Anda di halaman 1dari 10

FULL-FLEDGED INFLATION TARGETING FRAMEWORK DAN

PERSISTENSI INFLASI
Oleh :
Rachman Hakim
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Madura

ABSTRACT
Setting the inflation rate may look simple but certainly not easy. This can be
evidenced by frequent melencengnya inflation target has been set by Bank
Indonesia. To overcome this, the 2004 Law No. 3 Article 7 were excluded, thus
changing the policy framework of inflation targeting lite be a full-fledged inflation
targeting. This means that Bank Indonesia will focus on regulating the rate of
inflation only. The purpose of this study to determine whether the rate of inflation
to be more easily controlled in the period of full-fledged inflation targeting. The
method used is the autoregressive model estimation. The results showed that the
application of full-fledged inflation targeting has not had a positive impact in
regulating the rate of inflation. In the period 2005-2015, was inflation is still very
difficult to control or tend to be persistent. Interestingly, this was due to the strong
influence of the global economy on the Indonesian economy.
Keywords: full-fledged inflation targeting, inflation persistence
ABSTRAK
Mengatur laju inflasi mungkin terlihat sederhana tapi jelas tidak mudah. Ini bisa
dibuktikan dengan sering melencengnya target inflasi yang telah ditetapkan Bank
Indonesia. Untuk mengatasi hal tersebut, tahun 2004 Undang-Undang No. 3
Pasal 7 dikeluarkan, sehingga kerangka kebijakan berubah dari inflation
targeting lite menjadi full-fledged inflation targeting. Artinya Bank Indonesia
akan lebih fokus untuk mengatur laju inflasi saja. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui apakah laju inflasi menjadi lebih mudah dikendalikan pada periode
full-fledged inflation targeting. Metode yang digunakan adalah estimasi model
autoregressive. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan full-fledged
inflation targeting belum memberikan dampak yang positif dalam mengatur laju
inflasi. Dalam periode 2005-2015, ternyata inflasi masih sangat sulit untuk
dikendalikan atau cenderung persisten. Menariknya, hal ini ternyata disebabkan
kuatnya pengaruh perekonomian global terhadap perekonomian Indonesia.
Kata kunci: full-fledged inflation targeting, persistensi inflasi

PENDAHULUAN Bank Indonesia untuk mengubah


tatanan kelembagaan menjadi Bank
Krisis tahun 1998 seperti
Indonesia yang bertugas untuk
membuka mata Bank Indonesia
mengontrol laju inflasi. Perubahan
tentang pentingnya mengendalikan
tatanan ini diwujudkan dengan
laju inflasi. Faktanya ternyata inflasi
mengganti Undang-Undang No. 13
bisa memiliki dampak yang
Tahun 1968 dengan Undang-Undang
multidimensional. Hal ini menuntut
Full-Fledged Inflation Targeting Framework Dan Persistensi.......Rachman Hakim

No. 23 Tahun 1999 tentang Bank dipraktekkan Bank Indonesia


Indonesia (Pohan, 2008). berdasarkan Undang-Undang No. 23
Disahkannya penerapan Tahun 1999 masih dikategorikan
Undang-Undang No. 23 Tahun 1999, sebagai Inflation Targeting Lite,
membuat Bank Indonesia menjadi yaitu penerapan ITF secara parsial
lembaga yang independen, Bank atau dikatakan ringan. Kerangka
Indonesia juga mempunyai tujuan kebijakan ini masih tercampur
yaitu mencapai dan memelihara dengan komitmen untuk mencapai
kestabilan nilai rupiah. Hal ini tujuan kebijakan yang lain. Artinya
menunjukkan secara implisit bahwa stabilitas inflasi bukanlah satu-
tujuan kebijakan moneter di satunya tujuan Bank Indonesia.
Indonesia adalah menjaga kestabilan Hal tersebut kemudian
harga (inflasi). berubah ketika Bank Indonesia
UU No. 23 Tahun 1999 mulai menjadikan Undang-Undang No. 3
diterapkan pada awal tahun 2000. Tahun 2004 Pasal 7 sebagai sebuah
Bank Indonesia mengumumkan landasan baru dalam membuat
target inflasi yang ingin dicapai kebijakan moneter. Hal ini bisa
setiap tahunnya. Sejak saat itu, target dikatakan sebagai batu loncatan bagi
inflasi menjadi elemen penting dalam Bank Indonesia dari menerapkan
kebijakan moneter, utamanya karena inflation targeting lite menuju full-
target tersebut diumumkan secara fledged inflation targeting. Artinya,
eksplisit kepada publik. Dengan dengan dikeluarkannya Undang-
demikian, penetapan sasaran inflasi Undang No. 3 Tahun 2004 Pasal 7
menjadi sesuatu yang mengikat maka Bank Indonesia bisa dibilang
dalam setiap perumusan kebijakan menganut Inflation Targeting
moneter Bank Indonesia. Framework secara penuh. Itu
Penetapan inflasi sebagai menandakan tujuan akhir kebijakan
satu-satunya sasaran akhir dalam moneter difokuskan untuk menjaga
sebuah kebijakan moneter seringkali stabilitas inflasi saja.
disebut dengan Inflation Targeting Dalam penerapan full-fledged
Framework (ITF). Akan tetapi, inflation targeting, sebenarnya
kerangka kebijakan moneter yang desain kerangka kebijakan moneter

Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.13, No.02 Desember 2015 169


Full-Fledged Inflation Targeting Framework Dan Persistensi.......Rachman Hakim

masih sangat memungkinkan untuk Dalam kerangka ITF, Bank


dibuat fleksibel khususnya pada Indonesia akan mengumumkan
masa-masa awal penerapannya. sasaran inflasi untuk setiap
Jenis, kisaran (range), level, dan tahunnya. Setiap periode Bank
periode pencapaian target inflasi, Indonesia mengevaluasi apakah
serta juga prosesnya dapat proyeksi inflasi ke depan masih
disesuaikan dengan karakteristik sesuai dengan sasaran yang telah
perekonomian negara berkembang ditetapkan. Proyeksi ini dilakukan
yang pada umumnya memiliki dengan sejumlah model dan sejumlah
variabilitas inflasi yang tinggi. Di informasi yang dapat
level operasional, target operasional menggambarkan kondisi inflasi ke
(baik suku bunga maupun agregat depan berdasarkan fakta yang ada di
moneter) juga dapat digunakan lapangan pada saat itu. Jika proyeksi
secara bersama-sama untuk secara inflasi sudah tidak kompatibel
gradual diarahkan menjadi satu target dengan sasaran, Bank Indonesia
operasional saja yang akan mewakili melakukan respon dengan
stance kebijakan moneter. menggunakan instrumen yang
Demikan pula halnya dengan dimiliki. Misalnya jika proyeksi
tingkat transparansi dan akuntabilitas inflasi telah melampaui sasaran,
yang dapat diupayakan secara maka Bank Indonesia akan
bertahap. Namun, yang harus selalu cenderung melakukan pengetatan
diingat disini adalah bahwa moneter. Tujuannya tentu agar inflasi
fleksibilitas tersebut mempunyai aktual kembali mendekati target
trade-off dengan kredibilitas inflasi.
sehingga desain ITF yang fleksibel Penerapan ITF di berbagai
tersebut memang dimaksudkan untuk negara, khususnya negara
digunakan selama masa transisi. berkembang seperti Indonesia,
Selain itu, fleksibilitas juga harus seringkali menimbulkan pro dan
dibatasi sepanjang tidak kontra. Pihak yang pro mengatakan
mengaburkan kerangka kebijakan bahwa penerapan ITF menuntut
ITF. komitmen yang tinggi dari otoritas
moneter untuk mencapai target

Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.13, No.02 Desember 2015 170


