METODOLOGI PENELITIAN
63
64
C. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam interpretasi, serta untuk
mendapatkan pengertian yang sama terhadap istilah yang digunakan pada judul
penelitian, maka istilah tersebut perlu dijelaskan sebagai berikut :
1. Modeling instruction dalam penelitian ini merupakan model pembelajaran yang
menekankan siswa aktif dan mampu mengkonstruksi konsep fisika dan mampu
memecahkan masalah dengan konsep yang telah dimilikinya. Modeling
instruction memiliki dua tahap pelaksanaan, yakni tahap pengembangan model
(model development) dan tahap penerapan model (model deployment). Tahap
model development, terdiri dari tiga, yakni pertama Pre-lab Discussion, Lab-
Investigation, dan Post-lab Discussion sedangkan tahap model deployment
berupa worksheet, kuis, lab practicum, dan tes unit.
2. Pendidikan teknologi dasar dalam penelitian ini adalah model pembelajaran
yang mengembangkan keterampilan berfikir teknologi, seperti kemampuan
untuk mengakui suatu permasalahan, mengaplikasikan pengetahuan,
memecahkan masalah melalui pencarian berbagai macam alternative jawaban,
membuat keputusan, mengkomunikasikan temuan fakta-fakta baru, menguji
dan mengevaluasi hasil kerja. Dalam pembelajaran PTD dikenal dengan
kegiatan pikir, gambar, buat dan uji atau biasa disebut PGBU
(Depdiknas:2009).
3. Pendekatan saintifik dalam penelitian ini adalah pengorganisasian pengalaman
belajar dengan urutan logis meliputi proses pembelajaran melalui mengamati,
menanya, mengumpulkan informasi/mencoba, menalar/mengasosiasi, dan
mengkomunikasikan.. Dalam pendekatan ini peserta didik tidak lagi dijadikan
sebagai objek pembelajaran, tetapi dijadikan subjek pembelajaran, guru hanya
sebagai fasilitator dan motivator saja. Guru tidak perlu menjelaskan semua
tentang apa yang ada dalam materi.
65
4. Trainer listrik rumah tangga dalam penelitian ini adalah alat peraga listrik yang
yang bertujuan untuk mengimplementasikan hal-hal yang konkrit yang terjadi
dalam kehidupan sehari-hari. Alat peraga ini harus aman digunakan oleh siswa
dan terlihat menarik sehingga siswa lebih bersemangat dalam proses
pembelajaran.
5. Pemahaman konsep dalam penelitian ini merupakan kemampuan siswa untuk
memahami konsep-konsep pada materi listrik dinamis. Pemahaman konsep
siswa diukur sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran. Tes pemahaman
konsep dilakukan dengan dua jenis tes, yaitu tes tertulis bentuk uraian dan tes
praktek. Indicator soal berdasarkan taksonomi Bloom yang telah direvisi
(Anderson & Krathwohl, 2001) yang meliputi aspek menafsirkan (Interfreting),
mencontohkan (Exemplifying). mengelompokkan (Classifying), merangkum
(Summarizing), menyimpulkan (Inferring), membandingkan (Comparing), dan
menjelaskan (Eksplaining).
6. Self-efficacy yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah keyakinan
seseorang terhadap kemampuannya melakukan tindakan-tindakan yang
diperlukan untuk menguasai situasi dan menciptakan hasil yang positif dalam
meningkatkan pemahaman konsep fisika. Non-tes self-efficacy dalam
penelitian ini dibuat berdasarkan tiga aspek utama yang dikembangkan oleh
Baldwin, Ebert, dan Burns (1999), yaitu : 1) aspek kognitif 2) aspek
psikomotorik 3) aspek pengaplikasian konsep dan keterampilan. Untuk
mengetahui peningkatan self-efficacy siswa dilakukan dengan menghitung
nilai gain ternormalisasi.
7. Berdasarkan Kurikulum 2013, konsep Listrik Dinamis untuk level SMK
diajarkan di kelas XI (sebelas) semester ganjil dengan Kompetensi Dasar :
3.5 Memahami konsep listrik statis dan dinamis
3.7 Menerapkan hukum kelistrikan arus searah
3.11 Menganalisis hubungan antara tegangan, hambatan, dan kuat arus pada
rangkaian listrik arus searah
4.2 Mengolah informasi yang berkaitan dengan listrik statis dan dinamis
4.3 Memecahkan masalah teknologi dan rekayasa yang berkaitan dengan
daya dan energi listrik arus searah
66
D. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tiga tahapan, yakni persiapan,
perencanaan dan penyusunan instrumen, pelaksanaan dan penyusunan laporan.
