Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH KONSENTRASI DAN KECEPATAN PENGADUKAN

TERHADAP KARAKTERISTIK MEMBRAN KOMPOSIT


CHITOSAN

(INFLUENCE OF CONCENTRATION AND STIRRER SPEED ON


CARACTERISTIC OF CHITOSAN COMPOSITE MEMBRANE)
Sri Wahyuni1*) dan Alia Damayanti1)
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
*)
E-mail:sri09wahyuni@gmail.com

Abstrak

Chitosan (CS) adalah salah satu bahan yang paling banyak digunakan sebagai bahan membran karena memiliki
kemampuan yang bagus dalam membentuk film. Namun, masih memiliki beberapa kekurangan karena rapuh
dan hidroskopis, sehingga perlu dikombinasikan dengan bahan pendukung seperti Poly (vynil) Alcohol dan
Poly (ethilene) Glikol. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh konsentrasi penambahan Poly
(vynil) Alcohol dan kecepatan pengadukan terhadap karakteristik dan permeabilitas membran. Membran
chitosan-Poly (vynil) Alcohol dibuat dengan konsentrasi Poly (vynil) Alcohol sebesar 30%, 40%, 50%, 60%
dan 70% (v/v). Analisa karakteristik membran dilakukan menggunakan uji tarik. Membran komposit chitosan
diujikan pada reaktor cross flow. Pengujian pada reaktor dilakukan selama 50 menit dan permeate diambil
setiap 10 menit. Dari penelitian yang telah dilakukan didapatkan kuat tarik pada saat putus meningkat dengan
meningkatnya konsentrasi Poly (vynil) Alcohol,hingga konsentrasi 40% dan dengan peningkatan konsentrasi
Poly (vynil) Alcohol lebih lanjut mengakibatkan penurunan pada kuat tarik membran. Kekuatan elastisitas
membran pada kecepatan pengadukan 300 rpm lebih besar dibandingkan 100 rpm. Nilai fluks tertinggi
didapatkan pada variasi konsentrasi membran 30%, kecepatan pengadukan 100 rpm yaitu sebesar 40,20
L/m2.jam. Berdasarkan tekanan operasi dan nilai fluks per satuan tekanan dapat disimpulkan bahwa membran
komposit yang telah dibuat termasuk dalam membran ultrafiltrasi.
Kata kunci: cross flow, fluks, membran chitosan, Poly (ethilene) Glikol, Poly (vynil) Alcohol, uji tarik

Abstrack

Chitosan (CS) is one of the materials that most widely used as a membrane material because it has a good
ability for forming the film. However, it has some drawbacks because its fragile and hygroscopic, so it needs
to combine with a support material such as Poly (vynil) Alcohol and Poly (ethilene) Glikol. This study was
conducted to analyze the effect of the concentration of the addition of Poly (vinyl) Alcohol and stirring speed
on the membrane characteristics and permeability. Chitosan-Poly (vynil) Alcohol membranes were produced
with 30%, 40%, 50%, 60% and 70% (v/v) Poly (vynil) Alcohol concentration. Chitosan composite membrane
was tested in cross flow reactor. The reactor testing was condusted for 50 minutes and permeate were taken
in every 10 minutes. The research showed that membrane tensile strength values rose with increasing
concentrations of Poly (vynil) Alcohol until 40% concentration and with the further addition of Poly (vynil)
Alcohol concentration cause the decrease of membrane tensile strength. The strength of the membranes
elasticity with 300 rpm stirring speed are bigger than 100 rpm. The highest flux values obtained on 30%
membrane concentration and 100 rpm stirring speed for amount of 40.20 L / m 2.hr. Based on the operating
pressure and flux per unit pressure can be concluded that the composite membrane made was included in the
ultrafiltration membrane.

Key word: cross flow, flux, chitosan membranne, Poly (ethilene) Glikol , Poly (vinyl) alcohol, tensile strength
Wahyuni, Pengaruh Konsentrasi dan Kecepatan Pengadukan 45

