ISSN: 0853-5167 (p); 2338-2007 (e), Volume 27, No. 1, April 2016, Hal. 14-24
DOI: 10.21776/ub.habitat.2016.027.1.3
Business Development Strategy of Cemara Soy Sauce With The Methods of Blue
Ocean Strategy and Balanced Scorecard on Cemara Food Small Medium
Enterprise, Talun District, Blitar Regency
Tio Wahyu Nugraha1*, Dina Novia Priminingtyas2
Jurusan Sosial Ekonomi, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, Jl. Veteran Malang 65145, Jawa
Timur, Indonesia.
ABSTRAK
Meningkatnya jumlah pesaing menyebabkan UKM Cemara Food seakan terjebak dalam kondisi
persaingan yang sangat kompetitif karena kompetisi pasar. Minimnya inovasi dalam hal manajerial
produksi dan operasi membuat strategi yang diterapkan perusahaan menjadi tidak relevan lagi dengan
kondisi yang ada. Sehingga diperlukan penelitian ini untuk melihat kondisi kinerja perusahaan. Tujuan
dilakukan penelitian ini adalah untuk 1) Menganalisis kinerja UKM Cemara Food. dan 2)
Memformulasikan rancangan strategi pengembangan untuk produk kecap Cemara. Metode yang
digunakan untuk menganalisis kinerja perusahaan adalah Balanced Scorecard, sedangkan untuk
memformulasikan strategi menggunakan pendekatan Blue Ocean Strategy dan Balanced Scorecard. Nilai
R/C Ratio sebesar 1,25 dan ROE sebesar 16,4% menunjukan penggunaan modal dan aliran keuangan
perusahaan sudah dapat dikatakan baik meski harus ditingkatkan lagi efisiensinya. Nilai CSI sebesar 71%
yang berarti bahwa indeks kepuasan keseluruhan konsumen yang dihitung berdasarkan atribut produk
berada pada kriteria puas.
Kata Kunci: blue ocean strategy; balanced scorecard; kecap; UKM
ABSTRACT
The increasing number of competitors cause Cemara Food Small Medium Enterprise (SMEs) seemed
stuck in a state of bloody competition for market competition. The lack of innovation in terms of
production and operation managerial strategies applied to make the company become irrelevant with
existing conditions. So, we need this research to describe the condition of the company’s perfomance. The
purpose of this research is to 1) to analyze the performance of Cemara Food company and 2) formulating
the development strategy of soy product of Cemara soysauce. The method used to analyze the company’s
performance is the Balanced Scorecard, while to formulate a strategy of using approaches Blue Ocean
Strategy and Balanced Scorecard. The rate of R/C ratio of 1.25 and a ROE of 16.4% showing the use of
capital and financial flows are good, although they had to improve more the efficiency. CSI value of 71%,
which means that the overall customer satisfaction index is calculated based on the criteria of product
attributes are quite satisfy.
Keywords: blue ocean strategy; balanced scorecard; soysauce; SMEs
industri kecil menengah adalah dengan strategi kecap Cemara milik UKM Cemara Food
pengembangan usaha. Strategi pengembangan menggunakan metode Balanced Scorecard.
penting untuk mendorong produk hasil industri Setelah didapatkan hasil evaluasi kinerja
agar memiliki daya saing yang lebih tinggi untuk perusahaan, penelitian ini bertujuan untuk
masuk ke dalam pasar. Terlebih dengan merumuskan strategi pengembangan usaha
pertumbuhan industri kecil yang bergerak di dengan menggunakan metode Blue Ocean
bidang olahan makanan dewasa ini begitu Stategy.
menjamur.
