Anda di halaman 1dari 16

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian


Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre-experiment.
Metode eksperimen ini dipilih karena sesuai dengan tujuan penelitian yang hanya
ingin melihat dampak suatu perlakukan terhadap variabel terikat (Creswell, 2014;
Fraenkel, dkk. 2012). Variabel yang diteliti terdiri atas variabel bebas dan variabel
terikat. Variabel bebas pada penelitian ini adalah pendidikan teknologi dasar pada
modeling instruction melalui pendekatan saintifik berbantuan trainer listrik rumah
tangga, sedangkan variabel terikat pada penelitian ini adalah pemahaman konsep
dan self-efficacy. Desain penelitian yang digunakan adalah one-group pretest-
posttest. Desain ini ditunjukkan pada gambar dibawah ini, dimana subjek
penelitian hanya menggunakan satu kelas tanpa kelompok pembanding. Pola one-
group pretest-postest design ditunjukkan pada Gambar 3.1.
Kelas Pretest Treatment Posttest
Eksperimen O1 O2 X O1 O2
Gambar 3.1. Desain Penelitian one-group pretest-postest design
(Fraenkel dan Wallen, 2007)
Keterangan :
X : Treatment atau perlakuan berupa penerapan pendidikan teknologi dasar pada
modeling instruction melalui pendekatan saintifik berbantuan trainer listrik
rumah tangga
O1 : Pre-test dan post-test untuk mengukur pemahaman konsep
O2 : Pre-survey dan post-survey untuk mengukur self-efficacy

B. Populasi dan Sampel Penelitan


Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa di salah satu SMK
Negeri di Kota Bandung. Sampel penelitian sebanyak 31 siswa semester ganjil
yang mendapatkan pembelajaran fisika dikelas pada tahun ajaran 2017/2018.
Teknik pengambilan sampel penelitian tersebut dengan menggunakan metode
random sampling, yaitu teknik pengambilan anggota sampel dari populasi

63
64

dilakukan secara acak (Arikunto, 2014). Teknik pengambilan sampel ini


dilakukan karena populasi bersifat homogen artinya bahwa setiap kelas memiliki
tingkat kemampuan yang relatif sama. Berdasarkan informasi dari guru mata
pelajaran fisika yang bersangkutan bahwa nilai rata – rata ujian harian pada bab di
mata pelajaran fisika sebelumnya hampir sama.

C. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam interpretasi, serta untuk
mendapatkan pengertian yang sama terhadap istilah yang digunakan pada judul
penelitian, maka istilah tersebut perlu dijelaskan sebagai berikut :
1. Modeling instruction dalam penelitian ini merupakan model pembelajaran yang
menekankan siswa aktif dan mampu mengkonstruksi konsep fisika dan mampu
memecahkan masalah dengan konsep yang telah dimilikinya. Modeling
instruction memiliki dua tahap pelaksanaan, yakni tahap pengembangan model
(model development) dan tahap penerapan model (model deployment). Tahap
model development, terdiri dari tiga, yakni pertama Pre-lab Discussion, Lab-
Investigation, dan Post-lab Discussion sedangkan tahap model deployment
berupa worksheet, kuis, lab practicum, dan tes unit.
2. Pendidikan teknologi dasar dalam penelitian ini adalah model pembelajaran
yang mengembangkan keterampilan berfikir teknologi, seperti kemampuan
untuk mengakui suatu permasalahan, mengaplikasikan pengetahuan,
memecahkan masalah melalui pencarian berbagai macam alternative jawaban,
membuat keputusan, mengkomunikasikan temuan fakta-fakta baru, menguji
dan mengevaluasi hasil kerja. Dalam pembelajaran PTD dikenal dengan
kegiatan pikir, gambar, buat dan uji atau biasa disebut PGBU
(Depdiknas:2009).
3. Pendekatan saintifik dalam penelitian ini adalah pengorganisasian pengalaman
belajar dengan urutan logis meliputi proses pembelajaran melalui mengamati,
menanya, mengumpulkan informasi/mencoba, menalar/mengasosiasi, dan
mengkomunikasikan.. Dalam pendekatan ini peserta didik tidak lagi dijadikan
sebagai objek pembelajaran, tetapi dijadikan subjek pembelajaran, guru hanya
sebagai fasilitator dan motivator saja. Guru tidak perlu menjelaskan semua
tentang apa yang ada dalam materi.
65

