FISIKA INTI
DI SUSUN OLEH :
NIM : 4151240022
2018
Judul Jurnal 1 Pengembangan Modul Elektronik Berbasis 3D PageFlip Professional
pada Materi Radioaktivitas dan Reaksi Nuklir
Mata Kuliah Fisika Atom dan Inti
Tahun
Penulis Ika Saputri1), Jufrida2), dan Haerul Pathoni3)
1)Mahasiswa S1 Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jambi
2)3)Dosen Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jambi
Tahun 2013
Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and
Development). Model pengembangan yang digunakan adalah model 4D
yaitu singkatan dari define (pendefinisian), design (perancangan), develop
(pengembangan), dan dessiminate (penyebarluasan). Model 4D digunakan
karena model 4D bertujuan untuk membuat bahan ajar (Thiagarajan, 1974).
Prosedur pengembangan bahan ajar berupa modul elektronik pembelajaran
Fisika Atom dan Inti ini hanya dibatasi pada tahap develop
(pengembangan).
1. Define (pendefinisian) Tujuan tahap define (pendefinisian) adalah
menetapkan dan mendefinisikan kebutuhan instruksional.
a. Front-end analysis (analisis ujung depan) Tahap ini bertujuan
untuk memunculkan dan menetapkan masalah dasar yang dihadapi
dalam pembelajaran, sehingga diperlukan suatu bahan
ajar.
b. Learner analysis (analisis mahasiswa) Learner analysis (analisis
mahasiswa) adalah telaah tentang karakteristik mahasiswa yang
sesuai
dengan rancangan dan pengembangan perangkat pembelajaran.
c. Task analysis (analisis tugas) Task analysis (analisis tugas)
adalah mengidentifikasi keterampilan-keterampila utama yang akan
dikaji dan menganalisisnya ke seperangkat hal yang mungkin
diperlukan.
d. Concept analysis (analisis konsep) Concept analysis (analisis
konsep) adalah
mengidentifikasi konsep pokok yang diajarkan, menyusunnya
dalam bentuk hirarki, dan merinci konsep-konsep individu ke dalam
hal yang kritis dan tidak relevan.
e. Specifying Instructional Objectives (perumusan tujuan
pembelajaran) Specifying instructional objectives (perumusan
tujuan pembelajaran) adalah merangkum hasil dari analisis tugas
dan analisis konsep untuk menentukan perilaku objek penelitian.
2. Design (perancangan) Tujuan tahap design (perancangan) adalah
merancang prototype (produk awal) perangkat
pembelajaran.
a. Media selection (pemilihan media) Media selection (pemilihan
media) dilakukan untuk mengidentifikasi media pembelajaran yang
relevan dengan karakteristik siswa.
b. Format selection (pemilihan format) Format selection
(pemilihan format) dalam pengembangan perangkat
pembelajaran dekat hubungannya dengan pemilihan media.
Pemilihan format dimaksudkan untuk merancang format dari isi
modul elektronik.
c. Initial design (perancangan awal) Initial design (perancangan
awal) adalah rancangan seluruh perangkat pembelajaran yang
harus dikerjakan sebelum uji coba dilaksanakan.
3. Develop (pengembangan) Tujuan tahap develop (pengembangan)
adalah untuk mengembangkan prototype perangkat pembelajaran.
a. Expert appraisal (validasi ahli) Expert appraisal (validasi ahli)
adalah sebuah
tehnik untuk memperoleh saran mengenai perbaikan produk
b. Developmental testing (uji coba pengembangan) Developmental
testing (uji coba lapangan) dilakukan untuk memperoleh
masukan langsung berupa respon, reaksi, dan komentar
mahasiswa terhadap perangkat pembelajaran yang telah disusun.
Subjek ujicoba penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi
Pendidikan Fisika Reguler 2013 dan 2014 yang telah mengontrak mata
kuliah Fisika Atom dan Inti. Jumlah subjek uji coba reliabilitas angket
sebanyak 40 orang mahasiswa pendidikan fisika reguler 2014 dan subjek
uji coba persepsi mahasiswa sebanyak 30 orang mahasiswa pendidikan
fisika reguler 2013.
Tahun
Penulis 1) Jatu Ridwan P, 2) Bambang Supriadi, 2) Rif’ati Dina Handayani
1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika
2)Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember
Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember
Tahun 2017
Hasil Dan Berdasarkan penelitian yang dilakukan di laboratorium fisika dengan waktu
Pembahasan
simulasi 5 detik dengan toleransi 10e-6, peluruhan berantai alami yang
terjadi pada uranium-238 yang bermassa 7 gram selama 4,3 x 109 tahun
yang lalu menunjukkan nuklida induk memiliki massa sisa terbanyak
dibandingkan dengan massa sisa nuklida turunannya karena waktu paruh
yang dimiliki nuklida-nuklida turunannya sangat singkat dibandingkan
lamanya peluruhan.