Full-Fledged Inflation Targeting Framework Dan Persistensi.......Rachman Hakim

inflasi yang telah ditetapkan. Tugas target inflasi yang ditetapkan. Pilihan
otoritas moneter menjadi terfokus. ITF yang fleksibel akan lebih
Sementara itu, pihak yang kontra optimal daripada melaksanakan
mengatakan bahwa penerapan ITF di kebijakan moneter tanpa kejelasan
Indonesia belum waktunya kerangka kerja.
mengingat belum terpenuhinya Dengan penekanan pada
beberapa prakondisi yang diperlukan, tujuan kestabilan harga, pertanyaan
yaitu posisi fiskal yang kuat, penting yang kemudian muncul
kestabilan makroekonomi, dan pasar adalah kerangka kerja kebijakan
keuangan yang mapan. moneter seperti apa yang paling
Pihak yang pro berpendapat sesuai dengan UU No. 23 Tahun
bahwa pada hakikatnya prakondisi 1999. Keberadaan target inflasi yang
untuk ITF juga berlaku bagi hampir diumumkan kepada publik dan
semua kerangka kerja kebijakan penetapan sasaran moneter yang
moneter. Selain itu, pengalaman di diarahkan kepada pencapaian target
beberapa negara menunjukkan inflasi tersebut sangat sesuai dengan
bahwa keberadaan prakondisi kerangka ITF. Dalam terminologi
tersebut tidak bersifat mutlak ketika kebijakan moneter, sasaran inflasi
ingin menerapkan kerangka ITF, dan dapat dianggap sebagai overriding
penerapan ITF dapat dilakukan objective atau juga sebagai sasaran
secara bertahap dari yang lite sampai antara, sedangkan besaran moneter
menjadi full-fledged. Belum (agregat moneter atau suku bunga)
terpenuhinya beberapa prakondisi sebagai operating target.
ITF dapat disikapi dengan penerapan Fitur lain yang sangat penting
ITF yang sifatnya fleksibel, namun dalam kerangka ITF seperti
tetap dengan mengedepankan independensi, transparansi, dan
kejelasan baik dalam hal inflasi akuntabilitas juga mendapat porsi
sebagai sasaran tunggal kebijakan penting dalam UU No. 23 Tahun
moneter maupun dalam hal 1999. Berbeda dengan UU No. 13
komitmen bank otoritas moneter Tahun 1968 yang menempatkan
dalam merumuskan respon kebijakan Bank Indonesia sebagai pembantu
yang diarahkan untuk mencapai pemerintah dalam melaksanakan

Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.13, No.02 Desember 2015 171


Full-Fledged Inflation Targeting Framework Dan Persistensi.......Rachman Hakim

keputusan-keputusan yang ditetapkan diharapkan. Target inflasi yang


Dewan Moneter, dalam UU No. 23 sudah ditetapkan seringkali tidak
Tahun 1999 ini Bank Indonesia sesuai dengan inflasi aktual. Bank
ditetapkan sebagai lembaga negara Indonesia terlihat masih menemui
yang independen yang bebas dari banyak kendala untuk mengontrol
campur tangan pemerintah (Pasal 4). laju inflasi. Hal ini tentu harus
Independensi ini ditegaskan pula diperbaiki oleh Bank Indonesia untuk
dengan ketentuan bahwa pemerintah memperbaiki kredibilitas mereka di
dan pihak lain diluar Bank Indonesia mata masyarakat Indonesia. Bank
dilarang melakukan segala bentuk Indonesia harus bisa menentukan
campur tangan terhadap pelaksanaan instrumen kebijakan yang tepat agar
tugas Bank Indonesia. inflasi aktual berada pada kisaran
Dalam perjalannya ITF yang diharapkan atau sesuai dengan
tidaklah menuai hasil seperti yang target inflasi.

Tabel 1. Target Inflasi dan Inflasi Aktual di Indonesia, 2001-2014


Tahun Target Inflasi Inflasi Aktual (%, yoy)
2001 4%-6% 12,55
2002 9%-10% 10,03
2003 9±1% 5,06
2004 5,5±1% 6,40
2005 6±1% 17,11
2006 8±1% 6,60
2007 6±1% 6,59
2008 5±1% 11,06
2009 4,5±1% 2,78
2010 5±1% 6,96
2011 5±1% 3,79
2012 4,5±1% 4,30
2013 4,5±1% 8,38
2014 4,5±1% 8,36
Sumber: Bank Indonesia
Penelitian mengenai persisensi inflasi disaggregat untuk kategori
inflasi pernah beberapa kali makanan dan jasa masing-masing 0.8
dilakukan di Indonesia. Alamsyah dan 0.9. Akan tetapi, terdapat
(2008) mengemukakan mengenai kecenderungan bahwa ada
adanya persistensi inflasi yang tinggi kecenderungan derajat persistensi
di Indonesia, dimana persistensi inflasi mulai menurun dalam periode

Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.13, No.02 Desember 2015 172


Full-Fledged Inflation Targeting Framework Dan Persistensi.......Rachman Hakim

pasca krisis. Penelitian Harmanta, mengatakan bahwa inflasinya tidak


Bathaluddin dan Waluyo (2011) persisten.
menunjukkan bahwa persistensi
inflasi di Indonesia cenderung METODE PENELITIAN
mengalami penurunan pada full- Jenis Penelitian
fledged inflation targeting. Artinya Penelitian ini disusun dengan
ada perbedaan pendapat antara dua pendekatan kuantitatif. Data yang
penelitian tersebut. Itulah digunakan berupa data sekunder
menariknya sehingga penelitian yang berasal dari Bank Indonesia.
terkait persistensi inflasi masih layak Data tersebut nantinya akan diolah
untuk dilakukan. supaya nantinya bisa memberikan
Penelitian ini ingin mengukur jawaban terhadap rumusan masalah
seberapa besar tingkat persistensi yang diangkat dalam penelitian ini.
inflasi di Indonesia. Sekaligus Jenis dan Sumber Data
membuktikan apakah keputusan Data yang akan digunakan
bank Indonesia untuk mengubah dalam penelitian ini berupa data
kerangka kebijakannya full-fledged sekunder yaitu, data inflasi bulanan
inflation targeting berdampak positif (year-on-year) dari bulan januari
terhadap tingkat persistensi inflasi. 2005 sampai Mei 2015. Penggunaan
Tujuan penelitian ini adalah data dari tahun 2005 dikarenakan
untuk melihat besarnya tingkat atau periode full-fledged inflation
derajat persistensi inflasi di targeting bisa dibilang mulai
Indonesia, terutama pada periode diterapkan pada tahun tersebut.
full-fledged inflation targeting. Sumber data berasal dari Bank
Artinya akan diukur berapa lama Indonesia. Latar belakang
kecepatan yang diperlukan oleh penggunaan data inflasi year-on-year
inflasi untuk kembali ke kondisi berdasarkan beberapa alasan.
semula setelah terjadinya kejutan Penggunaan data inflasi month-on-
atau shock. Jika kecepatannya rendah month ataupun quarter-to-quarter
bisa dikatakan bahwa inflasinya sangat terkait dengan faktor seasonal
sangat persisten. Akan tetapi jika sehingga dikhawatirkan kurang dapat
kecepatannya tinggi, kita bisa menggambarkan tingkat persistensi

Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.13, No.02 Desember 2015 173


Full-Fledged Inflation Targeting Framework Dan Persistensi.......Rachman Hakim

inflasi yang sebenarnya (Arimurti, = jumlah


2011). koefisien AR
Teknik Analisis Data εt = random
- Autoregressive (AR) error term atau
Seperti yang dijelaskan residual dari
sebelumnya, ada beberapa metode regresi
yang dapat digunakan untuk persamaan di
mengukur derajat persistensi inflasi atas
pada pendekatan univariat. Dengan Dari hasil estimasi persamaan
melihat kelebihan dan kekurangan tersebut, tingkat persistensi inflasi
masing-masing, penelitian ini akan dihitung dengan melihat jumlah
menggunakan metode autoregressive koefisien AR. Cara penjumlahan
(AR). koefisien tersebut merupakan cara
pengukuran skalar persistensi terbaik
menurut Andrews dan Chen (1994).
Dimana: πt = tingkat
inflasi pada waktu t PEMBAHASAN
µ = konstanta Hasil estimasi model
dari hasil autoregressive dengan menggunakan
proses data inflasi selama periode full-
estimasi, fledged inflation targeting
sebagai kontrol menunjukkan hasil sebagai berikut:
terhadap rata-
rata inflasi
Tabel 2. Hasil Estimasi Model Autoregressive

Source SS df MS Number of obs = 125


F( 1, 123) = 838.61
Model 1407.94308 1 1407.94308 Prob > F = 0.0000
Residual 206.504789 123 1.67890072 R-squared = 0.8721
Adj R-squared = 0.8710
Total 1614.44787 124 13.0197409 Root MSE = 1.2957

var1 Coef. Std. Err. t P>|t| [95% Conf. Interval]

var2 .9336199 .0322396 28.96 0.000 .8698035 .9974363


_cons .4918705 .2629013 1.87 0.064 -.0285266 1.012268

Sumber: data diolah

Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.13, No.02 Desember 2015 174


