemampuan, sehingga
gaya kepemimpinan yang tepat untuk tingkat P1 ini adalah gaya instruksional.
yang dihadapinya.
Tingkat P3, yaitu mereka yang memiliki kemampuan tetapi tidak memiliki
kesempatan kepada bawahan untuk turut bertanggung jawab atas tugas-tugas yang
dikerjakan. Mereka diajak bertanggung jawab mulai dari awal sampai akhir tugas
terus menerus.
Pada dasarnya setiap pemimpin melakukan empat gaya ini, hanya pada
yang paling tepat agar kepemimpinannya efektif. Pada suatu gaya yang satu akan
lebih menonjol dari gaya yang lainnya dan ini tergantung kepada bawahan dengan
tingkat kedewasaan. Situasi disini berarti bahwa seorang pemimpin harus benar-
Dari keempat tipe tersebut, jika akan dinyatakan yang terbaik adalah tipe
dihadapi.
menentukan tugas.
teknis untuk melaksanakan tugas, dan rasa percaya diri sendiri dan harga diri
tehadap dirinya.
Gaya Kepemimpinan
Tinggi
Hubungan Hubungan
Intensif dan Intensif dan
Orientasi Orientasi
Tugas Tugas Tinggi
Rendah
Perilaku
Hubungan
Hubungan Orientasi
tidak Tugas Tinggi
Intensif dan dan
Orientasi hubungan
Tugas tidak intensif
Rendah
Perilaku Tugas
Rendah Tinggi
gaya kepemimpinan instruksi paling efektif, gaya konsultasi baik, gaya pertisipasi
gaya kepemimpinan delegasi paling efektif, gaya partisipasi baik, gaya konsultasi
organisasi.
sebagai berikut:
kepada bawahan untuk menentukan langkah apa yang akan dilakukan dalam
menyelesaikan tugasnya.
Teori kecerdasan emosional (EQ) yang mendasari studi ini adalah teori
yang dikembangkan oleh Reuven Bar-On ditulis oleh Stein dan Book dalam
2.3.1 Emosi
bahasa latin disebut “modus anima“ yang artinya “jiwa yang menggerakkan
kita”. Emosi menawarkan kepada kita logika yang intuitif, yang masih murni
50
(pre reflective), dan yang dapat dibawa keluar dari perenungan dan
sistem dengan makna dan nilai-nilai yang menentukan apakah hidup dan kerja
kita akan tumbuh berkembang atau akan berhenti dan mati. Emosi pulalah yang
mendefinisikan emosi sebagai: (1) luapan perasaan yang berkembang dan surut
dalam waktu yang singkat, (2) keadaan dan reaksi psikologis dan fisiologis
(2) kesedihan, (3) rasa takut, (4) kenikmatan, (5) cinta, (6) terkejut, (7) jengkel,
Stein dan Book (2002:28) menyatakan bahwa ekspresi wajah tertentu untuk
51
keempat emosi (takut, marah, sedih, dan senang) dikenali oleh bangsa-bangsa di
huruf yang dianggap tidak tercemar film dan televisi sehingga menandakan
bahwa emosi adalah suatu respon dari semua yang dilakukan manusia terhadap
suatu stimulus. Emosi tersebut merupakan energi, pengaruh dan informasi yang
bersifat batiniah. Emosi yang baik atau buruk, sudah ada sejak lahir. Pembeda
hasilnya adalah pada aspek yang kita perbuat dengan menggunakan informasi
dan energi dari situ. Belajar membedakan perasaan yang lebih dalam dari
aspek pribadi, sosial dan pertahanan dari seluruh kecerdasan, akal sehat yang
penuh misteri, dan kepekaan yang penting untuk berfungsi secara efektif setiap
hari. Dalam bahasa sehari-hari kecerdasan emosional biasanya kita sebut “street
52
smart (pintar)“, atau kemampuan khusus yang kita sebut “akal sehat“ (Stein dan
Book 2002:30-31).
dan secara efektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi,
kecerdasan emosional ke dalam lima area atau ranah dan dalam 15 sub bagian
Ranah kecerdasan emosional ini terkait dengan apa yang biasa disebut
seberapa mendalamnya perasaan kita, seberapa puas kita terhadap diri sendiri dan
1. Kesadaran diri
milah perasaan, memahami hal yang sedang dirasakan dan mengapa hal itu
menjelajahi dan memahami diri kita dan untuk berubah. Tidak mungkin bisa
mengendalikan sesuatu yang tidak kita kenal. Jika kita tidak menyadari perbuatan
kita, alasan kita melakukannya, dan bahwa hal itu bisa merugikan orang lain, kita
menerima kritik, rendah hati, mampu memahami orang lain dengan baik,
terinspirasi oleh visi, dan mengenal diri sendiri dengan baik, memiliki
spiritualitas yang non dogmatis, dan selalu mengupayakan yang terbaik bagi diri
2. Sikap Asertif
lain tanpa menggunakan sabotase dan alasan emosional, dan mampu bertahan di
meskipun secara emosional sulit melakukan ini dan bahkan sekalipun kita
3. Kemandirian
mengendalikan diri sendiri dalam berfikir dan bertindak, serta tidak merasa
bergantung pada orang lain secara emosional. Orang yang mandiri mengandalkan
demikian, mereka bisa saja meminta dan mempertimbangkan pendapat orang lain
4. Penghargaan diri
unsur dasar dari kecerdasan emosional ini dikaitkan dengan perasaan umum,
seperti rasa aman, kekuatan batin, rasa percaya diri, dan sanggup hidup mandiri.
5. Aktualisasi diri
dengan ikut serta dalam perjuangan untuk meraih kehidupan yang bermakna,
maksimal, dan berusaha dengan gigih dan sebaik mungkin untuk memperbaiki
ranah ini biasanya bertanggung jawab dan dapat diandalkan. Mereka memahami,
berinteraksi, dan bergaul dengan orang lain dalam berbagai situasi dengan baik.
sebagai bagian dari suatu kelompok. Wilayah ini terdiri dari 3 skala, yaitu:
1. Empati
menghargai perasaan dan pikiran orang lain. Empati adalah “menyelaraskan diri“
(peka) terhadap apa, bagaimana, dan latar belakang perasaan dan pikiran orang
empatik artinya mampu “membaca orang lain dari sudut pandang emosi“. Orang
yang empati perduli pada orang lain dan memperlihatkan minat dan perhatian
pada mereka.
pribadi, melakukan sesuatu untuk dan bersama orang lain, bertindak sesuai
dengan hati nurani, dan menjunjung tinggi norma yang berlaku dalam
lain, serta dapat menggunakan bakatnya demi kebaikan bersama, tidak hanya
demi dirinya sendiri. Orang yang tidak mempunyai tanggung jawab sosial akan
hubungan yang saling memuaskan yang ditandai dengan keakraban dan saling
57
memberi serta menerima kasih sayang. Kepuasan bersama ini mencakup interaksi
untuk membina persahabatan dengan orang lain, tetapi juga kemampuan merasa
tenang dan nyaman berada dalam jalinan hubungan tersebut, serta kemampuan
lentur dan realistis, dan untuk memecahkan aneka masalah yang muncul. Ranah
1. Uji Realitas
dialami dan apa yang secara obyektif terjadi sebagimana adanya, bukan
sebagimana yang kita inginkan atau takutkan. Uji realitas adalah “menyimak“
2. Sikap fleksibel
perilaku dengan perubahan situasi dan kondisi. Unsur kecerdasan emosional ini
58
yang menghasilkan sinergi, dan dapat menanggapi perubahan secara luwes. Pada
umumnya mereka terbuka dan mau menerima gagasan, orientasi, cara, dan
3. Pemecahan Masalah
menjalani proses berikut: (1) memahami masalah dan percaya pada diri sendiri,
(5) menilai hasil penerapan alternatif pemecahan yang digunakan, dan (6)
kehilangan kendali, atau terpuruk. Keberhasilan dalam ranah ini berarti bahwa
kita biasanya dapat tetap tenang, jarang bersikap impulsif, dan mampu mengatasi
menghadapi peristiwa yang tidak menyenangkan dan situasi yang penuh tekanan
tanpa menjadi berantakan, dengan secara aktif dan positif mengatasi stres.
untuk menghadapi stres (banyak akal dan efektif, dapat menemukan cara yang
pas, tahu apa yang harus dilakukan dan bagaimana melakukannya); (2) sikap
optimis menghadapi pengalaman baru dan perubahan pada umumnya dan optimis
pada kemampuan sendiri untuk mengatasi masalah yang tengah dihadapi; dan (3)
perasaan bahwa kita dapat mengendalikan atau berperan dalam menangani situasi
2. Pengendalian Impuls
bertangungjawab.
terduga.
kehidupan, kemampuan kita bergembira sendirian dan dengan orang lain, serta
keseluruhan rasa puas dan kecewa yang kita rasakan. Ranah ini mencakup dua
aspek, yaitu:
1. Optimisme
Orang optimis adalah orang yang ulet dan tangguh; mereka menghadapi
situasi sulit dengan sikap “aku bisa“ yang realistik. Alih-alih merasa tidak
berdaya, menyerah, atau menghindari situasi sulit, mereka tetap teguh hari, ulet,
pantang menyerah.
2. Kebahagiaan
kehidupan kita, bergembira sendirian dan dengan orang lain, serta bersenang-
senang.
61
dan kemampuan menikmati hidup. Orang yang bahagia sering merasa senang dan
nyaman, baik selama bekerja maupun dalam waktu luang, mereka menikmati
serta tetap menyukai dirinya sendiri, (5) berusaha dengan gigih dan sebaik
dan pikiran orang lain, (2) memiliki rasa kesadaran sosial dan sangat peduli
pada orang lain, (3) membina hubungan baik dengan orang lain.
muncul, meliputi: (1) mampu menilai kesesuaian antara apa yang dialami
menyesuaikan diri dengan lingkungan yang tidak biasa, tidak terduga dan
kehilangan kendali dan tetap, meliputi: (1) mampu menghadapi peristiwa yang
tidak menyenangkan dan situasi yang penuh tekanan dengan sempurna dengan
dengan orang lain, serta siap merasa puas dan kecewa, meliputi: (1)
keadaan yang sulit, (2) merasa puas dengan kehidupan nya, bergembira serta
suatu kejadian, oleh sebab itu persepsi seseorang terhadap suatu obyek dapat
berbeda dengan orang lain. Demikian pula persepsi masing-masing guru tentang
63
beda.
guru
tidak selalu konsisten, tergantung dari situasi yang dihadapai. Pemahaman tentang
semangat para guru dalam menjalankan tugasnya. Kinerja guru yang baik akan
guru
hubungannya dengan guru akan selalu terespon dalam berbagai tanggapan secara
memotivasi para guru untuk dapat menjalankan tugas kedinasannya dengan baik.
