Laporan Kasus Fix
Laporan Kasus Fix
TUMOR TIROID
Disusun oleh :
Lidia Wati
1408465707
Pembimbing :
PENDAHULUAN
1
diagnosa. Penanganan pertama untuk suatu kanker adalah kesempatan terbaik
untuk pasien mencapai tingkat kesembuhan optimal, demikian pula halnya untuk
kanker tiroid.3
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
kebanyakan sel tubuh, membantu mengatur metabolisme lemak dan hidrat arang,
dan sangat diperlukan untuk pertumbuhan serta maturasi normal. Apabila tidak
terdapat kelenjar tiroid, orang tidak akan tahan dingin, akan timbul kelambanan
mental dan fisik, dan pada anak-anak terjadi retardasi mental dan dwarfisme.
Sebaliknya, sekresi tiroid yang berlebihan meninbulkan penyusutan tubuh, gugup,
takikardi, tremor, dan terjadi produksi panas yang berlebihan. Kelenjar tiroid
menghasilkan hormon tiroid utama yaitu tiroksin (T4) yang kemudian berubah
menjadi bentuk aktifnya yaitu triyodotironin (T3). Iodium nonorganik yang
diserap dari saluran cerna merupakan bahan baku hormon tiroid. Zat ini
dipekatkan kadarnya menjadi 30-40 kali sehingga mempunyai afinitas yang
sangat tinggi di dalam jaringan tiroid. T3 dan T4 yang dihasilkan ini kemudian
akan disimpan dalam bentuk koloid di dalam tiroid. Sebagian besar T4 kemudian
akan dilepaskan ke sirkulasi sedangkan sisanya tetap di dalam kelenjar yang
kemudian mengalami daur ulang. Di sirkulasi, hormon tiroid akan terikat oleh
protein yaitu globulin pengikat tiroid (thyroid binding globulin, TBG) atau
prealbumin pengikat albumin (thyroxine binding prealbumine, TBPA). Hormon
stimulator tiroid (thyroid stimulating hormone, TSH) memegang peranan
terpenting untuk mengatur sekresi dari kelenjar tiroid. TSH dihasilkan oleh lobus
anterior kelenjar hipofisis. Proses yang dikenal sebagai negative feedback sangat
penting dalam proses pengeluaran hormon tiroid ke sirkulasi. Dengan demikian,
sekresi tiroid dapat mengadakan penyesuaian terhadap perubahan-perubahan di
dalam maupun di luar tubuh. Juga dijumpai adanya sel parafolikuler yang
menghasilkan kalsitonin yang berfungsi untuk mengatur metabolisme kalsium,
yaitu menurunkan kadar kalsium serum terhadap tulang.5
2.2 Histologi
Unit struktural daripada tiroid adalah folikel, yang tersusun rapat, berupa
ruangan bentuk bulat yang dilapisi oleh selapis sel epitel bentuk gepeng, kubus
sampai kolumnar. Konfigurasi dan besarnya sel-sel folikel tiroid ini dipengaruhi
oleh aktivitas fungsional daripada kelenjar tiroid itu sendiri. Bila kelenjar dalam
keadaan inaktif, sel-sel folikel menjadi gepeng dan akan menjadi kubus atau
kolumnar bila kelenjar dalam keadaan aktif. Pada keadaan hipertiroidism, sel-sel
4
folikel menjadi kolumnar dan sitoplasmanya terdiri dari vakuol-vakuol yang
mengandung koloid.6
Folikel-folikel tersebut mengandung koloid, suatu bahan homogen
eosinofilik. Variasi densiti dan warna daripada koloid ini juga memberikan
gambaran fungsional yang signifikan; koloid eosinofilik yang tipis berhubungan
dengan aktivitas fungsional, sedangkan koloid eosinofilik yang tebal dan banyak
dijumpai pada folikel dalam keadaan inaktif dan beberapa kasus keganasan. Pada
keadaan yang belum jelas diketahui penyebabnya, sel-sel folikel ini akan berubah
menjadi sel-sel yang besar dengan sitoplasma banyak dan eosinofilik, kadang-
kadang dengan inti hiperkromatik, yang dikenal sebagai oncocytes (bulky cells)
atau Hürthle cells.6
2.3.1 Radang
Tiroiditis atau radang kelenjar tiroid mencakup sejumlah kelainan pada
tiroid dari radang akut supuratif sampai terjadinya proses kronik. Tiroiditis akut
jarang dijumpai. Berupa lesi berwarna merah, terasa nyeri, dan demam. Termasuk
5
disini yakni tiroiditis granulomatous (subakut, deQuervain’s), tiroiditis limfositik
(Hashimoto’s disease), dan struma Riedel.1,2
2.3.3 Neoplasma
Neoplasma tiroid mencakup neoplasma jinak (adenoma folikular) dan
neoplasma ganas (karsinoma). Nodul tiroid dapat diraba secara klinis sekitar 5-
10% populasi orang dewasa di Amerika Serikat. Ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan untuk menentukan apakah nodul tiroid tersebut jinak atau ganas.2,7
Beberapa hal yang mengarahkan diagnosis nodul tiroid jinak, antara
lain:2,7
Ada riwayat keluarga menderita penyakit autoimun (Hashimoto tiroiditis)
atau menderita nodul tiroid jinak.
