BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diare seringkali dianggap penyakit yang biasa dan sering dianggap sepele
penanganannya. Pada kenyataanya diare dapat menyebabkan gangguan sistem ataupun
komplikasi yang sangat membahayakan bagi penderita. Beberapa di antaranya adalah
gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, shock hipovolemia, gangguan berbagai
organ tubuh, dan bila tidak tertangani dengan baik dapat menyebabkan kematian. Dengan
demikian menjadi penting bagi perawat untuk mengetahui lebih lanjut tentang diare,
dampak negative yang ditibulkan, serta upaya penanganan dan pencegahan
komplikasinya.
Pada kasus pemenuhan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, sebenarnya
masih ada diagnosa keperawatan yang mungkin muncul. Tetapi pada kasus ini
difokuskan pada kasus diare, sehingga tindakan keperawatan lebih banyak diarahkan
pada rehidrasi pasien, dan ternyata banyak sekali yang harus dipertimbangkan dan
diperhatikan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud diare ?
2. Apa sajakah etiologi diare ?
3. Apa sajakah klasifikasi diare ?
4. Bagaimana patofisiologi diare ?
5. Bagaimana pathway diare ?
6. Apa sajakah tanda dan gejala diare ?
7. Apa sajakah pemeriksaan penunjang diare ?
8. Apa sajakah penatalaksanaan diare ?
9. Apa sajakah komplikasi diare ?
10. Bagaimana asuhan keperawatan teori diare ?
C. Tujuan
Tujuan disusun makalah ini adalah sebagai berikut :
1
2
1. Tujuaan umum
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas KeperawatanAnak I
2. Tujuaan khusus
1. Untuk mengetahui difenisi Diare
2. Untuk mengetahui etiologi Diare
3. Untuk mengetahui klasifikasi Diare
4. Untuk mengetahui patofisiologi Diare
5. Untuk mengetahui pathway Diare
6. Untuk mengetahui manifestasi Diare
7. Untuk mengetahui komplikasi Diare
8. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang Diare
9. Untuk mengetahui penatalaksanaan Diare
10. Untuk mengetahui asuhan keperawatan teori Diare
D. Manfaat
Manfaat disusun makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk Mahasiswa
a. Menambah pengetahuan Asuhan Keperawatan Diare pada anak
b. Mengembangkan kreatifitas dan bakat penuli
c. Menilai sejauh mana penulis memahami teori yang sudah di dapat tentang
Asuhan Keperawatan Diare pada anak
2. Untuk Institusi Stikes Zainul Hasan Genggong
a. Makalah ini dapat menjadi audit internal kualitas pengajar
b. Sebagai tambahan informasi dan bahan kepustakaan dalam pemberian
materi tentang Asuhan Keperawatan Diare pada anak
3. Untuk pembaca
Pembaca dapat mengetahui, memahami dan menguasai tentang
Asuhan Keperawatan Diare pada anak
2
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih banyak
dari biasanya (normal 100-200 cc/jam tinja). Dengan tinja berbentuk cair atau
setengah padat, dapat disertai frekuensi yang meningkat. Menurut WHO (1980), diare
adalah buang air besar encer lebih dari 3x sehari. Diare terbagi 2 berdasarkan mula
dan lamanya, yaitu diare akut dan kronis (Mansjoer,A.1999,501).
Diare adalah pengeluaran feses yang lunak dan cair disertai sensasi ingin
defekasi yang tidak dapat ditunda. (Grace, Pierce A &Borley, Neil R, 2006).
Diare adalah gejala kelainan pencernaan, absorbsi dan fungsi sekresi (Wong,
2001).
Diare mengacu pada kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang
terjadi dengan bagian feses tidak terbentuk (Nethina, 2001).
Diare adalah kehilangan banyak cairan dan elektrolit melalui tinja (Behrman,
1999).
Menurut pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa diare adalah gejala
kelainan sistem pencernaan, absorbsi, maupun fungsi sekresi dimana pasien
mengalami kehilangan cairan dan elektrolit melalui tinja dengan frekuensi buang air
besar lebih dari empat kali pada bayi dan lebih dari tiga kali pada anak dengan
konsistensi feses cair, dapat berwarna hijau bercampur lendir atau darah, atau lendir
saja.
