Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pembuatan tablet dipengaruhi oleh granul yang menyusunnya. Keruskan
pada tablet sering menjadi hal yang tidak baik untuk terlihat konsumen, hal ini
menyebabkan sebelum terjun dalam pemasaran, granul dan tablet
yang diproduksi dalam industri harus dilakukan evaluasi terlebih dahulu.
Proses granulasi juga mempengaruhi proses absorbsi dan distribusi dari
suatu obat terutama pada tablet dan kapsul. Agar suatu obat diabsorbsi,
mula-mula obat tersebut harus larutan dalam cairan pada tempat
absorbsi. Tablet atau kapsul tidak dapat diabsorbsi sampai partikel-partikel obat
larut dalam cairan pada suatu tempat dalam saluran lambung -usus.
Dalam hal dimana kelarutan suatu obat tergantung dari apakah
medium asam atau medium basa, obat tersebut akan dilarutkan berturut-
turut dalam lambung dan dalam usus halus. Proses melarutnya suatu obat disebut
disolusi. Bila suatu tablet atau sediaan obat lainnya dimasukkan dalam saluran
cerna, obat tersebut mulai masuk ke dalam larutan dari bentuk
padatnya. Kalau tablet tersebut tidak dilapisi polimer, matriks padat
juga mengalami disintegrasi menjadi granul -granul, dan granul-granul ini
mengalami pemecahan menjadi partikel-partikel halus. D i s i n t e g r a s i ,
deagregasi dan disolusi bisa berlangsung secara serentak
d e n g a n melepasnya suatu obat dari bentuk dimana obat tersebut diberikan.
Granulasi adalah pembentukan partikel-partikel besar dengan mekanisme
pengikatan tertentu. Granul dapat diproses lebih lanjut menjadi bentuk sediaan
granul terbagi, kapsul, maupun tablet. Berbagai proses granulasi telah
dikembangkan, dari metode konvensional seperti slugging dan granulasi dengan
bahan pengikat mucilago amili hingga pembentukan granul dengan peralatan
terkini seperti spray dry dan freeze dry. Granulasi peleburan atau hot melt
granulation merupakan metode pembentukan dispersi padat berupa granulat
dengan bahan pengikat yang melebur di atas suhu kamar. Granulasi peleburan
ini dapat digunakan untuk membentuk granul dengan bahan pengikat hidrofob
seperti lemak dan wax dengan tujuan penyalutan dan/ atau Pembentukan matriks
sediaan pelepasan dimodifikasi (modified release drug). Keunggulan dari
granulasi peleburan ini adalah tidak membutuhkan bahan pelarut, tidak
memerlukan proses pengeringan, dan prosesnya berlangsung cepat serta bersih.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan granulasi?


2. Apa saja metode pembuatan granulasi?
3. Bagaimana evaluasi granul?

C. TUJUAN PENULISAN
Makalah ini dibuat bertujuan:
1. Mengetahui dan memahami pengertian dari granulasi.
2. Mengetahui dan memahami metode pembuatan granulasi.
3. Mengetahui evaluasi granul.

ii
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI GRANUL
Granulasi adalah pembentukan partikel-partikel besar dengan mekanisme
pengikatan tertentu. Granul dapat diproses lebih lanjut menjadi bentuk sediaan granul
terbagi, kapsul, maupun tablet. Berbagai proses granulasi telah dikembangkan, dari
metode konvensional seperti slugging dan granulasi dengan bahan pengikat musilago
amili hingga pembentukan granul dengan peralatan terkini seperti spray dry dan
freeze dry. Granulasi peleburan atau hot melt granulation merupakan metode
pembentukan dispersi padat berbentuk granulat dengan bahan pengikat yang melebur
di atas suhu kamar. Granulasi peleburan ini dapat digunakan untuk membentuk
granul dengan bahan pengikat hidrofob seperti lemak dan wax dengan tujuan
penyalutan dan/ atau Pembentukan matriks sediaan pelepasan dimodifikasi (modified
release drug). Keunggulan dari granulasi peleburan ini adalah : tidak membutuhkan
bahan pelarut, tidak memerlukan proses pengeringan, dan prosesnya berlangsung
cepat serta bersih.