Adanya disfungsi hormon tiroid (hipo atau hipertiroidisme)
Nodul yang disertai rasa nyeri
Nodul yang lunak dan mudah digerakkan
Struma multinodosa tanpa adanya nodul yang dominan
Gambaran kistik pada USG.
Beberapa hal yang mendukung kemungkinan kearah keganasan pada
nodul tiroid, yaitu :2,7
Usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 70 tahun
Jenis kelamin laki-laki
Disertai gejala–gejala disfagi atau distoni
Adanya riwayat radiasi leher
Adanya riwayat keluarga menderita karsinoma tiroid.
Nodul yang padat, keras dan sulit digerakkan
6
Adanya limfadenopati servikal
Gambaran solid atau campuran pada USG
a. Jinak
Adenoma Folikular
Adenoma tiroid merupakan kelainan jinak yang sering diklasifikasikan
sebagai folikular dan jarang sebagai papilar. Gambaran histopatologis dari
adenoma folikuler ada beberapa macam tergantung jumlah sel dan koloid yaitu
fetal (microfollicular), colloid (macrofollicular), embrional (atypical) dan Hurthle
(oxyphill. Semua tipe tersebut berpotensi mikroinvasi kecuali colloid adenoma.
Adenoma tiroid terjadi akibat mutasi gen dari sel prekursor tunggal.2,7
Secara klinis adenoma tiroid dapat tanpa gejala (“cold” or “warm”
adenoma) atau menunjukan gejala hipertiroid pada “hot” adenoma yang disebut
juga sebagai adenoma toksika tiroid karena adenoma jenis ini menghasilkan
banyak hormon tiroid. Adenoma folikuler tiroid memiliki diameter rata-rata 3cm,
dapat lebih kecil atau >10cm. Benjolan soliter, bulat lonjong dan berkapsul serta
berbatas tegas terhadap jaringan sekitar. Bila dibelah maka benjolan berwarna
antara putih keabuan sampai merah kecoklatan tergantung jumlah sel adenoma
dan koloid yang ada didalamnya. Daerah hemoragik, fibrosis, kalsifikasi dan
perubahan kistik yang biasanya didapatkan pada goiter multinoduler, juga dapat
dijumpai pada adenoma folikuler tiroid. Pemeriksaan penunjang diagnosis adalah
ultrasonografi dan FNAB dapat diulang secara berkala.2,7
7
Gambar 3. Gambaran nodul, hypoechoic, batas tegas pada pemeriksaan
ultrasound adenoma tiroid
(Sumber : Kepustakaan 8)
Gambar 4. Gambaran nodul soliter dengan doppler ultrasound dengan batas tegas
pada wanita 25 tahun. Hasil PA : adenoma tiroid
(Sumber : Kepustakaan 8)
8
Kista Tiroid
Didapatkan sekitar 15-25% dan diagnosa pasti dengan menggunakan
aspirasi cairan dari bentukan nodul. Kelainan ini sering akibat degenerasi kistik
dari jaringan tiroid yang normal, pendarahan, trauma dan adenoma folikular,
karsinoma, multinodular goiter atau anomali brachial yang mengenai kelenjar
thyroid. Dilaporkan 68% kistik nodul jinak, dan 32% ganas.8
b. Ganas
Karsinoma Papiler Tiroid
Karsinoma papiler tiroid merupakan kanker terbayak yaitu sebesar 74-80%
dengan massa solid atau massa kistik yang timbul dari jaringan tiroid normal.