1. PENDAHULUAN dari chitosan dalam menyerap ion logam berat


berhubungan dengan kapabilitas amina chitosan
Filtrasi membran merupakan teknik pemisahan untuk membentuk ikatan kompleks pada
dua komponen atau lebih tanpa menggunakan permukaan logam berat dalam air. Pori yang
panas, komponen-komponen akan terpisah terbentuk memberikan media adsorb yang cocok
berdasarkan ukuran dan bentuknya, dengan untuk aksesibilitas logam berat. Ini karena
bantuan tekanan dan selaput semi-permeable resistensi perpindahan massa dalam struktur
(Setiawan dkk., 2015). Dalam penggunaannya, berpori (Zeng et al., 2004a; Zeng et al., 2004b),
bahan baku serta proses pembuatan berperan sehingga memungkinkan untuk membentuk
penting dalam karakteristik dan permeabilitas membran chitosan yang hidrofobik dan kuat.
membran.
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis
Penelitian mengenai pemanfaatan polimer alam pengaruh konsentrasi penambahan Poly (vynil)
sebagai bahan baku pembuatan membran telah Alcohol dan kecepatan pengadukan terhadap
banyak berkembang karena polimer alam lebih karakteristik dan permeabilitas membran. Hasil
ramah lingkungan dibandingkan polimer sintetis. penelitian tersebut diharapkan dapat menjadi
Pada umumnya membran yang sering digunakan alternatif pengolahan limbah cair sehingga dapat
untuk proses pemisahan adalah membran yang membantu mengatasi masalah pencemaran
terbuat dari selulosa asetat. Chitosan merupakan lingkungan.
suatu polimer alam yang mempunyai struktur
mirip dengan selulosa serta dapat dibentuk 2. METODA
menjadi film tipis (Meriatna, 2008).Chitosan
(CS) adalah salah satu bahan yang paling banyak Alat dan bahan
digunakan sebagai bahan membran karena
memiliki kemampuan yang bagus dalam Bahan-bahan yang akan digunakan dalam
membentuk film, pengolahan mudah dan penelitian ini adalah serbuk chitosan dengan
ketersediaan yang melimpah (Dash et al., 2011). derajat deasetilisasi 85%, asam asetat 1,5% (v/v),
Sebagai contoh, membran chitosan telah larutan NaOH 1% (b/v), Poly (vynil) Alcohol 5%
digunakan dalam NF desalinasi (Huang et al., (BM=72.000), dan Poly (ethilene) Glikol
2009), pervaporasi dehidrasi organik (Zhao et al., (BM=10.000). Alat-alat yang digunakan adalah
2011; Liu et al., 2005), pemisahan gas (Shen et pengaduk magnetik, neraca analitik, pemanas,
al., 2013), dan bahan bakar sel (Horimatsu et al., oven, beaker glass, Erlenmeyer dan cawan petri.
2013. Membran yang terbuat dari chitosan
memiliki sifat mekanik yang tidak terlalu baik, Sintesis membran
diantaranya adalah ketahanannya yang lemah
terhadap tarikan dan regangan (Farha dan Pada penelitian ini menggunakan teknik inversi
Kusumawati, 2012). fasa dengan konfigurasi datar. Pemilihan teknik
inversi fasa karena dibandingkan dengan teknik
Berbagai macam penelitian mengenai lain, inversi fasa mempunyai kelebihan
pengembangan chitosan telah banyak dilakukan, diantaranya mudah dilakukan, pembentukan pori
diantaranya modifikasi membran chitosan dapat dikendalikan dan dapat digunakan pada
dengan menggunakan DYT, glutaraldehida, PEG berbagai macam polimer. Membran inversi fasa
dan PVA. Berdasarkan pada percobaan adsorpsi dapat dibuat dari berbagai macam polimer
batch, komposit chitosan/poly (vinyl) alcohol dengan syarat polimer yang digunakan harus
merupakan campuran yang sangat serap untuk larut pada pelarut yang sesuai atau campuran
ion tembaga (Cheng et al., 2010). Chitosan dan pelarut. Secara umum membran dengan teknik
Poly (vynil) Alcohol dengan rantai polimernya inversi fasa dapat dibuat menjadi dua konfigurasi
dapat berinteraksi secara hidrofobik, agregasi, yaitu datar (lembaran) atau pipa (turbular).
ikatan hidrogen/intra-molekul. Kinerja yang baik Tahapan dasar pembuatan membran dengan
teknik inversi fasa yaitu pembuatan larutan
46 Jurnal Purifikasi, Vol. 16, No. 1, Juli 2016