B. METODE GRANULASI
Metode-metode granulasi terdiri dari :
a. Granulasi Basah,
Granulasi Basah yaitu memproses campuran partikel zat aktif dan
eksipien menjadi partikel yang lebih besar dengan menambahkan cairan
pengikat dalam jumlah yang tepat sehingga terjadi massa lembab yang dapat
digranulasi. Metode ini biasanya digunakan apabila zat aktif tahan terhadap
lembab dan panas.Umumnya untuk zat aktif yang sulit dicetak langsung karena
sifat aliran dankompresibilitasnya tidak baik. Prinsip dari metode granulasi
basah adalahmembasahi masa tablet dengan larutan pengikat teretentu sampai
mendapat tingkatkebasahan tertentu pula, kemudian masa basah tersebut
digranulasi.Metode ini membentuk granul dengan cara mengikat serbuk dengan

i
suatu perekat sebagai pengganti pengompakan, tehnik ini membutuhkan
larutan,suspensi atau bubur yang mengandung pengikat yang biasanya
ditambahkan kecampuran serbuk atau dapat juga bahan tersebut dimasukan
kering ke dalamcampuran serbuk dan cairan dimasukan terpisah. Cairan yang
ditambahkanmemiliki peranan yang cukup penting dimana jembatan cair yang
terbentuk diantara partikel dan kekuatan ikatannya akan meningkat bila jumlah
cairan yangditambahkan meningkat, gaya tegangan permukaan dan tekanan
kapiler paling penting pada awal pembentukan granul, bila cairan sudah
ditambahkan pencampuran dilanjutkan sampai tercapai dispersi yang merata
dan semua bahan pengikat sudah bekerja, jika sudah diperoleh massa basah
atau lembab maka massa dilewatkan pada ayakan dan diberi tekanan dengan
alat penggiling atau oscillating granulator tujuannya agar terbentuk granul
sehingga luas permukaanmeningkat dan proses pengeringan menjadi lebih
cepat, setelah pengeringan granul diayak kembali ukuran ayakan tergantung
pada alat penghancur yangdugunakan dan ukuran tablet yang akan dibuat.

Keuntungan metode granulasi basah :

1. Memperoleh aliran yang baik


2. Meningkatkan kompresibilitas
3. Untuk mendapatkan berat jenis yang sesuai
4. Mengontrol pelepasan
5. Mencegah pemisahan komponen campuran selama proses
6. Distribusi keseragaman kandungan
7. Meningkatkan kecepatan disolusi

Kekurangan metode granulasi basah :


1. Banyak tahap dalam proses produksi yang harus divalidasi
2. Biaya cukup tinggi
3. Zat aktif yang sensitif terhadap lembab dan panas tidak dapat
dikerjakandengan caraini. Untuk zat termolabil dilakukan dengan pelarut
non air

ii
Contoh obat yang digunakan dengan cara metode granulasi basah :
Paracetamol
kegunaan : Analgesik
Alasan menggunakan : tablet parasetamol dengan menggunakan amilum
solani sebagai pelicin dengan konsentrasi 1%, 3%, 6%, 8%, 10%, lalu
dibandingkan dengan talkum dan magnesium stearat dengan konsentrasi
masing-masing 1% dan amilum manihot dengan konsentrasi 1%, dibuat
dengan metode granulasi basah.

b. Granulasi kering,
Granulasi Kering disebut juga slugging, yaitu memproses partikel zat
aktif dan eksipien dengan mengempa campuran bahan kering menjadi massa
padat yangselanjutnya dipecah lagi untuk menghasilkan partikel yang
berukuran lebih besar dari serbuk semula (granul). Prinsip dari metode ini
adalah membuat granul secaramekanis, tanpa bantuan bahan pengikat dan
pelarut, ikatannya didapat melaluigaya. Teknik ini yang cukup baik,
digunakan untuk zat aktif yang memiliki dosisefektif yang terlalu tinggi
untuk dikempa langsung atau zat aktif yang sensitif terhadap pemanasan dan
kelembaban.Pada proses ini komponen–komponen tablet dikompakan
dengan mesincetak tablet lalu ditekan ke dalam die dan dikompakan dengan
punch sehinggadiperoleh massa yang disebut slug, prosesnya disebut
slugging, pada prosesselanjutnya slug kemudian diayak dan diaduk untuk
mendapatkan granul yangdaya mengalirnya lebih baik dari campuran awal
bila slug yang didapat belummemuaskan maka proses diatas dapat diulang.
Dalam jumlah besar granulasikering dapat juga dilakukan pada mesin khusus
yang disebut roller compactor yang memiliki kemampuan memuat bahan
sekitar 500 kg, roller compactor memakai dua penggiling yang putarannya
saling berlawanan satu dengan yanglainnya, dan dengan bantuan tehnik
hidrolik pada salah satu penggiling mesin inimampu menghasilkan tekanan
tertentu pada bahan serbuk yang mengalir dintara penggiling.