4. Trainer listrik rumah tangga dalam penelitian ini adalah alat peraga listrik yang
yang bertujuan untuk mengimplementasikan hal-hal yang konkrit yang terjadi
dalam kehidupan sehari-hari. Alat peraga ini harus aman digunakan oleh siswa
dan terlihat menarik sehingga siswa lebih bersemangat dalam proses
pembelajaran.
5. Pemahaman konsep dalam penelitian ini merupakan kemampuan siswa untuk
memahami konsep-konsep pada materi listrik dinamis. Pemahaman konsep
siswa diukur sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran. Tes pemahaman
konsep dilakukan dengan dua jenis tes, yaitu tes tertulis bentuk uraian dan tes
praktek. Indicator soal berdasarkan taksonomi Bloom yang telah direvisi
(Anderson & Krathwohl, 2001) yang meliputi aspek menafsirkan (Interfreting),
mencontohkan (Exemplifying). mengelompokkan (Classifying), merangkum
(Summarizing), menyimpulkan (Inferring), membandingkan (Comparing), dan
menjelaskan (Eksplaining).
6. Self-efficacy yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah keyakinan
seseorang terhadap kemampuannya melakukan tindakan-tindakan yang
diperlukan untuk menguasai situasi dan menciptakan hasil yang positif dalam
meningkatkan pemahaman konsep fisika. Non-tes self-efficacy dalam
penelitian ini dibuat berdasarkan tiga aspek utama yang dikembangkan oleh
Baldwin, Ebert, dan Burns (1999), yaitu : 1) aspek kognitif 2) aspek
psikomotorik 3) aspek pengaplikasian konsep dan keterampilan. Untuk
mengetahui peningkatan self-efficacy siswa dilakukan dengan menghitung
nilai gain ternormalisasi.
7. Berdasarkan Kurikulum 2013, konsep Listrik Dinamis untuk level SMK
diajarkan di kelas XI (sebelas) semester ganjil dengan Kompetensi Dasar :
3.5 Memahami konsep listrik statis dan dinamis
3.7 Menerapkan hukum kelistrikan arus searah
3.11 Menganalisis hubungan antara tegangan, hambatan, dan kuat arus pada
rangkaian listrik arus searah
4.2 Mengolah informasi yang berkaitan dengan listrik statis dan dinamis
4.3 Memecahkan masalah teknologi dan rekayasa yang berkaitan dengan
daya dan energi listrik arus searah
66

D. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tiga tahapan, yakni persiapan,
perencanaan dan penyusunan instrumen, pelaksanaan dan penyusunan laporan.
Studi Pendahuluan
Studi Literatur
Survey Lapangan  Modeling Instruction
 Kondisi Permasalahan  Pendidikan Teknologi Dasar
PERSIAPAN pembelajaran dalam  Pendekatan Saintifik
fisika pembelajaran  Trainer Listrik rumah tangga
 Kondisi siswa fisika  Pemahaman konsep
 Self-efficacy
 Hasil belajar
siswa

Penyusunan perangkat pembelajaran fisika pada materi listrik dinamis


(Menerapkan pendidikan teknologi dasar pada modeling instruction melalui pendekatan
saintifik berbantuan trainer listrik rumah tangga)

Pembuatan kisi-kisi instrument dan instrument penelitian, serta judgement


instrumen
PERENCANAAN
DAN Uji coba instrumen
PENYUSUNAN
Analisis judgement dan revisi instrument penelitian

Instrument penelitian dan perangkat pembelajaran sudah fiks

Penentuan sampel penelitian

Pelaksanaan pretest pemahaman konsep dan pre survey skala self-efficacy

Penerapan pendidikan teknologi dasar pada modeling instruction melalui pendekatan


saintifik berbantuan trainer listrik rumah tangga

PELAKSANAAN
Pengumpulan data keterlaksanaan aktivitas pembelajaran

Pelaksanaan posttest pemahaman konsep dan postsurvey skala self-efficacy

Pengumpulan data tanggapan siswa

Penyusunan Laporan
Menghitung rata-rata
Pengolahan
gain ternormalisasi <g> Melakukan
data lembar
dari pretest dan posttest analisis dan Membuat
AKHIR observasi dan
pemahaman konsep dan pembahasan kesimpulan
keterlaksanaan
dari presurvey dan post terhadap dan saran
pembelajaran
survey nontes skala sikap seluruh data
self-efficacy penelitian