B. Etiologi
1. Faktor Infeksi :
a. Bakteri ( Shigella, Shalmonella, Vibrio Kholera)
b. Virus (Enterovirus)
c. Parasit (Cacing)
d. Kandida (Candida Albicans)
2. Faktor Parentral :
Infeksi di bagian tubuh lain (OMA sering terjadi pada anak-anak).
3
4
3. Faktor Malabsorbsi :
Karbohidrat, lemak, protein.
4. Faktor Makanan :
Makanan basi, beracun, terlampau banyak lemak, sayuran dimasak kurang
matang.
5. Faktor Psikologis :
Rasa takut, cemas.
C. Klasifikasi
Diare dibagi menjadi dua yaitu:
1. Diare Akut
Diare akut adalah diare yang terjadi sewaktu-waktu, berlangsung kurang dari 14
hari, dengan pengeluaran tinja lunak atau cair yang dapat atau tanpa disertai
lendir dan darah. Diare akut dikarakteristikkan oleh perubahan tiba-tiba dengan
frekuensi dan kualitas defekasi.
2. Diare Kronis
Daire kronis adalah diare hilang-timbul atau berlangsung lama dengan penyebab
non-infeksi seperti penyakit sensitif terhadap gluten atau gangguan metabolisme
yang menurun. Diare kronis yaitu diare yang lebih dari dua minggu.
D. Patofisiologi
Patofisiologi bergantung pada penyebab diare (Mary E. Muscari, 2005)
1. Enterotoksin bakteri menginvasi dan menghancurkan sel-sel epitel usus,
menstimulasi sekresi cairan dan elektrolit dari sel kripta mukosa.
2. Penghancuran sel-sel mukosa vili oleh virus menyebabkan penurunan kapasitas
untuk absorpsi cairan dan elektrolit karena area permukaan usus yang lebih kecil.
3. Patofisiologi diare kronis bergantung pada penyebab utamanya. Lihat unit
pembahasan penyakit seliaka sebagai contoh diare yang disebabkan oleh
gangguan malabsorpsi.
Diare dalam jumlah besar juga dapat disebabkan faktor psikologis, misalnya
ketakutan atau jenis stres tertentu, yang diperantarai melalui stimulasi usus oleh saraf
parasimpatis. Juga terdapat jenis diare yang ditandai oleh pengeluaran feses dalam
4
5
jumlah sedikit tetapi sering. Penyebab diare jenis ini antara lain adalah kolitis
ulserabutiv dan penyakit Crohn. Kedua penyakit ini memiliki komponen fisik dan
psikogenik (Elizabeth J. Corwin, 2007).
E. Phatway
5
6
6
7
menurun sampai tidak terukur. Pasien mulai gelisah, muka pucat, akral dingin dan
kadang-kadang sianosis. Karena kekurangan kalium pada diare akut juga dapat timbul
aritmia jantung.
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan feses
Berat feses > 300 gram/24 jam mengkonfirmasi adanya diare. Perhatikan bentuk
tinja, apakah setengah cair, cair, berlemak atau bercampur darah. Diare seperti air
dapat terjadi akibat kelainan pada semua tingkat system pencernaan, terutama
usus halus. Adanya makanan yang tidak tercerna merupakan manifestasi dari
kontak yang terlalu cepat antara tinja dan dinding usus yang disebabkan cepatnya
waktu transit usus. Diare yang bervolume banyak dan berbau busuk menunjukkan
adanya infeksi dan dapat dilakukan pewarnaan gram ataupun kultur.
Contoh tinja harus segera diperiksa untuk melihat adaya leukosit, eritrosit, parasit.
Apabila dalam feses terdapat >14 gram lemak/24 jam menunjukkan adanya
steatorea. Adanya gelembung lemak mengarah ke penyakit pankreas, dll. Adanya
amilum dalam tinja menunjukkan adanya maldigesti karbohidrat. Eritrosit dalam
tinja menunjukkan ada luka, colitis ulserativa, infeksi, polip atau keganasan.
Leukosit dalam tinja menunjukkan kemungkinan infeksi atau inflamasi usus. pH
tinja < 5,3 (asam) dan tes reduksi (+) menunjukkan intoleransi glukosa, pH 6,0-
7,5 dijumpai pada sindrom malabsorpsi asam amino dan asam lemak.
