Anda di halaman 1dari 5

Gelombang Stasioner Ujung Tetap

Di titik pantul yang tetap gelombang datang dan gelombang pantul berselisih fase 1/2 atau
gelombang pantul berlawanan dengan phase gelombang datang Δφ = 1/2. Perhatikan gambar
1.12.

Gambar 1.13 Gelombang stasioner ujung terikat


Ketika Anda mengirim pulsa transversal dari O ke ujung tetap B, maka setibanya pulsa di
ujung tetap B, pulsa akan dipantulkan dan dibalik (Gambar 1.13). Hal yang sama terjadi jika
Anda mengirim gelombang harmonik dari O ke ujung tetap B. Anda telah mengetahui bahwa
gelombang datang yang merambat ke kanan dapat dinyatakan oleh y1= A sin (kx -ωt).
Sedangkan gelombang pantul yang merambat ke kiri dan dibalik (berlawanan fase) dapat
dinyatakan dengan:

- ωt) ↔ y2 = A sin (kx


Y2 = -A sin( -kx
+ωt)
↑ ↑
Berlawanan
Berlawanan terhadap x = 0
fase
Hasil superposisi antara gelombang datang, y1, dan gelombang datang y2 menghasilkan
gelombang stasioner. Pola gelombang stasioner addalah adanya simpul-simpul dan perut –
perut pada titik-titik tertentu.
Bagaimanakah persamaan simpangan pada titik sembarang P yang terletak sejauh x dari titik
tetap B (lihat gambar 1.13a)? Pada titik P, gelombang datang y, bertindihan dengan
gelombang pantul y2.. Sesuai dengan prinsip superposisi, simpangan titik sembarang P, diberi
notasi y, adalah resultan dari y1 dan yx.
y = y1 + y2 = A sin (kx - ωt) + A sin (kx + ωt)
y = A[ sin (kx - ωt) + A sin (kx +ωt)]
Mengingat

sin A + sin B = 2 sin (A + B) cos ( A – B), maka

y = A x 2 sin (kx - ωt) + kx + ωt ) cos [ (kx - ωt) –( kx + ωt )]


y = 2 A sin kx cos ωt (1.12)
Atau y = As cos ωt (1.13)
Dengan As = 2 A sin kx (1.14)

Keterangan:
y = simpangan partikel pada gelombang stasioner oleh ujung tetap; A = amplitudo gelombang
berjalan; As= amplitude gelombang stasioner; x = jarak partikel dari ujung tetap

Letak Simpul dan Perut Pada ujung Bebas


Perhatikan Gambar 1.12, karena di ujung bebas B (x = 0), pertikel bebas bergerak, maka di
ujung bebas selalu terjadi perut. Jarak simpul dan perut yang berdekatan adalah , sehingga
simpul ke-1 terletak di
x=

Gambar 1.12.Letak simpul dan perut dari ujung bebas

Jadi, letak simpul ke-1, ke-2, ke-3, dan seterusnya adalah:

Atau

Dengan (2n + 1) menunjukkan bilangan ganjil.

Bagaimanakah dengan letak perutnya? Dengan cara yag sama akan Anda peroleh letak perut
ke-1, ke-2, ke-3, dan seterusnya adalah:

Atau
Dengan 2 n menunjukan bilangan genap.

Catatan : Simpul adalah titik yang amplitudonya adalah nol dan perut adalah titik yang
amplitudonya maksimum.

Gelombang Stasioner Ujung Bebas


Salah satu contoh gelombang stationer adalah gelombang tali yang ujung satunya digetarkan
dan ujung lain bebas. Gelombang stationer ujung bebas juga terbentuk dari dua gelombang
berjalan yaitu gelombang datang dan gelombang pantul. Perhatikan Gambar 1.10.

Gambar 1.10. Gelombang stationer ujung bebas


gelombang datang dan gelombang pantul di ujung bebas adalah 0, jadi Δφ= 0. Ini berarti
bahwa fase gelombang datang sama dengan fase gelombang pantul. Perhatikan Gambar 1.11:

Gambar 1.11
Pemantulan pada ujung bebas menghasilkan pulsa pantul sefase dengan pulsa datangnya.
Dengan demikian jika gelombang datang yang merambat ke kanan dapat dinyatakan dengan
y1 = A sin (kx - ωt), maka gelombang pantul yang merambat ke kiri tetapi sefase dinyatakan
dengan :
y2 = A sin (-kx - ω t)
↑ ....↑
Sefase pemantulan terhadap x = 0
Dengan menggunakan sifat trigonometri sin (-α) = -sin α, dapat ditulis:
y2 = -A sin (kx - ωt)
Hasil superposisi gelombang datang, y1, dan gelombang pantul, y2, menghasilkan gelombang
stasioner, y, dengan persamaan:
y = y1 + y2
= A sin (kx - ωt) – A sin (kx + ωt)
y = A [sin (kx -ω t) – sin (kx + ωt)]
mengingat sin A – sin B = 2 cos
maka
y = A × 2 cos
atau dengan
y = 2 A cos kx sin ωt ..........................................1.9
y = As sin ωt ......................................................1.10
As = 2 A cos kx ..................................................1.11

Kecapatan dan Percepatan


Salah satu cara untuk menghasilkan gelombang berjalan sinus pada seutas kawat panjang
ditunjukkan pada Gambar 1.9. Salah satu ujung kawat diikat pada tangkai. Ketika digetarkan
harmonik naik turun, getaran tersebut merambat kekanan sepanjang kawat, menghasilkan
gelombang berjalan sinus.
Gambar 1.9 menunjukkan gambar gelombang tiap selang waktu seperempat periode ((1/4)T).
Tampak bahwa setiap partikel kawat, misal titik P, juga bergetar harmonik naik turun pada
sumbu Y. Misal, titik P, juga bergetar harmonik, maka titik P juga memiliki kecepatan dan
percepatan. Kecepatan dan percepatan dapat dihitung dengan cara turunan (diferensial).

Gambar 1.9. Pada saat kawat bergetar harmonik bersama dengan


tangkai, maka setiap partikel kawat, misal P, juga bergetar harmonik.
Kecepatan partikel di titik P adalah turunan pertama simpangan di titik P terhadap waktu.

....................................1.7

Percepatan partikel di titik P adalah turunan pertama di titik P terhadap waktu.


......

Anda mungkin juga menyukai