Anda di halaman 1dari 12

Lingkungan Hidup Dalam Perspektif

Ajaran Islam

Disusun Oleh :

KELOMPOK 8

 Zulfatus Syarifah
NIM : 21040116130077
 Faiqul Fawwaz
NIM : 21040116140079

JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

2016
I. DAFTAR ISI

I. DAFTAR ISI ................................................................................................................... 2


II. BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................................. 3
1. Latar Belakang......................................................................................................... 3
2. Rumusan Masalah ................................................................................................... 3
III. BAB 2 LANDASAN TEORI ......................................................................................... 4
1. Konsep Lingkungan dalam Islam ............................................................................. 4
2. Pelestarian Lingkungan Dalam Perspektif Islam ..................................................... 7
a. Tanggungjawab manusia terhadap lingkungan .................................................. 7
b. Etika terhadap lingkungan dalam perspektif ajaran Islam .................................. 8
c. Pemeliharaan Dan Pemanfaatan Lingkungan Dalam Islam ................................ 9
IV. BAB 3 PENUTUP ........................................................................................................ 11
1. Kesimpulan............................................................................................................ 11
V. DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................. 12

II.

2
III. BAB 1 PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Lingkungan adalah komponen penting dalam kehidupan. Keaadaan


lingkungan mempengaruhi beberapa hal dalam kehidupan. Lingkungan
menetukan kualitas pribadi. Lingkungan juga berpengaruh pada kesehatan. Dan
citra lingkungan juga melekat pada diri orang – orang disekitarnya.

Namun akhir - akhir ini, banyak timbul masalah – masalah lingkungan.


Banyak lingkungan yang menjadi sangat – sangat tidak layak untuk ditinggali atau
dihuni. Banyaknya tumpukan sampah mengakibatkan banyak binatang – binatang
membawa penyakit berkeliaran disana. Sehingga lingkungan itu menjadi sarang
penyakit dan tidak baik untuk dihuni.
Dan yang lebih menjadi masalah lagi adalah masalah – masalah sosial
dalam lingkungan. Sekarang sudah banyak ditemukan suatu wilayah dikatakan
sebagai wilayah pengemis, wilayah preman, semua itu merupakan bukti nyata dari
pengaruh lingkungan yang dapat menyebabkan pendominasian.
Al Qur’an menjelaskan semua hal dalam kehidupan. Begitu juga dengan
lingkungan. Al Qur’an telah menyedikan berbagai macam pandangan –
pandangan mengenai lingkungan, baik pemeliharaannya maupun mengenai
standaritas lingkungan yang baik.
Oleh karena itu, lingkungan sebagai aspek yang sangat penting harus dijaga
kelastariannya dan dijaga kemaslahatannya. Melalu makalah ini kita akan
mengetahui bagamana islam ngajarkan kita untuk menjaga lingkungan dan
bagaimana lingkungan yang baik menurut islam.

2. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah konsep lingkungan dalam islam?


2. Bagaimanakah pelestarian lingkungan dalam perspektif islam?

3
IV. BAB 2 LANDASAN TEORI

1. Konsep Lingkungan dalam Islam

Lingkungan alamiah (natural environment) yang sering dipendekkan


menjadi “lingkungan” dan yang dalam istilah bahasa kita sering disebut
“lingkungan hidup”, diberi ta’rif (pengertian) sebagai suatu keadaan atau kondisi
alam yang terdiri atas benda-benda (makhluk) hidup dan benda-benda tak hidup
yang berada di bumi atau bagian dari bumi secara alami dan saling berhubungan
antara satu dengan lainnya. (Ilyas Asaad, 2011)

Lingkungan Hidup adalah semua benda dan kondisi, termasuk manusia


dan tingkah lakunya yang ada dalam ruang yang kita tempati yang mempengaruhi
kelangsungan kehidupan serta mensejahterakan manusia dan jasad-jasad hidup
lainnya. (Nani Soewondo,1982)

Sedangkan menurut “Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun


1982” tentang “Ketentuan Pokok-Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup” dalam
ketentuan umum pasal 1. Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua
benda, daya, keadaan, dan mahluk hidup, termasuk didalamnya manusia dan
perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan
manusia serta mahluk hidup lainnya. (Eko Jaya, 1988)

Lingkungan (alam) ini terdiri atas beberapa komponen kunci yakni:

a. Satuan landscape lengkap yang berfungsi sebagai sistem alami yang belum
mengalami intervensi manusia, termasuk didalamnya terdapat tanah, air,
bebatuan, hewan dan tumbuhan, serta segala fenomena alam yang terjadi dalam
batas alami tersebut.
b. Sumber daya alam umum dan fenomena yang tidak selalu berada di dalam
batas-batas alami tersebut seperti udara, iklim dan atmosfer, akan tetapi
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh landscape yang bersangkutan.
c. Tampilan atau keadaan alam yang terjadi di dalam batas batas alami, akan
tetapi keberadaannya dan kondisinya sangat dipengaruhi oleh atau direkayasa
oleh manusia, seperti misalnya hewan liar di sebuah taman margasatwa atau