Gambar 3.2 Skema Alur Penelitian


67

1. Tahap Persiapan
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan, berupa mstudi
pendahuluan, yang meliputi :
a) Studi lapangan, dilakukan untuk mengetahui dan mengamati bagaimana
pelaksanaan pembelajaran fisika yang konkret dikelas, kondisi siswa dan
guru, hasil belajar siswa serta mengidentifikasi pemahaman konsep dan
self-efficacy siswa SMK. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui permasalahan pembelajaran fisika dan memberikan
gambaran sejauhmana pemahaman konsep dan self-efficacy yang dimiliki
siswa.
b) Studi literatur terhadap jurnal dan laporan penelitian sebelumnya yang
berkaitan dengan judul penelitian yang akan dilakukan. Kegiatan ini
dilakukan untuk memperoleh landasan teoritis yang sesuai.
2. Tahap Perencanaan dan Penyusunan
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan dan penyusunan
adalah:
a) Penyusunan instrumen dan perangkat pembelajaran. Tahap penyusunan
ini didahului dengan analisis materi dan kompetensi dasar yang akan
dicapai dalam proses pembelajaran. Penyusunan instrumen pemahaman
konsep beserta dengan self-efficacy diawali dengan menyusun kisi-kisi
instrumen, membuat rancangan tes berupa soal, lembar penilaian dan
juga tes kinerja sesuai dengan kisi – kisi. Penyusunan instrument dan
perangkat pembelajaran dikonsultasikan kepada dosen pembimbing.
b) Melakukan validasi terhadap seluruh instrumen penelitian melalui
beberapa ahli pakar. Proses lainnya termasuk melakukan uji coba kepada
siswa yang telah mempelajari materi listrik dinamis untuk mengukur
bagaimana reliabilitas butir–butir soal yang akan digunakan pada pre-test
dan post-test kemudian melakukan revisi instrument.
c) Menentukan populasi dan sampel yang akan digunakan sesuai dengan
metode pengambilan sampel yang telah ditentukan.
68

3. Tahap Pelaksanaan
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan adalah:
a) Memberikan pre-test pemahaman konsep siswa dan pre survey self-
efficacy
b) Melakukan proses pembelajaran untuk 3 kali pertemuan. Pengamatan
terhadap kegiatan pembelajaran fisika yang menerapkan modeling
instruction berbantuan trainer listrik rumah tangga dilakukan setiap
pertemuan.
c) Pengumpulan data keterlaksanaan aktivitas pembelajaran
d) Memberikan post-test pemahaman konsep dan post survey self-efficacy
siswa.
e) Menjaring pendapat siswa melalui wawancara terkait penerapan
modeling instruction berbantuan trainer listrik rumah tangga.
4. Tahap Akhir
Tahap akhir dari penelitian ini focus pada kegiatan penyusunan laporan
penelitian, meliputi:
a) Mengolah data hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran
b) Menghitung nilai N-gain rata-rata pemahaman konsep dan self-efficacy
siswa.
c) Melakukan analisis terhadap seluruh hasil data penelitian yang diperoleh.
d) Membuat kesimpulan dan saran.

E. Instrumen Penelitian
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
beberapa instrument, diantaranya:
1. Tes Pemahaman Konsep
Tujuan dari tes pemahaman konsep adalah untuk mengukur dan
mendeskripsikan pemahaman konsep siswa pada materi listrik dinamis sebelum
dan sesudah mengikuti proses pembelajaran. Tes ini dikembangkan berdasarkan
kompetensi dasar dan indicator pada materi listrik dinamis dengan mengikuti
perumusan tujuan instruksional taksonomi Bloom yang telah direvisi (Anderson
& Krathwohl, 2001) yang meliputi aspek menafsirkan (Interfreting),
69