Onset puncak pada usia antara 30-50 tahun dengan kasus lebih sering pada wanita
dibandingkan laki-laki. Terjadinya karsinoma papiler tiroid berkaitan dengan
9
mutasi pada RET proto-onkogen dan pemberian radiasi untuk terapi kelainan
jinak kepala leher. manifestasi klinis kebanyakan berupa benjolan di leher yang
asimtomatis. Jika tumor besar dapat menimbulkan gejala penekanan seperti suara
parau, sesak nafas, atau disfagia. Ketika diagnosa ditegakan 10-15% penderita
telah terdapat metastasis di tulang dan paru. Pada palpasi biasanya didapatkan
benjolan pada tiroid ukuran kurang dari 5cm. Kosistensi keras berbatas jelas,
gambaran khas irreguler dan bergerak keatas ketika menelan.9
Diagnosa ditegakkan dengan pemeriksaan FNAB dan membantu dengan
USG sebagai tuntunan pemeriksaan. FNAB memiliki sensitifitas 95%, spesifisitas
85,3% dan akurasi 90,4%.23 Kanker jenis ini memberikan angka kesembuhan yang
tinggi pada penderita mencapai 80-90% dari rata-rata kelangsungan hidup 10
tahun.10
Gambar 6. Gambran nodul, pada lobus kanan tiroid, hiperechoic, tepi reguler
tanpa halo dengan hasil PA : kanker palipar
(Sumber : kepustakaan 8)
10
Karsinoma folikuler tiroid
Kanker folikuler tiroid merupakan kanker ke-2 yang tersering dengan
frekuensi sekitar 17-20%. Insiden relatif lebih tinggi pada daerah gondok
endemik. Angka kejadian pada wanita 2-3 kali lebih banyak dibandingkan laki-
laki dapat terjadi pada semua umur terutam 15-84 tahun dengan rata-rata 49 tahun.
Kanker ini tidak berhubungan dengan radiasi. Mortalitas bergantung drajat invasi
pada vaskular. Umur sering menentukan prognosis penderita. Pada penderita
dengan usia >40 tahun tumor ini lebih agresif dan khas. Tumor tidak menyerap
Iodine seperti pada penerita muda.11,12
Beberapa penelitian menunjukan bahwa mutasi ras-onkogen dapat
menimbulkan tranformasi neoplastik dari tirosit pada karsinoma folikuler tiroid.
Mutasi diawali pada n-ras dan h-ras (codon 61) yang selanjutnya diikuti beberapa
mutasi yang salah satunya ialah delesi kromosom 3q, 11 dan 13q.11,12
Gejala klinis dari karsinoma folikuler tiroid mirip dengan karsinoma
papiler tiroid. Ada 2 macam pertumbuhan yaitu minimally invasive folicular
cancer (MFC) yang terbatas hanya penetrasi sel tumor ke dalam kapsul dan
widely invasive folicullar cancer (WIFC) yaitu invasi sel tumor dari kapsul tumor
ke dalam pembuluh darah dan jaringan parenkim tiroid sekitarnya. Pada
pemeriksaan FNAB sulit dibedakan antara adenoma folikuler dengan karsinoma
folikuler tiroid karena keduanya mempunyai gambaran sitologis yang sama.
Diagnosis karsinoma folikuler tiroid ditegakan jika didapatkan invasi sel folikel
tiroid ke dalam kapsul atau pembuluh darah/limfe sekitarnya.11,12
Ekspresi N-RAS dapat dievaluasi untuk membedakan antara karsinoma
folikuler dengan karsinoma papiler tiroid karena adnya peran RAS-RAF-MEK-
MAP kinase pathway dalam karsinogenesis tiroid. Metastase terjadi akibat
angioinvasi dan secara hematogen. Metastase sering terjadi di paru, tulang, otak,
liver, buli-buli dan kulit. Mestastase jarang terjadi mealui kelenjar limfe
dibandingkan dengan kanker jenis papilar sekitar 8-13%. Rata-rata daya tahan
hidup 10 tahun sebesar 60%. Secara keseluruhan angka kesembuhan lebih tinggi,
mencapai 95% pada lesi yang kecil dan penderita muda. Angka ini menurun pada
penderita tua.11,12
11
Gambar 7. gambaran nodul soliter pada lobus kanan pada pemeriksaan ultrasoud
dan dengan pemeriksaan FNAB didapatkan gambaran kanker folikular yang
menginfiltrasi kapsul
(sumber : kepustakaan 8)
12
Pemeriksaan laboratorium yang menunjang diagnosis karsinoma meduler
tiroid ialah kadar kalsitonin serum (>100pg/ml). Pada sindroma MEN dapat