64
Gaya Kepemimpinan
Kepala Sekolah (X1) 1
Kecerdasan emosional
kepala sekolah (X2) 2
berikut:
Batang.
BAB III
METODE PENELITIAN
Pendekatan Penelitian
3.3.1. Populasi
Kabupaten Batang sebanyak 1030 orang. Jumlah pupulasi untuk setiap sekolah
3.3.2 Sampel
menggunakan teknik Cluster Area Random Sampling, karena obyek yang akan
diteliti tersebar pada daerah yang sangat luas (Sugiyono 1999:59). Teknik
65
66
jika subyeknya besar sampel diambil antara 10-15%. Pada penelitian ini
Perhitungan penentuan jumlah sampel tiap – tiap sekolah sampel adalah sebagai
berikut :
variabel itu sebagai atribut dari sekelompok orang atau objek yang mempunyai
variasi antara satu dengan lainnya dalam kelompok tersebut (Sugiyono 1999:2).
variabel bebas, karena variabel bebas ini adalah merupakan variabel yang
bebas pada penelitian ini adalah persepsi guru tentang gaya kepemimpinan
Gaya Kepemimpinan
Kepala Sekolah (X1) 1
Kecerdasan emosional
kepala sekolah (X2) 2
konsep variabel yang digunakan dalam penelitian ini, maka istilah-istilah yang
ada dalam topik penelitian ini perlu diberi batasan definisi secara operasional.
Kepuasan kerja guru adalah perasaan puas atau tidak puas dari para
guru terhadap kondisi dan suasana lingkungan kerja, pekerjaan, atasan (kepala
sekolah), penghargaan atas prestasi kerja, dan iklim organisasi. Dalam penelitian
ini kepuasan kerja guru diukur berdasarkan persepsi guru yang diambil
lingkungan kerja, (2) kepuasan terhadap pekerjaan, (3) kepuasan terhadap atasan,
(4) kepuasan terhadap penghargaan prestasi kerja, dan (5) kepuasan terhadap
iklim organisasi.
ditekankan pada perilaku kepala sekolah dalam membina hubungan dengan guru
dan dalam pendelegasian tugas kepada guru. Perilaku kepala sekolah diketahui
dari persepsi para guru yang diungkapkan dalam angket dengan indikator: (1)
memahami dan secara efektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber
emosional kepala sekolah diukur dari persepsi guru yang diambil menggunakan
tegar dan memiliki rasa percaya diri dalam mengemukakan gagasan dan keyakinan,
(2) mempunyai keterampilan berinteraksi dan bergaul dengan orang lain dengan baik,
(3) mampu bersikap fleksibel dan realistis untuk memecahkan masalah yang muncul,
(4) mampu menanggung stress dan mengatasi tekanan, bersikap tenang tanpa
kehilangan kendali dan tetap, (5) mampu memandang kehidupan kedepan dan
bergembira sendiri maupun dengan orang lain, serta siap merasa puas dan kecewa.
Jenis instrumen pada penelitian ini adalah angket atau kuesioner. Menurut
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang
disediakan oleh peneliti dan responden tinggal memilih jawabannya. Angket ini
digunakan untuk mengambil data tentang variabel kepuasan kerja guru, gaya
gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif yang berupa kata-kata seperti
Frekuensi
No. Jawaban Jawaban Skor
(%)
1. 81 - 100 Sangat Sesuai dengan Sangat positif 5
Kenyataan (SSK)
2. 61 - 80 Sesuai dengan Positif 4
Kenyataan (SK)
3. 41 - 60 Agak Sesuai dengan Netral 3
Kenyataan (ASK)
4. 21 - 40 Tidak Sesuai dengan Negatif 2
Kenyataan (TSK)
5. 1 - 20 Sangat Tidak Sesuai Sangat Negatif 1
dengan Kenyataan
(STSK)
Nomor
No Variabel Sub Variabel dan Indikatornya responden
Item
1. Kepuasan 1) Kepuasan terhadap suasana Guru SMP
Kerja Guru lingkungan kerja. Negeri
a. Mempunyai rasa senang dan 1, 2 Kabupaten
71
dilakukan.
4) Kepuasan terhadap
19,20
penghargaan prestasi kerja.
a. Puas terhadap prestasi siswa 21,22
yang meningkat. 23,24
b. Puas terhadap mutu sekolah.
c. Puas terhadap kemajuan 25,26
organisasi
28
a. Mematuhi kebijakan
29,30
administrasi sekolah.
b. Melaksanakan tata tertib guru.
c. Berperan aktif dalam
mendukung keberhasilan
organisasi.
2. Gaya Guru SMP
1, 2
Kepemimpinan 1) Gaya Instruksional / Negeri
Kepala sekolah Memberitahukan Kabupaten
a. Memberitahukan kepada Batang
bawahan mengenai apa yang
harus dilakukan untuk
3, 4
menyelasaikan tugasnya.
b. Memberikan penjelasan
kepada bawahan mengenai
alasan perlu dilakukan suatu
5
tindakkan dalam penyelesaian
tugas.
73
5) Mampu memandang
kehidupan kedepan dan
bergembira sendiri maupun
dengan orang lain, serta siap 29,30
menggunakan alat angket, yang terlebih dahulu diuji validitas dan reliabilitasnya.
melakukan uji coba instrumen yang akan dikenakan pada guru SMP Negeri pada
untuk uji coba instrumen sebanyak 32 orang dari dua sekolah yang bukan sebagai
sampel penelitian.
dalam instrumen penelitian ini adalah validitas logis. Sebuah instrumen dikatakan
memiliki validitas logis apabila instrumen tersebut secara analisis akal sudah
sesuai dengan isi (content) dan aspek (construct) yang diungkap. Instrumen yang
sudah sesuai dengan isi dikatakan sudah memiliki validitas isi, sedangkan
instrumen yang sudah sesuai dengan aspek yang akan diukur dikatakan sudah
memenuhi taraf kepercayaan sebesar 95%, hal ini sesuai dengan analisis yang
akan digunakan dengan bantuan komputer paket program SPSS Versi 10.0 for
kesejajaran skor tiap item maupun secara total, sehingga mampu mengukur apa
yang akan diukur. Kriteria uji validitas butir adalah apabila harga rhitung ≥ (lebih
untuk menguji validitas konstruksi, maka dapat digunakan pendapat para ahli
(judgment expert). Dalam hal ini setelah instrumen dikonstruksi sesuai aspek-
Pada pengujian validitas item soal angket sebanyak 95 butir, seluruh item
jumlah variabel penelitian, yaitu variabel kepuasan kerja guru (Y) sebanyak 35
butir soal, variabel gaya kepemimpinan kepala sekolah (X1) sebanyak 30 butir
soal, dan variabel kecerdasan emosional kepala sekolah (X2) sebanyak 35 butir
soal.
95% dengan nilai rtabel =0,349 diperoleh hasil seperti tertera pada tabel 6, 7, dan 8.
dengan banyak soal 35 butir terdapat soal yang valid sebanyak 32 butir dan soal
yang tidak valid sebanyak 3 butir, yaitu nomor 4, 10, dan 11 dengan besar rhitung
masing-masing 0,066; 0,268; dan 0,183 dimana nilainya lebih kecil dari
79
rtabel = 0,349. Selanjutnya dari 32 butir soal valid dan 3 butir soal tidak valid
akan diambil 30 butir soal valid yang digunakan sebagai angket penelitian,
sehingga ada 2 butir soal hasil ujicoba valid yang tidak dipergunakan yaitu soal
Dari 30 butir soal valid yang akan digunakan sebagai angket penelitian
telah mewakili semua indikator penelitian, sehingga 5 butir soal yang tidak
digunakan sudah ada soal lain yang mewakili indikator yang akan diungkap.
kepala sekolah dengan banyak soal 30 butir terdapat soal yang valid sebanyak 27
butir dan soal yang tidak valid sebanyak 3 butir, yaitu nomor 28, 29, dan 30
dengan besar rhitung masing-masing -0,045, -0,225, dan -0,192 dimana nilainya
lebih kecil dari rtabel = 0,349. Selanjutnya dari 27 butir soal valid dan 3 butir soal
kepala sekolah akan diambil 25 butir soal valid yang digunakan sebagai angket
penelitian, dari soal yang tidak valid yaitu nomor 29 dan 30 terdapat pada
indikator yang sama sehingga untuk butir soal nomor 29 dilakukan perbaikan
untuk digunakan kembali sebagai angket penelitian. Terdapat 3 butir soal hasil
ujicoba valid yang tidak dipergunakan yaitu soal nomor 5 dengan rhitung = 0,431;
Dari 25 butir soal yang akan digunakan sebagai angket penelitian telah
80
mewakili semua indikator penelitian, sehingga 5 butir soal yang tidak digunakan
sudah ada soal lain yang mewakili indikator yang akan diungkap.
kepala sekolah dengan banyak soal 35 butir terdapat soal yang valid sebanyak 29
butir dan soal yang tidak valid sebanyak 6 butir, yaitu nomor 15 dengan
rhitung = -0,070; nomor 30 dengan rhitung = 0,032; nomor 32 dengan rhitung = 0,098;
nomor 33 dengan rhitung= -0,317; dimana nilainya masing-masing lebih kecil dari
rtabel = 0,349. Selanjutnya dari 29 butir soal valid dan 6 butir soal tidak valid
emosional kepala sekolah akan diambil 30 butir soal yang akan digunakan sebagai
angket penelitian. Untuk memenuhi 30 butir soal, terdapat 1 butir soal tidak valid
Dari 30 butir soal yang akan digunakan sebagai angket penelitian telah
mewakili semua indikator penelitian, sehingga 5 butir soal yang tidak digunakan
sudah ada soal lain yang mewakili indikator yang akan diungkap. Hasil
dengan 137.
Suatu instrumen dikatakan reliabel apabila dapat dipercaya atau dapat diandalkan.
dianalisis dengan alpha cronbach dengan menggunakan bantuan SPSS Versi 10.0
selesainya uji validitas instrumen, dimana butir soal yang tidak valid tidak
atau α = 5 % (ρ=0,05) untuk memenuhi taraf kepercayaan sebesar 95%. Dari hasil
pengujian apabila alphahitung lebih besar dari rtabel dan positif, maka intrumen dapat
yang valid dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS 10.0, diperoleh
kesimpulan bahwa seluruh item pernyataan reliabel, hal ini disebabkan hasil
Alphahitung untuk masing-masing variabel nilainya lebih dari rtabel hasil perhitungan
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4 halaman 138 sampai dengan 143.