mencontohkan (Exemplifying). mengelompokkan (Classifying), merangkum


(Summarizing), menyimpulkan (Inferring), membandingkan (Comparing), dan
menjelaskan (Eksplaining).
2. Tes Skala Sikap Self-Efficacy
Tujuan dari tes skala sikap self-efficacy adalah untuk mendeskripsikan dan
menganalisis self-efficacy siswa sebelum dan sesudah mengikuti proses
pembelajaran. Tes skala sikap self-efficacy berbetuk survey, bukan tes
kemampuan. Tidak ada jawaban salah ataupun benar. Survey dilakukan untuk
menangkap gambaran keadaan objek penelitian yang sebenarnya di lapangan
sebelum dan sesudah mendapat perlakuan. Tes skala sikap yang digunakan
merupakan tes skala self-efficacy yang dikembangkan oleh Baldwin, Ebert, dan
Burns (1999), yaitu : 1) aspek kognitif 2) aspek psikomotorik 3) aspek
pengaplikasian konsep dan keterampilan.
3. Skala Sikap Tanggapan Siswa
Skala sikap digunakan bertujuan untuk memperoleh informasi tentang
tanggapan siswa terhadap penerapan pendidikan teknologi dasar pada modeling
instruction melalui pendekatan saintifik berbantuan trainer listrik rumah tangga..
Skala sikap ini menggunakan skala likert dimana semua siswa akan menjawab
suatu pertanyaan dengan jawaban sangat setuju (SS), tidak setuju (TS), dan sangat
tidak setuju (STS). Pernyataan yang diberikan sekitar 14 pernyataan dengan 4
kategori skor tanggapan, yaitu nilai SS = 4, S = 3, TS = 2 dan STS =1. Melalui
skala tanggapan siswa, peneliti dapat mengetahui persentase sikap siswa (positif
dan negatif) terhadap penerapan pendidikan teknologi dasar pada modeling
instruction melalui pendekatan saintifik berbantuan trainer listrik rumah tangga.
4. Penilaian Kinerja
Instrumen penilaian kinerja digunakan untuk mendeskripsikan dan
menganalisis keterlaksanaan proses kegiatan praktikum dalam pendidikan
teknologi dasar pada modeling instruction melalui pendekatan saintifik
berbantuan trainer listrik rumah tangga.
5. Observasi Keterlaksanaan Proses Pembelajaran Siswa
Instrumen observasi keterlaksanaan proses pembelajaran siswa digunakan
untuk mendeskripsikan dan menganalisis keterlaksanaan proses pembelajaran
70

pendidikan teknologi dasar pada modeling instruction melalui pendekatan


saintifik berbantuan trainer listrik rumah tangga
6. Observasi Keterlaksanaan Proses Pembelajaran Guru
Instrumen observasi keterlaksanaan proses pembelajaran guru digunakan
untuk mendeskripsikan dan menganalisis keterlaksanaan proses pembelajaran
pendidikan teknologi dasar pada modeling instruction melalui pendekatan
saintifik berbantuan trainer listrik rumah tangga

F. Teknik Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data
sebagai berikut:
Tabel 3.1
Teknik Pengumpulan Data
Teknik
No Jenis Data Pengumpulan Instrumen
Data
Tes pemahaman konsep,
Pretest dan postest pemahaman
1. Tes berupa tes tertulis bentuk
konsep siswa
uraian dan tes praktek
Presurvey dan postsurvey Self- Non tes skala sikap self-
2. Angket
efficacy siswa efficacy
Tanggapan siswa terhadap
Angket yang memuat
penerapan pendidikan teknologi
pernyataan-pernyataan
dasar pada modeling instruction
3. Kuesioner yang dapat menjaring
melalui pendekatan saintifik
tanggapan siswa terhadap
berbantuan trainer listrik rumah
kegiatan pembelajaran
tangga
Lembar observasi
4. Data kinerja siswa Observasi
kegiatan praktikum
Data hasil observasi
keterlaksanaan pembelajaran
Lembar observasi
dengan menerapkan pendidikan
keterlaksanaan
5. teknologi dasar pada modeling Observasi
pembelajaran guru dan
instruction melalui pendekatan
siswa
saintifik berbantuan trainer listrik
rumah tangga

G. Teknik Pengujian Instrumen Penelitian


Sebelum instrumen akan digunakan untuk penelitian, terlebih dahulu akan
dilakukan pengujian kelayakan instrumen. Adapun teknik analisis instrument dan
deskripsi hasil ujicoba instrument tes dijelaskan sebagai berikut:
71

