Anda di halaman 1dari 9

Chapter 2 : Mengenal lebih dalam akan membuatmu tenggelam

Kaget iya kaget mengetahui kalau si wanita maaf pria ini bisa secantik ini, bahkan melebihi
mantan pacarku yang mengakhiri hubungan kami dan mengawali pertemuanku dengan pria
ini. Serasa ada yang aneh memanggil orang ini dengan sebutan laki-laki maksudku iya
biasanya cowok yang kecewek-cewekan akan berwujud seperti banci pinggir jalan yang
bergaya centil membuat jijik sebagian orang tapi berbeda dengan yang satu ini dia begitu
sempurna bahkan melebihi wanita. Oh diriku kenapa bisa seperti ini kenapa tidak berjalan
normal, apa ini karma dari diriku sendiri yang tidak bersifat normal maka aku mendapat
ganjaran mendapatkan hal-hal yang tidak normal pula.”Hello apa kamu tidak apa-apa ?”
dengan tatapan manisnya dia memecahkan konsentrasiku untuk berpikir mengenai semua
kegilaan yang aku dapatkan hari ini.”Iya aku tidak apa-apa” aku melihat jam dinding dan
menyadari kalau ini sudah jam 07.00”OH GAWAT GAWAT GAWAT AKU KEDITURAN
DISINI IBUKU BISA MEMBUNUHKU BISA TELAT AKU KESEKOLAH TOLONG
PANGGIL PEMADAM KEBAKARAN PANGGIL POLISI”.Pelukan hangat serasa
menyelimutiku dari semua masalah” tidak apa-apa aku bersamamu jangan khawatir dunia
kadang sangat begitu kejam tapi kalau kita bersama kita bisa melewati semuanya” tidak bisa
berkata apapun pertama kalinya diriku mendengar kata-kata yang tidak pernah terbayang
akan diucapkan seseorang kepadaku.”mau aku antar pulang?” tanpa pikir panjang aku
langsung mengiyakan ajakan dengan menggagukan kepalaku seperti anjing kelaparan yang
akan di beri makan oleh tuannya.”baiklah ayo berangkat” kami berdua langsung menuju ke
area parkir apartemen dan wow mobil klasik terparkir cantik di depanku. Ini kah mobilnya ?
heyy seleranya bagus juga ternyata, crekk sabuk pengaman terpasang rapi dan vrommm....
mobil melaju cepat ” jadi alamatmu mana ?” dengan nada panik diriku menjawab
pertanyaannya. Hal yang terbayangkah dipikiranku adalah masalah ibuku yang siap
menghajarku ketika mengetahui kalau anaknya pulang sangat-sangat terlambat bahkan ini
sudah benar-benar keterlaluan terlambatnya. Masih ingat beberapa tahun lalu aku pernah
terlambat pulang dari rumah salah satu temanku Jeff yang sedang mengadakan pesta ulang
tahun di rumahnya suasanya sangat menyenangkan dan kami seperti di dalam surga, waktu
serasa berhenti dengan canda tawa dan berbagai permainan yang kami lakukan pada waktu
itu. Setelah kami benar-benar lelah dengan sebut kesenangan tersebut aku dengan muka
sedikit mengantuk bahagia pulang ke rumah, kesenangan itu pun ber.........akhir dengan mata
sangat tajam menusuk lebih tajam dari pedang tepat di dadaku. iya ibu sangat marah besar
mengetahui kalau aku pulang pada jam 03.00 dini hari berati jam di rumah Jeff mati dong
soalnya sebelum aku pamit pulang aku melihat jam di rumah Jeff masih menunjukkan jam
20.00 yang berati masih merupakan waktu toleransi aku main keluar malam-malam. Karena
banyak sekali hal yang dikatakan oleh ibuku aku lupa apa yang dia katakan, salah satu
manfaat menjadi orang yang pelupa, tapi itu juga yang membuatku terkadang berada di dalam
berbagai masalah sepele namun berujung fatal seperti aku lupa membawa tugas dari salah
satu guru, lupa bawa dompet, lupa mandi eh itu sudah kebiasaan he he.