82
Analisa Diskriptif
gambaran umum tentang variabel yang diungkap, dibuat kriteria setiap variabel
dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS versi 10.0 for Windows.
Uji Persyaratan
Data hasil penelitian akan dianalisis secara statistik dengan teknik korelasi
dan regresi baik secara parsial maupun ganda. Teknik analisis regresi dapat
digunakan bilamana data uji coba penelitian berdistribusi normal, homogen dan
memiliki hubungan linier antar variabel, maka sebelum dianalisis terlebih dahulu
variabel bebas, karena persamaan regresi dapat digunakan kalau tidak terjadi linier
mempunyai distribusi normal atau tidak. Uji normalitas data pada penelitian ini
Data dianalisis dengan bantuan komputer program SPSS versi 10.0 for
10.0 for Windows dengan metode Levene’s test of homogenitas of variance. Agar
variabel bebas memiliki varian yang sama dalam setiap kategori variabel bebas,
maka hasil Levene’s test harus tidak signifikan (hasil lebih dari 0,05). Dengan kata
lain agar datanya homogen, maka nilai dari Levene’s test harus tidak signifikan
atau (ρ) > 0,05. Data disebut homogen jika bentuk sebaran nilai residual
Uji Linieritas
masing variabel independen (X1 dan X2) terhadap variabel dependen (Y).
menguji linier tidaknya data bahwa datanya linier (hipotesis diterima), jika Ftuna
cocok lebih kecil dibandingkan Ftabel atau penyimpangan sebaran tidak signifikan.
Uji Multikolonieritas
84
Persamaan regresi dapat digunakan kalau tidak terjadi linier dari masing-masing
variabel bebas.
SPSS 10.0 for Windows. Kriteria yang digunakan jika masing-masing variabel
bebas mempunyai nilai toleransi lebih dari 10% atau tidak ada nilai Variance
Uji Hipotesis
atau hubungan dua variabel atau lebih yang satu atau bagian variabel konstan atau
hubungan variabel X dan Y dimana salah satu variabel X dibuat tetap atau konstan
(Riduwan,2003:233).
X1
X2
variabel X1.
SPSS 10.0 for windows. Selanjutnya nilai t yang ditemukan dibandingkan dengan
Uji korelasi ganda adalah satu nilai yang memberikan kuatnya pengaruh
atau hubungan dua variabel atau lebih secara bersama-sama dengan variabel lain
10.0 for windows. Selanjutnya Fhitung yang ditemukan dibandingkan dengan Ftabel
(Winarsunu 2002:250).
Uji regresi ganda adalah alat analisis peramalan nilai pengaruh dua
variabel bebas atau lebih terhadap satu variabel terikat untuk membuktikan ada
atau tidaknya hubungan fungsional atau hubungan kausal antara dua variabel
bebas atau lebih (Riduwan, 2003:253) yaitu X1 dan X2, secara bersama-sama
dengan Y.
dependen, bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor
bantuan SPSS 10.0 for windows. Untuk menguji hipotesis yang diajukan diterima
hipotesis dilakukan dengan membandingkan antara rtabel dan rhitung. taraf kesalahan
terjadi, dirasakan, dihayati, dan dialami oleh responden pada saat responden
menjawab angket (ex post facto). Sehingga penelitian yang sama dikemudian hari
namun dalam penelitian ini hanya dibatasi pada dua variabel bebas, yaitu:
dan tidak menjangkau daerah kabupaten lain yang lebih luas dengan harapan
kajian teori.
dihindari.
pada populasi penelitian dan tidak dapat digeneralisasikan pada populasi lain.
BAB IV
sekolah, kecerdasan emosional kepala sekolah, dan kepuasan kerja guru. Data
primer diambil menggunakan instrumen berupa angket yang telah teruji validitas
dan reliabilitasnya.
4.1.1 Responden
metodologi penelitian sebanyak 103 orang guru terdiri atas 51 orang guru laki-laki
dan 52 orang guru perempuan dengan persentase seperti pada gambar 10.
88
89
rata-rata jumlah skor 128,54 dengan standar deviasinya 14,19, jumlah skor
tertinggi 149 dan jumlah skor terendah 67 (Skor Ideal berkisar 30 s.d. 150). Dari
kategori sangat puas (skor 5) sebanyak 42,7%, yang mendukung kepuasan kerja
guru dengan kategori puas sebanyak 46,3%, yang netral sebanyak 8%, yang
berpendapat tidak puas sebanyak 2,9% responden dan yang berpendapat sangat
Kabupaten Batang pada umumnya adalah baik, yang kurang relatif sedikit hanya
13,00, jumlah skor tertinggi 125 dan jumlah skor terendah 70 (Skor Ideal berkisar
25 s.d. 125). Dari rata-rata persentase, responden yang mendukung bahwa gaya
baik sebanyak 46,5%, yang netral sebanyak 11,8%, yang berpendapat tidak baik
sebanyak 2,3% responden dan yang berpendapat sangat tidak baik sebanyak 0,7%
responden.
SMP Negeri di Kabupaten Batang pada umumnya adalah baik, yang tidak baik
15,16; jumlah skor tertinggi 148 dan jumlah skor terendah 59 (Skor ideal berkisar
30 s.d. 150). Dari rata-rata persentase, responden yang merasa bahwa kecerdasan
emosi kepala sekolah sangat tinggi (skor 5) sebanyak 29,6%, yang mendukung
kecerdasan emosi kepala sekolah baik sebanyak 46,6%, yang netral sebanyak
17,8%, yang berpendapat rendah sebanyak 4,2% responden dan yang berpendapat
Sebagai salah satu persyaratan untuk analisis bahwa sebaran data harus
0,149; 0,071; dan 0,237 jika dibandingkan dengan taraf signifikansi 0,05 (5%)
sebaran data dengan kurva normalnya tidak signifikan, yang berarti bahwa
sebaran data berdistribusi normal. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar 14.
93
20
15
Frequency
10
Mean =128.54
Std. Dev. =14.195
N =103
0
60 80 100 120 140 160
Kepuasan Kerja Guru
Gaya Kepemimpinan
20
15
Frequency
10
Mean =105.06
Std. Dev. =13.002
N =103
0
70 80 90 100 110 120 130
Gaya Kepemimpinan
94
20
15
Frequency
10
Mean =119.44
Std. Dev. =15.157
N =103
0
50 75 100 125 150
Kecerdasan Emosi Kepala Sekolah
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
Kepuasan Kerja Guru 1,104 12 90 ,367
Gaya Kepemimpinan ,454 12 90 ,936
Kecerdasan Emosi
,214 12 90 ,997
Kepala Sekolah
95
adalah 0,367; 0,936; dan 0,997; angka tersebut menunjukkan bahwa variansi data
setiap variabel dalam populasinya tidak signifikan yang berarti bahwa variasi data
independen (X1, dan X2) terhadap variabel dependennya (Y) telah memenuhi
asumsi linieritas karena signifikansi Fdeviasi from linierity (penyimpangan sebaran data
dari model garis regresi liniernya) tidak signifikan lebih besar dibandingkan
dengan taraf signifkansi 5% (0,05%) sehingga model regresi dalam penelitian ini
telah memenuhi asumsi linieritas sehingga model regresi linier dapat digunakan
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas penelitian. Model regresi
yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Ada tidaknya
korelasi antar variabel tersebut dapat dideteksi dengan melihat nilai Variance
96
Inflation Facto (VIF). Apabila nilai VIF<10 maka dinyatakan tidak ada korelasi
sempurna antar variabel bebas dan sebaliknya. Hasil uji multikolinieritas dapat
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 Gaya Kepemimpinan ,561 1,781
Kecerdasan Emosi
,561 1,781
Kepala Sekolah
a. Dependent Variable: Kepuasan Kerja Guru
mempunyai nilai tolerance 0,511 (51,1%) yang lebih besar dari 10% dan nilai
Variance Inflantion Factor (VIF) sebesar 1,781 atau kurang dari 10. Dengan
demikian dapat disimpulkan dalam model regresi ini tidak terjadi multikolinieritas
terhadap kepuasan kerja guru didapatkan koefisien korelasi sebesar 0,624 dan
adalah sebesar 0,000. Grafik hubungan gaya kepemimpinan kepala sekolah dan
160
Observed
140 Linear
Kepuasan Kerja Guru
120
100
80
60
70 80 90 100 110 120 130
Gaya Kepemimpinan
semakin meningkat, hal ini berarti bahwa jika skor gaya kepemimpinan semakin
bertambah maka kepuasan kerja guru semakin bertambah pula dan sebaliknya jika
gaya kepemimpinan skornya menurun maka kepuasan kerja guru juga menurun
pula.
terhadap kepuasan kerja guru didapatkan koefisien korelasi sebesar 0,758 dan
adalah sebesar 0,000. Grafik hubungan kecerdasan emosi kepala sekolah dan
160
Observed
140 Linear
Kepuasan Kerja Guru
120
100
80
60
50 75 100 125 150
Kecerdasan Emosi Kepala Sekola...
kerja guru
semakin meningkat, hal ini berarti bahwa jika skor kecerdasan emosional kepala
sekolah semakin bertambah maka kepuasan kerja guru semakin bertambah pula
dan sebaliknya jika kecerdasan emosional kepala sekolah skornya menurun maka
Dari hasil analisis korelasi dan regresi ganda didapatkan koefisien korelasi
ganda sebesar 0,775 dan koefisien determinasinya sebesar 0,601 (60,1%), model
dan kecerdasan emosi kepala sekolah (X2) satu satuan, maka kepuasan kerja akan
Dari hasil analisis korelasi dan regresi ganda didapatkan koefisien korelasi
ganda sebesar 0,775 dan koefisien determinasinya sebesar 0,601 (60,1%), model
Untuk uji hipotesis digunakan F regresi dengan tabel anova regresi berikut ini.
ANOVAb
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 12356,566 2 6178,283 75,373 ,000a
Residual 8196,987 100 81,970
Total 20553,553 102
a. Predictors: (Constant), Kecerdasan Emosi Kepala Sekolah, Gaya Kepemimpinan
b. Dependent Variable: Kepuasan Kerja Guru
karena signifkansi 0,000 lebih kecil dibandingkan dengan taraf signifikansi 5%,
hal tersebut menunjukkan bahwa ada korelasi yang signifikan secara bersama-
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Correlations
Std. Zero-
Model B Error Beta t Sig. order Partial Part
1 (Constant) 34,943 7,901 4,423 ,000
Gaya Kepemimpinan ,236 ,092 ,216 2,566 ,012 ,624 ,249 ,162
Kecerdasan Emosi
,576 ,079 ,615 7,298 ,000 ,758 ,589 ,461
Kepala Sekolah
a. Dependent Variable: Kepuasan Kerja Guru
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa koefisien korelasi parsial gaya
kepala sekolah sebesar 0,589 sedangkan nilai t masing-masing sebesar 2,566 dan
ini berarti bahwa ada korelasi yang signifikan secara parsial gaya kepemimpinan
kepala sekolah dan kecerdasan emosional kepala sekolah terhadap kepuasan kerja
34,69%.
