pertukaran gas dan kadar karbon kemajuan dan berhubungan dengan monoksida serum. penyimpangan dari keracunan karbon 2. Berikan suplemen hasil yang monoksida, inhalasi oksigen pada tingkat diharapkan. Inhalasi asap dan obstruksi yang ditentukan. asap dapat merusak saluran nafas atas 3. Pasang atau bantu alveoli, dengan selang mempengaruhi
Tujuan: Setelah endotrakeal dan pertukaran gas pada
dilakukan tindakan tempatkan pasien membran kapiler
keperawatan pasien pada ventilator alveoli.
mendapatkan mekanis sesuai 2. Suplemen oksigen
oksigenasi yang indikasi bila terjadi meningkatkan jumlah adekuat. insufisiensi oksigen yang tersedia Kriteria hasil: pernafasan (dispneu untuk jaringan. hipoksia, hiperkapnia, 3. Ventilasi mekanik 1. RR 12-24 x/mnt rales, takipnea dan diperlukan untuk 2. Warna kulit perubahan pernafasan dukungan normal sensorium). sampai pasien dapat 3. GDA dalam 4. Anjurkan pernafasan dilakukan secara renatng normal dalam dengan mandiri. 4. Tidak ada penggunaan 4. Pernafasan dalam kesulitan spirometri selama mengembangkan bernafas. tirah baring. alveoli, menurunkan 5. Pertahankan posisi resiko atelektasis. semi fowler, bila 5. Memudahkan hipotensi tak ada. ventilasi dengan menurunkan tekanan abdomen terhadap diafragma. 2 Dx: Bersihan jalan 1. Kaji dan monitor 1. Deteksi awal untuk napas tidak efektif nafas interpretasi berhubungan dengan 2. Tempatkan pasien di intervensi edema dan efek dari bagian resusitasi selanjutnya inhalasi asap 3. Beri oksigen 4 2. Untuk memudahkan ltr/menit dengan dalam melakukan metode kanul atau monitoring status Tujuan: Setelah sungkup non- kardiorespirasi dan dilakukan tindakan rebreathing intervensi keperawatan pasien 4. Lakukan tindakan kedaruratan dapat bernafas kedaruratan jalan 3. Pemberian oksigen dengan normal nafas agresif dilakukan pada fase Kriteria Hasil: 5. Bersihkan sekresi awal pasca-bedah. pada jalan nafas dan Pemenuhan oksigen 1. Jalan nafas bersih, lakukan suctioning dapat membantu tidak ada obstruksi apabila kemampuan meningkatkan pada jalan nafas mengevakuasi sekret PaO2 di cairan otak 2. Suara nafas normal tidak efektif yang akan tidak ada bunyi nafas 6. Instruksikan pasien memengaruhi tambahan seperti untuk pernafasan pengaturan stridor dalam dan melakukan pernafasan 3. Tidak ada batuk efektif 4. Tindakan perawatan penggunaan otot 7. Evaluasi dan monitor pulmoner yang bantu nafas keberhasilan agresif, termasuk - intervensi tindakan pembersihan jalan membalikkan tubuh nafas pasien, mendorong pasien untuk batuk serta bernafsa dalam, memulai inspirasi kuat yang periodik dengan spirometri, dan mengeluarkan timbunan sekret melalui pengisapan trakea jika diperlukan. 5. Kesulitan pernafasan dapat terjadi akibat sekresi lendir yang berlebihan 6. Pada pasien luka bakar disertai inhalasi asap dengan tingkat toleransi yang baik, maka pernafasan diafragma dapat meningkatkan ekspansi paru, 7. Apabila tingkat toleransi pasien tidak optimal, maka lakukan kolaborasi dengan tim medis untuk segera dilakukan terapi endoskopi atau pemasangan tamponade balon 3 Dx: Defisit volume 1. Monitoring CVP, 1. Memberikan cairan berhubungan kapiler dan kekuatan pedoman untuk dengan peningkatan nadi perifer. penggantian cairan permeabilitas kapiler 2. Observasi dan mengkaji respon dan kehilangan lewat pengeluaran urin, kardiovaskuler. evaporasi dari luka berat jenis dan warna 2. Penggantian cairan bakar urin. dititrasi untuk 3. Timbang berat badan pengeluaran urine setiap hari 30-50 cc/jam pada Tujuan: Setelah 4. Ukur lingkar orang dewasa. Urine dilakukan tindakan ekstremitas yang