Oleh karena itu pelaku usaha dituntut 2. Metode Penelitian
untuk berinovasi dalam menghadapi persaingan
2.1. Metode Penentuan Responden
pasar. Kerapatan persaingan industri kecap di
Kabupaten Blitar menciptakan medan kompetisi Metode penentuan responden yang
yang diperebutkan oleh para pemain yang digunakan oleh peneliti untuk produsen adalah
menawarkan produk dan pasar yang sama. Sejak menggunakan key informan yaitu produsen kecap
tahun 1991 hingga 2015 pertumbuhan industri Cemara Kabupaten Blitar. Penentuan responden
kecap di Blitar mengalami peningkatan. Kecap yang digunakan peneliti untuk konsumen adalah
merek Cemara merupakan produk unggulan menggunakan metode non probability sampling
Cemara Food. Perusahaan yang berdiri sejak yaitu dengan quota sampling. Metode non
1991 ini merupakan salah satu pelopor industri probability sampling merupakan teknik
kecap di Kabupaten Blitar. Keadaan tersebut penentuan sampel/responden yang tidak
membuat UKM Cemara Food harus menghadapi memberikan kesempatan yang sama bagi setiap
persaingan yang ketat. Berdasarkan data unsur atau anggota populasi untuk dipilih
Disperindag Kabupaten Blitar (2015) jumlah menjadi sampel/responden penelitian, (Sugiyono,
industri pembuatan kecap yang telah memiliki 2013).
merek adalah sebanyak 7 unit usaha yaitu adalah Quota sampling merupakan teknik untuk
kecap Cap Durian Mas, Cap Bajang, Kecap menentukan sampel dari populasi yang
Jamburi, Kecap Rahayu, Kecap Gurami, Cap mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah yang
Tjapar, dan Kecap Cemara. diinginkan oleh peneliti (Sugiyono, 2013). Dalam
Kendala serta ancaman yang dihadapi sampling kuota, ukuran serta sampel pada setiap
Kecap Cemara adalah dikarenakan banyaknya sub-subpopulasi ditentukan oleh peneliti sampai
jenis usaha yang sama di wilayah Kabupaten jumlah tertentu.
Blitar membuat kompetitor untuk segmentasi Populasi utama yang juga menjadi kategori
produk dan pangsa konsumen yang sama juga utama penelitian adalah konsumen yang
semakin sesak. Kondisi tersebut dapat mengetahui dan dan pernah mengkonsumsi kecap
dianalogikan bagai lautan persaingan usaha yang Cemara, kecap Bango dan kecap Gurami yang
“berdarah-darah” (Red Ocean) karena kompetisi berdomisili di wilayah Kabupaten Blitar.
pasar. Masalah lain adalah permintaan tinggi Kemudian sub-populasi penelitian dibagi atas 2
hanya pada saat bulan-bulan dimana masyarakat subkategori yaitu ibu rumah tangga dan pedagang
di Blitar mengadakan upacara adat seperti makanan. Peneliti menggunakan metode quota
pernikahan. Fluktuasi permintaan yang tidak sampling karena dalam mengevaluasi kinerja,
dapat diprediksi membuat pola produksi serta perumusan strategi dibutuhkan konsumen
perusahaan menjadi kacau. Seringkali perusahaan dari perusahaan pembanding. Sampel yang
memproduksi kecap melebihi dari permintaan diambil adalah konsumen yang pernah
yang menyebabkan tingginya stok kecap di mengkonsumsi kecap Cemara, kecap Gurami dan
gudang. Terbatasanya wilayah pemasaran yang kecap Bango.
hanya di sekitar wilayah Kabupaten Blitar, Ukuran penentuan jumlah responden
Kediri, dan sebagian Malang Selatan membuat penelitian karena ukuran populasi yang ada tidak
kelebihan produk di gudang tidak dapat dapat diketahu dengan pasti, sehingga peneliti
tersalurkan sehingga memungkinkan terjadinya menggunakan metode rumus Lemeshow dengan
penurunan kualitas produk. probability Bernoulli (Sedarmayanti, 2002).
2
Untuk tetap eksis dan memenangkan [𝑍 ∝
2]
∙𝜌
n= .................................................... (1)
persaingan, Cemara Food perlu melakukan 𝜖
inovasi dalam menciptakan ruang pasar baru.
Fokus penelitian ini adalah untuk mengevaluasi Keterangan:
kinerja industri kecil menengah dengan produk n = jumlah sampel
Z = nilai yang didapat dari Tabel distribusi keterpaksaan. Teknik ini juga bertujuan untuk
normal dengan peluang ∝2 (2 tailed) mendampingi responden apabila terdapat
𝜌 = probabilitas populasi diambil sebagai sample pertanyaan yang kurang jelas. Teknik
(50%) pengumpulan data melalui wawancara dalam
𝛼 = tingkat ketelitian penelitian ini, peneliti menggunakan kuisioner.