101
4.5 Pembahasan
sekolah SMP Negeri di Kabupaten Batang adalah baik dengan skor rata-rata
105,06 (84,05%), dengan standar deviasinya 13,00; Skor ideal berkisar 25 sampai
dengan 125.
mendukung gaya kepemimpinan kepala sekolah baik sebanyak 46,5% hal ini
secara teori telah dikuasai oleh para kepala SMP Negeri di Kabupaten Batang dan
suasana demokrasi seperti yang disampaikan Bill Woods dalam Timpe (1991:112)
yang menarik perhatian. Komunikasi berjalan lancar, saran dibuat kedua arah,
keputusan masih berada pada pimpinan, bawahan ikut serta dalam penetapan
102
yaitu: Ing ngarso sung tulodo, Ing madyo mangun karso, dan Tutu Wuri
handayani . Dengan demikian sangat wajar apabila dalam penelitian ini hanya
sedikit kepala sekolah yang mempunyai gaya kepemimpinan yang tidak baik,
yaitu: yang berpendapat tidak baik sebanyak 2,3% responden dan yang
yang berarti memiliki kepuasan yang tinggi, dengan standar deviasinya 14,19.
Skor Ideal berkisar 30 s.d. 150. Dari rata-rata persentase, responden yang
mendukung kepuasan kerja guru dengan kategori sangat puas (skor 5) sebanyak
42,7%, yang mendukung kepuasan kerja guru kategori puas sebanyak 46,3%,
kategori sangat puas atau puas dengan indikator instrument penelitian seperti
kondisi guru SMP Negeri di Kabupaten Batang yaitu (1) kurang efektifnya
sekolah, di tingkat Sub Rayon, maupun di tingkat Rayon (Kabupaten), (2) kurang
kesadaran guru akan tugas dan kewajibannya, (4) hasil Ujian Nasional tahun
Kabupaten Batang antara lain: (1) adanya pengaduan para guru pada beberapa
SMP kepada Pengawas dan Kepala Dinas Pendidikan tentang kepala sekolahnya
karena dianggap otoriter, memaksakan setiap kehendak pada guru dan karyawan.,
(2) adanya demo yang dilakukan para guru kepada kepala sekolahnya karena
Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa tingkat kepuasan kerja guru yang
sangat puas dan puas dalam menjalankan tugasnya, yang sangat kontradiktif
dengan pengamatan awal dimungkinkan berbagai sebab antara lain : (1) para
guru dalam menjawab angket dihantui rasa takut kepada kepala sekolahnya, (2)
sulitnya mengukur kepuasan kerja guru karena kepuasan kerja sifatnya sangat
pribadi dan sulit diukur, karena pada masing-masing subyek berbeda standar atau
ukurannya, sehingga hasil yang didapat dari penelitian ini dianggap valid untuk
pemimpin, dan kebijakan administrasi dan organisasi. Hasil ini juga didukung
dalam Yusuf (2001:130-131) menyatakan bahwa salah satu ciri kepribadian yang
berdasarkan faklsafah hidup yang berakar pada agama. Kepuasan dari berkerja
sejumlah tugas dan sangat erat kaitannya dengan penampilan kerja. Vroom dalam
Banyak hal yang mempengaruhi kepuasan kerja seorang guru, dari kajian
Kepemimpinan yang mampu dan adil dapat mempengaruhi kepuasan kerja guru,
(2) Harold E. Burt dalam Anoraga (2000:82) yang menyatakan faktor yang ikut
dengan karyawan, sebagai manajer adalah kepala sekolah dan sebagai karyawan
adalah guru.
Kabupaten Batang memiliki skor tinggi dengan rata-rata 119,44 (79,63%) dimana
emosional kepala sekolah yang diungkap dalam penelitian ini, sesuai kenyataan
adapun signifikansinya 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa kepuasan kerja guru
kepuasan kerja guru sebesar 0,589, nilai t = 7,298 dengan signifikansinya 0,000.
Nilai signifikansi 0,000 yang lebih kecil dibandingkan taraf signifikansi berarti
Kabupaten Batang
106
meningkat menjadi lebih baik maka kepuasan kerja guru juga akan membaik dan
sebaliknya jika gaya kepemimpinan kepala sekolah menurun menjadi kurang baik
maka kepuasan kerja guru juga akan menurun, selanjutnya kecerdasan emosional
juga demikian, jika kecerdasan emosional kepala sekolah tinggi maka kepuasan
kerja guru akan tinggi pula dan sebaliknya jika kecerdasan emosional kepala
sekolah rendah maka kepuasan kerja guru SMP negeri di Kabupaten Batang juga
sekolah (0,249), hal ini menunjukkan bahwa kecerdasan emosional kepala sekolah
kepemimpinan.
kepekaan emosi sebagai sumber energi, informasi, koneksi, dan pengaruh yang
kesenangan; mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stress tidak
107
Jelas kepala sekolah yang memiliki kecerdasan emosi yang tinggi akan mampu
berempati dan berdoa, sehingga jelas akan dapat dirasakan oleh guru sebagai
puas.
seseorang bawahan menjadi tidak termotivasi dan tidak kompeten; (2) gaya
jelas akan dapat dirasakan oleh guru yang dipimpinnya menjadi merasa lebih
puas karena segala sesuatu berkaitan dengan tugas dan tanggung jawabnya dapat
Simpulan
koefisien korelasi parsial sebesar 0,249 (6,2 %), dengan t sebesar 2,566 dan
signifikansinya 0,012.
2. Ada korelasi positif yang signifikan kecerdasan emosi kepala sekolah dengan
korelasi parsial sebesar 0,589 (34,69 %), dengan t sebesar 7,298 dan
signifikansinya 0,000.
sebesar 0,775 (77,5 %), dengan koefisian determinasinya 0,601 (60,1 %) dan
Saran-saran
109
110
Keterbatasan Penelitian
angket
Kepada
Di
Batang
Negeri Semarang, saya bermaksud menyusun tesis dengan judul “Korelasi Gaya
Nomor: 421.1/164/2007 tanggal 20 Juni 2007 atas penelitian yang akan saya
lakukan, bersama ini saya mohon bantuan Bapak/Ibu guru berkenan untuk
mengisi angket penelitian ini. Mengenai kerahasiaan data dari Bapak/Ibu akan
saya jaga dengan baik dan jawaban angket ini tidak akan mempengaruhi karir
Bapak/Ibu.
kasih.
Peneliti.
Bambang Sutiyono
NIM. 1103503008
160
berikan pendapat Bapak/Ibu dengan cara memberi tanda checklist (√) pada kotak
Keterangan:
itu telah dilaksanakan atau pernyataan itu sesuai dengan perasaan Bapak/Ibu
guru.
Sesuai dengan Kenyataan (SK) = artinya 61% - 80% pengalaman itu telah
itu telah dilaksanakan atau pernyataan itu sulit ditanggapi, karena belum
dapat dinyatakan apakah pernyataan itu sesuai atau tidak sesuai dengan
itu telah dilaksanakan atau pernyataan itu lebih banyak tidak sesuai daripada
pengalaman itu telah dilaksanakan atau pernyataan itu sangat tidak sesuai
BIODATA RESPONDEN
Nama : ………………………………………………………
Umur : ………………………………………………………
Alamat : ………………………………………………………
ANGKET 1
karyawan.
162
sekolah.
guru.
tepat waktu.
sekolah
lakukan.
163
kewajibannya.
perbaiki kembali.
belajar siswa.
dicapai.
kemampuan intelektual.
kegiatan di sekolah.
lancar
No. Pernyataan/Pertanyaan
SSK SK ASK TSK STSK
27. Saya mematuhi kebijakan administrasi sekolah.
ANGKET 2
penyelesaiannya
dilakukannya.
guru.
menyelesaikan tugasnya.
diberikan kepadanya.
dilakukan.
pelaksanaan tugas.
rekan-rekan guru.
guru.
167
sebagai guru.
sekolah.
akan ditempuh.
penyelesaian tugas.
rekan-rekan guru.
diberikan kepadanya.
ANGKET 3
tersebut diambil.
mengungkapkan gagasan-gagasannya.
menampungnya.
orang lain.
yang tinggi.
masukan.
170
dan menarik.
karyawan.
maupun karyawan.
diterima.
masalah.
mengeluh.
banyak relasi.
N %
Cases Valid 32 100.0
Excludeda 0 .0
Total 32 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.923 35
179
Item-Total Statistics
N %
Cases Valid 32 100.0
Excluded a 0 .0
Total 32 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
180
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.928 32
Item-Total Statistics
N %
Cases Valid 32 100.0
Excluded a 0 .0
Total 32 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.907 30
182
Item-Total Statistics
N %
Cases Valid 32 100.0
Excluded a 0 .0
Total 32 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
183
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.946 27
Item-Total Statistics
N %
Cases Valid 32 100.0
Excluded a 0 .0
Total 32 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.918 35
Item-Total Statistics
N %
Cases Valid 32 100.0
Excludeda 0 .0
Total 32 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.948 29
186
Item-Total Statistics
LAMPIRAN 1:
POPULASI PENELITIAN
188
LAMPIRAN 2:
ANGKET PENELITIAN
189
LAMPIRAN 3:
LAMPIRAN 3:
LAMPIRAN 4:
• DISKRIPSI DATA
LAMPIRAN 5:
ANALISIS KORELASI
LAMPIRAN 6 :
193
LAMPIRAN 7:
......................................
195
LAMPIRAN 8:
........................................
196
LAMPIRAN 9:
.............................................
197
LAMPIRAN 10:
......................................
198
4. Sekolah tempat saya bekerja sudah mempunyai sarana dan prasarana yang
5. Rekan kerja saya bisa diajak kerja sama dalam pelaksanaan tugas
6. Hubungan anatar sesama rekan kerja saya terjalin sangat erat dan penuh rasa
persaudaraan.
199
9. Saya selalu melaksanakan tugas saya sebagai seorang guru dengan sungguh
– sungguh.
10. Saya selalu menyelesaiakan tugas dengan baik dan tepat waktu
13. Saya betah berlama – lama berada di sekolah karena suasananya nyaman
dan menyenangkan.