1. Uji Validitas Soal


Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau
kesahihan suatu instrument. Validitas berkenaan dengan ketepatan alat penilaian
terhadap konsep yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya
dinilai (Nana Sudjana, 2009). Sebuah instrument dikatakan valid apabila mampu
mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yan
diteliti secara tepat (Arikunto, 2013). Untuk mengetahui validitas sebuah
instrument digunakan pendapat dari ahli (experts judgement). Experts judgement
dilakukan dengan meminta penilaian dari ahli yang sesuai dengan lingkup yang
diteliti untuk memastikan bahwa instrument yang dibuat telah sesuai dengan
aspek-aspek yang akan diukur pada penelitian.
Judgement dilakukan dengan cara meminta para ahli untuk mengamati,
mengoreksi dan memberikan pertimbangan atau saran supaya tes tersebut bisa
menggambarkan cakupan isi yang hendak diukur, kesesuaian soal dengan materi
pelajaran, proses kognitif soal, kalimat soal dan gambar yang digunakan dan
kunci jawaban. Kemudian proses selanjutnya memberikan keputusan apakah
instrumen tes akan digunakan langsung atau perlu direvisi kembali.
a. Validitas Konstruksi untuk Instrumen Pemahaman Konsep
Jumlah soal pada tes pemahaman konsep yang di judgement oleh ahli
adalah sebanyak 20 butir soal dalam bentuk soal uraian tertulis dan 7 soal praktek
dengan rincian sebagai berikut: 7 soal untuk aspek menafsirkan, 2 soal untuk
aspek mencontohkan, 1 soal untuk aspek mengelompokkan, 1 soal untuk aspek
merangkum, 2 soal untuk aspek menyimpulkan, 3 soal untuk aspek
membandingkkan, 8 soal untuk aspek menjelaskan.
Judgement ahli untuk seluruh soal pada tes pemahaman konsep meliputi
kesesuaian soal dengan aspek pemahaman konsep, indicator, kunci jawaban, dan
rubric penilaian pada setiap soal. Adapun penyebaran butir soal tes pemahaman
konsep disajikan pada table 3.2.
72

Tabel 3.2
Penyebaran Butir Soal Berdasarkan Aspek Pemahaman Konsep Dan Sub Konsep
Aspek pemahaman konsep
Sub
Jenis tes Menafsir- Mencontoh- Mengelom- Merang- Menyimpul- Memban- Menjelas
Konsep
kan kan pokkan kum kan dingkan - kan
Rangkaian Tertulis 3b, 3c, 6 1b 4 3a 1a
Tertutup
Praktek 2e, 2f-g, 2a-d
Sederhana
2a, 2b,
Rangkaian Tertulis 7 2d 5c 2c, 5b,
5a,
Seri-
Paralel 1b, 1c-d,
Praktek 1a
3
Energy
Dan Daya Tertulis 9 8b 8a, 10
Listrik

Terdapat beberapa butir soal yang aspek pemahaman konsepnya tidak


sesuai dan perlu perbaikan dalam hal redaksi soal. Kesimpulan dari beberapa
judgement ahli adalah instrument tes pemahaman konsep yang disusun telah
memenuhi validitas konstruksi dan dapat digunakan sebagai keprluan penelitian.
Setelah direvisi, maka instrument tes pemahaman konsep diuji cobakan kepada
siswa yang telah mempelajari materi listrik dinamis. Kisi-kisi soal tes pemahaman
konsep setelah dilakukan validasi dan hasil validitas konstruksi berupa judgment
ahli selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran A.1
b. Validitas Konstruksi untuk Instrumen Non Tes Skala Sikap Self-Eficacy
Data self-efficacy siswa diperoleh melalui non tes skala sikap siswa
mengenai self-efficacy yang diberikan di awal dan di akhir pembelajaran. Non tes
skala sikap self-efficacy yang digunakan merupakan adaftasi dari instrument yang
dikembangkan oleh Baldwin, Ebert, dan Burns (1999). Instrument self-efficacy
yang digunakan terdiri dari 23 butir pertanyaan mengenai seberapa tingkat
keyakinan/keandalan/kemampuan diri yang dimiliki siswa, diantaranya : 9 soal
untuk aspek kognitif, 8 soal untuk aspek psikomotorik, dan 6 soal untuk aspek
pengaplikasian konsep dan keterampilan. Adapun penyebaran butir soal non tes
skala sikap self-efficacy disajikan pada table 3.3.
73