𝜖 = tingkat kesalahan Kuisioner digunakan oleh peneliti untuk
mempermudah dalam mendapatkan informasi,
Dalam penelitian ini digunakan tingkat dikarenakan di dalam kuisioner telah terdapat
ketelitian (𝛼) sebesar 5% dan tingkat alternatif jawaban yang bisa dipilih oleh
kepercayaan sebesar 95% sehingga diperoleh responden.
nilai Z = 1,96. Tingkat kesalahan (𝜖) telah
ditentukan sebesar 5%. Probabilitas populasi 2.3. Metode Analisis Data
yang diambil sebagai sampel adalah sebesar 50%. 2.3.1. Analisis Blue Ocean Strategy
Apabila dilakukan perhitungan menggunakan
rumus maka diperoleh jumlah sampel minimum Metode analisis yang digunakan peneliti
sebesar : dalam perumusan strategi pengembangan
menggunakan analisis Blue Ocean Strategy.
[1,96]2 ∙ 0,5
n= ................................................. (2) Metode ini digunakan dengan tujuan untuk
0,05
menciptakan industri kecap yang memenangkan
n = 38,416 .................................................... (3) kompetisi diantara produsen kecap yang ada.
Pelaksanaan analisis menggunakan metode Blue
Berdasarkan hasil perhitungan maka Ocean strategy dilakukan dalam beberapa tahap
diperoleh jumlah sampel minimum sebesar yaitu :
38,416 orang. Oleh karena peneliti menginginkan
jumlah sampel dengan jumlah genap dan proporsi 2.3.2. Strategy Canvas
yang seimbang, maka peneliti menetapkan Kanvas strategi digunakan untuk
jumlah sampel sebanyak 40 orang. Kriteria dan mengetahui posisi produk kecap Cemara di
jumlah responden penelitian ialah ibu rumah dalam ruang pasar dengan pembanding produk
tangga sebanyak 20 orang dan pedagang kecap Gurame dan kecap Bango. Dengan
makanan sebanyak 20 orang. Syarat masing- menggetahui hasil dari kanvas strategy maka
masing sub-kategori ialah merupakan konsumen akan di dapatkan informasi terkait posisi kecap
yang pernah mengkonsumsi dan sedang Cemara diantara pesaing-pesaingnya.
menggunakan Kecap Cemara, Kecap Gurami dan Pengukuran kanvas strategi menggunakan skala
Kecap Bango pada makanan/masakannya. likert. Skala likert digunakan untuk mengukur
2.2. Metode Pengumpulan Data sikap, pendapat dan persepsi seseorang tentang
sebuah fenomena, (Sugiyono, 2013). Skor skala
Metode pengumpulan data di dalam likert yang digunakan dalam penelitian ini
penelitian ini menggunakan dua metode yaitu berjumlah lima angka yaitu: 5. Sangat Puas, 4.
dengan data sekunder dan data primer. Data Puas, 3. Ragu-ragu, 2. Tidak Puas, 1. Sangat
sekunder yang digunakan adalah data dari Badan Tidak Puas.
Pusat Statistik mengenai pertumbuhan industri Faktor-faktor yang digunakan untuk
kecil menengah di kabupaten Blitar, profil mengetahui letak kompetisi kecap Cemara
perusahaan, rujukan penelitian referensi dari diantara para pesaing-pesaingnya adalah hanya
buku dan internet. Untuk pengumpulan data pada atribut harga, rasa, desain kemasan, volume
sekunder, peneliti menggunakan teknik kemasan, warna kecap, kekentalan, memberi
dokumentasi. Metode pengumpulan data primer keuntungan konsumen, kesesuaian produk
yang digunakan peneliti adalah dengan dengan harapan konsumen, ketersedian produk,
menggunakan teknik wawancara dengan bantuan dan membuat makanan sedap.