15. Saya selalu melaksanakan tugas yang diberikan oleh Kepala Sekolah.
17. Kepala Sekolah saya dapat dijadikan contoh bagi rekan – rekan guru dalam
18. Kepala Sekolah saya bersikap mengayomi rekan – rekan guru dan
karyawan.
19. Saya menerima kritik yang disampaikan oleh Kepala Sekolah terhadap hasil
20. Kekurangan – kekurangan hasil kerja saya selalu saya perbaiki kembali.
21. Saya merasa puas atas peningkatan prestasi siswa yang telah dicapai.
22. Sebagai seorang guru saya ikut bertanggung jawab atas mutu sekolah yang
telah dicapai.
23. Sebagai seorang guru saya berperan aktif untuk meningkatkan mutu
200
sekolah.
28. Sebagai bagian dari organisasi, saya melaksanakan tata tertib yang berlaku.
30. Sebagai anggota organisasi saya berperan aktif dalam pelaksanaan program
Apabila rekan guru tidak mampu melaksanakan tugas dengan baik, Kepala
tugasnya.
Apabila ada tugas baru yang diberikan kepada guru, Kepala Sekolah
akhirnya.
Kepala sekolah selalu memberikan pujian atas kinerja yang telah dicapai oleh
rekan-rekan guru.
Kepala sekolah saya ikut turun tangan, ketika ada rekan guru yang
Kepala sekolah biasanya mencela hasil kerja rekan-rekan guru, apabila tidak
dilakukan.
suatu masalah.
tersebut.
sekolah.
Kepala sekolah selalu menjalin komunikasi yang baik dengan rekan- rekan
guru.
dari kesalahan terdahulu, sehingga hasil yang dicapai bisa lebih baik.
penyelesaian tugas.
Kepala sekolah terima bersih hasil kerja rekan-rekan guru, tidak turut campur
mengenai pelaksanaannya.
DAFTAR PUSTAKA
Utama
M.S. Abbas, Suyanto. 2001. Wajah dan Dinamika Anak Bangsa. Yogyakarta :
DAFTAR PUSTAKA
BPEE - UGM.
Kanisius
Erlangga.
23. Majalah Pendidikan Gebang Edisi 11. Mei 2004. Noor , Deliar.
PPM Jakarta
26. Mastuhu. 2004. Menata Ulang Pemikiran Sistem Pendidikan
29. Roy , Hugh & Chair, Lilie Cranz Cullen. 1995 . Organisasi :
Cipta.
36. Timpe, A Dale. 1991. Seri Ilmu dan Seni Manajemen Bisnis
MediaKomputindo
Di Kabupaten Batang
211
Nama : ………………………………………………………
Umur : ………………………………………………………
Alamat : ………………………………………………………
Instrumen
Pengantar
kolom yang sesuai dengan pendapat Bapak/Ibu untuk setiap pernyataan itu
Dalam mengisi jawaban ini tidak ada yang benar ataupun yang salah.
Data yang bersifat pribadi akan dijaga kerahasiannya, oleh karena itu
sebenar-benarnya.
BAB II
KEPUASAN KERJA
juga untuk memperoleh kepuasan kerja. Umumnya orang akan merasa puas atas
kerja yang telah atau sedang dilakukan apabila apa yang dikerjakan tersebut
kepentingan induvidu .
berkuasa ( Needs for power ) , dan kebutuhan berafiliasi ( Needs for affiliation ).
kebutuhannya.
Menurut Maslow dalam Davis ( 1996 : 55) setiap manusia terdapat suatu
hirarkhi yang terdiri dari lima kebutuhan. Pemenuhan kelima kebutuhan tersebut
dilakukan secara bertahap dari yang paling rendah physiological needs sampai
214
Self
Actualization
Esteem
Social Affiliation
Safety
Physiological needs
akan rasa aman berbeda tiap – tiap induvidu tergantung pada kadar
kebutuhannya.
3. Kebutuhan akan rasa memiliki dan rasa cinta (Social Affiliation needs )
keteguhan harti, , harga diri dan kebebasan. Kedua : hasrat akan nama
(1995 : 290 ) dengan teori “ERG” yaitu Existensi , Reletedness dan Grow.
mendasar
suatu sikap yang positif yang menyangkut penyesuaian diri yang sehat dari para
karyawan terhadap kondisi dan situasi kerja, termasuk didalamnya masalah upah,
sebagai orientasi sikap induvidu untuk berperan dalam pekerjaan yang sedang
ditekuninya.
kepuasan kerja yang paling sederhana dan operasional adalah perasaan puas atau
tidak puas dari para karyawan terhadap kondisi, situasi , dan serta hubungan
kerja, termasuk didalamnya masalah upah, kondisi sosial, kondisi fisik dan
kondisi psikologis.
mencari dan mendapatkan upah saja ( unsur ekonomis ) , akan tetapi dengan
kepuasan kerja telah menjadi wacana tersendiri. Beberapa teori tentang kepuasan
kerja ( As’ad,1985:105 ) :
antara apa yang seharusnya dengan kenyataan yang dirasakan Menurut teori ini,
218
kepuasan kerja dapat dirumuskan bahwa apabila yang didapat ternyata lebih
besar dari yang diinginkan, maka orang akan menjadi lebih puas , meskipun ada
jauh kenyataan yang dirasakan itu dibawah standar minimum sehingga menjadi
terhadap pekerjaan.
5. Equity theory
Zalesnik dikembangkan oleh Adam. Prinsip dari teori ini bahwa puas atau tidak
puas seseorang bergantung pada keadilan ( equity ) atas suatu situasi. Teori ini
adil, dibandingkan dengan perlakuan dengan orang lain yang berada dalam
karyawan akan membandingkan rasio input hasil dirinya dengan rasio input hasil
orang lain. Bila perbandingan itu dianggap cukup adil, maka karyawan akan
merasa puas, bila perbandingan itu tidak seimbang tetapi menguntungkan bisa
menimbulkan kepuasan bisa pula tidak. Bila perbandingan itu tidak seimbang
seperti juga mereka membandingkan balas jasa yang diterima karyawan lain
bahwa kepuasan kerja terdiri dari dua faktor , yaitu faktor intrisik dan faktor
dialami seseorang. Sedangkan para pekerja yang merasa tidak puas dengan
paling penting adalah “ Job Security “ . Pekerjaan yang dipegang karyawan itu
merupakan pekerjaan yang aman dan tetap, bukan pekerjaan atau jabatan atau
tugas yang mudah digeser – geser, diungkit , diganti dan lain sebagainya.
kerja yang harmonis, tidak tegang merupakan syarat bagi timbulnya gairah.
kelima atau keenam , bukan faktor pertama yang dipandang penting oleh
karyawan.
jenis kelamin.
karyawan, yaitu :
14. Penghargaan atas pekerjaan yang dilakukan ( credit for work done ) .
18. Kepemimpinan yang mampu dan adil ( competent and fair leadership ) .
19. Perintah dan pengarahan yang masuk akal ( reasonable orders and
directions ) .
222
20. Organisasi yang relevan dari segi social ( a socailly relevant organization )
1. Usia Karyawan
2. Tingkat pekerjaan
gaji dan kondisi kerja lebih baik, dan pekerjaan yang dilakukan memberi
3. Ukuran organisasi
kerja tim kelompok kecil yang penting bagi kepuasan orang banyak.
Kepuasan kerja sifatnya sangat pribadi dan sulit diukur, karena pada
sejumlah tugas dan sangat erat kaitannya dengan penampilan kerja. Vroom
Dari berbagai konsep dan teori tentang kepuasan kerja yang telah
diraikan tersebut, beberapa sub variabel yang akan dijabarkan menjadi indikator
2.2.1. Kepemimpinan
goals.
process of influencing people so that they will strive willingly toward the
kepemimpinan , yaitu :
lain berbuat sesuai dengan kehendak orang itu , meskipun pihak lain itu
orang agar bekerjasama menuju kepada kepada suatu tujuan tertentu yang
225
Terry ).
atau kelompok dalam usaha mencapai tujuan dalam suatu situasi tertentu
( Kennet Blanchard ).
pekerjaan orang lain dalam memilih dan mencapai tujuan yang telah
Pfiffner , 1980 ).
di dalam mana manajer mencari keikutsertaan sukarela dari bawahan dalam usaha
kelompok lainnya yang tergabung dalam wadah tertentu untuk mencapai tujuan
kelompok orang untuk mecapai tujuan dalam situasi tertentu ( Hersey dan
Blancard, 1992 : 99 )
atau lebih.
siswa, dan fihak lain yang terkait, untuk bekerja atau berperan serta guna
pandang atau pendekatan sesuai dengan tujuan dari penelitian . Beberapa teori
model kontingensi.
bahwa seorang pemimpin itu dikenal melalui sifat – sifat atau karakteristik
Davis dalam Toha ( 1992 : 280 ) merumuskan empat sifat umum yang
yang stabil, serta mempunyai perhatian yang luas terhadap aktivitas sosial.
Mempunyai keinginan untuk dihargai dan menghargai, (3) Motivasi diri dan
harga diri dan kehormatan para pengikutnya, dan mampu berpihak kepadanya.
kepemimpinan yang baik , yaitu : (1) kecerdasan , (2) inisiatif, (3) daya khayal ,
(4) bersemangat, (5) optimisme, (6) induvidualisme, (7) keberanian , (8) keaslian,
organisasi yang ulung idealnya memiliki suatu kombinasi dari kebanyakan sifat
berikut :
5 Ing ngarso sung tulodo , yang berarti bahwa seorang pemimpin harus mampu
lewat sikap dan tindakannya menjadikan dirinya pola anutan dan ikutan
6 Ing madyo mangun karso, yang berarti bahwa seorang pemimpin harus
7 Tut wuri handayani, yang berarti bahwa seorang pemimpin harus mampu
230
tertentu akan muncul sebagai pemimpin dalam situasi kelompok apapun dimana
Hal ini sejalan dengan teori kelompok yang beranggapan bahwa supaya
terdapat dua model kepemimpinan, yaitu otokratik di satu fihak dan demokratik
diperhatikan berbagai gaya dan perilaku lain karena kedua kutub tersebut lebih
tepat dipandang sebagai permulaan dan akhir suatu kontinuum yang didalamnya
terdapat berbagai gaya dan perilaku kepemimpinan. Gaya dan perilaku tertentu
bukan hanya dikaitkan dengan situasi dan kondisi yang dihadapai, akan tetapi
Gaya Otokratik
Gaya Demokratik
Penggunaan wewenang
Oleh pimpinan
Tingkat partisipasi
bawahan
dikembangkan oleh Paul Hersey dan Ken Blanchard cukup menarik untuk
didalami karena paling sedikit tiga alasan , yaitu : penggunaannya yang meluas,
232
daya tariknya secara intuitif dan karena tampaknya didukung oleh pengalaman di
dunia kenyataan.
tergantung pada dua hal, yaitu : pemilihan gaya kepemimpinan yang tepat
teori ini adalah perilaku seorang pemimpin yang berkaitan dengan tugas
pada tugas adalah sangat efektif. Ketika situasinya di tengah – tengah atau
Gaya
Kepemimpinan
233
Berorientasi
Tugas
Hubungan
Kemanusian
munculnya motivasi dan membuang jauh hal – hal yang bersifat negatif, (6)
234
sedemikan rupa agar cocok dan mampu memenuhi tuntutan situasi yang dihadapi.