berwarna merah keperawatan terbakar tiap hari pada kerusakan otot kebutuhan cairan klien sesuai indikasi masif karena adanya dalam ambang normal 5. Lakukan program darah dan keluarnya dengan Kriteri Hasil : kolaborasi mioglobin. Peningka 1. Turgor kulit normal meliputi: Pasang/ tan permeabilitas 2. Intake dan output pertahankan kateter kapiler, perpindahan cairan tubuh pasien urine. protein, proses seimbang 6. Berikan penggantian inflamasi dan cairan IV yang kehilangan cairan dihitung, elektrolit, melalui evaporasi plasma, albumin. mempengaruhi 7. Monitoring hasil volume sirkulasi dan pemeriksaan pengeluaran urine. laboratorium (Hb, 3. Penggantian cairan elektrolit, natrium). tergantung pada 8. Berikan obat sesuai berat badan pertama indikasi (diuretik) dan perubahan 9. Monitoring tanda- selanjutnya tanda vital setiap jam 4. Memperkirakan selama periode luasnya darurat, setiap 2 jam oedema/perpindahan selama periode akut, cairan yang dan setiap 4 jam mempengaruhi selama periode volume sirkulasi dan rehabilitasi.- pengeluaran urine. Warna urine.- 5. Observasi ketat Masukan dan fungsi ginjal dan haluaran setiap jam mencegah stasis atau selama periode refleks urine. darurat, setiap 4 jam 6. Memungkinkan selama periode akut, infus cairan setiap 8 jam selama cepat. Resusitasi periode cairan menggantikan rehabilitasi. Status kehilangan umum setiap 8 jam. cairan/elektrolit dan 10. Pada penerimaan membantu rumah sakit, lepaskan mencegah semua pakaian dan komplikasi. perhiasan dari area 7. Mengidentifikasi luka bakar. kehilangan 11. Mulai terapi IV darah/kerusakan yang ditentukan eritrosit dan dengan jarum lubang kebutuhan besar (18G) melalui penggantian cairan kulit yang telah dan elektrolit. terluka bakar. Bila 8. Meningkatkan pasien mengalami pengeluaran urine luka bakar luas dan dan membersihkan menunjukkan gejala- tubulus dari debris gejala syok /mencegah nekrosis. hipovolemik, bantu 9. Periode darurat dokter dengan (awal 48 jam pasca pemasangan kateter luka bakar) adalah vena sentral untuk periode kritis yang pemantauan ditandai oleh CVP. Beritahu dokter hipovolemia yang bila: haluaran urine < mencetuskan 30 ml/jam, haus, individu pada takikardia, CVP <6 perfusi ginjal dan mmHg, bikarbonat jaringan tak serum di bawah adekuat. rentang normal, 10. Inspeksi adekuat gelisah, TD di bawah dari luka bakar. rentang normal, urine 11.Penggantian cairan gelap atau encer cepat penting untuk gelap. mencegah gagal 12. Konsultasi doketr ginjal. Kehilangan bila manifestasi cairan bermakna kelebihan cairan terjadi melalui terjadi. jaringan yang terbakar dengan luka bakar luas. Pengukuran tekanan vena sentral memberikan data tentang status volume cairan intravaskular. Tem uan-temuan ini menandakan hipovolemia dan perlunya peningkatan cairan. Pada luka bakar luas, perpindahan cairan dari ruang intravaskular ke ruang interstitial menimbukan hipovolemi. 12.Pasien rentan pada kelebihan beban volume intravaskular selama periode pemulihan bila perpindahan cairan dari kompartemen interstitial pada kompartemen intravaskuler. 