Anda di halaman 1dari 21

KATA PENGANTAR

Puji Syukur Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya kami dapat
menyelesaikan tugas makalah biologi ini.. Dalam makalah ini kami akan membahas
mengenai “EVALUASI GRANULASI”.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dalama mempelajari
lingkungan terutama pada tumbuhan. Dan tentunya makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Untuk itu kepada dosen pembimbing, kami minta kritik dan saran yang
bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Pekanbaru, April 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG ............................................................................ 1
2. RUMUSAN MASALAH ....................................................................... 2
3. TUJUAN PENULISAN ......................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN

1. DEFINISI GRANUL .............................................................................. 4


2. MANFAAT GRANULASI .................................................................... 5
3. PENGARUH GRANULASI .................................................................. 6
4. METODE GRANULASI ....................................................................... 7
5. EVALUASI GRANUL ......................................................................... 11

BAB III PENUTUP

1. KESIMPULAN ..................................................................................... 18
2. SARAN.................................................................................................. 18

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 19

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Granulasi adalah pembentukan partikel-partikel besar
denganmekanisme pengikatan tertentu. Granul dapat diproses lebih lanjut
menjadi bentuk sediaan granul terbagi, kapsul, maupun tablet. Berbagai proses
granulasi telah dikembangkan, dari metode konvensional seperti slugging dan
granulasi dengan bahan pengikat musilago amili hingga pembentukan granul
dengan peralatan terkini seperti spray dry dan freeze dry. Granulasi
peleburanatau hot melt granulation merupakan metode pembentukan dispersi
padat berbentuk granulat dengan bahan pengikat yang meleburdi atas suhu
kamar. Granulasi peleburan ini dapat digunakan untuk membentuk granul
dengan bahan pengikat hidrofob seperti lemak dan wax dengan tujuan
penyalutan dan/ atau pembentukan matriks sediaan pelepasan dimodifikasi
(modified release drug). Keunggulan dari granulasi peleburan ini adalah : tidak
membutuhkan bahan pelarut, tidak memerlukan proses pengeringan,
danprosesnya berlangsung cepat serta bersih. Tablet adalah bentuk sediaan yang
paling banyak beredar karena secara fisik stabil, mudah dibuat, lebih menjamin
kestabilan bahan aktif dibandingkan bentuk cair, mudah dikemas, praktis,
mudah digunakan, homogen, dan reprodusibel. Massa tablet harus mengalir
dengan lancar agar dapat menjamin homogenitas dan reprodusibilitas sediaan
dan harus dapat terkompresi dengan baik agar diperoleh tablet yang kuat,
kompak, dan stabil selama penyimpanan dan distribusi. Metode granulasi
banyak dipilih dengan tujuan memperbaiki sifat alir dan kompresibilitas massa
tablet. Berikut ini dilakukan penelitian untuk mengevaluasi sifat alir dan
kompresibilitas granul dengan bahan aktif propranolol hidroklorida dan bahan
pengikat carnauba wax yang diformulasi dengan laktosa sebagai bahan pengisi.
Carnauba wax berbentuk padat pada suhu kamar dan berjarak lebur 80–850C
(Neil, et.al.,2001). Kibbe (2000) menyatakan bahwa carnauba wax digunakan
dalam pembuatan sediaan sustainedrelease pada kadar 10 – 50%. Propranolol

1
hidroklorida memiliki kelarutan 1:20 dan berjarak lebur 162-1660C dipilih
sebagai model bahan aktif (Neil, et.al., 2001). Diamati pengaruh konsentrasi
carnauba wax terhadap karakteristik granul dan tablet propranolol hidroklorida
dengan harapan dapat menjadi informasi bagi pengembangan pembuatan tablet
melalui tahapan proses granulasi peleburan.
 Granulasi Basah, yaitu memproses campuran partikel zat aktif dan eksipien
menjadi partikel yang lebih besar dengan menambahkan cairan pengikat
dalam jumlah yang tepat sehingga terjadi massa lembab yang dapat
digranulasi. Metode ini biasanya digunakan apabila zat aktif tahan terhadap
lembab dan panas. Umumnya untuk zat aktif yang sulit dicetak langsung
karena sifat aliran dan kompresibilitasnya tidak baik. Prinsip dari metode
granulasi basah adalah membasahi masa tablet dengan larutan pengikat
teretentu sampai mendapat tingkat kebasahan tertentu pula, kemudian masa
basah tersebut digranulasi.
 Granulasi kering, yaitu di cetak, kemudian di saring bongkahannya menjadi
granul, ditambahkan fase luar, setelah itu di cetak kembali menjadi tablet.
 Kempa langsung, yaitu dikempa langsung atau dicetak langsung. Dibuat
dengan cara pengempaan dengan memberikan tekanan tinggi pada
serbuk/granul menggunakan pons/cetakan baja.

2. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi dari granul?
2. Apa tujuan dari granulasi ?
3. Apa pengaruh dari granulasi?
4. Apa yang mempengaruhi efektivitas granulasi?
5. Bagaimana cara melakukan evaluasi granul?
6. Bagaimana alat dan metode yang digunakan pada evaluasi granul?

2
3. TUJUAN PENULISAN
Dapat mengetahui definisi granul, tujuan dilakukannya granulasi,
pengaruh granulasi, efektivitas granulasi, dan parameter yang dilakukan untuk
evaluasi granul serta alat yang digunakan.

3
BAB II
PEMBAHASAN

1. DEFINISI GRANUL

Granulasi adalah pembentukan partikel-partikel besar dengan mekanisme


pengikatan tertentu. Granul dapat diproses lebih lanjut menjadi bentuk
sediaan granul terbagi, kapsul, maupun tablet. Berbagai proses granulasi
telah dikembangkan, dari metode konvensional seperti slugging dan
granulasi dengan bahan pengikat musilago amili hingga pembentukan granul
dengan peralatan terkini seperti spray dry dan freeze dry. Granulasi
peleburanatau hot melt granulation merupakan metode pembentukan
dispersi padat berbentuk granulat dengan bahan pengikat yang meleburdi
atas suhu kamar. Granulasi peleburan ini dapat digunakan untuk membentuk
granul dengan bahan pengikat hidrofob seperti lemak dan wax dengan tujuan
penyalutan dan/ atau pembentukan matriks sediaan pelepasan dimodifikasi
(modified release drug). Keunggulan dari granulasi peleburan ini adalah :
tidak membutuhkan bahan pelarut, tidak memerlukan proses pengeringan,
danprosesnya berlangsung cepat serta bersih. Tablet adalah bentuk sediaan
yang paling banyak beredar karena secara fisik stabil, mudah dibuat, lebih
menjamin kestabilan bahan aktif dibandingkan bentuk cair, mudah dikemas,
praktis, mudah digunakan, homogen, dan reprodusibel. Massa tablet harus
mengalir dengan lancar agar dapat menjamin homogenitas dan
reprodusibilitas sediaan dan harus dapat terkompresi dengan baik agar
diperoleh tablet yang kuat, kompak, dan stabil selama penyimpanan dan
distribusi. Metode granulasi banyak dipilih dengan tujuan memperbaiki sifat
alir dan kompresibilitas massa tablet. Berikut ini dilakukan penelitian untuk
mengevaluasi sifat alir dan kompresibilitas granul dengan bahan aktif
propranolol hidroklorida dan bahan pengikat carnauba wax yang diformulasi
dengan laktosa sebagai bahan pengisi. Carnauba wax berbentuk padat pada
suhu kamar dan berjarak lebur 80–850C (Neil, et.al.,2001). Kibbe (2000)

4
menyatakan bahwa carnauba wax digunakan dalam pembuatan sediaan
sustainedrelease pada kadar 10 – 50%. Propranolol hidroklorida memiliki
kelarutan 1:20 dan berjarak lebur 162-1660C dipilih sebagai model bahan
aktif (Neil, et.al., 2001). Diamati pengaruh konsentrasi carnauba wax
terhadap karakteristik granul dan tablet propranolol hidroklorida dengan
harapan dapat menjadi informasi bagi pengembangan pembuatan tablet
melalui tahapan proses granulasi peleburan.

