Anda di halaman 1dari 16

Nama : Daud Ifadah

NPM : 061540411549
Kelas : 4 Eg.A

Dalam industri terjadi banyak reaksi fisika maupun kimia. Khususnya


pada industri kimia. Pada industri ini menggunakan proses kimia, fisika maupun
biologi pada prosesnya bergantung pada bahan dan produk akhir dari industri
tersebut. Dari setiap proses tersebut ada yang bertujuan untuk membentuk bahan
kimia baru, ataupun memisahkan komponen-komponen penyusunnya.
Pada teknik kimia proses pemisahan ditujukan untuk mendapatkan dua
produk atau lebih dari hasil pemisahan pada bahan atau campuran kimia yang
telah diolah sebelumnya. Proses pemisahan dilakukan dikarenakan umumnya
senyawa kimia yang ditemukan tidak dalam keadaan murni. Metode pemisahan
berbeda-beda bergantung pada fase komponen penyusun campuran. Ada
campuran yang homogen (satu fase) dan ada campuran yang heterogen (lebih dari
satu fase). Campuran tersebut dapat lebih dari dua fase bisa padat-padat, padat-
cair, padat-gas, cair-cair,cair-gas maupun campuran padat-cair-gas.
Pada pemisahan campuran homogen dilakukan dengan pembentukan fase
baru dari campuran tersebut hingga didapatkan perubahaan sifat fisik atau kimia
dari campuran tersebut. Pada pemisahaan campuran homogen ini dapat dilakukan
dengan beberapa metode berikut :
- Absorpsi (Penyerapan fluida oleh fluida lainnya)
- Adsorpsi (Penyerapan fluida terikat pada suatu padatan ataupun cairan
membentuk lapisan tipis atau film).
- Kromatografi ( Pemisahan molekul dalam larutan berdasarkan
perbedaan fase gerak dan fase diamnya ).
- Kristalisasi ( merupakan pengendapan bahan padat dari pengendapan
larutan, campuran leleh ataupun langsung dari gas.)
- Distilasi ( Pemisahan komponen yang dapat menguap berdasarkan
perbedaan titik didih, keseluruhan produk dan pelarut menguap)
- Evaporasi (Pemisahan komponen yang dapat menguap berdasarkan
perbedaan titik didih, pelarut akan menguap dan produk tidak
menguap.)
- Elektroforesis ( merupakan teknik pemisahaan komponen berdasarkan
perbedaan kemampuan migrasi pada medan listrik)
- Ekstraksi (Pemisahan berdasarkan perbedaan kelarutan antara dua
cairan tidak saling larut).
- Pembekuan Fraksional
- Presipitasi
- Rekristalisasi
- Stripping
- Sublimasi
- Hydrocyclones
Pada kajian ini akan dibahas tentang alat pemisahan campuran
beradasarkan perbedaan titik didih terkhusus pada metode evaporasi. Alat yang
digunakan adalah evaporator. Sedikit berbeda dengan evaporator dimana
persamaannya yaitu memisahkan komponen berdasarkan perbedaan titik didih dan
perbedaannya adalah dimana pada destilasi pelarut dan produk teruapkan bersama
sedangkan pada evaporator pelarut akan teruapkan sedangkan produk akan tidak
menguap. Contoh umum untuk menjelaskan perbedaan antara destilator dan
evaporator adalah untuk destilator, digunakan sebagai pemisah antara etanol dan
air dari hasil fermentasi sedangkan untuk evaporator digunakan untuk
memekatkan NaOH. Ataupun contoh yang umum dijumpai adalah pemisahan
garam dari air laut dengan cara dijemur diterik matahari sehingga air akan
menguap dan larutan garam memekat hingga air dalam air laut hilang sempurna
dan garam akan menjadi kristal padat.
Apa itu Evaporasi?

Evaporasi atau penguapan adalah proses perubahan molekul di dalam


keadaan cair (contohnya air) dengan spontan menjadi gas (contohnya uap air).
Proses ini adalah kebalikan dari kondensasi. Umumnya penguapan dapat dilihat
dari lenyapnya cairan secara berangsur-angsur ketika terpapar pada gas
dengan volume signifikan.