polimer, proses casting untuk membentuk sampel membran menggunakan alat autograph
lapisan tipis, perendaman di non pelarut di bak yang dilakukan di laboratorium dasar Fakultas
koagulasi dan perlakuan akhir. Membran farmasi, Universitas Airlangga. Uji tarik (tensile
chitosan yang dibuat dengan teknik inverse fasa test) digunakan untuk mengetahui elastisitas
dapat dikombinasikan dengan penambahan Poly membran. Kuat tarik didefinisikan sebagai
(Vyvil) Alcohol sebagai bahan pembuat film dan besarnya gaya tarik maksimum (newton) dalam
Poly (Ethilene) Glikol sebagai bahan pembentuk satuan luas penampang benda (mm2). Persamaan
pori. untuk kuat tarik adalah :
KT= F/ A …(1)
Pembuatan membran dilakukan dengan Dimana :
mencampurkan larutan chitosan 5% (b/V) KT = Kuat tarik (N/ mm2)
dengan larutan Poly (vynil) Alcohol 5% (b/V) F = Gaya tarik maksimum (newton)
dengan variasi penambahan Poly (vynil) Alcohol A = Luas penampang membran (mm2)
sebesar 30%, 40%, 50%, 60% dan 70%. Larutan
Chitosan 5% (b/v) dibuat dengan melarutkan 5 Kinerja membran dapat dilihat dari nilai fluks
gram serbuk chitosan pada larutan asam asetan yang dihasilkan. Nilai fluks menunjukkan nilai
1,5% dengan pengadukan selama 3 jam. Larutan laju alir dalam melewati membran. Pengukuran
Poly (vynil) Alcohol 5% (b/v) dibuat dengan permeabilitas dilakukan dengan pengujian fluks
melarutkan Poly (vynil) Alcohol 5 gram serbuk terhadap limbah cair kelapa sawit. Pengukuran
Poly (vynil) Alcohol pada 100 mL air mendidih fluks dilakukan menggunakan reaktor cross flow
dengan pengadukan selama 3 jam. Pencampuran dengan tekanan operasi 3 bar (Sari, 2014).
larutan chitosan 5% dan Poly (vynil) Alcohol 5% Aplikasi filtrasi dilakukan selama 50 menit
dilakukan dengan menggunakan pengaduk dengan permeat diambil setiap 10 menit.
magnetik selama 30 menit dengan kecepatan Membran yang telah kering dipotong berbentuk
rendah (100 rpm) dan kecepatan tinggi (300 lingkaran dengan diameter 3 cm sesuai dengan
rpm), kemudian ditambahkan Poly (ethilene) disain reaktor. Penentuan fluks air diperoleh
Glikol dengan konsentrasi 2,5% (b/v). Larutan dengan mengukur banyaknya volum permeat
yang telah homogen selanjutnya dituangkan ke yang melewati membran tiap satuan luas
dalam cetakan (cawan petri diameter 15 cm) dan permukaan membran per satuan waktu. Fluks
dikeringkan pada suhu 80ºC selama 24 jam volume dinyatakan sebagai berikut:
𝑣
hingga diperoleh film membran kering. Untuk J = 𝐴𝑋𝑡 …(2)
melepas membran dari cetakan, diperlukan
perendaman dengan menggunakan NaOH 1% Dimana :
selama 2 jam untuk menghilangkan sisa asam J = Fluks (L/m2. jam)
pada membran. Membran yang diperoleh V = volume permeate (ml)
selanjutnya dibilas dengan aquades hingga netral A = Luas permukaan membran (m2)
dan kemudian dikeringkan pada suhu ruang. t = Waktu (jam)
Sebelum pengukuran fluks, terlebih dahulu
Karakterisasi membran dilakukan kompaksi terhadap membran yang
akan diuji. Kompaksi dilakukan dengan
Karakteristik membran chitosan termodifikasi mengalirkan air melewati membran hingga
Poly (vynil) Alcohol dan Poly (ethelene) Glikol diperoleh fluks air yang konstan (Farha dan
dilakukan dengan uji mekanik dan analisa Kusumawati, 2012).
morfologi menggunakan SEM (Scanning
Electron Microscopy). Pengukuran sifat mekanik Analisa morfologi membran dengan SEM yang
perlu dilakukan untuk mengetahui kekuatan dilakukan di Laboratorium Divisi karakterisasi
membran jika dikenai kekuatan yang dapat material-Jurusan Teknik Material dan Metalurgi,
merusak membran. Pengujian mekanik Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Analisa
dilakukan dengan melakukan uji tarik pada SEM sering digunakan untuk mendapatkan foto-
Wahyuni, Pengaruh Konsentrasi dan Kecepatan Pengadukan 47