Selama perjalanan tidak banyak kata yang terucap di antara kita berdua mungkin juga
dia juga terlambat dan tidak bisa meninggalkanku sendirian berada di apartemennya tanpa
rasa tanggung jawab. Setelah beberapa lama akhirnya kami tiba di rumahku. Sesuai dugaan
ku bahwa dia langsung bilang “ sudah sampai yah maaf ya aku juga harus pergi juga karena
aku juga terlambat masuk kerja “ tanpa berkata bye dia langsung pergi meninggalkanku di
depan rumah. Tiga.... dua.... satu.....BOOOM ledakan amarah ibuku serasa bom atom.
Dengan ribuan omelan serasa aku akan berakhir di pada hari ini. Seperti biasa aku selalu
mengabaikan semua perkataan ibuku, bagaimana tidak aku abaikan dia selalu saja bicara
mengenai hal-hal yang sama persis setiap aku dimarahi seperti yang aku ingat jadi anak yang
baik, tata krama, pendapat orang-orang. Begitulah ceramahnya lama sekali bahkan melebihi
ceramah guru membosankanku serasa aku ingin pergi ke ke tempat damai padang rumput
bersinar terang,angin berhembus sepoy-sepoy dengannya tersenyum menghadap kepadaku
dengan senyuman manis.”APA KAMU MENDENGARKANKU!!!!!!!” teriakan ibuku
membuatku kaget”iya bu”langsung aku ke kamar dan aku putuskan untuk membolos saja dari
sekolah. Ini bukan kali pertama aku membolos sekolah, aku sudah sering bolos sekolah
karena aku memang sedikit pemalas dan hobi komputer sehingga aku selalu berpikir tidak
ada dunia yang lain selain dunia terang komputer penuh fantasi sehingga aku lupa mengenai
apa yang sebenarnya diriku berada di dunia penuh kebusukan dan kebencian tanpa ada belas
kasih di dalamnya sungguh aku sangat benci mengenai hal itu iya realitas. Terbaring aku di
tempat tidur berantakan masih teringat perasaan ketika dia memelukku dan mengucapkan
kata-kata indah itu. ” tidak apa-apa aku bersamamu jangan khawatir dunia kadang sangat
begitu kejam tapi kalau kita bersama kita bisa melewati semuanya”. mengingat hal tersebut
membuatku semakin tidak bisa lepas darinya yang semakin hari semakin membuat hari-
hariku terasa sangat berbeda bahkan cenderung mengalami begitu banyak kegilaan yang luar
biasa bisa dibilang kekacauan bahkan bisa lebih dari sekedar itu. sekali lagi aku berpikir
tentang dirinya yang selalu bisa menghantui pikiranku dengan daya tariknya yang tidak biasa
itu, iya bukan bermaksud cinta atau bukan tapi aku merasa kalau dia itu bukan orang yang
biasa saja pasti dia memiliki sesuatu hal spesial. aku ingin mengetahuinya, eh? tunggu dulu
aku melupakan sesuatu hal penting oh iya. “ SIAPA NAMANYA AKU LUPA
TANYAAAAAAAA ”. Baiklah mungkin aku akan ke apartemennya dan bertanya namanya
kuketuk pintunya dan berkata “ Hei manis siapa namamu?” dan kemudian pulang pergi balik
ke rumah haha. Sungguh tidak berguna astaga apa yang aku pikirkan mungkin di supermarket
kami akan bertemu lagi baiklah waktunya tidur. Esok pun mulai menjelang, aku memulai
pagi hari seperti biasanya, hal yang aku pikirkan adalah untuk bisa bertemu dengannya nanti