Tujuan utama dari evaporasi ialah untuk memekatkan larutan non volatile
seperti senyawa organik, garam an-organik maupun asam dan basa dari
pelarutnya. Larutan yang umum dievaporasi ialah soda kaustik, kalium
hidroksida, asam phosfat, dan urea. Pelarut yang umum digunakan pada evaporasi
adalah air.

Rata-rata molekul tidak memiliki energi yang cukup untuk lepas dari
cairan. Bila tidak cairan akan berubah menjadi uap dengan cepat. Ketika molekul-
molekul saling bertumbukan mereka saling bertukar energi dalam berbagai
derajat, tergantung bagaimana mereka bertumbukan. Terkadang transfer energi ini
begitu berat sebelah, sehingga salah satu molekul mendapatkan energi yang cukup
untuk menembus titik didih cairan. Bila ini terjadi di dekat permukaan cairan
molekul tersebut dapat terbang ke dalam gas dan "menguap"

Ada cairan yang kelihatannya tidak menguap pada suhu tertentu di dalam
gas tertentu (contohnya minyak makan pada suhu kamar). Cairan seperti ini
memiliki molekul-molekul yang cenderung tidak menghantar energi satu sama
lain dalam pola yang cukup buat memberi satu molekul "kecepatan lepas" - energi
panas - yang diperlukan untuk berubah menjadi uap. Namun cairan seperti ini
sebenarnya menguap, hanya saja prosesnya jauh lebih lambat dan karena itu lebih
tak terlihat.

Sedangkan destilasi adalah suatu metode pemisahan bahan


kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas)
bahan. Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap
ini kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik
didih lebih rendah akan menguap lebih dulu. Metode ini termasuk sebagai unit
operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan proses ini didasarkan
pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen akan menguap
pada titik didihnya.

Destilator Vs Evaporator
1. Evaporator
Tipe-tipe Evaporator
Evaporator terdiri dari perangkat heat exhanger (HE) untuk memanaskan
larutan dan alat pemisah khusus untuk memisahkan fase liquid dan fase uap.
Banyak industri menggunakan evaporator berbentuk pipa panjang. Tubes yang
digunakan dapat dalam posisi vertikal maupun horizontal, panjang atau pendek,
dan larutan berada didalam atau diluar tube.
2.1 Evaporator vertikal tube pendek.
Evaporator jenis ini merupakan jenis evaporator tertua yang ada namun
masih sering digunakan dalam industri gula untuk evaporasi dari jus gula.
Evaporasi ini disebut juga dengan calandria atau robert evaporator. Evaporator
ini pertamakali dibuat oleh Robert. Evaporator ini terdiri dari bundelan tube
pendek dengan panjang sekitar 4 hingga 10 feet dikelilingi oleh cylindrical shell.
Ini disebut dengan calandria. Feed memasuki bagian atas tube sheet dan steam
dimasukkan melalui chest calandria. Steam melalui selah antar tube dan jus gula
akan menguapkan air dan jus gula yang lebih pekat mengalir melalui outlet
dibawah.

//
Gambar 1. Evaporator tipe calandria.
2.2 Basket type evaporator
Konstruksi dari evaporator ini tidak jauh berbeda dengan evaporator pada
umumnya. Tube bundle dan fixed tube sheet digantung di tengah-tengah dari
evaporator dari internal kerangjang. Diameter dari tube bundle lebih kecil
dibandingkan dengan diameter evaporator shell, ini bertujuan agar memberikan
ruang untuk sirkulasi dari liquid. Tube bundle dapat dilepaskan dari shell agar
dapat dibersihkan dan dapat dilakukan perawatan.

Gambar 2. Evaporator tipe keranjang

2.3 Long Tube Vertical Evaporator


Pada long tube vertical evaporator (LTV evaporator) ini, long vertical
tube bundle dipasangkan dengan shell yang diameternya membesar pada bagian
atasnya.LTV evaporator terdiri dari satu pass shell dan tube heat exchanger.
Liquid mengalir dari sepanjang dinding shell dan vertical heated tube. Panjang
dari tube umumnya dari 20 sampai 65 feet. Keuntungan utama dari evaporator
tipe ini adalah rata-rata transfer panas yang lebih tinggi. Umpan masuk melalui
bagian bawah evaporator dan mulai didihkan dari bagian bawah tube. LTV
evaporator umumnya digunakan pada pemekatan black liquor pada industri pulp
and paper.