dilakukan pemeriksaan vanilly mandelic acid (VMA) atau metanephrine dalam
urin tampung 24 jam. Penderita dengan metastasis pada kelenjar getah bening
leher atau hasil serotonin serum >400pg/ml sebaiknya preoperatif dilakukan CT
scan leher, thoraks dan hati. Pemeriksaan FNAB memberikan informasi
diagnostik untuk karsinoma meduler tiroid.13
13
menggunakan 18f-flurodeoxyglucose (18f-FDG) dapat melihat tumor primer dan
metastasis regional maupun jauh.15
Gambar 8. Gambaran nodul pada tiroid, solid, berbatas tegas dengan hasil
FNAB: hyperplasi
(sumber : kepustakaan 8)
14
a. Uji Tangkap Tiroid2,7
Penilainan fungsi tiroid dapat dilakukan dengan adanya sistem transport
pada membran sel tiroid yang menangkap yodida dan anion lain. Yodida selain
mengalami proses trapping juga ikut dalam proses organifikasi, sedangkan ion
pertechnetate hanya ikut dalam proses trapping. Ujji ini berguna untuk:
Menentukan fungsi dan sekaligus membedakan berbagai penyakit
hipertiroid
Menentukan dosis yodium radioaktif untuk pengobatan hipertiroid
Terdapat dua jenis uji tangkap yodium (iodine uptake test menggunakan
I123 atau I131, dan uji tangkap pertechnetate. Uji tangkap pertenchnetate
menggunakan Tc99m pertechetate. Dengan uji tangkap tiroid diukur persentase
radio isotop yang ditangkap oleh kelenjar tiroid pada periode waktu tertentu.
Proses trapping dan organifikasi yodida berada dibawah pengaruh
TSH;kadar yodium dalam makanan serta beberapa obat dan keadaan tertentu
dapat mempengaruhi hasil uji tangkap yodium.
Uji tangkap yodium dilakukan dengan memberikan I131 melalui oral
dengan dosis 30 – 50 mCi. Dengan dosis tersebut dapat dilakukan uji tangkap
yodium dosis yang diberikan lebih rendah yaitu 5-10 mCi.
Persentase penangkapan ditentukan dengan mengukur radioaktifitas
dileher 2,3,6 jam serta 24 jam dan kalau perlu 38 jam setelah pemberian I131.
Persentase penangkapan diperoleh dengan membandingkan tingkat radioaktivitas
dileher dengan radioaktivitas yang diberikan dengan memperhitungkan faktor
peluruh dan radiasi latar belakang.
Persentase penangkapan 2,4 atau 6 jam lebih bermakana untuk
menegakkan diagnosa hipertiroid, sedang nilai 24 jam lebih bermakna untuk
hipotiroid karena pada periodid ini radioaktivitas di jaringan ektra tiroid sudah
sangat menurun. Sebelum dilakukan uji tangkap yodium,semua obat yang
diketahui akan mempengaruhi hasil pemeriksaan untuk sementara dihentikan.
Pada uji tangkap tiroid maka dianjurkan radioisotop Tc99m dibandingkan
dengan I131 yang dosisnya lebih tinggi.TC 99m
pertechnetate hanya terlibat sampai
proses trapping, sehingga tidak menggambarkan seluruh proses yang terjadi
intratiroid.
15
Uji tangkap pertenchnetate dilakukan dengan penyuntikan 2-5 mCi Tc99m
pertechnetate intravena. Dan setelah 10-20 menit dilakukan pengukuran
radioaktivitas didaerah kelenjar tiroid. Selanjutnya dapat dilakukan uji sidik tiroid.
16
c. Sidik seluruh tubuh dengan I131
Merupakan prosedur penting dalam pengelolaan karsinoma tiroid yang
berdiferensiasi baik. Dengan adanya metode ini dapat mengetahui jaringan tiroid
yang tersisa setelah dilakukan tiroidektomi atau anak sebar yang fungsional
ditempat lain atau yang staging dan follow up karsinoma tiroid. Beberapa
radioisotop lain telah dilaporkan berguna untuk mengevaluasi proses keganasan di
kelenjar tiroid, yaitu Ga67 sitrat dan TI201 serta antibodi bertanda.
17
sel inflamasi folikular pada tiroiditis Hashimoto, dan bila penderita sangat
dicurigai ganas maka harus diawasi ketat dan semua penampakan sel hurtle harus
dianggap ganas. Untuk membedakan antara adenoma folikular dengan
karsinoma folikular berdasarkan FNAB sulit untuk dibedakan.