Dua hal yang menjadi inti teori ini , yaitu pemilihan gaya kepemimpinan yang
cara.
situasi lain. Oleh sebab itu dalam kepemimpinan situasi penting bagi
situasi. Pemimpin yang baik menurut teori ini , adalah pemimpin yang
mampu :
beda.
10. Pola perilaku kepemimpinan berbeda - beda sesuai dengan situasi yang ada.
236
1991 : 6 ).
kumpulan ciri yang Anda gunakan untuk mempengaruhi bawahan supaya sasaran
sebagai pola – pola perilaku konsisten yang mereka terapkan dalam bekerja
dengan dan melalui orang lain seperti seperti yang dipersepsikan orang – orang
itu .
seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain
kepemimpinan , yaitu :
4. Otokratis
penuh.
dengan menggunakan imbalan dan kekhawatiran akan dihukum. Jika ada , maka
ditangani dengan efektif dan dapat memperoleh jaminan dan kepuasan. Otokrat
yang kebapakan dapat saja hanya memberikan perintah , memberikan pujian dan
ikut serta dalam membuat keputusan walaupun mereka mengerjakan apa yang
dikehendaki atasan.
5. Demokratis
saran dibuat kedua arah. Baik pujian maupun kritik digunakan. Beberapa
6. Kendali Bebas
masalahnya sendiri. Pengarahan tidak ada atau hanya sedikit. Gaya ini biasanya
dan “Bergabung “
dalam semua situasi. Mereka lebih menyarankan suatu bauran semua gaya
“ bergabung” mungkin adalah yang terbaik. Untuk menentukan mana yang paling
efektif pada suatu saat tertentu , maka perlu mempertimbangkan tiga perangkat
kekuatan yaitu yang ada dalam dalam diri pemimpin, dalam kelompok yang
dan manusia. Dengan mengingat bidang – bidang ini maka terdapat lima gaya
miskin .
pelikaku tugas dan perilaku hubungan dapat mengambil empat bentuk , yaitu :
Untuk menentukan gaya mana yang paling tepat , maka perlu untuk
tanggungjawab.
5. Memberitahukan ( tell )
memberitahukan :
mengenai krisis yang sedang terjadi atau alasan perlunya saran untuk
kesulitan.
6. Melatih ( Coaching )
percaya diri dan kompeten, yang bisa melakukan pekerjaan dengan baik.
Pemimpin bisa menasehati bawahan tentang apa yang harus dilakukan dan
dorongan.
nilai – nilai hidup, nilai – nilai budaya, situasi kerja dan tingkat kematangan
bawahan.
Tinggi
tinggi suportif tinggi direktif
rendah direktif tinggi suportif
( P3) ( P2 )
rendah suportif tinggi direktif
rendah direktif rendah suportif
( P4) ( P1)
244
perkembangannya.
yang rendah, artinya orang itu tidak memiliki kemauan dan kemampuan,
sehingga gaya kepemimpinan yang tepat untuk tingkat P1 ini adalah gaya
komando.
yang dihadapinya.
tugas – tugas yang dikerjakan. Mereka diajak mulai dari awal sampai akhir tugas
245
dengan gaya ini bawahan merasakan adanya pengakuan dari atasannya tentang
terus menerus.
Pada dasarnya setiap pemimpin melakukan empat gaya ini, hanya pada
yang paling tepat agar kepemimpinannya efektif. Pada suatu gaya yang satu akan
lebih menonjol dari gaya yang lainnya dan ini tergantung kepada bawahan dengan
tingkat kedewasaan. Situasi disini berarti bahwa seorang pemimpin harus benar –
Dari keempat tipe tersebut, jika akan dinyatakan yang terbaik adalah tipe
dihadapi.
menentukan tugas.
teknis untuk melaksanakan tugas, dan rasa percaya diri sendiri dan harga
Gaya Kepemimpinan
Tinggi
Hubungan
Hubungan Intensif dan
Intensif dan Orientasi
Tugas Tinggi
Orientasi
Perilaku Tugas
Hubungan Rendah
Hubungan Orientasi
tidak Tugas Tinggi
Intensif dan dan
Orientasi hubungan
Tugas tidak intensif
Rendah
Rendah Tinggi
Kedewasaan Bawahan
gaya kepemimpinan delegasi paling efektif, gaya partisipasi baik, gaya konsultasi
organisasi.
249
2.3.1 Emosi
bahasa latin disebut “ modus anima “ yang artinya “ jiwa yang menggerakkan
kita”. Emosi menawarkan kepada kita logika yang intuitif, yang masih murni
( pre reflective ) , dan yang dapat dibawa keluar dari perenungan dan
memasok sistem dengan makna dan nilai – nilai yang menentukan apakah hidup
250
dan kerja kita akan tumbuh berkembang atau akan berhenti dan mati. Emosi
surut dalam waktu yang singkat, (2) keadaan dan reaksi psikologis dan fisiologis
dan pikiran – pikiran khasnya , suatu keadaan biologis dan psikologis, dan
emosi memainkan peran khas, sebagaimana diungkapkan oleh ciri – ciri biologis
mereka. Terdapat ratusan emosi bersama dengan campuran , variasi, mutasi dan
(1) amarah, (2) kesedihan, (3) rasa takut, (4) kenikmatan, (5) cinta, (6) terkejut,
yang menyatakan bahwa ekspresi wajah tertentu untuk keempat emosi ( takut ,
marah, sedih , dan senang ) dikenali oleh bangsa – bangsa di seluruh dunia
dengan budayanya masing – masing, termasuk bangsa – bangsa buta huruf yang
bahwa emosi adalah suatu respon dari semua yang dilakukan manusia terhadap
suatu stimulus. berupa energi, pengaruh dan informasi yang bersifat batiniah.
Emosi entah yang baik atau buruk, sudah ada sejak lahir. Pembeda hasilnya
adalah pada aspek yang kita perbuat dengan menggunakan informasi dan energi
dari situ. . Belajar membedakan perasaan yang lebih dalam dari rangsangan dan
melapangkan jalan di dunia yang rumit- aspek pribadi, sosial dan pertahanan dari
seluruh kecerdasan, akal sehat yang penuh misteri, dan kepekaan yang penting
untuk berfungsi secara efektif setiap hari. Dalam bahasa sehari – hari kecerdasan
dan secara efektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi,
dorongan hati dan tidak melebih – lebihkan kesenangan; mengatur suasana hati
dalam lima area atau ranah dan dalam 15 sub bagian atau skala, yaitu :
Ranah kecerdasan emosional ini terkait dengan apa yang biasa disebut
seberapa mendalamnya perasaan kita, seberapa puas kita terhadap diri sendiri dan
prestasi kita dalam hidup. Sukses dalam ranah ini mengandung arti bahwa kita
bisa mengungkapkan perasaan, bisa hidup dan bekerja secara mandiri, tegar dan
3 Kesadaran diri
milah perasaan, memahami hal yang sedang dirasakan dan mengapa hal itu
253
menjelajahi dan memahami diri kita dan untuk berubah. Tidak mungkin bisa
mrengendalikan sesuatu yang tidak kita kenal. Jika kita tidak menyadari
perbuatan kita, alasan kita melakukannya, dan bahwa hal itu bisa merugikan
orang lain, kita tidak dapat mengubahnya.. Inilah alasan mengapa kesadaran diri
kita untuk memperbaiki semua aspek kecerdasan emosional yang lain. Tanpa
menyelesaikan permasalahan satu demi satu, pada akhirnya kita akan berputar –
putar dalam lingkaran kemelut, tidak memperoleh umpan balik, tidak bisa
memantau kemajuan yang telah diraih dan kesempatan untuk mencapai sasaran
Orang yang naluri kesadaran dirinya kuat dapat mengetahui saat merasa
Orang yang marah sering tidak menyadari bahwa dia sedang marah.
Sekilas dia sadar bahwa sesuatu sedang berlangsung, namun dia tidak tahu apa
sesuatu itu, dan dampak negatifnya pun tidak terjakau oleh pikirannya.
berpengalaman pasti mengetahui cara lain yang lebih baik untuk mencapai sukses
4 Sikap Asertif
meskipun secara emosional sulit melakukan ini dan bahkan sekalipun kita
Orang asertif bukan orang yang suka terlalu menahan diri dan juga bukan
spesifik, dan tidak taksa ( multi tafsir), sambil sekaligus tetap peka terhadap
orang lain tanpa menggunakan sabotase dan alasan emosional, dan mampu
Sikap asertif ditandai oleh suatu pernyataan yang jelas tentang keyakinan
Tanpa memperhatikan pendapat dan perasaan orang lain, tentu saja sikap asertif
orang lain dan juga tidak peduli pada kebutuhan atau perasaan orang lain.
menghubungkan sikap pasif dan sikap agresif. Orang pasif sulit mengungkapkan
bantuan. Mereka cepat menyerah, putus asa, dan mengalah pada pendapat orang
hatinya dipenuhi rasa kebencian terhadap kenyataan atau rasa curiga bahwa
orang lain tidak henti – hentinya memanfaatkan sifat baik mereka. Alih – alih
rasa marah tersebut, tetapi hanya untuk sementara. Setelah itu biasanya secara
3. Kemandirian
256
mengendalikan diri sendiri dalam berfikir dan bertindak, serta tidak merasa
bergantung pada orang lain secara emosional. Orang yang mandiri mengadalkan
demikian, mereka bisa saja meminta dan mempertimbangkan pendapat orang lain
sebelum akhirnya membuat keputusan yang tepat bagi mereka sendiri. Meminta
bergantung pada tingkat kepercayaan diri sendiri dan kekuatan batin seseorang,
dan keinginan untuk memenuhi harapan dan kewajiban tanpa diperbudak oleh
Sejarah menunjukkan bahwa bahkan orang yang paling sukses dan paling
dikagumi pun ternyata pernah melakukan kesalahan fatal yang kelihatannya tidak
bisa diperbaiki, atau berkali – kali menemui kegagalan dalam dalam proses
mencapai suatu tujuan. Semua orang tahu bahwa berbuat salah sesungguhnya
sangatlah manusiawi.
membanggakan diri bahwa kita tidak memerlukan nasehat bijaksana, maka kita
yang mengakar untuk mengatur diri sendiri dan berusaha mewujudkan keinginan
257
4.Penghargaan diri
menerima diri sendiri sebagai pribadi yang pada dasarnya baik. Menghormati diri
kemungkinan positif yang kita cerap dan juga menerima aspek negatif dan
keterbatasan yang ada pada diri kita dan tetap menyukai diri kita.
dan menyukai diri sendiri, “ dengan segala kekurangan dan kelebihannya.” Unsur
– unsur dasar dari kecerdasan emosional ini dikaitkan dengan perasaan umum,
seperti rasa aman, kekuatan batin, rasa percaya diri, dan sanggup hidup mandiri.