media kuisioner dan juga melakukan observasi
langsung. 2.3.3. Kerangka Kerja 4 Langkah Blue Ocean
Teknik wawancara yang dilakukan oleh Strategy
peneliti adalah dengan mendatangi dan bertatap Dalam perumusan strategi pengembangan
muka secara langsung dengan responden. berbasis Blue Ocean Strategy peneliti
Pelaksanaan wawancara dilakukan setelah menggunakan kerangka kerja empat langkah
adanya kesepakatan dengan responden untuk sebagai indikator. Keempat kerangka kerja
dilakukan wawancara agar tidak ada kesan tersebut adalah sebagai berikut:
http://www.habitat.ub.ac.id, ISSN: 0853-5167 (p); 2338-2007 (e)
Jurnal Habitat, Volume 27, No. 1, April 2016 17
a. Hapuskan Keterangan :
Hapus faktor-faktor yang telah diterima n = jumlah responden
oleh perusahaan. Indikator faktor-faktor yang Yi = nilai kepentingan atribut
dihapus adalah faktor-faktor yang memiliki bobot ke-i
paling rendah diantara faktor-faktor kompetisi Xi = nilai kinerja atribut ke-i
lainya.
2) Membuat Weight Faktors (WF), bobot ini
b. Ciptakan merupakan presentase nilai MIS per atribut
Menciptakan faktor-faktor apa saja yang terhadap total MIS seluruh atribut.
belum pernah ditawarkan oleh industri. Sehingga MISi . x 100% ………………....(6)
WFi =
faktor-faktor tersebut juga belum ada pada
∑ i=1 MISi
p
perusahaan lain.
Keterangan :
c. Tingkatkan
p = jumlah atribut kepentingan
Meningkatkan faktor-faktor hingga di atas
i = atribut ke-i
standar industri dan kompetisi pada samudera
merah. Indikator dapat dilihat pada grafik yang 3) Membuat Weight Score (WS), bobot ini
saling bertemu dengan pesaing dari hasil analisis merupakan perkalian antara Weight
kanvas. Faktors (WF) dengan Mean Satisffaction
Score (MSS)
d. Kurangi
Mengurangi faktor-faktor hingga di bawah WSi = WFi x MSSi ........................................ (7)
standar industri. Indikatornya adalah melihat Keterangan :
faktor yang berada di atas grafik pesaing. WSi = jumlah atribut kepentingan
2.3.4. Analisis Balanced Scorecard WFi = atribut ke-i
MSSi = rata-rata nilai kepuasan
Terdapat empat analisis perspektif dalam
analisis Balanced Scoreboard yaitu sebagai 4) Menentukan nilai CSI
berikut :
M ∑pi= 1 WS i
a. Persepktif Pelanggan CSI = x 100% …………..(8)
Dalam perspektif pelanggan dilakukan HS
pengukuran kepuasan pelanggan menggunakan Keterangan :
metode Customer Satisffaction Index. p = Atribut kepentingan ke-p
Pengukuran kepuasan konsumen berdasarkan ke- HS = Skala Maksimum yang digunakan
10 atribut dalam penelitian ini. Sebelum (skala 5)
melakukan pengukuran kepuasan konsumen, Kriteria indeks kepuasan menggunakan
peneliti terlebih dahulu menganalisis important kisaran 0,00 hingga 1,00 (tidak puas hingga
dan performance dari masing-masing 10 atribut. sangat puas), yang dapat dilihat pada Tabel 1.
Pengukuran CSI menggunakan skala likert Tabel 1. Kriteria nilai Customer Satisffaction
5 angka yaitu sangat puas, puas, netral, tidak Index (Amelia, 2006).
puas, dan sangat tidak puas. Important dan
Nilai CSI Kriteria CSI
performance konsumen diperoleh dari
penyebaran kuisioner terhadap produk kecap 0,81-1,00 Sangat Puas
Cemara UKM Cemara Food. 0,66-0,80 Puas
Terdapat empat langkah dalam perhitungan 0,51-0,65 Cukup Puas
Customer Satisffaction IndexI, yaitu : 0,35-0,50 Kurang Puas
0,00-0,34 Tidak Puas
1) Menentukan Mean Important Score (MIS)
dan Mean Satisffaction Index (MSS). Nilai b. Perspektif Keuangan
ini didapat dari rata-rata tingkat Parameter pengukuran dalam perspektif
kepentingan dan kinerja tiap responden. keuangan menggunakan analisis finansial
n
perusahaan. Ukuran yang digunakan adalah
MIS = ∑ i=1 Xi ........................................ (4) sebagai berikut :
n
n 1) Analisis Keuntungan Perusahaan
∑ i=1 Yi Analisis keuntungan perusahaan
MSS = .......................................... (5)
n didapatkan dari selisih antara penerimaan dan
5
4.5
4
3.5
3
Nilai
2.5
2 Kecap Cemara
1.5 Kecap Gurami
1
0.5 Kecap Bango
0
3.2. Analisis Kinerja Perusahaan dengan Puas (0,66-0,80) sehingga perusahaan harus terus
Balanced Scorecard meningkatkan kinerjanya agar kepuasan
konsumen meningkat ke kriteria diatasnya yaitu
Pendekatan Balanced Scorecard
Sangat Puas maupun hingga nilai Customer
digunakan untuk menganalisis kinerja perusahaan
Satisfaction Index konsumen kecap Cemara
dengan menggunakan indikator berupa 4
mencapai 100%.