2.4.4 Ultrasonography2,7
Pemeriksaan imaging ini dapat membedakan antara kista dan massa solid
dengan mudah, oleh karena kista murni hanya 2 – 3% yang ganas terutama pada
karsinoma anaplastik. Ultrasonography sangat sensitif untuk menentukan ukuran
dan jumlah nodul di tiroid, volume dari nodul tiroid, dapat pula digunakan untuk
mendeteksi jaringan kanker tiroid residif yang tidak dapat menangkap yodium,
yang tidak terlihat pada pemeriksaan sidik tiroid. Pada kehamilan dimana
pemeriksaan sidik tiroid merupakan kontraindikasi, pemeriksaan USG sangat
membantu untuk mengetahui adanya pembesaran tiroid. Dapat dipakai sebagai
pengamatan lanjut hasil pengobatan. Dengan menggunakan Doppler dan analisa
spectral, jika ditemukan karakteristik pola vaskular maka lebih mengarah kearah
keganasan. Gambaran pola perinodular vaskular lebih mengarah kearah kelainan
jinak. Bila dikombinasikan dengan gambaran parameter tanda ultrasonography
seperti gambar “halo”, mikroklasifikasi, cross sectional diameter, dan echgenecity
maka kemampuan deteksi keganasan meningkat.
18
Penggunaan USG sebagai pembimbing dalam menentukan lokasi saat
FNAB memberikan banyak keunggulan terutama nodul nonpapable, nodul kecil
dan kista.
Gambar 9. pemberian pengganjal pada bagian leher agar leher lebih menonjol
sebelum pemeriksaan ultrasound.
(sumber : kepustakaan 2)
19
sifat dari lesi serta perluasan dan sangat penting dalam menentukan adanya
metastase.2,7
2.4.6 MRI
Mempunyai peran mirip dengan CT, hanya alat ini tidak menggunakan
radiasi dan mempunyai kemampuan diferensiasi jaringan lunak lebih baik, serta
gambaran multiplanar.2,7
20
BAB III
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. YK
Umur : 57 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Budha
Alamat : Jl. Lintas Rengat Kuala Cenaku Indragiri Hulu
MRS : 07 Mei 2016
ANAMNESIS
Keluhan Utama
Benjolan pada leher sisi kiri
21
Riwayat Penyakit Keluarga
- Tidak ada anggota keluarga yang mengalami penyakit yang sama
- Riwayat kanker dalam keluarga (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Status generalis
- Keadaan umum : Tampak sakit sedang
- Kesadaran : Komposmentis
- Vital sign
o TD : 110/70 mmHg
o Nadi : 80x/menit, reguler, pengisian cukup
o Suhu : 36,6 oC
o Napas : 22x/menit
Pemeriksaan Kepala: konjungtiva anemis -/- , sklera ikterik -/-, pupil isokor,
reflek cahaya +/+, exopthalmus (-), lid retraksi (-), gerak
bola mata dalam batas normal
Pemeriksaan Leher : status lokalis
Pemeriksaan Thoraks
Paru
Inspeksi : pergerakan dada simetris kiri dan kanan, retraksi (-)
Palpasi : vokal fremitus kiri = kanan
Perkusi : sonor di kedua lapangan paru
Auskultasi : suara nafas vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Jantung :
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : ictus cordis tidak teraba
Perkusi : batas jantung DBN
Auskultasi : bunyi jantung I dan II (+) normal, murmur (-), gallop (-)
22
Pemeriksaan Abdomen
- Inspeksi : tampak datar, venektasi (-), massa (-)
- Auskultasi : bising usus (+) normal
- Palpasi : supel, nyeri tekan (-), massa (-), hepar/lien tidak teraba
- Perkusi : timpani di seluruh lapang abdomen
DIAGNOSIS KERJA
Tumor tiroid sinistra suspek adenoma tiroid
DIAGNOSIS BANDING
- Tiroiditis kronik
- Karsinoma tiroid
23
PEMERIKSAAN PENUNJANG:
Pemeriksaan Laboratorium
Darah rutin
Hb : 13,93 gr/dL
Ht : 41,12%
Leukosit : 6.340/µL
Trombosit : 305.100/µL
Kimia darah
GDS : 99 mg/dl
CHOR : 190 mg/dl