Gambar 3. Long tube vertical evaporator

2.4 Falling Film Evaporator


Pada evaporator jenis ini, umpan dimasukkan melalui bagian atas dari
evaporator. Liquid jatuh kebawah melalui tube. Seiring liquid jatuh kebawah,
pelarut akan menguap dan konsentrasi meningkat. Uap dan liquid dipisahkan
dibagian bawah dari evaporator. Liquid yang dievaporasi di sirkulasikan kembali
dengan menggunakan pompa dibawah pemisah liquid dan uap. Tipe dari
evaporator falling film ini ditunjukkan pada gambar 4.
Gambar 4. Evaporator Falling Film

2.5 Rising atau climbing film evaporator.


Climbing film evaporator dilakukan dengan memompa cairan dari bagian
bawah alat evaporator melalui tube-tube yang telah dipanaskan pada bagian
bawah. Climbing film evaporator cocok dipergunakan untuk memekatkan
cairan yang sangat sensitif terhadap panas. Climbing film evaporator cocok
digunakan untuk mengevaporasi laruan tinggi dengan nilai viscous yang tinggi
dan mengandung pengotor.
Gambar 5. Rising Film Evaporator

2.6 Forced Circulation Evaporator


Forced circulation evaporator biasanya memiliki biaya pengoperasian
lebih banyak dari evaporator dengan sirkulasi alami(natural circulation
evaporator). Akan tetapi evaporator sirkulasi alami tidak cocok beroperasi dengan
kondisi seperti :
- Larutan tinggi nilai viskositas serta rendah koefisien transfer panasnya
- Larutan yang memiliki partikel tersuspensi
- Bahan sensitif panas
Semua masalah tersebut dapat terasi jika liquid tersebut dialirkan dengan
kecepatan yang tinggi melalui heat exchanger tubes untuk meningkatkan laju
perpindahan panas dan mencegah penyumbatan partikel. Ada evaporator yang
menggunakan pompa untuk memastikan bahwa liquid tersebut bergerak dengan
kecepatan yang tinggi. Komponen utama dari forced circulation evaporator
adalah tubular shell dan tube heat exchanger ( horizontal ataupun vertical),
sebuah flash chamber (separator) diletakkan diatas heat exchanger dan circulation
pump.
Gambar 6. Forced circulation evaporator

Larutan dipanaskan dalam heat exchanger tanpa mendidih dan larutan


superheat dan di flash (sebagian diuapkan) pada tekanan rendah di flash chamber.
Pompa memompa umpan dan liquid dari dari flash chamber dan memaksa larutan
tersebut melalui tabung penukar panas kembali ke flash chamber. Evaporator
jenis ini biasanya digunakan pada pemekatan larutan caustic dan air laut dan juga
pada pemekatan larutan korosif.
2.7 Agitated Thin Film Evaporator

Gambar 7. Agitated Thin Film Evaporator


Evaporator ini terdiri dari vertical steam jacket cylinder dan larutan umpan
mengalir kebawahsepanjang permukaan jacket. Liquid didistribusi dengan
memutarkan blades sehingga liquid akan menempel di permukaan jacket. Jarak
antara blades dan jacket hingga 1,5 mm. Penggunaannya untuk larutan dengan
nilai viscous yang tinggi,
2.8 Plate Evaporator
Mempunyai luas permukaan yang besar, Plate biasanya tidak rata dan
ditopangoleh bingkai (frame). Uap mengalir melalui ruang-ruang di antara plate.
Uap mengalir secara co-current dan counter current terhadap larutan. Larutan dan
uap masuk ke separasi yang nantinya uap akan disalurkan ke condenser.

.
Gambar 8. Plate Evaporator
2. Evaporator berdasarkan metode Feedingnya.
Evaporator dikelompokkan berdasarkan jumlah effectnya (jumlah
evaporator yang digunakan). Pada evaporator single effect uap dari larutan yang
mendidih di kondensasi, sedangkan konsentrat dikumpulkan dari bagian bawah
evaporator.
Pada evaporator single effect penggunaan steam tidak efisien dikarenakan steam
yang masih memiliki panas dikondensasikan. Sehingga jika dilanjutkan menjadi
beberapa efek maka panas dari steam tersebut dapat dimaksimalkan.
Jika uap dari evaporator yang keuda dikondensasikan maka susunan dari
evaporator tersebut disebut evaporator double effect. Jika susunan seri ini
ditambahkan bisa menjadi triple effect evaporator, quadraple effect evaporator
dan sebagainya.
Pada evaporator juga dibedakan menjadi beberapa konfigurasi berdasarkan
cara pemasukkan umpannya antara lain yaitu forward feed, backward feed, mixed
feed, parrarel feed.