Full-Fledged Inflation Targeting Framework Dan Persistensi.......Rachman Hakim

Berdasarkan tabel di atas, dapat berada di kisaran 0,9. Sementara itu,


diketahui bahwa ternyata persistensi jika dibandingkan dengan penelitian
inflasi di Indonesia sangat tinggi Harmanta, Bathaluddin dan Waluyo
selama periode full-fledged inflation (2011), penelitian ini memberikan
targeting. Angkanya mencapai hasil yang cukup berbeda. Persistensi
0,9336199 atau hampir menyentuh inflasi tidak bisa dibilang lebih baik
angka satu. Hal ini menandakan dibandingkan periode sebelumnya
kalau inflasi di Indonesia sangat mengingat betapa persistennya
persisten, artinya kecepatan turunnya inflasi selama periode full-fledged
laju inflasi sangatlah lambat. Hal ini inflation targeting.
tentu bukan pertanda yang baik. Sangat persistennya tingkat
Penelitian Alamsyah (2008) inflasi selama periode full-fledged
menunjukkan hasil yang tidak jauh inflation targeting bisa dibuktikan
berbeda dimana persistensi inflasi dengan melihat tabel di bawah ini.

Tabel 3. Data Inflasi Tahun 2005-2015

Bln Tahun
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Jan 7.32 17.03 6.26 7.36 9.17 3.72 7.02 3.65 4.57 8.22 6.96
Feb 7.15 17.92 6.30 7.40 8.60 3.81 6.84 3.56 5.31 7.75 6.29
Mar 8.81 15.74 6.52 8.17 7.92 3.43 6.65 3.97 5.90 7.32 6.38
Apr 8.12 15.40 6.29 8.96 7.31 3.91 6.16 4.50 5.57 7.25 6.79
Mei 7.40 15.60 6.01 10.38 6.04 4.16 5.98 4.45 5.47 7.32 7.15
Juni 7.42 15.53 5.77 11.03 3.65 5.05 5.54 4.53 5.90 6.70 -
Juli 7.84 15.15 6.06 11.90 2.71 6.22 4.61 4.56 8.61 4.53 -
Agus 8.33 14.90 6.51 11.85 2.75 6.44 4.79 4.58 8.79 3.99 -
Sep 9.06 14.55 6.95 12.14 2.83 5.80 4.61 4.31 8.40 4.53 -
Okt 17.89 6.29 6.88 11.77 2.57 5.67 4.42 4.61 8.32 4.83 -
Nov 18.38 5.27 6.71 11.68 2.41 6.33 4.15 4.32 8.37 6.23 -
Des 17.11 6.60 6.59 11.06 2.78 6.96 3.79 4.30 8.38 8.36 -
Sumber: Bank Indonesia

Data di atas menunjukkan 12 bulan dimana inflasi berada di


ketika inflasi cukup tinggi maka akan level yang cukup tinggi. Fakta seperti
dibutuhkan waktu yang cukup lama ini menandakan betapa persistennya
hingga laju inflasi menjadi normal laju inflasi. Artinya inflasi tidak
kembali. Perhatikan data bulan segera kembali ke level normalnya.
Oktober 2005 sampai bulan Hal yang sama juga terjadi selama
September 2006. Ada rentang sekitar bulan Mei 2008 sampai bulan

Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.13, No.02 Desember 2015 175