Tujuan suatu sediaan yang diolah menjadi granul antara lain :

a. Untuk meningkatkan bobot jenis bulk secara keseluruhan.


b. Untuk mendapatkan campuran yang mempunyai sifat alir yang baik (free
flowing).
c. Mengurangi debu dari serbuk halus yang digunakan.
d. Mencegah terjadinya segresi /pemisahan akibat perbedaan bobot jenis,
kemampuan dikempa.
e. Untuk meningkatkan dan mengontrol kecepatan disolusi (wettability).

2. MANFAAT GRANULASI
Keuntungan granulasi basah :
 Meningkatkan kohesifitas dan kompaktibilitas serbuk sehingga diharapkan
tablet yang dibuat dengan mengempa sejumlah granul pada tekanan
kompresi tertentu akan menghasilkan bentuk tablet yang bagus, keras dan
tidak rapuh.

 Zat aktif yang kompaktibilitasnya rendah dalam dosis yang tinggi dibuat
dengan metode granulasi basah, karena jika digunakan metode cetak
langsung memerlukan banyak eksipien (bahan tambahan) sehingga berat
tablet terlalu besar.

 Zat aktif yang larut dalam dosis kecil, maka distribusi dan keseragaman zat
aktif akan lebih baik kalau dicampurkan dengan larutan bahan pengikat.\

5
Kerugian dari metode ini adalah perlu waktu dan biaya yang cukup besar
termasuk para pekerja, perolahan, energi dan ruangan. Pada saat granulasi terjadi
perubahan patikel bahan baku menjadi granul dengan ukuran lebih besar dan
lebih seragam sehingga fluiditas (sistem alir) dan kompresibilitas (ukuran
perubahan volume) serbuk lebih baik.

Manfaat granul kering


Tablet hasil dari metode granulasi kering ini lebih rapuh dibandingkan tablet yang
didapatkan dari proses granulasi basah, tetapi cara ini memiliki beberapa
keuntungan antara lain :
 Peralatan dan ruang yang digunakanlenih sedikit serta waktu prosesing lebih
singkat dibandingkan cara granulasi basah.
 Bahan aktif yang sensitif terhadap panas dapat dilakukan dengan cara ini
karena tidak ada proses pengeringan.
 Waktu hancur tablet umunya lebih cepat karena daya hancur dari amilum
tidak dikurangi oleh bahan pengikat yang ada pada granulasi basah.
f. Proses ini dapat digunakan untuk menghasilkan tablet buih, dimana
senyawa asam dan basa dapat bereaksi dengan sempurna bila dimasukkan

3. PENGARUH GRANULASI
Beberapa pengaruh dari proses granulasi antara lain :
1. Keseragaman bobot dalam pembuatan tablet yang disebabkan oleh aliran
granul yang kurang baik.
2. Memberikan kelarutan pada massa table apabila menggranulasi dengan air
pada zat aktif yang larut air.
3. Kelengketan pada cetakan tablet saat dilakukan pencetakan, sehingga pada
granulasi yang kasar harus banyak dikurangi.
4. Granul yang terlalu halus dan kering akan menyebabkan tablet yang
mudah hancur dan terbelah.

