Ajaran Islam
Disusun Oleh :
KELOMPOK 8
Zulfatus Syarifah
NIM : 21040116130077
Faiqul Fawwaz
NIM : 21040116140079
2016
I. DAFTAR ISI
II.
2
III. BAB 1 PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3
IV. BAB 2 LANDASAN TEORI
a. Satuan landscape lengkap yang berfungsi sebagai sistem alami yang belum
mengalami intervensi manusia, termasuk didalamnya terdapat tanah, air,
bebatuan, hewan dan tumbuhan, serta segala fenomena alam yang terjadi dalam
batas alami tersebut.
b. Sumber daya alam umum dan fenomena yang tidak selalu berada di dalam
batas-batas alami tersebut seperti udara, iklim dan atmosfer, akan tetapi
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh landscape yang bersangkutan.
c. Tampilan atau keadaan alam yang terjadi di dalam batas batas alami, akan
tetapi keberadaannya dan kondisinya sangat dipengaruhi oleh atau direkayasa
oleh manusia, seperti misalnya hewan liar di sebuah taman margasatwa atau
4
kebun binatang. (Ilyas Asaad,2011)
a. Bahwa alam ini berubah dari sistem yang berevolusi secara alamiah.
Dalam hal ini alam pikiran manusia dapat dianggap sebagai unsur abstrak
dari lingkungan hidup.
b. Bahwa manusia terpisah dari lingkungannya, dan manusia hanya sekedar
pelaku sedangkan lingkungan adalah objek yang dapat dieksploitasi secara
maksimal untuk kepentingannya sendiri.
c. Bahwa manusia dan lingkungan menjadi satu. Pandangan yang bersifat
inklusif bahwa manusia adalah bagian dari pada alam. (Adnan Harahap,
dkk,1997)
5
manusia dan lingkungan dapat dikatakan hanya dalam lingkungan yang baik,
manusia dapat berkembang secara maksimal, dan hanya dengan manusia yang
baik lingkungan dapat berkembang ke arah yang optimal.
Oleh karena itu, dalam memanfaatkan bumi ini tidak boleh semena-mena,
dan seenaknya saja dalam mengekploitasinya. Pemanfaatan berbagai sumber daya
alam baik yang ada di laut, didaratan dan didalam hutan harus dilakukan secara
proporsional dan rasional untuk kebutuhan masyarakat banyak dan generasi
penerusnya serta menjaga ekosistemnya. Allah sudah memperingatkan dalam
surat al'A'raf ayat 56:
" Dan janganlah kalian membuat kerusakan di atas muka bumi setelah Allah
memperbaikinya dan berdo'alah kepada-Nya dengan rasa takut tidak diterima dan
harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-
orang yang berbuat baik". (al-A'raf:56)
6
lingkungan dan tata hidup manusia. Perlu diusahakan penggunaan teknologi yang
ramah lingkungan dan bisa menjaga kelestariannya sehingga bisa dimanfaatkan
secara berkesinambungan.
Sebagai manusia yang tinggal atau hidup di muka bumi ini harus lah kita
bertanggung jawab terhadap lingkungan selayaknya sifat - sifat Allah yang salah
satu nya adalah sebagai pemeliharaan atau penjagaalam (rabbul’alamin). Jadi
karena manusia sebagai wakil (khalifah) Allah di muka bumim manusi harus aktif
dan bertanggung jawab untuk menjaaga linkungan di bumi ini. Dalam pengertian
menjaga keberlangsungan fungsi bumi sebagai tempat kehidupan makhluk -
mahluk Allah termasuk manusia di dalam nya sekaligus menjaga berlangsung nya
kehidupan di muka bumi ini tentunya masih dalam batasan kemampuan manusia.
Sebagai makhuk di muka bumi ini yang di beri kelebihan dari makhuk –
makhluk lainnya, manusia diperintahkan beribadah kepada Allah dan
diperintahkan selalu berbuat kebaikan dan dilarang berbuat yang dilarang oleh
Allah. Seperti yang dikatakan pada Al Qur’an (Q.S. Al Baqarah [2]:30)
7
Tahaba’taba’I yang memaknai khalifah pada ayat tersebut tidaklah menekankan
kepetingan individual, namun lebih menekankan kepada kepentingan bersama
atau kepentingan kaum islam.
Muhammad Idris mengatakan ada tiga tahapan dalam beragama secara tuntas
dapat menjadi sebuah landasan etika lingkungan dalam perspektif islam.
8
sehingga jika ada orang yang melakukan pengrusakan terhadap lingkungan
dapat dikenakan sangsi atau hukuman.
2. Ta`aqquli. Perintah menjaga lingkungan secara logika dan akal pikiran
memiliki tujuan yang sangat dapat dipahami. Lingkungan adalah tempat
tinggal dan tempat hidup makhluk hidup. Lingkungan alam telah didesain
sedemikian rupa oleh Allah dengan keseimbangan dan keserasianya serta
saling berhubungan satu sama lain. Apabila tidak ada keseimbangan atau
kerusakan yang dilakukan manusia. Maka akan menimbulkan bencana yang
bukan hanya akan menimpa manusia itu sendiri tetapi semua makhluk yang
tinggal dan hidup di tempat tersebut akan musnah.
3. Takhalluq. Menjaga lingkungan harus menjadi akhlak, tabi`at dan kebiasaan
setiap orang. Karena menjaga lingkungan ini menjadi sangat mudah dan sangat
indah manakala bersumber dari kebiasaan atau keseharian setiap manusia
sehingga keseimbangan dan kelestarian alam akan terjadi dengan dengan
sendirinya tanpa harus ada ancaman hukuman dan sebab-sebab lain.
9
“ Dan carilah pada apa yang telah dianugrahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan kebahagiaanmu
dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baik kepadamu dan janganlah kamu
berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-
orang yang berbuat kerusakan (Al Qhashash 77).
10
V. BAB 3 PENUTUP
1. Kesimpulan
11
VI. DAFTAR PUSTAKA
https://almanhaj.or.id/3456-islam-dan-lingkungan-hidup.html
http://www.crayonpedia.org/mw/BSE:Lingkungan_Hidup_dan_Pelestariannya_8.
1_(BAB_3)
http://afand.cybermq.com/post/detail/2405/linkungan-hidup
www.mohidrus.wordpress.com
http://alianwar-ibn-hamdun.blogspot.co.id/2015/07/pelestarian-lingkungan-hidup-
dalam.html
http://muhammadiyahgoesgreen.blogspot.co.id/2012/04/agama-dan-penyelamatan-
lingkungan.html
12