Full-Fledged Inflation Targeting Framework Dan Persistensi.......Rachman Hakim

Desember 2008. Rentang waktu negeri, yang bisa ditunjukkan dengan


delapan bulan jelas bukan waktu tingginya jumlah impor kita. Bahkan
yang bisa dibilang singkat untuk jumlahnya terus naik dari tahun ke
membiarkan laju inflasi berada pada tahun. Jika hal ini terus berlanjut,
level yang cukup tinggi. sulit bagi kita untuk lepas dari
Ada alasan yang cukup pengaruh global.
masuk akal kenapa pada tahun 2005 KESIMPULAN
dan 2008 inflasi yang tinggi menjadi Berdasarkan hasil penelitian,
berlarut-larut. Ternyata alasannya bisa ditarik kesimpulan bahwa
pun bisa dibilang hampir sama. Pada penggunaan full-fledged inflation
periode tersebut perekonomian targeting bisa dikatakan belum
Indonesia sangat dipengaruhi oleh memberikan hasil yang memuaskan.
kondisi keuangan global. Tahun Hal ini bisa ditunjukkan dengan
2005 ketidakseimbangan keuangan sulitnya mengontrol laju inflasi pada
global dan tingginya harga minyak periode tersebut. Dengan kata lain,
dunia memicu ketidakstabilan inflasi masih tergolong sangat
perekonomian Indonesia. Nilai tukar persisten. Menariknya, selama ini
sangat fluktuatif dan inflasi pun inflasi yang sangat persisten ternyata
mulai terpengaruhi. Tahun 2008 dipengaruhi oleh kondisi
gejolak di pasar keuangan Amerika perekonomian global. Artinya laju
Serikat yang berawal dari krisis inflasi di Indonesia lebih dipengaruhi
perumahan mulai menyebar dan faktor eksternal dibandingkan
mengakibatkan krisis global. Pada internal sendiri. Tentu ini menjadi
akhirnya, kondisi perekonomian di tantangan sendiri bagi Indonesia
Indonesia juga terpengaruh sehingga untuk lepas dari pengaruh luar. Salah
laju inflasi tidak terkontrol. satu caranya bisa dengan mengurangi
Sebenarnya, cukup mudah ketergantungan terhadap produk dari
untuk menjelaskan kenapa kita luar negeri.
sangat mudah dipengaruhi kondisi DAFTAR PUSTAKA
perekonomian secara global. Hal ini Alamsyah, Halim. 2008. Persistensi
dikarenakan Indonesia cukup Inflasi dan Dampaknya
tergantung dengan produk luar Terhadap Pilihan dan Respon

Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.13, No.02 Desember 2015 176


Full-Fledged Inflation Targeting Framework Dan Persistensi.......Rachman Hakim

Kebijakan Moneter di Central Bank Working Paper


Indonesia. Disertasi. Program 201: 1-59.
Pascasarjana Universitas Harmanta, M. B. Bathaludin, dan J.
Indonesia. Depok. Waluyo. 2011. Inflation
Andrews, D.W.K, dan H.Y. Chen. Targeting Under Imperfect
1994. Approximately Median- Credibility: Lessons from
Unbiased Estimation of Indonesian Experience.
Autoregressive Models. Bulletin of Monetary,
Journal of Business & Economics and Banking 2011:
Economic Statistics 12(2). 271-306.
Arimurti, T. dan B. Trisnanto.2011. Marques, C. R. 2004. Inflation
Persistensi Inflasi di Jakarta Persistence, Facts or
dan Implikasinya Terhadap Artefacts?. European Central
Kebijakan Pengendalian Inflasi Bank, Working Paper Series
Daerah. Buletin Ekonomi 371: 1-50.
Moneter dan Perbankan 14(1): Pohan, A. 2008. Kerangka Kebijakan
5-29. Moneter & Implementasinya di
Bank Indonesia. 2015. Pengenalan Indonesia. PT. Raja Grafindo
Inflasi. www.bi.go.id Persada. Jakarta.
Batini, Nicoletta. 2002. Euro Area
Inflation Persisten. Europan

Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.13, No.02 Desember 2015 177