6
4. METODE GRANULASI
a. Granulasi Basah,
Granulasi Basah yaitu memproses campuran partikel zat aktif dan
eksipien menjadi partikel yang lebih besar dengan menambahkan cairan
pengikat dalam jumlah yang tepat sehingga terjadi massa lembab yang dapat
digranulasi. Metode ini biasanya digunakan apabila zat aktif tahan terhadap
lembab dan panas.Umumnya untuk zat aktif yang sulit dicetak langsung karena
sifat aliran dankompresibilitasnya tidak baik. Prinsip dari metode granulasi
basah adalahmembasahi masa tablet dengan larutan pengikat teretentu sampai
mendapat tingkatkebasahan tertentu pula, kemudian masa basah tersebut
digranulasi.Metode ini membentuk granul dengan cara mengikat serbuk dengan
suatu perekat sebagai pengganti pengompakan, tehnik ini membutuhkan
larutan,suspensi atau bubur yang mengandung pengikat yang biasanya
ditambahkan kecampuran serbuk atau dapat juga bahan tersebut dimasukan
kering ke dalamcampuran serbuk dan cairan dimasukan terpisah. Cairan yang
ditambahkanmemiliki peranan yang cukup penting dimana jembatan cair yang
terbentuk diantara partikel dan kekuatan ikatannya akan meningkat bila jumlah
cairan yangditambahkan meningkat, gaya tegangan permukaan dan tekanan
kapiler paling penting pada awal pembentukan granul, bila cairan sudah
ditambahkan pencampuran dilanjutkan sampai tercapai dispersi yang merata
dan semua bahan pengikat sudah bekerja, jika sudah diperoleh massa basah
atau lembab maka massa dilewatkan pada ayakan dan diberi tekanan dengan
alat penggiling atau oscillating granulator tujuannya agar terbentuk granul
sehingga luas permukaanmeningkat dan proses pengeringan menjadi lebih
cepat, setelah pengeringan granul diayak kembali ukuran ayakan tergantung
pada alat penghancur yangdugunakan dan ukuran tablet yang akan dibuat.

Keuntungan metode granulasi basah :

1. Memperoleh aliran yang baik


2. Meningkatkan kompresibilitas

7
3. Untuk mendapatkan berat jenis yang sesuai
4. Mengontrol pelepasan
5. Mencegah pemisahan komponen campuran selama proses
6. Distribusi keseragaman kandungan
7. Meningkatkan kecepatan disolusi

Kekurangan metode granulasi basah :


1. Banyak tahap dalam proses produksi yang harus divalidasi
2. Biaya cukup tinggi
3. Zat aktif yang sensitif terhadap lembab dan panas tidak dapat
dikerjakandengan caraini. Untuk zat termolabil dilakukan dengan pelarut
non air
Contoh obat yang digunakan dengan cara metode granulasi basah :
Paracetamol
kegunaan : Analgesik
Alasan menggunakan : tablet parasetamol dengan menggunakan amilum
solani sebagai pelicin dengan konsentrasi 1%, 3%, 6%, 8%, 10%, lalu
dibandingkan dengan talkum dan magnesium stearat dengan konsentrasi
masing-masing 1% dan amilum manihot dengan konsentrasi 1%, dibuat
dengan metode granulasi basah.

b. Granulasi kering,
Granulasi Kering disebut juga slugging, yaitu memproses partikel zat
aktif dan eksipien dengan mengempa campuran bahan kering menjadi massa
padat yangselanjutnya dipecah lagi untuk menghasilkan partikel yang
berukuran lebih besar dari serbuk semula (granul). Prinsip dari metode ini
adalah membuat granul secaramekanis, tanpa bantuan bahan pengikat dan
pelarut, ikatannya didapat melaluigaya. Teknik ini yang cukup baik,
digunakan untuk zat aktif yang memiliki dosisefektif yang terlalu tinggi
untuk dikempa langsung atau zat aktif yang sensitif terhadap pemanasan dan

8
kelembaban.Pada proses ini komponen–komponen tablet dikompakan
dengan mesincetak tablet lalu ditekan ke dalam die dan dikompakan dengan
punch sehinggadiperoleh massa yang disebut slug, prosesnya disebut
slugging, pada prosesselanjutnya slug kemudian diayak dan diaduk untuk
mendapatkan granul yangdaya mengalirnya lebih baik dari campuran awal
bila slug yang didapat belummemuaskan maka proses diatas dapat diulang.
Dalam jumlah besar granulasikering dapat juga dilakukan pada mesin khusus
yang disebut roller compactor yang memiliki kemampuan memuat bahan
sekitar 500 kg, roller compactor memakai dua penggiling yang putarannya
saling berlawanan satu dengan yanglainnya, dan dengan bantuan tehnik
hidrolik pada salah satu penggiling mesin inimampu menghasilkan tekanan
tertentu pada bahan serbuk yang mengalir dintara penggiling.