sore di supermarket. aku berangkat dan menjalankan aktivitas sekolah seperti biasanya, iya
seperti biasanya guru yang membosankan teman usil mengganggu oh iya hari ini kan Jumat
besok libur mungkin aku akan menghabiskan seluruh hari untuk bersamanya untuk bisa
mengenal lebih dalam dan menemukan sesuatu yang membuat dia begitu spesial dari pada
orang lain, tidak sabar rasanya ingin bertemu dengannya lagi. Akhirnya waktu yang
ditunggu-tunggu pun datang tapiiiii kenapa hujan juga ah dasar payah aku suka hujan tapi
kenapa di waktu seperti ini lagi pula alasan konyol yang bisa aku buat untuk pergi ke
supermarket Cuma untuk bertemu dengan pria itu ah mungkin juga dia juga tidak akan ke
supermarket di waktu hujan lebat pula. Dengan rasa bosan yang terus melanda bahkan bisa
menjadi sebuah putus asa menjadikanku tidak lebih seperti mayat tanpa jiwa membuatku
serasa merana dan perlu seseorang untuk menolongku, baiklah mungkin menghibur penat
dengan bermain komputer lagi seperti biasanya mungkin membuka internet bisa memberikan
hiburan tersendiri bagiku. setelah komputerku menyala langsung aku browsing ke situs social
media, iya social media karena di sana aku memiliki teman-teman Online yang bisa dibilang
memilik pemikiran dan bahkan nasib sama denganku, selain itu aku juga lumayan terkenal
dengan karya-karyaku. Karya-karyaku sering aku pamerkan di social media memang sering
mendapatkan pujian namun aku terkadang kurang begitu menyukainya bukan bermaksud
sombong tapi aku rata-rata komentar yang aku dapatkan hanyalah berupa like dan komentar
yang terkesan seadanya macam bagus, nica apalah dan bahkan ada lebih buruk lagi ada yang
mengshare hasil karyaku tanpa seizinku sudah aku nasihati kemudian dia langsung
menghapus pertemanan oh baiklah jika begitu. Hal lain selain membicarakan masalah
karyaku, aku sering juga chatting dengan teman-teman sosial media yang dekat dan memiliki
pikiran sama denganku. Seperti Natalie dia lebih tua dari setahun dari ku jadi aku anggap dia
sebagai kakak yang asyik bisa diajak berbicara apapun dengannya namun aku merasa belum
siap membicarakan tentang masalah dengan pria itu, belum siap saja soalnya aku belum tahu
mengenai siapa dia itu terutamanya namanya dan ini tidak seperti layaknya membicarakan
seseorang yang aku suka di sekolah. Dia sangatlah berbeda jika dibicarakan dan terkesan
terlalu sulit untuk di bicarakan dengannya. Aku putuskan untuk membicarakan hal-hal
biasanya seperti film dan beberapa pembicaraan tanpa tentu arah bahakan sampai
mengatakan hal-hal absurd, aku sedikit merasa terhibur dengan itu. Aku tidak tahu apa yang
akan lakukan besok karena aku sudah putus dengan pacar lamaku dan aku masih mencari
tahu siapa pria itu. Waktu sudah menunjukkan larut malam waktu ketika Online selalu
membuat waktu berjalan dua kali lipat dari kecepatan biasanya. Tertidur dengan perasaan
bimbang dan rasa penasaran mengenai apa,siapa,ke mana dan mengapa pada hari besok.