4
kebun binatang. (Ilyas Asaad,2011)

Dengan demikian terdapat dua macam lingkungan yakni lingkungan


alamiah (natural environment) dan lingkungan buatan (built environment), yang
antara keduanya berbeda sifat dan kondisinya. Lingkungan buatan merupakan
areal atau komponen alam yang telah dipengaruhi atau direkayasa oleh manusia.
Suatu wilayah geografis tertentu misalnya hutan konservasi, pada umumnya
masih dipandang sebagai lingkungan alamiah, walaupun campur tangan manusia
telah ada dalam wilayah tersebut, akan tetapi masih sangat terbatas. Sedangkan
areal cagar alam misalnya, merupakan areal yang sama sekali belum ada campur
tangan manusia didalamnya.

Antara manusia dengan lingkungan terdapat hubungan yang dinamis.


Perubahan dalam lingkungan akan menyebabkan perubahan dalam kelakuan
manusia untuk menyesuaikan diri dengan kondisi yang baru. Karena
sesungguhnya alam fikiran manusialah yang menyadari keberadaan alam semesta,
ada tida pandangan filosofi berkenaan dengan kesadaran manusia terhadap alam
yaitu:

a. Bahwa alam ini berubah dari sistem yang berevolusi secara alamiah.
Dalam hal ini alam pikiran manusia dapat dianggap sebagai unsur abstrak
dari lingkungan hidup.
b. Bahwa manusia terpisah dari lingkungannya, dan manusia hanya sekedar
pelaku sedangkan lingkungan adalah objek yang dapat dieksploitasi secara
maksimal untuk kepentingannya sendiri.
c. Bahwa manusia dan lingkungan menjadi satu. Pandangan yang bersifat
inklusif bahwa manusia adalah bagian dari pada alam. (Adnan Harahap,
dkk,1997)

Pandangan terbaik yaitu menggabungkan dari ketiganya secara seimbang,


bahwa manusia adalah bagian mutlak dari lingkungan hidupnya manusia memiliki
kemampuan yang lebih, terutama penguasaan tentang alam sadar fikiran.
Perubahan dalam kelakuan manusia ini selanjutnya akan menyebabkan pula
perubahan dalam lingkungan. Dengan adanya hubungan dinamis-sirkuler antara

5
manusia dan lingkungan dapat dikatakan hanya dalam lingkungan yang baik,
manusia dapat berkembang secara maksimal, dan hanya dengan manusia yang
baik lingkungan dapat berkembang ke arah yang optimal.

Lingkungan yang berkualitas memiliki konsep yang sangat erat


hubungannya dengan konsep kualitas hidup. Suatu lingkungan hidup yang dapat
mendukung kualitas hidup yang baik, dikatakan mempunyai kualitas yang baik
pula pada lingkungannya. Konsep kualitas hidup adalah derajat terpenuhinya
kebutuhan dasar manusia. Makin baik kebutuhan dasar itu dapat dipenuhi oleh
lingkungan hidup, makin tinggi pula kualitas lingkungan hidup itu. Perbincangan
lingkungan hidup dewasa ini adalah pencemaran oleh industri, pestisida, alat
transportasi, erosi, banjir dan kekeringan. Karena masalah-masalah tersebut
banyak menganggap bahwa tindakan manusia telah merusak lingkungan,
sedangkan segala yang alamiah merupakan lingkungan yang baik. Apabila kita
melihat kualitas lingkungan hidup dari kebutuhan dasar, maka anggapan tersebut
tidaklah benar.

Oleh karena itu, dalam memanfaatkan bumi ini tidak boleh semena-mena,
dan seenaknya saja dalam mengekploitasinya. Pemanfaatan berbagai sumber daya
alam baik yang ada di laut, didaratan dan didalam hutan harus dilakukan secara
proporsional dan rasional untuk kebutuhan masyarakat banyak dan generasi
penerusnya serta menjaga ekosistemnya. Allah sudah memperingatkan dalam
surat al'A'raf ayat 56:

َ‫ّللاِ قَ ِريبٌ ِهمنَ ْال ُمحْ ِسنِين‬


‫ط َمعا ً إِ َّن َرحْ َمتَ ه‬
َ ‫صالَ ِح َها َوادْعُوهُ خ َْوفا ً َو‬ ِ ‫َوالَ ت ُ ْف ِسد ُواْ فِي األ َ ْر‬
ْ ِ‫ض بَ ْعدَ إ‬

" Dan janganlah kalian membuat kerusakan di atas muka bumi setelah Allah
memperbaikinya dan berdo'alah kepada-Nya dengan rasa takut tidak diterima dan
harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-
orang yang berbuat baik". (al-A'raf:56)

Menyadari hal tesebut maka dalam pelaksanaan pembangunan sumber


daya alam harus digunakan dengan rasional. Penggalian sumber kekayaan harus
diusahakan dengan sekuat tenaga dan strategi dengan tidak merusak tata

6
lingkungan dan tata hidup manusia. Perlu diusahakan penggunaan teknologi yang
ramah lingkungan dan bisa menjaga kelestariannya sehingga bisa dimanfaatkan
secara berkesinambungan.