Metode ini digunakan dalam kondisi-kondisi sebagai berikut :

1. Kandungan zat aktif dalam tablet tinggi


2. Zat aktif susah mengalir
3. Zat aktif sensitif terhadap panas dan lembab
Keuntungan cara granulasi kering adalah :
1. Peralatan lebih sedikit karena tidak menggunakan larutan pengikat,
mesin pengaduk berat dan pengeringan yang memakan waktu
2. Baik untuk zat aktif yang sensitif terhadap panas dan lembab
3. Mempercepat waktu hancur karena tidak terikat oleh pengikat

Kekurangan cara granulasi kering adalah:


1. Memerlukan mesin tablet khusus untuk membuat slug
2. Tidak dapat mendistribusikan zat warna seragam
3. Proses banyak menghasilkan debu sehingga memungkinkan
terjadinya kontaminasi silang.

Contoh obat yang digunakan dengan cara metode granulasi kering


Asetosal

9
Kegunaan : Zat Aktif
Alasan menggunakan : Dibuat dalam bentuk granulasi kering karena
Asetosal tidak tahan kelembapan dan pemanasan, serta kandungan zat
aktif yang lebih dari 50 % dari bobot total tablet.

c. Kempa Langsung
Metode Kempa Langsung, yaitu pembuatan tablet dengan mengempa
langsungcampuran zat aktif dan eksipien kering.tanpa melalui perlakuan
awal terlebihdahulu. Metode ini merupakan metode yang paling mudah,
praktis, dan cepat pengerjaannya, namun hanya dapat digunakan pada
kondisi zat aktif yang kecildosisnya, serta zat aktif tersebut tidak tahan
terhadap panas dan lembab. Ada beberapa zat berbentuk kristal seperti NaCl,
NaBr dan KCl yang mungkinlangsung dikempa, tetapi sebagian besar zat
aktik tidak mudah untuk langsungdikempa, selain itu zat aktif tunggal yang
langsung dikempa untuk dijadikan tabletkebanyakan sulit untuk pecah jika
terkena air (cairan tubuh).

Zat aktif yang cocok untuk metode kempa langsung adalah;

1. Alirannya baik,
2. Kompresibilitasnya baik,
3. Bentuknya kristal,
4. Dan mampu menciptakan adhesifitasdan kohesifitas dalam massa tablet.

Keuntungan metode kempalangsung yaitu :


1. Lebih ekonomis karena validasi proses lebih sedikit
2. Lebih singkat prosesnya. Karena proses yang dilakukan lebih sedikit,
makawaktu yang diperlukan untuk menggunakan metode ini lebih
singkat, tenagadan mesin yang dipergunakan juga lebih sedikit.
3. Dapat digunakan untuk zat aktif yang tidak tahan panas dan tidak tahan
lembab.

10
4. Waktu hancur dan disolusinya lebih baik karena tidak melewati proses
granul,tetapi langsung menjadi partikel. tablet kempa langsung berisi
partikel halus,sehingga tidak melalui proses dari granul ke partikel
halus terlebih dahulu.
Kerugian metode kempa langsung :
5. Perbedaan ukuran partikel dan kerapatan bulk antara zat aktif dengan
pengisidapat menimbulkan stratifikasi di antara granul yang
selanjutnya dapatmenyebabkan kurang seragamnya kandungan zat
aktif di dalam tablet.

6. Zat aktif dengan dosis yang besar tidak mudah untuk dikempa
langsung karena itu biasanya digunakan 30% dari formula agar
memudahkan proses pengempaan sehingga pengisi yang
dibutuhkanpun makin banyak dan mahal.Dalam beberapa kondisi
pengisi dapat berinteraksi dengan obat seperti senyawaamin dan
laktosa spray dried dan menghasilkan warna kuning. Pada kempa
langsung mungkin terjadi aliran statik yang terjadi selama
pencampuran dan pemeriksaan rutin sehingga keseragaman zat aktif
dalam granul terganggu.

5. EVALUASI GRANUL
Beberapa parameter uji sediaan granul diantaranya adalah granulometri, BJ, Uji
aliran, kompresibilitas, kelembaban dan distribusi ukuran partikel.

i. Granulometri
Granulometri adalah analisis ukuran dan repartisi granul (penyebaran
ukuran-ukuran granul). Dalam melakukan analisis granulometri digunakan
susunan pengayak dengan berbagai ukuran. Mesh terbesar diletakkan paling
atas dan dibawahnya disusun pengayak dengan mesh yang makin kecil.