2. Pemeriksaan darah
Dapat dilakukan pemeriksaan darah tepi lengkap (Hb, Ht, Leukosit, diftel), kadar
elektrolit serum, analisa gas darah (apabila terdapat tanda-tanda gangguan
keseimbangan asam basa), fungsi kelenjar tiroid. Diare yang disebabkan virus
memiliki jumlah dan hitung jenis leukosit normal atau limfositosis. Apabila diare
disebabkan infeksi bakteri yang invasif ke mukosa memiliki leukositosis.
Eosinofil meningkat pada alergi makanan atau infeksi parasit. Kadar asam folat
7
8
H. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan medis primer diarahkan pada pengontrolan dan menyembuhkan
penyakit yang mendasari (Baughman, 2000).
1. Untuk diare ringan, tingkatkan masukan cairan per oral; mungkin diresepkan
glukosa oral dan larutan elektrolit.
2. Untuk diare sedang, obat-obatan non-spesifik, difenoksilat (Lomotif) dan
loperamid (Imodium) untuk menurunkan motilitas dari sumber-sumber non-
infeksius.
3. Diresepkan antimicrobial jika telah teridentifikasi preparat infeksius atau diare
memburuk.
8
9
4. Terapi intravena untuk hidrasi cepat, terutama untuk pasien yang sangat muda
atau lansia.
Menghitung Balance Cairan
Rumus Balance Cairan
Inteake / cairan masuk = Output / cairan keluar + IWL (Insensible Water Loss)
Intake / Cairan Masuk : mulai dari cairan infus, minum, kandungan cairan dalam
makanan pasien, volume obat-obatan, termasuk obat suntik, obat yang di drip,
albumin dll.
Output / Cairan keluar : urine dalam 24 jam, jika pasien dipasang kateter maka
hitung dalam ukuran di urobag, jka tidak terpasang maka pasien harus
menampung urinenya sendiri, biasanya ditampung di botol air mineral dengan
ukuran 1,5 liter, kemudian feses.
IWL (insensible water loss(IWL) : jumlah cairan keluarnya tidak disadari dan
sulit diitung, yaitu jumlah keringat, uap hawa nafa.
RUMUS IWL
IWL = (15 x BB )
24 jam
Cth: Tn.A BB 60kg dengan suhu tubuh 37⁰C (suhu normal)
IWL = (15 x 60 ) = 37,5 cc/jam
24 jam
*kalo dlm 24 jam —-> 37,5 x 24 = 900cc/24 jam
*Rumus IWL Kenaikan Suhu
[(10% x CM)x jumlah kenaikan suhu] + IWL normal
24 jam
Cth: Tn.A BB 60kg, suhu= 39⁰C, CM= 200cc
IWL = [(10%x200)x(39⁰C-37⁰C)] + 37,5cc
24 jam
= (20×2) + 37,5cc
24
= 1,7 + 37,5 = 39cc/jam
*CM : Cairan Masuk
9
10
10
11
IWL + 200 (suhu tinggi – 36,8 .°C), nilai 36,8 °C adalah konstanta
Andaikan suhu Tn Y adalah 38,5 °C, berapakah Balance cairannya?
berarti nilai IWl Tn Y= 900 + 200 (38,5 °C – 36,8 .°C)
= 900 + 200 (1,7)
= 900 + 340 cc
= 1240 cc
Masukkan nilai IWL kondisi suhu tinggi dalam penjumlahan kelompok Output :
Drainage =100 cc
NGT = 200 cc
Urine = 1700 cc
IWL = 1240 cc +
————————–
3240 cc
Jadi Balance cairannya dalam kondisi suhu febris pada Tn Y adalah : 2700 cc –
3240 cc = -540 cc
Menghitung Balance cairan anak tergantung tahap umur, untuk menentukan Air
Metabolisme, menurut Iwasa M, Kogoshi S dalam Fluid Tehrapy Bunko do
(1995) dari PT. Otsuka Indonesia yaitu:
Usia Balita (1 – 3 tahun) : 8 cc/kgBB/hari
Usia 5 – 7 tahun : 8 – 8,5 cc/kgBB/hari
Usia 7 – 11 tahun : 6 – 7 cc/kgBB/hari
Usia 12 – 14 tahun : 5 – 6 cc/kgBB/hari
Untuk IWL (Insensible Water Loss) pada anak = (30 – usia anak dalam tahun) x
cc/kgBB/hari
Jika anak mengompol menghitung urine 0,5 cc – 1 cc/kgBB/hari
CONTOH :
An X (3 tahun) BB 14 Kg, dirawata hari ke dua dengan DBD, keluhan pasien
menurut ibunya: “rewel, tidak nafsu makan; malas minum, badannya masih
hangat; gusinya tadi malam berdarah” Berdasarkan pemeriksaan fisik didapat
data: Keadaan umum terlihat lemah, kesadaran composmentis, TTV: HR 100
x/menit; T 37,3 °C; petechie di kedua tungkai kaki, Makan /24 jam hanya 6
sendok makan, Minum/24 jam 1000 cc; BAK/24 jam : 1000 cc, mendapat Infus
Asering 1000 cc/24 jam. Hasil pemeriksaan lab Tr terakhir: 50.000. Hitunglah
balance cairan anak ini!