Anda mungkin juga menyukai

  • Tpa 103
    Tpa 103
    Dokumen9 halaman
    Tpa 103
    putraumi
    100% (2)
  • 227 735 3 PB
    227 735 3 PB
    Dokumen11 halaman
    227 735 3 PB
    اصف برخيا
    Belum ada peringkat
  • Pedoman Skripsi Fe
    Pedoman Skripsi Fe
    Dokumen36 halaman
    Pedoman Skripsi Fe
    اصف برخيا
    Belum ada peringkat
  • Peran Koprasi H
    Peran Koprasi H
    Dokumen1 halaman
    Peran Koprasi H
    اصف برخيا
    Belum ada peringkat
  • Ekonomika Juni 2017
    Ekonomika Juni 2017
    Dokumen14 halaman
    Ekonomika Juni 2017
    اصف برخيا
    Belum ada peringkat
  • 5 6264976461468270627
    5 6264976461468270627
    Dokumen39 halaman
    5 6264976461468270627
    اصف برخيا
    Belum ada peringkat
  • Prasetiya
    Prasetiya
    Dokumen3 halaman
    Prasetiya
    اصف برخيا
    Belum ada peringkat
  • Izzan 2
    Izzan 2
    Dokumen1 halaman
    Izzan 2
    اصف برخيا
    Belum ada peringkat
  • AR98
    AR98
    Dokumen1 halaman
    AR98
    اصف برخيا
    Belum ada peringkat
  • Iyuz 5
    Iyuz 5
    Dokumen2 halaman
    Iyuz 5
    اصف برخيا
    Belum ada peringkat
  • Pengukuran Dan Penilaian
    Pengukuran Dan Penilaian
    Dokumen26 halaman
    Pengukuran Dan Penilaian
    Mohd Ismarezza
    Belum ada peringkat
  • Iyus 5
    Iyus 5
    Dokumen1 halaman
    Iyus 5
    اصف برخيا
    Belum ada peringkat
  • Baru Ar
    Baru Ar
    Dokumen2 halaman
    Baru Ar
    اصف برخيا
    Belum ada peringkat
  • 3 Lembarservasi PTK
    3 Lembarservasi PTK
    Dokumen14 halaman
    3 Lembarservasi PTK
    Fitri Puspasari
    Belum ada peringkat
  • Ar 17
    Ar 17
    Dokumen1 halaman
    Ar 17
    اصف برخيا
    Belum ada peringkat
  • Imam
    Imam
    Dokumen4 halaman
    Imam
    اصف برخيا
    Belum ada peringkat
  • Nabila
    Nabila
    Dokumen4 halaman
    Nabila
    اصف برخيا
    Belum ada peringkat
  • Berikut Surat Al Baqarah Ayat 177
    Berikut Surat Al Baqarah Ayat 177
    Dokumen3 halaman
    Berikut Surat Al Baqarah Ayat 177
    اصف برخيا
    Belum ada peringkat
  • Ko Mputer
    Ko Mputer
    Dokumen4 halaman
    Ko Mputer
    اصف برخيا
    Belum ada peringkat
  • Ipi 350151
    Ipi 350151
    Dokumen11 halaman
    Ipi 350151
    اصف برخيا
    Belum ada peringkat
  • Alfian Qadhafi
    Alfian Qadhafi
    Dokumen13 halaman
    Alfian Qadhafi
    اصف برخيا
    Belum ada peringkat
  • Ida
    Ida
    Dokumen3 halaman
    Ida
    اصف برخيا
    Belum ada peringkat
  • Ika Ujian
    Ika Ujian
    Dokumen2 halaman
    Ika Ujian
    اصف برخيا
    Belum ada peringkat
  • Meraih Sukses Sejati
    Meraih Sukses Sejati
    Dokumen18 halaman
    Meraih Sukses Sejati
    اصف برخيا
    Belum ada peringkat
  • Contoh Procedure Text
    Contoh Procedure Text
    Dokumen3 halaman
    Contoh Procedure Text
    اصف برخيا
    Belum ada peringkat
  • Soal Sejarah Kls X
    Soal Sejarah Kls X
    Dokumen2 halaman
    Soal Sejarah Kls X
    اصف برخيا
    Belum ada peringkat
  • Panduan Ed Xi 20 Maret 17 PDF
    Panduan Ed Xi 20 Maret 17 PDF
    Dokumen559 halaman
    Panduan Ed Xi 20 Maret 17 PDF
    Maya Ernie
    100% (1)
  • Undangan Pertemuan
    Undangan Pertemuan
    Dokumen1 halaman
    Undangan Pertemuan
    اصف برخيا
    Belum ada peringkat
  • Kop Surat Inkubator Bisnis Kewirausahaan (IBK) 2
    Kop Surat Inkubator Bisnis Kewirausahaan (IBK) 2
    Dokumen1 halaman
    Kop Surat Inkubator Bisnis Kewirausahaan (IBK) 2
    اصف برخيا
    Belum ada peringkat