waktu sudah menunjukkan pagi mau beralih ke siang aku mulai bangun, merenggangkan
tubuh kemudian ke kamar mandi membasuh muka diakhiri meminum segelas air putih segar
masih dalam keadaan mengantuk aku duduk di dapur sambil memikirkan apa yang akan
terjadi pada hari ini apakah sesuatu hal biasa atau hal tidak biasa, mungkin hal biasa saja
karena mungkin dia sudah melupakanku, aku hanya seperti angin lalu baginya sudahlah
mungkin aku akan menjalani hari ini seperti biasanya. Tapi sebelum aku kembali ke kamar
ku dengar suara ketukan pintu. Apakah mungkin itu dirinya?, segera langsung aku menuju
pintu depan rumahku dengan penuh harapan untuk bertemu dengannya lagi, berharap untuk
bisa pergi bersamanya ke tempat di mana aku bisa bersamanya. Harapan pupuslah sudah
hilang ke Antartika jauh di sana terbang tinggi melayang pergi wussssh...... ya bagaimana
tidak ?, setelah aku buka ternyata hanyalah si pengantar paket untuk ibuku, ibuku memang
selalu melakukan belanja via Online jadi kami sering mendapatkan kiriman dari tukang pos
bisa macam-macam tapi biasanya pakaian dan juga berbagai alat make-up untuk keperluan
berdandan, memang ibuku seorang kantoran yang gemar sekali berdandan. Setelah aku
terima barang pesanan ibuku, aku langsung taruh ke meja ruang tamu paling ibu mengambil
sendiri. Kembali ke kamarku dan hari masih hujan lebat membuatku lebih bosan dan benar-
benar malas dari malas-malas yang sering aku lakukan serasa hanya ingin tiduran di kasur
menatap langit-langit. Tidak ada hal lain yang terbayang selain dirinya, apa yang dia lakukan
sekarang dan paling penting dari kesemuanya itu adalah siapa dia sebenarnya. Waktu
semakin melambat dan melambat membuatku semakin terasa terbunuh di dalam diriku
sendiri merasakan apa maksud dari kesepian itu sebenarnya. Waktu sudah menunjukkan
tengah hari dan aku rasa hujan mulai mereda dan semakin reda, aku sudah bisa melihat
cahaya matahari yang menembus awan hitam kelam dari jendelaku. Sembari aku melihat ke
luar jendela aku melihat seseorang berambut panjang berada di depan rumahku berdiri di
depan rumahku seperti gugup ingin mengetuk pintu rumah tapi dia ragu dan ingin pergi. Apa
jangan-jangan itu dia?, tidak pikir panjang aku langsung turun dari kamarku ke pintu depan,
pintu aku dobrak pintu dan berteriak” BERHENTI DISITU DASAR ORANG TIDAK TAU
DIRI” oh gawat kenapa aku berkata begitu dia kan yang membuat aku pingsan membuatku
tidak masuk sekolah dia yang menjebakku dalam suasana hati kacau balau. Disinari cahaya
matahari yang menembus awan hitam dan memalingkan wajahnya dengan senyuman dia
berlari dan langsung memelukku dengan refleks aku langsung memukul perutnya sebelum
dia berhasil memelukku. eh? kok aku pukul sih aku kan menunggunya lagian ini di depan
umum, iya mungkin itu jadi alasan bagus tapi kenapa aku pukul ya?.he he he. Gawat dua
kelihatannya mungkin dia akan melaporkanku ke polisi karena tindakan kekerasan, dicubit
saja orang bisa lapor polisi apalagi dipukul apalagi kelihatannya aku menggunakan ukulan
terkerasku. Mungkin kisah ini akan berakhir tanpa ada kejelasan siapa dia sebenarnya.
Dengan senyuman lebar dia tertawa “ maafkan aku iya terlalu mendadak”. Apa? dia serius ?
masa?. “Ayo pergi denganku”, dia tidak waras belum-belum sudah mengajak pergi dasar
aneh. “hey ada apa denganmu kamu sedang bercanda atau apa, huh?”. “aku” dia malah
mendekatkan bibirnya, INI TEMPAT UMUM HOIIIII JANGAN BERCANDA JANGAN
INI LAGI. Sebelum semakin dekat ibuku membuka pintu”eh ada tamu, mari masuk dulu”,
syukurlah jangan lagi ciuman di depan publik dasar orang mesum aneh kurang tahu diri.