Metode ini digunakan dalam kondisi-kondisi sebagai berikut :

i
1. Kandungan zat aktif dalam tablet tinggi
2. Zat aktif susah mengalir
3. Zat aktif sensitif terhadap panas dan lembab
Keuntungan cara granulasi kering adalah :
1. Peralatan lebih sedikit karena tidak menggunakan larutan pengikat,
mesin pengaduk berat dan pengeringan yang memakan waktu
2. Baik untuk zat aktif yang sensitif terhadap panas dan lembab
3. Mempercepat waktu hancur karena tidak terikat oleh pengikat

Kekurangan cara granulasi kering adalah:


1. Memerlukan mesin tablet khusus untuk membuat slug
2. Tidak dapat mendistribusikan zat warna seragam
3. Proses banyak menghasilkan debu sehingga memungkinkan
terjadinya kontaminasi silang.

Contoh obat yang digunakan dengan cara metode granulasi kering


Asetosal
Kegunaan : Zat Aktif
Alasan menggunakan : Dibuat dalam bentuk granulasi kering karena
Asetosal tidak tahan kelembapan dan pemanasan, serta kandungan zat
aktif yang lebih dari 50 % dari bobot total tablet.

c. Kempa Langsung
Metode Kempa Langsung, yaitu pembuatan tablet dengan mengempa
langsungcampuran zat aktif dan eksipien kering.tanpa melalui perlakuan
awal terlebihdahulu. Metode ini merupakan metode yang paling mudah,
praktis, dan cepat pengerjaannya, namun hanya dapat digunakan pada
kondisi zat aktif yang kecildosisnya, serta zat aktif tersebut tidak tahan
terhadap panas dan lembab. Ada beberapa zat berbentuk kristal seperti NaCl,
NaBr dan KCl yang mungkinlangsung dikempa, tetapi sebagian besar zat
aktik tidak mudah untuk langsungdikempa, selain itu zat aktif tunggal yang

ii
langsung dikempa untuk dijadikan tabletkebanyakan sulit untuk pecah jika
terkena air (cairan tubuh).

Zat aktif yang cocok untuk metode kempa langsung adalah;

1. Alirannya baik,
2. Kompresibilitasnya baik,
3. Bentuknya kristal,
4. Dan mampu menciptakan adhesifitasdan kohesifitas dalam massa tablet.

Keuntungan metode kempalangsung yaitu :


1. Lebih ekonomis karena validasi proses lebih sedikit
2. Lebih singkat prosesnya. Karena proses yang dilakukan lebih sedikit,
makawaktu yang diperlukan untuk menggunakan metode ini lebih
singkat, tenagadan mesin yang dipergunakan juga lebih sedikit.
3. Dapat digunakan untuk zat aktif yang tidak tahan panas dan tidak tahan
lembab.
4. Waktu hancur dan disolusinya lebih baik karena tidak melewati proses
granul,tetapi langsung menjadi partikel. tablet kempa langsung berisi
partikel halus,sehingga tidak melalui proses dari granul ke partikel
halus terlebih dahulu.

Kerugian metode kempa langsung :


1. Perbedaan ukuran partikel dan kerapatan bulk antara zat aktif dengan
pengisidapat menimbulkan stratifikasi di antara granul yang
selanjutnya dapatmenyebabkan kurang seragamnya kandungan zat
aktif di dalam tablet.

2. Zat aktif dengan dosis yang besar tidak mudah untuk dikempa
langsung karena itu biasanya digunakan 30% dari formula agar
memudahkan proses pengempaan sehingga pengisi yang
dibutuhkanpun makin banyak dan mahal.Dalam beberapa kondisi

i
pengisi dapat berinteraksi dengan obat seperti senyawaamin dan
laktosa spray dried dan menghasilkan warna kuning. Pada kempa
langsung mungkin terjadi aliran statik yang terjadi selama
pencampuran dan pemeriksaan rutin sehingga keseragaman zat aktif
dalam granul terganggu.

