Oleh :
Nama : Makky Muhammad Zakaria
NIM : 1157020045
Kelompok : 1(satu)
Tanggal Praktikum : 20 Februari 2017
Tanggal Masuk Laporan : 27 Februari 2017
Dosen : Risda Arba Ulfa, M.Si
Asisten : Nur Sadrina Ghaisani Rahayu
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SUNAN GUNUG DJATI
BANDUNG
2017 M / 1438 H
I. PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
1. Pengukuran laju konsumsi oksigen pada beberapa hewan kecil.
2. Pengukuran laju konsumsi oksigen pada hewan air (ikan).
1.2 Landasan Teori
Respirasi adalah suatu proses pengambilan O2 untuk memecah senyawa-senyawa
organik menjadi CO2, H2O dan energi. Namun demikian respirasi pada hakikatnya adalah
reaksi redoks, dimana substrat dioksidasi menjadi CO2 sedangkan O2 yang diserap sebagai
oksidator mengalami reduksi menjadi H2O. Yang disebut substrat respirasi adalah setiap
senyawa organik yang dioksidasikan dalam respirasi, atau senyawa-senyawa yang terdapat
dalam sel tumbuhan yang secara relatif banyak jumlahnya dan biasanya direspirasikan
menjadi CO2 dan air. Sedangkan metabolit respirasi adalah intermediat-intermediat yang
terbentuk dalam reaksi-reaksi respirasi.Karbohidrat merupakan substrat respirasi utama yang
terdapat dalam sel tumbuhan tinggi. Terdapat beberapa substrat respirasi yang penting
lainnya diantaranya adalah beberapa jenis gula seperti glukosa, fruktosa, dan sukrosa; pati;
asam organik; dan protein (digunakan pada keadaan & spesies tertentu). Secara umum,
respirasi karbohidrat dapat dituliskan sebagai berikut: C6H12O6 + O2 6CO2 + H2O + energi
(Fujioka, 1985).
Respirasi merupakan rangkaian dari 50 atau lebih reaksi komponen, masing-masing
dikatalisis oleh enzim yang berbeda. Respirasi merupakan oksidasi yang berlangsung di
medium air, dengan pH mendekati netral, dan pada suhu sedang. Respirasi merupakan reaksi
oksidasi senyawa organic yang menghasilkan energy yang digunakan untuk aktivitas sel
dalam bentuk ATP atau senyawa berenergi tinggi lainnya (Campbell, 2000).
Bernapas artinya melakukan proses pertukaran gas, yaitumengambil oksigen (O2) dan
mengeluarkan Karbondioksisa (CO2). Oksigen merupakan zat yang sangat penting untuk
setiap kehidupan. Berbagai makhluk hidup sangat memerlukan oksigen bagi kelangsungan
hidupnya. Bahkan kepompong kupu-kupu yang tampak tidak bergerak juga memerlukan
oksigen, sehingga apabila sekelilingnya dilapisi cat, kepompong akan mati. Proses respirasi
pada serangga, sama dengan pada organisme lain, merupakan proses pengambilan oksigen
(O2), untuk diproses dalam mitokondria. Baik serangga terestrial maupun akuatik
membutuhkan O2 dan membuang CO2, namun pada keduanya terdapat perbedaan jelas: di
udara terdapat kurang lebih 20% oksigen, sedang di air 10%. Oleh karenanya kecepatan
difusinya juga berbeda, di air 3x lebih kecil daripada kecepatan difusi O2 di udara (Araoye,
2009).
Laju respirasi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
Ketersediaan substrat. Tersedianya substrat pada tanaman merupakan hal yang penting dalam
melakukan respirasi. Tumbuhan dengan kandungan substrat yang rendah akan melakukan
respirasi dengan laju yang rendah pula. Demikian sebliknya bila substrat yang tersedia cukup
banyak maka laju respirasi akan meningkat.Ketersediaan Oksigen. Ketersediaan oksigen akan
mempengaruhi laju respirasi, namun besarnya pengaruh tersebut berbeda bagi masing-masing
spesies dan bahkan berbeda antara organ pada tumbuhan yang sama. Fluktuasi normal
kandungan oksigen di udara tidak banyak mempengaruhi laju respirasi, karena jumlah
oksigen yang dibutuhkan tumbuhan untuk berrespirasi jauh lebih rendah dari oksigen yang
tersedia di udara (Ambrosetti, 2001).
Pengaruh faktor suhu bagi laju respirasi tumbuhan sangat terkait dengan faktor Q10,
dimana umumnya laju reaksi respirasi akan meningkat untuk setiap kenaikan suhu sebesar
10oC, namun hal ini tergantung pada masing-masing spesies.Tipe dan umur tumbuhan.
Masing-masing spesies tumbuhan memiliki perbedaan metabolsme, dengan demikian
kebutuhan tumbuhan untuk berespirasi akan berbeda pada masing-masing spesies. Tumbuhan
muda menunjukkan laju respirasi yang lebih tinggi dibanding tumbuhan yang tua. Demikian
pula pada organ tumbuhan yang sedang dalam masa pertumbuhan (Ganapiriya dan
Kumarasamy, 2013).