11
Tujuan granulometri adalah untuk melihat keseragaman dari ukuran
granul. Diharapkan ukuran granul tidak terlalu berbeda. Granulometri
berhubungan dengan sifat aliran granul. Jika ukuran granul berdekatan,
aliran akan lebih baik. Diharapkan ukuran granul mengikuti kurva distribusi
normal.

ii. Bobot Jenis


a. Bobot jenis sejati
BJ sejati dapat dilakukan dengan menggunakan alat piknometer,
yaitu dengan cara ditimbang bobot piknometer kosong, masukka 1
gram granul pada piknometer yang telah ditimbang tadi, kemudian
masukkan 1 gram granul dan cairan pendispersi pada piknometer yang
kedua, dan berikutnya masukkan cairan pendispersi pada piknometer
ketiga, catat hasil yang diperoleh kedalam rumus sebagai berikut :

Bj = (B – a) x Bj cairan pendispersi
(B+d)–(a+c)
Keterangan :
a = Bobot piknometer kosong
B = Bobot piknometer 1 gram granul
c = Bobot piknometer 1 gram granul dan cairan pendispersi
d = Bobot piknometer cairan pendispersi.

b. Bobot jenis nyata


BJ nyata dapat dilakukan dengan menggunakan alat yaitu gelas
ukur, dengan cara ditimbang bobot granul, misalnya 50 gram
dimasukkan kedalam gelas ukur. Kemudian dimasukkan kedalam
rumus sebagai berikut:
P= W
V
Keterangan :

12
W = Bobot granul setelah ditimbang
V = Volume granul tanpa pemampatan

c. Obat jenis nyata setelah pemampatan


BJ mampat dapat dilakukan dengan alat gelas ukur, dengan cara
ditimbang bobot ganul yang akan dilakukan evaluasi, kemudian
dimasukkan kedalam gelas ukur, dan lihat volume granul setelah
dilakukan 500 kali katuk pada gelas ukur tersebut. Dengan rumus
sebagai berikut :

Pn = W
Vn

W = Bobot granul setelah ditimbang


Vn = Bobot granul setelah dilakukan pemampatan

iii. Sifat Aliran


a. Metode corong
Mengukur kecepatan aliran 100 g granul menggunakan corong
kaca dengan dimensi sesuai. Metode corong dapat dilakukan dengan 2
cara :
 cara bebas
 cara tidak bebas (paksa) digetarkan
Menggunakan corong yang dipasang pada statif yang diletakkan
dengan ketinggian tertentu. Awalnya granul ditimbang, berat granul
dicatat sebagai m. Lalu granul tersebut dialirkan melalui corong dan
ditampung pada bagian bawahnya. Waktu yang diperlukan oleh granul

13
untuk melewati corong dicatat sebagai t. Biasanya jika 100 g granul
mengalir dalam 10 detik maka aliran baik.

b. Metode sudut istirahat (α)


Alat : Corong alat uji waktu alir
Caranya :
 Timbang seksama 25 gram granul tempatkan pada corong alat
 Uji waktu alir dalam keadaan tertutup
 Buka penutupnya lalu biarkan granul mengalir
 Catat waktu (menggunakan Stopwatch)
 Lakukan sebanyak 3 kali
 Kemudian untuk mengukur sudut istirahat dengan menghitung
jari – jari dan tinggi dari tumpukan granul setelah metode corong
 Kemudian masukkan dalam rumus, dan didapat α yang
menentukan kecepatan alir dari suatu granul tersebut.