2.1 Forward Feed


Metode pemasukan umpan yang umum pada multi-effect evaporator
adalah forward feed(umpan maju).pada evaporator ini umpan dan steam
dimasukkan bersamaan dari efek 1 (evaporator pertama), steam akan
terkondensasi sedangkan umpan akan terpisah menjadi dua fase yaitu liquid
(konsentrat) dan steam (pelarut dari umpan). Umpan dan steam yang dihasilkan
pada efek 1 tersebut dimasukkan kembali kedalam efek 2 dimana steam dari efek
1 akan memanaskan konsentrat dari efek 1 dan akan terkondensasi. Konsentrat
dari efek 1 akan terpisahkan kembali menjadi dua fase yaitu steam dan liquid. Dan
proses ini akan berulang hingga ke efek yang terakhir dimana steam akhir dari
proses teresebut akan dikondensasikan dan konsentrat terkumpul. Pada rangkaian
forward feed ini Steam akan berkurang panasnya dari efek ke efek sedangkan
konsentrat akan bertambah kepekatannya dari efek ke efek.
Gambar 9. Forward Feed

2.2 Backward Feed


Pada evaporator ini steam awal tetap dimasukkan dari efek 1 seperti
forward feed sedangkan umpan dimasukkan dari efek 4 (efek yang paling dingin)
dan dipompakan ke efek selanjutnya hingga efek 1. Penggunaan pompa dilakukan
dikarenakan umpan dialirkan dari tekanan rendah ke tekanan tinggi. Fungsi ini
dilakukan ketika umpan perlu dipanaskan lebih rendah dari tipe forward feed.
Penggunaan cara ini berguna ketika produk yang dihasilkan memiliki viskositas
yang tinggi sedangkan terkena temperatur yang tinggi akan mengurangi viskositas
dari umpan tersebut.
Pada gambar 10 dapat dilihat bahwa umpan masuk ke efek 4 dan
dipanaskan oleh steam dari efek 3 yang merupakan hasil pemanasan dari efek 2.
Pada efek ini akan menghasilkan 2 fase liquid dan uap, uap akan dikondensasi
sedangkan konsentrat akan dipompakan ke efek 3. Pada efek 3 konsentrat
dipanaskan oleh uap efek 2 dan akan menguapkan pelarut yang akan menjadi
steam yang akan memanaskan umpan pada efek 4. Dan proses ini akan berlanjut
hingga efek 1 dimana proses ini akan berakhir dengan feed yang telah
terkonsentrasi tinggi dipanaskan oleh steam dari utiliti.
Gambar 10. Backward Feed

2.2 Mixed Feed


Pada penyusunan evaporator tipe mixed feed, evaporator ini bekerja
dengan mengkombinasikan antara forward feed dan backward feed. Umpan
dimasukkan ke efek yang berada ditengah dan akan dialirkan dengan cara forward
feed hingga ke ujung efek. Setelah berada di ujung dari efek, umpan yang telah
terkonsentratsi tersebut dialirkan kembali ke efek sebelum efek tengah dan
dialirkan ke efek pertama dengan menggunakan pompa. Pada mixed feed ini
mengurangi penggunaan sejumlah pompa yang dibutuhkan pada backward feed.

2.3 Parrarel Feed


Pada metode ini, steam akan tetap berjalan dari efek 1 hingga ke empat
seperti metode yang lainnya, namun berbeda pada cara umpan dimasukkan ke
efek. Umpan dimasukkan ke setiap efek dan akan dipisahkan menjadi dua fase.
Pada metode ini tidak ada pemindahan liquid antar efek. Metode ini digunakan
terutama ketika umpan yang dimasukkan jenuh dan produknya berbentuk solid
dan mengandung slury. Proses ini umumnya dipakai pada evaporator kristalisasi.
Gambar 11. Mixed Feed

Gambar 12. Parrarel Feed

Anda mungkin juga menyukai