4 Dx: Gangguan perfusi 1. Kaji warna, sensasi, 1. Pembentukan edema jaringan tidak efektif gerakan, dan nadi dapat terjadi secara berhubungan dengan perifer. cepat menekan PD penurunan atau 2. Tinggikan ekstremitas sehingga interupsi aliran darah yang sakit. mempengaruhi arteri / vena 3. Ukur TD pada sirkulasi PD ke ektremitas yang jaringan perifer mengalami luka bakar 2. Untuk meningkatkan Tujuan: Setelah 4. Dorong latihan gerak aliran balik vena dan dilakukan tindakan aktif dapat menurunkan keperawatan, 5. Lakukan kolaborasi edema diharapkan aliran dalam 3. Untuk mengetahui darah pasien ke mempertahankan kekuatan aliran darah jaringan perifer penggantian cairan ke daerah yang adekuat 6. Kolaborasi dalam mengalami luka mengawasi elektrolit bakar Kriteria Hasil : terutama natrium, 4. Untuk meningkatkan 1. Nadi perifer teraba kalium, dan kalsium sirkulasi darah lokal dengan kualitas dan 7. Lakukan kolaborasi dan sistemik kekuatan yang sama untuk menghindari 5. Untuk meningkatkan 2. Pengisian kapiler injeksi IM atau SC volume sirkulasi dan baik perfusi jaringan 3. Warna kulit normal 6. Mengawasi terjadinya pada area yang cedera penurunan curah jantung 7. Perubahan perfusi jaringan dan pembentukan edema mengganggu absorpsi obat
5 Dx: Kerusakan 1. Kaji/catat ukuran, 1. Memberikan
integritas kulit b/d warna, kedalaman informasi dasar kerusakan permukaan luka, perhatikan tentang kebutuhan kulit sekunder jaringan nekrotik dan penanaman kulit dan destruksi lapisan kulit. kondisi sekitar luka. kemungkinan 2. Lakukan perawatan petunjuk tentang luka bakar yang tepat sirkulasi pada aera Tujuan: Setelah dan tindakan kontrol graft. dilakukan tindakan infeksi. 2. Menyiapkan jaringan keperawatan, 3. Pertahankan untuk penanaman diharapkan pasien penutupan luka dan menurunkan menunjukkan regenerasi jaringan sesuai indikasi. resiko Kriteria hasil: 4. Tinggikan area graft infeksi/kegagalan Mencapai bila kulit. penyembuhan tepat mungkin/tepat. Perta 3. Kain nilon/membran waktu pada area luka hankan posisi yang silikon mengandung bakar. diinginkan dan kolagen porcine imobilisasi area bila peptida yang melekat diindikasikan. pada permukaan luka 5. Pertahankan balutan sampai lepasnya atau diatas area graft baru mengelupas secara dan/atau sisi donor spontan kulit sesuai indikasi. repitelisasi. 6. Cuci sisi dengan 4. Menurunkan sabun ringan, cuci, pembengkakan dan minyaki dengan /membatasi resiko krim, beberapa waktu pemisahan graft. dalam sehari, setelah 5. Gerakan jaringan balutan dilepas dan dibawah graft dapat penyembuhan mengubah posisi selesai. yang mempengaruhi 7. Lakukan program penyembuhan kolaborasi, siapkan / optimal. Area bantu prosedur mungkin ditutupi bedah/balutan oleh bahan dengan biologis. permukaan tembus pandang tak reaktif. 6. Kulit graft baru dan sisi donor yang sembuh memerlukan perawatan khusus untuk mempertahankan kelenturan. 7. Graft kulit diambil dari kulit orang itu sendiri/orang lain untuk penutupan sementara pada luka bakar luas sampai kulit orang itu siap ditanam. 6 Dx: Nyeri 1. Berikan anlgesik 1. Analgesik narkotik berhubungan dengan narkotik yang diperlukan utnuk kerusakan kulit / diresepkan prn dan memblok jaras nyeri jaringan sedikitnya 30 menit dengan nyeri berat. sebelum prosedur Absorpsi obat IM perawatan luka. buruk pada pasien Evaluasi dengan luka bakar
Tujuan: Setelah keefektifannya. luas yang disebabkan
dilakukan tindakan Anjurkan analgesik oleh perpindahan
keperawatan, nyeri IV bila luka bakar interstitial berkenaan
kamar tertutup, 2. Panas dan air hilang Kriteria hasil: tingkatkan suhu melalui jaringan luka 1. Skala nyeri 1-4 ruangan dan berikan bakar, menyebabkan 2. Melaporkan selimut ekstra untuk hipotermia. Tindakan perasaan nyaman memberikan ini membantu 3. Ekspresi wajah kehangatan. menghemat dan postur tubuh 3. Bantu dengan kehilangan panas. rileks. pengubahan posisi 3. Dukungan adekuat setiap 2 jam bila pada luka bakar diperlukan. Dapatkan selama gerakan bantuan tambahan membantu sesuai kebutuhan, meminimalkan khususnya bila ketidaknyamanan. pasien tak dapat membantu membalikkan badan sendiri.