2. Pelestarian Lingkungan Dalam Perspektif Islam

a. Tanggungjawab manusia terhadap lingkungan

Sebagai manusia yang tinggal atau hidup di muka bumi ini harus lah kita
bertanggung jawab terhadap lingkungan selayaknya sifat - sifat Allah yang salah
satu nya adalah sebagai pemeliharaan atau penjagaalam (rabbul’alamin). Jadi
karena manusia sebagai wakil (khalifah) Allah di muka bumim manusi harus aktif
dan bertanggung jawab untuk menjaaga linkungan di bumi ini. Dalam pengertian
menjaga keberlangsungan fungsi bumi sebagai tempat kehidupan makhluk -
mahluk Allah termasuk manusia di dalam nya sekaligus menjaga berlangsung nya
kehidupan di muka bumi ini tentunya masih dalam batasan kemampuan manusia.

Di dalam Al-Qur'an sudah di jelaskan mengenai Tuhan, Manusia dan Alam


yang berulang kali disebutkan dala Al-Qur'an. Jikalau maksud dari Al-Qur'an di
pahami dengan baik dan benar, serta dilaksanakan, maka untuk ke depan nya
peradaban di muka bumi ini akan menjadi jauh lebih baik.

Sebagai makhuk di muka bumi ini yang di beri kelebihan dari makhuk –
makhluk lainnya, manusia diperintahkan beribadah kepada Allah dan
diperintahkan selalu berbuat kebaikan dan dilarang berbuat yang dilarang oleh
Allah. Seperti yang dikatakan pada Al Qur’an (Q.S. Al Baqarah [2]:30)

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku


hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa
Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih
dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman:
"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."

Apa yang dikatakan pada ayat tersebut sejalan denga penafsiran

7
Tahaba’taba’I yang memaknai khalifah pada ayat tersebut tidaklah menekankan
kepetingan individual, namun lebih menekankan kepada kepentingan bersama
atau kepentingan kaum islam.

Kekhalifahan menuntut pemeliharaan, bimbingan, pengayoman, dan


pengarahan seluruh mahluk agar mencapai tujuan penciptaan. Melalui tugas
kekhalifahan, Allah SWT. Memerintahkan manusia membangun alam ini sesuai
dengan tujuan yang dikehendaki Nya.

Menurut pandangan dari agama islam manusia harus mampu


menghormati alam. Manusia yang sudah diberi akal yang lebih harusnya bisa
bertanggung jawab atas lingkungan nya. Dengan kemampuan yang dimiliki,
manusia harus bias memanfaatkan potensi lingkungan unuk lebih
mengembangkan kuaitas kehidupan yang jauh lebih baik.

b. Etika terhadap lingkungan dalam perspektif ajaran Islam

Dengan pesatnya teknologi pada saat ini mendorong munculnya penemuan


teknologi modern yang semakin maju. Dengan adanya penemuan teknologi
modern posisi manusia di muka bumi ini menjadi lebih tinggi atau bisa dikatakan
penguasanya alam semesta dan berbagai kekayaan alam yang ada di dalamnya.
Oleh karena itu manusia dapat memberikan dampak yang negatif atau merusak
lingkungan hidup di muka bumi ini. Etika manusia terhadap lingkungan harus di
perbaiki agar tidak mendapatkan efek yang buruk bagi manusia itu sendiri dimasa
yang akan datang.

Muhammad Idris mengatakan ada tiga tahapan dalam beragama secara tuntas
dapat menjadi sebuah landasan etika lingkungan dalam perspektif islam.