Kami pun masuk ke rumah dan ibuku menyambutnya dengan hangat,”pasti temannya si.....”
sebelum ibuku menyelesaikan kata-katanya handphonenya berbunyi,“ sebentar ya” ibuku
langsung mengambil handphonenya yang terus berdering. Dengan tatapan dingin dia
langsung mengarahkan pandangan ke arahku, rasa curiga terus menghinggapi diriku
mengenai orang ini karena aku mulai berpikir kalau dia akan melakukan tindakan yang tidak-
tidak apalagi dengan tatapan dinginnya memuatku tambah ragu kenapa aku menyukainya.
Tanpa pikir panjang aku langsung “ bu aku bawa temanku ke kamar ya” masih sibuk
memegang handphonenya pasti dari rekan kerjanya yang kalau mengobrol bersamanya pasti
memakan waktu bisa berjam-jam masih ingat aku ketika ibuku mengobrol di handphone dari
pagi sampai mau malam hari,”ya ,ya bawa ke kamarmu saja”. Aku dan dia langsung menuju
ke kamarku dan begitu membuka pintu “ maaf ya Berantakan “ dengan tatapan kaget dia
langsung hampir berteriak dan tidak lama dia langsung mulai membersihkan berbagai
sampah di kamarku “ ini tidak bisa dimaafkan” dia mengatakan dengan lantang, ya begitulah
jadi kami membersihkan kamarku yang bisa dibilang tidak layak disebut kamar he he he nada
pasrah seperti menerima kenyataan kalau diriku memang seperti ini dan aku sudah bertahun-
tahun terbiasa dengan kondisi ini. Bukan bertai bahwa aku tidak pernah membersihkan
kamarku tapi harus menunggu beberapa hari untuk memiliki niat untuk membersihkan
kamarku bahkan aku pernah 2 bulan lebih tidak membersihkan kamarku. Langsung dia
mengambil sampah-sampah yang berserakan di kamarku dan langsung membuang sampah.
Dilanjutkan dengan menyapu dan mengepel lantai kamarku. Begitulah ceritanya saudara-
saudara sekalian. Bukan berati aku tidak ikut membersihkan kamarku, aku juga ikut
membantu membersihkan kamarku seperti membuang sampah dan menyapu meskipun
sedikit tapi itu masih bisa disebut sebagai membantu ok. Setelah membersihkan kamarku dia
langsung berkata dengan lantang “ ingat kamar kotor adalah dosa besar yang tidak bisa
diampuni” apa? serius dia ? jangan bercanda mohon. tidak terasa hari menjelang sore dan dia
melihat jamnya kemudian dia pergi “ waduh sudah mau malam, maaf aku pulang dulu ya bye’
dengan berlari dia langsung pergi meninggalkan rumahku. Tunggu dulu kelihatannya ada
yang salah dengan kepergiannya. DIA KAN PUNYA MOBIL....? kemungkinan 1. Mobilnya
rusak 2. mobilnya sedang dipinjam temannya 3. dia memang terlalu pelupa kalau dia punya
mobil. Eh? ada kesalahan lagi.........SIAPAAAAA NNAMANYAAAAAAAAA?. Dengan
senyuman genit “ wah temanmu itu ibu suka dengannya dia itu cantik” huh? “ suka bersih-
bersih” hah? “ beda sama kamu jorok” well aku anggap itu sebagai pujian dari ibuku, terima
kasih. “ eh namanya siapa?” duh.....”uhmmmmm oh bu aku ada panggilan hp aku ke kamar
dulu “, itu canggung sekali. Sial aku lupa tanya namanya lagi, sungguh pria misterius iya
misterius sekali membuatku kesal karena lihat saja dandannya, penampilannya dan terutama
ulahnya yang membuatku semakin kesal dengan pria itu. Aku mulai mempertanyakan apakah
dia mencintaiku atau tidak ?. Dasar, masa bodoh dengan itu aku langsung tidur di kasur, uhh
nyamannya uhhh nikmatnya uhhhh serasa tidur di atas awan. Langsung tertidur pulas diriku
terbawa mimpi indah, ohhh kapan terakhir kali aku menikmati tidur di tempat nyaman seperti
ini. Mungkinkah ini akibat dari kamar rapi? atau karena dia?. tidurku sangat pulas dan
merasa tidur ini adalah yang terbaik dari tidur-tidurku sebelumnya, serasa aku ingin terus
tidur dan tidak bangun bukan mati tapi serasa ingin memejamkan mata di tempat nyaman ini.