Studi Pendahuluan
Studi Literatur
Survey Lapangan Modeling Instruction
Kondisi Permasalahan Pendidikan Teknologi Dasar
PERSIAPAN pembelajaran dalam Pendekatan Saintifik
fisika pembelajaran Trainer Listrik rumah tangga
Kondisi siswa fisika Pemahaman konsep
Self-efficacy
Hasil belajar
siswa
PELAKSANAAN
Pengumpulan data keterlaksanaan aktivitas pembelajaran
Penyusunan Laporan
Menghitung rata-rata
Pengolahan
gain ternormalisasi <g> Melakukan
data lembar
dari pretest dan posttest analisis dan Membuat
AKHIR observasi dan
pemahaman konsep dan pembahasan kesimpulan
keterlaksanaan
dari presurvey dan post terhadap dan saran
pembelajaran
survey nontes skala sikap seluruh data
self-efficacy penelitian
1. Tahap Persiapan
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan, berupa mstudi
pendahuluan, yang meliputi :
a) Studi lapangan, dilakukan untuk mengetahui dan mengamati bagaimana
pelaksanaan pembelajaran fisika yang konkret dikelas, kondisi siswa dan
guru, hasil belajar siswa serta mengidentifikasi pemahaman konsep dan
self-efficacy siswa SMK. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui permasalahan pembelajaran fisika dan memberikan
gambaran sejauhmana pemahaman konsep dan self-efficacy yang dimiliki
siswa.
b) Studi literatur terhadap jurnal dan laporan penelitian sebelumnya yang
berkaitan dengan judul penelitian yang akan dilakukan. Kegiatan ini
dilakukan untuk memperoleh landasan teoritis yang sesuai.
2. Tahap Perencanaan dan Penyusunan
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan dan penyusunan
adalah:
a) Penyusunan instrumen dan perangkat pembelajaran. Tahap penyusunan
ini didahului dengan analisis materi dan kompetensi dasar yang akan
dicapai dalam proses pembelajaran. Penyusunan instrumen pemahaman
konsep beserta dengan self-efficacy diawali dengan menyusun kisi-kisi
instrumen, membuat rancangan tes berupa soal, lembar penilaian dan
juga tes kinerja sesuai dengan kisi – kisi. Penyusunan instrument dan
perangkat pembelajaran dikonsultasikan kepada dosen pembimbing.
b) Melakukan validasi terhadap seluruh instrumen penelitian melalui
beberapa ahli pakar. Proses lainnya termasuk melakukan uji coba kepada
siswa yang telah mempelajari materi listrik dinamis untuk mengukur
bagaimana reliabilitas butir–butir soal yang akan digunakan pada pre-test
dan post-test kemudian melakukan revisi instrument.
c) Menentukan populasi dan sampel yang akan digunakan sesuai dengan
metode pengambilan sampel yang telah ditentukan.
68
3. Tahap Pelaksanaan
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan adalah:
a) Memberikan pre-test pemahaman konsep siswa dan pre survey self-
efficacy
b) Melakukan proses pembelajaran untuk 3 kali pertemuan. Pengamatan
terhadap kegiatan pembelajaran fisika yang menerapkan modeling
instruction berbantuan trainer listrik rumah tangga dilakukan setiap
pertemuan.
c) Pengumpulan data keterlaksanaan aktivitas pembelajaran
d) Memberikan post-test pemahaman konsep dan post survey self-efficacy
siswa.
e) Menjaring pendapat siswa melalui wawancara terkait penerapan
modeling instruction berbantuan trainer listrik rumah tangga.
4. Tahap Akhir
Tahap akhir dari penelitian ini focus pada kegiatan penyusunan laporan
penelitian, meliputi:
a) Mengolah data hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran
b) Menghitung nilai N-gain rata-rata pemahaman konsep dan self-efficacy
siswa.
c) Melakukan analisis terhadap seluruh hasil data penelitian yang diperoleh.
d) Membuat kesimpulan dan saran.
E. Instrumen Penelitian
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
beberapa instrument, diantaranya:
1. Tes Pemahaman Konsep
Tujuan dari tes pemahaman konsep adalah untuk mengukur dan
mendeskripsikan pemahaman konsep siswa pada materi listrik dinamis sebelum
dan sesudah mengikuti proses pembelajaran. Tes ini dikembangkan berdasarkan
kompetensi dasar dan indicator pada materi listrik dinamis dengan mengikuti
perumusan tujuan instruksional taksonomi Bloom yang telah direvisi (Anderson
& Krathwohl, 2001) yang meliputi aspek menafsirkan (Interfreting),
69
Tabel 3.2
Penyebaran Butir Soal Berdasarkan Aspek Pemahaman Konsep Dan Sub Konsep
Aspek pemahaman konsep
Sub
Jenis tes Menafsir- Mencontoh- Mengelom- Merang- Menyimpul- Memban- Menjelas
Konsep
kan kan pokkan kum kan dingkan - kan
Rangkaian Tertulis 3b, 3c, 6 1b 4 3a 1a
Tertutup
Praktek 2e, 2f-g, 2a-d
Sederhana
2a, 2b,
Rangkaian Tertulis 7 2d 5c 2c, 5b,
5a,
Seri-
Paralel 1b, 1c-d,
Praktek 1a
3
Energy
Dan Daya Tertulis 9 8b 8a, 10
Listrik
Tabel 3.3
Penyebaran butir soal non tes skala sikap self-efficacy
Aspek Self-Efficacy Nomor Soal
Kognitif 8, 11, 14, 15, 17, 20, 21, 22, 23
Psikomotorik 2, 3, 5, 6, 9, 12, 18, 19
Pengaplikasian konsep dan
1, 4, 7, 10, 13, 16
keterampilan
Jumlah 23
Setelah direvisi, dilakukan perbaikan redaksi soal dan penyesuaian pada
beberapa butir soal yang digunakan. Misalnya penggunaan kata confident
diterjemahkan menjadi “keyakinan” karena istilah ini dianggap lebih popular
dalam psikologi pendidikan. Kisi-kisi non tes skala sikap self-efficacy setelah
dilakukan validasi dan hasil validitas konstruksi berupa judgemnet ahli
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran A.2.