foto pada skala mikron bahkan lebih kecil, komponen), kondisi operasi (tekanan, laju alir,
distribusi dan ukuran pori-pori dapat diamati. suhu dan waktu) dan jenis material membran.
Dalam penentuan morfologi membran, sampel Pada aliran cross flow memungkinkan
membran yang akan diperiksa dengan SEM pemisahan lebih terfokus karena sistem membran
dikeringkan terlebih dahulu kemudian direndam akan semakin memadatkan partikel-partikel yang
dengan nitrogen cair selama beberapa detik tertahan pada permukaan membran sehingga
hingga membran mengeras. Sampel yang telah pemisahan lebih efisien dan optimal. Kelebihan
direndam kemudian diangkat. Selanjutnya lain dari sistem cross flow juga dapat
potongan sampel ini dilapisi dengan emas murni memfasilitasi perputaran kembali konsentrat
(coating) yang berfungsi sebagai penghantar dalam tangki umpan dan mencampurkannya
pada permukaan sampel membran. Permukaan sebagai umpan baru.
membran kemudian difoto dengan perbesaran
tertentu. SEM memdeteksi elektron yang Sebelum aplikasi filtrasi menggunakan reactor
dipancarkan oleh suatu sampel ketika cross flow, membran yang akan diuji dipotong
ditembakkan oleh berkas elektron berenergi berbentuk lingkaran dengan diameter ± 4 cm.
tinggi secara kontinyu yang dipercepat di dalam Membran diletakkan di dalam reaktor pada
elektromagnetik koil yang dihubungkan dengan tempat peletakan membran dan dipastikan dalam
sinar katode sehingga dihasilkan suatu informasi keadaan tertutup rapat agar tidak terjadi
mengenai keadaan permukaan suatu sampel kebocoran. Air limbah ditampung pada bak
(Samsiah, 2009). berukuran 25 liter yang selanjutnya akan
dipompa menuju reaktor cross flow dengan
Aplikasi filtrasi membran dengan aliran bantuan Booster Pump. Selanjutnya dilakukan
umpan cross flow pengaplikasian aquades pada membran selama
15 menit, agar pori-pori membran dapat bekerja
Aliran umpan dalam filtrasi membran terdiri dari lebih efektif. Larutan feed limbah POME
dua jenis aliran umpan, yaitu aliran cross flow dialirkan ke dalam alat, valve ditutup rapat
dan aliran dead end. Pada penelitian ini hingga reaktor terisi penuh dan kemudian
menggunakan sistem aliran cross flow. Sistem kedalamnya dialirkan tekanan.
cross flow secara teori lebih baik dari sistem dead
end dimana laju aliran retentate tidak seluruhnya 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
menjadi permeate, ada bagian yang lewat
menjadi laju aliran balik pada sistem cross flow. Uji Morfologi
Pada aliran dead end, aliran secara keseluruhan
akan melewati membran (sebagai media dilter) Analisis morfologi membran menggunakan alat
dan partikel akan tertahan pada membran. Scanning Electron Microscopy with Energy
Menurut Ghosh (2003), pada aliran cross flow Dispersive X-ray Spectroscopy (SEM-EDX).
memungkinkan partikel-partikel bahan akan Analisis SEM dilakukan untuk mengetahui pori-
mengalir rata memenuhi seluruh permukaan pori membran sedangkan EDX untuk
membran. Hal ini berbeda dengan sistem filtrasi mengetahui komposisi unsur yang terkandung
aliran dead end atau sistem sentrifugasi dalam membran sebelum dan sesudah membran
berdasarkan kecepatan rotasi. Aliran cross flow digunakan untuk proses filtrasi limbah cair
(tangensial) yang melewati permukaan membran kelapa sawit. Membran yang digunakan untuk
akan mengurangi terjadinya akumulasi partikel- analisis SEM dilakukan pada membran dengan
partikel sebagai penyebab polarisasi konsentrasi konsentrasi Poly (vynil) Alcohol 50% (v/v) dan
dan meminimalkan terbentuknya penyumbatan kecepatan pengadukan 300 rpm. Morfologi
pori-pori membran akibat fouling. Hal tersebut penampang membran hasil analisa SEM dapat
juga dipengaruhi oleh sifat bahan (ukuran dilihat pada Gambar 1.
partikel, berat molekul/BM, daya adhesi antar
48 Jurnal Purifikasi, Vol. 16, No. 1, Juli 2016

yang diberikan selama operasi membran.


Tekanan akan mendorong deposisi partikel pada
permukaan membran. Hal ini juga didukung
dengan citra SEM pada penampang melintang.