perspektif. Berikut ini merupakan hasil analisis
Berdasarkan nilai Customer Satisfaction
kinerja perusahaan dengan pendekatan Balanced
Index tersebut penting bagi Cemara Food untuk
Scorecard.
meningkatkan kualitas dan performa kecap
3.2.1. Perspektif Pelanggan Cemara karena menurut Kotler (2002), terdapat
Customer Satisfaction Index perbedaan antara konsumen yang menyatakan
“Puas” dengan “Sangat Puas” , konsumen yang
Berdasarkan pada Tabel 2. tersebut menyatakan “Puas” saja akan mudah direbut oleh
diketahui bahwa nilai kepuasan konsumen pesaing apabila pesaing dari produk kecap
terhadap kecap Cemara adalah sebesar 0,71 atau Cemara menawarkan sesuatu yang lebih
71%, angka tersebut menandakan bahwa secara dibanding kecap Cemara. Sedangkan konsumen
keseluruhan konsumen Puas terhadap atribut yang menyatakan “Sangat Puas” mereka akan
kecap Cemara. Kriteria tingkat kepuasan cenderung untuk membanggakan produk/jasa
Customer Satisfaction Index sudah dijelaskan yang dikonsumsinya serta tak akan mudah
sebelumnya pada tabel 4. Untuk kriteria kepuasan beralih pada produk milik perusahaan/merk
CSI kecap Cemara berada pada tingkat selang lainnya.
Tabel 2. Customer Satisfaction Index Kecap Cemara.
Dalam Persen (%) Dalam Desimal
Atribut Yi Xi MIS MSS
WF WS WF WS
Harga 149 147 3,73 3,78 9,59 36,75 0,10 0,37
Rasa 175 148 4,38 3,70 11,27 40,70 0,11 0,41
Desain Kemasan 140 120 3,50 3,00 9,01 27,00 0,09 0,27
Volume 136 135 3,40 3,48 8,76 30,38 0,09 0,30
Warna 149 142 3,73 3,65 9,59 35,50 0,10 0,36
Kekentalan 163 136 4,08 3,40 10,50 34,00 0,10 0,34
Ekonomis 161 150 4,03 3,85 10,37 37,50 0,10 0,38
Kesesuaian 154 144 3,85 3,60 9,92 36,00 0,10 0,36
Kemudahan Mendapatkan 151 146 3,77 3,75 9,72 36,50 0,10 0,37
Kemampuan
175 156 4,37 3,90 11,27 42,90 0,11 0,43
Menyedapkan
Total 38,83 35,60 100 357,23 1,00 3,57
Customer Satisfaction Index = 0,71
mengkaji sejauh mana suatu perusahaan Indikator pertama yang digunakan dalam
mempergunakan sumber daya yang dimiliki perspektif bisnis internal adalah dengan melihat
untuk mampu memberikan laba atas ekuitas produksi perusahaan. Peningkatan produksi
perusahaan (Fahmi, 2014). Analisis ROE juga perusahaan dilihat berdasarkan terjadinya
berfungsi bagi para pemegang saham untuk kenaikan atau penurunan pada produksi kecap
mengetahui seberapa tinggi tingkat Cemara.
pengembalian investasi (Khoiriyah, 2015).