Metode sudut istirahat ini mempunyai nilai α = arc tag h/r, dimana :

 α 25 – 35 ° = sangat mudah mengalir


 α 30 – 38 ° = mudah mengalir
 α > 38° = kurang mengalir

Cara lain :
Masukkan 100 g granul (tutup bagian bawah corong) kemudian
tampung granul di atas kertas grafik. Hitung α. Jika α

14
Α Sifat alir
sangat mudah
25 – 30
mengalir
30 – 40 mudah mengalir
40 – 45 mengalir
>45 kurang mengalir

Menggunakan corong yang dipasang pada statif yang diletakkan


dengan ketinggian tertentu. Kemudian granul dialirkan melalui corong
dan ditampung pada bagian bawahnya. Gundukan yang tertampung
lalu diukur tinggi (dicatat sebagai h) dan diameternya (dicatat sebagai
d).

iv. Uji Kompresibilitas


Merupakan pengukuran persen kemampatan.
Alat : Jolting Volumeter
Caranya :

 Timbang 100 gram granul masukkan ke dalam gelas ukur dan dicatat
volumenya
 Kemudian granul dimampatkan sebanyak 500 kali ketukan dengan
alat uji, catat volume uji sebelum dimampatkan (Vo)
 Volume setelah dimampatkan dengan pengetukan 500 kali (V)

Perhitungan :

Ket :
I =indeks kompresibilitas (%)
Vo =volume granul sebelum dimampatkan (mL)
V500 =volume granul setelah dimampatkan sebanyak 500 kali
ketul (mL)

15
Persyaratan : Tidak lebih dari 20 %
Perhitungan Cara lain :
Persen (%) kemampatan (K) dengan rumus :

%K = BJ mampat – Bj nyata x 100%


Bj mampat

%K = 5-15 % aliran sangat baik


16-25% aliran baik
>/ 26% aliran buruk

v. Uji Kadar Air/ Kelembaban


Alat : Heating Drying Oven atau Moisture Balance
Caranya :
 Timbang seksama 5 gram granul
 Panaskan dalam lemari pengering sampai bobot konstan (105 C)
selama 2 jam.

Perhitungan :
ket : Wo = Bobot granul awal
W1 = Bobot Setelah pengeringan
Persyaratan : 2 – 4 %

vi. Distribusi Ukuran Partikel


Alat : Sieve Shaker
Caranya :

16
 Masukkan sebanyak 100 gram granul lalu latakn di atas ayakan
yang telah tersusun dan ditara
 Mulai dari ayakan mesh 20 sampai dengan ayakan mesh 100 pada
alat sieve shaker
 Setelah pengujian selesai, masing – masing ayakan ditimbang
kembali dan dihitung distribusi granul pada tiap – tiap ayakan (%).

17
BAB III
PENUTUP

1. KESIMPULAN
Granulasi adalah pembentukan partikel-partikel besar dengan mekanisme
pengikatan tertentu. Granul dapat diproses lebih lanjut menjadi bentuk sediaan
granul terbagi, kapsul, maupun tablet. Beberapa parameter uji sediaan granul
diantaranya adalah granulometri, BJ, kadar pemampatan, metode alir,
kompresibilitas, distribusi ukuran partikel dan kelembaban. Evalusi granul perlu
dilakukan karena granul merupakan bahan awal untuk membentuk tablet, bagus
atau tidak nya tablet dipengaruhi dari granul penyusunnya.
Tujuan suatu sediaan yang diolah menjadi granul antara lain :

g. Untuk meningkatkan bobot jenis bulk secara keseluruhan.


h. Untuk mendapatkan campuran yang mempunyai sifat alir yang baik (free
flowing).
i. Mengurangi debu dari serbuk halus yang digunakan.
j. Mencegah terjadinya segresi /pemisahan akibat perbedaan bobot jenis,
kemampuan dikempa.
k. Untuk meningkatkan dan mengontrol kecepatan disolusi (wettability).

2. SARAN
Diharapkan melakukan tindak lanjut dalam penilitian agar mahasiswa
dan mahasiswi lebih memahami dalam praktek pembuatan granulasi.

18
DAFTAR PUSTAKA

http://aisyahsiti98.blogspot.co.id/2017/02/makalah-evaluasi-granul.html
https://dokumen.tips/documents/makalah-evaluasi-granul.html
http://duniagalery.blogspot.co.id/2015/06/pengeringan-granul-dry-granulation.html
https://www.globalgilson.com/gilson-8-inch-sieve-shakers
https://www.slideshare.net/IndraGunawan22/evaluasi-tablet?next_slideshow=1

19

Anda mungkin juga menyukai