Pada Gambar 2 terlihat bahwa sebelum aplikasi


(a) (b) filtrasi terlihat struktur pori membran sedangkan
setelah aplikasi filtrasi terlihat bahwa pori
membran mengalami kerusakan karena
masuknya polutan pada pori-pori bagian dalam
Gambar 1. Morfologi penampang membran
membran. Setelah proses filtrasi dapat terlihat
sebelum (a) dan setelah (b) aplikasi filtrasi pada
bahwa polutan-polutan pada limbah cair kelapa
pembesaran 1000x.
sawit tidak hanya mengisi permukaan membran
Berdasarkan hasil analisa SEM membran tetapi juga pori-pori membran bagian dalam, hal
sebelum aplikasi filtrasi (Gambar 1a) dapat ini membuktikan bahwa proses filtrasi tidak
dilihat bahwa ukuran pori membran hasil hanya melibatkan adsorpsi (surface sorption)
penelitian berkisar antara 1,4 µm hingga 6,1 µm pada bagian permukaan membran tetapi juga
sehingga membran komposit yang telah dibuat terjadi absorpsi (internal sorption) pada bagian
dapat digolongkan dalam kategori membran dalam membran (Gambar 2b).
mikrofiltrasi. Gambar 1 menunjukkan foto hasil
Mekanisme adsorpsi dan absorpsi yang terjadi
analisa SEM membran sebelum dan sesudah
antara membran komposit chitosan dengan
aplikasi filtrasi pada limbah cair kelapa sawit
limbah umpan melibatkan gugus –NH2 yang
terlihat adanya perberbedaan. Sebelum aplikasi
dimiliki oleh chitosan yang akan berubah
filtrasi pori-pori membran berkisar antara 1,4-6,1
menjadi –NH3+ dalam suasana asam (Chatterjee
µm, sedangkan setelah aplikasi filtrasi pori-pori
et al., 2009).
membran mengecil berkisar antara 1,1-3,4 µm
dan terlihat bahwa pori-pori membran semakin
berkurang, hal ini dikarenakan telah terjadi
fouling pada membran sehingga pori-pori
tertutup oleh polutan-polutan yang tidak lolos
dan tertahan pada pori membran.
(a) (b)
Citra penampang membran setelah aplikasi
filtrasi terlihat bahwa permukaan membran
semakin memadat dibandingkan dengan foto
SEM sebelum membran digunakan. Berdasarkan
penelitian Sari (2014), membran terlihat semakin Gambar 2. Morfologi penampang melintang
padat disebabkan karena terjadinya fouling. membran sebelum filtrasi (a) dan setelah filtrasi
Fouling menyebabkan terjadinya penyumbatan (b) pada pembesaran 450x.
pori-pori pada membran karena penumpukan
material polutan pada permukaan membran.
Fouling pada membran tidak hanya terjadi di SEM EDX digunakan untuk mengetahui
permukaan atas atau lapisan luar membran saja komponen unsur yang terdapat pada membran.
yang membentuk cake tetapi juga lapisan dalam Komposisi unsur yang terkandung pada
membran. Polutan yang masuk ke dalam lapisan membran sebelum dan setelah filtrasi dapat
dalam tersebut terjadi akibat adanya tekanan dilihat pada Tabel 1.
Wahyuni, Pengaruh Konsentrasi dan Kecepatan Pengadukan 49

Tabel 1. Komposisi unsur membran sebelum dan Pengaruh Konsentrasi Poly (vynil) Alcohol
setelah aplikasi filtrasi. dalam campuran Membran dan Kecepatan
Pengadukan terhadap Sifat Mekanik
Unsur %W Membran
komponen
membran sebelum sesudah
C 53,94 60,26
Perubahan nilai Modulus Elastisitas Young
membran untuk setiap variasi konsentrasi Poly
O 46,06 34,75
(vynil) Alcohol dan kecepatan pengadukan
Mg - 0,40
ditunjukkan pada Gambar 3.
Al - 0,76
Si - 1,50
P - 0.90
S - 0,36
Cl - 0,36
K - 0,18
Ca - 0,28
Fe - 0,26

Tabel 1 menunjukkan hasil analisis komposisi


unsur rata-rata dari ketiga titik pada membran
Gambar 3. Perubahan nilai Modulus Elastisitas
sebelum dan sesudah aplikasi filtrasi.
Young pada variasi konsentrasi Poly (vynil)
Berdasarkan hasil analisis sebelum membran
Alcohol dan kecepatan pengadukan.
digunakan untuk mengolah air limbah POME,
terkandung unsur C sebesar 53.94% dan O Nilai kuat tekan membran dengan variasi
sebesar 46,06%. Unsur unsur tersebut berasal kecepatan pengadukan 100 rpm secara berturut-
dari bahan utama pembuatan membran dan turut adalah 0,791 kgf/cm2; 0,962 kgf/cm2; 1,194
bahan pendukung membran. Bahan utama kgf/cm2; 1,247 kgf/cm2 dan 1,038 kgf/cm2 dan
pembuatan membran adalah chitosan yang untuk variasi kecepatan 300 rpm masing-masing
mengandung unsur C (karbon), H (hidrogen), N sebesar 0,905 kgf/cm2; 1,240 kgf/cm2; 1,380
(nitrogen) dan O (oksigen) dan bahan pendukung kgf/cm2; 1,633 kgf/cm2 dan 1,165 kgf/cm2.
yaitu Poly (vynil) Alcohol dan Poly (ethilene) Kekuatan elastisitas membran pada kecepatan
Glikol yang mengandung unsur C (karbon), H pengadukan tinggi (300 rpm) lebih besar
(hidrogen) dan O (oksigen). dibandingkan dengan kecepatan rendah (100
rpm), hal ini disebabkan karena pada kecepatan
Setelah aplikasi filtrasi di dalam membran pengadukan 300 rpm, ikatan dan reaksi
terdapat unsur unsur lain yaitu Mg sebesar 0,4%, pengadukan antara chitosan, Poly (vynil) Alcohol
Al sebesar 0,76%, Si sebesar 1,5%, P sebesar dan Poly (ethilene) Glikol lebih sempurna dan
0.9%, S sebesar 0,36%, Cl sebesar 0,36%, K menghasilkan pori yang rapat sehingga kekuatan
sebesar 0,18%, Ca sebesar 0.28% dan Fe sebesar tarik membran lebih besar dibandingkan dengan
0,26%. Pada hasil analisis SEM EDX membran kecepatan pengadukan 100 rpm. Reaksi kimia
setelah digunakan untuk filtrasi limbah POME terjadi ketika partikel-partikel bertabrakan.
terdapat terdapat kandungan unsur Mg, Al, Si, P, Kecepatan reaksi meningkat jika terjadi lebih
S, Cl, K, Ca dan Fe, unsur-unsur tersebut berasal banyak tabrakan setiap detiknya. Pengadukan
dari polutan limbah POME yang tidak lolos dan yang cepat menjadikan partikel-partikel zat
terjebak dalam pori membran. bergerak dan bersentuhan dengan partikel
50 Jurnal Purifikasi, Vol. 16, No. 1, Juli 2016