C. PARAMETER SIFAT FISIK GRANUL


Granul adalah gumpalan dari partikel-partikel yang kecil. Umumnya granul
dibuat dengan cara melembabkan serbuk atau campuran serbuk yang digiling dan
melewatkan adonan yang sudah lembab pada celah ayakan dengan ukuran lubang
ayakan yang sesuai dengan granul yang diinginkan. Pemeriksaan-pemeriksaan
kualitas granul sangat bermanfaat, karena sifatsifat granul tidak hanya
mempengaruhi peristiwa pentabletan saja, tetapi juga kualitas tabletnya
sendiri. Parameter kualitas granul meliputi :

a. Distribusi ukuran partikel


Diameter rata-rata dari suatu populasi dapat diketahui dengan beberapa
cara di antaranya dengan metode pengayakan, metode mikroskopi,
pengendapan, absorpsi, dan lain-lain. Distribusi ukuran granul dipengaruhi
oleh metode granulasi, banyaknya larutan pengikat, waktu pemrosesan.
Metode sederhananya untuk menghitung ukuran rata-rata partikel dengan
menggunakan ayakan standar yang telah diketahui ukurannya
yaitu mesh yang menandakan banyaknya lubang perinchi.

b. Waktu alir
Waktu alir adalah waktu yang dibutuhkan sejumlah granul untuk
mengalir dalam suatu alat. Sifat ini dapat dipakai untuk menilai efektifitas
bahan pelicin, dimana adanya bahan pelicin dapat memperbaiki sifat alir
suatu granul. Mudah tidaknya aliran granul dapat dipengaruhi oleh bentuk

ii
granul, bobot jenis, keadaan permukaan dan kelembapannya. Kecepatan alir
granul sangat penting karena berpengaruh pada keseragaman pengisian ruang
kompresi dan keseragaman bobot tablet.

c. Sudut diam
Sudut diam yaitu sudut yang terjadi antara timbunan partikel bentuk
kerucut dengan bidang horizontal. Besar kecilnya sudut diam dipengaruhi
oleh bentuk, ukuran dan kelembapan granul.Uji sudut diam menggambarkan
sifat alir serbuk pada waktu mengalami proses penabletan. Besar kecilnya
sudut diam dipengaruhi oleh gaya tarik dan gaya gesek antar partikel, jika
gaya tarik dan gaya gesek kecil maka akan lebih cepat dan lebih mudah
mengalir. Semakin datar kerucut yang dihasilkan, maka sudut kemiringan
semakin kecil dan semakin baik sifat aliran serbuk. Bila sudut diam lebih
kecil atau sama dengan 30o biasanya menunjukkan bahwa bahan dapat
mengalir bebas, bila sudutnya lebih besar atau sama dengan 40o biasanya
daya mengalirnya kurang baik.

d. Kompaktibilitas
Uji kompaktibilitas dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan zat
untuk saling berikatan menjadi massa yang kompak, digunakan mesin
tablet single punch dengan berbagai tekanan dari yang rendah ke yang tinggi.
Dengan mengatur kedalaman punch atas turun ke ruang die, kompaktibilitas
yang digambarkan oleh kekerasan tablet yang dihasilkan.

D. EVALUASI GRANULASI
Beberapa parameter uji sediaan granul diantaranya adalah granulometri, BJ, Uji
aliran, kompresibilitas, kelembaban dan distribusi ukuran partikel.

i
i. Granulometri
Granulometri adalah analisis ukuran dan repartisi granul (penyebaran
ukuran-ukuran granul). Dalam melakukan analisis granulometri digunakan
susunan pengayak dengan berbagai ukuran. Mesh terbesar diletakkan paling
atas dan dibawahnya disusun pengayak dengan mesh yang makin kecil.
Tujuan granulometri adalah untuk melihat keseragaman dari ukuran
granul. Diharapkan ukuran granul tidak terlalu berbeda. Granulometri
berhubungan dengan sifat aliran granul. Jika ukuran granul berdekatan,
aliran akan lebih baik. Diharapkan ukuran granul mengikuti kurva distribusi
normal.

ii. Bobot Jenis


a. Bobot jenis sejati
BJ sejati dapat dilakukan dengan menggunakan alat piknometer,
yaitu dengan cara ditimbang bobot piknometer kosong, masukka 1
gram granul pada piknometer yang telah ditimbang tadi, kemudian
masukkan 1 gram granul dan cairan pendispersi pada piknometer yang
kedua, dan berikutnya masukkan cairan pendispersi pada piknometer
ketiga, catat hasil yang diperoleh kedalam rumus sebagai berikut :