Perasaan yakin pada diri sendiri ditentukan oleh adanya rasa hormat diri dan
harga diri yang tumbuh akibat kesadaran akan jati diri, kesadaran yang
berkembang dengan cukup baik. Orang yang memiliki rasa penghargaan diri
yang bagus akan merasa puas dengan diri mereka sendiri . Lawan dari
penghargaan diri adalah rasa rendah diri dan tidak puas pada diri sendiri.
Harga diri sejati dibangun secara bertahap, selapis demi selapis, dengan
cara meraih kebanggaan yang bias dibenarkan dalam bentuk prestasi nyata,
Penghargaan diri berarti bahwa kita menyukai diri sendiri sehingga tidak
perlu lagi berusaha ( biasanya gagal ) membuat orang lain terkesima dengan
jabatan yang wah atau embel – embel lain tentang tentang ego kita yang
258
mememerkannya.
sangat membantu kita untuk berprestasi hebat. Kunci yang penting dalam sukses
9. Aktualisasi diri
dengan ikut serta dalam perjuangan untuk meraih kehidupan yang bermakna,
kaya dan utuh. Berjuang mewujudkan potensi kita berarti mengembangkan aneka
kegiatan yang dapat menyenangkan dan bermakna, dan bisa juga diartikan
sebagai perjuangan seumur hidup dan kebulatan tekat untuk meraih sasaran
jangka panjang.
maksimal, dan berusaha dengan gigih dan sebaik mungkin untuk memperbaiki
dan motivasi untuk terus memupuk minat itu. Aktualisasi diri merupakan bagian
aktualisasi diri yang sejati mencakup juga kebutuhan untuk serba bisa, untuk
berantraksi, dan bergaul dengan baik dengan orang lain dalam berbagai situasi.
1. Empati
menghargai perasaan dan pikiran orang lain . Empati adalah “ menyelaraskan diri
“ ( peka ) terhadap apa, bagaimana, dan latar belakang perasaan dan pikiran
Empati adalah kemampuan untuk melihat dunia dari sudut pandang orang
lain, kemampuan untuk menyelaraskan diri dengan yang mungkin dirasakan dan
dipikirkan orang lain tentang suatu situasi, betapapun berbedanya pandangan itu
pandang emosi “. Orang yang empati perduli pada orang lain dan
2. Tanggungjawab Sosial
dan konstruktif.
apapun secara pribadi, melakukan sesuatu untuk dan bersama orang lain,
bertindak sesuai dengan hati nurani, dan menjunjung tinggi norma yang berlaku
lain, serta dapat menggunakan bakatnya demi kebaikan bersama, tidak hanya
demi dirinya sendiri. Orang yang tidak mempunyai tanggungjawab sosial akan
dan keinginan untuk membuat ruang dan waktu tempat tinggal kita menjadi
semakin baik.
bagi hidup. Dengan mencurahkan perhatian pada masalah dan dilema pada orang
lain yang jauh lebih berat , kita akan melihat masalah kita dengan sudut pandang
baru.
hubungan yang saling memuaskan yang ditandai dengan keakraban dan saling
untuk membina persahabatan dengan orang lain, tetapi juga kemampuan merasa
tenang dan nyaman berada dalam jalinan hubungan tersebut, serta kemampuan
orang sangat diperlukakn dan diharapkan . Hubungan baik ini sudah menjadi
keharusan dalam lingkungan kerja; merupakan bagian dari pekerjaan itu sendiri.
lentur dan realistis, dan untuk memecahkan aneka masalah yang muncul. Ranah
4. Uji Realitas
dialami dan apa yang secara obyektif terjadi sebagimana adanya, bukan
sebagimana yang kita inginkan atau takutkan. Uji realitas adalah “ menyimak “
Uji realiatas ini berkaitan dengan tidak menarik diri dari dunia luar,
persepsi dan proses berfikir. Secara sederhana uji realitas adalah kemampuan
5. Sikap fleksibel
dan perilaku dengan perubahan situasi dan kondisi. Unsur kecerdasan emosional
263
Orang seperti ini bersedia berubah pikiran jika ada bukti yang menunjukkan
meraka salah. Pada umumnya mereka terbuka dan mau menerima gagasan,
mengubah pikiran dan perilaku tidaklah semau gue ataupun dibuat – buat,
melainkan sesuai dengan umpan balik perubahan yang mereka terima dari
lingkungan. Orang yang tidak memiliki kemampuan ini cenderung kaku dan
keras kepala. Mereka sulit beradaptasui di lingkungan yang baru dan kurang
akan terus maju bersama waktu, dan tidak takut mengubah posisi saat
dibutuhkan.
6. Pemecahan Masalah
ampuh.
kemampuan menjalani proses berikut : (1) memahami masalah dan percaya pada
diri sendiri, serta termotivasi untuk memecahkan masalah tersebut secara efektif,
terbaik); (5) menilai hasil penerapan alternatif pemecahan yang digunakan, dan
kehilangan kendali , atau terpuruk. Keberhasilan dalam ranah ini berarti bahwa
kita biasanya dapat tetap tenang, jarang bersikap impulsif, dan mampu mengatasi
tekanan.
menghadapi pekerjaan yang tengatnya ketat dan karena harus jungkir balik
peristiwa yang tidak menyenangkan dan situasi yang penuh tekakan tanpa
untuk menghadapi stres ( banyak akal dan efektif, dapat menemukan cara yang
pas, tahu apa yang harus dilakukan dan bagaimana melakukannya); (2) sikap
optimis menghadapi pengalaman baru dan perubahan pada umumnya dan optimis
pada kemampuan sendiri untuk mengatasi masalah yang tengah dihadapi; dan (3)
perasaan bahwa kita dapat mengendalikan atau berperan dalam menangani situasi
sesuai untuk menghadapi situasi yang menekan. Ketahanan ini berkaitan dengan
kemampuan untuk tetap tenang dan sabar, serta kemampuan untuk menghadapi
kesulitan dengan kepala dingin, tanpa terbawa emosi. Orang yang tahan
menghadapi stres akan menghadapi, bukan menghindar krisis dan masalah, tidak
menyerah pada rasa tidak berdaya atau putus asa. Perasaan cemas, yang sering
muncul ketika ketahanan ini luntur, akan berdampak buruk pada kinerja secara
fleksibel dan lebihmudah menyesuaikan diri ketika muncul maslah yang lebih
berat.
4. Pengendalian Impuls
bertangungjawab.
kehilangan kendali diri, menunjukkan perilaku yang meledak – ledak dan tak
terduga.
dengan bijaksana dan tenang berbagai dorongan emosi yang meledak –ledak.
berpeluang lebih besar untuk suskses. Setiap kali kita melangkah tanpa melihat
kehidupan, kemampuan kita bergembira sendirian dan dengan orang lain, serta
8 Optimisme
hari. Optimisme adalah lawan pesimisme, yang merupakan gejala umum depresi.
Optimisme adalah inspirasi dari dalam diri kita - kemampuan untuk percaya
bahwa hidup memang tidak mudah, tetapi dengan upaya baru, hidup akan
menjadi lebih baik, bahwa kegagalan dan kesuksesan pada umumnya adalah
Orang optimis adalah orang yang ulet dan tangguh; mereka menghadapi
situasi sulit dengan sikap “ aku bisa “ yang realistik. Alih – alaih merasa tidak
berdaya, menyerah, atau menghindari situasi sulit, mereka tetap teguh hari, ulet ,
pantang menyerah.
9 Kebahagiaan
kehidupan kita, bergembira sendirian dan dengan orang lain, serta bersenang –
senang.
268
, dan kemampuan menikmati hidup. Orang yang bahagia sering merasa senang
dan nyaman, baik selama bekerja maupun dalam waktu luang ; mereka
menunjukkan derajat kecerdasan dan kinerja emosional kita. Orang yang derajat
cemas, merasa tidak pasti akan masa depan, manarik diri dalam pergaulan,
kurang semangat, berfikir murung, merasa bersalah, tidak puas pada hidup dan
dalam kasus yang ekstrim, memikirkan dan berperilaku yang mengarah ke bunuh
diri.
bermakna dan dapat membuat kita tetap aktif lahir dan batin, kita akan merasa
bahagia. Orang yang pergaulannya luas akan lebih bahagia dibandingkan dengan
realistis adalah faktor kunci untuk mencapai kebahagiaan. Orang yang bahagia
akan mempunyai daya dorong untuk meraih sukses, baik di lingkungan kerja
mudah menarik orang lain dan membina hubungan dengan orang lain.
269
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
yang telah terjadi dan pernah dilakukan oleh subjek penelitian. Artinya
dimanipulasi.
1. Populasi
(1996: 46) populasi ialah semua nilai baik hasil perhitungan maupun
semua subjek penelitian/ semua nilai baik hasil perhitungan maupun pengukuran
Populasi dalam penelitian ini adalah sejumlah guru pada SMP Negeri
Kabupaten Batang dengan jumlah guru yang berstatus PNS lebih dari 10 (sepuluh)
orang, dengan asumsi setiap guru PNS hanya mengajar satu mata pelajaran sesuai
latar belakang pendidikannya. Hal ini penting karena latar belakang pendidikan
adalah 523 guru SMP Negeri yang berstatus PNS tersebar pada 12 wilayah
2. Sampel penelitian
ini sebanyak 521 guru SMP Negeri yang berstatus PNS tersebar pada
521 mendekati 500 maka jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak
217 orang.