Tabel 3.3
Penyebaran butir soal non tes skala sikap self-efficacy
Aspek Self-Efficacy Nomor Soal
Kognitif 8, 11, 14, 15, 17, 20, 21, 22, 23
Psikomotorik 2, 3, 5, 6, 9, 12, 18, 19
Pengaplikasian konsep dan
1, 4, 7, 10, 13, 16
keterampilan
Jumlah 23
Setelah direvisi, dilakukan perbaikan redaksi soal dan penyesuaian pada
beberapa butir soal yang digunakan. Misalnya penggunaan kata confident
diterjemahkan menjadi “keyakinan” karena istilah ini dianggap lebih popular
dalam psikologi pendidikan. Kisi-kisi non tes skala sikap self-efficacy setelah
dilakukan validasi dan hasil validitas konstruksi berupa judgemnet ahli
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran A.2.

2. Reliabilitas Tes
Reliabilitas adalah kestabilan skor yang diperoleh orang yang sama
ketika diuji ulang dengan tes yang sama pada situasi yang berbeda atau dari satu
pengukuran lainnya. suatu instrument dikatakan reliable jika digunakan beberapa
kali untuk mengukur objek yang sama, menghasilkan data yang sama (Sugiyono,
2008).
Menguji reliabilitas suatu instrumen dapat dilakukan dengan teknik
pengujian test-retest, yakni dengan cara mencobakan beberapa kali sebuah
instrumen yang sama pada responden yang sama dalan waktu yang berbeda.
Dalam penelitian ini dilakukan uji reliabilitas dengan test-retest, yaitu dengan
melakukan 2 kali uji coba instrumen dengan rentang waktu uji coba satu minggu.
Nilai reliabilitas kemudian diukur dari koefisien korelasi antara
percobaan pertama dengan percobaan kedua. Bila koefisien korelasi positif dan
signifikan maka instrumen tersebut sudah dinyatakan reliable (Sugiyono, 2011).
Persamaan untuk menentukan nilai korelasi dapat menggunakan persamaan
korelasi Pearson Product-Moment (Arikunto, 2014), yaitu sebagai berikut:

𝑁 ∑ 𝑋𝑌−(∑ 𝑋)(∑ 𝑌)
𝑟𝑥𝑦 = (3.1)
√(𝑁 ∑ 𝑋 2 −(∑ 𝑋)2 )(𝑁 ∑ 𝑌 2 −(∑ 𝑌)2 )
74

Keterangan :
r𝑥𝑦 = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
X = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
𝑌 = Jumlah varians butir
N = Jumlah sampel
Apabila nilai koefisien korelasi hitung lebih kecil dari nilai tabel
(rxy >r𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 ), maka instrumen dikatakan tidak reliabel. Sebaliknya, bila nilai
koefisien korelasi hitung lebih besar atau sama dengan nilai tabel (rxy ≥ rtabel)
maka instrumen reliabel (Arikunto, 2014). Berikut merupakan kategori nilai
koefisien korelasi yang disajikan pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4.
Kategori Reliabilitas Tes
Interval Kategori
0,80 < rxy ≤ 1,00 Sangat Tinggi
0,60 < rxy ≤ 0,80 Tinggi
0,40 < rxy ≤ 0,60 Cukup
1,20 < rxy ≤ 0,40 Rendah
rxy ≤ 0,20 Sangat Rendah
(Arikunto, 2014)
a. Reliabilitas untuk Instrumen Tes Pemahaman Konsep
Analisis hasil uji coba instrument tes pemahaman konsep hanya
menggunakan analisis uji reliabilitas dan dapat dilihat pada lampiran A.3. Hasil
uji coba instrument tes pemahaman konsep siswa dengan menghitung nilai
koefisien korelasi antara hasil ujicoba pertama dengan uji coba kedua
menghasilkan nilai sebesar 0,66 yang menandakan bahwa instrument tes
pemahaman konsep yang dikembangkan memiliki reliabilitas dengan kategori
tinggi.
b. Reliabilitas untuk Instrumen Non Tes Skala Sikap Self-Efficacy
Analisis hasil uji coba instrument non tes skala sikap self-efficacy hanya
menggunakan analisis uji reliabilitas dan dapat dilihat pada lampiran A.4. Hasil
uji coba instrument non tes skala sikap self-efficacy siswa dengan menghitung
nilai koefisien korelasi antara hasil ujicoba pertama dengan uji coba kedua
menghasilkan nilai sebesar 0,77 yang menandakan bahwa instrument tes
pemahaman konsep yang dikembangkan memiliki reliabilitas dengan kategori
tinggi.
75