Kubuka mataku dan melihat pagi cerah menyinari kamar jendelaku. Seperti ada hal baru
dalam hidupku serasa berubah semenjak aku bertemu dengannya hingga detik ini aku masih
saja terpengaruh oleh dirinya. berjalan aku ke bawah menuju dapur dan mengambil segelas
teh hangat buatan ibuku dan menikmati pemandangan hari Minggu cerah. Senyuman terus
terpancar dari dalam diriku serasa ada hal baru merasuk ke dalam diriku, memberikan warna
baru dalam hidupku karena dia. ku minum sedikit demi sedikit teh hangat di dalam cangkir
dan aku menyadari ada beberapa hal yang tidak sepatutnya terjadi. KENAPA AKU
BANGUN MINGGU PAGIIIIIIII?. Hal umum juga terjadi bagi para maniak Game kalau
tidak salah, hal ini berasarkan pengalaman pribadi. teorinya kalau besok hari libur maka
begadang lalu bangun kesiangan karena sibuk main game. Semakin lama aku merasa
dipermainkan olehnya, dia menjebakku ke dalam jeratan permainan pikiran yang membuat
diriku serasa dikendalikan olehnya.

Mari kita bermain quis siapa dia sebenarnya. Di depan komputerku aku berusaha
membuat beberapa kemungkinan persentase siapa dia sebenarnya itu. Bermodalkan internet
aku mencoba mencari beberapa kecocokan-kecocokan mengenai pekerjaan, dan bahkan
kepribadian dari dirinya. baiklah ini beberapa hal yang dapat aku simpulkan untuk sementara
ini, berdasarkan hasil pengamatan dari dirinya. Pertama dia itu bisa dibilang feminin, kedua
dia itu suka bersih-bersih terus dia itu pelupa dan yang ketiga dia sering belanja di
supermarket oh itu bukan poin penting, semua juga begitu. Oh iya dia sangat teratur
mengenai waktu. Berdasarkan hal itu aku rasa dia itu seorang yang bekerja di salon
kecantikan tapi jika dia bekerja di tempat itu mana mungkin dia membersihkan kamarku
daripada mengomentari penampilanku yang seperti ala kadarnya macam seperti ini, aku jadi
ragu dengan jawaban tersebut.. Oke langsung ke tebakan kedua Kemungkinan dia itu seorang
pembantu yang sangat rajin. Jadi dia pakai seragam maid begitu Hmm cocok juga sih oh ya
ya ya ya aku bisa membayangkannya. “ Ya master aku bersihkan kamarmu “ oh manis sekali
aku bisa membayangkan suara lembutnya memanggil diriku. Eh tapi aneh juga ya masa
pekerjaannya macam begitu memang ada pekerjaan seperti itu di tempat ini, maksudku aku
pernah menjumpai hal ini di internet soal pekerjaan menjadi seorang trap maid di cafe atau
restoran tapi mana mungkin di tempat ini ada yang seperti itu lagi pula aku tidak menjumpai
cafe di sekitar sini lagi pula apa dia tidak terlalu tua untuk bekerja seperti itu?, tapi aku
masukan ke dalam tebakanku untuk menebak siapa dirinya kalau semisal ada yang benar bisa
sedikit membantu mengenai si misterius itu. Baiklah semakin lama ini semakin
membingungkanku karena dia tidak pernah mengatakan sesuatu tentang dirinya bahkan
hanya sekedar nama saja dia tidak memberi tahu dan kenapa juga dengannya. kutatap keluar
lagi jendela kamarku, aku melihat bulan bersinar begitu terang seperti dirinya yang begitu
terang meskipun dalam kegelapan sinarnya. Aku selalu bertanya-tanya apa yang dia lakukan
sekarang apakah dia memikirkanku ? semoga saja seperti itu karena aku yakin dia akan