Banyaknya jumlah atom yang meluruh bergantung dengan waktu paruh
yang dimiliki setiap nuklida dan lama peluruhannya. Semakin lama waktu
paruh yang dimiliki nuklida maka semakin banyak jumlah atom peluruhan
nuklida dan sebaliknya Nuklida induk yang memiliki waktu paruh paling
lama dibandingkan dengan nuklida turunannya mempunyai jumlah atom
sebesar 9,12e+21 atom.
Tabel 2. Pengamatan massa sisa peluruhan inti zat radioaktif uranium-238
Saran Untuk mengetahui lebih detik jenis dan tebal lapisan batuan, maka perlu
dilakukan pengeboran untuk memperoleh sampel batuan. Sampel batuan
diuji di laboratorium Mekanika Tanah untuk mengetahui sifat fisik dan
mekanik tanah, sehingga dapat digunakan untuk pemodelan gerakan tanah.
Daftar pustaka Alchofino T. 2009.Estimasi Umur Bumi Menggunakan Metode
Pentarikhan Uranium-Timbal. Jurnal Saintifika. 5 (2): 183-193.
Amaku, M., Pascholati, P.R., dan Vanin, V.R. 2010. Decay Chain
Differential Equations: Solution Through Matrix Algebra. Journal of
Computer Physic Comunication 181:21-23
Tahun 2007
Gambar 2.5
Analisis Kualitatif
Analisis kualitatif digunakan untuk mengetahui unsur yang terkandung di
dalam dalam sampel.
Analisis Kuantitatif
Analisis kuantitatif bertujuan untuk menentukan kadar suatu unsur di dalam
sampel lalu dibandingkan dengan titik baku mutu limbah.
Pembahasan
Metode APN dapat diaplikasikan untuk menganalisis unsur dalam berbagai
bentuk fisis (padatan, cair dan gas), disamping itu juga dapat dimanfaatkan
untuk mengetahui seberapa besar kandungan unsur dalam sampel. Atom-
atom dalam sampel akan menjadi radioaktif jika ditembak dengan neutron
cepat. Atom yang berada dalam keadaan tidak stabil akan meluruh untuk
mencapai kestabilan.
Kesimpulan Dari metode APN untuk limbah tekstil salah satu perusahaan tekstil di
Ungaran dapat disimpulkan bahwa :
1. Dalam limbah tekstil pada sampel endapan maupun cair teruji
mengandung Cr-51.
2. Kadar unsur krom yang terkandung pada sampel endapan sebesar
(491,67 40,96) ppm sedangkan pada sampel cair kadar kromnya
(0,011 ± 0,004) ppm.
Saran 1. Perlu dilakukan pengambilan data secara berkala untuk lebih mengetahui
kadar krom dalam limbah tekstil.
2. Perlu dilakukan analisis dengan metode lain untuk melengkapi data
yang diperoleh dari metode APN.
Daftar pustaka [1] Sunardi, Nuraini E., Supriyatni E., 2001, Analisis Unsur yang
Terkandung Dalam Air Buangan P3TM Dengan Neutron Cepat 14 MeV
dari Generator Neutron Sames J-2, Prosiding. Yogyakarta: P3TM-
BATAN
[2] Sugiharto, 1987, Dasar-Dasar Pengelolaan Air Limbah, Jakarta:
UIPress.
[3] Palar, H., 1994, Pencemaran dan Toksidan Logam Berat, Jakarta :
Penerbit Rineka Cipta
[4] Suratman, 1996, Introduksi Proteksi Radiasi, Yogyakarta : P3TM-
BATAN
[5] Beiser, A., 1992, Konsep Fisika Modern, Edisi ke-4, Jakarta.: Penerbit
Erlangga.
[6] Saptaaji, 1991, Pemetaan Kandungan Netron pada Beamport dan
Iradiasi Reaktor Kartini, Yogyakarta: Karya Tulis Pendidikan Ahli
Teknik Nuklir Pusat Pendidikan dan Latihan BATAN. p
[7] Susetyo, W., 1988, Spektrometri Gamma, Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
[8] Tsoulfanidis, N., 1992, Measurement and Detection of Radiation:
Herisphere Publishing Corporation. Wardhana, W.A., 2001, Dampak
Pencemaran Lingkungan, Yogyakarta: Penerbit Andi.