Bj = (B – a) x Bj cairan pendispersi
(B+d)–(a+c)
Keterangan :
a = Bobot piknometer kosong
B = Bobot piknometer 1 gram granul
c = Bobot piknometer 1 gram granul dan cairan pendispersi
d = Bobot piknometer cairan pendispersi.

b. Bobot jenis nyata


BJ nyata dapat dilakukan dengan menggunakan alat yaitu gelas
ukur, dengan cara ditimbang bobot granul, misalnya 50 gram

ii
dimasukkan kedalam gelas ukur. Kemudian dimasukkan kedalam
rumus sebagai berikut:
P= W
V
Keterangan :
W = Bobot granul setelah ditimbang
V = Volume granul tanpa pemampatan

c. Obat jenis nyata setelah pemampatan


BJ mampat dapat dilakukan dengan alat gelas ukur, dengan cara
ditimbang bobot ganul yang akan dilakukan evaluasi, kemudian
dimasukkan kedalam gelas ukur, dan lihat volume granul setelah
dilakukan 500 kali katuk pada gelas ukur tersebut. Dengan rumus
sebagai berikut :

Pn = W
Vn

W = Bobot granul setelah ditimbang


Vn = Bobot granul setelah dilakukan pemampatan

iii. Sifat Aliran


a. Metode corong
Mengukur kecepatan aliran 100 g granul menggunakan corong
kaca dengan dimensi sesuai. Metode corong dapat dilakukan dengan 2
cara :
 cara bebas
 cara tidak bebas (paksa) digetarkan

i
Menggunakan corong yang dipasang pada statif yang diletakkan
dengan ketinggian tertentu. Awalnya granul ditimbang, berat granul
dicatat sebagai m. Lalu granul tersebut dialirkan melalui corong dan
ditampung pada bagian bawahnya. Waktu yang diperlukan oleh granul
untuk melewati corong dicatat sebagai t. Biasanya jika 100 g granul
mengalir dalam 10 detik maka aliran baik.

b. Metode sudut istirahat (α)


Alat : Corong alat uji waktu alir
Caranya :
 Timbang seksama 25 gram granul tempatkan pada corong alat
 Uji waktu alir dalam keadaan tertutup
 Buka penutupnya lalu biarkan granul mengalir
 Catat waktu (menggunakan Stopwatch)
 Lakukan sebanyak 3 kali
 Kemudian untuk mengukur sudut istirahat dengan menghitung
jari – jari dan tinggi dari tumpukan granul setelah metode corong
 Kemudian masukkan dalam rumus, dan didapat α yang
menentukan kecepatan alir dari suatu granul tersebut.

Metode sudut istirahat ini mempunyai nilai α = arc tag h/r, dimana :

 α 25 – 35 ° = sangat mudah mengalir


 α 30 – 38 ° = mudah mengalir
 α > 38° = kurang mengalir

Cara lain :
Masukkan 100 g granul (tutup bagian bawah corong) kemudian
tampung granul di atas kertas grafik. Hitung α. Jika α

ii
Α Sifat alir
sangat mudah
25 – 30
mengalir
30 – 40 mudah mengalir
40 – 45 mengalir
>45 kurang mengalir
Menggunakan corong yang dipasang pada statif yang diletakkan
dengan ketinggian tertentu. Kemudian granul dialirkan melalui corong
dan ditampung pada bagian bawahnya. Gundukan yang tertampung
lalu diukur tinggi (dicatat sebagai h) dan diameternya (dicatat sebagai
d)

iv. Uji Kompresibilitas


Merupakan pengukuran persen kemampatan.
Alat : Jolting Volumeter
Caranya :

 Timbang 100 gram granul masukkan ke dalam gelas ukur dan dicatat
volumenya
 Kemudian granul dimampatkan sebanyak 500 kali ketukan dengan
alat uji, catat volume uji sebelum dimampatkan (Vo)
 Volume setelah dimampatkan dengan pengetukan 500 kali (V)

i
Perhitungan :

Ket :
I =indeks kompresibilitas (%)
Vo =volume granul sebelum dimampatkan (mL)
V500 =volume granul setelah dimampatkan sebanyak 500 kali
ketul (mL)
Persyaratan : Tidak lebih dari 20 %
Perhitungan Cara lain :
Persen (%) kemampatan (K) dengan rumus :

%K = BJ mampat – Bj nyata x 100%


Bj mampat

%K = 5-15 % aliran sangat baik


16-25% aliran baik
>/ 26% aliran buruk

v. Uji Kadar Air/ Kelembaban


Alat : Heating Drying Oven atau Moisture Balance
Caranya :
 Timbang seksama 5 gram granul
 Panaskan dalam lemari pengering sampai bobot konstan (105 C)
selama 2 jam.