kembali dan memberi tahu namanya. Malam semakin larut akhirnya diriku memutuskan
untuk menggambar dirinya dalam berbagai profesi untuk iya sekedar untuk menebak siapa
dirinya. Terhanyut oleh suasana keindahan malam tanpa lelah aku terus memikirkannya lewat
berbagai bentuk gambar sederhana yang aku buat untuk bisa mengetahui siapakah ia
sebenarnya. Tanpa terasa pagi sudah kembali menjelang dan diriku terbangun melihat sinar
mentari pagi menyelimuti seluruh badanku yang tertidur bersama kumpulan kertas gambar
imajinasi untuk mengetahui si misterius itu. kuturuni tangga...... eh...... INI TERJADI LAGI
DASAR SIALLLLLLLLLLLL....... kenapa aku begitu melankolis semenjak aku bertemu si
rubah misterius itu ? . Biasnya aku bangun selalu kesiangan dengan muka malas selalu
kuturuni tangga tanpa ada semangat sekalipun. Setelah dipikir-pikir aku menyadari sesuatu
hal yang berbeda dari sebelum – sebelumnya, iya karena aku sudah berpacaran sebelumnya
tapi aku tidak pernah merasakan hal ini sebelumnya menjadi sangat melankolis seperti ini
menjadikanku semakin mempertanyakan apakah ia cinta sejatiku...?. Baik aku harus benar –
benar bertanya mengenai dirinya. Tapi.....uhm........ KAN KETEMUNYA SECARA
KECELAKAAAN, bagaimana bisa bertanya mengenai dirinya kalau bertemu saja bisa
dibilang seperti menunggu buruan masuk ke dalam perangkap. Apa aku harus menggunakan
metode pergi ke supermarket dan bertemu dengannya ini sebuah kemungkinan tapi apa
salahnya dicoba. Aku berharap untuk bertemu dengannya dan mengakhiri segala kegilaan
yang terjadi padaku maksudnya mengetahui segalanya mengenai dirinya. Jadi sore ini aku
belanja ke supermarket, lama mencari-cari dia tidak ada tanda-tandanya aku sudah mencari di
setiap sudut supermarket dan tetap saja tidak ada. Merasa putus asa tiba-tiba aku bertemu
dengan Alex “ Eh kenapa kamu di sini tumben belanja ?“, “ kamu juga kenapa kamu di
sini ?”.” Belanjalah masa berburu gajah kalau ada gajah pasti itu ibu-ibu di sebelah sana”
dengan menunjuk ke arah ibu-ibu gemuk, memang dia rada-rada tidak memperhatikan
keadaan sekitar ataupun orang di sekitarnya langsung main asal tunjuk-tunjuk atau
mengatakan hal aneh. “ GAWAT...... IBU.... MELIHAT KITA” kutarik tangan Alex ke
tempat lebih jauh untuk menghindari amukan gajah he he he. “ APA HAL YANG BERADA
DI OTAK UDANGMU ITU HUH...?” dengan nafas terhenga-henga diriku mencoba untuk
mengerti maksud dari lelucon berbahaya yang sedang dilakukan temanku satu ini. “ Ha ha ha
kamu ini selalu saja berhasil membuatku tertawa. Oh iya tumben kamu belanja biasanya jam-
jam segini kamu paling main game atau tidur ?”. Apakah aku harus menjawab jujur mengenai
alasan aku belanja di supermarket karena aku merasa kalau hubungan kita tidak resmi juga
hubungan dengannya serasa aneh dia akan tertawa terbahak bahak mendengar ceritaku
bahkan lebih buruk lagi ceritanya disebar ke teman-teman seluruh sekolah aku bisa mati
kalau sampai sekolah tahu kalau aku pacaran dengan orang super aneh seperti dirinya.” Hoi
kok melamun ? aku tidak tanya soal matematika lho kok kamu terlihat pusing seperti itu ?.