Laju metabolisme adalah jumlah total energi yang diproduksi oleh tubuh per satuan
waktu. Laju metabolisme berkaitan erat dengan respirasi karena respirasi merupakan proses
ekstrasi energi dari molekul makanan yang bergantung pada adanya oksigen. Oksigen atau
zat asam adalah adalah unsur kimia dalam sistem tabel periodik yang mempunyai lambang O
dan nomor atom 8. Ia merupakan golongan unsur kalkogen dan dapat dengan mudah bereaksi
dengan semua unsur lainnya. Pada temperatur standar, dua atom berikatan menjadi dioksigen,
yaitu senyawa gas diatomik dengan rumus O2 yang tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak
berbau (Adhikari et al., 2006).
II. METODE
2.1 Alat dan Bahan
No Nama Alat Jumlah Nama Bahan Jumlah
1 Timbangan digital 1 buah Ngengat 1 ekor
2 Stopwacth 1 buah Belalang 1 ekor
3 Respirometer 1 set Belalang kayu 1 ekor
4 Elenmeyer 2 L 1 buah Kapas Secukupnya
5 Elenmeyer 250 cc 1 buah Kristal NaOH/KOH Secukupnya
6 Botol winkler 250 1 buah Larutan eosin Secukupnya
cc
7 Penjepit 3 buah Lar MnSO4 1 ml
8 Buret 1 set Vaselin Secukupnya
9 Pipet tetes 1 buah Ikan mas 1 ekor
10 Larutan thiosulfat Secukupnya
11 Lar. H2SO4 1 ml
12 Lar. KOH-KI 1 ml
13 Lar. Amilum 1 tetes
2.2 Cara Kerja
pada percobaan konsumsi oksigen serangga terlebih dahulu ditimbang dengan
menggunakan timbangan digital, lalu bungkus KOH menggunakan kain kasa secukupnya
masukan ke dalam tabung respirometer lalu masukan hewan yang telah ditimbang(belalang)
tutup dengan pipa berskala antara pipa diolesi oleh vaseline. Kemudian Masukan eosin
secukupnya ke ujung pipa, amati pergerakan eosin dalam 3 kali 5 menit.
pada percobaan mengukur laju konsumsi oksigen pada ikan pertama ikan di timbang
terlebih dahulu,emudian siapkan labu elenmeyer 2 L yang telah di seting oleh pipa ( SK-SM).
Masukan air kedalam labu elenmeyer tersebut terus masukan ikan yang telah ditimbang,
alirkan air dari pipa SM tampung air yang keluar dari SK menggunakan botol Winkler.
Selanjutnya adalah proses titrasi air dalam botol winkler tambahkan 1 ml lar MnSO4
lalu tambahkan larutan KOH-KI, bolak balik botol selama 5 menit diamkan selama 20 menit.
Buang 2 ml larutan tambahkan 1 ml H2SO4 kedalam endapan tersebut lalu bolak-balik botol.
Sebanyak 100 ml larutan larutan dari botol winkler di pindahkan ke elenmeyer lalu titrasi
dengan menggunakan larutan thiosulfat tambahkan amilum 1% 4-5 tetes lanjutkan titrasi
dengan thiosulfat.
III. HASIL PENGAMATAN
3.1 Tabel Konsumsi Oksigen Serangga (rata-rata)
No Nama Massa Perhitungan VKO rata-rata/5 Laju KO
Spesies skala/5 menit menit (ml/gr/jam)
1 Ngengat 3,2 gr T1 = 0,90 0,90 + 0,60 + 0,20 0,56/3,2/0,25
T2 = 0,60 3
T3 = 0,20 = 0,56 = 0,70
1.2
0.8
0.6
0.4
0.2
0
T1 T2 T3
DAFTAR PUSTAKA
Adhikari, S., Chaurasia, V.S., Naqvi, A.A., & Pillai, B.R. 2006. Survival and growth of
Macrobrachiumrosenbergii (de Man) juvenile in relation to calcium
hardness and bicarbonate alkalinity. Turkish Journal of Fisheriesand
Aquatic Sciences, 7: 23-26.
Ambrosetti, W., Barbanti, L. 2001. Temperature, heat content, mixing and stability in
Lake Orta: a pluriannual investigation. Journal of Limnology 60(1):
60-68.
Araoye, P.A. 2009.The Seasonal Variation of pH and Dissolved Oxygen (DO2)
Concentration in Asa Lake Ilorin, Nigeria. International Journal of
Phsyical Science 4(5): 271-274.
Cambell,Neil A, Reece dan Michell. 2000. Biologi jilid 2 edisi kelima. Jakarta: PT.
Erlangga .
Ganapiriya dan P. Kumarasamy. 2013. Sub lethal effect of profenofos on oxygen
consumption and gill histopathology of the Indian Mayor Carp, Catla
catla (Hamilton). International Journal of Pure and Applied Zoology.
Vol. 1 Issue. 2: 196-204.
Pal, M., Samal, N.R., Roy, P.K., Malabika, B. Roy. 2014. Temperature and dissolved
oxygen stratification in the lake Rudrasagar: Preliminary
investigations. Sustainability, Agri, Food and Environmental
Research 2(1): 1-12, 2014.
Sutimin. 2008. Model Matematika Konsentrasi Oksigen Terlarut pada Ekosistem
Perairan Danau. UNDIP : Semarang.
Villee, Claude A., Warren F., Walker, Jr. Robert, and D. Barnes. 1984. Zoologi Umum.
Erlangga : Jakarta.