1. Ta`abbud. Bahwa menjaga lingkungan merupakan penerapan perilaku


kepatuhan kepada Allah. Karena menjaga lingkungan adalah bagian dari
amanah manusia sebagai khalifah. Bahkan dalam ilmu fiqih menjaga
kelestarian dan keseimbangan lingkungan hukum nya wajib karena perintahnya
baik dalam Al Qur`an maupun sabda Rasulullah Saw. Menurut Ali Yafie
masalah lingkungan dalam ilmu fiqih masuk dalam bab jinayat (pidana)

8
sehingga jika ada orang yang melakukan pengrusakan terhadap lingkungan
dapat dikenakan sangsi atau hukuman.
2. Ta`aqquli. Perintah menjaga lingkungan secara logika dan akal pikiran
memiliki tujuan yang sangat dapat dipahami. Lingkungan adalah tempat
tinggal dan tempat hidup makhluk hidup. Lingkungan alam telah didesain
sedemikian rupa oleh Allah dengan keseimbangan dan keserasianya serta
saling berhubungan satu sama lain. Apabila tidak ada keseimbangan atau
kerusakan yang dilakukan manusia. Maka akan menimbulkan bencana yang
bukan hanya akan menimpa manusia itu sendiri tetapi semua makhluk yang
tinggal dan hidup di tempat tersebut akan musnah.
3. Takhalluq. Menjaga lingkungan harus menjadi akhlak, tabi`at dan kebiasaan
setiap orang. Karena menjaga lingkungan ini menjadi sangat mudah dan sangat
indah manakala bersumber dari kebiasaan atau keseharian setiap manusia
sehingga keseimbangan dan kelestarian alam akan terjadi dengan dengan
sendirinya tanpa harus ada ancaman hukuman dan sebab-sebab lain.

c. Pemeliharaan Dan Pemanfaatan Lingkungan Dalam Islam

Masalah lingkungan hidup sudah menjadi masalah yang serius. Pencemaran


sudah terjadi dimana – mana dan sudah sulit untuk megatasinya apabila tidak ada
kesadaran dari diri manusia sendiri untuk memelihara lingkungan dan
memanfaatkan lingkungan sebaik mungkin dengan tidak merusak lingkungan
hidup.

Menurut Amin Abdullah, “kita akan mempunyai pandangan dasar yang


sangat mencolok bahwa ternyata Al Qur'an tidak semata-mata berbicara tentang
hal-hal yang bersifat metafisis–eskatologis, tetapi memberbicarakan panjang lebar
tentang alam semesta yang dihuni oleh manusia serta makhluk-makhluk lainnya
sekarang ini”.

Al Qur’an juga dengan tegas melarang perusakan di bumi dan supaya


manusia menjaga keseimbangan alam. Dalam Al Qur’an surat Al Qhashash 77 di
jelaskan:

9
“ Dan carilah pada apa yang telah dianugrahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan kebahagiaanmu
dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baik kepadamu dan janganlah kamu
berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-
orang yang berbuat kerusakan (Al Qhashash 77).

Allah sudah menciptakan keseimbangan dalam suatu lingkungan hidup yang


akan terus menerus berlangsung atau bergerak, dan baru akan terganggu apabila
terjadi bencana alam atau kerusakan yang disebabkan oleh manusia. Al Qur'an
dalam surat Ar Ruum ayat 41 telah menjelaskan, kebanyakan bencana alam di
planet ini disebabkan oleh ulah manusia yang tidak bertanggung jawab.

Amanat yang diberikan kepada manusia sebagai khalifah di bumi


hendaknya diwujudkan sedalam tindakan memelihara, mengelola,
mengembangkan dan memanfaatkan kekayaan alam dengan sebaik-baiknya agar
lingkungan hidup di muka bumi ini akan terus berlanjut menjadi lebih baik.

10
V. BAB 3 PENUTUP

1. Kesimpulan

Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa lingkungan hidup di


muka bumi ini masih banyak terjadi kerusakan, kerusakan lingkungan hidup
tersebut adalah akibat dari ulah mansuia yang tidak menjaga lingkungan di bumi
ini. Kesadaran untuk memperhatikan, merawat dan melestarikam lingkungan
hidup masih belum semuanya muncul dalam diri manusia. Peran agama terutama
agama Islam sangat menjadi penting karena tingkah laku manusia bisa dirubah
dengan membekali diri dengan agama. Dalam suatu lingkungan hidup yang dapat
mendukung kualitas hidup yang baik, dapat dikatakan mempunyai kualitas yang
baik pula pada lingkungannya. Dan juga dengan agama Islam dapat menguatkan
nilai-nilai positif terhadap alam dan lingkungan hidup yang diharapkan dapat
membantu kesadaran manusia sehingga peduli dengan lingkungan hidup di bumi
ini.

11
VI. DAFTAR PUSTAKA

https://almanhaj.or.id/3456-islam-dan-lingkungan-hidup.html

http://www.crayonpedia.org/mw/BSE:Lingkungan_Hidup_dan_Pelestariannya_8.
1_(BAB_3)
http://afand.cybermq.com/post/detail/2405/linkungan-hidup
www.mohidrus.wordpress.com
http://alianwar-ibn-hamdun.blogspot.co.id/2015/07/pelestarian-lingkungan-hidup-
dalam.html

http://muhammadiyahgoesgreen.blogspot.co.id/2012/04/agama-dan-penyelamatan-
lingkungan.html

12

Anda mungkin juga menyukai