Batang
o Gur
1 SMP N 17 (17/521)x217=7
Wonotungga
l 1
2 SMP N 21 (21/521)x217=9
Bandar 1
3 SMP N 17 (17/521)x217=7
Blado 1
272
4 SMP N 11 (11/521)x217=5
Blado 2
5 SMP N 15 (15/521)x217=6
Bawang 1
6 SMP N 16 (16/521)x217=7
Tersono 1
7 SMP N 17 (17/521)x217=7
Gringsing 1
8 SMP N 17 (17/521)x217=7
Gringsing 2
9 SMP N 23 (23/521)x217=1
Gringsing 3 0
10 SMP N 15 (15/521)x217=6
Limpung 1
11 SMP N 16 (17/521)x217=7
Limpung 2
12 SMP N 13 (13/521)x217=5
Limpung 3
13 SMP N 14 (14/521)x217=6
Limpung 4
14 SMP N 20 (20/521)x217=8
Subah 1
273
15 SMP N 11 (12/521)x217=5
Subah 2
16 SMP N 16 (16/521)x217=7
Subah 3
17 SMP N 15 (15/521)x217=6
Reban 1
18 SMP N 16 (16/521)x217=7
Reban 2
19 SMP N 19 (19/521)x217=8
Tulis 2
20 SMP N 25 (25/521)x217=1
Batang 1 0
21 SMP N 24 (24/521)x217=1
Batang 2 0
22 SMP N 28 (18/521)x217=1
Batang 3 2
23 SMP N 21 (21/521)x217=9
Batang 4
24 SMP N 21 (21/521)x217=9
Batang 5
25 SMP N 22 (22/521)x217=9
Batang 6
274
26 SMP N 17 (17/521)x217=7
Batang 7
27 SMP N 15 (15/521)x217=6
Batang 8
28 SMP N 19 (19/521)x217=8
Warungasem
29 SMP N 17 (17/521)x217=7
Warungasem
217
217 orang.
C. Variabel Penelitian
diamati, variabel itu sebagai atribut dari sekelompok orang atau objek
menjadi:
275
sering disebut sebagai variabel bebas, karena variabel bebas ini adalah
Kreativitas ε
Kepemimpinan
Kepala Sekolah (X1) 1
Kinerja Guru
3
(Y)
Supervisi
Pengajaran oleh 2
Pengawas (X2)
276
(2). Pengaruh parsial Supervisi Pengajaran oleh Pengawas (X2) terhadap Kinerja
Negeri (Y).
D. Definisi Operasional.
variabel yang digunakan dalam penelitian ini, maka istilah - istilah yang ada dalam
dalam topik penelitian ini perlu diberi batasan atau definisi secara operasional.
menemukan sesuatu yang baru baik berupa karya nyata maupun gagasan
– gagasan baru yang relatif berbeda dengan yang sudah ada sebelumnya
dan efisien.
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti
Jenis instrumen pada penelitian ini adalah angket atau kuesioner. Menurut
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang
untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok terentu
sangat positif sampai sangat negatif yang berupa kata-kata antara lain :
reliabilitasnya.
pada guru PNS di SMP Negeri pada wilayah Kabupaten Batang yang
dilakukan terhadap guru SMP Negeri yang berstatus PNS pada wilayah
validitas isi, sedangkan instrumen yang sudah sesuai dengan aspek yang
1998 : 220).
skor tiap item maupun secara total, sehingga mampu mengukur apa yang
akan diukur. Kriteria uji validitas butir adalah apabila harga r hitung
setelah dicocokkan dengan r table ≥ (lebih besar atau sama). Pada taraf
yaitu :
r11 = ⎡⎢ k ⎤⎥ ⎢1 − ∑ 2 ⎥
⎡ σb 2 ⎤
⎣ (k − 1) σt
⎦ ⎢⎣ ⎥⎦
∑σb 2
= jumlah varian butir dan σt 2 = varian total.
(Arikunto,1998:193).
sehingga didapatkan gambaran umum tentang variabel yang diungkap dalam penelitian
Pengawas, dan kinerja guru SMP Negeri di Kabupaten Batang . Untuk analisis
kategori – kategori sesusai dengan jumlah skor tertinggi (maksimum) dan skor
terendah (minimum).
mengenai variabel yang diteliti, selanjutnya skor yang didapatkan dari setiap variabel
dibuat kriteria skor menjadi 3 yaitu : sangat tinggi, tinggi, sedang, dan rendah. Kriteria
tersebut diambil berdasarkan rentang skor ideal yang ada sesuai dengan skala Likert
berkisar antara 1 (satu ) sampai 4 (empat), karena ada empat alternatif jawaban
2. Uji Persyaratan.
Data hasil penelitian akan dianalisis secara statitik dengan teknik korelasi
dan regresi baik secara parsial maupun ganda . Teknik analisis regresi dapat
digunakan bilamana data uji coba penelitian berdistribusi normal, homogen dan
memiliki hubungan linier antar variabel , maka sebelum dianalisis terlebih dahulu
perlu diuji : (1) normalitas, (2) homogenitas, dan (3) linieritas (Cohen, 1983).
283
mempunyai distribusi normal atau tidak. Untuk menguji normal atau tidaknya
k
( fo − fn) 2
χ2 = ∑
i =1 fn
χ2 = Chi kuadrat
hitung lebih kecil dari harga F table. Makna harga F yang tidak
varian adalah :
284
Var .Tertinggi
Fmax =
Var .Terendah
∑X − (∑ X ) N
2 2
2
Varian atau SD =
(N − 1)
yaitu hubungan antara variabel bebas dan data variabel terikat. Uji linieritas
dengan F hitung, jika F hitung < F tabel maka dikatakan regresinya linier.
3. Analisis Data
pengaruh atau hubungan dua variabel atau lebih yang satu atau bagian
X1
rx1 x Y
2
X2
rX 2Y − rX 1Y .rX 1 X 2
=
rx1 ( X
2Y ) (1 − r 2
X 1Y )(1 − r 2 X X
1 2 )
signifikan atau tidak, maka perlu diuji dengan uji signifikansi dengan
rparsial . (n − 3)
t hitung =
1 − rparsial
2
, 2003:234)
X1
286
R
Y
X2
{( 2
)(
R.12 = 1 − 1 − ry1 1 − ry 2.1
2
)}
Selanjutnya untuk mengetahui signifikansi korelasi ganda X1,
R2 m
( )
1 − R 2 ( N − m − 1)
Keterangan :
R = koefisien determinasi
N = jumlah sampel.
(Winarsunu,2002:250).
dua variabel bebas atau lebih terhadap satu variabel terikat untuk
kausal antara dua variabel bebas atau lebih (Riduwan, 2003 : 253) yaitu
Ŷ = a + b1X1 + b2X2
dengan
a = harga Y bila X = 0
nilai tertentu.
nilai tertentu.
R2 (N-m-1)
F = --------------
m(1-R2)
Agustian, Ginanjar, Ary. 2001. ESQ Sebuah Inner Journey Melalui Al-Ihsan.
Jakarta: ARGA.
Alhusin, Syahri. 2003. Aplikasi Statistik Praktis dengan SPSS 10 for windows.
Yogyakarta: Graha Ilmu
As’ad, Moh. 1985. Psikologi sosial Untuk Perusahaan dan Industri. Jakarta: CV
Rajawali.
288
289
Noor, Deliar. 2004. Pendidikan Bukan Hanya Amanat UUD 1945, tapi Juga
Amanat Kemanusiaan. Majalah Pendidikan Gebang Edisi 11. Mei
2004. Yogyakarta: PT. Cahaya Timur Offset.
Rohadi. 2005. Pengaruh Motivasi Kerja, Kepuasan Kerja, dan Komitmen pada
Organisasi terhadap Kinerja Guru Bantu SMA di Kabupaten Kendal.
Tesis. Semarang: Program Pascasarjana UNNES.
Roy, Hugh dan Chair, Lilie Cranz Cullen. 1995. Organisasi perilaku, Struktur
proses. Jakarta: Erlangga.
Stein, Steven.J dan Book, Howard.E. 2002. Ledakan EQ: 15 Prinsip Dasar
Kecerdasan Emosional Meraih Sukses. Bandung: Kaifa.
Timpe, A Dale. 1991. Seri Ilmu dan Seni Manajemen Bisnis Kepemimpinan.
Alih Bahasa Susanto Budidharmo. Jakarta: PT Elex MediaKomputindo.
Banyaknya
No. Areal sampel Sekolah sampel populasi Banyaknya sampel
sekolah sampel
1. Kecamatan Batang SMP Negeri 5 Batang 30 30 / 266 x 103 = 11,6 = 12
2. Kecamatan Batang SMP Negeri 8 Batang 23 23 / 266 x 103 = 8,9 = 9
3. Kecamatan Warungasem SMP Negeri 2 Warungasem 26 26 / 266 x 103 = 10,06 = 10
4. Kecamatan Wonotunggal SMP Negeri 2 Wonotunggal 17 17 / 266 x 103 = 6,58 = 7
5. Kecamatan Bandar SMP Negeri 3 Bandar 16 16 / 266 x 103 = 6,20 = 6
6. Kecamatan Blado SMP Negeri 1 Blado 18 18 / 266 x 103 = 6,96 = 7
7. Kecamatan Tulis SMP Negeri 3 Tulis 16 16 / 266 x 103 = 6,20 = 6
8. Kecamatan Reban SMP Negeri 1 Reban 22 22 / 266 x 103 = 8,51 = 9
9. Kecamatan Bawang SMP Negeri 2 Bawang 15 15 / 266 x 103 = 5,81 = 6
10. Kecamatan Tersono SMP Negeri 3 Tersono 17 17 / 266 x 103 = 6,88 = 7
11. Kecamatan Gringsing SMP Negeri 2 Gringsing 22 22 / 266 x 103 = 8,52 = 9
12. Kecamatan Limpung SMP Negeri 2 Limpung 31 31 / 266 x 103 = 12,0 = 12
13. Kecamatan Subah SMP Negeri 4 Subah 13 13 / 266 x 103 = 5,03 = 5
Jumlah total 266 103
292
HASIL ANALISIS RELIABILITAS (Reliability)
N %
Cases Valid 32 100.0
Excludeda 0 .0
Total 32 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.923 35
293
294
Item-Total Statistics
N %
Cases Valid 32 100.0
Excludeda 0 .0
Total 32 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
295
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.928 32
Item-Total Statistics
N %
Cases Valid 32 100.0
Excludeda 0 .0
Total 32 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.918 35
297
Item-Total Statistics
N %
Cases Valid 32 100.0
Excludeda 0 .0
Total 32 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
298
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.948 29
Item-Total Statistics
N %
Cases Valid 32 100.0
Excludeda 0 .0
Total 32 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.907 30
300
Item-Total Statistics
N %
Cases Valid 32 100.0
Excludeda 0 .0
Total 32 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
301
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.946 27
Item-Total Statistics