Input cairan: Minum : 1000 cc
Infus : 1000 cc
AM : 112 cc + (8 cc x 14 kg)
————————-
11
12
2112 cc
Out put cairan: Muntah : 100 cc
Urin : 1000 cc
IWL : 378 cc + (30-3 tahun) x 14 kg
—————————–
1478 cc
Balance cairan = Intake cairan – Output Cairam
2112 cc – 1478 cc
+ 634 cc
Sekarang hitung balance cairannya jika suhu An x 39,8 °C !
yang perlu diperhatikan adalah penghitungan IWL pada kenaikan suhu gunakan
rumus:
IWL + 200 ( Suhu Tinggi – 36,8 °C) 36,8 °C adalah konstanta.
TERAPI
a. Umur > 1 tahun dengan BB>7 kg, makanan padat / makanan cair atau
susu
b. Dalam keadaan malbasorbsi berat serta alergi protein susu sapi dapat diberi
elemen atau semi elemental formula.
Supportif
12
13
I. Komplikasi
13
14
Fungsi ginjal menurun karena terjadi hipoperfusi ginjal yang disebabkan oleh
hipovolemia atau menurunnya volume sirkulasi atau aliran darah ke ginjal.
f. Malnutrisi
Infeksi yang berkepanjangan, terutama pada diare persisten, dapat menyebabkan
penurunan asupan nutrisi, penurunan fungsi absorpsi usus, dan peningkatan
katabolisme sehingga menyebabkan proses tumbuh kembang anak terhambat
yang pada akhirnya dapat menurunkan kualitas hidup anak di masa depan.
g. Kematian
Tidak sedikit penyakit diare pada anak dapat berujung pada kematian. Hal ini
disebabkan karena keterlambatan dalam penanganan karena sebagian besar kasus
yang dibawa ke pelayanan kesehatan sudah jatuh pada keadaan syok hipovolemi
akibat dehidrasi berat.
J. Askep Teori
1.PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1) Identitas
Pengkajian identitas meliputi nama, umur, jenis kelamin, tempat tanggal lahir,
agama, pendidikan, pekerjaan, alamat, tanggal masuk, tanggal pengkajian.
Episode diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan. Insiden paling tinggi
adalah golongan umur 6-11 bulan..
2) Keluhan Utama
BAB lebih dari 3 x dengan konsistensi encer.
14
15
BAB warna kuning kehijauan, bercampur lendir dan darah atau lendir saja.
Konsistensi encer, frekuensi lebih dari 3 kali, waktu pengeluaran : 3-5 hari (diare
akut), lebih dari 7 hari ( diare berkepanjangan), lebih dari 14 hari (diare kronis).
5) Riwayat Nutrisi
Pada anak usia toddler makanan yang diberikan seperti pada orang dewasa, porsi
yang diberikan 3 kali setiap hari dengan tambahan buah dan susu. Kekurangan
gizi pada anak usia toddler sangat rentan,. Cara pengelolahan makanan yang baik,
menjaga kebersihan dan sanitasi makanan, kebiasan cuci tangan.
15
16
c Gerakan kasar dan halus, bicara, bahasa dan kecerdasan, bergaul dan
mandiri : Umur 2-3 tahun :
1. Berdiri dengan satu kaki tampa berpegangan sedikitpun 2 hitungan
(GK)
2. Meniru membuat garis lurus (GH)
3. Menyatakan keinginan sedikitnya dengan dua kata (BBK)
4. Melepas pakaian sendiri (BM)
9) Pemeriksaan Fisik
a. Pengukuran panjang badan, berat badan menurun, lingkar lengan
mengecil, lingkar kepala, lingkar abdomen membesar.