H. Teknik Analisis Data


Data yang akan diperoleh merupakan data kualitatif dan kuantitatif.
Terdapat beberapa jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian yaitu tes
pemahaman konsep, self-efficacy dan tanggapan siswa terhadap pembelajaran.
Data kuantitatif dianalisis menggunakan uji statistik sedangkan data kualitatif
dianalisis secara deskriptif untuk menemukan indikator yang cenderung muncul
dalam penelitian. Masing–masing teknik analisis data dijabarkan sebagai berikut:
1. Data Pretest dan Postest Pemahaman Konsep Siswa
Data yang diperoleh dari pretest dan posttest digunakan untuk mencari
nilai indeks gain tenormalisasi atau yang lebih dikenal dengan N-gain <g>
berfungsi untuk mengukur rasio dari performansi individu terhadap skor
maksimum yang dicapai, sebelum dan setelah mengikuti proses pembelajaran.
Menentukan nilai <g> menggunakan persamaan berikut (Meltzer,2002):
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡−𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
< 𝑔 > = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙−𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡 (3.2)

<g> yang diperoleh pada pengukuran pemahaman konsep menunjukkan kategori


peningkatan pemahaman konsep siswa. Adapun beberapa kategori peningkatan
tersebut dapat dilihat pada table 3.5.
Tabel 3.5
Kategorisasi nilai N-gain/Indeks gain (Hake, 1998)
Rentang Kategori
< 𝑔 > ≥ 0,7 Tinggi
0,3 ≤ < 𝑔 > < 0,7 Sedang
< 𝑔 > < 0,3 Rendah

Hasil persentase tersebut juga diinterpretasikan ketercapaiannya pada masing-


masing aspek pemahaman konsep.

2. Data Pre Survey dan Post Survey Non Tes Skala Sikap Self-Efficacy Siswa
Data yang diperoleh dari presurvey dan postsurvey digunakan untuk
mencari nilai indeks gain tenormalisasi atau yang lebih dikenal dengan N-gain
<g> berfungsi untuk mengukur rasio dari performansi individu terhadap skor
maksimum yang dicapai, sebelum dan setelah mengikuti proses pembelajaran.
Menentukan nilai <g> menggunakan persamaan berikut (Meltzer,2002):
76

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡−𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡


< 𝑔 > = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙−𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡 (3.3)

<g> yang diperoleh pada pengukuran self-efficacy menunjukkan kategori


peningkatan self-efficacy siswa. Adapun beberapa kategori peningkatan tersebut
dapat dilihat pada table 3.6.
Tabel 3.6
Kategorisasi nilai N-gain/Indeks gain (Hake, 1998)
Rentang Kategori
< 𝑔 > ≥ 0,7 Tinggi
0,3 ≤ < 𝑔 > < 0,7 Sedang
< 𝑔 > < 0,3 Rendah

Hasil persentase tersebut juga diinterpretasikan ketercapaiannya pada


masing-masing aspek self-efficacy. Skala sikap self-efficacy yang digunakan
menggunakan skala dalam rentang 0 (sangat tidak yakin) hingga 10 (sangat yakin)
merujuk format skala sikap self-efficacy asli yang dikembangkan oleh Bandura
(2006).
3. Analisis Keterlaksanaan Model Pembelajaran
Data yang diperoleh dari lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran
penerapan pendidikan teknologi dasar pada modeling instruction melalui
pendekatan saintifik berbantuan trainer listrik rumah tangga merupakan data skala
kualitatif yang perlu dikonversi menjadi skala kuantitatif. Data kuantitatif akan
dianalisis secara deskriptif dengan menghitung persentase. Adapun langkah-
langkah yang dilakukan untuk mengolah data tersebut adalah sebagai berikut:
a. Menghitung jumlah jawaban “ya” dan “tidak” yang observer isi pada format
observasi keterlaksanaan pembelajaran.
b. Menghitung persentase keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan
persamaan deskriptif persentase untuk keterlaksanaan pembelajaran, yiatu
sebagai berikut:
Jumlah aspek yang diamati terlaksana
% Keterlaksanaan = ×100% (3.7)
Jumlah keseluruhan aspek yang diamati