“oh tidak apa-apa aku hanya memikirkan amukan ibu tadi kalau terjadi ha ha ha seleuruh
supermarket ini akan hancur berkeping-keping ha....ha....ha.?”. gawat aku mematikan
pembicaraan gawat.” hmmmmm..... “ terdiam tanpa kata kemudian
“ AHAHAHAHAHHAHAHAHAHAHHA itu hal tergila yang pernah kamu ucapkan , aku
tidak tahu kalau kamu bisa melawak segila itu AHHAHAHAHAHAH sudah – sudah aku
tidak bisa membayangkan kalau ibu- ibu itu marah”, ikut tertawa diriku merasa sedikit
terselamatkan dengan lelucon paling murah yang aku keluarkan “ ha ha ha” seketika itu juga
“ seriuslah kamu kenapa kamu belanja di sini kamu pasti ada maksud tersendiri kenapa
melakukan sesuatu hal di luar kebiasaan ?”. Gawat dia mulai serius, ini sangat bahaya kalau
dia mulai serius dia bisa menjadi lain. baiklah aku jawab dengan jawaban sederhana tapi
meyakinkan “ aku ingin membantu ibu siapa tahu uang sisa belanja dikasih buat aku, soalnya
aku sedang menabung untuk dapat beli Action figure.” tambahan catatan kalau aku juga suka
mengoleksi Action figure namun itu bukan hobi utama jadi koleksiku masih sedikit. “ Oh
begitu ya, alasanmu rada klasik aku juga sering mendengar itu dari anak kecil yang aku
sering temui di supermarket ketika aku belanja” . Jadi kamu membandingkan aku dengan
anak kecil ya huh sungguh luar biasa tapi aku harus tetap berhati-hati kalau sampai dia
menanyakan pertanyaan menukik seperti pembawa acara talkshow politik,oke stay cool. “ iya
begitulah, oh iya bagaimana denganmu baru tahu kalau kamu ternyata sering belanja?”. “Kan
kamu seharusnya sudah tahu kenapa aku belanja”. Aku baru ingat kalau Alex hanya hidup
dengan kakak perempuannya semenjak kecelakaan orang tuanya ketika Alex masih SMP
untung kakaknya bisa mandiri jadi kakaknya memutuskan untuk bekerja dan tidak
melanjutkan kuliah untuk menghidupi Alex Mereka memasak dan mengurus segala
keperluannya sendiri sungguh luar biasa temanku satu ini. “ oh iya aku baru ingat kenapa”,
menepuk punggungku dengan tawa lepas “ ahahahah Sudahlah jangan dipikirkan ini sudah
biasa bagiku. Aku pikir kita harus kembali ke supermarket” bergegas kami masuk kembali ke
supermarket dengan rasa waspada siapa tahu si gajah itu datang dan mengamuk ahahahaha
aku pikir lelucon ini tidak murah-murah amat. Iya suasana belanja lebih menyenangkan kalau
ada yang menemani untuk berbelanja karena aku pikir belanja serasa membosankan, kenapa
aku tidak berbelanja bareng saja dengan si rubah pasti menyenangkan. Kok aku jadi
memikirkan dia kenapa baru terpikirkan. Terdiam sejenak diriku merasakan bahwa ada hal
yang tidak nyaman akan terjadi selepas ini namun aku tidak menghiraukan hal tersebut.
Semakin lama kereta belanja kami sudah dipenuhi oleh berbagai hal yang diminta untuk
dibeli. Selepas keluar dari Supermarket ternyata hal yang aku khawatirkan pun terjadi dia
berada di depan supermarket dengan tatapan paling kejam yang pernah aku lihat oh
gawatttt......dengan nada sinis “ Sedang apa kamu di sini ”

-End of Chapter 2

Anda mungkin juga menyukai