lainnya sehingga reaksi dapat berjalan dengan Pengaruh konsentrasi membran dan
lebih cepat sehingga mengakibatkan semakin kecepatan pengadukan terhadap nilai fluks
banyak zat yang terlarut (Atkins, 1998).
Drastinawati dan Zultiniar (2013) dalam Nilai fluks adalah jumlah volume permeate yang
penelitiannya menyatakan bahwa semakin besar melewati satuan luas permukaan membran pada
kecepatan pengadukan maka reaksi adsorpsi waktu tertentu dengan adanya gaya dorong
logam Cu2+ semakin besar. berupa tekanan. Nilai fluks membran adalah
fungsi dari ukuran pori, porositas dan struktur
Berdasarkan Gambar 3, nilai kuat tekan membran. Nilai fluks mempengaruhi efisiensi
membran terbesar didapatkan pada membran pemisahan pada proses membran yang
dengan konsentrasi Poly (vynil) Alcohol sebesar tergantung pada struktur membran seperti
40% kecepatan pengadukan 300 rpm yaitu distribusi ukuran pori, bentuk pori dan porositas.
sebesar 1,633 kgf/cm2. Berdasarkan grafik Nilai fluks untuk setiap variasi konsentrasi Poly
tersebut dapat dilihat bahwa kekuatan membran (vynil) Alcohol dan kecepatan pengadukan
meningkat dengan meningkatnya konsentrasi ditunjukkan pada Tabel 2.
Poly (vynil) Alcohol baik pada pengadukan
rendah (100 rpm) maupun pengadukan tinggi Tabel 2. Nilai fluks pada variasi konsentrasi Poly
(300 rpm). Pada konsentrasi 40% komposisi (vynil) Alcohol dan kecepatan pengadukan.
chitosan, Poly (vynil) Alcohol dan Poly (ethilene)
Glikol mencapai komposisi optimal dalam Konsentrasi Nilai fluks (L/m2.jam)
Menit
Poly (vynil)
pembentukan material yang kuat dan elastis. ke 300 rpm 100 rpm
Alcohol
Pada konsentrasi 30% hingga 40% kuat tarik 10 27.15 40.20
mengalami kenaikan, sedangkan pada 20 24.08 33.30
konsentrasi 40% hingga 70% nilai elastisitas 30 22.27 31.08
30%
membran menurun karena membran pada
40 21.32 25.24
komposisi ini telah didominasi perilaku plastik
yang tinggi sehingga kekuatan tarik yang 50 19.73 20.79
dihasilkan rendah dan kekuatan regangnya 10 20.68 37.44
sangat tinggi. 20 19.20 34.26
40% 30 15.80 29.70
Setiawan et al. (2015) melaporkan bahwa kuat 40 13.68 24.18
tekan pada membran selulosa chitosan dengan 50 12.52 19.09
konsentrasi chitosan 9% dan lama pengadukan
10 17.18 24.18
48 jam yang mampu dicapai sebesar 3, 86
kgf/cm2. Rohman et al. (2009) dalam 20 16.23 21.74
penelitiannya menyebutkan bahwa struktur dan 50% 30 14.74 18.98
pori membran dipengaruhi oleh massa polimer 40 13.47 14.21
dalam pembuatan larutan chitosan. Sehingga 50 11.45 11.45
semakin besar konsentrasi polimer hingga titik 10 24.18 30.12
tertentu akan menghasilkan membran dengan 20 20.36 28.64
struktur permukaan yang lebih baik, kemudian 30 18.24 23.55
60%
akan terjadi penumpukkan padatan pada suatu
40 14.11 19.94
bagian dari membran jika konsentrasi larutan
50 12.20 17.18
ditingkatkan akan menimbulkan adanya bagian
yang cacat pada membran sehingga 10 25.24 31.39
mempengaruhi kualitas membran. 20 20.79 28.64
70% 30 16.23 26.94
40 12.41 25.88
50 11.03 25.14
Wahyuni, Pengaruh Konsentrasi dan Kecepatan Pengadukan 51