2. Reliabilitas Tes
Reliabilitas adalah kestabilan skor yang diperoleh orang yang sama
ketika diuji ulang dengan tes yang sama pada situasi yang berbeda atau dari satu
pengukuran lainnya. suatu instrument dikatakan reliable jika digunakan beberapa
kali untuk mengukur objek yang sama, menghasilkan data yang sama (Sugiyono,
2008).
Menguji reliabilitas suatu instrumen dapat dilakukan dengan teknik
pengujian test-retest, yakni dengan cara mencobakan beberapa kali sebuah
instrumen yang sama pada responden yang sama dalan waktu yang berbeda.
Dalam penelitian ini dilakukan uji reliabilitas dengan test-retest, yaitu dengan
melakukan 2 kali uji coba instrumen dengan rentang waktu uji coba satu minggu.
Nilai reliabilitas kemudian diukur dari koefisien korelasi antara
percobaan pertama dengan percobaan kedua. Bila koefisien korelasi positif dan
signifikan maka instrumen tersebut sudah dinyatakan reliable (Sugiyono, 2011).
Persamaan untuk menentukan nilai korelasi dapat menggunakan persamaan
korelasi Pearson Product-Moment (Arikunto, 2014), yaitu sebagai berikut:
𝑁 ∑ 𝑋𝑌−(∑ 𝑋)(∑ 𝑌)
𝑟𝑥𝑦 = (3.1)
√(𝑁 ∑ 𝑋 2 −(∑ 𝑋)2 )(𝑁 ∑ 𝑌 2 −(∑ 𝑌)2 )
74
Keterangan :
r𝑥𝑦 = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
X = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
𝑌 = Jumlah varians butir
N = Jumlah sampel
Apabila nilai koefisien korelasi hitung lebih kecil dari nilai tabel
(rxy >r𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 ), maka instrumen dikatakan tidak reliabel. Sebaliknya, bila nilai
koefisien korelasi hitung lebih besar atau sama dengan nilai tabel (rxy ≥ rtabel)
maka instrumen reliabel (Arikunto, 2014). Berikut merupakan kategori nilai
koefisien korelasi yang disajikan pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4.
Kategori Reliabilitas Tes
Interval Kategori
0,80 < rxy ≤ 1,00 Sangat Tinggi
0,60 < rxy ≤ 0,80 Tinggi
0,40 < rxy ≤ 0,60 Cukup
1,20 < rxy ≤ 0,40 Rendah
rxy ≤ 0,20 Sangat Rendah
(Arikunto, 2014)
a. Reliabilitas untuk Instrumen Tes Pemahaman Konsep
Analisis hasil uji coba instrument tes pemahaman konsep hanya
menggunakan analisis uji reliabilitas dan dapat dilihat pada lampiran A.3. Hasil
uji coba instrument tes pemahaman konsep siswa dengan menghitung nilai
koefisien korelasi antara hasil ujicoba pertama dengan uji coba kedua
menghasilkan nilai sebesar 0,66 yang menandakan bahwa instrument tes
pemahaman konsep yang dikembangkan memiliki reliabilitas dengan kategori
tinggi.
b. Reliabilitas untuk Instrumen Non Tes Skala Sikap Self-Efficacy
Analisis hasil uji coba instrument non tes skala sikap self-efficacy hanya
menggunakan analisis uji reliabilitas dan dapat dilihat pada lampiran A.4. Hasil
uji coba instrument non tes skala sikap self-efficacy siswa dengan menghitung
nilai koefisien korelasi antara hasil ujicoba pertama dengan uji coba kedua
menghasilkan nilai sebesar 0,77 yang menandakan bahwa instrument tes
pemahaman konsep yang dikembangkan memiliki reliabilitas dengan kategori
tinggi.
75
2. Data Pre Survey dan Post Survey Non Tes Skala Sikap Self-Efficacy Siswa
Data yang diperoleh dari presurvey dan postsurvey digunakan untuk
mencari nilai indeks gain tenormalisasi atau yang lebih dikenal dengan N-gain
<g> berfungsi untuk mengukur rasio dari performansi individu terhadap skor
maksimum yang dicapai, sebelum dan setelah mengikuti proses pembelajaran.
Menentukan nilai <g> menggunakan persamaan berikut (Meltzer,2002):
76