HDL : 71,4 mg/dl
TGB : 73 mg/dl
URE : 31 mg/dl
CRE : 0,63 mg/dl
AST : 23 IU/L
ALT : 30 U/L
Imunoserologi
Total T3 : 1,71 nmol/l
Total T4 : 97,68 nmol/l
TSH : 0,59 uUl/ml
Free T4 : 16,79 pmol/l
USG Thyroid
Kesan :
pembesaran thyroid sinistra dengan nodul kistik didalamnya ec. suspek benign
nodul solid pada tiroid dextra dan isthmus
X-Foto Thorax
Kesan :
Cor : dalam batas normal
Pulmo : tidak tampak kelainan
24
Pemeriksaan sitologi
Gambaran sitologi sesuai dengan adenoma thyroid dengan sel-sel atypic
DIAGNOSIS AKHIR
Adenoma tiroid sinistra
RENCANA PENATALAKSANAAN
Operatif : isthmulobectomy dengan Frozen Sectio
25
BAB IV
PEMBAHASAN
Pasien pada laporan kasus ini adalah perempuan berusia 57 tahun dengan
diagnosa adenoma tiroid sinistra. Kejadian tumor tiroid hampir tiga kali lebih
sering pada wanita dibandingkan pria, sekitar 6,7 per 100.000 populasi dan
kejadiannya meningkat setelah usia diatas 50 tahun. Diagnosis ini ditegakkan
berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.
Berdasarkan anamnesis, tumor doubling time dapat hitung menggunakan rumus :
Lama (Bulan) x 30 hari
Pembesaran
Pada kasus ini lamanya tumor adalah 2 tahun (24 bulan). Pembesarannya
1 cm sebesar melinjo hingga berdiameter 4 cm. Jadi tumor doubling timenya
adalah :
24 bulan x 30 hari = 180
4
Berdasarkan doubling time, maka benjolan pada pasien ini adalah slow
growing (doubling time lebih dari 90 hari). Dari pemeriksaan fisik didapatkan
vital sign dalam batas normal, pada pemeriksaan fisik kepala, thorak, abdomen,
ekstremitas dalam batas normal. Pembesaran KGB tidak ada. Pada pemeriksaan
status lokalis didapatkan benjolan di leher sisi kiri, padat, mobile, tidak nyeri jika
ditekan, ikut bergerak ketika menelan, batas tegas dengan ukuran 4 x 3
cm,permukaan rata. Dari pemeriksaan indeks wayne didapatkan skor <11
(eutiroid).
Dari pemeriksaan tes fungsi tiroid didapatkan hasil dalam batas normal.
Pemeriksaan rontgen thoraks tidak terdapat kelainan, pemeriksaan USG
didapatkan kesan pembesaran thyroid sinistra dengan nodul kistik didalamnya ec.
suspek benign. Pada pemeriksaan sitologi didapatkan gambaran sitologi sesuai
dengan adenoma thyroid dengan sel-sel atypic.
Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang di
atas, pasien tersebut dapat didiagnosis dengan adenoma thyroid sinistra.
26
Tatalaksana pada pasien ini adalah dengan pembedahan isthmulobectomy
dengan Frozen Section. Pemeriksaan potong beku pada operasi tiroidektomi
diperlukan untuk meyakinkan bahwa nodul yang dioperasi merupakan suatu
keganasan atau bukan, dilakukan pada saat operasi. Hasil pemeriksaan potong
beku menjadi dasar untuk menentukan langkah terapi definitif bila jinak (VC
negatif) maka operasi cukup dilakukan lobektomi subtotal namun jika ditemukan
sel ganas (VC positif) maka operasi dilanjutkan tiroidektomi total atau
tiroidektomi subtotal tergantung kondisi dan indikasi penderita.
27
DAFTAR PUSTAKA
28
13. Kloss RT, Eng C, Evans DB, Francis GL, Gagel RF, Gharib H, et al. Medully
thyroid cancer. Management guidelines of the American Thyroid Association.
Thyroid. 2009;19:565-612
14. Smallridge RC, Marlow LA, Copland JA, Anaplastic Thyroid cancer.
Molecular pathogenesis and emerging therapies. Endocr Relat Cancer.
2009;16:17-44
15. Bongsrud TV, Karantanis D, Nathan Ma, Mullan BP, Wiseman GA,
Kasperbauer JL, et al. 18F-FDG Pet in the management of patiens with
anaplastic thyroid carcinoma. Thyroid.2008;18:713-9.
29