Berdasarkan pada Tabel 2, semakin lama waktu (ethilene) Glikol yang telah dibuat termasuk
pengoperasian maka semakin kecil nilai fluks membran ultrafiltrasi.
yang dihasilkan. Nilai fluks terendah dihasilkan
oleh membran dengan konsentrasi Poly (vynil) 4. KESIMPULAN
Alcohol sebesar 70% di menit ke 50 yaitu sebesar
11,03 L/m2.jam Pada 10 menit pertama nilai Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
fluks membran sebesar 25,24 L/m2.jam dan terus didapatkan beberapa kesimpulan bahwa variasi
menurun hingga menit ke 50 menjadi 11,03 kecepatan pengadukan dan konsentrasi Poly
L/m2.jam. Nilai fluks tertinggi didapatkan pada (vynil) Alcohol dalam campuran memberikan
membran RCS70VA30 di menit ke 10 yaitu pengaruh terhadap karakteristik membran
sebesar 40,20 L/m2.jam dan terus menurun komposit yang terbentuk. Kuat tarik membran
hingga 20,79 L/m2.jam pada menit ke 50. terbesar pada variasi kecepatan pengadukan 100
Mekanisme penurunan nilai fluks membran rpm dan 300 rpm didapatkan pada membran
komposit chitosan dengan bertambahnya waktu dengan konsentrasi Poly (vynil) Alcohol sebesar
operasi dalam proses filtrasi disebabkan oleh 40% (v/v). Kekuatan tarik pada saat putus
penurunan porositas membran karena penutupan meningkat dengan meningkatnya konsentrasi
pori membran (Zulfi et al., 2014). Hal ini Poly (vynil) Alcohol, dan pada konsentrasi 50-
dikarenakan terjadinya fouling pada membran 70% (v/v) mengalami penurunan. Kekuatan
yang disebabkan oleh adanya adsorpsi polutan elastisitas membran pada kecepatan pengadukan
limbah ke dalam membran, sehingga partikel- 300 rpm lebih besar dibandingkan dengan
partikel terakumulasi dan membentuk suatu kecepatan 100 rpm. Nilai fluks tertinggi
lapisan pada bagian permukaan membran dan didapatkan pada variasi konsentrasi membran
pori dalam membran yang akan menyebabkan 30% (v/v), kecepatan pengadukan 100 rpm yaitu
jumlah umpan yang mampu melewati membran sebesar 40,20 L/m2.jam. Berdasarkan nilai fluks
berkurang sehingga nilai fluks membran turun persatuan tekanan yang digunakan yaitu berkisar
(Sari, 2014). antara 3-14 L/m2.jam.bar dapat disimpulkan
bahwa membran komposit yang telah dibuat
Perbedaan nilai fluks juga terjadi pada variasi termasuk dalam membran ultrafiltrasi.
konsentrasi Poly (vynil) Alcohol (Tabel 2).
Terlihat pada konsentrasi 30% hingga 50% nilai UCAPAN TERIMA KASIH
fluks mengalami penurunan dengan penambahan
konsentrasi Poly (vynil) Alcohol sedangkan pada Penulis mengucapkan terima kasih kepada
konsentrasi 50% hingga 70% nilai fluks Direktorat Pendidikan Tinggi, Departement
mengalami kenaikan. Hal ini dapat diakibatkan Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
karena pada konsentrasi 30% hingga mencapai yang telah memberikan dukungan finansial
50% penambahan konsentrasi Poly (vynil) melalui beasiswa Fresh Graduate tahun 2014-
Alcohol mencapai komposisi terbaik dengan 2015 serta seluruh pihak yang mendukung dan
chitosan dan Poly (ethilene) Glikol sebagai bahan membantu penelitian dalam jurnal ini.
pendukung membran yang berfungsi membentuk
film sehingga pori-pori membran terbentuk DAFTAR PUSTAKA
rapat, sedangkan dengan kenaikan konsentrasi
lebih maka penambahan Poly (vynil) Alcohol Atkins, PW. (1998). Physical Chemistry, 6 th Edd.
akan memperbesar pori. Berdasarkan nilai fluks Oxford: Oxford University Press
membran chitosan pada Tabel 2 dengan
pembagian nilai tekanan operasi yaitu sebesar 3 Chatterjee, S., D.S. Lee, M.W. Lee dan S.H.
bar, maka didapatkan nilai fluks per tekanan Woo. (2009). Congo red Adsorption from
operasi berkisar 3,7-13,4 L/m2.jam.bar sehingga aqueous solution by using chitosan hydrogel
dapat disimpulkan bahwa membran komposit beads impregnated with nanionic surfactant.
chitosan, Poly (vynil) Alcohol dan Poly Korea: Bioresource technology 100.
52 Jurnal Purifikasi, Vol. 16, No. 1, Juli 2016