Perhitungan :
ket : Wo = Bobot granul awal
W1 = Bobot Setelah pengeringan

ii
vi. Distribusi Ukuran Partikel
Alat : Sieve Shaker
Caranya :
 Masukkan sebanyak 100 gram granul lalu latakn di atas ayakan
yang telah tersusun dan ditara
 Mulai dari ayakan mesh 20 sampai dengan ayakan mesh 100 pada
alat sieve shaker
 Setelah pengujian selesai, masing – masing ayakan ditimbang
kembali dan dihitung distribusi granul pada tiap – tiap ayakan (%)

E. PENGARUH GRANULASI
Beberapa pengaruh dari proses granulasi antara lain :
a. Keseragaman bobot dalam pembuatan tablet yang disebabkan oleh aliran
granul yang kurang baik.
b. Memberikan kelarutan pada massa table apabila menggranulasi dengan air
pada zat aktif yang larut air.
c. Kelengketan pada cetakan tablet saat dilakukan pencetakan, sehingga pada
granulasi yang kasar harus banyak dikurangi.
d. Granul yang terlalu halus dan kering akan menyebabkan tablet yang mudah
hancur dan terbelah.

F. EFEKTIVITAS
Efektivitas dan hasil dari suatu granulasi tergantung pada :
a. Jumlah bahan pelicin dan pengikat yang digunakan.
b. Tipe bahan pelican dan pengikat yang digunakan.
c. Besarnya ukuran obat dan eksipien.
d. Efektivitas dan lamanya proses pengadukan.
e. Kecepatan pengeringannya.

i
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pembuatan tablet dipengaruhi oleh granul yang menyusunnya. Keruskan pada
tablet sering menjadi hal yang tidak baik untuk terlihat konsumen, hal ini
menyebabkan sebelum terjun dalam pemasaran, granul dan tablet yang
diproduksi dalam industri harus dilakukan evaluasi terlebih dahulu.
Granulasi adalah pembentukan partikel-partikel besar dengan mekanisme
pengikatan tertentu. Granul dapat diproses lebih lanjut menjadi bentuk sediaan
granul terbagi, kapsul, maupun tablet. Berbagai proses granulasi telah
dikembangkan, dari metode konvensional seperti slugging dan granulasi dengan
bahan pengikat mucilago amili hingga pembentukan granul dengan peralatan
terkini seperti spray dry dan freeze dry. Granulasi peleburan atau hot melt
granulation.

Metode-metode granulasi terdiri dari :


 Granulasi Basah,
 Granulasi kering,
 Kempa Langsung

B. SARAN
Makalah ini diharapkan menjadi sumber informasi bagi mahasiswa dan
mahasiswi dalam pembelajaran Evaluasi Granulasi.

ii
DAFTAR PUSTAKA

http://farmasiapril.blogspot.co.id/2015/03/granul-dan-uji-ujinya.html

http://jurnalmakalahfarmasi.blogspot.co.id/2014/05/granulasi-sediaan-tablet.html

https://dokumen.tips/documents/makalah-evaluasi-granul.html

https://www.scribd.com/doc/313099553/Makalah-Granulasi#download

https://www.scribd.com/doc/213962790/Pembahasan-Evaluasi-Granul

http://kampusfarmasi.blogspot.co.id/2015/09/granulasi.html

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG ............................................................................ 1
B. RUMUSAN MASALAH ....................................................................... 2
C. TUJUAN PENULISAN ......................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. DEFINISI GRANUL .............................................................................. 3


B. METODE GRANULASI ....................................................................... 3
C. PARAMETER SIFAT FISIK GRANUL ............................................... 8
D. EVALUASI GRANULASI .................................................................... 9
E. PENGARUH GRANULASI ................................................................. 15
F. EFEKTIVITAS ...................................................................................... 15

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN ..................................................................................... 16
B. SARAN.................................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 17

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas
dan juga bertujuan untuk menambah wawasan mengenai “Evaluasi Granulasi”.

Akhirnya kami menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, kami menerima kritik dan saran agar
penyusunan makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Untuk itu kami mengucapkan
banyak terima kasih dan semoga karya tulis ini bermanfaat untuk kami dan untuk
pembaca.

Pekanbaru, April 2018

Penulis

Anda mungkin juga menyukai