b. Keadaan umum : klien lemah, gelisah, rewel, lesu, kesadaran menurun
c. Kepala:
a) Inspeksi : Mengamati bentuk kepala, adanya hematom/oedema,
perlukaan.
b) Palpasi : nyeri tekan, adanya deformitas, karakter lesi.
d. Rambut:
16
17
17
18
18
19
f. ansietas
3. Rencana Keperawatan
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
1) Batasan Karakteristik
a. Bising usus hiperaktif
b. Cepat kenyang setelah makan
c. Gangguan sensasi rasa
2) NOC(Status Nutrisi )
Indikator Keterangan 1 2 3 4 5
100401 Asupan Gizi
100402 Asupan Makanan
100408 Asupan Cairan
100403 Energi
100405 Rasio Berat badan / Tinggi Badan
Keterangan:
1. Sangat menyimpang dari rentang normal
2. Banyak menimpang dari rentang normal
3.Cukup menyimpang dari rentang normal
4.Sedikit menyimpang dari rentang normal
5.Tidak menyimpang dari rentang normal
3) NIC
1. Terapi nutrisi
Monitor intake makanan atau cairan dan hitunglah masukan
kalori perhari sesuai kebutuhan
Pilih suplemen nutrisi sesuai kebutuhan
Berikan nutrisi enteral,sesuai kebutuhan
2. Manajemen nutrisi
Tentukan status gizi pasien dan kemampuan pasien untuk
memenuhi kebutuhan gizi
Tentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi yang dibutuhkan untuk
memenuhi persyaratan gizi
19
20
1. Berat
2. Cukup berat
3. Sedang
20
21
4. Ringan
5. Tidak ada
3) Nic
1. Pemijatan
2. pengurangan kecemasan
dengarkan klien
3. pengalihan
sarankan pasien untuk berlatih tehnik distraksi atau pengalihan
sebelum waktu yang di butuhkan jika menyakinkan
dorong partisipasi keluarga dan orang terdekat lainnya, serta berikan
pengajaran yang di perlukan
gunakan satu tehnik pengaliahan atau di gabung dengan tehnik
pengalihan lainnya, yang sesuai
3. Integritas kulit
1) Batasan karakteristik
benda asing menusuk permukaan kulit
gangguan volume cairan
nutrisi tidak adekuat.
2) Noc (Integritas Jaringan : Kulit dan Membran Mukosa)
Indikator Keterangan 1 2 3 4 5
21
22
110103 Elastisitas
110104 Hidrasi
110106 Keringat
Keterangan:
1. Sangat terganggu
2. Banyak terganggu
3. Cukup terganggu
4. Sedikit terganggu
5. Tidak terganggu
3) NIC
a. Manajemen elekttolit/cairan
1. Pantau adanya tanda dan gejala overhidrasi yang memburuk
atau dehidrasi (misalnya ronchi basah dilapangan paru
terdengar , poliuria atau oliguria, perubahan perilaku, kejang,
saliva berbusa dan kental, mata cekung atau edema, nafas
dangkal dan cepat)
2. Timbang berat badan harian dan pantau gejala
3. Berikan cairan dan sesuai
4. Minimalkan pemberian asupan makanan dan minuman dengan
deuretik atau pencahar (misalnya teh, kopi, plum, supplement
herbal)
5. Jaga infuse intravena yang tepat, tranfusi darah, atau laju aliran
enteral, terutama jika tidak diatur oleh pompa
6. Pantau adanya tanda dan gejala retensi cairan
7. Monitor tanda tanda vital yang sesuai
b. Monitor cairan
1. Tentukan jumlah dan jenis inteke atau asupan cairan atau serta
kebiasaan eliminasi
22
23
Indikator Keterangan 1 2 3 4 5
060101 Tekanan darah
060122 Denyut Nadi Radial
060102 Tekanan Vena Sentral
060105 Denyut Perifer
Keterangan:
1. Sangat terganggu
2. Banyak terganggu
3. Cukup terganggu
4. Sedikit terganggu
5. Tidak terganggu
3) NIC
23
24
1. Pencegahan pendarahan
Monitor dengan ketat terjadinyabpendarahan pada pasien
Pertahankan pasien tetap tirat baring jika terjadi pendarahan
aktif
Jangan mauk benda apapun sumber pendarahan
2. Pengurangan pendarahan
Berikan kompres es pada daerah yang terkena dengan tepat
Beri penekanan secara langsung atau penekana pada balutan jika
sesuai