Cheng, Z., X. Liu, M. Han dan M. Wang. (2010). with along-term stability. Journal Membran
Adsorption kinetic character of copper ions Science, (251): 233–238.
onto a modified chitosan transparent thin
membran from aqueous solution. Journal Meriatna. (2008). Penggunaan Membran Kitosan
Hazard Mater, (182): 408–415. untuk Menurunkan Kadar Logam Krom (Cr)
dan Nikel (Ni) dalam Limbah Cair Industri
Dash, M., F. Chiellini, R. M. Ottenbrite dan E. Pelapisan Logam. Tesis. Jurusan Teknik
Chiellini. (2011). Chitosan—a versatile Kimia Universitas Sumatra Utara.
semisynthetic polymer in biomedical
applications. Journal Polymer Science, (36): Rohman, T., U.B.L. Utami dan Mahmud. (2009).
981–1014. Pengaruh Konsentrasi Chitosan terhadap
Karakter Membran Chitosan. Jurnal Sains
Drastinawati, dan Zultiniar. (2013). Pengaruh dan Terapan Kimia. 2(1)14-24
Kecepatan Pengadukan dan Temperatur
terhadap Konstanta Kecepatan Adsorpsi Samsiah, R. (2009). Karakterisasi Biokomposit
Cu2+dengan Arang Aktif Cangkang Sawit Apatit-Chitosan dengan XRD (X-Ray
Sisa Pembuatan Asap Cair. Jurnal Ilmiah Diffraction), FTIR (Fourier Transform
Sains Terapan. 4(1):47-53. Infrared), SEM (Scanning Electron
Microscop), dan Uji Mekanik. Skripsi,
Farha, I. F. dan N. Kusumawati. (2012). Fakultas Teknologi Pertanian, Institut
Pembuatan membran komposit chitosan- Petanian Bogor.
PVA dan pemanfaatannya pada pemisahan
limbah pewarna Rhodamin-B. Prosiding Sari, T. K. (2014). Pengolahan Limbah Laundry
Seminar Nasional Kimia UNESA, C69-C75. Menggunakan Membran Nanofiltrasi Zeolit
Aliran Cross Flow untuk Filtrasi Kekeruhan
Ghosh, R. (2003). Protein Bioseparation Using dan Fosfat. Skripsi. Jurusan Teknik
Ultrafiltration : Theory, Applications and Lingkungan, ITS, Surabaya.
New Developments. London : Imperial
College Press, 105 – 109 Setiawan, D.A, B.D. Argo dan Y. Hendrawan.
(2015). Pengaruh Konsentrasi dan Preparasi
Horimatsu, N., T. Takahashi, D. Kobayashi, A. terhadap Karakterisasi Membran Chitosan.
Shono dan K. Otake. (2013). Development Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan
of polystyrene sulfonate/ glycol chitosan Biosistem. 3(1) : 95-99.
hybrid membran for direct methanol fuel
cell, Journal Desalination Water Treatment, Shen, J.N., C. C. Yu, G.N. Zeng dan B.V.D.
(51): 5254–5259. Bruggen. (2013). Preparation of a facilitated
transport membran composed of
Huang, R. H., G. H. Chen, M. K. Sun dan C. J. carboxymethyl chitosan and
Gao. (2009). Preparation and polyethylenimine for CO2/N2 separation,
characterization of composite NF membran Int. J. Mol. Sci. (14): 3621–3638.
from a graft copolymer of trimethylallyl
ammonium chloride onto chitosan by Zeng, M.F. dan Z.P. Fang. (2004a). Preparation
toluene diisocyanate cross-linking, Journal of sub-micrometer porous membran from
Desalination, (239): 38–45 chitosan/ polyethylene glycol semi-IPN,
Journal Membran Science, (245): 95–102.
Liu, Y. L., Y. H. Su, K.R. Lee dan J.Y. Lai.
(2005). Crosslinked organic–inorganic Zeng, M.F., Z.P. Fang dan C.W. Xu. (2004b).
hybrid chitosan membrans for pervaporation Novel method of preparing microporous
dehydration of isopropanol–water mixtures membran by selective dissolution of
Wahyuni, Pengaruh Konsentrasi dan Kecepatan Pengadukan 53

chitosan/polyethylene glycol blend and fuel cell applications, Journal Membran


membran, Journal Application Polymer Science, (379): 19–45
Science, ( 91): 2840–2847.
Zulfi, F., K.Dahlan dan P. Sugita. (2014).
Zhao, Q., Q.F. An, Y.L. Ji, J.W. Qian dan C.J. Karakteristik fluks membran dalam proses
Gao. (2011). Polyelectrolyte complex filtrasi limbah cair industry pelapisan
membrans for pervaporation, nanofiltration logam. Jurnal Biofisika. 10 (1): 19-29

Anda mungkin juga menyukai