Selanjutnya untuk mengetahui tingkat kriteria keterlaksanaan


pembelajaran tersebut, skor yang diperoleh dalam bentuk % diinterpretasikan
77

berdasarkan kriteria keterlaksanaan pembelajaran seperti yang tercantum pada


Tabel 3.9.
Tabel 3.7.
Kriteria Keterlaksanaan Pembelajaran
Keterlaksanaan Pembelajaran
Interpretasi
(%)
KP = 0 Tak satu kegiatan pun terlaksana
0 < KP < 25 Sebagian kecil kegiatan terlaksana
25 ≤ KP ≤ 50 Hampir setengah kegiatan terlaksana
KP = 50 Setengah kegiatan terlaksana
50 < KP < 50 Sebagian besar kegiatan terlaksana
75 ≤ KP ≤ 100 Hampir seluruh kegiatan terlaksana
KP = 100 Seluruh kegiatan terlaksana
(Syarki, 2015)
Lembar observasi keterlaksanaan penerapan modeling instruction
berbantuan trainer listrik rumah tangga selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran
B.3.
4. Analisis Data Asesmen Kinerja
Data asesmen kinerja diambil melalui pengamatan oleh observer selama
proses pembelajaran berlangsung. Penilaian kinerja siswa juga diperoleh melalui
laporan hasil kinerja siswa pada LK dengan menggunakan rubric. Rubrik yang
dibangun berupa rubric holistic dengan empat skala penilaian (Rating scale).
Kinerja yang paling sempurna diberi nilai 4 dan kinerja yang kurang sempurna
diberi skor 1. Setiap skor yang diperoleh untuk setiap kriteria penilaian
dijumlahkan kemudian dibagi dengan jumlah kriteria penilaian yang ada pada
rubric penilaian berskala ini, sehingga menjadi skor total yang diperoleh siswa
(Shinta, 2015). Rubric penilaian kinerja selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran B.4.

5. Analisis Tanggapan Siswa Terhadap Pembelajaran


Analisis data skala sikap dilakukan dengan menggunakan skala likert. Data
skala sikap yang diperoleh merupakan bentuk skala kualitatif. Skala kualitatif ini
78

akan dikonversi menjadi skala kuantitatif dengan beberapa langkah sebagai


berikut.
a. Melihat dan memeriksa kelengkapan jawaban skala sikap yang telah diisi oleh
responden
b. Membuat tabulasi dan melakukan pengelompokkan data sesuai dengan kode
responden
c. Menghitung persentase hasil angket tanggapan siswa menggunakan rumus
(Sugiono, 2008)
∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑖𝑡𝑒𝑚
% 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑡𝑢𝑗𝑢𝑎𝑛 = ∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑖𝑡𝑒𝑚
𝑥 100% (3.6)

Dalam mengkategorikan persentase tanggapan siswa dengan cara :


1) Menentukan persentase rentang ® tanggapan
R = persentase maksimum – persentase minimum
R = 100 % - 25 % = 75 %
2) Menentukan panjang kelas (P) dari tabek kategori tanggapan siswa
Panjang kelas tiap tanggapan ditentukan dari perbandingan panjang rentang
kelas (R) dengan banyaknya kategori (K) tanggapan
𝑅 75 %
P=𝐾= = 18,75 %
4

Berdasarkan panjang kelas tersebut, maka pengkategorian persentase


tanggapan siswa dapat dilihat pada tabel 3.8, sebagai berikut :
Tabel 3.8
Pengkategorian persentase tanggapan siswa
Batasan Persentase Kategori
25,00 % < % tanggapan siswa ≤ 43,75 % Sangat tidak setuju
43,75 % < % tanggapan siswa ≤ 62,50 % Tidak setuju
62,50 % < % tanggapan siswa ≤ 81,25 % Setuju
81,25 % < % tanggapan siswa ≤ 100 % Sangat setuju

Kisi-kisi tanggapan siswa terhadap pembelajaran fisika dengan


menggunakan pendidikan teknologi dasar pada modeling instruction melalui
pendekatan saintifik berbantuan trainer listrik rumah tangga selengkapnya dapat
dilihat pada lampiran B. 5.

Anda mungkin juga menyukai