Tabel 6. Rata-rata produksi kecap Cemara
Berikut ini merupakan tabel perhitungan ROE
pertahun periode 2014-2015.
kecap Cemara pada perusahaan Cemara Food
pada rata-rata penggunaan modal produksi per Tahun 2014 2015 Presentase
bulan berdasarkan hasil wawancara dengan Ny. Ukuran (Kemasan) (Kemasan) (Naik/Turun)
Sumiati selaku pemilik perusahaan. Pada Tabel. 850 ml 2088 2200 Naik 5,4 %
4 diketahui bahwa hasil analisis return on equity 650 ml 1386 1498 Naik 8 %
adalah sebesar 16,4 persen yang berarti bahwa 135 ml 388 500 Naik 28,8 %
tingkat pengembalian investasi usaha kecap Sachet 683 795 Naik 16,3%
cemara sebesar 16,4% rata-rata per bulan.
Berdasarkan hasil perhitungan ROE tersebut Angka volume produksi perusahaan yang
bahwa setiap pengeluaran modal investasi semakin bertambah pada tiap periode/tahun
sebesar Rp1.000,00 maka akan diperoleh menandakan terjadinya pertumbuhan positif
pengembalian investasi sebesar Rp1.640,00 perusahaan ( Heizer dan Render, 2009).
(Khoiriyah, 2015). Apabila dilihat berdasarkan Sehingga berdasarkan teori dan data produksi
hasil analisis tersebut, maka usaha yang kecap Cemara periode 2014-2015 yang
dijalankan dinilai menguntungkan. Angka ROE mengalami peningkatan pada masing-masing
yang semakin tinggi memberikan indikasi bagi kemasan, hal tersebut merupakan indikator
para pemegang saham bahwa tingkat bahwa eksistensi kecap Cemara milik
pengembalian investasi makin tinggi, sedangkan perusahaan Cemara Food mengalami
angka ROE dapat dikatakan baik apabila > 15% pertumbuhan positif, meskipun presentase dan
(Brigham dan Houston, 2007). kuantitasnya belum meningkat secara signifikan.
c. Analisis R/C Ratio b. Kepatuhan Perusahaan Terhadap Regulasi
dan Kesesuaian dengan SOP
Analisis R/C ratio diperoleh dari rasio
antara total penerimaan dan biaya total. Produk kecap Cemara telah terdaftar dan
tersertifikasi oleh Dinkes (+15%) dan Badan
Tabel 5. Rata-rata Keuntungan per Bulan Usaha Lingkungan Hidup (+10%), perusahaan juga
Pembuatan Kecap Cemara. telah memiliki NPWP (+10%) dari Disperindag
No. Uraian Jumlah (Rp) Kab. Blitar dan telah tersertifikasi halal oleh
1 Total Penerimaan / Bulan 40.990.000 MUI (+15%). Namun Cemara Food belum
2 Total Biaya / Bulan 32.775.756 memiliki SOP(-25%) yang digunakan untuk
menjalankan perusahaan dan kegiatan produksi
Total Keuntungan / Bulan 8.214.244
kecap Cemara. Kondisi tersebut tentu
Total penerimaan usaha kecap Cemara merupakan sesuatu yang kurang baik, karena
yang diterima oleh perusahaan adalah sebesar menurut Wanabakti (2011), tujuan dibuatnya
Rp40.990.000,00 dengan total biaya yang pedoman berupa SOP adalah untuk menjaga
dikeluarkan perusahaan adalah sebesar konsistensi kerja yang akan memberikan
Rp32.775.756,00. Sehingga diperoleh hasil R/C dampak pada konsistensi kualitas produk yang
ratio sebesar 1,25 yang artinya bahwa usaha homogen, pun juga untuk menghindari
produksi kecap Cemara milik Cemara Food terjadinya kesalahan dan kegagalan serta sebagai
sudah menguntungkan. Dikatakan parameter mutu produk. Perusahaan juga belum
menguntungkan karena nilai R/C Ratio > 1dan memiliki sertifikasi atau legalitas dari BPOM (-
dapat disimpulkan bahwa usaha kecap cemara 25%). Berdasarkan teori tersebut tentu kinerja
layak dan menguntungkan untuk dijalankan dan Cemara Food dalam memproduksi kecap
dikembangkan. Cemara juga akan memiliki hambatan.
Presentase penilaian yang diberikan terhadap
3.2.3. Perspektif Bisnis Internal kepatuhan adalah sebesar 50% berdasarkan
a. Produksi Perusahaan kriteria penilaian yang ditentukan oleh peneliti.