Perhatikan kadar hemoglelobin aatau hematorit sebelum dan
sesudah kehilangan darah
3. Perawatan deman
Monitor warna kulit dan suhu
Pantau suhu dan tanda- tanda vital lainnya
Monitor asupan yang keluaran sadari perubahan kehilangan
cairan yang tak dirasakan
4. Manajemen cairan
Timbang berat badab beri dan monitor setiap hari pasien
Distribusikan asupan cairan selama 24 jam
Atur ketersediaan produk darah untuk tranfusi jika perlu
5. Monitor cairan
Monitor berat badan
Monitor asupan dan pengeluaran
Berikan dialisasi dan catat raeksi pasien
5. Syok hipovelemik
1) Batasan karakteristik
Hipoksia
Hipotensi
Infeksi
2) NOC
24
25
Indikator Outcame 1 2 3 4 5
041916 Pucat
041919 Kehausan
041921 Kebingungan
041922 Lesu
041923 Penurunan tingkat kesadaran
3) NIC
Kontrol Infeksi
1. Bersihkan lingkungan dengan baik setelah digunakan untuk setiap pasien
2. Pakai sarung tangan sterildengan tepat
3. Tingkatkan intake nutrisi yang tepat
Indifikasi Resiko
1. Indentifikasi strategi koping yang digunakan atau khas
2. Kaji ulang data yang didapatkan dari pengkajian resiko secara rutin
3. Pertahankan pencatatan dan statistic yang akurat
Pencegahan syok
1. Monitor tekanan oksimetri
2. Monitor suhu dan respirasi
3. Monitor gula darah dan terapi insulin,sesuai kebutuhan
Pemasangan Infus
1. Ferivikasi instruksi untuk terapi iv
2. Beritahukan pasien mengenai prasedure
3. Pertahankan teknik aspektif dengan sesama
Monitor Pernafasan
1. monitor kecepatan, irama, kedalaman, dan kesulitan bernafas
2. catat lokasi irakea
3. palpasi kesismetrisan ekspansi paru
6. Ansietas
1) Batasan Karakteristik
a. Gelisah
b. Distress
25
26
c. Gemetar
2) NOC
Indicator Keterangan 1 2 3 4 5
200701 Afek tenang
200720 Lingkungan fisik
200721 Suhu ruangan
200723 Relaksasi otot
200704 Suhu tubuh
3) NIC
1. Teknik menenangkan
]Berada di sisi klien
Pertahankan sikap yang tenang dan berhati hati
Yakinkan keselamatan dan keamanan klien
2. Pengurangan stress relokasi
Dukung penggunaan strategi koping
Nilai kebutuhan atau ke inginan individu dalam hal dukungan
social
Eksplorasi jika individu telah berpindah sebelumnya
3. Manajemen prilaku menyakiti diri
Tentukan motif atau alasan tingkah laku
Pindahkan barang yang berbahaya dari lingkungan sekitar pasien
Komunikasikan resiko pada petugas ke sehatan lainnya
26
27
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Diare adalah defekasi encer lebih dari 3 kali sehari dengan atau tanpa darah atau
lendir dalam tinja akibat imflamasi mukosa lambung atau usus sehingga terjadi
kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan.
Sebagai akibat dari berkurangnya absorpsi cairan dan elektrolit di usus besar,
maka muncul beberapa masalah keperawatan dari diare ini, diantaranya adalah
adanya gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit; kurang daru kebutuhan dan
nausea.
27
28
B. Saran
1. Biasakanlah untuk selalu hidup sehat agar kita tidak terkena diare.
2. Tingkatkan kesehatan baik individu maupun lingkungan, agar tidak terserang penyakit.
3. Masaklah air minum sampai mendidih.
4. Cucilah tangan sebelum dan sesudah makan.
5. Buang Air Besar(BAB) dan Buang Air Kecil(BAK) di kakus(WC).
DAFTAR PUSTAKA
Corwin, Elizabeth J. 2007. Buku Saku Patofisiologi, Ed. 3; Alih Bahasa, Nike Budhi Subekti.
Jakarta: EGC.
Muscari, Mary E. 2005. Panduan Belajar: Keperawatan Pediatrik; Alih Bahasa, Aifrina Hany.
Jakarta: EGC.
Nethina, Sandra, M. 2001. Pedoman Praktek Keperawatan. Alih Bahasa oleh Setiawan, dkk.
Jakarta : EGC.
28
29
29